Anda di halaman 1dari 7

Keputusasaan merupakan status emosional yang berkepanjangan dan bersifat

subyektif yang muncul saat individu tidak melihat adanya alternatif lain atau
pilihan pribadi untuk mengatasi masalah yang muncul atau untuk mencapai apa
yang diiginkan serta tidak dapat mengerahkan energinya untuk mencapai tujuan
yang ditetapkan. (carpenito, 563).
Keputusasaan merupakan keadaan subjektif seorang individu yang melihat
keterbatasan atau tidak ada alternatif atau pilihan pribadi yang tersedia dan tidak
dapat memobilisasi energy yang dimilikinya (NANDA, 2005).
Keputusasaan berkaitan dengan kehilangan harapan,ketidakmampuan,keraguan,
duka cita, apati, kesedihan, depresi, dan bunuh diri ( Cotton dan Range, 1996 ).
Sedangkanmenurut (Pharris, Resnick,dan ABlum, 1997), mengemukakan bahwa
keputusasaan merupakan kondisi yang dapat menguras energi.
Keputusasaan adalah keadaan emosional ketika individu merasa bahwa
kehidupannya terlalu berat untuk dijalani ( dengan kata lain mustahil ). Seseorang
yang tidak memiliki harapan tidak melihat adanya kemungkinan untuk
memperbaiki kehidupannya dan tidak menemukan solusi untuk permasalahannya,
dan ia percaya bahwa baik dirinya atau siapapun tidak akan bisa membantunya.

PENYEBAB KEPUTUSASAAN
Beberapa faktor penyebab orang mengalami keputusasaan yaitu :
a. Faktor kehilangan
b. Kegagalan yang terus menerus
c. Faktor Lingkungan
d. Orang terdekat ( keluarga )
e. Status kesehatan ( penyakit yang diderita dan dapat mengancam jiwa)
f. Adanya tekanan hidup
g. Kurangnya iman
MANIFESTASI KLINIS KEPUTUSASAAN
a. Mayor ( harus ada)
Mengungkapkan atau mengekspresikan sikap apatis yang mendalam , berlebihan,
dan berkepanjangan dalam merespon situasi yang dirasakan sebagai hal yang
mustahil isyarat verbal tentang kesedihan.
Contohungkapan : Lebihbaik saya menyerah karena saya tidakmampu
memperbaiki keadaan.
1) Fisiologis :
Respon terhadap stimulus melambat, tidak ada energy dan tidur bertambah
2) emosional :
Individu yang putus asa sering sekali kesulitan mengungkapkan perasaannya tapi
dapat merasakan, tidak mampu memperoleh nasib baik, keberuntungan dan
pertolongan tuhan, tidak memiliki makna atau tujuan dalam hidup, hampa dan
letih, perasaan kehilangan, tidak memiliki apa-apa, tidak berdaya,tidak mampu dan
terperangkap.
3) Individu memperlihatkan :
Sikap pasif dan kurangnya keterlibatan dalam perawatan, Penurunan verbalisasi,
Penurunan afek, Kurangnya ambisi, inisiatif, minat, Ketidakmampuan mencapai
sesuatu, Hubungan interpersonal yang terganggu, Proses pikir yang lambat,
Kurangnya tanggung jawab terhadap keputusan dan kehidupannya sendiri.
4) Kognitif :
Penurunan kemampuan untuk memecahkan masalah dan kemampuan membuat
keputusan
Mengurusi masalah yang telah lalu dan yang akan datang bukan masalah yang
dihadapi saat ini
Penurunan fleksibilitas dalam proses pikir
Kaku ( memikirkan semuanya atau tidak sama sekali )
Tidak punya kemampuan berimagenasi atau berharap
Tidak dapat mengidentifikasi atau mencapai target dan tujuan yang ditetapkan
Tidak dapat membuat perencanaan, mengatur serta membuat keputusan
Tidak dapat mengenali sumber harapan
Adanya pikiran untuk membunuh diri.
b. Minor ( mungkin ada )
1) Fisiologis
Anoreksia
BB menurun
2) Emosional
Individu marasa putus asa terhadap diri sendiri dan orang lain
Merasa berada diujung tanduk
Tegang
Muak ( merasa ia tidak bisa)
Kehilangan kepuasan terhadap peran dan hubungan yang ia jalani
Rapuh
3) Individu memperlihatkan
Kontak mata yang kurang mengalihkan pandangan dari pembicara
Penurunan motivasi
Keluh kesah
Kemunduran
Sikap pasrah
Depresi
4) Kognitif
Penuruna kemampuan untuk menyatukan informasi yang diterima
Hilangnya persepsi waktu tentang mas lalu , masa sekarang , masa datang
Bingung
Ketidakmampuan berkomunikasi secara efektif
Distorsi proses pikir dan asosiasi
Penilaian yang tidak logis

2.3 AKIBAT KEPUTUSASAAN


Akibat yang dapatditimbulkandariterjadinyakeputusasaanyaitu :
a. Stres
b. Depresi
c. Galau
d. Sakit
e. Pola hidup yang tidak teratur
f. Letih, Lesu, Lemah; disebabkan karena faktor psikis
g. Hilang kesempatan yang ada, karena ketika kesempatan itu datang ia sibuk
dengan rasa putus asa yang ada.
h. Trauma; tidak lagi memiliki keberanian dan kemampuan untuk melakukan hal
yang sama karena takut akan mengalami rasa putus asa untuk yang kedua kalinya.
i. Gila; akibat jangka panjang yang umumnya terjadi pada sebagian orang
j. Sakit; diawali dengan makan yang tidak teratur, tidur terlalu larut, beban
pikiran yang berlebihan.
k. Kematian; beberapa mengakhiri hidup dengan cara bunuh diri dan tidak hanya
karena sakit yang berkepanjangan namun juga karena faktor psikis yang
berlebihan.

2.4 PENCEGAHAN
Di bawah ini ada beberapa cara mencegah timbulnya keputusasaanyaitu :
1) Berbaik sangkalah kepada ALLAH,Ingat bahwa setiap yang kita alami ada
hikmahnya. Semua ini hanyalah sebuah cobaan dan bukti kecintaaan tuhan kepada
kita.
2) Berpikir bahwa tidak ada kegagalan yang abadi, karena kita bisa
mengubahnya dengan ber buat hal-hal baru.
3) Tetapkan tindakan kita dalam keadaan apapun kita tetap bisa memilih
tindakan atau mengubah kebiasan lama dan mencari jalan untuk mengatasi
masalah yg tengah kita hadapi
4) Bersikap lebih fleksibel, kehidupan tidak selalu seperti yang di harapkan.
Apabila kita dapat menyesuaikan diri dengan situasi baru maka ketegangan kita
kan berkurang.
5) Kembangkan tindakan yang kreatif Tanyakan pada diri sendiri
"KESEMPATAN APA BAGI SAYA DI SINI ? JALAN MANA YANG TERBUKA
BAGI SAYA ?"
6) Evaluasi setiap situasi. Pikirkan segala tindakan sebelum bertindak agar
bisa di dapatkan pemecah masalah yang baik.
7) Lihat sisi positifnya. Kegagalan memang merupakan pengalaman yang
menyakitkan. Tapi daripada memikirkan kerugian yang kita alami, lebih baik
fokuskan pada apa yang telah kita pelajari.
8) Bertanggung jawab. Jangan salah kan orang lain jika gagal,tapi perhatikan
baik-baik masalah nya dan cobalah memahaminya. Tanyakan pada diri sendiri
bagaimana mengatasinya?
9) Pelihara selera humor dan tertawa memang tidak segera memecahkan
masalah,tetapi akan membantu kita melihat masalah secara perspektif. Hal itu
bagaikan cahaya dalam kegelapan.
10) Ingatlah bahwa kegagalan adalah guru yang paling berharga kita bisa belajar
tentang bagaimana kita bisa gagal dan bagaimana kita mengatasi sebuah
kegagalan.

2.5 PENATALAKSANAAN KEPUTUSASAAN


Penatalaksanaanmedispada orang yang mengalamikeputusasaanyaitu :
a. Psikofarmaka
Terapi dengan obat-obatan sehingga dapat meminimalkan gangguan keputusasaan.

b. Psikoterapi
adalah terapi kejiwaan yang harus diberikan apabila penderita telah diberikan
terapi psikofarmaka dan telah mencapai tahapan di mana kemampuan menilai
realitas sudah kembali pulih dan pemahaman diri sudah baik. Psikoterapi ini
bermacam-macam bentuknya antara lain psikoterapi suportif dimaksudkan untuk
memberikan dorongan, semangat dan motivasi agar penderita tidak merasa putus
asa dan semangat juangnya.
Psikoterapi Re-eduktif dimaksudkan untuk memberikan pendidikan ulang yang
maksudnya memperbaiki kesalahan pendidikan di waktu lalu, psikoterapi
rekonstruktif dimaksudkan untuk memperbaiki kembali kepribadian yang telah
mengalami keretakan menjadi kepribadian utuh seperti semula sebelum sakit,
psikologi kognitif, dimaksudkan untuk memulihkan kembali fungsi kognitif (daya
pikir dan daya ingat) rasional sehingga penderita mampu membedakan nilai- nilai
moral etika. Mana yang baik dan buruk, mana yang boleh dan tidak, dsbnya.
Psikoterapi perilaku dimaksudkan untuk memulihkan gangguan perilaku yang
terganggu menjadi perilaku yang mampu menyesuaikan diri, psikoterapi keluarga
dimaksudkan untuk memulihkan penderita dan keluarganya.
c. Terapi Psikososial
Dengan terapi ini dimaksudkan penderita agar mampu kembali beradaptasi dengan
lingkungan sosialnya dan mampu merawat diri, mampu mandiri tidak tergantung
pada orang lain sehingga tidak menjadi beban keluarga. Penderita selama
menjalani terapi psikososial ini hendaknya masih tetap mengkonsumsi obat
psikofarmaka.
d. Terapi Psikoreligius
Terapi keagamaan ternyata masih bermanfaat bagi penderita gangguan jiwa. Dari
penelitian didapatkan kenyataan secara umum komitmen agama berhubungan
dengan manfaatnya di bidang klinik. Terapi keagamaan ini berupa kegiatan ritual
keagamaan seperti sembahyang, berdoa, mamanjatkan puji-pujian kepada Tuhan,
ceramah keagamaan, kajian kitab suci dsb.
e. Rehabilitasi
Program rehabilitasi penting dilakukan sebagi persiapan penempatan kembali
kekeluarga dan masyarakat. Program ini biasanya dilakukan di lembaga (institusi)
rehabilitasi misalnya di suatu rumah sakit jiwa. Dalam program rehabilitasi
dilakukan berbagai kegiatan antara lain; terapi kelompok, menjalankan ibadah
keagamaan bersama, kegiatan kesenian, terapi fisik berupa olah raga, keterampilan,
berbagai macam kursus, bercocok tanam, rekreasi, dsbnya.
Pada umumnya program rehabilitasi ini berlangsung antara 3-6 bulan. Secara
berkala dilakukan evaluasi paling sedikit dua kali yaitu evaluasi sebelum penderita
mengikuti program rehabilitasi dan evaluasi pada saat si penderita akan
dikembalikan ke keluarga dan ke masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai