Anda di halaman 1dari 22

Makalah Tentang Diet Pada Pre-eklamsia dan eklamsia

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kekurangan gizi hingga kini masih menjadi masalah besar bagi dunia ketiga, termasuk
Indonesia. Masalah gizi menjadi serius sebab akan berdampak pada melemahnya daya
saing bangsa akibat tingginya angka kesakitan dan kematian, serta timbulnya gangguan
kecerdasan dan kognitif anak. Golongan yang paling rentan terhadap kekurangan gizi
adalah ibu hamil, bayi, dan balita. Kecenderungan semakin tingginya angka
Kekurangan Energi Protein (KEP) pada ibu hamil akan meningkatkan risiko kesakitan
dan kematian ibu serta ibu yang melahirkan bayi dengan berat lahir rendah. Bayi yang
lahir dengan berat di bawah normal (2.500 gram) rentan terhadap gangguan
pertumbuhan dan kecerdasan. Anak yang kekurangan gizi saat lahir atau semasa bayi
berisiko tinggi terhadap penyakit jantung dan pembuluh darah, serta diabetes melitus
pada masa dewasa. Risiko kematian akibat kekurangan gizi juga lebih besar, justru
dalam usia produktif. Pada kehamilan, selain terjadi perubahan fisiologis juga disertai
perubahan psikologis.

Selain perdarahan dan infeksi dan kondisi-kondisi non fisiologis, pre-eklampsia dan
eklampsia juga merupakan penyebab kematian ibu dan perinatal yang tinggi terutama di
negara berkembang. Kematian karena eklampsia meningkat dengan tajam dibandingkan
pada tingkat pre-eklampsia berat. Oleh karena itu, menegakkan diagnosis dini pre-
eklampsia dan mencegah agar jangan berlanjut menjadi eklampsia merupakan tujuan
pengobatan. Diperkirakan pre-eklampsia terjadi 5% kehamilan, lebih sering ditemukan
pada kehamilan pertama. Juga pada wanita yang sebelumnya menderita tekanan darah
tinggi atau menderita penyakit pembuluh darah. Karena itu kejadian kejang ini harus
dihindarkan. Maka apabila pre eklampsia tidak diobat secara tepat bisa berakibat fatal,
yaitu kematian bayi yang dikandung, bahkan termasuk ibunya sendiri.
B. Tujuan

1. Tujuan umun

Untuk memenuhi tugas mata kuliah Gizi dan untuk menambah pengetahuan mahasiswa
tentang diet ibu hamil dengan pre-eklamsia dan eklamsia serta konstipasi.

2. Tujuan khusus

a. Untuk mengetahui pengertian diet ibu hamil dengan pre-eklamsia dan


eklamsia .
b. Untuk mengetahui macam-macam diet ibu hamil dengan pre-eklamsia dan
eklamsia .
c. Untuk mengetahui bagaimana pencegahan kejadian pre-eklamsia dan
eklamsia .
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pre-eklampsia
1. Pengertian

Pre-eklampsia (toksemia gravidarum) adalah tekanan darah tinggi yang disertai dengan
proteinuria (protein dalam air kemih) atau edema (penimbunan cairan), yang terjadi
pada kehamilan 20 minggu sampai akhir minggu pertama setelah persalinan. (Manuaba,
1998).

Pre-eklampsia adalah timbulnya hipertensi disertai proteinuria dan edema akibat


kehamilan setelah usia kehamilan 20 minggu atau segera setelah persalinan. Eklampsia
adalah preeklampsia yang disertai kejang dan/atau koma yang timbul bukan akibat
kelainan neurologi. Superimposed preeklampsia-eklampsia adalah timbulnya
preeklampsia atau eklampsia pada pasien yang menderita hipertensi kronik. Menurut
(Mansjoer et.al 2000)

Pre-ekalmpsia adalah timbulnya hipertensi disertai proteinuria dan edema akibat


kehamilan setelah usia kehamilan 20 minggu atau segera setelah persalinan. Eklampsia
adalah preeklampsia yang disertai kejang dan/koma yang timbul bukan akibat kelainan
neurologi.Sumperimposed preeklampsia-ekklampsia adalah timbulnya preeklampsia
atau eklampsia pada pasien yang menderita hipertensi kronik.

Menurut kamus saku kedokteran Dorland, pre-eklampsia adalah toksemia pada


kehamilan lanjut yang ditandai oleh hipertensi,edema, dan proteinuria. Eklampsia
adalah konvulsi dan koma, jarang koma saja, yang terjadi pada wanita hamil atau dalam
masa nifas dengan disertai hipertensi, edema dan atau proteinuria.

2. Etiologi

Penyebab eklampsia dan pre-eklampsia sampai sekarang belum diketahui. Tetapi ada
teori yang dapat menjelaskan tentang penyebab eklampsia dan pre eklampsia yaitu :
a. Sebab bertambahnya frekuensi pada primigraviditas, kehamilan ganda,
hidramnion, dan mola hidatidosa.
b. Sebab bertambahnya frekuensi yang makin tuanya kehamilan
c. Sebab dapat terjadinya perbaikan keadaan penderita dengan kematian janin
dalam uterus
d. Sebab jarangnya terjadi eklampsi pada kehamilan – kehamilan berikutnya
e. Sebab timbulnya hipertensi, edema, proteinuria, kejang dan koma

3. Manifestasi klinik

Diagnosis pre-eklampsia ditegakan berdasarkan adanya dua dari tiga gejala, yaitu
pemambahan berat badan yang berlebihan,edema, hipertensi, dan proteinuria.
Penambahan berat badan yang berlebihan bila terjadi kenaikan 1 kg seminggu beberapa
kali. Edema terlihat sebagai peningkatan berat badan,pembengkakan kaki, jari tangan,
dan muka.Tekanan darah > 140/90 mmHg atau tekenen sistolik meningkat > 30 mmHg
atau tekanan diastolik > 15 mmHg yang di ukur setelah pasien beristirahat selama 30
menit. Tekanan diastolik pada trimester kedua yang lebih dari 85 mmHg patut dicurigai
sebagai tanda preeklampsia. Proteinuria apabila terdapat protein sebanyak 0,3 g/l dalam
air urine 24 jam atau pemeriksaan kualitatif menunjukan +1 atau 2 ;atau kadar protein >
1g /l dalam urine yang dikeluarkan dengan kateter atau porsi tengah, diambil minimal 2
kali dengan jarak waktu 6 jam.

Disebut pre-eklampsia berat bila ditemukan gejaka berikut :

a. Tekanan darah sistolik > 160 mmHg atau diastolik > 110 mmHg
b. Proteinuria +> 5 g/24 jam atau > 3 pada tes celup
c. sakit kepala hebat atau gangguan penglihatan
d. Nyeri epigastrium dan ikterus
e. Edema paru atau sianosis
f. Trombositopenia
g. Pertumbuhan janin terhambat

Diagnosis eklampsia ditegakkan berdasarkan gejala-gajala preeklampsia disertai kejang


atau koma. Sedangkan, bila terdapat gejala preeklampsia berat dusertai salah satu atau
beberapa gejala dari nyeri kepala hebat , gangguan visus, muntah-muntah, nyeri
epigastrium dan keneikan tekanan darah yang progresif, dikatakan pasien tersebut
menderita impending preeklampsia.

4. Patofisiologi

Patofisiologi preeklampsia-eklampsia setidaknya berkaitan dengan perubahan fisiologi


kehamilan. Adaptasi fisiologi normal pada kehamilan meliputi peningkatan volume
plasma darah, vasodilatasi, penurunan resistensi vaskular sistemik systemic vascular
resistance (SVR), peningkatan curah jantung, dan penurunan tekanan osmotik koloid
(kotak 21-1). Pada preeklampsia, volume plasma yang beredar menurun, sehingga
terjadi hemokonsentrasi dan peningkatan hematokrit maternal. Perubahan ini membuat
perfusi organ maternal menurun, termasuk perfusi ke unit janin-uteroplasenta.
Vasospasme siklik lebih lanjut menurunkan perfusi organ dengan menghancurkan sel-
sel darah merah, sehingga kapasitas oksigen maternal menurun. Vasopasme merupakan
sebagian mekanisme dasar tanda dan gejala yang menyertai preeklampsia. Vasopasme
merupakan akibat peningkatan sensitivitas terhadap tekanan darah, seperti angiotensin II
dan kemungkinan suatu ketidakseimbangan antara prostasiklin prostagladin dan
tromboksan A2. Peneliti telah menguji kemampuan aspirin (suatu inhibitor
prostagladin) untuk mengubah patofisiologi preeklampsia dengan mengganggu produksi
tromboksan. Investigasi pemakaian aspirin sebagai suatu pengobatan profilaksis dalam
mencegah preeklampsia dan rasio untung-rugi pada ibu dan janin. Peneliti lain sedang
mempelajari pemakaian suplemen kalsium untuk mencegah hipertensi pada kehamilan.

Selain kerusakan endotelil, vasospsme arterial turut menyebabkan peningkatan


permeabilitas kapiler. Keadaan ini meningkatkan edema dan lebih lanjut menurunkan
volume intravaskular, mempredisposisi pasien yang mengalami preeklampsia mudah
menderita edema paru. Preeklampsia ialah suatu keadaan hiperdinamik dimana temuan
khas hipertensi dan proteinurea merupakan akibat hiperfungsi ginjal. Untuk
mengendalikan sejumlah besar darah yang berfungsi di ginjal, timbul reaksi vasospasme
ginjal sebagai suatu mekanisme protektif, tetapi hal ini akhirnya akan mengakibatkan
proteinuria dan hipertensi yang khas untuk preeklampsia. Hubungan sistem imun
dengan preeklampsia menunjukkan bahwa faktor-faktor imunologi memainkan peran
penting dalam perkembangan preeklampsia. keberadaan protein asing, plasenta atau
janin bisa membangkitkan respons imunologis lanjut.
B. Klasifikasi Pre-eklampsia

Pre-eklampsia digolongkan ke dalam Pre-eklampsia ringan dan Pre-eklampsia berat


dengan gejala dan tanda sebagai berikut:

a. Pre-eklampsia Ringan
1) Tekanan darah sistolik 140 atau kenaikan 30 mmHg dengan interval
pemeriksaan 6 jam.
2) Tekanan darah diastolic 90 atau kenaikan 15 mmHg dengan interval
pemeriksaan 6 jam.
3) Kenaikan berat badan 1 kg atau lebih dalam seminggu. Edema umum, kaki, jari
tangan dan muka.
4) Proteinuria 0,3 gr atau lebih dengan tingkat kualitatif 1 sampai 2 pada urin
kateter atau urin aliran pertengahan.

b. Pre-eklampsia Berat

Diagnosa PEB ditegakkan apabila pada kehamilan >20 minggu didapatkan satu/lebih
gejala/tanda di bawah ini:

1) Tekanan darah 160/110 mmHg


a) Ibu hamil dalam keadaan relaksasi (pengukuran tekanan darah minimal
setelah istirahat 10 menit)
b) Ibu hamil tidak dalam keadaan his.
· Oigouria, urin kurang dari 500 cc/24 jam.
· Poteinuria 5 gr/liter atau lebih atau 4+ pada pemeriksaan secara kuantitatif.
· Terdapat edema paru dan sianosis.
· Gangguan visus dan serebral.
· Keluhan subjektif
c) Nyeri epigastrium
d) Gangguan penglihatan
e) Nyeri kepala
f) Gangguan pertumbuhan janin intrauteri.
g) Pemeriksaan trombosit
C. Pencegahan kejadian Pre-eklampsia dan eklampsia

Pre-eklampsia dan eklampsia merupakan komplikasi kehamilan ynag berkelanjutan


dengan penyebab yang sama. Oleh karena itu, pencegahan atau diagnosis dini dapat
mengurangi kejadian dan menurunkan angka kesakitan dan kematian. Untuk mencegah
kejadian Pre-eklampsia ringan dapat dilakukan nasehat tentang dan berkaitan dengan:

a. Diet-makanan

Makanan tinggi protein, tinggi karbohidrat, cukup vitamin dan rendah lemak. Kurangi
garam apabila berat badan bertambah atau edema. Makanan berorientasi pada empat
sehat lima sempurna. Untuk meningkatkan jumlah protein dengan tambahan satu butir
telur setiap hari.

b. Cukup istirahat

Istirahat yang cukup pada saat hamil semakin tua dalam arti bekerja seperlunya
disesuaikan dengan kemampuan. Lebih banyak duduk atau berbaring kearah kiri
sehingga aliran darah menuju plasenta tidak mengalami gangguan.

c. Pengawasan antenatal (hamil)

Bila terjadi perubahan perasaan dan gerak janin dalam rahim segera datang ke tempat
pemeriksaan. Keadaan yang memerlukan perhatian:

1) Uji kemungkinan Pre-eklampsia:


a) Pemeriksaan tekanan darah atau kenaikannya
b) Pemeriksaan tinggi fundus uteri
c) Pemeriksaan kenaikan berat badan atau edema
d) Pemeriksaan protein dalam urin
e) Kalau mungkin dilakukan pemeriksaan fungsi ginjal, fungsi hati, gambaran
darah umum dan pemeriksaan retina mata.
2) Penilaian kondisi janin dalam rahim.
a) Pemantauan tinggi fundus uteri
b) Pemeriksaan janin: gerakan janin dalam rahim, denyut jantung janin,
pemantauan air ketuban
1. Penanganan Pre-eklampsia
a. Penanganan Pre-eklampsia Ringan

Penanganan Pre-eklampsia bertujuan untuk menghindari kelanjutan menjadi eklampsia


dan pertolongan kebidanan dengan melahirkan janin dalam keadaan optimal dan bentuk
pertolongan dengan trauma minimal. Pre-eklampsia dan eklampsia tidak memberikan
respon terhadap diuretik (obat untuk membuang kelebihan cairan) dan diet rendah
garam. Penderita dianjurkan untuk mengkonsumsi garam dalam jumlah normal dan
minum air lebih banyak. sangat penting untuk menjalani tirah baring. Penderita juga
dianjurkan untuk berbaring miring ke kiri sehingga tekanan terhadap vena besar di
dalam perut yang membawa darah ke jantung berkurang dan aliran darah menjadi lebih
lancar. Untuk menurunkan tekanan darah dan mencegah kejang, bisa diberikan
magnesium sulfat intravena (melalui pembuluh darah). Jika pre-eklamsianya bersifat
ringan, penderita cukup menjalani tirah baring di rumah, tetapi harus memeriksakan diri
ke dokter setiap 2 hari. Jika perbaikan tidak segera terjadi, biasanya penderita harus
dirawat dan jika kelainan ini terus berlanjut, maka persalinan dilakukan sesegera
mungkin. Penderita pre-eklamsia berat dirawat di rumah sakit dan menjalani tirah
baring.

Pada Pre-eklampsia ringan penanganan simptomatis dan berobat jalan dengan


memberikan:

· Sedativa ringan

§ Phenobarbital 3x30 mgr

§ Valium 3x10 mgr

· Obat penunjang

o Vitamin B komplek

o Vitamin C atau vitamin E

o Zat besi
· Nasehat

ü Lebih banyak istirahat baring penderita juga dianjurkan untuk berbaring miring ke
kiri sehingga tekanan terhadap vena besar di dalam perut yang membawa darah ke
jantung berkurang dan aliran darah menjadi lebih lancar.

ü Segera datang memeriksakan diri, bila tedapat gejala sakit kepala, mata kabur, edema
mendadak atau berat badan naik. Pernafasan emakin sesak, nyeri pada epigastrium,
kesadaran makin berkurang, gerak janin melemah-berkurang, pengeluaran urin
berkurang.

· Jadwal pemeriksaan hamil dipercepat dan diperketat.

Petunjuk untuk segera memasukkan penderita ke rumah sakit atau merujuk penderita
perlu memperhatikan hal berikut:

ü Bila tekanan darah 140/90 mmHg atau lebih

ü Protein dalam urin 1 plus atau lebih

ü Kenaikan berat badan ½ kg atau lebih dalam seminggu

ü Edema bertambah dengan mendadak

ü Terdapat gejala dan keluhan subjektif.

Bila keadaan ibu membaik dan tekanan darah dapat dipertahankan 140-150/90-100
mmHg, tunggu persalinan sampai aterm sehingga ibu dapat berobat jalan dan anjurkan
memeriksakan diri tiap minggu. Kurangi dosis obat hingga tercapai dosis optimal. Bila
tekanan darah sukar dikendalikan, berikan kombinasi obat. Tekanan darah tidak boleh
lebih dari 120/80 mmHg. Tunggu pengakhiran kehamilan sampai 40 minggu, kecuali
terdapat pertumbuhan terhambat, kelainan fungsi hepar/ginjal, dan peningkatan
proteinuria (3). Pada kehamilan >37 minggu dengan serviks matang, lakukan induksi
persalinan. Persalinan dapat dilakukan spontan atau dipercepat dengan ekstraksi.
b. Penanganan Pre-eklampsia Berat

Bidan yang mempunyai polindes dapat merawat penderita Pre eklampsia berat untuk
sementara, sampai menunggu kesempatan melakukan rujukan sehingga penderita
mendapat pertolongan yang sebaik-baiknya.

Penderita diusahakan agar:

· Terisolasi sehingga tidak mendapat rangsangan suara ataupun sinar.

· Dipasang infus glukosa 5%

· Dilakukan pemeriksaan:

ü Pemeriksaan umum: pemeriksaan tiap jam; tekanan darah, nadi, suhu dan
pernafasan.

ü Pemeriksaan kebidanan: pemeriksaan denyut jantung janin tiap 30 menit,


pemeriksaan dalam (evaluasi pembukaan dan keadaan janin dalam rahim).

ü Pemasangan dower kateter

ü Evaluasi keseimbangan cairan

ü Pemberian MgsO4 dosis awal 4 gr IV selama 4 menit

· Setelah keadaan Pre-eklampsia berat dapat diatasi, pertimbangan mengakhiri


kehamilan berdasarkan:

ü Kehamilan cukup bulan

ü Mempertahankan kehamilan sampai mendekati cukup bulan

ü Kegagalan pengobatan Pre eklampsia berat kehamilan diakhiri tanpa memandang


umur.

ü Merujuk penderita ke rumah sakit untuk pengobatan yang adekuat.


Mengakhiri kehamilan merupakan pengobatan utama untuk memutuskan kelanjutan Pre
eklampsia menjadi eklampsia. Dengan perawatan sementara di Polindes, maka
melakukan rujukan penderita merupakan sikap yang paling tepat.

2. Diet Komplikasi Kehamilan Pre-Eklampsia dan Eklamsia


a. Tujuan Diet
· Mencapai dan mempertahankan status gizi normal
· Mencapai dan mempertahankan tekanan darah normal
· Mencegah atau mengurangi tekanan darah normal
· Mencapai keseimbangan nitrogen
· Menjaga agar penambahan berat badan tidak melebihi normal
· Mengurangi atau mencegah timbulnya faktor risiko lain atau penyulit baru
pada saat kehamilan atau setelah melahirkan
b. Syarat Diet

Syarat-syarat diet pre-eklampsia adalah:

1) Energi dan semua zat gizi cukup. Dalam keadaan berat, makanan diberikan secara
berangsur-angsur, sesuai dengan kemampuan pasien menerima makanan.
Penambahan energi tidak lebih dari 300 kkal dari makanan atau diet sebelum hamil.
2) Garam diberikan rendah sesuai dengan berat-ringannya retensi garam atau air.
Penambahan berat badan diusahakan di bawah 3 kg/bulan atau di bawah 1
kg/minggu.
3) Protein tinggi (1 ½ g/kg berat badan)
4) Lemak sedang, sebagian lemak berupa lemak tidak jenuh tunggal dan lemak tidak
jenuh ganda
5) Vitamin cukup; vitamin C dan B6 diberikan sedikit lebih tinggi
6) Mineral cukup terutama kalsium dan kalium
7) Bentuk makanan disesuaikan dengan kemampuan makan pasien
8) Cairan diberikan 2500 ml sehari. Pada keadaan oliguria, cairan dibatasi dan
disesuaikan dengan cara yang keluar melalui urin, muntah, keringat, dan
pernafasan.

c. Macam diet dan indikasi pemberian


1) Diet pre-eklampsia I
Diet pre-eklampsia I diberikan pada pasien pre-eklampsia berat. Diet pre-eklampsia I
diberikan sebagai makanan perpindahan dari pre-eklampsia I atau kepada pasien pre-
eklampsia yang penyakitnya tidak begitu berat. Makanan berbentuk saring atau lunak
dan diberikan sebagai diet rendah garam I. makanan ini cukup energi dan zat gizi
lainnya.

2) Diet pre-eklampsia II

Diet pre-eklampsia II diberikan sebagai makanan perpindahan dari pre-eklampsia I atau


kepada pasien pre-eklampsia yang penyakitnya tidak begitu berat. Makanan berbentuk
saring atau lunak dan diberikan sebagai diet rendah garam I. Makanan ini cukup energi
dan zat gizi lainnya.

3) Diet pre-eklampsia III

Diet pre-eklampsia III diberikan sebagai makanan perpindahan dari pre-eklampsia II


atau kepada pasien pre-eklampsia ringan. Makanan ini mengandung protein tinggi dan
garam rendah, diberikan dalam bentuk lunak atau biasa. Makanan ini cukup semua zat
gizi. Jumlah energi harus disesuaikan dengan kenaikan berat badan yang boleh lebih
dari 1 kg tiap bulan.

d. Bahan Makanan Sehari

Bahan Diet Pre-eklamsia I Diet Pre-eklamsia II Diet Pre-eklamsia III


Makanan
Berat (g) Jumlah Berat (g) Jumlah Berat (g) Jumlah
Beras - - 150 3 gls tim 200 4 gls tim
Telur 50 1 btr 50 1 btr
Daging 100 2 ptg 100 2 ptg sdg
Tempe 50 2 ptg 100 4 ptg sdg
Sayuran 200 2 gls 200 2 gls
Sari 1000 5 400 4 ptg sdg 400 4 ptg sdg
buah/buah pepaya
Gula pasir 80 8 30 3 sdm 30 3 sdm
Minyak 15 1 ½ sdm 25 2 ½ sdm
nabati
Susu 75 15 25 5 sdm 50 10 sdm
bubuk *

*) Susu khusus ibu hamil. Bila diberikan susu biasa, energi hanya sebagian yang
terpenuhi

e. Nilai gizi Diet Pre eklamsia I Diet Pre eklamsia II Diet Pre eklamsia III
Energi (kkal) 1032 1604 2128
Protein (g) 20 56 80
Lemak (g) 19 44 63
Karbohidrat (g) 211 261 305
Kalsium (mg) 600 500 800
Besi (mg) 6,9 17,3 24,2
Vitamin A (RE) 750 2796 3035
Tiamin (mg) 0,5 0,8 1,0
Vitamin C (mg) 246 212 213
Natrium (mg) 228 248 -

f. Pembagian bahan makanan sehari

Waktu

Bahan Makanan

Jumlah

Pukul 06.00

The

1 gls

Pukul 08.00

Sari tomat
1 gls

Susu

1 gls

Pukul 10.00

Sari jeruk

1 gls

Pukul 13.00

Sari alpokat

1 gls

Susu

1 gls

lPukul 16.00

Sari tomat

1 gls

Susu

1 gls

Pukul 18.00

Sari papaya

1 gls

Sari jeruk

1 gls

Pukul 20.00

The
1 gls

Susu

1 gls

g. Pembagian bahan makanan sehari diet pre-eklamsia II & III

Waktu

Bahan makanan

Diet pre-eklamsia II

Diet pre-eklamsia III

Berat (g)

urt

Berat(g)

urt

Pagi

Beras

50

1 gls tim

50

1 gls tim

Telur ayam

50
1 btr

50

1 btr

Sayuran

½ sdm

50

½ sdm

Minyak

5 sdm

½ sdm

Susu bubuk

25

1 sdm

25

5 sdm

Gula pasir

10

1 sdm

10

1 sdm
Pukul 10.00

Buah

100

1 ptg sdg pepaya

100

1 ptg sdg pepaya

Gula pasir

10

1 sdm

10

1 sdm

Siang

Beras

50

1 gls nasi

75

1 ½ gls nasi

Daging

50

1 ptg sdg

50

1 ptg sdg

Tahu
50

½ bh besar

100

1 bh besar

Sayuran

75

¾ gls

100

1 bh besar

Buah

100

1 ptg sdg papaya

100

1 ptg sdg papaya

Minyak

½ sdm

10

1 sdm

Pukul 16.00

Buah

100

1 ptg sdg
100

1 ptg sdg

Gula pasir

10

1 sdm

10

1 sdm

Susu bubuk

25

5 sdm

Malam

Beras

50

1 gls nasi

75

1½ gls nasi

Ikan

50

1 ptg sdg

50

1 ptg sdg
Tempe

25

1 ptg dg

50

2 ptg sdg

Sayuran

75

¼ gls

75

¾ gls

Buah

100

1 ptg sdg papaya

100

1 ptg sdg papaya

Minyak

½ sdm

10

1 sdm

h. Contoh menu sehari

Pagi
Siang

Malam

Nasi tim

Nasi tim

Nasi tim

Telur ceplok air

Daging bumbu terik

Ikan bumbu kuning

Tumis kacang panjang toge

Tahu bacam

Gandong tahu

Susu

pisang

Jeruk

Pukul 10.00

Pukul 16.00

Pukul 20,00

Selada buah

Jeruk

The
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Pre-eklampsia (toksemia gravidarum) adalah tekanan darah tinggi yang disertai


dengan proteinuria (protein dalam air kemih) atau edema (penimbunan cairan), yang
terjadi pada kehamilan 20 minggu sampai akhir minggu pertama setelah persalinan.

2. Tujuan diet pre-eklampsia adalah mencapai dan mempertahankan status gizi normal,
mencapai dan mempertahankan tekanan darah normal, mencegah atau mengurangi
tekanan darah normal, mencapai keseimbangan nitrogen, menjaga agar penambahan
berat badan tidak melebihi normal, mengurangi atau mencegah timbulnya faktor risiko
lain atau penyulit baru pada saat kehamilan atau setelah melahirkan

B. Saran

1. Diharapkan bagi petugas kesehatan dapat memberikan pendidikan kesehatan berupa


penyuluhan bagi ibu hamil mengenai dampak yang dapat terjadi dari komplikasi pada
masa kehamilan.

2. Bagi ibu hamil agar rajin dan memeriksakan kehamilannya secara rutin (setidaknya 1
kali setiap bulannya) dengan harapan dapat mengurangi risiko komplikasi pada
kehamilan

3. Ibu hamil sebaiknya selalu mengkonsumsi makanan yang bergizi selama


kehamilanya agar terhindar dari bahaya komplikasi kehamilan.

4. Sebaiknya ibu hamil segera menghubungi tenaga kesehatan terdekat jika terjadi
tanda-tanda komplikasi kehamilan agar dapat segera memperoleh penanganan.

Anda mungkin juga menyukai