Anda di halaman 1dari 23

PROPOSAL TERAPI BERMAIN

DI PANTI BALITA ANAK TUNAS BANGSA

DISUSUN OLEH :
RIBKA RISNAWATI
WIDYA MARIA. S

DOSEN PEMBINGBING :
Ns. MARYATI RITONGA S.Kep

AKADEMI KEPERAWATAN
YAYASAN UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA
JAKARTA
2016
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan
karunia sehingga kami dapat menyelesaikan Proposal Terapi Bermain dengan baik meskipun
masih jauh dari sempurna.
Pada kesempatan ini kami mengucapkan banyak terima kasih kepada dosen
pembimbing kami ( Ibu Ns.Maryati Ritonga , S.Kep dan Ibu Ns.Yanti Aritonang,M.Kep)
yang telah banyak memberikan bantuan sehingga Proposal ini dapat kami susun dengan baik,
tidak luput pula kami ucapkan terima kasih kepada pihak yang turut membantu kami dalam
menyusun Proposal ini
Kami menyadari bahwa Proposal ini masih jauh dari sempurna , Oleh Karena Itu
kami mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun untuk lebih menyempurnakan
Proposal ini. Kami berharap Proposal ini dapat memberikan manfaat dan kontibusi untuk
banyak pihak, terutama mahasiswa keperawatan.

Akhirnya kami mohon maaf apa bila ada kata atau tulisan yang belum sempurna.

Jakarta, Juni 2016

Penyusun

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar.................................................................................................. i
Daftar Isi........................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1


1. Latar Belakang...................................................................................... 1

BAB II TINJAUAN TEORI............................................................................. 3


1. Definisi Terapi Bermain....................................................................... 3
2. Kategori Bermain.................................................................................. 3
3. Variasi dan Keseimbangan dalam Aktivitas Bermain.......................... 3
4. Klasifikasi Bermain.............................................................................. 4
5. Hal-hal yang perlu diperhatukan dalam Aktivitas Bermain................. 6
6. Keuntungan Terapi Bermain................................................................. 6
7. Fungsi Terapi Bermain ........................................................................ 8
8. Tujuan Terapi Bermain......................................................................... 8
9. Karakteristik Permainan usia 4-6 tahun................................................ 9

BAB III LAMPIRAN....................................................................................... 10


A. Lampiran 1............................................................................................ 10
B. Lampiran 2............................................................................................ 14

BAB IV PENUTUP.......................................................................................... 16
A. Kesimpulan........................................................................................... 16
B. Saran..................................................................................................... 17

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 18

ii
1
BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Dunia anak adalah dunia bermain.Melalui kegiatan bermain , semua aspek


perkembangan anak ditumbuhkan sehingga anak-anak menjadi lebih sehat sekaligus
cerdas.Saat bermain , anak-anak mempelajari banyak hal penting.Sebagai contoh ,
dengan bermain bersama teman , anak-anak akan lebih terasah rasa empatinya ,
mereka juga bisa mengatasi penolakan dan dominasi , serta bisa mengelola emosi.
Aspek perkembangan anak dapat ditumbuhkan secara optimal dan maksimal
melalui kegiatan bermain.Mengajak anak-anak bermain pada usia pra-sekolah telah
terbukti mampu meningkatkan perkembangan mental dan kecerdasan anak , bahkan
jika anak tersebut mengalami mal nutrisi.Melalui kegiatan bermain , daya pikir anak
terangsang untuk mendayagunakan aspek emosional , sosial , serta fisiknya.Selain itu
anak-anak juga dapat mempelajari banyak hal , misalnya dengan bermain ayunan
anak secara tidak langsung melatih keseimbangan fisik dan psikisnya , bermain
komidi putar dapat melatih keberanian dan ekspresi emosionalnya dalam segala
situasi dan kondisi.
Anak-anak bermain dengan menggunakan seluruh emosinya , perasaannya dan
pikirannya.Kesenangan merupakan salah satu elemen pokok dalam bermain.Anak
akan terus bermain sepanjang aktivitas tersebut menghiburnya.Pada saat mereka
bosan,mereka akan berhenti bermain.Permainan adalah stimulasi yang sangat tepat
bagi anak.Usahakan memberi variasi permainan dan sangat baik jika orang tua ikut
terlibat dalam permainan , yaitu melalui kegiatan bermain , sehingga daya pikir anak
terangsang untuk mendayagunakan aspek emosional , sosial , serta fisiknya.Bermain
juga dapat meningkatkan kemampuan fisik , pengalaman dan pengetahuannya , serta
berkembang keseimbangan mental anak.
Sedangkan Terapi Bermain merupakan penerapan sistematis dari sekumpulan
prinsip belajar terhadap suatu kondisi atau tingkah laku yang dianggap menyimpang ,
dengan tujuan melakukan perubahan.Perubahan yang dimaksud bisa berarti
menghilangkan , mengurangi , meningkatkan , atau memodifikasi suatu kondisi atau
tingkah laku tertentu.Secara umum , terdapat dua macam terapi.

1
Petama , terapi jangka pendek untuk masalah ringan , yang dapat diselesaikan
dengan memberi dukungan , memberi ide , menghibur , atau membujuk anak.Kedua ,
terapi jangka panjang untuk masalah yang memerlukan keteraturan dan kontinuitas
demi perubahan tingkah laku anak.
Terapi bermain adalah usaha mengubah tingkah laku bermasalah dengan
menempatkan anak dalam situasi bermain.Bermain merupakan cerminan kemampuan
fisik , intelektual , emosional , dan sosial.Bermain merupakan media yang baik untuk
belajar karena dengan bermain anak-anak akan berkata-kata (berkomunikasi) , belajar
menyesuaikan diri dengan lingkungan , melakukan apa yang dapat dilakukannya , dan
mengenal waktu , jarak , serta suara ( Wong,2011)

2
BAB II
TINJAUAN TEORI

1 . Definisi Terapi Bermain


Terapi bermain adalah usaha mengubah tingkah laku bermasalah dengan
menempatkan anak dalam situasi bermain.Bermain merupakan cerminan kemampuan
fisik , intelektual , emosional , dan sosial.Bermain merupakan media yang baik untuk
belajar karena dengan bermain anak-anak akan berkata-kata (berkomunikasi) , belajar
menyesuaikan diri dengan lingkungan , melakukan apa yang dapat dilakukannya , dan
mengenal waktu , jarak , serta suara ( Wong,2011)

2. Kategori Bermain
Dua Kategori bermain adalah sebagai berikut :
a. Bermain bebas
Bermain bebas berarti anak bermain tanpa aturan dan tuntutan.Anak bisa
mempertahankan minatnya dan mengembangkan sendiri kegiatannya.
b. Bermain terstruktur
Bermain terstruktur direncanakan dan dipandu oleh orang dewasa.Kategori ini
membatasi dan meminimalkan daya cipta anak.
Kedua Kategori bermain ini sama pentingnya dan bila dilakukan secara
seimbang akan memberikan kontribusi untuk mencerdaskan anak.

3. Variasi dan Keseimbangan dalam Aktivitas Bermain


a. Bermain aktif
Pada permainan ini anak berperan secara aktif, kesenangan diperoleh dari apa
yang diperbuat oleh mereka sendiri. Bermain aktif meliputi;
1. Bermain mengamati/menyelidiki (Exploratory Play)
Perhatian pertama anak pada alat bermain adalah memeriksa alat
permainan tersebut, memperhatikan, mengocok-ocok apakah ada bunyi,
mencium, meraba, menekan dan kadang-kadang berusaha membongkar.
2. Bermain konstruksi (Construction Play)
Pada anak umur 3 tahun dapat menyusun balok-balok menjadi rumah-
rumahan.

3
3. Bermain drama (Dramatic Play)
Misal bermain sandiwara boneka, main rumah-rumahan dengan teman-
temannya.
4. Bermain fisik
Misalnya bermain bola, bermain tali dan lain-lain.
b. Bermain pasif
Pada permainan ini anak bermain pasif antara lain dengan melihat dan 
mendengar. Permainan ini cocok apabila anak sudah lelah bernmain aktif
dan membutuhkan sesuatu untuk mengatasi kebosanan dan keletihannya.
Contoh ; Melihat gambar di buku/majalah.,mendengar cerita atau
musik,menonton televisi dsb.

4. Klasifikasi Bermain
a. Berdasarkan isi permainan
 Social affective play
Inti permainan ini adalah adanya hubungan interpersonal yang
menyenangkan antara anak dan orang lain. Misalnya, bayi akan
mendapatkan kesenagan dan kepuasan dari hubungan yang menyenangkan
dengan orang tuanya dan/atau orang lain.permainan yang biasa dilakukan
adalah “ciluk ba” berbicara sambil tersenyum/tertawa, atau sekedar
memberikan tangan pada bayi dan menggenggamnya tetapi dengan
diiringi berbicara sambil tersenyum dan tertawa.
 Sense of pleasure play
Permainan ini menggunakan alat yang dapat menimbulkan rasa senang
pada anak dan biasanya mengasyikan. Misalnya, dengan menggunakan
pasir, anak akan membuat gunung-gunung atau benda-benda apasaja yang
dapat dibentuknya dengan pasir. Bias juga dengan menggunakan air anak
akan melakukan macam-macam permainan, misalnya memindahkan air ke
botol, bak atau tempat lain. Ciri khas permainan ini adalah anak akan
semakin lama semakin asyik bersentuhan dengan alat permainan ini dan
dengan permainan yang dilakukan sehingga susah dihentikkan.
 Skill play
Sesuai dengan sebutannya, permainan ini akan meningkatkan

4
ketrampilan anak, khususnya motorik kasar dan halus. Misalkan bayi akan
trampil memegang benda-benda kecil, memindahkan benda dari tempat
yang satu ke tempat yang lain, dan anak trampil naik sepeda. 
 Games atau permainan
Games atau permainan adalah jenis permainan yang menggunakan
alat tertentu yang menggunakan perhitungan dan/skor. Permainan ini bias
dilakukan oleh anak sendiri dan/ atau temannya. Banyak sekali jenis
permainan ini mulai dari yang sifatnya tradisional maupun yang
modern.Misalnya : ular tangga,congkla, puzzle,dll.
 Unoccupied behavior
Pada saat tertentu, anak sering terlihat mondar-mandir, tersenyum,
tertawa, jinjit-jinjit, bungkuk-bungkuk, memainkan kursi, meja atau apa
saja yang ada disekelilingnya. Jadi, sebenarnya anak tidak memainkan alat
permainan tertentu, dan situasi atau objek yang ada disekelilingnya yang
digunakannnya sebagai alat permainan. Anak tampak senang, gembira dan
asyik dengan situasi serta lingkungannya tersebut.
 Dramatic play 
Sesuai dengan sebutannya pada permainan ini anak memainkan peran
sebagai orang lain melalui permainan. Anak berceloteh sambil berpakaian
meniru orang dewasa, misalnya ibu guru, ibunya, ayahnya, kakanya, dan
sebagainya yang ia tiru.

b. Berdasarkan karakter sosial
 Onlooker play
Pada jenis permainan ini anak hanya mengamati temannya yang
sedang bermain, tanpa ada inisiatif untuk ikut berpartisipasi dalam
permainan, jadi, anak tersebut bersifat pasif, tetapi ada proses pengamatan
terhadap permainan yang sedang dilakukan temanya. 
 Solitary play
Pada permainan ini, anak tampak berada dalam kelompok permainan
tetapi anak bermain sendiri dengan alat permainan yang dimilikinya, dan
alat permainan tersebut berbeda dengan alat permainan yang digunakan
temannya, tidak ada kerja sama, atau komunikasi dengan teman
sepermainan.
5
 Parallel lay
Pada permainan ini, anak dapat menggunakan alat permainan yang
sama, tetapi antara satu anak dengan anak yang lain tidak terjadi kontak
satu sama lain sehingga antara anak yang satu dengan anak yang lain tidak
ada sosialisasi satu sama lain. Biasanya permainan ini dilakukan oleh anak
usia toddler.
 Assosiatif play
Pada permainan ini sudah terjadi komunikasi antara satu anak dengan
anak yang lain, tetapi tidak terorganisasi tidak ada pemimpin atau yang
memimpin permainan, dan tujuan permainan tidak jelas. Contoh bermain
boneka, bermain hujan-hujanan, bermain masak-masakan.
 Cooperative play
Aturan permainan dlam kelompok tampak lebih jelas pada permainan
jenis ini, juga tujuan dan pemimpin permainan. Anak yang memimpin
permainan mengatur dan mengarahkan anggotanya,untuk bertindak dalam
permainan sesuai dengan tujuan yang diharapkan dalam permainan
tersebut. Misalnya, pada permainan sepak bola.

5. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam aktivitas bermain


a. Bermain/alat bermain harus sesuai dengan taraf perkembangan anak
b. Permainan disesuaikan dengan kemampuan dan minat anak.
c. Ulangi suatu cara bermain sehingga anak terampil, sebelum meningkat pada
keterampilan yang lebih majemuk.
d. Jangan memaksa anak bermain, bila anak sedang tidak ingin  bermain.
e. Jangan memberikan alat permainan terlalu banyak atau sedikit.
f.
6. Keuntungan Terapi Bermain
Keuntungan-keuntungan yang didapat dari bermain, antara lain:
c. Membuang ekstra energi.
d. Mengoptimalkan pertumbuhan seluruh bagian tubuh, seperti tulang, otot dan
organ-organ.
e. Aktivitas yang dilakukan dapat merangsang nafsu makan anak.
f. Anak belajar mengontrol diri.

6
g. Berkembanghnya berbagai ketrampilan yang akan berguna sepanjang
hidupnya.
h. Meningkatnya daya kreativitas.
i. Mendapat kesempatan menemukan arti dari benda-benda yang ada disekitar
anak.
j. Merupakan cara untuk mengatasi kemarahan, kekuatiran, iri hati dan kedukaan.
k. Kesempatan untuk bergaul dengan anak lainnya.
l. Kesempatan untuk mengikuti aturan-aturan.
m. Dapat mengembangkan kemampuan intelektualnya.

7. Fungsi Terapi Bermain


Fungsi bermain adalah merangsang perkembangan sensorimotor , perkembangan
intelektual ,sosialisasi , kreativitas , kesadaran diri , nilai moral , dan manfaat
terapeutik.
a. Perkembangan sensoris-motorik
Pada saat melakukan permainan, aktivitas sensoris-motorik merupakan
komponen terbesar yang digunakan anak dan bermain aktif sangat penting
untuk perkembangan fungsi otot.
b. Perkembangan intelektual
Pada saat bermain, anak melakukan eksplorasi dan manipulasi terhadap segala
sesuatu yang ada di lingkungan sekitarnya, terutama mengenai warna, bentuk,
ukuran, tekstur, dan membedakan objek. Pada saat bermain pula anak akan
melatih diri untuk memecahkan masalah.
c. Perkembangan social
Perkembangan sosial ditandai dengan kemampuan berinteraksi dengan
lingkungannya. Melalui kegiatan bermain, anak akan belajar memberi dan
menerima. Bermain dengan orang lain akan membantu anak untuk
mengembangkan hubungan social damn belajar memecahkan masalah dari
hubunga tersebut.
d. Perkembangan kreativitas
Berkreasi adalah kemampuan untuk menciptakan sesuatu dan
mewujudkannya ke dalam bentuk objek dan atau kegiatan yang dilakukannya.
Melalui kegiatan bermain, anak akan belajar dan mencoba untuk
merealisasikan ide-idenya. Misalnya, dengan membongkar dan memasang
7
satu alat permainan akan merangsang kreativitasnya untuk semakin
berkembang.
e.  Perkembangan kesadaran diri
Melalui bermain, anak akan mengembangkan kemampuannya dalam
mengatur tingkah laku.
f. Perkembangan moral
Anak mempelajari nilai benar dan salah dari lingkungannya, terutama dari
orang tua dan guru. Dengan melakukan aktivitas bermain, anak akan
mendapat kesempatan untuk menerapkan nilai-nilai tersebut sehingga dapat
diterima di lingkungannya dan dapat menyesuaikan diri dengan aturan-aturan
kelompok yang ada dalam lingkungannya.
g. Bermain sebagai terapi
Pada saat dirawat di rumah sakit, anak akan mengalami berbagai perasaan
yang sangat tidak menyenangkan, seperti marah, takut, cemas, sedih, dan
nyeri. Perasaan tersebut merupakan dampak dari hospitalisasi yang dialami
anak karena menghadapi beberapa stressor yang ada di lingkungan rumah
sakit. Untuk itu, dengan melakukan permainan anak akan terlepas dari
ketegangan dan stress yang dialaminya karena dengan melakukan permainan,
anak akan dapat mengalihkan rasa sakitnya pada permainannya (distraksi) dan
relaksasi melalui kesenangannya melakukan permainan.

8. Tujuan Terapi Bermain


Melalui fungsi yang terurai diatasnya, pada prinsipnya bermain mempunyai tujuan
sebagai berikut :
a. Untuk melanjutkan pertumbuhan dan perkembangan yang normal pada saat
sakit anak mengalami gangguan dalam pertumbuhan dan perkembangannya.
Walaupun demikian, selama anak dirawat di rumah sakit, kegiatan stimulasi
pertumbuhan dan perkembangan masih harus tetap dilanjutkan untuk
menjaga kesinambungannya.
b. Mengekspresikan perasaan, keiginan, dan fantasi serta ide-idenya. Seperti
yang telah di uraikan diatas pada saat sakit dan dirawat di rumah sakit, anak
mengalami berbagai perasaan yang sangat tidak menyenangkan. Pada anak
yang belum dapat mengekspresikannya.

8
c. Mengembangkan kreatifitas dan kemampuan memecahkan masalah.
Permainan akan menstimulasi daya piker, imajinasi, fantasinya untuk
menciptakan sesuatu seperti yang ada dalam pikirannya. Pada saat
melakukan permainan, anak juga akan dihadapkan pada masalah dalam
konteks permainannya, semakin lama ia bermain dan semakin tertantang
untuk dapat menyelesaikannya dengan baik.
d. Dapat beradaptasi secara efektif terhadap stress karena sakit dan dirawat di
rumah sakit. Stress yang dialami anak dirawat di rumah sakit tidak dapat
dihindarkan sebagaimana juga yang dialami orang tua. Untuk itu yang
penting adalah bagaimana menyiapkan anak dan orang tua untuk dapat
beradaptasi dengan stressor yang dialaminya di rumah sakit secara
efeaktorktif. Permainan adalah media yang efektif untuk beradaptasi karena
telah terbukti dapat menurunkan rasa cemas, takut, nyeri dan marah.
9. Karakteristik permainan sesuai dengan tunbuh kembang usia 4-6 tahun
Tujuannya adalah  :
1) Mengembangkan kemampuan menyamakan dan membedakan.
2) Mengembangkan kemampuan berbahasa.
3) Mengembangkan pengertian tentang berhitung, menambah, mengurangi.
4) Merangsang daya imajinansi dsengan berbagai cara bermain pura-pura
(sandiwara).
5) Membedakan benda dengan permukaan.
6) Menumbuhkan sportivitas.
7) Mengembangkan kepercayaan diri.
8) Mengembangkan kreativitas.
9) Mengembangkan koordinasi motorik (melompat, memanjat, lari, dll)
10) Mengembangkan kemampuan mengontrol emosi, motorik halus dan
kasar.

Alat permainan yang dianjurkan :


a. Berbagai benda dari sekitar rumah, buku bergambar, majalah anak-anak,
alat gambar & tulis, kertas untuk belajar melipat, gunting, air, dll.
b. Teman-teman bermain : anak sebaya, orang tua, orang lain diluar rumah.
BAB III

9
LAMPIRAN 1
PROPOSAL TERAPI BERMAIN

Topik : Terapi Bermain


Sub Topik : Mengenal Berbagai Jenis Nama Buah-Buahan dan Hewan dalam Bahasa
Inggris dan Cara Mencuci Tangan Dengan Benar
Sasaran : Anak Sekolah Usia 5-6 tahun
Tempat : Panti Sosial Balita Anak Tunas Bangsa
Waktu : 60 menit
Tujuan :
1. Tujuan Intruksional Umum
Setelah diajak bermain diharapkan anak dapat mengembangkan aktivitas dan kratifitas
melalui pengalaman bermain dan beradaptasi efektif.
2.Tujuan Instrusional Khusus
Setelah diajak bermain selama 60 menit,anak diharapkan
a. Dapat berinteraksi sesama teman dan perawat
b. Dapat mengembangkan imajinasinya
c. Dapat meningkatkan kreatifitasnya
d. Dapat menembangkan kemampuan motorik halusnya
e. Mengungkapkan kegembiraan dan rasa senang
f. Terlihat lebih rileks
g. Koperatif terhadap perawatan
Perencanaan :
1. Jenis program Bermain :
Bermain membuat keterampilan menggunakan kertas origami dan mengenal cara
mencuci tangan dengan benar.
2. Karakteristik Bermain :
- Melatih Motorik Halus
- Melatih Ketelitian dan Keterampilan
3. Karakteristik Peserta :
a. Usia 5-6 tahun
b. Jumlah peserta 6 orang
c. Keadaan umum anak baik
d.  Klien (anak) dapat duduk
10
e.  Peserta kooperatif
4. Metode : Demonstrasi
5. Alat-alat yg akan digunakan : (Media)
 Kertas Gambar Buah dan Hewan 10 buah
 Handuk untuk mengeringkan tangan 2 buah
 Handwash 3 buah
 Air dalam baskom untuk mencuci tangan

Strategi Pelaksanaan :
1. Persiapan : 5 menit
a. Menyiapkan ruangan
b. Menyiapkan alat
c. Menyiapkan peserta

2. Pembukaan : 5 menit
a. Perkenalan antara perawat dengan anak
b. Anak yang akan bermain saling berkenalan
c. Menjelaskan maksud dan tujuan

3. Kegiatan : 20 menit
a. Anak diminta memilih tempat yang disukai
b. Pemandu memberikan arahan jalannya permainan
c. Anak diminta untuk duduk dan melihat cara-cara yang disampaikan oleh
penyaji/peraga
d. Anak diminta untuk mengikuti langkah-langkah mencuci tangan yang sudah
dilakukan oleh peraga.
e. Anak diminta untuk tidak bermain air, melakukan cuci tangan dengan baik dan benar.
f. Anak diminta untuk bersabar dan bergantian dengan teman-temanya.
4. Penutup : 5 menit
a. Memberikan penghargaan pada anak atas hasil kerjanya
b. Merapikan alat dan tempat bermain.

Setting Tempat

11
Penyaji/Peraga
Fasilitator Peserta (Anak Usia
Sekolah)

Pemandu Pemandu

Observer
Struktur organisasi

1. Leader                 : Ribka Risnawati


2. Co. Leader           : Widya Maria
3. Fasilitator           : Widya Maria
4.  Observer            : Ns.Yanti Anggraini, M.Kep dan Ns. Hasian Leniwita S.kep

Uraian Tugas

1.   Leader
a.   Menjelaskan tujuan bermain
b.  Mengarahkan proses kegiatan pada anggota kelompok
c.   Menjelaskan aturan bermain pada anak
d.   Mengevaluasi perasaan setelah pelaksanaan

2.   Co.Leader
a.   Membantu leader dalam mengorganisasi anggota.

3.   Fasilitator
a. Menyiapkan alat-alat permainan
b. Memberi motivasi kepada anak untuk mendengarkan apa yang sedang
dijelaskan.
c. Mempertahankan kehadiran anak
d. Mencegah gangguan/hambatan terhadap anak baik luar maupun dalam.
12
4.  Observer
a. Mencatat dan mengamati respon klien secara verbal dan non verbal.
b. Mencatat seluruh proses yang dikaji dan semua perubahan prilaku,
c. Mencatat dan mengamati peserta aktif dari program bermain

Evaluasi Yang Diharapkan:


a. Anak dapat berinteraksi dengan sesama anak lainnya
b. Anak dapat mengembangkan imajinasinya
c. Anak dapat mengembangkan motorik halusnya
d. Anak dapat meningkatkan kreatifitasnya
e. Anak dapat mengungkapkan kegembiraan dan rasa sengangnya
f. Anak terlihat lebih rileks
g. Anak akan kooperatif terhadap perawatan dan pengobatan

LAMPIRAN II
13
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR

TERAPI BERMAIN
Usaha mengubah tingkah laku bermasalah dengan menempatkan anak
PENGERTIAN
dalam situasi bermain

1.Memfasilitasi anak untuk beradaptasi dengan lingkungan asing


TUJUAN 2.Memberi kesempatan untuk membuat keputusan dan control
3.Menjelaskan konsep-konsep tentang penggunaan dan tujuan peralatan
4.Memberi peralihan (distraksi) dan relaksasi
5.Membantu anak untuk merasa lebih nyaman
6.Memberi cara untuk mengurangi tekanan dan untuk mengeksporasikan
perasaan
7.Fasilitas untuk berinteraksi dan mengembangkan sikap-sikap yang
positif terhadap orang lain
8.Memberi cara mengekspresikan ide kreatif dan minat
9.Memberi cara untuk mencapai tujuan terapeutik

KEBIJAKAN Dilakukan di ruang aula/bermain panti


PETUGAS Perawat
PERSIAPAN 1. Anak diberitahu tujuan bermain
PASIEN 2. Melakukan kontrak waktu
3. Tidak mengantuk
4. Tidak rewel/lapar
5. Anak dapat mengambil posisi nyaman
PERALATAN 1. Rancangkan program bermain yang lengkap dan sistematis
2. Alatbermain sesuai dengan umur dan jenis kelamin dan tujuan
PROSEDUR Tahap Prainteraksi
PELAKSANAAN 1. Melakukan kontrak waktu
2. Mengecek kesiapan anak (tidak mengantuk dan tidak lapar)
3. menyiapkan alat

14
Tahap Orientasi
1. Memberi Salam dan Menyapa Anak
2. Memperkenalkan diri antara perawat dan anak
3. Menjelaskan tujuan dan prosedur pelaksanaan
4. Menanyakan persetujuan dan kesiapan anak sebelum permainan di
lakukan

Tahap kerja
1. Memberi petunjuk pada anak mengenai cara bermain
2.  Mempersilahkan anak untuk melakukan permainan sendiri/bersama
anak lain/perawat
3.  Memotivasi keterlibatan anak
4.  Memberi pujian kepada anak bila melakukan permainan
5. Mengobservasi emosi, hubungan interpersonal,dan psikomotorik anak
saat bermain
6.  Meminta anak menceritakan apa yang dilakukan atau di buatnya
7.  Tanyakan perasaan anak setelah bermain

Tahap Terminasi
1.  Melakukan evaluasi sesuai dengan tujuan
2. Berpamitan dengan anak
3.  Membereskan dan kembalikan alat ke tempat semula
 4. Mencatat jenis permainan dan respons anak serta keluarga mengenai
kegiatan dalam lembar catatan keperawatan dan kesimpulan hasil
bermain meliputi emosional,hubungan interpersonal,psikomotor,serta
anjuran untuk anak

15
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan
Terapi Bermain merupakan penerapan sistematis dari sekumpulan prinsip belajar
terhadap suatu kondisi atau tingkah laku yang dianggap menyimpang , dengan tujuan
melakukan perubahan.Perubahan yang dimaksud bisa berarti menghilangkan ,
mengurangi , meningkatkan , atau memodifikasi suatu kondisi atau tingkah laku
tertentu.
Fungsi Bermain :
a. Perkembangan sensoris-motorik
b. Perkembangan Intelektual
c. Perkembangan Sosial
d. Perkembangan Kreativitas
e. Perkembangan Kesafaran Diri
f. Perkembangan Moral
g. Bermain sebagai Terapi
Aktivitas bermain yang tepat harus sesuai dengan tahapan pertumbuhan dan
perkembangan dari usia anak. Perawat harus mengetahui kondisi anak pada saat
melakukan terapi bermain dan harus menguji ulang terapi bermain yang edukatif
terhadap anak untuk mengetahui apakah anak mendengar dan memahami dengan baik
permainan edukatif yang diberikan atau tidak.
Perawat juga harus mengetahui apakah alat terapi bermain yang digunakan
aman atau tidak untuk anak agar menghindari terjadinya cedera dan trauma pada
anak.
Dengan diadakannya terapi bermain mengenal buah dan hewan dalam bahasa
indonesia dan bahasa inggris, sebagian anak-anak mengerti dan memahami nama-
nama buah dan hewan dalam bahasa indonesia dan bahasa inggris. Sebagian anak-
anak tampak kooperatif dalam mengikuti terapi bermain dan sebagian anak kurang
tertarik dan kurang kooperatif dalam mengikuti terapi bermain.
Pada saat diadakan demonstrasi cara mencuci tangan, anak-anak
memperhatikan dengan baik. Setelah selesai di demonstrasikan cara mencuci tangan
yang benar anak-anak dapat melakukan cara mencuci tangan yang baik dan benar
dengan sendiri tanpa di bantu.

16
B. Saran
1. Bagi Panti
Lebih memperhatikan keterampilan anak dalam mengenal buah dan hewan dalam
bahasa inggris dan bahasa indonesia, dan menganjurkan anak untuk selalu mencuci
tangan dengan benar sebelum atau sesudah beraktivitas contohnya sebelum makan
dan sesudah makan untuk mengurangi mikroorganisme yang masuk ke dalam
tubuh.

2. Bagi Anak
Agar dapat lebih mengenal,mengerti serta lebih memahami nama-nama buah dan
hewan dalam bahasa inggris dan bahasa indonesia, dan lebih sering mencuci
tangan yang baik dan benar sendiri tanpa dibantu atau lebih mengerti arti
pentingnya kebersihan tangan dan diri.

3. Bagi Mahasiswa
Terutama untuk mahasiswa keperawatan,agar lebih bermanfaat dalam mata ajar
keperawatan anak khususnya.

DAFTAR PUSTAKA

 Potter dan Perry. (2006). Keperawatan Anak ed 1. Jakarta: EGC


 Soetjiningsih & Ranuh. (2015). Tumbuh kembang Anak. Edisi 2. Jakarta: EGC
 Berhman dan Kliegman.(2010). Keperawatan Pediatri. Jakarta : EGC
17
 Andriana (2013). Tumbuh Kembang dan Terapi Bermain pada Anak. Edisi Revisi.
Denpasar : Salemba Medika.

18

Anda mungkin juga menyukai