Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Keputusasaan mengggambarkan individu yang tidak melihat adanya kemungkinan
untuk memperbaiki hidupnya dan bersih keras mengatakan bahwa tidakada seorangpun
yang dapat membantunya. Keputusasaan berbeda dengan ketidakberdayaan, orang yang
putus asa tidak melihat adanya solusi untuk permasalahannya atau tidak menemukan
cara untuk mencapai apa yang diinginkannya. Sebaliknya orang yang tidak berdaya
masih dapat menemukan alternatif atau untuk masalah tersebut, tetapi tidak mampu
melakukan sesuatu untuk mewujudkannya karena kurangnya kontrol dan sumber yang
tersedia. Perasaan tidak berdaya yang tidak kunjung hilang dapat menimbulkan
keputusasaan. Keputusasaan biasanya terkait dengan duka cita, depresi, dan keinginan
untuk bunuh diri. Untuk individu dengan resiko bunuh diri perawat juga harus
menggunakan resiko bunuh diri. Setiap orang pernah mengalami keputusasaan dalam
hidupnya. Hal ini muncul dalam berbagai bentuk dan merupakan sejenis perasaan yang
lebih sering dan lebih umum dirasakan daripada dilaporkan. Keputusasaan sering terlihat
pada mereka yang cenderung kaku dan tidak fleksibel baik dalam pikiran, perasaan
maupun perilaku. Keputusasaan adalah keadaan dimana seseorang atau individu tidak
mampu memandang kehidupan ke arah yang lebih baik dan cenderung putusasa akan
segala kemampuannya, dan kebanyakan ungkapan klien mengarah ke situasi kehidupan
tanpa harapan dan terasa hampa. Dari semua cobaan dan kesulitan yang kita alami di
dalam hidup, mungkin yang paling berbahaya ialah keputusasaan. Terkadang pengalaman
keputusasaan dinamakan malam yang gelap dalam jiwa kita. Bila mengalami
keputusasaan kita seperti merasa bahwa semua jenis terang sirna dan pergi, lalu kita
sendiri sedang berdiri di dalam kegelapan. Barangkali dapat menjadi satu penghiburan
kecil kalau masing-masing dari kita menyadari dan mengakui bahwa setiap orang
mengalami keputusasaan pada waktu dan tempat tertentu di dalam hidup, tanpa kecuali.
B. Tujuan Tujuan umum :
Mahasiswa keperawatan mampu memahami tentang asuhan keperawatan pada pasien
dengan konsep keputusasaan.
Tujuan khusus :
1. Mahasiswa mampu menjelaskan pengertian keputusasaan.
2. Mahasiswa mampu menyebutkan penyebab keputusasaan.
3. Mahasiswa mampu menyebutkan tanda dan gejala yang ada pada pasien
dengankeputusasaan
4. Mahasiswa mampu menyebutkan penatalaksanaan medis pada pasien
dengankonsep keputusasaan.
5. Mahasiswa mampu membuat asuhan keperawatan pada pasien dengan konsep
keputusasaan
BAB II
TINJAUAN TEORITIS

Keputusasaan merupakan status emosional yang berkepanjangan dan bersifat subyektif


yang muncul saat individu tidak melihat adanya alternatif lain atau pilihan pribadi untuk
mengatasi masalah yang muncul atau untuk mencapai apa yang diiginkan serta tidak dapat
mengerahkan energinya untuk mencapai tujuan yang ditetapkan. (carpenito, 563).
Keputusasaan merupakan keadaan subjektif seorang individu yang melihat keterbatasan atau
tidak ada alternatif atau pilihan pribadi yang tersedia dan tidak dapat memobilisasi energy yang
dimilikinya (NANDA, 2005).
Keputusasaan berkaitan dengan kehilangan harapan, ketidakmampuan,keraguan,duka cita,
apati, kesedihan, depresi, dan bunuh diri. ( Cotton dan Range, 1996 ). Sedangkanmenurut
(Pharris, Resnick,dan ABlum, 1997),mengemukakan bahwa keputusasaan merupakan kondisi
yang dapat menguras energi.
Keputusasaan adalah keadaan emosional ketika individu merasa bahwa kehidupannya terlalu
berat untuk dijalani ( dengan kata lain mustahil ). Seseorang yang tidak memiliki harapan tidak
melihat adanya kemungkinan untuk memperbaiki kehidupannya dan tidak menemukan solusi
untuk permasalahannya, dan ia percaya bahwa baik dirinya atau siapapun tidak akan bisa
membantunya.

2.1 ETIOLOGI KEPUTUSASAAN


Beberapa faktor penyebab orang mengalami keputusasaan yaitu :
a. Faktor kehilangan
b. Kegagalan yang terus menerus
c. Faktor Lingkungan
d. Orang terdekat ( keluarga )
e. Status kesehatan ( penyakit yang diderita dan dapat mengancam jiwa)
f. Adanya tekanan hidup
g. Kurangnya iman
2.2 Manifestasi Klinis Keputusasaan
a. Mayor ( harus ada)
Mengungkapkan atau mengekspresikan sikap apatis yang mendalam , berlebihan, dan
berkepanjangan dalam merespon situasi yang dirasakan sebagai hal yang mustahil isyarat
verbal tentang kesedihan.
Contoh ungkapan :
- “ Lebih baik saya menyerah karena saya tidak mampu memperbaiki keadaan.”
- “ Masa depan saya seolah suram.”
- “ Saya tidak dapat membayangkan masa depan saya 10 tahun ke depan.”
- “ Saya sadar, saya tidak pernah mendapatkan apa yang saya inginkan sebelumnya.”
- “ Rasanya saya tidak mungkin menggapai kepuasan dimasa yang akan datang.”

1) Fisiologis :
 Respon terhadap stimulus melambat
 Tidak ada energi
 Tidur bertambah
2) Emosional :
 Individu yang putus asa sering sekali kesulitan mengungkapkan perasaannya tapi
dapat merasakan.
 Tidak mampu memperoleh nasib baik, keberuntungan dan pertolongan tuhan
 Tidak memiliki makna atau tujuan dalam hidup
 Hampa dan letih
 Perasaan kehilangan dan tidak memiliki apa-apa
 Tidak berdaya,tidak mampu dan terperangkap.
3) Individu memperlihatkan :
 Sikap pasif dan kurangnya keterlibatan dalam perawatan
 Penurunan verbalisasi
 Penurunan afek
 Kurangnya ambisi, inisiatif, serta minat.
 Ketidakmampuan mencapai sesuatu
 Hubungan interpersonal yang terganggu
 Proses pikir yang lambat
 Kurangnya tanggung jawab terhadap keputusan dan kehidupannya sendiri.
4) Kognitif :
 Penurunan kemampuan untuk memecahkan masalah dan kemampuan membuat
keputusan
 Mengurusi masalah yang telah lalu dan yang akan datang bukan masalah yang
dihadapi saat ini
 Penurunan fleksibilitas dalam proses pikir
 Kaku ( memikirkan semuanya atau tidak sama sekali )
 Tidak punya kemampuan berimagenasi atau berharap
 Tidak dapat mengidentifikasi atau mencapai target dan tujuan yang ditetapkan
 Tidak dapat membuat perencanaan, mengatur serta membuat keputusan
 Tidak dapat mengenali sumber harapan
 Adanya pikiran untuk membunuh diri.

b. Minor ( mungkin ada )


1) Fisiologis
· Anoreksia
· BB menurun

2) Emosional
· Individu marasa putus asa terhadap diri sendiri dan orang lain
· Merasa berada diujung tanduk
· Tegang
· Muak ( merasa ia tidak bisa)
· Kehilangan kepuasan terhadap peran dan hubungan yang ia jalani
· Rapuh
3) Individu memperlihatkan
· Kontak mata yang kurang mengalihkan pandangan dari pembicara
· Penurunan motivasi
· Keluh kesah
· Kemunduran
· Sikap pasrah
· Depresi

4) Kognitif
· Penuruna kemampuan untuk menyatukan informasi yang diterima
· Hilangnya persepsi waktu tentang mas lalu , masa sekarang , masa datang
· Bingung
· Ketidakmampuan berkomunikasi secara efektif
· Distorsi proses pikir dan asosiasi
· Penilaian yang tidak logis

2.3 Akibat Keputusasaan


Akibat yang dapat ditimbulkan dari terjadinya keputusasaan yaitu :
a. Stres
b. Depresi
c. Galau
d. Sakit
e. Pola hidup yang tidak teratur
f. Letih, Lesu, Lemah; disebabkan karena faktor psikis
g. Hilang kesempatan yang ada, karena ketika kesempatan itu datang ia sibuk dengan rasa
putus asa yang ada.
h. Trauma; tidak lagi memiliki keberanian dan kemampuan untuk melakukan hal yang sama
karena takut akan mengalami rasa putus asa untuk yang kedua kalinya.
i. Gila; akibat jangka panjang yang umumnya terjadi pada sebagian orang
j. Sakit; diawali dengan makan yang tidak teratur, tidur terlalu larut, beban pikiran yang
berlebihan.
k. Kematian; beberapa mengakhiri hidup dengan cara bunuh diri dan tidak hanya karena
sakit yang berkepanjangan namun juga karena faktor psikis yang berlebihan.
2.4 Pencegahan
Di bawah ini ada beberapa cara mencegah timbulnya keputusasaanyaitu :
1. Berbaik sangkalah kepada ALLAH,Ingat bahwa setiap yang kita alami ada hikmahnya.
Semua ini hanyalah sebuah cobaan dan bukti kecintaaan tuhan kepada kita.
2. Berpikir bahwa tidak ada kegagalan yang abadi, karena kita bisa mengubahnya dengan
ber buat hal-hal baru.
3. Tetapkan tindakan kita dalam keadaan apapun kita tetap bisa memilih tindakan atau
mengubah kebiasan lama dan mencari jalan untuk mengatasi masalah yg tengah kita
hadapi
4. Bersikap lebih fleksibel, kehidupan tidak selalu seperti yang di harapkan. Apabila kita
dapat menyesuaikan diri dengan situasi baru maka ketegangan kita kan berkurang.
5. Kembangkan tindakan yang kreatif Tanyakan pada diri sendiri "KESEMPATAN APA
BAGI SAYA DI SINI ? JALAN MANA YANG TERBUKA BAGI SAYA ?"
6. Evaluasi setiap situasi. Pikirkan segala tindakan sebelum bertindak agar bisa di dapatkan
pemecah masalah yang baik.
7. Lihat sisi positifnya, kegagalan memang merupakan pengalaman yang menyakitkan.
Tapi daripada memikirkan kerugian yang kita alami, lebih baik fokuskan pada apa yang
telah kita pelajari.
8. Bertanggung jawab. Jangan salah kan orang lain jika gagal,tapi perhatikan baik-baik
masalah nya dan cobalah memahaminya. Tanyakan pada diri sendiri bagaimana
mengatasinya?
9. Pelihara selera humor dan tertawa memang tidak segera memecahkan masalah,tetapi
akan membantu kita melihat masalah secara perspektif. Hal itu bagaikan cahaya dalam
kegelapan.
10. Ingatlah bahwa kegagalan adalah guru yang paling berharga kita bisa belajar tentang
bagaimana kita bisa gagal dan bagaimana kita mengatasi sebuah kegagalan.
2.5 Penatalaksanaan Keputusasaan
Penatalaksanaanmedispada orang yang mengalamikeputusasaanyaitu :
a. Psikofarmaka
Terapi dengan obat-obatan sehingga dapat meminimalkan gangguan keputusasaan.
b. Psikoterapi
adalah terapi kejiwaan yang harus diberikan apabila penderita telah diberikan terapi
psikofarmaka dan telah mencapai tahapan di mana kemampuan menilai realitas sudah
kembali pulih dan pemahaman diri sudah baik. Psikoterapi ini bermacam-macam
bentuknya antara lain psikoterapi suportif dimaksudkan untuk memberikan dorongan,
semangat dan motivasi agar penderita tidak merasa putus asa dan semangat juangnya.
Psikoterapi Re-eduktif dimaksudkan untuk memberikan pendidikan ulang yang
maksudnya memperbaiki kesalahan pendidikan di waktu lalu, psikoterapi rekonstruktif
dimaksudkan untuk memperbaiki kembali kepribadian yang telah mengalami keretakan
menjadi kepribadian utuh seperti semula sebelum sakit, psikologi kognitif, dimaksudkan
untuk memulihkan kembali fungsi kognitif (daya pikir dan daya ingat) rasional sehingga
penderita mampu membedakan nilai- nilai moral etika. Mana yang baik dan buruk, mana
yang boleh dan tidak, dsbnya.
Psikoterapi perilaku dimaksudkan untuk memulihkan gangguan perilaku yang terganggu
menjadi perilaku yang mampu menyesuaikan diri, psikoterapi keluarga dimaksudkan
untuk memulihkan penderita dan keluarganya.
c. Terapi Psikososial
Dengan terapi ini dimaksudkan penderita agar mampu kembali beradaptasi dengan
lingkungan sosialnya dan mampu merawat diri, mampu mandiri tidak tergantung pada
orang lain sehingga tidak menjadi beban keluarga. Penderita selama menjalani terapi
psikososial ini hendaknya masih tetap mengkonsumsi obat psikofarmaka.
d. Terapi Psikoreligius
Terapi keagamaan ternyata masih bermanfaat bagi penderita gangguan jiwa. Dari
penelitian didapatkan kenyataan secara umum komitmen agama berhubungan dengan
manfaatnya di bidang klinik. Terapi keagamaan ini berupa kegiatan ritual keagamaan
seperti sembahyang, berdoa, mamanjatkan puji-pujian kepada Tuhan, ceramah
keagamaan, kajian kitab suci dsb.
e. Rehabilitasi
Program rehabilitasi penting dilakukan sebagi persiapan penempatan kembali kekeluarga
dan masyarakat. Program ini biasanya dilakukan di lembaga (institusi) rehabilitasi
misalnya di suatu rumah sakit jiwa. Dalam program rehabilitasi dilakukan berbagai
kegiatan antara lain; terapi kelompok, menjalankan ibadah keagamaan bersama, kegiatan
kesenian, terapi fisik berupa olah raga, keterampilan, berbagai macam kursus, bercocok
tanam, rekreasi, dsbnya.
Pada umumnya program rehabilitasi ini berlangsung antara 3-6 bulan. Secara berkala
dilakukan evaluasi paling sedikit dua kali yaitu evaluasi sebelum penderita mengikuti
program rehabilitasi dan evaluasi pada saat si penderita akan dikembalikan ke keluarga
dan ke masyarakat.
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN

3.1 Pengkajian
a) Identitas klien
Identitas klien meliputi, nama, umur, agama, jenis kelamin, pendidikan, tanggal masuk
rumah sakit, tanggal pengkajian, No register, dan dignosa medis.
b) Keluhan utama
Pengkajian meliputi upaya mengamati dan mendengarkan isi hati klien: apa yang
dipikirkan, dikatakan, dirasakan, dan diperhatikan melalui perilaku.
Beberapa percakapan yang merupakan bagian pengkajian agar mengetahui apa yang
mereka pikir dan rasakan adalah :
a. Persepsi yang adekuat tentang rasa keputusasaan
b. Dukungan yang adekuat ketika putus asa terhadap suatu masalah
c. Perilaku koping yang adekuat selama proses

c) Faktor predisposisi
Faktor predisposisi yang mempengaruhi rentang respon keputusasaan adalah:
a. Faktor Genetic : Individu yang dilahirkan dan dibesarkan di dalam keluarga yang
mempunyai riwayat depresi akan sulit mengembangkan sikap optimis dalam
menghadapi suatu permasalahan
b. Kesehatan Jasmani : Individu dengan keadaan fisik sehat, pola hidup yang teratur,
cenderung mempunyai kemampuan mengatasi stress yang lebih tinggi dibandingkan
dengan individu yang mengalami gangguan fisik
c. Kesehatan Mental : Individu yang mengalami gangguan jiwa terutama yang mempunyai
riwayat depresi yang ditandai dengan perasaan tidak berdaya pesimis, selalu dibayangi
oleh masa depan yang suram, biasanya sangat peka dalam menghadapi situasi masalah
dan mengalami keputusasaan.
d. Struktur Kepribadian
e. Individu dengan konsep yang negatif, perasaan rendah diri akan menyebabkan rasa
percaya diri yang rendah yang tidak objektif terhadap stress yang dihadapi.

d) Faktor presipitasi
Ada beberapa stressor yang dapat menimbulkan perasaan keputusasaan adalah:
1. Faktor kehilangan
2. Kegagalan yang terus menerus
3. Faktor Lingkungan
4. Orang terdekat ( keluarga )
5. Status kesehatan ( penyakit yang diderita dan dapat mengancam jiwa)
6. Adanya tekanan hidup
7. Kurangnya iman
e) Respon Emosional
Mayor (harus ada):
1. Individu yang putus asa sering sekali kesulitan mengungkapkan perasaannya tapi
dapat merasakan
2. Tidak mampu memperoleh nasib baik, keberuntungan dan pertolongan tuhan
3. Tidak memiliki makna atau tujuan dalam hidup
4. Hampa dan letih
5. Perasaan kehilangan dan tidak memiliki apa-apa
6. Tidak berdaya,tidak mampu dan terperangkap.
Minor (mungkin ada)
1. Individu marasa putus asa terhadap diri sendiri dan orang lain
2. Merasa berada diujung tanduk
3. Tegang
4. Muak ( merasa ia tidak bisa)
5. Kehilangan kepuasan terhadap peran dan hubungan yang ia jalani
6. Rapuh
f) Respon Kognitif
Mayor ( harus ada)
1. Penurunan kemampuan untuk memecahkan masalah dan kemampuan membuat
keputusan
2. Mengurusi masalah yang telah lalu dan yang akan datang bukan masalah yang dihadapi
saat ini
3. Penurunan fleksibilitas dalam proses pikir
4. Kaku ( memikirkan semuanya atau tidak sama sekali )
5. Tidak punya kemampuan berimagenasi atau berharap
6. Tidak dapat mengidentifikasi atau mencapai target dan tujuan yang ditetapkan
7. Tidak dapat membuat perencanaan, mengatur serta membuat keputusan
8. Tidak dapat mengenali sumber harapan
9. Adanya pikiran untuk membunuh diri.
Minor (mungkin ada)
1. Penurunan kemampuan untuk menyatukan informasi yang diterima
2. Hilangnya persepsi waktu tentang mas lalu , masa sekarang , masa datang
3. Bingung
4. Ketidakmampuan berkomunikasi secara efektif
5. Distorsi proses pikir dan asosiasi
6. Penilaian yang tidak logis

3.2 Aplikasi Nanda, NOC, NIC

No. Diagnosa NOC NIC


1. Keputusasaan Status kenyamanan: psikososial DukunganSpiritual
Indicator: Aktivitasnya:

· Kesejahteraan psikologis · Menggunakan komunikasi


· Harapan terapeutik untuk membangun
· Konsep diri kepercayaan dan empati peduli
· Gambarani nternal diri · menggunakan alat untuk
· Efekketenangan memonitor dan mengevaluasi
· Ekspresi kesejahteraan rohani yang sesuai
· Optimis · memperlakukan individu dengan
· Penentuan tujuan bermartabat dan hormat
· Makna & tujuan dalam hidup · mendorong partisipasi dalam
· Kepuasan spiritual interaksi dengan anggota
· Depresi keluarga, teman,dan lain-lain
· Kegelisahan · memberikan privasi dan
· Takut ketenangan untuk kegiatan
· Kehilanganspiritual spiritual
· Pikiran untuk bunuh diri · mengajarkan metode
relaksasi dan meditasi
· menyediakan music spiritual,
Kontrol depresi diri sastra, radio, atau program tv
Indikator: · untuk individu
· terbuka terhadap sifat individu
yang merasa kesepian dan tidak
· Memonitor kemampuan untuk berdaya
berkonsentrasi · membantu individu untuk bisa
· Memonitor intensitas depresi mengekspresikandan
· Mengidentifikasi penyebab depresi meringankan kemarahan dengan
· Memonitor manifestasi perilaku cara yang tepat
depresi · menggunakan nilai teknik
· Laporan tidur yang cukup klarifikas iuntuk membantu
· Laporan meningkat nafsu individu memperjelas keyakinan
· Memonitor manifestasi fisik dari dan nilai-nilai yang sesuai
depresi
· Laporan memperbaik suasana hati
berpartisipasi dalam aktivitas
menyenangkan INSPIRASI HARAPAN
· Mentaati jadwal terapi
· Menghindari penyalahgunaan · Membantu pasien /keluarga
alkohol untuk mengidentifikasi daerah-
· Menghindari penyalahgunaan obat daerah harapan dalam hidup
non resep · Menghindari tindakan menutupi
· Menghindari penggunaan narkoba kebenaran
· Menjaga kebersihan pribadi dan · Membantu pasien
perawatan mengembangkan spiritual diri
· Menciptakan lingkungan yang
memfasilitasi pasien berlatih
agama yang sesuai
· Memberikan pasien /keluarga
kesempatan untuk terlibat
dengan kelompok pendukung
· Mendorong hubungan terapeutik
dengan penting lainnya
· Memfasilitasi pasien yang
Harapan memasukkan kerugian pribadi
Indicator : ke dalam gambar tubuhnya

· Mengekspresikan Keyakinan
Mengutarakan Kehendak Untuk
Hidup
· Mengutarakan Harapan Masa
Depan Yang Positif
· Mengutarakan Alasan Untuk Hidup
· Mengutarakan Makna Hidup
· Menyatakan Optimisme
· Mengungkapkan Keyakinan Diri
· Mengutarakan Kepercayaan Lain
· Mengutarakan Kedamaian Batin
· Mengutarakan Rasa Kontrol Diri
· Pameran Semangat Hidup
· Menetapkan Tujuan
Ketahanan pribadi
Indicator:

· Verbalisasi positif melihat keluar


· Menggunakan strategi koping yang
efektif
· Mengekspresikan emosi
· Berkomunikasi dengan jelas dan
tepat untuk usia
· Pameran suasana hati yang positif
· Pameran positif harga diri
· Mengutarakan kenyamanan
dengankesendirian
· Mengutarakan rasa percaya diri
· Bertanggung jawabatas tindakan
sendiri
· Mencari dukungan emosional
· Beratnya alternatif untuk
memecahkan masalah
· Menghindaripenyalahgunaan
narkoba
· Menghindari penyalahgunaan
alkohol
· Menggunakan sumber daya
· Pendidikan dan kejuruan
· verbalisasi kesiapan untuk belajar

2. Koping individu tidak Koping · Peningkatan koping


efektif Indicator : · Hargai pemahaman pasien
tentang proses penyakit dan
· Menunjukan fleksibilitas peran konsep diri
· Keluarga menunjukan fleksibilitas · Hargai dan diskusikan alternative
peran para anggotanya respon terhadap situasi
· Pertentangan masalah · Hargai sikap klien terhadap
· Nilai keluarga dapat mengatur perubahan peran dan hubungan
masalah-masalah · Dukung penggunaan sumber
· Melibatkan anggota keluarga dalam spiritual jika diminta
membuat keputusan · Gunakan pendekatan yang tenang
· Mengekspresikan perasaan dan dan berikan jaminan
kebebasan emosional · Sediakan informasi actual tentang
· Menunjukan strategi untuk diagnosis, penangan dan
memanaj masalah prognosis
· Menggunakan strategi penurunan · Sediakan pilihan yang realistis
stress tentang aspek perawatan saat ini
· Peduli terhadap kebutuhan anggota · Dukung penggunaan mekanisme
keluarga defensive yang tepat
· Menentukan prioritas · Dukung keterlibatan keluarga
· Menentukan jadwal untuk rutinitas dengan cara yang tepat
dan aktivitas keluarga] · Bantu pasien untuk
· Menjadwalkan untuk respite care mengidentifikasi strategi positif
· Mempunyai perencanaan pada untuk mengatasi keterbatasan dan
kondisi kegawatan mengelola gaya hidup dan
· Memelihara kestabilan financial perubahan peran
· Mencari bantuan ketika dibutuhkan · Bentu klien mengidentifikasi
· Menggunakan support social kemungkinan yang dapt terjadi
· Bantu klien beradaptasi dan
mengantisipasi perubahan klien
keterangan penilaian NOC
1= tidak dilakukan sama sekali
2= jarang dilakukan
3= kadang dilakukan
4= sering dilakukan
5= selalu dilakukan

3. Isolasi social Dukungan Sosial Peningkatan Sosialisasi


Indikator : Aktivitas :

· Kesediaan untuk memanggil · Mendorong peningkatan


orang lain untuk bantuan keterlibatan dalam hubungan
· Uang yang tersedia dari orang yang sudah mapan
lain bila diperlukan · Mendorong kesabaran dalam
· Bantuan yang diberikan oleh perkembangan hubungan
orang lain · Mempromosikan hubungan
· Waktu yang disediakan oleh dengan orang-orang yang
orang lain memiliki kepentingan dan
· Kerja yang disediakan oleh orang tujuan bersama
lain · Mendorong kegiatan sosial dan
· Informasi yang diberikan oleh masyarakat
orang lain · Mempromosikan berbagai
· Bantuan emosional yang masalah umum dengan orang
diberikan oleh orang lain lain
· Hubungan kepercayaan · Mendorong kejujuran dalam
orang yang bisa menyajikan diri kepada orang
· Membantu sesuai kebutuhan lain
· Jaringan sosial bantu · Mempromosikan keterlibatan
· Kontak sosial yang mendukung dalam kepentingan yang sama
· Jaringan sosial yang stabil · Mendorong rasa hormat
terhadap hak orang lain
Keterampilan Interaksi Sosial · Memfasilitasi penggunaan alat
Indikator : bantu defisit sensorik seperti
kacamata dan alat bantu dengar
· Memberikan umpan balik
· Menggunakanpengungkapanyang tentang perbaikan dalam
sesuai · Menjaga penampilan pribadi
· Pameranreseptif atau kegiatan lainnya
· Bekerja samadengan orang lain · Menghadapi klien tentang
· Pamerankepekaan terhadaporang gangguan penilaian, jika
lain diperlukan
· Menggunakanperilakutegasyang · Memberikan umpan balik positif
sesuai ketika pasien menjangkau orang
· Menggunakankonfrontasiyang lain
sesuai · Mengeksplorasi kekuatan dan
· Melibatkanorang lain kelemahan dari jaringan saat ini
· Menggunakankompromiyang hubungan
sesuai
· Menggunakan strategiresolusi
konflik
4. Defisit perawatan diri Self care : aktifitas sehari-hari Self Care assistane : ADLs
Kriteriahasil:
· Monitor kemempuan klien
· Klien terbebas dari bau untuk perawatan diri yang
· badan mandiri.
· Menyatakankenyamanan · Monitor kebutuhan klien untuk
terhadapkemampuan alat-alat bantu untuk kebersihan
untukmelakukan ADLs diri,berpakaian, berhias,
· Dapat melakukan ADLSdengan toileting dan makan.
bantuan · Sediakan bantuan sampai
klienmampu secara utuh untuk
melakukan self-care.
· Dorong klien untuk melakukan
aktivitas sehari-hari yang
normal sesuai kemampuan yang
dimiliki.
· Dorong untuk melakukan secara
mandiri, tapi beri bantuan ketika
klien tidak mampu melakukan
· Ajarkan klien/ keluarga untuk
mendorong kemandirian, untuk
memberikan bantuan hanya jika
pasien tidak mampu untuk
melakukannya.
· Berikan aktivitas rutin sehari-
hari sesuai kemampuan.
· Pertimbangkan usia klien jika
mendorong pelaksanaan
aktivitas sehari-hari.
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Keputusasaan merupakan keadaan subjektif seorang individu yang melihat keterbatasan
atau tidak ada alternatif atau pilihan pribadi yang tersedia dan tidak dapat memobilisasi
energy yang dimilikinya (NANDA, 2005). Keputusasaan mengggambarkan individu
yang tidak melihat adanya kemungkinan untuk memperbaiki hidupnya dan bersih
keras mengatakan bahwa tidak ada seorangpun yang dapat membantunya. Keputusasaan
berbeda dengan ketidakberdayaan , orang yang putus asa tidak melihat adanya solusi
untuk permasalahannya atau tidak menemukan cara untuk mencapai apa yang
diinginkannya. Sebalikya orang yang tidak berdaya masih dapat menemukan alternatif
atau untuk masalah tersebut, tetapi tidak mampu melakukan sesuatu untuk
mewujudkannya karena kurangnya kontrol dan sumber yang tersedia.

B. Saran
· Bagi seorang perawat perlu memperhatikan kondisi klien
secarakomprehensif, tidak hanya fisik tetapi semua aspek manusia sebagai satu
kesatuanyang utuh yang meliputi biopsikososialkultural.
· Bagi mahasiswa diharapkan dapat makin memperbanyak pengetahuan dariberbagai
referensi tentang Asuhan keperawatan Pada pasien dengan keputusasaan.
· Bagi dunia keperawatan diharapkan berperan serta dalam peningkatan kualitas
perawat dengan cara menyediakan akses yang mudah bagi perawat.
MAKALAH KEPERAWATAN JIWA
(ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN KEPUTUSASAAN)

OLEH

M RICKY SOLIN
POPI
MUCHTAR
MOCHAMMAD IQBAL

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


STIKes DR. SISMADI
JAKARTA
2017

Anda mungkin juga menyukai