PERMAINAN PUZZLE
Disusun Oleh:
Fanny Amalia (202111013)
Jelita Rahmadani Fais (202111015)
Komala Sari (202111016)
Lukas Gerald (202111017)
Rafi Muazd (202111021)
Tiara Rizky (202111023)
Puji syukur dan sembah sujud kepada Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-
Nya sehingga kelompok dapat menyelesaikan proposal kegiatan terapi bermain,
Kelompok menyadari bahwa penulisan proposal ini tidak akan terselesaikan dengan
baik tanpa bantuan dan sumbangan pemikiran dari berbagai pihak. Maka dalam
kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terimakasih dan penghargaan yang tidak
terhingga kepada :
Kelompok juga menerima segala kritik dan saran dari semua pihak demi kesempurnaan
kegiatan ini. Kelompok berharap, semoga kegiatan ini dapat bermanfaat bagi
semua pihak. Aamiin.
Kelompok
BAB I
PENDAHULUAN
A. PENGERTIAN
B. FUNGSI
1. Perkembangan Sensori
a. Memperbaiki keterampilan motorik kasar dan halus serta koordinasi
b. Meningkatkan perkembangan semua indra
c. Mendorong eksplorasi pada sifat fisik dunia
d. Memberikan pelampiasan kelebihan energy
4. Kreativitas
a. Memberikan saluran ekspresif untuk ide dan minat kreatif
b. Memungkinkan fantasi dan imajinasi
c. Meningkatkan perkembangan bakat dan minat khusus
5. Kesadaran diri
a. Memudahkan perkembangan identitas diri
b. Mendorong pengaturan perilaku sendiri
c. Memungkinkan pengujian pada kemampuan sendiri (keahlian
sendiri)
d. Memberikan perbandingan antara kemampuasn sendiri dan
kemampuan orang lain.
e. Memungkinkan kesempatan untuk belajar bagaimana perilaku
sendiri dapat mempengaruhi orang lain
6. Nilai Teraupetik
a. Memberikan pelepasan stress dan ketegangan
b. Memungkinkan ekspresi emosi dan pelepasan impuls yang tidak dapat
diterima dalam bentuk yang secara sosial
c. Mendorong percobaan dan pengujian situasi yang menakutkan dengan
cara yang aman.
d.Memudahkan komunikasi verbal tidak langsung dan non verbal tentang
kebutuhan, rasa takut, dan keinginan.
C. TUJUAN
1. Untuk melanjutkan tumbuh kembang yg normal pada saat sakit.
Pada saat sakit anak mengalami gangguan dalam pertumbuhan dan
perkembangannya.
2. Mengekspresikan perasaan, keinginan, dan fantasi serta ide-idenya.
Permainan adalah media yang sangat efektif untuk mengsekspresikan
berbagai perasaan yang tidak menyenangkan.
3. Mengembangkan kreativitas dan kemampuan memecahkan masalah.
Permainan akan menstimulasi daya pikir, imajinasi, dan fantasinya
untuk mencipakan sesuatu seperti yang ada dalam pikirannya.
4. Dapat beradaptasi secara efektif terhadap stres karena sakit dan di rawat
di RS.
f. Un occupied behaviour
Anak tidak memainkan alat permainan tertentu, tapi situasi atau objek yang ada
disekelilingnya, yang digunakan sebagai alat permainan (Contoh: jinjit-jinjit, bungkuk-
bungkuk, memainkan kursi, meja dsb).
2. Menurut karakter sosial
a. Onlooker play
Anak hanya mengamati temannya yang sedang bermain, tanpa ada inisiatif untuk ikut
berpartisifasi dalam permainan (Contoh: Congklak/Dakon).
b. Solitary play
Anak tampak berada dalam kelompok permainan, tetapi anak bermain sendiri dengan
alat permainan yang dimilikinya dan alat permainan tersebut berbeda dengan alat
permainan temannya dan tidak ada kerja sama.
c. Parallel play
Anak menggunakan alat permaianan yang sama, tetapi antara satu anak dengan anak
lain tidak terjadi kontak satu sama lain sehingga antara anak satu dengan lainya tidak
ada sosialisasi. Biasanya dilakukan anak usia toddler.
d. Associative play
Permainan ini sudah terjadi komunikasi antara satu anak dengan anak lain, tetapi tidak
terorganisasi, tidak ada pemimpin dan tujuan permaianan tidak jelas (Contoh: bermain
boneka, masak-masak).
e. Cooperative play
Aturan permainan dalam kelompok tampak lebih jelas pada permainan jenis ini, dan
punya tujuan serta pemimpin (Contoh: main sepak bola).
3. Menurut usia
a. Umur 1 bulan (sense of pleasure play).
Visual : dapat melihat dgn jarak dekat
Audio : berbicara dgn bayi
Taktil : memeluk, menggendong
Kinetik : naik kereta, jalan-jalan.
b. Umur 2-3 bln
Visual : memberi objek terang, membawa bayi keruang yang berbeda
Audio : berbicara dengan bayi,memyanyi
Taktil : membelai waktu mandi, menyisir rambut.
c. Umur 4-6 bln
Visual : meletakkan bayi didepan kaca, memebawa bayi nonton TV.
Audio : mengajar bayi berbicara, memanggil namanya, memeras kertas.
Kinetik : bantu bayi tengkurap, mendirikan bayi pada paha ortunya.
Taktil : memberikan bayi bermain air.
d. Umur 7-9 bln
Visual : memainkan kaca dan membiarkan main dengan kaca serta
berbicara sendiri.
Audio : memanggil nama anak, mngulangi kata-kata yang diucapkan
seperti mama, papa.
Taktil : membiarkan main pada air mengalir.
Kinetik : latih berdiri, merangkap, latih meloncat.
e. Umur 10-12 bln
Visual : memperlihatkan gambar terang dalam buku.
Audio : membunyikan suara binatang tiruang, menunjukkan tubuh dan
menyebutnya.
Taktil : membiarkan anak merasakan dingin dan hangat, membiarkan anak
merasakan angin.
Kinetik : memberikan anak mainan besar yang dapat ditarik atau didorong,
seperti sepeda atau kereta.
f. Umur 2-3 tahun
Paralel play dan sollatary play
Anak bermain secara spontan, bebas, berhenti bila capek, koordinasi kurang
(sering merusak mainan)
Jenis mainan: boneka,alat masak,buku cerita dan buku bergambar.
g. Preschool 3-5 thn
Associative play , dramatik play dan skill play.
Sudah dapat bermain kelompok
Jenis mainan: roda tiga, balok besar dengan macam-macam ukuran.
h. Usia sekolah
Cooperative play
Kumpul prangko, orang lain.
Bermain dengan kelompok dan sama dengan jenis kelamin
Dapat belajar dengan aturan kelompok
Laki-laki : Mechanical
Perempuan : Mother Role
B. Jenis Permainan
Jenis permainan ini adalah Games. Games adalah permainan yang menggunakan alat
tertentu yang menggunakan perhitungan / skor.
C. Tujuan
1. Umum :
Setelah dilakukan tindakan program bermain pada anak usia sekolah (6 -12 tahun)
selama kurang lebih 30 menit diharapkan kreativitas anak-anak berkembang baik, anak
merasa tenang dan senang, dan dapat bersosialisasi dengan teman sebaya sesuai
tumbuh kembang anak dan dapat membantu mengurangi tingkat kecemasan atau
ketakutan yang dirasakan oleh anak-anak.
Setelah mendapatkan
terapi bermain selama 30
menit, diharapkan
kreativitas anak-anak
berkembang baik anak
merasa tenang dan senang
selama
berada di instalasi Theresia
di bangsal anak RSGM
dapat bersosialisasi dengan
teman sebaya sesuai tumbuh
kembang anak dan dapat
membantu mengurangi
tingkat kecemasan atau
ketakutan yang dirasakan
oleh anak-anak akibat
hospitalisas
Setelah mendapatkan
terapi bermain selama 30
menit, diharapkan
kreativitas anak-anak
berkembang baik anak
merasa tenang dan senang
selama
berada di instalasi Theresia
di bangsal anak RSGM
dapat bersosialisasi dengan
teman sebaya sesuai tumbuh
kembang anak dan dapat
membantu mengurangi
tingkat kecemasan atau
ketakutan yang dirasakan
oleh anak-anak akibat
hospitalisas
2. Khusus :
Bagi anak:
Untuk meningkatkan hubungan perawat dengan klien anak sebagai alat
komunikasi antara perawat – klien
Untuk meningkatkan kreativitas pada anak
Untuk membina tingkah laku positif
Untuk mengembangkan imajinasi pada anak
Untuk melatih kemampuan kognitif, visual dan auditori pada anak
Untuk melatih perkembangan personal sosial
Untuk mengurangi tingkat kecemasan pada anak
Bagi perawat:
Membangun trust antara pasien anak dan perawat
Mampu mengaplikasikan teori terapi bermain pada anak usia 6-12 tahun
Mampu mengenal karakter tiap anak usia 6-12 tahun
D. Sasaran
Kriteria Klien
1. Anak yang berumur usia sekolah ( 6-12tahun )
2. Anak kooperatif
3. Anak dengan komunikasi verbal baik
4. Anak yang tidak ada kontra indikasi untuk bermain.
E. Setting Ruangan
F. Uraian Tugas Kelompok
1. Leader : Rafi Muazd
Bertugas untuk menjelaskan aturan permainan
Memulai dan memimpin permainan
Mengatur jalannya permainan
2. Co Leader : Tiara Rizky
Membantu leader dalam mengorganisasi anggota.
3. Fasilitator: Jelita Rahmadani Fais
Bertugas mendampingi anak selama permainan
Membantu anak apabila mengalami kesulitan saat bermain
Membantu leader dalam penyediaan fasilitas permainan
4. Obsever: Komala Sari
Bertugas untuk mengamati jalannya dan respon anak selama permainan
berlangsung.
Melakukan evaluasi proses dan hasil permainan
I. Analisa Situasi
1. Tempat
Menyesuaikan dengan jadwal laboratorium.
2. Waktu
Program terapi ini dilakukan sesuai jadwal laboratorium.
3. Jumlah peserta
Jumlah peserta terapi bermain ini direncanakan sejumlah 1 anak.
4. Jumlah perawat
Jumlah perawat yang memberikan terapi ini adalah 1 orang.
5. Peralatan
a. Alas duduk
b. Alat permainan puzzle
J. Rencana Pelaksanaan
1. Persiapan (5 menit)
- Eksplorasi perasaan perawat
- Mengingat kembali konsep permainan
- Persiapan anak, alat dan tempat oleh fasilitator
2. Pelaksanaan (20 menit)
- Perkenalan anggota terapis dan salam oleh Leader
- Kontrak waktu permainan oleh Leader
- Penjelasan permainan oleh Leader
- Fasilitator menyiapkan permainan
- Permainan dimulai oleh Leader
- Observer mengamati jalannya permainan
- Fasilitator mendampingi anak dalam bermain
3. Evaluasi (5 menit)
- Evaluasi proses dan jalannya permainan oleh observer
- Memberikan reinforcement
- Permainan diakhiri dan ditutup oleh Leader
4. Antisipasi Masalah
a. Bertengkar dengan anak yang lain
Lerai anak dari perselisihan. Libatkan fasilitator dalam melerai perselisihan
Menanyakan alasan mengapa bertengkar dan memberikan pengertian pada anak
bahwa bertengkar itu tidak baik.
Biarkan anak tenang dahulu, jangan memaksa anak untuk melanjutkan permainan
Jika anak sudah tenang, bujuk anak untuk saling memaafkan dan melanjutkan
permainan
b. Menangis
Tanyakan pada anak alasan ia menangis
Lakukan pendekatan yang baik untuk menenangkan anak
Setelah anak tenang, motivasi untuk melanjutkan permainan
c. Ingin BAK/BAB
Sebelum permainan dimulai, anak dipersilahkan untuk BAK/BAB
Jika saat permainan berlangsung, anak ingin BAK/BAB maka ditemani oleh
fasilitator
d. Anak tiba – tiba tidak mau bermain
Tanyakan pada anak mengapa ia tidak mau bermain
Jika memungkinkan, bujuk anak untuk bermain lagi
Jika anak mengatakan capai atau lelah, anjurkan anak untuk istirahat dan bermain
dapat dilakukan lain waktu
e. Bosan
Berikan permainan selingan, seperti ice breaking dan relaksasi ringan
Terapis membuat situasi yang menyenangkan dan meningkatkan motivasi
Proses Evaluasi
Ø Anak terlibat dan aktif dalam terapi bermain
Ø Anak mengikuti terapi bermain sampai selesai
Ø Anak mau berinteraksi dengan anak lain dan perawat
Ø Anak dapat mengekspresikan pikiran, perasaan melalui permainan yang telah
dilakukan
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Bermain tidak dapat dipisahkan dari kehidupan anak, karena bagi anak bermain
sama saja bekerja bagi orang dewasa. Bermain pada anak mempunyai fungsi yaitu
untuk perkembangan sensorik, motorik, intelektual, sosial, kreatifitas, kesadaran diri,
moral sekaligus terapi anak saat sakit.
Tujuan bermain adalah melanjutkan pertumbuhan dan perkembangan yang
normal, mengekspresikan dan mengalihkan keinginan fantasi. Dan idenya
mengembangkan kreatifitas dan kemampuan memecahkan masalah dan membantu
anak untuk beradaptasi secara efektif terhadap stress karena sakit dan di rawat di
Rumah Sakit.
B. Saran
Terapi bermain dapat menjadi obat bagi anak-anak yang sakit. Jadi sebaiknya di
RS juga disediakan fasilitas bermain bagi anak-anak yang di rawat di rumah sakit.
Mensosialisasikan terapi bermain pada orang tua sehingga orang tua dapat menerapkan
terapi di rumah dan di rumah sakit.
DAFTAR PUSTAKA
Dewi, K., et al.2010. Contoh Proposal Terapi Bermain Pada Anak Prasekolah. Diakses
Pada Tanggal 11 Desember 2012. www.nursingbegin.com