PENDAHULUAN
1.2 RumusanMasalah
Dari latarbelakandiatas, terdapatrumusanmasalahyaitu :
1. Apakahdefenisidarikeputusasaan?
2. Apakah etiologi dari keputusasaan?
3. Bagaimana manifestasi klinis dari keputusasaan?
4. Apasaja akibat yang timbul darikeputusasaan?
1
5. Bagaimanacarapencegahankeputusasaan?
6. Bagaimanakah penatalaksanaan bagipasiendengankeputusasaan?
1.3 TujuanPenulisan
Tujuandaripenulisanmakalahiniyaitu :
1. Untuk mengetahui defenisi darikeputusasaan
2. Untuk mengetahui etiologi dari keputusasaan
3. Untuk mengetahuimanifestasi klinis dari keputusasaan
4. Untuk mengetahui akibat yang timbul darikeputusasaan
5. Untuk mengetahui carapencegahankeputusasaan
6. Untuk mengetahui penatalaksanaan bagipasiendengankeputusasaan
2
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1 Definisi
Keputusasaan merupakan status emosional yang berkepanjangan dan bersifat
subyektif yang muncul saat individu tidak melihat adanya alternatif lain atau pilihan
pribadi untuk mengatasi masalah yang muncul atau untuk mencapai apa yang diiginkan
serta tidak dapat mengerahkan energinya untuk mencapai tujuan yang ditetapkan.
(carpenito, 563).
Keputusasaan merupakan keadaan subjektif seorang individu yang melihat
keterbatasan atau tidak ada alternatif atau pilihan pribadi yang tersedia dan tidak dapat
memobilisasi energy yang dimilikinya (NANDA, 2005).
Keputusasaan berkaitan dengan kehilangan harapan, ketidakmampuan,keraguan,
duka cita, apati, kesedihan, depresi, dan bunuh diri. ( Cotton dan Range, 1996 ).
Sedangkanmenurut (Pharris, Resnick,dan ABlum, 1997),mengemukakan bahwa
keputusasaan merupakan kondisi yang dapat menguras energi.
Keputusasaan adalah keadaan emosional ketika individu merasa bahwa
kehidupannya terlalu berat untuk dijalani ( dengan kata lain mustahil ). Seseorang yang
tidak memiliki harapan tidak melihat adanya kemungkinan untuk memperbaiki
kehidupannya dan tidak menemukan solusi untuk permasalahannya, dan ia percaya
bahwa baik dirinya atau siapapun tidak akan bisa membantunya.
3
2.3 MANIFESTASI KLINIS KEPUTUSASAAN
a. Mayor ( harus ada)
Mengungkapkan atau mengekspresikan sikap apatis yang mendalam , berlebihan,
dan berkepanjangan dalam merespon situasi yang dirasakan sebagai hal yang mustahil
isyarat verbal tentang kesedihan.
Contohungkapan :
1. “Lebihbaiksayamenyerahkarenasayatidakmampumemperbaikikeadaan.”
2. “Masadepansayaseolahsuram.”
3. “Sayatidakdapatmembayangkanmasadepansaya 10 tahunkedepan.”
4. “Sayasadar, sayatipernahmendapatkanapa yang sayainginkansebelumnya.”
5. “Rasanyasayatidakmungkinmenggapaikepuasandimasa yang akandatang.”
1) Fisiologis :
respon terhadap stimulus melambat
tidak ada energi
tidur bertambah
2) emosional :
individu yang putus asa sering sekali kesulitan mengungkapkan perasaannya tapi
dapat merasakan
tidak mampu memperoleh nasib baik, keberuntungan dan pertolongan tuhan
tidak memiliki makna atau tujuan dalam hidup
hampa dan letih
perasaan kehilangan dan tidak memiliki apa-apa
tidak berdaya,tidak mampu dan terperangkap.
3) Individu memperlihatkan :
Sikap pasif dan kurangnya keterlibatan dalam perawatan
Penurunan verbalisasi
Penurunan afek
Kurangnya ambisi,inisiatif,serta minat.
Ketidakmampuan mencapai sesuatu
Hubungan interpersonal yang terganggu
Proses pikir yang lambat
4
Kurangnya tanggung jawab terhadap keputusan dan kehidupannya sendiri.
4) Kognitif :
Penurunan kemampuan untuk memecahkan masalah dan kemampuan membuat
keputusan
Mengurusi masalah yang telah lalu dan yang akan datang bukan masalah yang
dihadapi saat ini
Penurunan fleksibilitas dalam proses pikir
Kaku ( memikirkan semuanya atau tidak sama sekali )
Tidak punya kemampuan berimagenasi atau berharap
Tidak dapat mengidentifikasi atau mencapai target dan tujuan yang ditetapkan
Tidak dapat membuat perencanaan, mengatur serta membuat keputusan
Tidak dapat mengenali sumber harapan
Adanya pikiran untuk membunuh diri.
b. Minor ( mungkin ada )
1) Fisiologis
Anoreksia
BB menurun
2) Emosional
Individu marasa putus asa terhadap diri sendiri dan orang lain
Merasa berada diujung tanduk
Tegang
Muak ( merasa ia tidak bisa)
Kehilangan kepuasan terhadap peran dan hubungan yang ia jalani
Rapuh
3) Individu memperlihatkan
Kontak mata yang kurang mengalihkan pandangan dari pembicara
Penurunan motivasi
Keluh kesah
Kemunduran
Sikap pasrah
Depresi
4) Kognitif
5
Penuruna kemampuan untuk menyatukan informasi yang diterima
Hilangnya persepsi waktu tentang mas lalu , masa sekarang , masa datang
Bingung
Ketidakmampuan berkomunikasi secara efektif
Distorsi proses pikir dan asosiasi
Penilaian yang tidak logis
2.5 PENCEGAHAN
Di bawah ini ada beberapa cara mencegah timbulnya keputusasaanyaitu :
1) Berbaik sangkalah kepada ALLAH,Ingat bahwa setiap yang kita alami ada
hikmahnya. Semua ini hanyalah sebuah cobaan dan bukti kecintaaan tuhan kepada
kita.
2) Berpikir bahwa tidak ada kegagalan yang abadi, karena kita bisa mengubahnya
dengan ber buat hal-hal baru.
6
3) Tetapkan tindakan kita dalam keadaan apapun kita tetap bisa memilih tindakan atau
mengubah kebiasan lama dan mencari jalan untuk mengatasi masalah yg tengah kita
hadapi
4) Bersikap lebih fleksibel, kehidupan tidak selalu seperti yang di harapkan. Apabila
kita dapat menyesuaikan diri dengan situasi baru maka ketegangan kita kan
berkurang.
5) Kembangkan tindakan yang kreatif Tanyakan pada diri sendiri "KESEMPATAN
APA BAGI SAYA DI SINI ? JALAN MANA YANG TERBUKA BAGI SAYA ?"
6) Evaluasi setiap situasi. Pikirkan segala tindakan sebelum bertindak agar bisa di
dapatkan pemecah masalah yang baik.
7) Lihat sisi positifnya. Kegagalan memang merupakan pengalaman yang
menyakitkan. Tapi daripada memikirkan kerugian yang kita alami, lebih baik
fokuskan pada apa yang telah kita pelajari.
8) Bertanggung jawab. Jangan salah kan orang lain jika gagal,tapi perhatikan baik-baik
masalah nya dan cobalah memahaminya. Tanyakan pada diri sendiri bagaimana
mengatasinya?
9) Pelihara selera humor dan tertawa memang tidak segera memecahkan masalah,tetapi
akan membantu kita melihat masalah secara perspektif. Hal itu bagaikan cahaya
dalam kegelapan.
10) Ingatlah bahwa kegagalan adalah guru yang paling berharga kita bisa belajar tentang
bagaimana kita bisa gagal dan bagaimana kita mengatasi sebuah kegagalan.
7
Psikoterapi Re-eduktif dimaksudkan untuk memberikan pendidikan ulang yang
maksudnya memperbaiki kesalahan pendidikan di waktu lalu, psikoterapi
rekonstruktif dimaksudkan untuk memperbaiki kembali kepribadian yang telah
mengalami keretakan menjadi kepribadian utuh seperti semula sebelum sakit,
psikologi kognitif, dimaksudkan untuk memulihkan kembali fungsi kognitif (daya
pikir dan daya ingat) rasional sehingga penderita mampu membedakan nilai- nilai
moral etika. Mana yang baik dan buruk, mana yang boleh dan tidak, dsbnya.
Psikoterapi perilaku dimaksudkan untuk memulihkan gangguan perilaku yang
terganggu menjadi perilaku yang mampu menyesuaikan diri, psikoterapi keluarga
dimaksudkan untuk memulihkan penderita dan keluarganya.
c. Terapi Psikososial
Dengan terapi ini dimaksudkan penderita agar mampu kembali beradaptasi
dengan lingkungan sosialnya dan mampu merawat diri, mampu mandiri tidak
tergantung pada orang lain sehingga tidak menjadi beban keluarga. Penderita selama
menjalani terapi psikososial ini hendaknya masih tetap mengkonsumsi obat
psikofarmaka.
d. Terapi Psikoreligius
Terapi keagamaan ternyata masih bermanfaat bagi penderita gangguan jiwa.
Dari penelitian didapatkan kenyataan secara umum komitmen agama berhubungan
dengan manfaatnya di bidang klinik. Terapi keagamaan ini berupa kegiatan ritual
keagamaan seperti sembahyang, berdoa, mamanjatkan puji-pujian kepada Tuhan,
ceramah keagamaan, kajian kitab suci dsb.
e. Rehabilitasi
Program rehabilitasi penting dilakukan sebagi persiapan penempatan kembali
kekeluarga dan masyarakat. Program ini biasanya dilakukan di lembaga (institusi)
rehabilitasi misalnya di suatu rumah sakit jiwa. Dalam program rehabilitasi dilakukan
berbagai kegiatan antara lain; terapi kelompok, menjalankan ibadah keagamaan
bersama, kegiatan kesenian, terapi fisik berupa olah raga, keterampilan, berbagai
macam kursus, bercocok tanam, rekreasi, dsbnya.
Pada umumnya program rehabilitasi ini berlangsung antara 3-6 bulan. Secara
berkala dilakukan evaluasi paling sedikit dua kali yaitu evaluasi sebelum penderita
mengikuti program rehabilitasi dan evaluasi pada saat si penderita akan dikembalikan
ke keluarga dan ke masyarakat.
8
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
3.1 Pengkajian
a) Identitas klien
Identitas klien meliputi, nama, umur, agama, jenis kelamin, pendidikan, tanggal
masuk rumah sakit, tanggal pengkajian, No register, dan dignosa medis.
b) Keluhan utama
Pengkajian meliputi upaya mengamati dan mendengarkan isi hati klien: apa
yang dipikirkan, dikatakan, dirasakan, dan diperhatikan melalui perilaku.
Beberapa percakapan yang merupakan bagian pengkajian agar mengetahui apa
yang mereka pikir dan rasakan adalah :
a. Persepsi yang adekuat tentang rasa keputusasaan
b. Dukungan yang adekuat ketika putus asa terhadap suatu masalah
c. Perilaku koping yang adekuat selama proses
c) Faktor predisposisi
Faktor predisposisi yang mempengaruhi rentang respon keputusasaan adalah:
a. Faktor Genetic : Individu yang dilahirkan dan dibesarkan di dalam keluarga yang
mempunyai riwayat depresi akan sulit mengembangkan sikap optimis dalam
menghadapi suatu permasalahan
b. Kesehatan Jasmani : Individu dengan keadaan fisik sehat, pola hidup yang teratur,
cenderung mempunyai kemampuan mengatasi stress yang lebih tinggi
dibandingkan dengan individu yang mengalami gangguan fisik
c. Kesehatan Mental : Individu yang mengalami gangguan jiwa terutama yang
mempunyai riwayat depresi yang ditandai dengan perasaan tidak berdaya pesimis,
selalu dibayangi oleh masa depan yang suram, biasanya sangat peka dalam
menghadapi situasi masalah dan mengalami keputusasaan.
d. Struktur Kepribadian
b. Individu dengan konsep yang negatif, perasaan rendah diri akan menyebabkan rasa
percaya diri yang rendah yang tidak objektif terhadap stress yang dihadapi.
d) Faktor presipitasi
9
Ada beberapa stressor yang dapat menimbulkan perasaan keputusasaan adalah:
1. Faktor kehilangan
2. Kegagalan yang terus menerus
3. Faktor Lingkungan
4. Orang terdekat ( keluarga )
5. Status kesehatan ( penyakit yang diderita dan dapat mengancam jiwa)
6. Adanya tekanan hidup
7. Kurangnya iman
e) Respon Emosional
Mayor (harus ada):
1. individu yang putus asa sering sekali kesulitan mengungkapkan perasaannya tapi
dapat merasakan
2. tidak mampu memperoleh nasib baik, keberuntungan dan pertolongan tuhan
3. tidak memiliki makna atau tujuan dalam hidup
4. hampa dan letih
5. perasaan kehilangan dan tidak memiliki apa-apa
6. tidak berdaya,tidak mampu dan terperangkap.
Minor (mungkin ada)
1. Individu marasa putus asa terhadap diri sendiri dan orang lain
2. Merasa berada diujung tanduk
3. Tegang
4. Muak ( merasa ia tidak bisa)
5. Kehilangan kepuasan terhadap peran dan hubungan yang ia jalani
6. Rapuh
f) Respon Kognitif
Mayor ( harus ada)
1. Penurunan kemampuan untuk memecahkan masalah dan kemampuan membuat
keputusan
2. Mengurusi masalah yang telah lalu dan yang akan datang bukan masalah yang
dihadapi saat ini
3. Penurunan fleksibilitas dalam proses pikir
4. Kaku ( memikirkan semuanya atau tidak sama sekali )
5. Tidak punya kemampuan berimagenasi atau berharap
6. Tidak dapat mengidentifikasi atau mencapai target dan tujuan yang ditetapkan
10
7. Tidak dapat membuat perencanaan, mengatur serta membuat keputusan
8. Tidak dapat mengenali sumber harapan
9. Adanya pikiran untuk membunuh diri.
Minor (mungkin ada)
1. Penuruna kemampuan untuk menyatukan informasi yang diterima
2. Hilangnya persepsi waktu tentang mas lalu , masa sekarang , masa datang
3. Bingung
4. Ketidakmampuan berkomunikasi secara efektif
5. Distorsi proses pikir dan asosiasi
6. Penilaian yang tidak logis
11
Diri ketenangan untuk kegiatan
spiritual
Kontrol depresi diri mengajarkan metode
Indikator: relaksasi dan meditasi
Memonitor Kemampuan menyediakan music
Untuk Berkonsentrasi spiritual, sastra, radio,
Memonitor Intensitas atau program tv
Depresi untuk individu
12
Harapan yang memfasilitasi pasien
Indicator: berlatih agama yang
Mengutarakan Harapan sesuai
Masa Depan Yang memberikan pasien
Positif /keluarga kesempatan
Mengekspresikan untuk terlibat dengan
Keyakinan kelompok pendukung
Mengutarakan Kehendak mendorong hubungan
Untuk Hidup terapeutik dengan penting
Mengutarakan Alasan lainnya
Untuk Hidup memfasilitasi pasien yang
Mengungkapkan
Keyakinan Diri
Mengutarakan
Kepercayaan Lain
Mengutarakan
Kedamaian Batin
Mengutarakan Rasa
Kontrol Diri
Pameran Semangat
Hidup
Menetapkan Tujuan
Ketahanan pribadi
Indicator:
Verbalisasi Positif
Melihat Keluar
Menggunakan Strategi
Koping Yang Efektif
MengekspresikanEmosi
13
Berkomunikasi Dengan
Jelas Dan Tepat Untuk
Usia
Pameran Suasana Hati
Yang Positif
Pameran Positif Harga
Diri
Mengutarakan
Kenyamanan
DenganKesendirian
Mengutarakan Rasa
Percaya Diri
Bertanggung JawabAtas
Tindakan Sendiri
Mencari Dukungan
Emosional
Beratnya Alternatif
Untuk Memecahkan
Masalah
MenghindariPenyalahgu
naan Narkoba
Menghindari
Penyalahgunaan Alkohol
Menggunakan Sumber
Daya
Pendidikan Dan
Kejuruan
Verbalisasi Kesiapan
Untuk Belajar
2. Koping individu Koping Peningkatan koping
tidak efektif Indicator : hargai pemahaman pasien
Menunjukan fleksibilitas tentang proses penyakit
peran dan konsep diri
14
keluarga menunjukan hargai dan diskusikan
fleksibilitas peran para alternative respon
anggotanya terhadap situasi
pertentangan masalah hargai sikap klien
nilai keluarga dapat terhadap perubahan peran
mengatur masalah- dan hubungan
masalah dukung penggunaan
15
social Bantu klien beradaptasi
dan mengantisipasi
keterangan penilaian NOC perubahan klien
1= tidak dilakukan sama
sekali
2= jarang dilakukan
3= kadang dilakukan
4= sering dilakukan
5= selalu dilakukan
3. Isolasi sosial Dukungan Sosial Peningkatan Sosialisasi
Indikator : Aktivitas :
Kesediaan untuk Mendorong peningkatan
memanggil orang lain keterlibatan dalam
untuk bantuan hubungan yang sudah
Uang yang tersedia dari mapan
orang lain bila diperlukan Mendorong kesabaran
Bantuan yang diberikan dalam perkembangan
oleh orang lain hubungan
Waktu yang disediakan Mempromosikan
oleh orang lain hubungan dengan orang-
Kerja yang disediakan orang yang memiliki
oleh orang lain kepentingan dan tujuan
Informasi yang diberikan bersama
oleh orang lain Mendorong kegiatan sosial
Bantuan emosional yang dan masyarakat
diberikan oleh orang lain Mempromosikan berbagai
Hubungan kepercayaan masalah umum dengan
orang yang bisa orang lain
16
Jaringan sosial yang stabil kepentingan yang sama
Mendorong rasa hormat
Keterampilan Interaksi terhadap hak orang lain
Sosial Memfasilitasi penggunaan
Indikator : alat bantu defisit sensorik
Menggunakanpengungkap seperti kacamata dan alat
anyang sesuai bantu dengar
Pameranreseptif Memberikan umpan balik
Bekerja samadengan tentang perbaikan dalam
orang lain Menjaga penampilan
Pamerankepekaan pribadi atau kegiatan
terhadaporang lain lainnya
Menggunakanperilakuteg Menghadapi klien tentang
asyang sesuai gangguan penilaian, jika
Menggunakankonfrontasi diperlukan
yang sesuai Memberikan umpan balik
Melibatkanorang lain positif ketika pasien
17
untuk melakukanself-
care.
Dorong klien untuk
melakukanaktivitas
sehari-hari yang normal
sesuaikemampuan yang
dimiliki.
Dorong untuk
melakukan
secaramandiri, tapi beri
bantuan ketika klientidak
mampumelakukannya.
Ajarkan klien/ keluarga
untukmendorongkemand
irian, untukmemberikan
bantuan hanya jika
pasientidak mampu
untuk melakukannya.
Berikan aktivitas rutin
sehari- harisesuai
kemampuan.
Pertimbangkan usia klien
jikamendorong
pelaksanaan
aktivitassehari-hari.
18
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Keputusasaan merupakan status emosional yang berkepanjangan dan bersifat
subyektif yang muncul saat individu tidak melihat adanya alternatif lain atau pilihan
pribadi untuk mengatasi masalah yang muncul atau untuk mencapai apa yang diiginkan
serta tidak dapat mengerahkan energinya untuk mencapai tujuan yang ditetapkan.
(carpenito, 563).
Keputusasaan adalah keadaan emosional ketika individu merasa bahwa
kehidupannya terlalu berat untuk dijalani ( dengan kata lain mustahil ). Seseorang yang
tidak memiliki harapan tidak melihat adanya kemungkinan untuk memperbaiki
kehidupannya dan tidak menemukan solusi untuk permasalahannya, dan ia percaya
bahwa baik dirinya atau siapapun tidak akan bisa membantunya.
4.2 Saran
Dengan adanya makalah ini diharapkan bisa menjadi bahan bacaan dan tambahan
pengetahuan bagi kita sebagai calon perawat untuk menambah ilmu pengetahuan dan
memperbanyak membaca dari berbagai referensi tentang Asuhan keperawatan Pada
pasien dengan keputusasaan.
19