DISUSUN OLEH :
RIBKA RISNAWATI
WIDYA MARIA. S
DOSEN PEMBINGBING :
Ns. MARYATI RITONGA S.Kep
AKADEMI KEPERAWATAN
YAYASAN UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA
JAKARTA
2016
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kita panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan
karunia sehingga kami dapat menyelesaikan Proposal Terapi Bermain dengan baik meskipun
masih jauh dari sempurna.
Pada kesempatan ini kami mengucapkan banyak terima kasih kepada dosen
pembimbing kami ( Ibu Ns.Maryati Ritonga , S.Kep dan Ibu Ns.Yanti Aritonang,M.Kep)
yang telah banyak memberikan bantuan sehingga Proposal ini dapat kami susun dengan baik,
tidak luput pula kami ucapkan terima kasih kepada pihak yang turut membantu kami dalam
menyusun Proposal ini
Kami menyadari bahwa Proposal ini masih jauh dari sempurna , Oleh Karena Itu
kami mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun untuk lebih menyempurnakan
Proposal ini. Kami berharap Proposal ini dapat memberikan manfaat dan kontibusi untuk
banyak pihak, terutama mahasiswa keperawatan.
Akhirnya kami mohon maaf apa bila ada kata atau tulisan yang belum sempurna.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar.................................................................................................. i
Daftar Isi........................................................................................................... ii
BAB IV PENUTUP.......................................................................................... 16
A. Kesimpulan........................................................................................... 16
B. Saran..................................................................................................... 17
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 18
ii
1
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
1
Petama , terapi jangka pendek untuk masalah ringan , yang dapat diselesaikan
dengan memberi dukungan , memberi ide , menghibur , atau membujuk anak.Kedua ,
terapi jangka panjang untuk masalah yang memerlukan keteraturan dan kontinuitas
demi perubahan tingkah laku anak.
Terapi bermain adalah usaha mengubah tingkah laku bermasalah dengan
menempatkan anak dalam situasi bermain.Bermain merupakan cerminan kemampuan
fisik , intelektual , emosional , dan sosial.Bermain merupakan media yang baik untuk
belajar karena dengan bermain anak-anak akan berkata-kata (berkomunikasi) , belajar
menyesuaikan diri dengan lingkungan , melakukan apa yang dapat dilakukannya , dan
mengenal waktu , jarak , serta suara ( Wong,2011)
2
BAB II
TINJAUAN TEORI
2. Kategori Bermain
Dua Kategori bermain adalah sebagai berikut :
a. Bermain bebas
Bermain bebas berarti anak bermain tanpa aturan dan tuntutan.Anak bisa
mempertahankan minatnya dan mengembangkan sendiri kegiatannya.
b. Bermain terstruktur
Bermain terstruktur direncanakan dan dipandu oleh orang dewasa.Kategori ini
membatasi dan meminimalkan daya cipta anak.
Kedua Kategori bermain ini sama pentingnya dan bila dilakukan secara
seimbang akan memberikan kontribusi untuk mencerdaskan anak.
3
3. Bermain drama (Dramatic Play)
Misal bermain sandiwara boneka, main rumah-rumahan dengan teman-
temannya.
4. Bermain fisik
Misalnya bermain bola, bermain tali dan lain-lain.
b. Bermain pasif
Pada permainan ini anak bermain pasif antara lain dengan melihat dan
mendengar. Permainan ini cocok apabila anak sudah lelah bernmain aktif
dan membutuhkan sesuatu untuk mengatasi kebosanan dan keletihannya.
Contoh ; Melihat gambar di buku/majalah.,mendengar cerita atau
musik,menonton televisi dsb.
4. Klasifikasi Bermain
a. Berdasarkan isi permainan
Social affective play
Inti permainan ini adalah adanya hubungan interpersonal yang
menyenangkan antara anak dan orang lain. Misalnya, bayi akan
mendapatkan kesenagan dan kepuasan dari hubungan yang menyenangkan
dengan orang tuanya dan/atau orang lain.permainan yang biasa dilakukan
adalah “ciluk ba” berbicara sambil tersenyum/tertawa, atau sekedar
memberikan tangan pada bayi dan menggenggamnya tetapi dengan
diiringi berbicara sambil tersenyum dan tertawa.
Sense of pleasure play
Permainan ini menggunakan alat yang dapat menimbulkan rasa senang
pada anak dan biasanya mengasyikan. Misalnya, dengan menggunakan
pasir, anak akan membuat gunung-gunung atau benda-benda apasaja yang
dapat dibentuknya dengan pasir. Bias juga dengan menggunakan air anak
akan melakukan macam-macam permainan, misalnya memindahkan air ke
botol, bak atau tempat lain. Ciri khas permainan ini adalah anak akan
semakin lama semakin asyik bersentuhan dengan alat permainan ini dan
dengan permainan yang dilakukan sehingga susah dihentikkan.
Skill play
Sesuai dengan sebutannya, permainan ini akan meningkatkan
4
ketrampilan anak, khususnya motorik kasar dan halus. Misalkan bayi akan
trampil memegang benda-benda kecil, memindahkan benda dari tempat
yang satu ke tempat yang lain, dan anak trampil naik sepeda.
Games atau permainan
Games atau permainan adalah jenis permainan yang menggunakan
alat tertentu yang menggunakan perhitungan dan/skor. Permainan ini bias
dilakukan oleh anak sendiri dan/ atau temannya. Banyak sekali jenis
permainan ini mulai dari yang sifatnya tradisional maupun yang
modern.Misalnya : ular tangga,congkla, puzzle,dll.
Unoccupied behavior
Pada saat tertentu, anak sering terlihat mondar-mandir, tersenyum,
tertawa, jinjit-jinjit, bungkuk-bungkuk, memainkan kursi, meja atau apa
saja yang ada disekelilingnya. Jadi, sebenarnya anak tidak memainkan alat
permainan tertentu, dan situasi atau objek yang ada disekelilingnya yang
digunakannnya sebagai alat permainan. Anak tampak senang, gembira dan
asyik dengan situasi serta lingkungannya tersebut.
Dramatic play
Sesuai dengan sebutannya pada permainan ini anak memainkan peran
sebagai orang lain melalui permainan. Anak berceloteh sambil berpakaian
meniru orang dewasa, misalnya ibu guru, ibunya, ayahnya, kakanya, dan
sebagainya yang ia tiru.
b. Berdasarkan karakter sosial
Onlooker play
Pada jenis permainan ini anak hanya mengamati temannya yang
sedang bermain, tanpa ada inisiatif untuk ikut berpartisipasi dalam
permainan, jadi, anak tersebut bersifat pasif, tetapi ada proses pengamatan
terhadap permainan yang sedang dilakukan temanya.
Solitary play
Pada permainan ini, anak tampak berada dalam kelompok permainan
tetapi anak bermain sendiri dengan alat permainan yang dimilikinya, dan
alat permainan tersebut berbeda dengan alat permainan yang digunakan
temannya, tidak ada kerja sama, atau komunikasi dengan teman
sepermainan.
5
Parallel lay
Pada permainan ini, anak dapat menggunakan alat permainan yang
sama, tetapi antara satu anak dengan anak yang lain tidak terjadi kontak
satu sama lain sehingga antara anak yang satu dengan anak yang lain tidak
ada sosialisasi satu sama lain. Biasanya permainan ini dilakukan oleh anak
usia toddler.
Assosiatif play
Pada permainan ini sudah terjadi komunikasi antara satu anak dengan
anak yang lain, tetapi tidak terorganisasi tidak ada pemimpin atau yang
memimpin permainan, dan tujuan permainan tidak jelas. Contoh bermain
boneka, bermain hujan-hujanan, bermain masak-masakan.
Cooperative play
Aturan permainan dlam kelompok tampak lebih jelas pada permainan
jenis ini, juga tujuan dan pemimpin permainan. Anak yang memimpin
permainan mengatur dan mengarahkan anggotanya,untuk bertindak dalam
permainan sesuai dengan tujuan yang diharapkan dalam permainan
tersebut. Misalnya, pada permainan sepak bola.
6
g. Berkembanghnya berbagai ketrampilan yang akan berguna sepanjang
hidupnya.
h. Meningkatnya daya kreativitas.
i. Mendapat kesempatan menemukan arti dari benda-benda yang ada disekitar
anak.
j. Merupakan cara untuk mengatasi kemarahan, kekuatiran, iri hati dan kedukaan.
k. Kesempatan untuk bergaul dengan anak lainnya.
l. Kesempatan untuk mengikuti aturan-aturan.
m. Dapat mengembangkan kemampuan intelektualnya.
8
c. Mengembangkan kreatifitas dan kemampuan memecahkan masalah.
Permainan akan menstimulasi daya piker, imajinasi, fantasinya untuk
menciptakan sesuatu seperti yang ada dalam pikirannya. Pada saat
melakukan permainan, anak juga akan dihadapkan pada masalah dalam
konteks permainannya, semakin lama ia bermain dan semakin tertantang
untuk dapat menyelesaikannya dengan baik.
d. Dapat beradaptasi secara efektif terhadap stress karena sakit dan dirawat di
rumah sakit. Stress yang dialami anak dirawat di rumah sakit tidak dapat
dihindarkan sebagaimana juga yang dialami orang tua. Untuk itu yang
penting adalah bagaimana menyiapkan anak dan orang tua untuk dapat
beradaptasi dengan stressor yang dialaminya di rumah sakit secara
efeaktorktif. Permainan adalah media yang efektif untuk beradaptasi karena
telah terbukti dapat menurunkan rasa cemas, takut, nyeri dan marah.
9. Karakteristik permainan sesuai dengan tunbuh kembang usia 4-6 tahun
Tujuannya adalah :
1) Mengembangkan kemampuan menyamakan dan membedakan.
2) Mengembangkan kemampuan berbahasa.
3) Mengembangkan pengertian tentang berhitung, menambah, mengurangi.
4) Merangsang daya imajinansi dsengan berbagai cara bermain pura-pura
(sandiwara).
5) Membedakan benda dengan permukaan.
6) Menumbuhkan sportivitas.
7) Mengembangkan kepercayaan diri.
8) Mengembangkan kreativitas.
9) Mengembangkan koordinasi motorik (melompat, memanjat, lari, dll)
10) Mengembangkan kemampuan mengontrol emosi, motorik halus dan
kasar.
9
LAMPIRAN 1
PROPOSAL TERAPI BERMAIN
Strategi Pelaksanaan :
1. Persiapan : 5 menit
a. Menyiapkan ruangan
b. Menyiapkan alat
c. Menyiapkan peserta
2. Pembukaan : 5 menit
a. Perkenalan antara perawat dengan anak
b. Anak yang akan bermain saling berkenalan
c. Menjelaskan maksud dan tujuan
3. Kegiatan : 20 menit
a. Anak diminta memilih tempat yang disukai
b. Pemandu memberikan arahan jalannya permainan
c. Anak diminta untuk duduk dan melihat cara-cara yang disampaikan oleh
penyaji/peraga
d. Anak diminta untuk mengikuti langkah-langkah mencuci tangan yang sudah
dilakukan oleh peraga.
e. Anak diminta untuk tidak bermain air, melakukan cuci tangan dengan baik dan benar.
f. Anak diminta untuk bersabar dan bergantian dengan teman-temanya.
4. Penutup : 5 menit
a. Memberikan penghargaan pada anak atas hasil kerjanya
b. Merapikan alat dan tempat bermain.
Setting Tempat
11
Penyaji/Peraga
Fasilitator Peserta (Anak Usia
Sekolah)
Pemandu Pemandu
Observer
Struktur organisasi
Uraian Tugas
1. Leader
a. Menjelaskan tujuan bermain
b. Mengarahkan proses kegiatan pada anggota kelompok
c. Menjelaskan aturan bermain pada anak
d. Mengevaluasi perasaan setelah pelaksanaan
2. Co.Leader
a. Membantu leader dalam mengorganisasi anggota.
3. Fasilitator
a. Menyiapkan alat-alat permainan
b. Memberi motivasi kepada anak untuk mendengarkan apa yang sedang
dijelaskan.
c. Mempertahankan kehadiran anak
d. Mencegah gangguan/hambatan terhadap anak baik luar maupun dalam.
12
4. Observer
a. Mencatat dan mengamati respon klien secara verbal dan non verbal.
b. Mencatat seluruh proses yang dikaji dan semua perubahan prilaku,
c. Mencatat dan mengamati peserta aktif dari program bermain
LAMPIRAN II
13
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
TERAPI BERMAIN
Usaha mengubah tingkah laku bermasalah dengan menempatkan anak
PENGERTIAN
dalam situasi bermain
14
Tahap Orientasi
1. Memberi Salam dan Menyapa Anak
2. Memperkenalkan diri antara perawat dan anak
3. Menjelaskan tujuan dan prosedur pelaksanaan
4. Menanyakan persetujuan dan kesiapan anak sebelum permainan di
lakukan
Tahap kerja
1. Memberi petunjuk pada anak mengenai cara bermain
2. Mempersilahkan anak untuk melakukan permainan sendiri/bersama
anak lain/perawat
3. Memotivasi keterlibatan anak
4. Memberi pujian kepada anak bila melakukan permainan
5. Mengobservasi emosi, hubungan interpersonal,dan psikomotorik anak
saat bermain
6. Meminta anak menceritakan apa yang dilakukan atau di buatnya
7. Tanyakan perasaan anak setelah bermain
Tahap Terminasi
1. Melakukan evaluasi sesuai dengan tujuan
2. Berpamitan dengan anak
3. Membereskan dan kembalikan alat ke tempat semula
4. Mencatat jenis permainan dan respons anak serta keluarga mengenai
kegiatan dalam lembar catatan keperawatan dan kesimpulan hasil
bermain meliputi emosional,hubungan interpersonal,psikomotor,serta
anjuran untuk anak
15
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Terapi Bermain merupakan penerapan sistematis dari sekumpulan prinsip belajar
terhadap suatu kondisi atau tingkah laku yang dianggap menyimpang , dengan tujuan
melakukan perubahan.Perubahan yang dimaksud bisa berarti menghilangkan ,
mengurangi , meningkatkan , atau memodifikasi suatu kondisi atau tingkah laku
tertentu.
Fungsi Bermain :
a. Perkembangan sensoris-motorik
b. Perkembangan Intelektual
c. Perkembangan Sosial
d. Perkembangan Kreativitas
e. Perkembangan Kesafaran Diri
f. Perkembangan Moral
g. Bermain sebagai Terapi
Aktivitas bermain yang tepat harus sesuai dengan tahapan pertumbuhan dan
perkembangan dari usia anak. Perawat harus mengetahui kondisi anak pada saat
melakukan terapi bermain dan harus menguji ulang terapi bermain yang edukatif
terhadap anak untuk mengetahui apakah anak mendengar dan memahami dengan baik
permainan edukatif yang diberikan atau tidak.
Perawat juga harus mengetahui apakah alat terapi bermain yang digunakan
aman atau tidak untuk anak agar menghindari terjadinya cedera dan trauma pada
anak.
Dengan diadakannya terapi bermain mengenal buah dan hewan dalam bahasa
indonesia dan bahasa inggris, sebagian anak-anak mengerti dan memahami nama-
nama buah dan hewan dalam bahasa indonesia dan bahasa inggris. Sebagian anak-
anak tampak kooperatif dalam mengikuti terapi bermain dan sebagian anak kurang
tertarik dan kurang kooperatif dalam mengikuti terapi bermain.
Pada saat diadakan demonstrasi cara mencuci tangan, anak-anak
memperhatikan dengan baik. Setelah selesai di demonstrasikan cara mencuci tangan
yang benar anak-anak dapat melakukan cara mencuci tangan yang baik dan benar
dengan sendiri tanpa di bantu.
16
B. Saran
1. Bagi Panti
Lebih memperhatikan keterampilan anak dalam mengenal buah dan hewan dalam
bahasa inggris dan bahasa indonesia, dan menganjurkan anak untuk selalu mencuci
tangan dengan benar sebelum atau sesudah beraktivitas contohnya sebelum makan
dan sesudah makan untuk mengurangi mikroorganisme yang masuk ke dalam
tubuh.
2. Bagi Anak
Agar dapat lebih mengenal,mengerti serta lebih memahami nama-nama buah dan
hewan dalam bahasa inggris dan bahasa indonesia, dan lebih sering mencuci
tangan yang baik dan benar sendiri tanpa dibantu atau lebih mengerti arti
pentingnya kebersihan tangan dan diri.
3. Bagi Mahasiswa
Terutama untuk mahasiswa keperawatan,agar lebih bermanfaat dalam mata ajar
keperawatan anak khususnya.
DAFTAR PUSTAKA
18