Anda di halaman 1dari 8

Makalah Asuhan Keperawatan Klien Dengan Ketidakberdayaan Dan Keputusasaan

Logo

Disusun oleh:

1. Devi permata sari

2. Febri Handayani

3. Sri wahyuni siregar

4. Putri Rahmadani

5. Zailaini siddiq

PROGRAM STUDY KEPERAWATAN PROGRAM


SARJANA
FAKULTAS KESEHATAN UNIVERSITAS AUFA ROYHAN DIKOTA

PADANGSIDIMPUAN TAHUN AJARAN 2022/2023


DAFTAR ISI

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang…………………………………………………………………. 3

B. Rumusan Masalah……………………………………………………………… 3

C. Tujuan …………………………………………………………………………. 3

BAB II. ISI

A. Pengertian Ketidakberdayaan dan keputusasaan


…………………………………………….. 4

B. Etiologi ………………………………………………………4

C. Hak-hak Klien…………………………………………………………………. 5

D. Konservator ……………………………………………………………………7

E. Lingkungan yang Kurang Restriktif …………………………………………...7

F. Kewajiban untuk Memperingatkan Pihak Ketiga ……………………………...8

G. Peran Legal Perawat …………………………………………………………...9

H. Pertanggung Jawaban Pidana Terkait Dengan Kondisi Jiwa Seseorang ………9

BAB III. PENUTUP

A. Kesimpulan…………………………………………………………………... 10

DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………………………11


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Keputusasaan mengggambarkan individu yang tidak melihat adanya kemungkinan


untuk memperbaiki hidupnya dan bersih keras mengatakan bahwa tidak ada seorangpun
yang dapat membantunya.
Keputusasaan berbeda dengan ketidakberdayaan , orang yang putus asa tidak melihat
adanya solusi untuk permasalahannya atau tidak menemukan cara untuk mencapai apa
yang diinginkannya. Sebalikkya orang yang tidak berdaya masih dapat menemukan
alternatif atau untuk masalah tersebut, tetapi tidak mampu melakukan sesuatu untuk
mewujudkannya karena kurangnya kontrol dan sumber yang tersedia.
Perasaan tidak berdaya yang tidak kunjung hilang dapat menimbulkan keputusasaan.
Keputusasaan biasanya terkait dengan duka cita, depresi, dan keinginan untuk bunuh diri.
Untuk individu dengan resiko bunuh diri perawat juga harus menngunakan resiko bunuh
diri.
Setiap orang pernah mengalami keputusasaan dalam hidupnya. Hal ini muncul dalam
berbagai bentuk dan merupakan sejenis perasaan yang lebih sering dan lebih umum
dirasakan daripada dilaporkan.
Keputusasaan sering terlihat pada mereka yang cenderung kaku dan tidak fleksibel
baik dalam pikiran , perasaan maupun perilaku.

Keputusasaan adalah keadaan dimana seseorang atau individu tidak mampu


memandang kehidupan ke arah yang lebih baik dan cenderung putusasa akan segala
kemampuannya, dan kebanyakan Ungkapan klien mengarah ke situasi kehidupan tanpa
harapan dan terasa hampa.
Dari semua cobaan dan kesulitan yang kita alami di dalam hidup, mungkin yang
paling berbahaya ialah keputusasaan. Terkadang pengalaman keputusasaan ini dinamakan
malam yang gelap dalam jiwa kita. Bila mengalami keputusasaan kita seperti merasa
bahwa semua jenis terang sirnah dan pergi, lalu kita sendiri sedang berdiri di dalam
kegelapan. Barangkali dapat menjadi satu penghiburan kecil kalau masing-masing dari
kita menyadari dan mengakui bahwa setiap orang mengalami keputusasaan pada waktu
dan tempat tertentu di dalam hidup, tanpa kecuali.

B. Tujuan
Tujuan umum :
Mahasiswa keperawatan mampu memahami tentang asuhan keperawatan pada pasien
dengan konsep keputusasaan.
Tujuan khusus :
1. Mahasiswa mampu menjelaskan pengertian ketidakberdayaan dan keputusasaan.
2. Mahasiswa mampu menyebutkan penyebab ketidakberdayaan dan keputusasaan.
3. Mahasiswa mampu menyebutkan tanda dan gejala yang ada pada pasien dengan
ketidakberdayaan dan keputusasaan
4. Mahasiswa mampu menyebutkan penatalaksanaan medis pada pasien dengan
konsep ketidakberdayaan dan keputusasaan.
5. Mahasiswa mampu membuat asuhan keperawatan pada pasien dengan konsep
ketidakberdayaan dan keputusasaan.

A. Pengertian Ketidakberdayaan dan keputusasaan

a. Ketidakberdayaan
Ketidakberdayaan adalah persepsi atau tanggapan klien bahwa perilaku atau
tindakan yang sudah dilakukannya tidak akan membawa hasil yang diharapkan atau
tidak akan membawa perubahan hasil seperti yang diharapkan, sehingga klien sulit
mengendalikan situasi yang terjadi atau mengendalikan situasi yang akan terjadi
(NANDA, 2011).

Menurut Nanda (2012) Ketidakberdayaan memiliki definisi persepsi bahwa


tindakan seseorang secara signifikan tidak akan mempengaruhi hasil; persepsi kurang
kendali terhadap situasi saat ini atau situasi yang akan terjadi.

Menurut Wilkinson (2007) ketidakberdayaan merupakan persepsi seseorang


bahwa tindakannya tidak akan mempengaruhi hasil secara bermakna, kurang
penggendalian yang dirasakan terhadap situasi terakhir atau yang baru saja terjadi.

b. Keputusasaan
Menurut NANDA (2015-2017), keputusasaan adalah keadaan subyektif ketika
seorang individu memandang keterbatasan atau tidak adanya pilihan alternative serta
tidak mampu memobilisasi energy untuk kepentingannya sendiri. Keputusasaan
menurut NANDA ini memiliki beberapa batasan karakteristik, diantaranya: gangguan
pola tidur, kurang inisiatif, pasif, meninggalkan orang yang diajak bicara, penurunan
selera makan, kurang kontak mata, dan sebagainya. Factor-faktor yang berhubungan
yakni: isolasi soasial, penurunan kondisi fisiologis, stress jangka panjang, serta
kehilangan nilai kepercayaan.

Keputusasaan merupakan suatu keadaan emosional yang dialami ketika individu


merasa kehidupannya sangat berat untuk dijalani dan dirasa mustahil. Seseorang
tersebut tidak akan memiliki harapan untuk memperbaiki kehidupannya, tidak
memiliki solusi untuk masalah yang dialaminya dan ia merasa tidak aka nada orang
yang dapat membantuya menyelesaikan masalahnya (Carpenito, 563).

Keputusasaan ini berbeda dengan ketidakberdayaan. Orang yang merasa utus asa
tidak mampu melihat adanya solusi untuk masalah yang dihadapinya dan tidak
menemukan cara untuk mencapai sesuatu hal yang diinginkan. Sedangkan
ketidakberdayaan adalah seseorang menemukan solusi masalahnya namun memiliki
keterbatasan untuk melakukannya akibat kurangnya kontrol terhadap kejadian atau
situasi tertentu
B. Etiologi

a. Ketidakberdayaan

1. kurangnya pengetahuan

2. Ketidak adekuatan koping sebelumnya (seperti : depresi)

3. serta kurangnya kesempatan untuk membuat keputusan (Carpenito, 2009).

Doenges, Townsend, M, (2008)

 Kesehatan lingkungan: hilangnya privasi, milik pribadi dan kontrol terhadap terapi.

 Hubungan interpersonal: penyalahgunaan kekuasaan,hubungan yang kasar.

 Penyakit yang berhubungan dengan rejimen:penyakit kronis atau yang melemahkan


kondisi.

 Gaya hidupketidakberdayaan: mengulangi kegagalan dan ketergantungan.

b. Keputusasaan

a. Faktor kehilangan

b. Kegagalan yang terus menerus

c. Faktor Lingkungan

d. Orang terdekat ( keluarga )

e. Status kesehatan ( penyakit yang diderita dan dapat mengancam jiwa)

f. Adanya tekanan hidup

g. Kurangnya iman

C. Manifestasi klinis

a. Keputusasaan

Mayor ( harus ada)

Mengungkapkan atau mengekspresikan sikap apatis yang mendalam , berlebihan, dan


berkepanjangan dalam merespon situasi yang dirasakan sebagai hal yang mustahil
isyarat verbal tentang kesedihan.

Contoh ungkapan :

1.    “Lebih baik saya menyerah karena saya tidak mampu memperbaiki keadaan.”

2.    “Masadepan saya seolah suram.”


3.    “Saya tidak dapat membayangkan masa depan saya 10 tahun kedepan.”

4.    “Rasanyasayatidakmungkinmenggapaikepuasandimasa yang akandatang.”

1)   Fisiologis :

 respon terhadap stimulus melambat

 tidak ada energi

 tidur bertambah

2)   emosional :

  individu yang putus asa sering sekali kesulitan mengungkapkan perasaannya tapi
dapat merasakan

 tidak mampu memperoleh nasib baik, keberuntungan dan pertolongan tuhan

 tidak memiliki makna atau tujuan dalam hidup

 hampa dan letih

 perasaan kehilangan dan tidak memiliki apa-apa

 tidak berdaya,tidak mampu dan terperangkap.

3) Individu memperlihatkan : Sikap pasif dan kurangnya keterlibatan dalam


perawatan, Penurunan verbalisasi, Penurunan afek, Kurangnya ambisi,inisiatif,serta
minat.Ketidakmampuan mencapai sesuatu Hubungan interpersonal yang terganggu,
Proses pikir yang lambat, Kurangnya tanggung jawab terhadap keputusan dan
kehidupannya sendiri.

4)   Kognitif : Penurunan kemampuan untuk memecahkan masalah dan kemampuan


membuat keputusan, Mengurusi masalah yang telah lalu dan yang akan datang bukan
masalah yang dihadapi saat ini, Penurunan fleksibilitas dalam proses pikir, Kaku
( memikirkan semuanya atau tidak sama sekali ), Tidak punya kemampuan berimagenasi
atau berharap, Tidak dapat mengidentifikasi atau mencapai target dan tujuan yang
ditetapkan, Tidak dapat membuat perencanaan, mengatur serta membuat
keputusan,Tidak dapat mengenali sumber harapan

 Minor ( mungkin ada )

1)   Fisiologis: Anoreksia,  BB menurun

2)   Emosional: Individu marasa  putus asa terhadap diri sendiri dan orang lain, Merasa
berada diujung tanduk, Tegang, Muak ( merasa ia tidak bisa), Kehilangan kepuasan
terhadap peran dan hubungan yang ia jalani, Rapuh
3)   Individu memperlihatkan: Kontak mata yang kurang mengalihkan pandangan dari
pembicara, Penurunan motivasi, Keluh kesah, Kemunduran, Sikap pasrah, Depresi

4)   Kognitif: Penuruna kemampuan untuk menyatukan informasi yang diterima,


Hilangnya persepsi waktu tentang mas lalu , masa sekarang , masa datang, Bingung,
Ketidakmampuan berkomunikasi secara efektif, Distorsi proses pikir dan asosiasi,
Penilaian yang tidak logis

D. Pohon Masalah

Causa:

Disfungi proses berduka.

Kurangnya umpan balik positif.

Umpan balik negatif yang

Core problem:
Ketidakberdayaan

Efek:
Harga diri rendah
E. Pathway

Alam perasaan adalah kekuatan/perasaan hati yang mempengaruhi seseorang dalam


jangka waktu yang lama setiap orang hendaknya berada dalam efek yng tidk stabil tapi tidak
berarti orang tersebut pernah sedih, kecewa, takut, cemas, marah, dan sayang emosi ini terjadi
sebagai kasih sayang seseorang terhadap rangsangan yang diterimanya dan lingkungannya
baik internal maupun eksternal. Reaksi ini bervariasi dalam rentang dari adaptif sampai
maladaptif

G. Diagnosa

a) Diagnosa keperawatan
Diagnosa keperawatan menurut NANDA:
1. Ketidakberdayaan
2. Keputusasaan
H. Intervensi

Ketidakberdayaan
Restrukturisasi Kognitif : mendorong pasien untuk mengubah distorsi pola pikir dan
memandang diri sendiri serta dunia secara lebih realistis
Dukungan emosional : memberikan penenangan, penerimaan, dan dorongan selama periode
stress
Bantuan sumber finansial : membantu individu/keluarga untuk mengamankan dan mengelola
keuangan untuk memenuhi kebutuhan perawatan kesehatan
Manajemen alam perasaan : memberikan keamanan, stabilisasi, pemulihan, dan pemeliharaan
pasien yang mengalami disfungsi alam perasaan baik depresi maupun peningkatan alam
perasaan
Perlindungan hak pasien : melindungi hak perawatan kesehatan pasien, terutama pasien dari
kelompok minoritas, pasien tidak memiliki kapasitas, atau tidak kompeten untuk mengambil
keputusan
Peningkatan harga diri : membantu pasien untuk meningkatkan penilaian diri terhadap harga
dirinya
Fasilitasi tanggung jawab diri : mendorong pasien untuk lebih bertanggung jawab terhadap
perilakunya sendiri

Keputusasaan
1. Bantu klien mengenali masalah keputusasaan (penyebabnya, tanda gejalanya, dampaknya,
penanganannya) Fasilitasi klien untuk dapa mengungkapkan perasaan dan keputusasaannya
2. Bantu klien untuk identifikasi tujuan yang realistis dengan kemampuannya
Identifikasi sumber dukungan dan alternative pilihan untuk membantu memecahkan masalah
klien, keuntungan, kerugian dari setiap solusi yang ditetapkan
3.Identifikasi dan latih kemampuan positif pasien
4.Identifikasi adanya ide-ide atau rencana bunuh diri pada pasien
5. Berikan terapi Acceptance Commitment Therapy (ACT)
6. Bantu pasien meningkatkan koping, beradaptasi dengan stressor, perubahan atau ancaman
dalam kehidupanBerikan konseling untuk membantu pasien menyelesaikan masalah yang
sedang dihadapi Manajemen perasaan, berikan keamanan pada pasien, stabilisasi, pemulihan
dan pemeliharaan pasien yang mengalami disfungsi alam perasaan baik depresi maupun
peningkatan alam perasaan.

Anda mungkin juga menyukai