Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Keputusasaan mengggambarkan individu yang tidak melihat adanya kemungkinan
untuk memperbaiki hidupnya dan merasakan bahwa tidak ada seorangpun yang dapat
membantunya.
Keputusasaan berbeda dengan ketidakberdayaan, orang yang putus asa tidak melihat
adanya solusi untuk permasalahannya atau tidak menemukan cara untuk mencapai apa
yang diinginkannya. Sebaliknya, orang yang tidak berdaya masih dapat menemukan
alternatif atau untuk masalah tersebut, tetapi tidak mampu melakukan sesuatu untuk
mewujudkannya karena kurangnya kontrol dan sumber yang tersedia.
Perasaan tidak berdaya yang tidak kunjung hilang dapat menimbulkan keputusasaan.
Keputusasaan biasanya terkait dengan duka cita, depresi, dan keinginan untuk bunuh diri.
Setiap orang pernah mengalami keputusasaan dalam hidupnya.
Keputusasaan sering terlihat pada mereka yang cenderung kaku dan tidak fleksibel
baik dalam pikiran, perasaan maupun perilaku.Keputusasaan adalah keadaan dimana
seseorang atau individu tidak mampu memandang kehidupan ke arah yang lebih baik dan
cenderung putusasa akan segala kemampuannya, dan kebanyakan ungkapan klien
mengarah ke situasi kehidupan tanpa harapan dan terasa hampa.
Dari semua cobaan dan kesulitan yang kita alami di dalam hidup, mungkin yang
paling berbahaya ialah keputusasaan. Terkadang pengalaman keputusasaan ini
dinamakan malam yang gelap dalam jiwa kita. Bila mengalami keputusasaan kita seperti
merasa bahwa semua jenis terang sirnah dan pergi, lalu kita sendiri sedang berdiri di
dalam kegelapan. Barangkali dapat menjadi satu penghiburan kecil kalau masing-masing
dari kita menyadari dan mengakui bahwa setiap orang mengalami keputusasaan pada
waktu dan tempat tertentu di dalam hidup, tanpa kecuali.

1.2 RumusanMasalah
Dari latarbelakandiatas, terdapatrumusanmasalahyaitu :
1. Apakahdefenisidarikeputusasaan?
2. Apakah etiologi dari keputusasaan?
3. Bagaimana manifestasi klinis dari keputusasaan?
4. Apasaja akibat yang timbul darikeputusasaan?

1
5. Bagaimanacarapencegahankeputusasaan?
6. Bagaimanakah penatalaksanaan bagipasiendengankeputusasaan?

1.3 TujuanPenulisan
Tujuandaripenulisanmakalahiniyaitu :
1. Untuk mengetahui defenisi darikeputusasaan
2. Untuk mengetahui etiologi dari keputusasaan
3. Untuk mengetahuimanifestasi klinis dari keputusasaan
4. Untuk mengetahui akibat yang timbul darikeputusasaan
5. Untuk mengetahui carapencegahankeputusasaan
6. Untuk mengetahui penatalaksanaan bagipasiendengankeputusasaan

2
BAB II
TINJAUAN TEORI

2.1 Definisi
Keputusasaan merupakan status emosional yang berkepanjangan dan bersifat
subyektif yang muncul saat individu tidak melihat adanya alternatif lain atau pilihan
pribadi untuk mengatasi masalah yang muncul atau untuk mencapai apa yang diiginkan
serta tidak dapat mengerahkan energinya untuk mencapai tujuan yang ditetapkan.
(carpenito, 563).
Keputusasaan merupakan keadaan subjektif seorang individu yang melihat
keterbatasan atau tidak ada alternatif atau pilihan pribadi yang tersedia dan tidak dapat
memobilisasi energy yang dimilikinya (NANDA, 2005).
Keputusasaan berkaitan dengan kehilangan harapan, ketidakmampuan,keraguan,
duka cita, apati, kesedihan, depresi, dan bunuh diri. ( Cotton dan Range, 1996 ).
Sedangkanmenurut (Pharris, Resnick,dan ABlum, 1997),mengemukakan bahwa
keputusasaan merupakan kondisi yang dapat menguras energi.
Keputusasaan adalah keadaan emosional ketika individu merasa bahwa
kehidupannya terlalu berat untuk dijalani ( dengan kata lain mustahil ). Seseorang yang
tidak memiliki harapan tidak melihat adanya kemungkinan untuk memperbaiki
kehidupannya dan tidak menemukan solusi untuk permasalahannya, dan ia percaya
bahwa baik dirinya atau siapapun tidak akan bisa membantunya.

2.2 ETIOLOGI KEPUTUSASAAN


Beberapa faktor penyebab orang mengalami keputusasaan yaitu :
a. Faktor kehilangan
b. Kegagalan yang terus menerus
c. Faktor Lingkungan
d. Orang terdekat ( keluarga )
e. Status kesehatan ( penyakit yang diderita dan dapat mengancam jiwa)
f. Adanya tekanan hidup
g. Kurangnya iman

3
2.3 MANIFESTASI KLINIS KEPUTUSASAAN
a. Mayor ( harus ada)
Mengungkapkan atau mengekspresikan sikap apatis yang mendalam , berlebihan,
dan berkepanjangan dalam merespon situasi yang dirasakan sebagai hal yang mustahil
isyarat verbal tentang kesedihan.
Contohungkapan :
1. “Lebihbaiksayamenyerahkarenasayatidakmampumemperbaikikeadaan.”
2. “Masadepansayaseolahsuram.”
3. “Sayatidakdapatmembayangkanmasadepansaya 10 tahunkedepan.”
4. “Sayasadar, sayatipernahmendapatkanapa yang sayainginkansebelumnya.”
5. “Rasanyasayatidakmungkinmenggapaikepuasandimasa yang akandatang.”

1) Fisiologis :
 respon terhadap stimulus melambat
 tidak ada energi
 tidur bertambah
2) emosional :
 individu yang putus asa sering sekali kesulitan mengungkapkan perasaannya tapi
dapat merasakan
 tidak mampu memperoleh nasib baik, keberuntungan dan pertolongan tuhan
 tidak memiliki makna atau tujuan dalam hidup
 hampa dan letih
 perasaan kehilangan dan tidak memiliki apa-apa
 tidak berdaya,tidak mampu dan terperangkap.
3) Individu memperlihatkan :
 Sikap pasif dan kurangnya keterlibatan dalam perawatan
 Penurunan verbalisasi
 Penurunan afek
 Kurangnya ambisi,inisiatif,serta minat.
 Ketidakmampuan mencapai sesuatu
 Hubungan interpersonal yang terganggu
 Proses pikir yang lambat

4
 Kurangnya tanggung jawab terhadap keputusan dan kehidupannya sendiri.
4) Kognitif :
 Penurunan kemampuan untuk memecahkan masalah dan kemampuan membuat
keputusan
 Mengurusi masalah yang telah lalu dan yang akan datang bukan masalah yang
dihadapi saat ini
 Penurunan fleksibilitas dalam proses pikir
 Kaku ( memikirkan semuanya atau tidak sama sekali )
 Tidak punya kemampuan berimagenasi atau berharap
 Tidak dapat mengidentifikasi atau mencapai target dan tujuan yang ditetapkan
 Tidak dapat membuat perencanaan, mengatur serta membuat keputusan
 Tidak dapat mengenali sumber harapan
 Adanya pikiran untuk membunuh diri.
b. Minor ( mungkin ada )
1) Fisiologis
 Anoreksia
 BB menurun
2) Emosional
 Individu marasa putus asa terhadap diri sendiri dan orang lain
 Merasa berada diujung tanduk
 Tegang
 Muak ( merasa ia tidak bisa)
 Kehilangan kepuasan terhadap peran dan hubungan yang ia jalani
 Rapuh
3) Individu memperlihatkan
 Kontak mata yang kurang mengalihkan pandangan dari pembicara
 Penurunan motivasi
 Keluh kesah
 Kemunduran
 Sikap pasrah
 Depresi
4) Kognitif

5
 Penuruna kemampuan untuk menyatukan informasi yang diterima
 Hilangnya persepsi waktu tentang mas lalu , masa sekarang , masa datang
 Bingung
 Ketidakmampuan berkomunikasi secara efektif
 Distorsi proses pikir dan asosiasi
 Penilaian yang tidak logis

2.4 AKIBAT KEPUTUSASAAN


Akibat yang dapatditimbulkandariterjadinyakeputusasaanyaitu :
a. Stres
b. Depresi
c. Galau
d. Sakit
e. Pola hidup yang tidak teratur
f. Letih, Lesu, Lemah; disebabkan karena faktor psikis
g. Hilang kesempatan yang ada, karena ketika kesempatan itu datang ia sibuk dengan
rasa putus asa yang ada.
h. Trauma; tidak lagi memiliki keberanian dan kemampuan untuk melakukan hal yang
sama karena takut akan mengalami rasa putus asa untuk yang kedua kalinya.
i. Gila; akibat jangka panjang yang umumnya terjadi pada sebagian orang
j. Sakit; diawali dengan makan yang tidak teratur, tidur terlalu larut, beban pikiran yang
berlebihan.
k. Kematian; beberapa mengakhiri hidup dengan cara bunuh diri dan tidak hanya karena
sakit yang berkepanjangan namun juga karena faktor psikis yang berlebihan.

2.5 PENCEGAHAN
Di bawah ini ada beberapa cara mencegah timbulnya keputusasaanyaitu :
1) Berbaik sangkalah kepada ALLAH,Ingat bahwa setiap yang kita alami ada
hikmahnya. Semua ini hanyalah sebuah cobaan dan bukti kecintaaan tuhan kepada
kita.
2) Berpikir bahwa tidak ada kegagalan yang abadi, karena kita bisa mengubahnya
dengan ber buat hal-hal baru.

6
3) Tetapkan tindakan kita dalam keadaan apapun kita tetap bisa memilih tindakan atau
mengubah kebiasan lama dan mencari jalan untuk mengatasi masalah yg tengah kita
hadapi
4) Bersikap lebih fleksibel, kehidupan tidak selalu seperti yang di harapkan. Apabila
kita dapat menyesuaikan diri dengan situasi baru maka ketegangan kita kan
berkurang.
5) Kembangkan tindakan yang kreatif Tanyakan pada diri sendiri "KESEMPATAN
APA BAGI SAYA DI SINI ? JALAN MANA YANG TERBUKA BAGI SAYA ?"
6) Evaluasi setiap situasi. Pikirkan segala tindakan sebelum bertindak agar bisa di
dapatkan pemecah masalah yang baik.
7) Lihat sisi positifnya. Kegagalan memang  merupakan pengalaman yang
menyakitkan. Tapi daripada  memikirkan kerugian yang kita alami, lebih baik
fokuskan pada apa yang telah kita pelajari.
8) Bertanggung jawab. Jangan salah kan orang lain  jika gagal,tapi perhatikan baik-baik
masalah nya dan cobalah memahaminya. Tanyakan pada diri sendiri bagaimana
mengatasinya?
9) Pelihara selera humor dan tertawa memang tidak segera memecahkan masalah,tetapi
akan membantu kita melihat masalah secara perspektif. Hal itu bagaikan cahaya
dalam kegelapan.
10) Ingatlah bahwa kegagalan adalah guru yang paling berharga kita bisa belajar tentang
bagaimana kita bisa gagal dan bagaimana kita mengatasi sebuah kegagalan.

2.6 PENATALAKSANAAN KEPUTUSASAAN


Penatalaksanaanmedispada orang yang mengalamikeputusasaanyaitu :
a. Psikofarmaka
Terapi dengan obat-obatan sehingga dapat meminimalkan gangguan
keputusasaan.  
b. Psikoterapi
adalah terapi kejiwaan yang harus diberikan apabila penderita telah diberikan
terapi psikofarmaka dan telah mencapai tahapan di mana kemampuan menilai realitas
sudah kembali pulih dan pemahaman diri sudah baik. Psikoterapi  ini bermacam-
macam bentuknya antara lain psikoterapi suportif dimaksudkan untuk memberikan
dorongan, semangat dan motivasi agar penderita tidak merasa putus asa dan semangat
juangnya.

7
Psikoterapi Re-eduktif dimaksudkan untuk memberikan pendidikan ulang yang
maksudnya memperbaiki kesalahan  pendidikan di waktu lalu, psikoterapi
rekonstruktif dimaksudkan untuk memperbaiki kembali kepribadian yang telah
mengalami keretakan menjadi kepribadian utuh seperti semula sebelum sakit,
psikologi kognitif, dimaksudkan untuk memulihkan kembali fungsi kognitif (daya
pikir dan daya ingat) rasional sehingga penderita mampu membedakan nilai- nilai
moral etika. Mana yang baik dan buruk, mana yang boleh dan tidak, dsbnya.
Psikoterapi perilaku dimaksudkan untuk memulihkan gangguan perilaku yang
terganggu menjadi perilaku yang mampu menyesuaikan diri, psikoterapi keluarga
dimaksudkan untuk memulihkan penderita dan keluarganya.
c. Terapi Psikososial
Dengan terapi ini dimaksudkan penderita agar mampu kembali beradaptasi
dengan lingkungan sosialnya dan mampu merawat diri, mampu mandiri tidak
tergantung pada orang lain sehingga tidak menjadi beban keluarga. Penderita selama
menjalani terapi psikososial ini hendaknya masih tetap mengkonsumsi obat
psikofarmaka.
d. Terapi Psikoreligius
Terapi keagamaan ternyata masih bermanfaat bagi penderita gangguan jiwa.
Dari penelitian didapatkan kenyataan secara umum komitmen agama berhubungan
dengan manfaatnya di bidang klinik. Terapi keagamaan ini berupa kegiatan ritual
keagamaan seperti sembahyang, berdoa, mamanjatkan puji-pujian kepada Tuhan,
ceramah keagamaan, kajian kitab suci dsb.
e. Rehabilitasi
Program rehabilitasi penting dilakukan sebagi persiapan penempatan kembali
kekeluarga dan masyarakat. Program ini biasanya dilakukan di lembaga (institusi)
rehabilitasi misalnya di suatu rumah sakit jiwa. Dalam program rehabilitasi dilakukan
berbagai kegiatan antara lain; terapi kelompok, menjalankan  ibadah keagamaan
bersama, kegiatan kesenian, terapi fisik berupa olah raga, keterampilan, berbagai
macam kursus, bercocok tanam, rekreasi, dsbnya.
Pada umumnya program rehabilitasi ini berlangsung antara 3-6 bulan. Secara
berkala dilakukan evaluasi paling sedikit dua kali yaitu evaluasi sebelum penderita
mengikuti program rehabilitasi dan evaluasi pada saat si penderita akan dikembalikan
ke keluarga dan ke masyarakat.

8
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN

3.1 Pengkajian
a) Identitas klien
Identitas klien meliputi, nama, umur, agama, jenis kelamin, pendidikan, tanggal
masuk rumah sakit, tanggal pengkajian, No register, dan dignosa medis.
b) Keluhan utama
Pengkajian meliputi upaya mengamati dan mendengarkan isi hati klien: apa
yang dipikirkan, dikatakan, dirasakan, dan diperhatikan melalui perilaku.
Beberapa percakapan yang merupakan bagian pengkajian agar mengetahui apa
yang mereka pikir dan rasakan adalah :
a. Persepsi yang adekuat tentang rasa keputusasaan
b. Dukungan yang adekuat ketika putus asa terhadap suatu masalah
c. Perilaku koping yang adekuat selama proses
c) Faktor predisposisi
Faktor predisposisi yang mempengaruhi rentang respon keputusasaan adalah:
a. Faktor Genetic : Individu yang dilahirkan dan dibesarkan di dalam keluarga yang
mempunyai riwayat depresi akan sulit mengembangkan sikap optimis dalam
menghadapi suatu permasalahan
b. Kesehatan Jasmani : Individu dengan keadaan fisik sehat, pola hidup yang teratur,
cenderung mempunyai kemampuan mengatasi stress yang lebih tinggi
dibandingkan dengan individu yang mengalami gangguan fisik
c. Kesehatan Mental : Individu yang mengalami gangguan jiwa terutama yang
mempunyai riwayat depresi yang ditandai dengan perasaan tidak berdaya pesimis,
selalu dibayangi oleh masa depan yang suram, biasanya sangat peka dalam
menghadapi situasi masalah dan mengalami keputusasaan.
d. Struktur Kepribadian
b. Individu dengan konsep yang negatif, perasaan rendah diri akan menyebabkan rasa
percaya diri yang rendah yang tidak objektif terhadap stress yang dihadapi.
d) Faktor presipitasi

9
Ada beberapa stressor yang dapat menimbulkan perasaan keputusasaan adalah:
1. Faktor kehilangan
2. Kegagalan yang terus menerus
3. Faktor Lingkungan
4. Orang terdekat ( keluarga )
5. Status kesehatan ( penyakit yang diderita dan dapat mengancam jiwa)
6. Adanya tekanan hidup
7. Kurangnya iman
e) Respon Emosional
Mayor (harus ada):
1. individu yang putus asa sering sekali kesulitan mengungkapkan perasaannya tapi
dapat merasakan
2. tidak mampu memperoleh nasib baik, keberuntungan dan pertolongan tuhan
3. tidak memiliki makna atau tujuan dalam hidup
4. hampa dan letih
5. perasaan kehilangan dan tidak memiliki apa-apa
6. tidak berdaya,tidak mampu dan terperangkap.
Minor (mungkin ada)
1. Individu marasa putus asa terhadap diri sendiri dan orang lain
2. Merasa berada diujung tanduk
3. Tegang
4. Muak ( merasa ia tidak bisa)
5. Kehilangan kepuasan terhadap peran dan hubungan yang ia jalani
6. Rapuh
f) Respon Kognitif
Mayor ( harus ada)
1. Penurunan kemampuan untuk memecahkan masalah dan kemampuan membuat
keputusan
2. Mengurusi masalah yang telah lalu dan yang akan datang bukan masalah yang
dihadapi saat ini
3. Penurunan fleksibilitas dalam proses pikir
4. Kaku ( memikirkan semuanya atau tidak sama sekali )
5. Tidak punya kemampuan berimagenasi atau berharap
6. Tidak dapat mengidentifikasi atau mencapai target dan tujuan yang ditetapkan

10
7. Tidak dapat membuat perencanaan, mengatur serta membuat keputusan
8. Tidak dapat mengenali sumber harapan
9. Adanya pikiran untuk membunuh diri.
Minor (mungkin ada)
1. Penuruna kemampuan untuk menyatukan informasi yang diterima
2. Hilangnya persepsi waktu tentang mas lalu , masa sekarang , masa datang
3. Bingung
4. Ketidakmampuan berkomunikasi secara efektif
5. Distorsi proses pikir dan asosiasi
6. Penilaian yang tidak logis

3.2 Aplikasi Nanda, NOC, NIC


No Diagnosa NOC NIC
.
1. Keputusasaan Status kenyamanan: DukunganSpiritual
psyikososial Aktivitasnya:
Indicator:  Menggunakan komunikasi
 Kesejahteraan Psikologis terapeutik untuk
 Harapan membangun kepercayaan

 Konsep Diri dan empati peduli

 GambaranI nternal Diri  menggunakan alat untuk


memonitor dan
 EfekKetenangan
mengevaluasi
 Ekspresi
kesejahteraan rohani yang
 Optimis
sesuai
 Penentuan Tujuan
 memperlakukan individu
 Makna Dan Tujuan
dengan bermartabat dan
DalamHidup
hormat
 Kepuasan Spiritual
 mendorong partisipasi
 Depresi
dalam interaksi dengan
 Kegelisahan anggota keluarga, teman,
 Takut dan lain-lain
 KehilanganSpiritual  memberikan privasi dan
 Pikiran Untuk Bunuh

11
Diri ketenangan untuk kegiatan
spiritual
Kontrol depresi diri  mengajarkan metode
Indikator: relaksasi dan meditasi
 Memonitor Kemampuan  menyediakan music
Untuk Berkonsentrasi spiritual, sastra, radio,
 Memonitor Intensitas atau program tv
Depresi  untuk individu

 Mengidentifikasi  terbuka terhadap sifat


Penyebab Depresi individu yang merasa

 Memonitor Manifestasi kesepian dan tidak

Perilaku Depresi berdaya

 Laporan Tidur Yang  membantu individu untuk

Cukup bisa mengekspresikandan

 Laporan Meningkat meringankan kemarahan

Nafsu dengan cara yang tepat


 menggunakan nilai teknik
 Memonitor Manifestasi
klarifikas iuntuk
Fisik Dari Depresi
membantu individu
 Laporan Memperbaiki
memperjelas keyakinan
Suasana Hati
dan nilai-nilai yang sesuai
 Berpartisipasi Dalam
Aktivitas Menyenangkan
INSPIRASI HARAPAN
 Mentaati Jadwal Terapi
 membantu pasien
 Menghindari
/keluarga untuk
Penyalahgunaan Alkohol
mengidentifikasi daerah-
 Menghindari
daerah harapan dalam
Penyalahgunaan Obat
hidup
Non Resep
 menghindari tindakan
 MenghindariPenggunaan
menutupi kebenaran
Narkoba
 membantu pasien
 MenjagaKebersihan mengembangkanspiritual
Pribadi DanPerawatan diri
 menciptakan lingkungan

12
Harapan yang memfasilitasi pasien
Indicator: berlatih agama yang
 Mengutarakan Harapan sesuai
Masa Depan Yang  memberikan pasien
Positif /keluarga kesempatan
 Mengekspresikan untuk terlibat dengan
Keyakinan kelompok pendukung
Mengutarakan Kehendak  mendorong hubungan
Untuk Hidup terapeutik dengan penting
 Mengutarakan Alasan lainnya
Untuk Hidup  memfasilitasi pasien yang

 Mengutarakan Makna memasukkan kerugian

Hidup pribadi ke dalam gambar

 Menyatakan Optimisme tubuhnya

 Mengungkapkan
Keyakinan Diri
 Mengutarakan
Kepercayaan Lain
 Mengutarakan
Kedamaian Batin
 Mengutarakan Rasa
Kontrol Diri
 Pameran Semangat
Hidup
 Menetapkan Tujuan

Ketahanan pribadi
Indicator:
 Verbalisasi Positif
Melihat Keluar
 Menggunakan Strategi
Koping Yang Efektif
 MengekspresikanEmosi

13
 Berkomunikasi Dengan
Jelas Dan Tepat Untuk
Usia
 Pameran Suasana Hati
Yang Positif
 Pameran Positif Harga
Diri
 Mengutarakan
Kenyamanan
DenganKesendirian
 Mengutarakan Rasa
Percaya Diri
 Bertanggung JawabAtas
Tindakan Sendiri
 Mencari Dukungan
Emosional
 Beratnya Alternatif
Untuk Memecahkan
Masalah
 MenghindariPenyalahgu
naan Narkoba
 Menghindari
Penyalahgunaan Alkohol
 Menggunakan Sumber
Daya
 Pendidikan Dan
Kejuruan
 Verbalisasi Kesiapan
Untuk Belajar
2. Koping individu Koping Peningkatan koping
tidak efektif Indicator :  hargai pemahaman pasien
 Menunjukan fleksibilitas tentang proses penyakit
peran dan konsep diri

14
 keluarga menunjukan  hargai dan diskusikan
fleksibilitas peran para alternative respon
anggotanya terhadap situasi
 pertentangan masalah  hargai sikap klien
 nilai keluarga dapat terhadap perubahan peran
mengatur masalah- dan hubungan
masalah  dukung penggunaan

 melibatkan anggota sumber spiritual jika

keluarga dalam membuat diminta

keputusan  gunakan pendekatan yang

 mengekspresikan tenang dan berikan

perasaan dan kebebasan jaminan

emosional  sediakan informasi actual

 menunjukan strategi tentang diagnosis,

untuk memanaj masalah penangan dan prognosis


 sediakan pilihan yang
 menggunakan strategi
realistis tentang aspek
penurunan stress
perawatan saat ini
 peduli terhadap
 dukung penggunaan
kebutuhan anggota
mekanisme defensive
keluarga
yang tepat
 menentukan prioritas
 dukung keterlibatan
 menentukan jadwal
keluarga dengan cara yang
untuk rutinitas danm
tepat
aktivitas keluarga]
 Bantu pasien untuk
 menjadwalkan untuk
mengidentifikasi strategi
respite care
positif untuk mengatasi
 mempunyai perencanaan
keterbatasan dan
pada kondisi kegawatan
mengelola gaya hidup dan
 memelihara kestabilan
perubahan peran
financial
 Bentu klien
 mencari bantuan ketika
mengidentifikasi
dibutuhkan
kemungkinan yang dapt
 menggunakan support
terjadi

15
social  Bantu klien beradaptasi
dan mengantisipasi
keterangan penilaian NOC perubahan klien
1= tidak dilakukan sama
sekali
2= jarang dilakukan
3= kadang dilakukan
4= sering dilakukan
5= selalu dilakukan
3. Isolasi sosial Dukungan Sosial Peningkatan Sosialisasi
Indikator : Aktivitas :
 Kesediaan untuk  Mendorong peningkatan
memanggil orang lain keterlibatan dalam
untuk bantuan hubungan yang sudah
 Uang yang tersedia dari mapan
orang lain bila diperlukan  Mendorong kesabaran
 Bantuan yang diberikan dalam perkembangan
oleh orang lain hubungan
 Waktu yang disediakan  Mempromosikan
oleh orang lain hubungan dengan orang-
 Kerja yang disediakan orang yang memiliki
oleh orang lain kepentingan dan tujuan
 Informasi yang diberikan bersama
oleh orang lain  Mendorong kegiatan sosial
 Bantuan emosional yang dan masyarakat
diberikan oleh orang lain  Mempromosikan berbagai
 Hubungan kepercayaan masalah umum dengan
orang yang bisa orang lain

 Membantu sesuai  Mendorong kejujuran


kebutuhan dalam menyajikan diri

 Jaringan sosial bantu kepada orang lain

 Kontak sosial yang  Mempromosikan

mendukung keterlibatan dalam

16
 Jaringan sosial yang stabil kepentingan yang sama
 Mendorong rasa hormat
Keterampilan Interaksi terhadap hak orang lain
Sosial  Memfasilitasi penggunaan
Indikator : alat bantu defisit sensorik
 Menggunakanpengungkap seperti kacamata dan alat
anyang sesuai bantu dengar
 Pameranreseptif  Memberikan umpan balik
 Bekerja samadengan tentang perbaikan dalam
orang lain  Menjaga penampilan
 Pamerankepekaan pribadi atau kegiatan
terhadaporang lain lainnya
 Menggunakanperilakuteg  Menghadapi klien tentang
asyang sesuai gangguan penilaian, jika
 Menggunakankonfrontasi diperlukan
yang sesuai  Memberikan umpan balik
 Melibatkanorang lain positif ketika pasien

 Menggunakankompromiy menjangkau orang lain

ang sesuai Mengeksplorasi kekuatan

Menggunakan dan kelemahan dari jaringan

strategiresolusi konflik saat ini hubungan

4. Defisit perawatan Self care : aktifitassehari- Self Care assistane : ADLs


diri hari  Monitor kemempuan
Kriteriahasil: klien untukperawatan
 Klien terbebas dari bau diri yang mandiri.
badan  Monitor kebutuhan klien
 Menyatakankenyamanan untuk alat-alatbantu
terhadapkemampuan untuk kebersihan
untukmelakukan ADLs diri,berpakaian, berhias,
Dapat melakukan toileting danmakan.
ADLSdengan bantuan  Sediakan bantuan sampai
klienmampu secara utuh

17
untuk melakukanself-
care.
 Dorong klien untuk
melakukanaktivitas
sehari-hari yang normal
sesuaikemampuan yang
dimiliki.
 Dorong untuk
melakukan
secaramandiri, tapi beri
bantuan ketika klientidak
mampumelakukannya.
 Ajarkan klien/ keluarga
untukmendorongkemand
irian, untukmemberikan
bantuan hanya jika
pasientidak mampu
untuk melakukannya.
 Berikan aktivitas rutin
sehari- harisesuai
kemampuan.
 Pertimbangkan usia klien
jikamendorong
pelaksanaan
aktivitassehari-hari.

18
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Keputusasaan merupakan status emosional yang berkepanjangan dan bersifat
subyektif yang muncul saat individu tidak melihat adanya alternatif lain atau pilihan
pribadi untuk mengatasi masalah yang muncul atau untuk mencapai apa yang diiginkan
serta tidak dapat mengerahkan energinya untuk mencapai tujuan yang ditetapkan.
(carpenito, 563).
Keputusasaan adalah keadaan emosional ketika individu merasa bahwa
kehidupannya terlalu berat untuk dijalani ( dengan kata lain mustahil ). Seseorang yang
tidak memiliki harapan tidak melihat adanya kemungkinan untuk memperbaiki
kehidupannya dan tidak menemukan solusi untuk permasalahannya, dan ia percaya
bahwa baik dirinya atau siapapun tidak akan bisa membantunya.

4.2 Saran
Dengan adanya makalah ini diharapkan bisa menjadi bahan bacaan dan tambahan
pengetahuan bagi kita sebagai calon perawat untuk menambah ilmu pengetahuan dan
memperbanyak membaca dari berbagai referensi tentang Asuhan keperawatan Pada
pasien dengan keputusasaan.

19

Anda mungkin juga menyukai