Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

TERAPI BERMAIN BERSAMA ANAK BAYI

DISUSUN OLEH KEL 5:


Iqbal ahmad permana
Delfa Flourenza
Delfia septiarni
Diva ramadani
Zaliya yulyana
Vilka agustia
Wezha anggraini

DOSEN PENGAMPU:
Ns. Thrisia Monica, M.Kep

AKPER BINA INSANI SAKTI


SUNGAI PENUH
T.A 2023/2024
KATA PENGHANTAR
Puji syukur diucapkan kehadirat Allah Swt. atas segala rahmat-Nya sehingga
makalah ini dapat tersusun sampai selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terima
kasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan
sumbangan baik pikiran maupun materi.

Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini
bisa pembaca praktikkan dalam kehidupan sehari-hari.Bagi kami sebagai
penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah
ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami. Untuk itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.

Sungaipenuh, oktober 2023


DAFTAR ISI
KATA PENGHANTAR----------------------------------------------------------------------------1
DAFTAR ISI-----------------------------------------------------------------------------------------2
BAB I PENDAHULUAN--------------------------------------------------------------------------3
1..1. Latar belakang---------------------------------------------------------------------------------3
1..2. Tujuan------------------------------------------------------------------------------------------4
1..3. Manfaat-----------------------------------------------------------------------------------------4
BAB II PEMBAHASAN---------------------------------------------------------------------------5
2.1 Definisi terapi bermain pada anak------------------------------------------------------------5
2.2 Fungsi terapi bermain pada anak-------------------------------------------------------------5
2.3 Tujuan terapi bermain pada anak-------------------------------------------------------------6
2.4 Manfaat terapi bermain pada anak------------------------------------------------------------6
2.5 Faktor yang mempengaruhi terapi bermain-------------------------------------------------7
2.6 Klasifikasi terapi bermain---------------------------------------------------------------------7
2.7 Riwayat anak------------------------------------------------------------------------------------8
BAB III PENUTUP----------------------------------------------------------------------------------9
3.1 Kesimpulan--------------------------------------------------------------------------------------9
3.2 Saran----------------------------------------------------------------------------------------------9
DAFTAR PUSTAKA-------------------------------------------------------------------------------10
BAB I
PENDAHULUAN

1..1. Latar Belakang


Bermain merupakan cara ilmiah bagi seorang anak untuk mengungkapkan
konflik yang ada dalam dirinya, melalui bermain anak dapat
mengekspresikan pikiran, perasaan, fantasi serta daya kreasi dengan tetap
mengembangkan imajinasi yang dapat membantu mengendalikan berbagai
sumber stress atau cemas (Riyadi & Sukarmin, 2009).
Terapi bermain diharapkan dapat berpengaruh pada anak untuk
menghilangkan batasan, hambatan dalam diri, stres, frustasi serta
mempunyai masalah emosi dengan tujuan mengubah tingkah laku anak
yang tidak sesuai menjadi tingkah laku yang diharapkan dan anak yang
sering diajak bermain akan lebih kooperatif dan mudah diajak kerjasama
selama masa perawatan (Yusuf dkk, 2013). Bermain di rumah sakit banyak
manfaatnya, antara lain dapat memberikan pengalihan dan menyebabkan
relaksasi
sehingga menghilangkan ketakutan danketegangan, membantu anak
merasa lebih aman
dilingkungan asing atau baru baginya, membantu mengurangi stres akibat
perpisahan dan perasaan rindu rumah, mengurangi stres akibat tindakan
keperawatan yang dilakukan dan sebagai alat ekspresi ide-ide dan minat
(Wong, 2009). Terapi bermain yang dapat dilakukan terhadap anak usia
toddler seperti, permainan balok-balok, bola-bola dan permainan tebak
gambar, bentuk, dan warna kertas, mewarnai, menempelkan stiker pada
kotak yang sudah disediakan menyusun menara dan sebagainya, dengan
tujuan untuk mengetahui pengaruh terapi bermain terhadap anak usia
toodler yang mengalami kecemasan hospitalisasi.
1..2. Tujuan
1. Dapat beradaptasi secara efektif terhadap stres karena sakit dan dirawat
di rumah sakit.
2. Mengekspresikan perasaan, keinginan, dan fantasi serta ide-idenya.
3. Pengembangan kreatifitas dan kemampuan memecahkan masalah.
4. Untuk melanjutkan pertumbuhan dan perkembangan yang normal pada
saat sakit, pada saat sakit anak mengalami gangguan pertumbuhan dan
perkembangan

1..3. Manfaat
1. Untuk anak-anak sebagai salah satu terapi pengobatan dan menghilangkan
kejenuhan terhadap suasana rumah.
2. Sebagai sarana orang tua untuk mengetahui suasana hati
anak saat bermain.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi
Bayi adalah anak dengan rentang usia 0-12 bulan. Masa bayi merupakan
bulan pertama kehidupan kritis karena bayi akan mengalami adaptasi terhadap
lingkungan, perubahan sirkulasi darah, serta organ-organ tubuh mulai berfungsi
dan pada usia 29 hari sampai 12 bulan, bayi akan mengalami pertumbuhan yang
sangat cepat (Potter & Perry, 2005).
Bermain merupakan kegiatan atau simulasi yang sangat tepat untuk anak.
Bermain dapatmeningkatkan daya pikir anak untuk mendayagunakan aspek
emosional,sosial serta fisiknya serta dapat meningkatkan kemampuan fisik,
pengalamandan pengetahuan serta keseimbangan mental anak (Heri Saputro dan
IntanFazrin. 2017).
Bermain bagi anak sangatlah penting, dengan bermain maka prosesbelajar akan
efektif dan lebih cepat ditangkap pada saat mereka bermainserta salah satu
manfaat dari bermain baik untuk pengembangan kognitifanak (Fadlillah,
2014).Kemampuan kognitif anak dapat ditunjukan dengan caramelaksanakan
kegiatan bermain menggunakan alat permainan yangmengandung unsur atau
nilai edukatif (Wiyani, 2016).Melalui bermain akan semakin mengembangkan
kemampuan danketerampilan motorik anak, kemampuan kognitifnya, melalui
kontak dengandunia nyata, menjadi eksis di lingkungannya, menjadi percaya diri
dan masih banyak lagi manfaat lainnya (Martin, 2018)

2.2 Fungsi Terapi Bermain Pada Anak


Fungsi bermain adalah merangsang perkembangan sensorik-motorik,
perkembangan intelektual, sosial, kreatifitas, kesadaran diri, moral dan bermain
sebagai terapi.
1. Perkembangan sensorik-motorik merupakan komponen terbesar
yang digunakan anakdan bermain aktif sangat penting untuk
perkembangan pengobatan.
2. Perkembangan intelektual anak melakukan eksplorasi dan
manipulasi terhadap segalasesuatu yang ada dilingkungan sekitar.
3. Perkembangan sosial anak akan memberi dan menerima serta
mengembangkanhubungan sesuai dengan belajar memecahkan
masalah dan hubungan sulit.
4. Perkembangan kreatifitas anak belajar merealisasikan diri.
5. Perkembangan kesadaran diri, anak belajar mengenal kemampuan
dengan mencoba peran-peran baru dan mengetahui dampak
tingkah lakunya terhadap orang lain.
6. perkembangan moral, anak akan belajar mengenai nilai dan moral
dan etika belajarmembedakan mana yang benar dan mana yang
salah serta belajar bertanggung jawab atas segala tindakan
yang telah dilakukan
7. Bermain sebagai terapi, anak akan mengalihkan rasa sakitnya pada
permainannya danrelaksasi melalui kesenangannya bermain.

2.3 Tujuan Terapi Bermain


1. Merangsang perkembangan sensorik, intelektual, sosial, kreatifitas,
kesadara diri, moral, dan bermain dengan terapi.
2. meningkatkan kemampuan dan kreatifitas anak
3. Meningkatkan keterampilan anak
4. Mengidentifikasi anak terhadap keterampilan tertentu
5. Memberikan kesenangan dan kepuasan anak

2.4 Manfaat
1. Untuk anak-anak sebagai salah satu terapi pengobatan dan menghilangkan
kejenuhan terhadap suasana rumah.
2. Sebagai sarana orang tua untuk mengetahui suasana hati anak saat
bermain.
2.5 Faktor Yang Mempengaruhi Aktivitas Bermain
1. Alat dan jenis permainan yang cocok atau sesuai dengan anak
2. Jenis kelamin anak
3. Lingkungan yang tidak mendukung
4. Status kesehatan anak
5. Teman bermain
6. Waktu yang tidak cukup

2.6 Klasifikasi Bermain


1. Berdasarkan isi permainan.
a. Sosial Affective PlayInti permainan ini adalah adanya hubungan
interpersonal yang menyenangkan antara anak dan orang lain. Misalnya,
bayi akan mendapatkan kesenangan dan kepuasan dari hubungan yang
menyenangkan dengan orang tuanya atau orang lain.
b. Sense of Pleasure Play Permainan ini menggunakan alat yang dapat
menimbulkan rasa senang pada anak. Misalnya, bermain dengan pasir.
c. Skill Play Permainan ini meningkatkan keterampilan anak, khususnya
motorik kasar dan halus. Misalnya, bayi akan terampil memegang benda-
benda kecil, anak akan terampil bermain sepeda.
d. Games atau Permainan Jenis permainan yang menggunakan alat tertentu
yang menggunakan perhitungan atau skor. Misalnya, ular tangga, puzzle,.
e. Unoccupied Behaviour Pada saat tertentu, anak sering terlihat mondar-
mandir, tersenyum, tertawa, memainkan kursi, meja atau apa yang ada di
sekelilingnya. Jadi, sebenarnya anak tidak memainkan alat permainan
tertentu, dan situasi atau obyek yang ada di sekelilingnya yang digunakan
sebagai alat permainan. Anak tampak senang dan asyik dengan situasi
serta lingkungannya tersebut.
f. Dramatic Play Dalam permainan ini anak memainkan peran sebagai orang
lain melalui permainannya. Misalnya, anak memerankan sebagai ibu guru,
ayahnya atau ibunya
2. Ditinjau dari karakter
a. Social anlooker play Anak hanya akan mengamati temannya yang sedang
bermain tanpa ada inisiatif untuk ikut berpartisipasi dalam permainan.
b. Solitary play Pada pemainan ini anak tampak berada dalam kelompok
permaian, tetapi anak bermain sendiri dengan alat permainan yang
dimilikinya yang berbeda denganteman yang lain, tidak ada kerja sama
atau komunikasi dengan teman sepermainannya.
c. Paralel playAnak dapat menggunakan alat permainan yang sama, tetapi
antara anak satudengan anak yang lain tidak terjadi kontak. Biasanya
permainan ini dilakukan padausia toddler.
d. Associative play pada permainan ini sudah terjadi komunikasi antara satu
anak dengan anak yanglain tetapi tidak terorganisir, tidak ada pemimpin
dan tujuan permainan tidak jelas.Misalnya, bermain boneka atau masak-
masakan
e. Cooperative play Aturan permainan dalam kelompok tampak lebih jelas
pada permainan jenis ini, juga tujuan dan pemimpin permainan. Misalnya,
bermain sepak bola
 RIWAYAT ANAK
 Nama : Anastasya
 Umur : 5 Bulan 22 hari
 Tinggi Badan Lahir : 55,5 Cm
 Berat Badan lahir : 3,5 Kg
 Imunisasi : lengkap
 Pemenuhan nutrisi :sun/milna 1x/hari
 Jam istirahat malam :sekitar jam 08-05.00
WIB

 DAY 1
 DAY 2
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Bermain merupakan suatu hal yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan
anak,karena bagi anak bermain sama saja bekerja bagi orang dewasa. Bermain
pada anakmempunyai fungsi yaitu untuk perkembangan sensorik, motorik,
intelektual, sosial,kreatifitas, kesadaran diri, moral sekaligus terapi anak saat
sakit.Tujuan bermain adalah melanjutkan pertumbuhan dan perkembangan
yangnormal, mengekspresikan dan mengalihkan keinginan fantasi. Dan idenya
mengembangkan kreatifitas dan kemampuan memecahkan masalah dan
membantu anakuntuk dapat beradaptasi secara efektif terhadap stress karena
sakit dan dirawat di Rumah Sakit.

3.2 Saran
1. Terapi bermain dapat menjadi obat bagi anak-anak yang sakit. Jadi
sebaiknya di RS juga disediakan fasilitas bermain yang menunjang dan
memberikan efek terapi bagianak-anak yang di rawat di rumah sakit.
2. Mensosialisasikan terapi bermain pada orang tua sehingga orang tua
dapat menerapkan terapi di rumah dan di rumah sakit
DAFTAR PUSTAKA
Nursalam, dkk. 2005. Asuhan Keperawatan Bayi dan Anak (untuk perawat dan
bidan).Jakarta:Salemba Medika Depkes RI.
Pedoman Hidup Sehat Seri Anak Balita. Jakarta. 2000
Wong.Keperawatan Pediatrik. Jakarta : EGC. 2002 Soetningsih. 1999.Tumbuh
Kembang Anak. Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai