Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN TERAPI BERMAIN MEWARNAI

DI RUANG CEMPAKA RSUD TAMAN HUSADA

BONTANG STASE KEPERAWATAN ANAK

Disusun Oleh :

KELOMPOK 1

ANDI SURYANI

ANY

SYABRIANI

DUMERIWATI

PANGGABEAN TUTI

MINDAYATI

PROGRAM STUDI PENDIDKAN PROFESI NERS INSTITUT TEKNOLOGI


KESEHATAN DAN SAINS WIYATA HUSADA SAMARINDA

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat ALLAH SWT yang telah memberikan
rahmat serta karunia-Nya kepadi kami sehingga kami dapat menyelesaikan kegiatan dan
laporan Terapi Bermain Mewarnai pada anak usia balita.

Tujuan dilaksanakannya terapi bermain adalah untuk menurunkan tingkat


kecemasan hospitalisasi anak selama dirawat, meningkatkan konsentrasi anak, melatih
motorik halus dan memenuhi target stase keperawatan anak.

Diharapkan kegiatan ini dapat memberikan informasi tentang bagaimana cara


melakukan terapi bermain mewarnai, kami menyadari bahwa kegiatan dan laporan ini
masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu keritik dan saran semua pihak yang
bersifat membangun selalu kami harapkan.

Kami mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu,


membimbing dn memberikan arahan dalam kegiatan dan penyelesaian laporan ini, akhir
kata kelompok mengucapkan terima kasih.

Kamis, 07 Desember 2023

Kelompok 1

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................................2

DAFTAR ISI.....................................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang......................................................................................................4
B. Tujuan...................................................................................................................4
BAB II TINJAUAN TEORITIS

A. Konsep Bermain....................................................................................................5
B. Bermain Di Rumah Sakit......................................................................................7
C. Konsep Bermain Mewarnai...................................................................................9

BAB III SAP TERAPI BERMAIN

A. Tujuan instruksional umum................................................................................13


B. Tujuan instruksional khusus................................................................................13
C. Peserta.................................................................................................................13
D. Kriteria................................................................................................................13
E. Sarana dan Media................................................................................................13
F. Pengorganisasian.................................................................................................14
G. Pembagian Tugas................................................................................................14
H. Setting Tempat....................................................................................................15
I. Susunan Kegiatan................................................................................................15
J. Evaluasi...............................................................................................................16

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan.........................................................................................................18
B. Saran....................................................................................................................18

DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................19

LEMBAR OBSERVASI.................................................................................................20

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Program bermain dirumah sakit adalah salah satu upaya untuk meningkatkan
perkembangan anak karena anak anak yang dirawat dirumah sakit cenderung akan
mengalami hambatan dalam perkembangan fisik dan motorik pada anak secara
maksimal. Salah satu respon anak anak yang dirawat dirumah sakit adalah merasa
cemas, jika kecemasan ini tidak ditangani dengan baik akan berpengaruh pada
gangguan tumbuh kembang anak.
Tujuan bermain pada anak yaitu memberikan kesenangan, mengembangkan
imajinasi anak, memberikan stimulus dalam kemampuan keterampilan, kognitif dan
afektif, mengembangkan kematangan fisik, emosional dan mental sehingga akan
membuat anak tumbuh menjadi anak yang kreatif, cerdas dan penuh inovatif.
Mewarnai merupakan kegiatan yang menyenangkan yang dilakukan dengan
tujuan bersenang senang, yang memungkinkan seseorang anak dapat melepaskan
rasa frustasi akibat hospitalisasi.
Mewarnai memberikan anak untuk bebas berekspresi dan sebagai permainan
terapeutik, warna juga merupakan media terapi untuk membaca emosi sesorang dan
dapat meringankan stress pada anak.

B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Setelah mengikuti terapi bermain diharapkan anak dapat mngurangi persaaan
cemasnya dan mampu mengembangkan aktifitas dan kreatifitas

2. Tujuan Khusus
a) Melatih motorik kasar dan motorik halus
b) Lupa akan kondisi sakit yang diderita
c) Bisa beradaptasi dilingkungan baru
d) Mampu beraktifitas seperti dirumah

4
BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Konsep Dasar Bermain


1. Pengertian

Permainan memiliki peran penting dalam mengembangkan dan memperhalus


berbagai kemampuan gerak dasar, jika permainan secara tepat dimainkan ke dalam
program pengembangan gerak. Perkembangan motorik merupakan faktor yang sangat
penting dalam menjalankan aktifitas fisik sehari-hari. Perkembangan motorik
berkaitan dengan otot-otot yang membutuhkan koordinasi mata, tangan dan kaki.

Bermain adalah cerminan kemampuan fisik, intelektual, emosional dan sosial


dan bermain merupakan media yang baik untuk belajar karena dengan bermain, anak
akan berkata-kata, belajar menyesuaikan diri dengan lingkungan, melakukan apa yang
dapat dilakukan, dan mengenal waktu, jarak, serta suara.

Terapi bermain adalah suatu kegiatan bermain yang dilakukan untuk


membantu dalam prose penyembuhan anak dan sarana dalam melanjutkan
pertumbuhan dan perkembangan anak secara optimal.

2. Tujuan Bermain

Fungsi utama bermain menurut Wong et al (2009 dalam Danal et al.,


2021)adalah bermain dapat merangsang perkembangan sensoris-motorik,
perkembangan kreativitas, perkembangan social, perkembangan kesadaran diri,
perkembangan moral dan bermain sebagai terapi. Tujuan bermain pada anak yaitu
memberikan kesenangan maupun mengembangkan imajinsi anak. Sebagai suatu
aktifitas yang memberikan stimulus dalam kemampuan keterampilan, kognitif, dan
afektif sehingga anak akan selau mengenal dunia, maupun mengembangkan
kematangan fisik, emosional, dan mental sehingga akan membuat anak tumbuh
menjadi anak yang kreatif, cerdas dan penuh inovatif.

3. Manfaat Bermain

Manfaat bermain menurut Supartini (2004 dalam Danal et al., 2021) sebagai berikut:

a. Learning by planning. Bermain dapat melatih keseimbangan motoric kasar dan


halus. Motorik kasar seperti keseimbangan anak dalam berlari, sedangkan
5
motoric

6
halus seperti keseimbangan anak dalam menulis. Motorik kasar dan halus yang
seimbang sangat mendukung bagi perkembangan psikologis anak
b. Perkembangan otak kanan anak. Otak kanan memberikan kemampuan perasaan
anak terhadap kenyataan yang sesungguhnya akan diri anak, anak dapat
merasakan sesuatu yang dapat membuat nyaman atau tidak nyaman terhadap diri
dan lingkungannya.
c. Mengembangkan pola berinteraksi dan emosi anak. Bermain dapat mengajarkan
bagaimana anak berinteraksi dengan teman sebayanya dengan berbagai macam-
macam karakter yang tidak sama. Bermainmengajarkananakmenghadapi rasa
takut dan ditolak oleh temannya. Bermain mengenalkan anak akan rasa takut,
sedih, gembira dan bahagia serta rasa marah. Hal ini akan mengacarkan anak
bagaimana cara mencari jalan keluar terhadap perasaan tersebut.
d. Belajar arti memberi dan menerima. Bermain dapat memberikan anak pelajaran
tentang bersedekah misalnya anak akan saling meminjam mainan dan menghargai
setiap pemberian temannya.
e. Melatih rasa dan sikap percaya diri, percaya pada orang lain, kemampuan
memcahkan masalah. Rasa percaya diri dan mampu mempercayai temannya akan
memberikan manfaat baik bagi anak, anak akan lebih mudah mendapatkan cara
dalam memcahkan masalah karena mendapat dukungan dari temannya
4. Alat Permainan Edukatif (APE)
5. Bentuk-Bentuk Permainan Berdasarkan: Kelompok Usia
a. 2-3 tahun : Pararel play
1) Memanjat, berlari dan memainkan sesuatu di tangannya
2) Berikan mainan imitasi sesuai dengan perbedaan teks, boneka, alat memasak,
furnitur mini
3) Ajarkan untuk berbicara saat bermain, main telpon-telponan, boneka yang bisa
berbicara
4) Boneka tangan
5) Cerita bergambar
6) Water toys, busa sabun, boks pasir
b. Usia 4-6 tahun
1) Assosiative play, dramatic play, dan skill play
2) Melompat, berbicara dan mengingat, bermain sepeda dan bermain dalam
kelompok
7
c. Usia 6-12 tahun
1) Cooperative play
2) Belajar untuk independent, kooperatif, bersaing dan menerima orang lain
3) Anak laki-laki: mekanikal; anak perempuan: mothers role

B. Bermain Di Rumah Sakit


1. Konsep bermain di rumah sakit
Perawatan di rumah sakit merupakan pengalaman yang penuh dengan hal baru,
lingkungan baru, orang-orang asing, kebiasaan baru, dan kegiatan baru. Selain itu
beberapa kondisi juga menyebabkan ketidaknyamanan, antara lain: nyeri dan perlukaan,
pembatasan aktifitas, menjalankan program terapi yang traumatik. Situasi ini
mengharuskan perawat mampu melakukan pengkajian yang spesifik sebagai dampak
hospitalisasi. Diagnosis keperawatan yang diidentifikasi juga seharusnya mampu
mendiskripsikan dengan teliti seluruh respon yang terjadi selama proses adaptasi
hospitalisasi. Beberapa tindakan telah banyak direkomendasikan untuk meminimalkan
dampak hospitalisasi, namun sampai saat ini yang paling banyak digunakan dan
diyakinin paling efektif adalah dengan terapi bermain. Pada saat bermain anak memiliki
kesempatan untuk ”memainkan” perasaan dan permasalahannya. Anak merasa menjadi
orang yang paling penting, mengatur situasi dan dirinya, tidak ada kritikan. Situasi
seperti ini sangat kondusif untuk anak yang sedang mengalami kecemasan, sehingga rasa
amannya terpenuhi. Aktivitas bermain memerlukan energi, walaupun demikian, bukan
berarti anak tidak perlu bermain pada saat sedang sakit. Pada saat anak sakit ia akan
mengalami stres yang diakibatkan oleh nyeri, perlukaan, perpisahan dengan kelompok,
pembatasan aktivitas, dan lingkungan yang asing. Berbagai dampak negatif saat anak
sakit dan dirawat di rumah sakit dapat terjadi, antara lain: anak akan kehilangan kontrol,
rewel, menangis, tidak kooperatif dan bahkan dapat terjadi kemunduran tahap
perkembangan (regresi). Dampak negatif ini dapat diminimalkan atau bahkan dapat
dicegah melalui upaya mempertahankan fasilitasi pertumbuhan dan perkembangan anak
dengan aktifitas bermain (Supartini, 2004 disitasi oleh Rahayu et al., 2022)). Program
terapi bermain di beberapa rumah sakit sudah mulai dikembangkan walaupun
pelaksanaannya masih terbatas pada mahasiswa yang sedang melakukan praktek klinik.
Sedangkan di RS yang besar, ruangan khusus bermain sudah disediakan, programnya
sudah ada, dan pelaksanaannya sudah berjalan secara rutin.

8
Saat anak sakit dan dirawat di rumah sakit perawat dan orang tua harus dapat
memilihkan permainan yang dapat dilakukan anak sesuai dengan kondisi anak yang
sedang sakit. Keuntungan aktivitas bermain yang dilakukan pada anak yang dirawat di
rumah sakit antara lain:

a. Meningkatkan hubungan antara klien (anak dan keluarga) dengan perawat, karena
dengan melaksanakan kegiatan bermain perawat mempunyai kesempatan untuk
membina hubungan yang baik dan menyenangkan dengan anak dan keluarganya.
Bermain merupakan alat komunikasi yang efektif antara perawat dan klien.
b. Perawatan di rumah sakit akan membatasi kemampuan anak untuk mandiri.
Aktivitas bermain yang terprogram akan memulihkan perasaan mandiri pada anak.
c. Permainan anak di rumah sakit tidak hanya akan memberikan rasa senang pada
anak, tetapi juga akan membantu anak mengekspresikan perasaan dan pikiran
cemas, takut, sedih, tegang, dan nyeri.
d. Permainan yang terapiutik akan dapat meningkatkan kemampuan anak untuk
mempunyai tingkah laku yang positif.
e. Permainan yang memberi kesempatan pada beberapa anak untuk berkompetisi
secara sehat, akan dapat menurunkan ketegangan pada anak dan keluarganya
(Supartini, 2004 dalam Supriatin et al., 2023).
2. Tujuan Bermain Di Rumah Sakit
a. Meningkatkan masukan cairan
1) Gunakan cangkir bergambar kecil yang lucu
2) Buat pesta teh di meja kecil
3) Minta anak mengisi spuit dengan minuman dan semprotkan ke dalam mulut
4) Buat poster kemajuan, berikan pujian bila anak mau minum dalam jumlah
yang ditentukan
5) Bermain boneka simon's says
b. Latihan nafas dalam
1) Bermain meniup busa sabun atau bola kapas
2) Simon's says: "ambil nafas dalam" meniup gelembung dengan peniup
3) Meniup gelembung dengan sedotan tanpa sabun
4) meniup bulu, balon, peluit, harmonika, terompet mainan, peniup pesta
5) Lakukan kontes meniup dengan menggunakan balon, bola kapas, bulu, bola
pingpong, selembar kertas

9
c. Latihan otot, rentang gerak dan ektremitas
1) Bermain simon's says "angkat tangan.."
2) Lempar dan tangkap bola
3) Memainkan gerakan tiruan seperti pesawat, kupu-kupu
4) Bermain tendangan bola: lemparkan benda atau bola ke dalam tempat yang
diam.
5) Sentuh dan tendang balon atau bola
6) Mainkan gerakan burung atau kupu-kupu
7) Lakukan lomba balap sepeda roda tiga atau kursi roda di area yang aman
8) Mainkan video game atau pinnball
9) Mainkan plastisin
10) Buat gambar di kertas yang besar
11) Main salon-salonan (menyisir rambut sendiri)
d. Bermain untuk injeksi
1) Mintalah anak untuk berhitung 1-10 selama injeksi
2) Bermain untuk ambulasi
3) Berikan pada anak sesuatu untuk didorong
e. Bermain bersenang-senang
1) Menyanyi bersama-sama
3. Prinsip Permainan Pada Anak Di Rumah Sakit
a. Tidak boleh bertentangan dengan terapi dan perawatan yang sedang dijalankan
b. Tidak membutuhkan banyak energi
c. Harus mempertimbangkan keamanan anak
d. Dilakukan pada kelompok umur yang sama
e. Melibatkan orang tua
f. Bila keadaan anak masih lemah, maka gunakan bentuk permainan pasif

C. Konsep Bermain Mewarnai


1. Pengertian Bermain Mewarnai

Bermain merupakan kegiatan menyenangkan yang dilakukan dengan tujuan


bersenang-senang, yang memungkinkan seorang anak dapat melepaskan rasa frustasi

(Santrock, 2007 disitasi oleh Saputro & Fazrin, 2017)). Bermain adalah gambaran

10
kemampuan fisik, intelektual, emosional, social, dan merupakan alat yang baik untuk
belajar karena dengan bermain anak akan belajar berkata-kata (Danal et al., 2021).

Mewarnai adalah suatu proses membubuhkan warna ke suatu benda.


Sedangkan Mewarnai Gambar adalah suatu kegiatan membubuhkan warna ke pada
gambar. Dan mewarnai sendiri adalah sebuah aktifitas yang sangat disukai oleh anak-
anak. Selain sangat menyukai mengambar dan mewarnai adalah suatu wadah bagi
anak untuk menuangkan imajinasinya dan inspirasi dari semua yang pernah anak-anak
anda sentuh.

2. Tujuan Bermain Mewarnai

Menurut Soetjiningsih (1998 dalam Senja et al., 2020), bermain di rumah sakit
bertujuan untuk hal-hal berikut :

a. Dapat beradaptasi lebih efektif terhadap stres di rumah sakit.


b. Dapat melanjutkan tumbuh kembang selama perawatan di rumah sakit.
c. Dapat mengembangkan kreativitas melalui pengalaman bermain yang tepat.
3. Fungsi Bermain Mewarnai

Fungsi utama bermain adalah merangsang perkembangan sensoris-motorik,


perkembangan intelektual, perkembangan sosial, perkembangan kreativitas,
perkembangan kesadaran diri, perkembangan moral dan bermain sebagai terapi.

a. Perkembangan Sensorik-Motorik Pada saat melakukan permainan, aktivitas


sensoris-motorik merupakan komponen terbesar yang digunakan anak dan
bermain aktif sangat penting untuk perkembangan fungsi otot. Misalnya, alat
permainan yang digunakan untuk bayi yang mengembangkan kemampuan
sensoris-motorik dan alat permainan untuk anak usia toddler dan prasekolah yang
banyak membantu perkembangan aktivitas motoric baik kasar maupun halus.
b. Perkembangan Intelektual
Pada saat bermain, anak melakukan ekspolarasi dan manipulasi terhadap segala
sesuatu yang ada di lingkungan sekitarnya, terutama mengenal warna, bentuk,
ukuran, tekstur dan membedakan objek. Pada saat bermain pula anak akan
melatih diri untuk memecahkan masalah. Pada saat anak bermain mobil-mobilan,
kemudian bannya terlepas dan anak dapat memperbaikinya maka ia telah belajar
memecahkan masalahnya. Semakin sering anak melakukan eksplorasi seperti ini

11
akan semakin terlatih kemampuan intelektualnya.

12
c. Perkembangan Sosial
Perkembangan sosial ditandai dengan kemampuan berinteraksi dengan
lingkungannya. Melalui kegiatan bermain, anak akan beljar memberi dan
menerima. Bermain dengan orang lain akan membantu anak untuk
mengembangkan hubungan sosial dan belajar memecahkan masalah dari
hubungan tersebut. Pada saat melakukan aktivitas bermain, anak belajar
berinteraksi dengan teman, memahami Bahasa lawan bicara, dan beljar tentang
nilai sosial yang ada pada kelompoknya. Hal ini terjadi tertutama pada anak usia
sekolah dan remaja. Meskipun demekian, anak usia toddler dan prasekolah adalah
tahapan awal bagi anak untuk meluaskan aktivitas sosialnya dil ingkungan
keluarga.
d. Perkembangan Kreativitas
Mewarnai menumbuhkan kreativitas dan pengetahuan tentang visual. Mewarnai
dapat memicu imajinasi dan menginspirasi anak-anak untuk bertukar pikiran dan
belajar memikirkan ide-ide baru secara alami.
e. Perkembangan Kesadaran Diri
Mematuhi batasan adalah bagian penting dari perkembangan anak di kemudian
hari. Sebagai contoh, jika mereka menjadi artis pemberontak di kemudian hari,
pelajaran ini bermanfaat bagi anak untuk mulai mengetahui aturan sebelum
melakukan sesuatu. Mewarnai juga membantu anak-anak untuk belajar tentang
garis, bentuk, warna/ rona, perspektif, pola dan bentuk.
f. Perkembangan Moral Perkembangan moral mencakup perkembangan pikiran,
perasaan, perilaku menurut aturan dan kebiasaan mengenai hal-hal yang
seharusnya dilakukan seseorang ketika berinteraksi dengan orang lain. Pada anak
usia dini, moralitas bagi mereka merupakan hal abstrak dan sulit untuk
didefinisikan sehingga perlu cara lain untuk mengenalkan moral pada anak, salah
satu cara yaitu melalui kegiatan bermain. Anak usia dini yang memiliki latar tidak
bisa lepas dari kegiatan bermain, seharusnya dijadikan celah dalam
mengembangkan berbagai aspek perkembangan.
4. Alat yang diperlukan untuk gambar adalah gambar dan pensil warna/crayon
5. Cara terapi bermain mewarnai
a. Menyiapkan alat-alat yang digunakan dalam hal ini adalah gambar dan pensil
warna
b. Sebelum memulai permainan perawat menjelaskan teknik mewarnai gambar
c. Setelah anak mengerti, maka permainan di mulai
13
14
d. Anak dapat menyelesaikan mewarnai gambar dengan bantuan dari orang tua/
perawat

15
BAB III
SAP TERAPI BERMAIN

Pokok Bahasan : Terapi bermain pada anak di rumah

sakit Sub Pokok Bahasan : Terapi bermain anak usia 2-7 tahun

Tujuan : Mengoptimalkan tingkat perkembangan anak

Hari/tanggal : Kamis 7 Desember 2023

Jam/durasi : 10.00 wita sd.selesai/ 30 menit

Tempat bermain : Ruang bermain RSUD Taman Husada Bontang

A. Tujuan Instruksional Umum (TIU)

Anak diharapakan capat melanjutkan tumbuh kembangnya mengembangkan


aktifitas dan kreatifitas melalui pengalaman bermain dan beradaptasi efektif tehadap stres
karena penyakit dan dirawat.

B. Tujuan Instruksional Khusus (TIK)


1. Menstimulus perkembangan motorik anak dan kognitifnya.
2. Menghilangkan atau mengurangi perasaan takut dan kecemasan.
3. Mengurangi rasa sakit yang diderita.
4. Memenuhi kebutuhan aktivitas bermain.
C. Peserta
Untuk kegiatan ini peserta yang dipilih adalah adalah pasien di ruang perawatan
anak Cempaka RSUD Taman Husada Bontang yang memenuhi kriteria.
D. Kriteria
Adapun kriteria peserta yang dipilih dalam terapi bermain ini adalah :
1. Anak usia 2- 7 tahun.
2. Tidak mempunyai keterbatasan.
3. Dapat berinteraksi dengan perawatan keluarga.
4. Pasien kooperatif.
E. Sarana dan media
Sarana : a. Ruang tempat bermain.
b. Tikar untuk duduk.

16
Media : Kertas bergambar dan pensil warna.

F. Pengorganisasian : Dalam terapi bermain ini akan dilakukan oleh : leader 1 orang,
fasilitator 2 orang, observer 1 orang. Dengan susunan sebagai berikut :

Leader : Tuti Mindayati

Fasilitator : 1. Andi

Suryani

2. Dumeriwati Panggabean

Observer : Any Syabriani

G. Pembagian tugas :
1. Peran leader
a. Katalisator, yaitu mempermudah komunikasi dan interaksi dengan jalan
menciptakan situasi dan suasana yang memungkinkan klien termotivasi untuk
mengekspresikan perasaannya.
b. Auxilery ego, sebagai penopang bagi anggota yang terlalu lemah atau
mendominasi.
c. Koordinator, yaitu mengarahkan proses kegiatan ke arah pencapaian tujuan
dengan cara memberi motivasi kepada anggota untuk terlibat dalam kegiatan.
2. Peran fasilitator
a. Mempertahankan kehadiran peserta.
b. Mempertahankan dan meningkatkan motivasi peserta.
c. Mencegah gangguan atau hambatan terhadap kelompok baik dari luar maupun
dari dalam kelompok.
3. Peran observer
a. Mengobservasi jalannya kegiatan terapi bermain.
b. Memperhatikan tingkah laku peserta selama kegiatan.
c. Memperhatikan ketepatan waktu jalannya kegiatan play therapy.
d. Menilai performa dari setiap tim terapis dalam kegiatan.
e. Memberi saran dan kritik setelah acara selesai.
f. Mendokumentasikan kegiatan terapi bermain.

17
H. Setting tempat

Keterangan :
: Leader : Observer
: Fasilitator : Peserta

I. Susunan kegiatan
No Waktu Terapi Respon anak
1 5 menit Pembukaan :
1. Leader mengucapakan salam 1. Menjawab salam
2. Leader memperkenalkan diri 2. Mendengarkan
3. Leader memperkenalkan tim 3. Mendengarkan
4. Memperkenalkan anak satu 4. Mendengarkan dan saling
persatu dan saling berkenalan berkenalan
dengan teman temannya
5. Menjelaskan tujuan terapi 5. Mendengarkan
bermain
6. Kontrak waktu dengan anak 6. Mendengarkan
7. Memulai memimpin acara 7. Mendengarkan
2 20 menit Kegiatan bermain :
1. Leader mengajak bernyanyi 1. Bernyanyi bersama
bersama

18
2. Leader menjelaskan cara 2. Mendengarkan
bermain
3. Menanyakan pada anak, anak 3. Menjawab pertanyaan
mau bermain atau tidak
4. Membagikan permainan 4. Menerima permainan
5. Leader dan fasilitator 5. Bermain
memotivasi anak
6. Fasilitator mengobservasi anak 6. Bermain
3 5 menit Penutup
1. Leader menghentikan 1. Selesai bermain
permainan
2. Menanyakan perasaan anak 2. Mengungkapkan perasaan
3. Menyampaikan hasil 3. Mendengarkan
permainan
4. Memberikan hadiah pada anak 4. Senang senang
yang cepat menyelesaikan
gambarnya dan bagus
5. Membagikan souvenir/ 5. Mengungkapkan perasaan
kenang-kenangan pada semua
anak yang bermain
6. Leader menutup acara 6. Menjawab salam
Mengucapkan Salam

J. Evaluasi
1. Evaluasi struktur yang diharapkan
a. Alat yang digunakan lengkap
b. Kegiatan yang direncanakan dapat terlaksana
2. Evaluasi proses yang diharapkan
a. Terapi dapat berjalan dengan lancar
b. Anak dapat mengikuti terapi bermain dengan baik
c. Tidak adanya hambatan saat melakukan terapi
b Semua anggota kelompok dapat bekerja sama dan bekerja sesuai tugasnya

19
3. Evaluasi hasil yang diharapkan
a. Anak dapat mengembangkan motorik halus dengan menghasilkan gambar yang
telah diwarnai
b. Anak dapat mengikuti kegiatan dengan baik
c. Anak merasa senang
d. Anak tidak takut lagi dengan perawat
e. Orang tua dapat mendampingi kegiatan anak sampai selesai
f. Orang tua mengungkapkan manfaat yang dirasakan dengan aktivitas bermain

20
BAB IV
PENUTU
P

A. Kesimpulan
Bermain merupakan aspek penting dalam kehidupan anak yang mencerminkan
kemampuan fisik intelektual, emosional, dan sosial anak tersebut, salah satunya adalah
mewarnai gambar. Menurut patmonodewo misbach, muzamil, (2010) kata mewarnai
gambar berasal dari bahasa inggris yang berarti teka-teki atau bongkar pasang, media
mewarnai gambar merupakan media sederhana yang dimainkan dengan bongkar pasang.
Berdasarkan pengertian tentang media mewarnai gambar, ar-rum akan dapat
disimpulkan bahwa media mewarnai gambar merupakan alat permainan edukatif yang
dapat merangsang kemampuan motorik anak, yang dimainkan dengan cara membongkar
pasang mewarnai gambar berdasarkan imajinasinya.

B. Saran
1. Orang tua
Sebaiknya orangtua lebih selektif dalam memilih permainan bagi anak agar
anak dapat tumbuh dengan optimal. Pemilihan permainan yang tepat dapat menjadi
poin penting dari stimulus yang akan didapat dari permainan tersebut. Keamanan dari
permainan yang dipilih juga harus tetap diperhatikan.
2. Rumah sakit
Sebagai tempat pelayanan kesehatan, rumah sakit dapat meminimalkan trauma
yang akan anda dapatkan dari hospitalisasi dengan mengadakan secara rutin terapi
bermain
3. Mahasiswa
Mahasiswa diharapkan dapat tetap membantu anak untuk mengurangi dampak
hospitalisasi dengan terapi bermain yang sesuai dengan tahap tumbuh kembang anak.
Karena dengan terapi bermain yang tepat maka anak dapat terus melanjutkan tumbuh
kembang anak walaupun di rumah sakit.

21
DAFTAR PUSTAKA

Ardiana Dian. (2013). Tumbuh Kembang dan Terapi bermain pada Anak. Salemba Medika :
Jakarta
Artilah Ranggi.(2015).Color Of Art (Relaksasi Warna Pengobat Stres). Huta Paint: Jakarta

Danal, paskaliana hilpriska, Damanik, sri melfa, Simon, maria getrida, Muaningsih, &
Hepilita, Y. (2021). KEPERAWATAN ANAK - Google Books. In Risnawati (Ed.),
rizmedia pustaka indonesia (1st ed.). rizmedia pustaka Indonesia.
https://www.google.co.id/books/edition/KEPERAWATAN_ANAK/U7xWEAAAQBAJ
?hl=id&gbpv=1&dq=hospitalisasi&pg=PA73&printsec=frontcover
Rahayu, suci fitri, Mariani, Anggeriyane, E., Nainggolan, sutrisari sabrina, Tiala, nur hijrah,
& Aji, sulistiyani prabu. (2022). Keperawatan Anak - Google Books. Global Eksekutif
Teknologi.
https://www.google.co.id/books/edition/Keperawatan_Anak/E7N3EAAAQBAJ?hl=id
&gbpv=1&dq=hospitalisasi&pg=PR7&printsec=frontcover
Saputro, H., & Fazrin, I. (2017). Anak Sakit Wajib Bermain Di Rumah Sakit : Penerapan
Terapi Bermain di Rumah Sakit ; Proses, Manfaat, dan Pelaksanaannya ( eva agustina
Yalestyarini, Ed.; 1st ed.). Forum Ilmiah Kesehatan (FORIKES).
https://www.google.co.id/books/edition/Anak_Sakit_Wajib_Bermain_di_Rumah_Sakit/
eLBFDwAAQBAJ?hl=id&gbpv=1&dq=terapi+bermain&pg=PR5&printsec=frontcove
r
Senja, A., Abdillah, I. L., & Santoso, E. B. (2020). Keperawatan Pediatri (N. Syamsiah,
Ed.; 1st ed.). Bumi Medika.
https://www.google.co.id/books/edition/Keperawatan_Pediatri/k8D8DwAAQBAJ?hl=i
d&gbpv=1&dq=terapi+bermain&pg=PA123&printsec=frontcover
Supriatin, Susanto, wibowo hanafi ari, Setyawati, A., Arda, D., Muhsinin, Nainggolan,
sutrisari sabrina, & Ismawati, N. (2023). Keperawatan Anak (N. Sulung & I. Melisa,
Eds.; 1st ed.). PT Global Eksekutif Teknologi.
https://www.google.co.id/books/edition/Keperawatan_Anak/yZ2vEAAAQBAJ?hl=id&
gbpv=1&dq=keperawatan+anak+hospitalisasi&pg=PA16&printsec=frontcover
Soetjiningsih. (2015). Tumbuh Kembang Anak. Jakarta : EGC
Supartini Yupi. (2004) Konsep Dasar Keperawatan Anak. Jakarta : EGC

22
DUKUMENTASI

23

Anda mungkin juga menyukai