BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Hipertensi pada kehamilan adalah penyakit yang sudah umum dan merupakan salah satu dari tiga
rangkaian penyakit yang mematikan selain pendarahan dan infeksi dan juga banyak memberikan
kontribusi pada morbiditas dan mortalitas ibu hamil . pada tahun 2001, menurut national center
for health statistics ,hipertensi gestasional telah diindetifikasi pada 150.000 wanita, atau 3,7%
kehamilan .
Morbiditas janin dari seorang wanita penderita hipertensi dalam kehamilan berhubungan secara
langsung terhadap penurunan aliran darah efektif pada sirkulasi unteroplasental juga terjadi
karena persalinan kurang bulan pada kasus akut .
2. Rumusan masalah
a) Defenisi dari pre eklamnsia
b) Etiologi dari pre ekalamsia
c) Patofisiologi dari pre eklamsia
d) Manifestasi klinik dari pre eklamsia
e) Komplikasi dari pre eklamsia
f) Penatalaksanaan dari pre eklamsia
g) Asuhan keperawatan dari pre eklamsia
3. Tujuan
a) Tujuan umum
b) Tujuan khusus
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi
- Pre eklamnsia adalah penyakit kehamilan yang akut dan dapat terjadi ante, intra dan
postpartum . ( ilmu keperawatan,sarwono prawiroharjo,2008,542)
- Pre eklamnsia adalah penyakit dengan tanda – tanda hipertensi , edema , dan
proteinuria yang timbul karena kehamilan . penyakit ini umumnya terjadi dalam
triwukan ke 3 kehamilan ,tetapi dapat terjadi sebelumnya ,misalnya pada mola
hidratation .
- Pre-eklamsia adalah suatu kondisi yang spesifik pada kehamilan, terjadi setelah minggu ke
20 gestasi, ditandai dengan hipertensi dan protein uria dan dapat juga diserta dengan
udema. Hipertensi di sini adalah tekanan darah 140/90 mmHgatau lebih, atau sutu kenaikan
tekanan sistolik sebesar 30mmHg atau lebih (jika diketahui tingkat yang biasa), atau
kenaikan tekanan darah diastolic sebesar 15 mmHg atau lebih (jika diketahui tingkat yang
biasa). (Anonim, 2007).
Hipertensi biasanya timbul lebih dahulu dari pada tanda-tanda lain . untuk menegakan
diagnosis pre eklampsia , kenaikan tekanan sistolik haruss20 mmHg atau lebih diatas
tekanan biasanya ditemukan atau mencapai 140 mmHg atau lebih . kenaikan diastolic
sebenarnya lebih dapat dipercaya . apabila tekanan diastolic naik dengan 15 mmHg
atau lebih atau menjadi 90 mmHg atau lebih maka diagnosis hipertensi dapat
dibuat .penentuan tekanan darah dilakukan minimal 2 kali dengan jarak 6 jam pada
keadaan santai
- Pre eklampsia dibagi dalam golongan ringan dann berat. Penyakit digolongkan berat
bila satu atau lebih tanda/gejala dibawah ini ditemukan :
1. Tekanan sistolik 160 mmHg atau lebih, atau tekanan diastolik 110 mmHg atau
lebih.
2. Proteinuria 5 g atau lebih dalam 24 jam ;3 atau 4 + pada pemeriksaan kualitatif
3. Oliguria, air kencing 400 ml atau kurang dalam 24 jam
4. Keluhan serebra, gangguan penglihatan atau nyeri didaerah epigastrium
5. Adema paru-paru atau sianosis
B. Etiologi
Apa yang menjadi penyebab pre eklampsia dan eklampsia sampai sekarang belum
diketahui. Telah terdapat banyak teori yang mencoba menerangkan sebab-musabab
penyakit tersebut, akan tetapi tidak ada yang memberi jawaban yang memuaskan. Teori
yang dapat diterima harus dapat menerangkan hal-hal berikut :
1. Sebab bertambahnya frekuensi pada primigraviditas, kehamilan ganda,
hidramnion dan mola hidatidosa
2. Sebab bertambahnya frekuensi dengan makin tuanya kehamilan
3. Sebab dapat terjadinya perbaikan keadaan penderita dengan kematian janin
dalam uterus
4. Sebab jarang terjadi eklampsia pada kehamilan-kehamilan berikutnya
5. Sebab timbulnya hipertensi, edema, proteinuria, kejang dan koma
Teori yang dewasa ini banyak dikemukakan sebagai sebab pre eklampsia ialah iskemia
plasenta. Akan tetapi, dengan teori ini tidak dapat diterangkan semua hal yang bertalian
dengan penyakit itu. Rupanya tidak hanya satu faktor, melainkan banyak faktor yang
menyebabkan pre eklampsia dan eklampsia. Dia antara faktor-faktor yang ditemukan
sering kali sukar ditemukan mana yang sebab dan mana yang akibat.
Pada preeklampsia dan eklampsia didapatkan kerusakan pada endotel vaskuler, sehingga
sekresi vasodilatator prostasiklin oleh sel-sel endotelial plasenta berkurang, sedangkan
pada kehamilan normal prostasiklin meningkat. Sekresi tromboksan oleh trombosit bertambah
sehingga timbul vasokonstrikso generalisata dan sekresi aldosteron menurun. Akibat perubahan ini
menyebabkan pengurangn perfusi plasenta sebanyak 50%, hipertensi dan penurunan volume plasma.
b.Peran Faktor Imunologis
Preeklampsia sering terjadi pada kehamilan I karena pada kehamilan I terjadi
pembentukan blocking antibodies terhadap antigen plasenta tidak sempurna. Pada
preeklampsia terjadi komplek imun humoral dan aktivasi komplemen. Hal ini dapat diikuti
dengan terjadinya pembentukan proteinuria.
e. Defisiensi kalsium. Diketahui bahwa kalsium berfungsi membantu mempertahankan vasodilatasi
dari pembuluh darah.
f. Disfungsi dan aktivasi dari endotelial. Kerusakan sel endotel vaskuler maternal memiliki
peranan penting dalam patogenesis terjadinya preeklampsia. Fibronektin diketahui dilepaskan
oleh sel endotel yang mengalami kerusakan dan meningkat secara signifikan
dalam darah wanita hamil dengan preeklampsia. Kenaikan kadar fibronektin sudah dimulai pada
trimester pertama kehamilan dan kadar fibronektin akan meningkat sesuai dengan kemajuan kehamilan
(Anonim, 2007).
C. Patologi
Pre eklampsia ringan jarang sekali menyebabkan kematian ibu. Oleh karena itu,
sebagian besar pemeriksaan anatomi-patologik berasa dari penderita eklampsia yang
meninggal. Pada penyelidikan akhir-akhir ini dengan biopsi hati dan ginjal ternyata
bahwa perubahan anatomi-patologik pada alat-alat itu pada pre eklampsia tidak banyak
berbeda dari pada yang ditemukan pada eklampsia. Perlu dikemukakan disini bahwa
tidak ada perubahan histopatologik yang khas pada pre eklampsia dan eklampsia.
Pendarahan , infark, nekrosis dan trombosis pembuluh darah kecil pada penyakit ini dapat
ditemukan dalam berbagai alat tubuh. Perubahan tersebut mungkin sekali disebabkan
oleh vasospamus arteriola. Penimbunan fibrin dalam pembuluh darah merupakan faktor
penting dalam patogenesis kelainan-kelainan tersebut.
D. Patofisiologi
- Pada pre eklampsia terdapat penurunan plasma dalam sirkulasi dan terjadi peningkatan hematokrit.
Perubahan ini menyebabkan penurunan perfusi ke organ, termasuk ke utero plasental fatal unit.
Vasospasme merupakan dasar dari timbulnya proses pre eklampsia. Konstriksi vaskuler menyebabkan
resistensi aliran darah dan timbulnya hipertensi arterial. Vasospasme dapat diakibatkan karena adanya
peningkatan sensitifitas dari sirculating pressors. Pre eklampsia yang berat dapat mengakibatkan
kerusakan organ tubuh yang lain. Gangguan perfusi plasenta dapat sebagai pemicu timbulnya gangguan
pertumbuhan plasenta sehinga dapat berakibat terjadinya Intra Uterin Growth Retardation.
- Pada preeklampsi terdapat penurunan plasma dalam sirkulasi dan terjadi peningkatan hematokrit,
dimana perubahan pokok pada preeklampsi yaitu mengalami spasme pembuluh darah perlu adanya
kompensasi hipertensi ( suatu usaha untuk mengatasi kenaikan tekanan perifir agar oksigenasi jaringan
tercukupi). Dengan adanya spasme pembuluh darah menyebabkan perubahan – perubahan ke organ
antara lain :
a. Otak .
Mengalami resistensi pembuluh darah ke otak meningkat akan terjadi oedema yang menyebabkan
kelainan cerebal bisa menimbulkan pusing dan CVA ,serta kelainan visus pada mata.
b. Ginjal.
Terjadi spasme arteriole glomerulus yang menyebabkan aliran darah ke ginjal berkurang maka terjadi
filtrasi glomerolus negatif , dimana filtrasi natirum lewat glomelurus mengalami penurunan sampai
dengan 50 % dari normal yang mengakibatkan retensi garam dan air , sehingga terjadi oliguri dan
oedema.
c. URI
Dimana aliran darah plasenta menurun yang menyebabkan gangguan plasenta maka akan terjadi IUGR,
oksigenisasi berkurang sehingga akan terjadi gangguan pertumbuhan janin, gawat janin , serta kematian
janin dalam kandungan.
d. Rahim
Tonus otot rahim peka rangsang terjadi peningkatan yang akan menyebabkan partus prematur.
e. Paru
Dekompensi cordis yang akan menyebabkan oedema paru sehingga oksigenasi terganggu dan cyanosis
maka akan terjadi gangguan pola nafas. Juga mengalami aspirasi paru / abses paru yang bisa
menyebabkan kematian .
f. Hepar
Penurunan perfusi ke hati dapat mengakibatkan oedema hati , dan perdarahan subskapular sehingga
sering menyebabkan nyeri epigastrium, serta ikterus ( Wahdi, 2009).
E. Pathway
Kehamilan muda/aterm
Kejang/penurunan kesadaran (Resiko tinggi terjadinya kejang pada ibu berhubungan dengan penurunan
fungsi organ (vasospasme dan peningkatan tekanan darah).
↓
↓
Terminasi kehamilan
↓ ↓
Pervaginam Seksio caesaria
Jaringan
/luka
Oliguria muntah berlebihan ileus peristaltik pendarahan ekstra dan
intra operasi
nyeri/kembung/flatus/muntah
muntah
flatus
F. Perubahan Anatomi-Patologik
Plasenta. Pada pre eklampsia terdapat spamus arteriola speralis desidua dengan
akibat menurunnya aliran darah ke plasenta. Perubahan plasenta normal sebagai akibat
tuanya kehamilan, seperti menipisnya sinsitium, menebalnya dinding pembuluh darah
dalam villi karena fibrosis dan konversi mesoderm menjadi jaringan fibriotik, dipercepat
prosesnya pada pre eklampsia dan hipertensi. Pada pre eklmapsia yang jelas ialah atrofi
sinsitium, sedangkan pada hipertensi menahun terdapat terutama perubahan pada
pembuluh darah dan stroma. Arteria spiralis mengalami konstriksi dan penyempitan,
akibat aterosis akut disertai necrotizing ateriopathy.
Ginjal. Alat ini besarnya normal atau dapat membengkak. Pada simpai ginjal dan
pada pemorongan mungkin ditemukan pendarahan-pendarahan kecil. Penyelidikan biopsi
pada ginjal oleh Altchek dan kawan-kawan 1968) menunjukan pada pre eklampsia bahwa
kelainan berupa :
1. Kelainan glomerulus
2. Hiperplasia sel-sel jukstaglomeruler
3. Kelainan pada tubulus-tubulus Henler
4. Spasmu pembuluh darah ke glomerulus
Hati. Alat ini besarnya normal, pada permukaan dan pembelahan tampak tempat-tempat
perdarahan yang tidak teratur.
Pada pemeriksaan mikroskop dapat ditemukan perdarahan dan nekrosis pada tepi lobulus,
disertai trombosis pada pembuluh darah kecil, terutama disekitar vena porta. Walaupun
umumnya lokasi ialah periportal, namun perubahan tersebut dapat ditemukan di tempat-
tempat lain. Dalam pada itu, rupanya tidak ada hubungan lansung antara berat penyakit
dengan luar poerbuhan pada hati.
Otak. Pada penyakit yang belum lanjut hanya ditemukan edema dan anemia pada korteks
serebri; pada keaddan lanjut dapat ditemukan perdarahan.
Retina. Kelainan yang sering ditemukan pada retina ialah spasmus pada arteriola,
terutama yang dekat pada diskus optikus. Vena tampak lekuk pada persimpangan dengan
arteriola. Dapat terlihat edema pada diskus optikus dan retina.
Ablasio retina juga dapat terjadi, tetapi komplikasi ini prognosisnya baik, karena retina
akan melekar lagi beberapa minggu postpartum. Perdarahan dan eksudat jarang
ditemukan pada pre eklampsia; biasanya kelainan tesebut menunjukkan adanya hipertensi
menahun.
Jantung, pada sebagian besar pada penderita yang mati karena eklampsia jantung
biasanya mengalami perubahan degeneratif pada miokardium. Sering ditemukan
degnerasi lemak dan cloudy swelly serta nekrosis dan perdarah, sheehan (1958).
Tergantung pada derajat preeklampsi yang dialami. Namun yang termasuk komplikasi antara lain:
Pada Ibu
· Eklampsia
· Solusio plasenta
· Ablasio retina
Pada Janin
E. Frekuensi
Frekuensi pre-eklampsia untuk tiap negara berbeda-beda karena banyak faktor yang
mempengaruhinya j,umlah primigravida , keadaan sosial-ekonomi,perbedaan kreterium
dalam penentuan diagnosis,dan laim-lain.dalam kepustakaan frekuensi dilaporkan
berkisar antara 3- 10 % .
F. Gambaran Klinik
Biasanya tanda pre-eklampsia timbul dalam urutan , pertambahan berat badan yang
berlebihan diikuti edema , hipertensi dan akhirnya proteinura . pada pre-eklampsia ringan
tidak ditemukan gejala-gejala subjektif . pada pre-eklampsia berat didapatkan sakit kepala
didaerah frontal,skotoma ,diplopia , pengelihatan kabur , nyeri dibagian epigastrium , mual
dan muntah . gejala ini sering muncul .
Pada umum nya indikasi untuk merawat penderita pre-eklampsia di rumah sakit
ialah :
1. Takanan darah sistolik 140 mmHg atau lebih dam atau tekanan darah diastolik
90 ,,Hg atau lebih
2. Proteinuria 1 + atau lebih
3. Kenaikan berat badan 1.5 kg atau lebih dalam seminggu yang berulang
4. Penambahan edema lebih secara tiba-tiba . perlu diperhatikan bahwa apabila hanya 1
tanda ditemukan perawatan belum seberapa mendesak akan tetapi pegawasan
ditingkatkan dan kepada yang bersangkutan dianjurkan untuk segera datang jika ada
keluhan . sementara itu , ia dinasehatkan untuk banyak beristirahat dan mengurangi
pemakaian garam dalam makanan .
Penilaian kondisi janin pada pre-eklampsia :
Pada penderita yang dirawat di rumah sakit dilakukan pemeriksaan dan penilaian
sebagai berikut :
Istirahat di tempat tidur masih merupakan terapi uatama untuk penanganan pre-eklamsia
. istirahat dengan berbaring pada sisi tubuh merupakan pengaliran darah ke plasenta
meningkat, aliran darah keginjal juga lebih banyak , tekanan vena pada ekstremitas
bawah turun dan resopsi cairan dari daerah tersebut bertambah. Selama itu , juga
mengurangi kebutuhan darah yang beredar.oleh sebab itu, dengan istirahat biasanya
tekanan darah turun dan edema berkurang . pemberian vemobabina 3 x 30 mg/hari akan
menenangkan penderita dan dapat juga menurunkan tekanan darah.
Apakah retriksi garam berpengaruh nyata terhadap pre-eklamsia , masih belum ada
penyesuaian faham . ada yang menyatakan bahwa jumlah garam pada makanan sehari-
hari tidak berpengaruh banyak terhadap keadaan pre-eklamsia , penulis lain sebaiknya
menganjurkan garam dalam diet penderita .pada umumnya pemberian diuretika dan
antihipertensiva pada pre-eklamsia ringan tidak dianjurkan karena obat-obatan tersebut
tidak menghentikan proses penyakit dan juga tidak memperbaiki prognosis janin .
Pada penderita yang masuk kerumah sakit sudah dengan tanda-tanda dan gejala-gejala
pre-eklamsia berat segera harus diberi sedativa yang kuat untuk mencegah timbulnya
kejang-kejang. Apabila sesudah 12-24 jam bahaya akut dapat diatasi , dapat difikirkan
cara yang terbaik untuk menghentikan kehamilan . tindakan ini perlu untuk mencegah
seterusnya bahaya eklamsia .
2. klorpromazine 50 mg ( im )
3. diazepam 20 mg ( im )
2. Vasodilator
- Hidralazin 4x25 mg/hari
Atau
Parenteral 2,5 mg – 5 mg/hari
Ransangan untuk menimbulkan kenjang dapat berasal dari luar atau dari penderita sendiri, dan his
persalian erupakan rangasangan yang kuat. Maka dari itu pre-eklampsia berat lebih mudah menjadi
eklampsia pada waktu pesalinan.
Tidak boleh diluapakan kadang-kadang hipertensi timbul untuk [pertama kali dalam persalinan dan
persalinan dan dapay menjadi eklampsia, walaupun pada pemeriksaan antenatal tidak ditemukan
tanda-tanda pre-eklampsia. Dengan demikian, pada persalinan normal pun tekanan darah perlu
diperiksa berulang-ulang dan air kencing perlu diperiksa terhadap protein.
Untuk penderita pre-eklampsia diperlukan analgetik dan sedativa lebih banyak dalam persalinan.
Pada kala II, pada penderita dengan hipertensi, bahaya pendarahan dalam dalam otak lebih besar,
sehingga apabila syarat-syarat telah dipenuhi, hendaknya persalinan diakhiri dengan cunam atau
ekstraktor vakum dengan memberikan narkosis umum untuk menghindarkan rangsangan pada
sususnan saraf pusat. Anestesia lokal dapat diberikan bila tekanan darah ridak terlalu tinggi dan
penderita masih somnolen karena pengaruh obat.
Ergometri menyebabkan kontriksi pembulu darah dan dapay meningkatkan tekanan darah. Oleh
karena itu, pemberian ergometrin secara rutin pada kala III tidak dianjurkan, kecuali jika ada
pendarahan postpartum karena ayonia uteri. Pemberian obat penenang diteruskan sampai 48 jam
postpartum, karen ada kemungkinan setelah persalinan berakhir, tekanan darah naik dan eklampsia
timbul. Selanjutnya obat tersebut dikurangin secara bertahap dalam 3-4 hari.
Telah diketahui bahwa ini makin besar. Pada gawat-janin, dalam kala I, dilakukan segera seksio-
sesarea; pada kala II dilakukan ekstraksi dengan cunam atau ekstraktor vakum. Postpartum bayi
sering menunjukkan tanda asfiksia neonatorum karena hipoksia intrauterin, pengaruh obat penenang,
atau narkosisumum, sehingga diperlukan resusitasi. Maka dari itu, semua perlatan untuk keperluan
tersebut perlu disediakan.
Frekuensi
Frekuensi eklampsia bervariasi antara satu negara yang lain. Frekuensi rendah pada umumnya
merupakan petunjuk tentang adanya pengawasan aternatal yang baik, penyediaan temoat tidur
antenatal yang cukup, dan penanganan pre-eklampsia yang sempurna.
Di negara-negara sedang berkembang frekuensi dilaporkan bekisar antara 0,3% - 0,7%, sedang
dinergara-negara maju angka tersebut lebih kecil,yaitu 0,05% - 0,1%.
Pada umumnya kejangan didahului oleh makin memburuknya pre-eklampsia dan terjadinya gejala-
gejala nyeri kepada didaerah frontal, gangguan penglihatan , mual keras, nyeri diepigastrium dan
hiperrefleksia. Bila keadan ini tidak dikenal dan ridak segera diobati, akan timbul kejangan; terutama
pada persalinan bahaya ini besar. Konvulsi eklampsia dibagi dalam 4 tingkat, yakni :
1. tingkat awal atau aura . keadaan ini berlangsung kira-kira 30 detik. Mata penderita tebuka tanpa
melihat, kelopak mata bergetar demikian pula tengannya dan kepala diputar ke kanan atau kekiri.
2. kemudian timbul tingkat kejangan tonik yang berlangsung kurang lebih 30 detik. Dalam tingkat ini
seluruh otot menjadi kuku, wajahnya kelihatan kaku, tangan menggenggam, dan kaki membengkok
ke dalam. Pernapasan behenti, muka mulai menjadi sianotik, lidah dapat tergigit
3. stadium ini kemudian disusul oleh tingkat kejangan klonik yang berlangsung antara 1-2 menit.
Spasmus tonik menghilang. Semua otot berkontaksi dan berulang-ulang dalam tempo yang cepat.
Mulut membuka dan menutup dan lidah dapat tergigit lagi. Bola mata menonjol. Dari mlut keluar
ludah yang berbusa, menujukkan kongesti dan sianosis.
4.sekarang ia memasuki tingkat koma. Lamanya ketidaksadaran tidak selalu sama. Secara perlahan-
laha penderita menjadi sadar lagi, akan tetapi dapat terjadi pula bahwa sebelum itu timbul
sen=rangan batu dan yang berulang-ulang. Segungga di tetap dalam koma.
Diagnosa
Diagnosa eklampsia umumnya tidak mengalami kesukaran. Dengan adanya tanda dan gelaja pre-
eklampsia yang disusul oelh serangan kehangan seperti telah diuraikan , makan diagnosa eklampsia
sudah tidak diragukan. Walaupun demikian, eklampsia harus dibedakan dari:
1. epilepsi, dalam anamnesis diketahui adanya serangan sebelum hamil atau pada hamil-muda dan
tanda pre-eklampsia tidak ada
2. kejangan karena obat anestesia ;apabila obat anestesia lokal tersuntikkan kedalam vena, dapat
timbul kejangan