Definisi preeklampsia
Etiologi preeklampsia
Klasifikasi preeklampsia
2. Preeklampsia berat
Dikatakan preeklampsia berat bila :
a. Tekanan darah sistolik > 160 mmHg atau tekanan darah
diastolik > 110mmHg
b. Proteinuria (> 5 g/L/24 jam) atau positif 3 atau 4 pada
pemeriksaan kuantitatif
c. Bisa disertai dengan :
i. Oliguria (urine ≤ 400 mL/24jam)
ii. Keluhan serebral, gangguan penglihatan
iii. Nyeri abdomen pada kuadran kanan atas atau
daerahepigastrium
iv. Gangguan fungsi hati dengan hiperbilirubinemia
v. Edema pulmonum, sianosis
vi. Gangguan perkembangan intrauterine
vii. Microangiopathic hemolytic anemia, trombositopen
Epidemiologi preeklampsia
Patofisologi Preklampsia
Dua gejala yang sangat penting pada preeklampsia adalah hipertensi dan
proteinuria. Gejala ini merupakan keadaan yang biasanya tidak disadari oleh
wanita
hamil. Pada waktu keluhan lain seperti sakit kepala, gangguan penglihatan, dan
nyeri epigastrium mulai timbul, hipertensi dan proteinuria yang terjadi
biasanya sudah berat.
1. Tekanan darah
Kelainan dasar pada preeklampsia adalah vasospasme arteriol
sehingga tanda peringatan awal muncul adalah peningkatan tekanan
darah. Tekanan diastolik merupakan tanda prognostik yang lebih baik
dibandingkan tekanan sistolik dan tekanan diastolik sebesar 90 mmHg
atau lebih menetap menunjukan keadaan abnormal.
2. Kenaikan berat badan.
Peningkatan berat badan yang terjadi tiba-tiba dan kenaikan
berat badan yang berlebihan merupakan tanda pertama preeklampsia.
Peningkatan berat badan sekitar 0,45 kg per minggu adalah normal,
tetapi bila lebih dari 1 kg dalam seminggu atau 3 kg dalam sebulan maka
kemungkinan terjadinya preeklampsia harus dicurigai. Peningkatan berat
badan yang mendadak serta berlebihan terutama disebabkan oleh
retensi cairan dan selalu dapat ditemukan sebelum timbul gejala edema
nondependen yang terlihat jelas, seperti edema kelopak mata, kedua
lengan, atau tungkai yang membesar.
3. Proteinuria.
Derajat proteinuria sangat bervariasi menunjukan adanya suatu
penyebab fungsional dan bukan organik. Pada preeklampsia awal,
proteinuria mungkin hanya minimal atau tidak ditemukan sama sekali.
Pada kasus yang berat, proteinuria biasanya dapat ditemukan dan
mencapai 10 gr/l. Proteinuria hampir selalu timbul kemudian
dibandingkan dengan hipertensi dan biasanya terjadi setelah kenaikan
berat badan yang berlebihan.
4. Nyeri kepala.
Gejala ini jarang ditemukan pada kasus ringan, tetapi semakin sering
terjadi pada kasus yang lebih berat. Nyeri kepala sering terasa pada daerah
frontalis dan oksipitalis, dan tidak sembuh dengan pemberian analgesik
biasa. Pada wanita hamil yang mengalami serangan eklampsia, nyeri kepala
hebat hampir selalu mendahului serangan kejang pertama.
5. Nyeri epigastrium.
Nyeri epigastrium atau nyeri kuadran kanan atas merupakan
keluhan yang sering ditemukan pada preeklampsia berat dan dapat
menjadi presiktor serangan kejang yang akan terjadi. Keluhan ini
mungkin disebabkan oleh regangan kapsula hepar akibat edema atau
perdarahan.
6. Gangguan penglihatan.
Gangguan penglihatan yang dapat terjadi di antaranya pandangan
yang sedikit kabur, skotoma, hingga kebutaan sebagian atau total.
Keadaan ini disebabkan oleh vasospasme, iskemia, dan perdarahan
petekie pada korteks oksipital.
Penegakan Diagnosis preeklamsia
Penatalaksanaan
Dalam lebih dari dua dekade, kortikosteroid telah diberikan pada masa
antenatal dengan maksud mengurangi komplikasi, terutama RDS, pada bayi
prematur. Apabila dilihat dari lamanya interval waktu mulai saat pemberian
steroid sampai kelahiran, tampak bahwa interval 24 jam sampai tujuh hari
memberi keuntungan yang lebih besar dengan rasio kemungkinan (odds
ratio/OR) 0,38 terjadinya RDS. Sementara apabila interval kurang dari 24 jam
OR 0,70 dan apabila lebih dari 7 hari OR 0,41.
Penelitian US Collaborative tahun 1981 melaporkan perbedaan
bermakna insiden RDS dengan pemberian steroid antenatal pada kehamilan
30-34 minggu dengan interval antara 24 jam sampai dengan tujuh hari.
Sementara penelitian Liggins dan Howie mendapati insidens RDS lebih rendah
apabila interval waktu antara saat pemberian steroid sampai kelahiran adalah
dua hari sampai kurang dari tujuh hari dan perbedaan ini bermakna. Mereka
menganjurkan steroid harus diberikan paling tidak 24 jam sebelum terjadi
kelahiran agar terlihat manfaatnya terhadap pematangan paru janin.
Pemberian steroid setelah lahir tidak bermanfaat karena kerusakan telah
terjadi sebelum steroid bekerja. National Institutes of Health (NIH)
merekomendasikan:
1. Semua wanita hamil dengan kehamilan antara 24–34 minggu yang
dalam persalinan prematur mengancam merupakan kandidat untuk
pemberian kortikosteroid antenatal dosis tunggal.
Komplikasi preeklampsia
1. Kejang-kejang (eklampsia)
2. Sindrom hellp
Sindrom HELLP adalah gangguan hati dan pembekuan darah
langka yang dapat terjadi pada wanita hamil. Kemungkinan besar terjadi
setelah bayi dilahirkan, tetapi dapat muncul kapan saja setelah 20
minggu kehamilan dan sebelum 20 minggu dalam kasus yang jarang
terjadi.
3. Stroke
Suplai darah ke otak dapat terganggu sebagai akibat dari tekanan
darah tinggi. Hal ini dikenal sebagai perdarahan otak atau stroke. Jika
otak tidak mendapatkan cukup oksigen dan nutrisi dari darah, sel-sel
otak akan mati sehingga menyebabkan kerusakan otak bahkan
kematian.
4. Masalah organ
a. Pulmonary oedema – di mana cairan menumpuk di dalam dan di
sekitar paru-paru, membuat paru-paru berhenti bekerja dengan baik
yaitu menghalangi paru-paru menyerap oksigen.
b. Gagal ginjal – bila ginjal tidak dapat menyaring produk limbah dari
darah. Hal ini menyebabkan racun dan cairan tertumpuk di dalam
tubuh.
c. Gagal hati – gangguan fungsi hati. Hati memiliki banyak fungsi
termasuk mencerna protein dan lemak, memproduksi empedu dan
mengeluarkan racun. Setiap kerusakan yang mengganggu fungsi-
fungsi ini bisa berakibat fatal.