Npm : 210107018P
Mata Kuliah : Kebidanan Berbasis Bukti
Dosen : Yuni Sulistiawati, S ST, M. tr. Keb
Persalinan lama.
Bayi dalam janin lebih dari satu.
Episiotomi (tindakan membuka jalan lahir dengan memberikan potongan di sekitar jalan
lahir).
Bayi besar lebih dari 4000 gr.
Riwayat perdarahan sebelumnya.
Anemia saat hamil.
Usia kehamilan terlalu tua (lebih dari 38 tahun).
Tonus/kekuatan otot, keadaan ketika uterus tidak dapat berkontraksi atau disebut atonia
uteri, menyebabkan darah yang keluar dari uterus tidak dapat berhenti secara alamiah.
Hal ini menyebabkan darah yang keluar semakin banyak dan harus mendapatkan
pertolongan.
Trauma/cedera, adanya robekan jalan lahir karena bayi terlalu besar, atau karena
penggunaan obat pacu persalinan yang tidak sesuai dengan aturan dapat menyebabkan
kontraksi terlalu kuat dan robeknya jalan lahir.
Jaringan, sisa jaringan plasenta yang masih menempel pada uterus dapat menyebabkan
sumber perdarahan dari jalan lahir.
Faktor pembekuan darah, perdarahan yang banyak dapat menyebabkan hilangnya
faktor-faktor yang dibutuhkan darah untuk membantu penutupan luka. Selain itu,
pengidap kelainan hemofilia, yaitu ketika darah sukar membeku menyebabkan kelainan
perdarahan pasca melahirkan.
Gejala yang timbul berupa perdarahan dari jalan lahir yang keluar segera setelah persalinan.
Di dalam darah yang keluar biasanya mengandung darah, beberapa bagian dari jaringan otot
uterus, mukus atau lendir, dan sel darah putih.
Pada keadaan yang normal darah yang keluar segera setelah melahirkan kurang dari 500cc.
Namun, pada keadaan ketika perdarahan postpartum merupakan sebuah kelainan, darah yang
muncul lebih dari 500cc. Keadaan tersebut disertai gejala lain:
USG, untuk melihat bagian dalam uterus apakah ada sisa plasenta yang tertinggal
Pemeriksaan faktor pembekuan, untuk melihat adanya kelainan pembekuan atau tidak.
Masalah selanjutnya hubungin dokter jika terdapat perdarahan yang sangat banyak keluar dari
jalan lahir dalam 24 jam setelah melahirkan.
Ada beberapa jenis hipertensi dalam kehamilan, antara lain hipertensi kronik, hipertensi
kronik dengan preeklamsia, hipertensi gestasional, preeklamsia dan eklamsia. Hipertensi
kronik. Didapatkan sebelum kehamilan, usia kehamilan < 20 minggu, dan tidak menghilang
setelah 12 minggu pasca persalinan.
Saat hamil, jumlah darah di dalam tubuh Moms akan meningkat sebanyak 45 persen dari
biasanya. Hal ini membuat jantung harus kerja lebih keras untuk memompa darah ke seluruh
tubuh. Hal ini yang kemudian dapat memicu darah tinggi saat hamil. Dalam medis, kondisi ini
disebut dengan hipertensi gestasional.
Penyakit Hipertensi Dalam Kehamilan (HDK) adalah salah satu penyebab kesakitan dan
kematian ibu mau pun janin. Kira-kira 15-25% wanita yang didiagnosis awal dengan hipertensi
dalam kehamilan akan mengalami Pre-Eklamsia Berat (PEB). Sulit memprediksi yang mana
akan mengalami PEB.
Ada beberapa jenis hipertensi dalam kehamilan, antara lain hipertensi kronik, hipertensi kronik
dengan preeklamsia, hipertensi gestasional, preeklamsia dan eklamsia.
Hipertensi kronik. Didapatkan sebelum kehamilan, usia kehamilan < 20 minggu, dan
tidak menghilang setelah 12 minggu pasca persalinan.
Preeklamsia-eklamsia. Hipertensi dan proteinuria yang didapat setelah usia kehamilan
20 minggu.
Hipertensi kronik dengan preeklamsia. Hipertensi kronik ditambah proteinuria.
Hipertensi gestational. Timbulnya hipertensi pada kehamilan yang tidak disertai
proteinuria hingga 12 minggu pasca persalinan.
Berikut adalah tanda-tanda hipertensi dalam kehamilan. Konsultasikan pada dokter kandungan
Anda apabila Anda mengalami gejala-gejala berikut:
Pre Eklamsia Berat adalah preeklamsia dengan tekanan darah sistolik ³160 mmHg dan tekanan
darah diastolic ³ 110 mmHg disertai proteinuria yang diukur secara kualitatif sebesar +2 persisten
atau lebih (gr/liter).
Eklamsia adalah preeklamsia yang disertai dengan kejang tonik-klonik disusul dengan koma.
Sebagian kecil wanita dengan eklamsia memiliki tekanan darah yang normal/pre-eklamsia
ringan.
Terjadi perubahan pada end organ (spasme vaskuler, perdarahan dan nekrosis)
Perfusi plasenta berkurang hingga janin mengalami kekurangan nutrisi dan hipoksia
hingga terjadi PJT (Pertumbuhan Janin Terhambat)
Peningkatan curah jantung
Peningkatan volume cairan ekstraseluler
Hemokonsentrasi
Filtrasi glomeruli berkurang oligouria –anuria
Terganggunya faktor pembekuan Disseminated Intravascular Coagulopathy (DIC)
Gangguan keseimbangan elektrolit
Selama kehamilan, volume darah akan terus meningkat. Ini berarti lebih banyak zat besi dan
vitamin dibutuhkan untuk membuat lebih banyak sel darah merah.
Jika Moms tidak memiliki cukup zat besi, dapat menyebabkan anemia pada ibu hamil. Itu tidak
dianggap abnormal kecuali jumlah sel darah merah kita turun terlalu rendah.
Jenis anemia pada ibu hamil satu ini, sesuai namanya, terjadi ketika tubuh tidak memiliki cukup
zat besi untuk memproduksi hemoglobin dalam jumlah yang cukup.
Ini adalah protein dalam sel darah merah, yang membawa oksigen dari paru-paru ke seluruh
tubuh.
Pada anemia defisiensi besi, darah tidak dapat membawa oksigen yang cukup ke jaringan di
seluruh tubuh. Kekurangan zat besi adalah penyebab paling umum dari anemia pada ibu hamil.
Folat adalah vitamin yang ditemukan secara alami dalam makanan tertentu seperti sayuran
berdaun hijau.
Suatu jenis vitamin B, tubuh membutuhkan folat untuk menghasilkan sel-sel baru, termasuk sel
darah merah yang sehat.
Selama kehamilan, wanita membutuhkan folat lebih banyak. Tetapi terkadang mereka tidak
mendapatkan cukup asupan ini dari makanan yang dikonsumsi.
Ketika hal ini terjadi, tubuh tidak dapat menghasilkan cukup sel darah merah normal untuk
memasak makanan juga bisa membantu tubuh dalam mencegah anemia. Salah satunya dengan
menggunakan perlengkapan masak dari besi. memasak makanan juga bisa membantu tubuh
dalam mencegah anemia. Salah satunya dengan menggunakan perlengkapan masak dari
besi.mengangkut oksigen ke jaringan di seluruh tubuh. Suplemen folat buatan manusia disebut
asam folat.
Kekurangan folat secara langsung tidak hanya menyebabkan anemia pada ibu hamil, tetapi dapat
menyebabkan beberapa jenis cacat lahir, seperti kelainan tabung saraf (spina bifida) dan berat
badan lahir rendah.
Tubuh kita membutuhkan vitamin B12 untuk membentuk sel darah merah yang sehat. Ketika
seorang ibu hamil tidak mendapatkan cukup vitamin B12 dari makanan yang dikonsumsi, maka
tubuhnya tidak dapat menghasilkan cukup sel darah merah yang sehat.
Wanita yang tidak makan daging, unggas, produk susu, dan telur memiliki risiko lebih besar
mengalami kekurangan vitamin B12, yang dapat menyebabkan cacat lahir, seperti kelainan
tabung saraf, dan dapat menyebabkan persalinan prematur.
Kehilangan darah selama dan setelah melahirkan juga dapat menyebabkan anemia pada ibu
hamil.
Kenapa terjadi anemia ? Melansir Womenhealth.gov, hampir 50 persen dari semua perempuan
mengalami anemia saat hamil, karena :
Volume darah: Wanita hamil memiliki 25-40 persen lebih banyak cairan yang mengalir
melalui pembuluh darah mereka. Tubuh kita mengalirkan darah ke bayi untuk
memberinya nutrisi yang diperlukan. Proses ini membutuhkan lebih banyak sel darah
merah dan lebih banyak nutrisi, yaitu zat besi, untuk mendukung perkembangannya.
Cairan tubuh: Peningkatan cairan dalam tubuh ini akan semakin mengencerkan jumlah
sel darah merah.
Vegetarian: Protein hewani adalah salah satu sumber zat besi terbaik untuk ibu hamil.
Dan meskipun Moms bukan seorang vegetarian, beberapa ibu enggan makan daging
selama kehamilan karena suatu alasan.
Hamil ganda: Moms berisiko lebih tinggi mengalami anemia selama kehamilan jika
Moms mengandung anak kembar, atau jarak kehamilan terakhir kita sangat dekat dengan
kehamilan baru saat ini.
Mengalami morning sickness: Sering muntah akibat morning sickness membuat Moms
berisiko lebih besar terkena anemia.
Menstruasi berat: Jika kita mengalami menstruasi yang berat sebelum hamil, maka akan
cenderung mengalami anemia juga. Perdarahan hebat berasal dari polip, bisul, atau
bahkan darah donor juga menguras jumlah sel darah merah.
Berikut adalah tanda dan gejala anemia saat hamil yang mesti ditangani dengan cepat dilansir
dari WebMD:
Anemia adalah kondisi yang umum dialami wanita, terutama ibu hamil. Menurut National Center
for Biotechnology Information, suplemen zat besi harus diminum tanpa konsumsi makanan
terlebih dahulu agar lebih mudah menyerap. Suplemen zat besi harus dikonsumsi setidaknya satu
bulan, bahkan setelah haemoglobin kembali ke kadar normal. Zat besi diperlukan untuk
memproduksi haemoglobin, zat pembentuk sel darah merah. Makanan yang kaya zat besi antara
lain daging merah, makanan laut, sayuran berdaun hijau, hati, dan telur.
2. Asupan vitamin C
Vitamin C berfungsi membantu penyerapan zat besi di dalam tubuh, baik yang berasal dari
makanan ataupun suplemen. Jadi, selain memilih makanan yang kaya zat besi, pastikan juga
makanan yang Moms santap kaya akan vitamin C, misalnya melon, pepaya, jeruk, brokoli, dan
tomat.
4. Stop merokok.
rokok merupakan radikal bebas yang bersifat racun di dalam darah yang menyebabkan
penyerapan nutrisi terganggu, termasuk penyerapan zat besi.
6. batasi kafein.
Kafein ternyata juga dapat mengganggu proses penyerapan zat besi di dalam tubuh.
Kafein biasanya terkandung di dalam teh, kopi, minuman berenergi, dan minuman cokelat.
Referensi :
1. https://www.alodokter.com/penyebab-penyebab-umum-perdarahan-saat-hamil
2. https://primayahospital.com/kebidanan-dan-kandungan/hipertensi-dalam-kehamilan/
3. https://www.orami.co.id/magazine/cara-mengatasi-anemia-pada-ibu-hamil/
4. https://www.orami.co.id/magazine/cara-mencegah-anemia/