Anda di halaman 1dari 33

TUGAS MAKALAH

ASUHAN KEPERAWATAN KEPUTUSASAAN


Untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Jiwa
Dosen Pengampu : Teti Rahmawati, S.Kp.,M.Kep, Sp.Kep.Kom

Disusun : Oleh Kelompok 6 :


 Deba Aliyah ( 202111007 )
 Lukas Gerald ( 202111017 )
 Jelita Rahmadani Fais ( 202111015 )
 Tiara Rizky ( 202111023 )

PRODI KEPERAWATAN
INSTITUT KESEHATAN DAN TEKNOLOGI PKP DKI JAKARTA
2023
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas seluruh
rahmat-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul “ Asuhan
Keperawatan Keputusasaan “.
Makalah ini disusun oleh memenuhi salah satu tugas mata kuliah Keperawatan Jiwa I.
Keberhasilan kami dalam menyelesaikan makalah ini tentunya tidak lepas dari bantuan
berbagai pihak, Untuk itu kami berterima kasih juga untuk pihak yang telah membantu dalam
penyelesaian makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih belum sempurna dan masih
banyak kekurangannya. Untuk itu, kami mengharapkan kritik dan saran teman – teman untuk
kesempurnaan makalah ini sehingga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.

Jakarta, 17 Juni 2023

Penulis
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................
1.1 Latar Belakang...............................................................................................................1
1.2 Tujuan Penulisan............................................................................................................2
A. Tujuan Umum.............................................................................................................
B. Tujuan Khusus............................................................................................................
BAB II TINJAUAN TEORI................................................................................................
A. Pengertian Keputusasaan................................................................................................3
B. Rentang Respon Keputusasaan.......................................................................................4
C. Etiologi Kepetusasaan.....................................................................................................5
D. Proses Terjadinya Masalah Keputusaan
E. Manifestasi Klinis Keputusaan
F. Faktor Penyebab..............................................................................................................
G. Tanda dan Gejala
H. Akibat Keputusaan
I. Pencegah
J. Pelaksanaan Medis
BAB III KASUS..................................................................................................................
BAB IV PEMBAHASAN
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Keputusasaan merupakan penyataan subjektif dimana individu memandang adanya
keterbatasan, tidak ada jalan ataupun pilihan yang bisa dipilih, serta tidak mampu
menyelesaikan masalah secara mandiri, dengan tanda – tanda antara lain pola tidur yang tidak
efektif, tidak berekspresif, penurunan kontak mata, nafsu makan berkurang, menjaga jarak
dengan lawan bicaranya, kepasifan, mengangkat bahu sebagai respon bicara, mengungkapan
“tidak bisa”, serta sering mengeluh (Herdman, (2018).
Keputusasaan menggambarkan individu yang tidak melihat adanya kemungkinan untuk
memperbaiki hidupnya dan bersih keras mengatakan bahwa tidak ada seorangpun yang dapat
membantunya. Keputusasaan berbeda dengan ketidakberdayaan, orang yang putus asa tidak
melihat adanya solusi untuk permasalahannya atau tidak menemukan cara untuk mencapai
apa yang diinginkannya. Sebaliknya orang yang tidak berdaya masih dapat menemukan
alternatif atau untuk masalah tersebut, tetapi tidak mampu melakukan sesuatu untuk
mewujudkannya karena kurangnya kontrol dan sumber yang tersedia.

1.2 Tujuan Penulisan


A. Tujuan Umum
Tujuan umum ini agar mahasiswa keperawatan mampu memahami tentang asuhan
keperawatan pada pasien keputusasaan
B. Tujuan Khusus
 Mahasiswa memahami pengertian keputusasaan
 Mahasiswa memahami rentang respon keputusasaan
 Mahasiswa memahami etiologi keputusasaan
 Mahasiswa memahami proses terjadinya Maslaah Keputusaan
 Mahasiswa memahami Manifestasi Klinis Keputusaan
 Mahasiswa memahami Faktor penyebab keputsaan
 Mahasiswa memahami Tanda dan gejala Keputusaan
 Mahasiswa memahami Akibat Keputusaan
 Mahasiswa memahami Pencegahan Keputusaan
 Mahasiswa memahami Pelaksanan Medis Keputusam

BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Pengertian Keputusasaan
Keputusasaan adalah situasi emosional dimana seseorang memandang adanya
keterbatasan atau tidak tersedianya alternatif pemecahan pada masalah yang di hadapi
(Tim Pokja SDKI DPP PPNI, 2016). Keputusasaan yaitu kondisi subyektif dimana
individu melihat keterbatasan atau tidak adanya alternatif sebagai penyelesaian masalah
dan ketidakmampuan memobilisasi energi demi kepentingannya sendiri (Herdman,
(2018).

Keputusasaan adalah
keadaan emosional ketika
individu merasa bahwa
kehidupannya terlalu berat
untuk dijalani ( dengan kata
lain mustahil ). Seseorang
yang tidak memiliki harapan
tidak melihat adanya
kemungkinan untuk
memperbaiki
kehidupannya dan tidak
menemukan solusi untuk
permasalahannya, dan ia
percaya
bahwa baik dirinya atau
siapapun tidak akan bisa
membantunya
Keputusasaan adalah
keadaan emosional ketika
individu merasa bahwa
kehidupannya terlalu berat
untuk dijalani ( dengan kata
lain mustahil ). Seseorang
yang tidak memiliki harapan
tidak melihat adanya
kemungkinan untuk
memperbaiki
kehidupannya dan tidak
menemukan solusi untuk
permasalahannya, dan ia
percaya
bahwa baik dirinya atau
siapapun tidak akan bisa
membantunya
Keputusasaan adalah
keadaan emosional ketika
individu merasa bahwa
kehidupannya terlalu berat
untuk dijalani ( dengan kata
lain mustahil ). Seseorang
yang tidak memiliki harapan
tidak melihat adanya
kemungkinan untuk
memperbaiki
kehidupannya dan tidak
menemukan solusi untuk
permasalahannya, dan ia
percaya
bahwa baik dirinya atau
siapapun tidak akan bisa
membantunya
Keputusasaan adalah
keadaan emosional ketika
individu merasa bahwa
kehidupannya terlalu berat
untuk dijalani ( dengan kata
lain mustahil ). Seseorang
yang tidak memiliki harapan
tidak melihat adanya
kemungkinan untuk
memperbaiki
kehidupannya dan tidak
menemukan solusi untuk
permasalahannya, dan ia
percaya
bahwa baik dirinya atau
siapapun tidak akan bisa
membantunya
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Definisi
Keputusasaan merupakan
keadaan subjektif seorang
individu yang melihat
keterbatasan atau tidak ada
alternatif atau pilhan pribadi
yang tersedia dan tidak dapat
memobilisasi energy yang
dimilikinya (NANDA, 2005).
Keputusasaan adalah
keadaan emosional ketika
individu merasa bahwa
kehidupannya terlalu berat
untuk dijalani ( dengan kata
lain mustahil ). Seseorang
yang tidak memiliki harapan
tidak melihat adanya
kemungkinan untuk
memperbaiki
kehidupannya dan tidak
menemukan solusi untuk
permasalahannya, dan ia
percaya
bahwa baik dirinya atau
siapapun tidak akan bisa
membantunya.
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Definisi
Keputusasaan merupakan
keadaan subjektif seorang
individu yang melihat
keterbatasan atau tidak ada
alternatif atau pilhan pribadi
yang tersedia dan tidak dapat
memobilisasi energy yang
dimilikinya (NANDA, 2005).
Keputusasaan adalah
keadaan emosional ketika
individu merasa bahwa
kehidupannya terlalu berat
untuk dijalani ( dengan kata
lain mustahil ). Seseorang
yang tidak memiliki harapan
tidak melihat adanya
kemungkinan untuk
memperbaiki
kehidupannya dan tidak
menemukan solusi untuk
permasalahannya, dan ia
percaya
bahwa baik dirinya atau
siapapun tidak akan bisa
membantunya.
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Definisi
Keputusasaan merupakan
keadaan subjektif seorang
individu yang melihat
keterbatasan atau tidak ada
alternatif atau pilhan pribadi
yang tersedia dan tidak dapat
memobilisasi energy yang
dimilikinya (NANDA, 2005).
Keputusasaan adalah
keadaan emosional ketika
individu merasa bahwa
kehidupannya terlalu berat
untuk dijalani ( dengan kata
lain mustahil ). Seseorang
yang tidak memiliki harapan
tidak melihat adanya
kemungkinan untuk
memperbaiki
kehidupannya dan tidak
menemukan solusi untuk
permasalahannya, dan ia
percaya
bahwa baik dirinya atau
siapapun tidak akan bisa
membantunya.
Keputusasaan merupakan keadaan emosional ketika individu merasa bahwa kehidupannya
terlalu berat untuk dijalani. Seseorang yang tidak memiliki harapan tidak melihat adanya
kemungkinan untuk memperbaiki kehidupannya dan tidak menemukan solusi untuk
permasalahannya, dan ia percaya bahwa dirinya atau siapapun tidak akan bisa membantunya.
Menurut ( Pharris, Resnick, dan Ablum, 1997 ), mengemukakan bahwa keputusasaan
merupakan kondisi yang dapat menguras energi.

B. Rentang Respon Keputusasaan


Respon individu terhadap konsep diri dimulai dari respon adaptif dan maladaptif. Menurut
(Stuart, 2013) rentang respon keputusasaan digambarkan sebagai berikut :

Adaptif Maladaptif

Respons Reaksi Supresi Reaksi Depresi


emosional berduka emosi berduka
rumit tertunda

Menurut (Stuart, 2013) menjelaskan rentang individu terhadap konsep diri antara respon
adaptif dan maladaptif. Rentang respon yang paling adaptif adalah respon emosional yaitu
tingkatan perasaann diri mengenai cara berperilaku, bisa diutarakan baik lisan ataupun tulisan
mengenai keadaan diri sendiri. Sedangkan rentang yang paling maladaptif adalah depresi
yaitu suasana hati yang terganggu atau perasaan sedih yang mendalam dan rasa tidak peduli.

C. Etiologi Keputusasaan

Faktor yang mempengaruhi keputusasaan menurut Stuart, (2007) yaitu faktor predisposisi
dan faktor presipitasi, faktor predisposisi dalam kurun waktu itu lebih dari enam bulan,
sedangkan presipitasi kurang dari enam bulan :

 Faktor predisposisi
1. Faktor Genetik : sikap optimisme terhadap masalah akan sulit
dikembangkan pada individu yang terlahir dan besar dalam keluarga
yang mempunyai riwayat depresi.
2. Kesehatan Mental : seseorang dengan gangguan kejiwaan terutama
pada riwayat depresi yang ditandai dengan ketidakberdayaan dan
pesimisme, akan selalu dibayangi masa depan yang suram, biasanya
sangat sensitif terhadap masalah dan sering merasa putus asa.
3. Kesehatan Jasmani : Individu dengan kondisi fisik yang sehat dan
gaya hidup yang baik akan memiliki kemampuan yang lebih tinggi
untuk mengatasi stres dibandingkan orang yang berpenyakit fisik.
4. Struktur Kepribadian : seseorang dengan konsep negatif dan harga
diri yang rendah akan menimbulkan rasa kepercayaaan diri yang
rendah dan tidak obyektif pada tekanan yang dihadapinya.

D. Proses Terjadinya Masalah


Klien dengan depresi biasanya memiliki pandangan negatif pada Stressor
sejak awal. Klien beranggapan bahwa masalah ini 100% Buruk, dan tidak
akan ada hikmah atas semua masalah yang dihadapinya. Misalnya, ketika
seseorang terdiagnosis menderita Diabetes mellitus seseorang akan sulit
untuk menerima fonis tersebut,Dibalik itu hikmahnya ia akan lebih
memperhatikan pola makan Dengan baik. Semua masalah yang muncul
hampir dianggap negatif.Dengan persepsi yang salah hal ini akan memicu
klien untuk Berperilaku dan berfikir salah. Persepsi yang pasti muncul
adalah “saya Sial, saya menderita, saya tidak mampu, tidak ada harapan,
semuanya Buruk”, kondisi ini semakin buruk karena kurangnya sistem
Pendukung yang memadai misalnya keluarga, tetangga, teman,Terutama
iman. Sehingga muncullah fase akumulasi stresor dan stresor Lain yang
akan memperburuk situasinya. Klien akan semakin Merasakan
ketidakberdayaan dan muncul niat untuk menyakiti diri Sendiri bahkan
bunuh diri, hal ini dapat memicu kemunculan rasa Rendah diri dan
menjadi tekanan internal.Banyak faktor yang menyebabkan terjadinya
depresi, antara lain Faktor herediter dan genetik, kepribadian premorbid,
fisik, Psikobiologis, neurologis, biokimia dalam tubuh, keseimbangan
Elektrolit dan sebagainya. Biasanya depresi disebabkan oleh trauma Fisik
misalnya pembedahan, penyakit menular, kecelakaan, faktor Psikologis
seperti kehilangan kasih sayang, persalinan dan harga diri.

E. Manifestasi Klinis Keputusasaan


Manifestasi klinis keputusasaan menurut (Rochmawati et al., 2020)
adalah :
1. Pernyataan subjektif klien mengenai situasi hidup yang terasa
hampa dan tiada harapan (“Saya tidak dapat melakukan sesuatu”)
2. Suka mengeluh serta terlihat murung
3. Tidak banyak berbicara, lebih banyak diam atau enggan bicara
sama sekali
4. Mengangkat bahu pertanda masa bodoh
5. Selera makan menurun atau menghilang
6. Menjauhkan diri pada lingkungan
7. Menurunnya perhatian dan keterlibatan pada orang lain yang
dianggap bermakna
8. Kontak mata menurun

F. Faktor Penyebab
 Rentan Respon
1. Respon Adaptif (Harapan)
- Yakin
- Percaya
- Inspirasi
- Tetap hati

2. Respon Maladptif (Putus harapan)


- Tidak berdaya
- Putus asa
- Apatis
- Gagal dalam kehidupan
- Ragu-ragu
- Sedih
- Depresi
- Bunuh diri

 Proses terjadinya masalah faktor yang terkait:


1. Pengabaian
2. Kondisi fisiologis yang memburuk
3. Kehilangan kepercayaan pada kekuatan spiritual
4. Kehilangan kepercayaan pada nilai-nilai transenden
5. Stres jangka panjang
6. Pembatasan kegiatan berkepanjangan menciptakan
isolasi (Resernberg dan Smith, 2010)
 Beberapa faktor penyebab orang mengalami keputusaan yaitu:
1. Faktor kehilangan
2. Kegagalan yang terus-menerus
3. Orang terdekat (keluarga)
4. Faktor lingkungan
5. Status kesehatan (penyakit yang diderita dan dapat
mengancam jiwa)
6. Adanya tekanan hidup
7. Kurangnya iman

G. Tanda dan Gejala


 Mayor
Mengungkapkan atau mengekspresikan sikap apatis yang
mendalam, berlebihan, dan berkepanjangan dalam respon situasi
yang dirasakan sebagai hal yang mustahil isyarat verbal tentang
kesedihan.
1. Fisiologis
- Respon terhadap stimulus melambat
- Tidak ada energi
- Tidur bertambah
2. Emosional
- Individu yang putus asa sering sekali kesulitan
mengungkapkan perasaannya tapi dapat merasakan
- Tidak mampu memperoleh nasib baik, keberuntungan
dan pertolongan Tuhan
- Hampa dan letih
- Tidak memiliki makna atau tujuan dalam hidup
- Tidak berdaya, tidak mampu dan terperangkat
3. Individu memperlihatkan:
- sikap pasif dan kurangnya keterlibatan dalam perawatan
- Penurunan verbalisasi
- Penurunan efek
- Kurangnya ambisi, inisiatif, serta minat
- Ketidakmampuan mencapai sesuatu
- Hubungan interpersonal yang terganggu
- Proses pikir yang lambat
- Kurangnya tanggung jawab terhadap keputusan dan
kehidupan sendiri
4. Kognitif:
- Penurunan kemampuan untuk memecahkan masalah dan
kemampuan membuat keputusan
- Mengurusi masalah yang telah lalu dan yang akan
datang bukan masalah yang dihadapi saat ini
- Penurunan fleksibilitas dalam proses pikir
- Kaku (memikirkan semuanya atau tidak sama sekali)
- Tidak punya kemampuan berimagenasi atau berharap
- Tidak dapat mengidentifikasi atau mencapai target dan
tujuan yang ditetapkan
- Tidak dapat membuat perencanaan, mengatur serta
membuat keputusan
- Tidak dapat mengenali sumber harapan
- Adanya pikiran untuk membunuh diri

 Minor (Mungkin ada)


1. Fisiologis

- Anoreksia
- BB menurun

2. Emosinal

- individu merasa putus asa terhadap diri sendiri dan


orang lain
- Merasa berada di ujung tanduk
- Tegang
- Muak (merasa ia tidak bisa)
- Kehilangan keputusan terhadap peran dan hubungan
yang ia Jalani
- Rapuh

3. Individu memperlihatkan

- Kontak mata yang kurang mengalihkan pandangan dari


pembicara
- Penurunan motivasi
- Keluh kesah
- Kemunduran
- Sikap pasrah
- Depresi

4. Kognitif

- Bilangnya persepsi waktu tentang masa lalu, masa


sekarang, masa datang
- Bingung
- Ketidakmampuan berkomunikasi secara efektif
- Distorsi proses pikir dan asosiasi
- Penilaian yang tidak logis

H. Akibat Keputusaan
Akibat yang dapat ditimbulkan dari terjadinya
KeputusasaanKeputusasaan yaitu:
1. Stres
2. Depresi
3. Galau
4. Sakit
5. Pola hidup yang tidak teratur
6. Letih,lesu, lemah: disebabkan karena faktor psikis
7. Hilang kesempatan yang ada, karena ketika kesempatan itu datang
ia sibuk dengan rasa putus asa yang ada
8. Trauma: tidak lagi memiliki keberanian dan kemampuan untuk
melakukan hal yang sama karena takut akan mengalami rasa
putus asa untuk yang kedua kalinya.
9. Gila: akibat jangka panjang yang umumnya terjadi pada sebagian
orang
10. Sakit: diawali dengan makna yang tidak teratur, tidur terlalu larut,
beban pikiran yang berlebihan
11. Kematian: beberapa mengakhiri hidup dengan cara bunuh diri dan
tidak hanya karena sakit yang berkepanjangan namun juga karena
faktor psikis yang berlebihan

I. Pencegahan
Di bawah ini ada beberapa cara mencegah timbulnya keputusan yaitu:
1. Berbaik sangkakala kepada Allah, ingat bahwa setiap yang kita
alami ada hikmahnya. Semua ini hanyalah sebuah cobaan dan
bukti kecintaan Tuhan kepada kita.
2. Berpikir bahwa tidak ada kegagalan yang abadi, karena kita bisa
mengubahnya dengan berbuat hal-hal baru
3. Tetapkan tindakan kita dalam keadaan apapun kita tetap bisa
memilih tindakan atau mengubah kebiasaan lama dan mencari
jalan untuk mengatasi masalah yang tengah kita hadapi.
4. Bersikap lebih fleksibel, kehidupan tidak selalu seperti yang
diharapkan. Apabila kita dapat menyesuaikan diri dengan situasi
baru maka ketegangan kita akan berkurang.
5. Kembangkan tindakan yang kreatif tanyakan pada diri sendiri”
kesempatan apa bagi saya di sini? 0 jalan mana yang terbuka bagi
saya?”
6. Evaluasi setiap situasi. Pikirkan segala tindakan sebelum
bertindak agar bisa didapatkan pemecahan masalah yang baik
7. Lihat sisi positifnya. Kegagalan memang merupakan pengalaman
yang menyakitkan, tapi daripada memikirkan kerugian yang kita
alami, lebih baik fokuskan pada apa yang telah kita pelajari.
8. Bertanggung jawab, jangan salahkan orang lain jika gagal, tapi
perhatikan baik-baik masalahnya dan cobalah memahaminya.
Tanyakan pada diri sendiri bagaimana mengatasinya.
9. Pelihara selera humor dan tertawa memang tidak segera
memecahkan masalah, tetapi akan membantu kita melihat
masalah secara perspektif. Hal itu bagikan cahaya dalam
kegelapan.
10. Ingatlah bahwa kegagalan adalah guru yang paling berharga Kita
bisa belajar tentang bagaimana kita bisa gagal dan bagaimana kita
mengatasi sebuah kegagalan

J. Pelaksanaan Medis
1. Psikofarmaka
Terapi dengan obat-obatan sehingga dapat meminimalkan
gangguan keputusan
2. Psikoterapi
Psikoterapi adalah terapi kejiwaan yang harus diberikan apabila
penderita telah diberikan terapi psikofarmaka dan telah mencapai
tahapan di mana kemampuan menilai realitas sudah kembali pulih
dan pemahaman diri sudah baik. Psikoterapi ini bermacam-
macam bentuknya antara lain psikotropis suportif dimaksudkan
untuk memberikan dorongan, semangat dan motivasi agar
penderita tidak merasa putus asa dan semangat juangnya.
Psikoterapi Re-eduktif dimaksudkan untuk memberikan
pendidikan ulang yang maksudnya memperbaiki kesalahan
pendidikan di waktu lalu
Psikoterapi rekonstruktif dimaksudkan untuk memperbaiki
kembali kepribadian yang telah mengalami keretakan menjadi
kepribadian utuh seperti semula sebelum sakit
Psikologi kognitif , dimaksudkan untuk memulihkan kembali
fungsi kognitif (daya pikir dan daya ingat) rasional sehingga
penderita mampu membedakan nilai-nilai moral etika. Mana yang
baik dan buruk, mana yang boleh dan tidak.
Psikoterapi perilaku dimaksudkan untuk memulihkan gangguan
perilaku yang terganggu menjadi perilaku yang mampu
menyesuaikan diri,
Psikotropik keluarga dimaksudkan untuk memulihkan penderitaan
dan keluarganya.
3. Terapi Psikorelegius
Terapi keagamaan ternyata masih bermanfaat bagi penderita
gangguan jiwa. Dari penelitian didapatkan kenyataan secara
umum komitmen agama berhubungan dengan memanfaatkan di
bidang klinik. Terapi keagamaan ini berupa kegiatan ritual
keagamaan seperti sembahyang, berdoa, memanjatkan puji-pujian
kepada Tuhan, ceramah keagamaan, kajian kitab suci, dsb.
4. Rehabilitasi
Program rehabilitasi penting dilakukan sebagai persiapan
penempatan kembali ke keluarga dan masyarakat. Program ini
biasanya dilakukan di lembaga (institusi) rehabilitasi misalnya di
suatu rumah sakit jiwa. Dalam program rehabilitasi dilakukan
berbagai kegiatan antara lain: traffic kelompok, menjalankan
ibadah keagamaan bersama, kegiatan kesenian, terapi fisik berupa
olahraga, keterampilan, berbagai macam kursus, bercocok tanam,
rekreasi, dsb. Pada umumnya program rehabilitasi ini berlangsung
antara 3-6 bulan. Cara berkala dilakukan evaluasi paling sedikit
dua kali yaitu evaluasi sebelum penderita mengikuti program
rehabilitasi dan evaluasi pada saat ini penderita akan
dikembalikan ke keluarga dan kemasyarakatan.
BAB III

KASUS

Kasus Keputusasaan

Ibu H (53 thn), janda, memiliki bisnis online. Pendidikan S2. Agama Islam. Suku Jawa.
Tinggal bersama anak perempuan dan pembantunya. Klien dirawat di RS dengan keluhan
sesak nafas sejak 1 mg sebelum masuk RS, mual, penurunan nafsu makan hanya
menghabiskan kurang dari setengah piring makan.

Dx saat masuk RS adalah dispnea ec TB paru, DM tipe 2, post TB. Klien mengatakan tidak
dapat melakukan aktifitas secara normal sejak jatuh 2 tahun yang lalu yang menyebabkan
tidak dapat berjalan karena nyeri pada kakinya, sejak itu klien jarang berinteraksi dengan
tetangga dan tidak aktif dalam kegiatan masyarakat Klien mengatakan pasrah dengan
kondisinya dan ingin segera diambil nyawanya. Klien terlihat sering mengeluh tentang
penyakitnya, tampak selalu gelisah, sedih, sering menangis, dan kontak mata kurang. Klien
terlihat selalu curiga dengan tindakan yang akan dilakukan kepadanya, seperti menolak saat
akan dilakukan inhalasi. Klien sering menangis jika memikirkan kondisi anaknya kelat jika
dirinya meninggal. Klien mengatakan sulit tidur karena kepikiran dengan kondisi
penyakitnya. TTV dalam batas normal.

Hubungan klien dengan anak sangat dekat. Klien mengatakan tidak terlalu dekat dengan
tetangga karena jarang berinteraksi.
BAB IV
PEMBAHASAN

A. PENGKAJIAN
I. IDENTITAS KLIEN Tanggal Pengkajian: 20 Juni 2023
Inisial: Ny. A
Umur: 53 Tahun

II. ALASAN MASUK: keluhan sesak nafas sejak 1 mg sebelum masuk RS, mual,
penurunan nafsu makan hanya menghabiskan kurang dari setengah piring makan.

III. FAKTOR PREDISPOSISI:


1. Pernah mengalami gangguan jiwa di masa lalu?( ) Ya (✓ ) Tidak
2. Pengobatan sebelumnya? ( ) Berhasil ( ) Kurang berhasil ( )Tidak
berhasil
3. TraumaPelaku/ Usia Korban/ Usia Saksi/Usia
Aniaya fisik ()() ()() ()()
Aniaya seksual ()() ()() ()()
Penolakan ()() ()() ()()
Kekerasan dalam keluarga ( ) ( ) ()() ()()
Tindakan kriminal ()() ()() ()()
Jelaskan No. 1,2,3:
Masalah keperawatan:

4. Adakah anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa : tidak ada


5. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan
Masalah keperawatan:

IV. PEMERIKSAAN FISIK


1. Tanda-tanda vital: TD : ..... mmHg N :.... S:.... RR:..... Tb:... BB:....
2. Keluhan fisik: Ya ( ) Tidak(✓)
Jelaskan: TTV dalam batas normal
Masalah keperawatan =

V. PSIKOSOSIAL
1. Genogram (Minimal 3 generasi) klien sbg generasi ke-3

2. Konsep Diri
a. Gambaran diri : Klien mengatakan tidak dapat melakukan aktifitas
secara normal sejak jatuh 2 tahun yang lalu yang menyebabkan tidak
dapat berjalan karena nyeri pada kakinya, sejak itu klien jarang
berinteraksi dengan tetangga dan tidak aktif dalam kegiatan
masyarakat Klien mengatakan pasrah dengan kondisinya dan ingin
segera diambil nyawanya.
b. Identitas : Posisi klien adalah seorang janda
c. Peran : Klien mengatakan bahwa ia adalah seorang ibu
d. Ideal diri : Klien sering menangis jika memikirkan kondisi anaknya
kelak jika dirinya meninggal
e. Harga diri : Harga diri kurang karena Klien merasa putus asa dan
terlihat sering mengeluh tentang penyakitnya, tampak selalu gelisah,
sedih, sering menangis, dan kontak mata kurang.
Masalah keperawatan : Keputusaan

3. Hubungan Sosial
a. Orang yang berarti : Keluarga
b. Peran serta dalam kegiatan kelompok : Kurang bersosialisasi
c. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain : nyeri pada kaki
Masalah keperawatan:
Spiritual. : Kurang
Nilai dan Keyakinan : kurang
Kegiatan Ibadah : kurang
Masalah keperawatan: Keputusaaan

VI. STATUS MENTAL


1) Penampilan
( ) Tidak rapi ( ) Penggunaan pakaian tidak sesuai (✓ ) Cara berpakaian tidak seperti
biasa
Jelaskan: Penampilan pasien kurang rapih, tampak lelah dan putus asa
2) Pembicaraan
Cepat ( ) Keras ( ) Gagap ( ) Inkohoren ()
Apatis (✓ ) Lambat ( ) Membisu ( ) Tidak mampu memulai Pembicaraan
Jelaskan: Klien mengatakan tidak terlalu dekat dengan tetangga karena jarang
berinteraksi.
Masalah keperawatan:
3) Aktifitas Motorik
(✓ ) Lesu ( ) Tegang ( ) Gelisah (✓) Agitasi ( ) Tik ( ) Grimasen ( ) Tremor ( )
Kompulsif
Jelaskan:
Masalah keperawatan:
4) Alam Perasaan
( ) Sedih ( ) Ketakutan (✓) Putus Asa
( ) Khawatir ( ) Gembira Berlebihan
Jelaskan: Keputsasaan
Masalah keperawatan: Keputusasaan
5) Afek
( ) Datar ( ) Tumpul ( ) Labil ( ) Tidak Sesuai
Jelaskan:
Masalah keperawatan:
6) 6.Interaksi Selama Wawancara
( ) Bermusuhan ( ) Tidak kooperatif ( ) Mudah tersinggung (✓) Kontak mata
kurang ( ) Defensif (✓) Curiga
Jelaskan: Klien mengatakan tidak terlalu dekat dengan tetangga karena jarang
berinteraksi, dan Klien terlihat selalu curiga dengan tindakan yang akan dilakukan
kepadanya, seperti menolak saat akan dilakukan inhalasi.
Masalah keperawatan:
7) Persepsi
Halusinasi
( ) Pendengaran ( ) Penglihatan ( ) Perabaan ( ) Pengecapan ( )Penghidu
Jelaskan :
Masalah Keperawatan :
8) Proses Pikir
( ) Sirkumstansial ( ) Tangensial ( ) Kehilangan asosisi ( ) Flight of ideas ( )
Pengulangan pembicaraan/persevarasi ( ) Blocking
Jelaskan:
Masalah Keperawatan:
9) Isi Pikir
( ) Obsesi ( ) Fobia ( ) Hipokondria ( ) Depersonalisasi ( ) Ide yang terkait ( )
Pikiran magis
Waham
( ) Agama ( ) Somatik ( ) Kebesaran( ) Curiga ( ) Nihilistik ( ) Sisip pikir
( ) Siar pikir ( ) Kontrol pikir
Jelaskan:
Masalah keperawatan: PPP:
10) Tingkat Kesadaran
(✓) Bingung ( ) Sedasi ( ) Stupor Disorientasi ( ) Waktu ( ) Tempat ( ) Orang
Jelaskan:
Masalah keperawatan:
11) Memori
( ) Gangguan daya ingat jangka panjang ( ) Gangguan daya ingat saat ini ( )
Gangguan daya ingat jangka pendek ( ) Kofabulasi
Jelaskan:
Masalah keperawatan:
12) Tingkat Konsentrasi dan Berhitung
( ) Mudah beralih ( ) Tidak mampu berkonsentrasi ( ) Tidak mampu berhitung
sederhana
Jelaskan:
Masalah keperawatan:
13) Kemampuan Penilaian
( ) Gangguan ringan ( ) Gangguan bermakna
Jelaskan:
Masalah keperawatan:
14) Daya Tilik Diri
( ) Mengingkari penyakit yang diderita ( ) Menyalahkan hal-hal di luar dirinya
Jelaskan:
Masalah Keperawatan:

VII. KEBUTUHAN PERSIAPAN PULANG


1. Makan
( ) Bantuan minimal ( ) Bantuan total
2. BAB/BAK
( ) Bantuan minimal ( ) Batuan total
3. Mandi
( ) Bantuan minimal ( ) Batuan total
4. Berpakaian/Berhias
( ) Bantuan minimal ( ) Batuan total
5. Istirahat dan tidur
( ) Tidur siang lama :…………………………s/d……………………...
( ) tidur malam lama:…………………………s/d……………………...
( ) Kegiatan sebelum/sesudah tidur
6. Penggunaan Obat
( ) Bantuan minimal ( ) Batuan total
7. Pemeliharaan Kesehatan
Perawatan lanjutan ( ) Ya ( ) Tidak
Sistem pendukung ( ) Ya ( ) Tidak
8. Kegiatan di dalam rumah
Mempeersiapkan makanan di rumah ( ) Ya( ) Tidak
Menjaga kerapian di rumah ( ) Ya( ) Tidak
Mencuci pakai ( ) Ya ( ) Tidak Pengaturan keuangan ( ) Ya ( ) Tidak
9. Kegiatan di luar rumah
Belanja ( ) Ya ( ) Tidak Transportasi ( ) Ya ( ) Tidak Lain-lain ( ) Ya ( ) Tidak
Jelaskan:
Masalah keperawatan:

VIII. MEKANISME KOPING


( ) Adaptif ( ) Maladaptif ( ) Bicara dengan orang lain ( ) Minum Alkohol
( ) Mampu menyelesaikan masalah ( ) Reaksi lambat/berlebih ( ) Teknik relaksasi ( )
Menghindar ( ) Olah raga ( ) Menciderai diri
Jelaskan:
Masalah keperawatan:

IX. MASALAH PSIKOSOSIAL DAN LINGKUNGAN


Masalah dengan dukungan kelompok,...
Masalah berhubungan dengan lingkungan,...
Masalah dengan pekerjaan,...
Masalah dengan perumahan,....
Masalah ekonomi, spesifik...
Masalah dengan pelayanan kesehatan,...
Masalah lainnya,....
Masalah dengan dukungan lingkungan,....
Masalah keperawatan:

X. PENGETAHUAN KURANG
( ) Penyakit jiwa ( ) Sistem pendukung ( ) Faktor presipitasi ( ) Penyakit fisik ( )
Koping ( ) Obat-obatan
Jelaskan:
Masalah keperawatan:

XI. ASPEK MEDIK


Diagnosa Medik: hiperemesis
Terapi Medik:

XII. DAFTAR MASALAH KEPERAWATAN


Keputusasaan
Ketidakberdayaan
Resiko Bunuh Diri
ANALISA DATA

Anda mungkin juga menyukai