Anda di halaman 1dari 24

KEPERAWATAN JIWA I

MASALAH PSIKOSOSIAL KEPUTUSASAAN

Dosen Pembimbing :
Ns. Aulya Akbar, M.Kep.Sp.Kep.J

Disusun oleh :

Nama : Anggi Putri Kirana

NIM : 18010002

PROGRAM S-1 KEPERAWATAN


STIKES PEKANBARU MEDICAL CENTER
PEKANBARU
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur alhamdulillah kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
telah melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga makalah ini
bisa selesai pada waktunya.

Terima kasih juga kami ucapkan kepada teman-teman yang telah berkontribusi
dengan memberikan ide-idenya sehingga makalah ini bisa disusun dengan baik dan rapi.

Kami berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para pembaca.
Namun terlepas dari itu, kami memahami bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna,
sehingga kami sangat mengharapkan kritik serta saran yang bersifat membangun demi
terciptanya makalah selanjutnya yang lebih baik lagi.

DAFTAR ISI

Kata Pengantar------------------------------------------------------------------------------------
Daftar Isi-------------------------------------------------------------------------------------------

BAB I Pendahuluan------------------------------------------------------------------------------

A. Latar Belakang---------------------------------------------------------------------------
B. Rumusan Masalah-----------------------------------------------------------------------
C. Tujuan-------------------------------------------------------------------------------------
D. Manfaat-----------------------------------------------------------------------------------

BAB II Tinjauan Teori --------------------------------------------------------------------------

A. Definisi------------------------------------------------------------------------------------
B. Etiologi------------------------------------------------------------------------------------
C. Manifestasi Klinis-----------------------------------------------------------------------
D. Akibat ------------------------------------------------------------------------------------
E. Penatalaksanaan -------------------------------------------------------------------------

BAB III Asuhan Keperawatan-----------------------------------------------------------------

A. Pengkajian--------------------------------------------------------------------------------
B. Aplikasi Nanda NIC, NOC-------------------------------------------------------------

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan-------------------------------------------------------------------------------
B. Saran--------------------------------------------------------------------------------------

Daftar Pustaka-------------------------------------------------------------------------------------

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar belakang
Keputusasaan mengggambarkan individu yang tidak melihat adanya
kemungkinan untuk memperbaiki hidupnya dan bersih keras mengatakan bahwa tidak
ada seorangpun yang dapat membantunya.
Keputusasaan berbeda dengan ketidakberdayaan , orang yang putus asa tidak
melihat adanya solusi untuk permasalahannya atau tidak menemukan cara untuk
mencapai apa yang diinginkannya. Sebalikkya orang yang tidak berdaya masih dapat
menemukan alternatif atau untuk masalah tersebut, tetapi tidak mampu melakukan
sesuatu untuk mewujudkannya karena kurangnya kontrol dan sumber yang tersedia.
Perasaan tidak berdaya yang tidak kunjung hilang dapat menimbulkan
keputusasaan. Keputusasaan biasanya terkait dengan duka cita, depresi, dan keinginan
untuk bunuh diri. Untuk individu dengan resiko bunuh diri perawat juga harus
menngunakan resiko bunuh diri.
Setiap orang pernah mengalami keputusasaan dalam hidupnya. Hal ini muncul
dalam berbagai bentuk dan merupakan sejenis perasaan yang lebih sering dan lebih
umum dirasakan daripada dilaporkan.
Keputusasaan sering terlihat pada mereka yang cenderung kaku dan tidak
fleksibel baik dalam pikiran , perasaan maupun perilaku.

Keputusasaan adalah keadaan dimana seseorang atau individu tidak mampu


memandang kehidupan ke arah yang lebih baik dan cenderung putusasa akan segala
kemampuannya, dan kebanyakan Ungkapan klien mengarah ke situasi kehidupan
tanpa harapan dan terasa hampa.
Dari semua cobaan dan kesulitan yang kita alami di dalam hidup, mungkin
yang paling berbahaya ialah keputusasaan. Terkadang pengalaman keputusasaan ini
dinamakan malam yang gelap dalam jiwa kita. Bila mengalami keputusasaan kita
seperti merasa bahwa semua jenis terang sirnah dan pergi, lalu kita sendiri sedang
berdiri di dalam kegelapan. Barangkali dapat menjadi satu penghiburan kecil kalau
masing-masing dari kita menyadari dan mengakui bahwa setiap orang mengalami
keputusasaan pada waktu dan tempat tertentu di dalam hidup, tanpa kecuali.

2. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian keputusasaan?
2. Apa penyebab/etiologic keputusasaan?
3. Apa tanda dan gejala keputusasaan?
4. Bagaimana akibat keputusasaan?
5. Bagaimana penatalaksanaan keputusasaan?
6. Bagaimana askep keputusasaan?
3. Tujuan
Tujuan umum :
Mahasiswa keperawatan mampu memahami tentang asuhan keperawatan pada pasien
dengan konsep keputusasaan.
Tujuan khusus :
1. Mahasiswa mampu menjelaskan pengertian keputusasaan.
2. Mahasiswa mampu menyebutkan penyebab keputusasaan.
3. Mahasiswa mampu menyebutkan tanda dan gejala yang ada pada pasien dengan
keputusasaan
4. Mahasiswa mampu menyebutkan akibat keputusasaan.
5. Mahasiswa mampu menyebutkan penatalaksanaan medis pada pasien dengan
konsep keputusasaan.
6. Mahasiswa mampu membuat asuhan keperawatan pada pasien dengan konsep
keputusasaan.
D. Manfaat
Tulisan ini diharapkan dapat memberi manfaat kepada berbagai pihak di antaranya
penting juga bagi seorang perawat agar mengerti akan mengetahui masalah
psikososial keputusasaan.

BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Definisi
Keputusasaan merupakan keadaan subjektif seorang individu yang melihat
keterbatasan atau tidak ada alternatif atau pilhan pribadi yang tersedia dan tidak dapat
memobilisasi energy yang dimilikinya (NANDA, 2005).
Keputusasaan adalah keadaan emosional ketika individu merasa bahwa
kehidupannya terlalu berat untuk dijalani ( dengan kata lain mustahil ). Seseorang
yang tidak memiliki harapan tidak melihat adanya kemungkinan untuk memperbaiki
kehidupannya dan tidak menemukan solusi untuk permasalahannya, dan ia percaya
bahwa baik dirinya atau siapapun tidak akan bisa membantunya.
Keputusasaan berkaitan dengan kehilangan harapan, ketidakmampuan ,
keraguan .duka cita , apati , kesedihan , depresi , dan bunuh diri. ( Cotton dan Range,
1996 )
Menurut (Pharris, Resnick ,dan ABlum, 1997),mengemukakan bahwa
keputusasaan merupakan kondisi yang dapat menguras energi.
Keputusasaan merupakan status emosional yang berkepanjangan dan bersifat
subyektif yang muncul saat individu tidak melihat adanya alternatif lain atau pilihan
pribadi untuk mengatasi masalah yang muncul atau untuk mencapai apa yang
diiginkan serta tidak dapat mengerahkan energinya untuk mencapai tujuan yang
ditetapkan .

B. Faktor penyebab / Etiologi


Beberapa faktor penyebab orang mengalami keputusasaan yaitu :
a. Faktor kehilangan
b. Kegagalan yang terus menerus
c. Faktor Lingkungan
d. Orang terdekat ( keluarga )
e. Status kesehatan ( penyakit yang diderita dan dapat mengancam jiwa)
f. Adanya tekanan hidup
g. Kurangnya iman

C. Manifestasi Klinis Keputusasaan


a. Mayor ( harus ada)
Mengungkapkan atau mengekspresikan sikap apatis yang mendalam , berlebihan,
dan berkepanjangan dalam merespon situasi yang dirasakan sebagai hal yang
mustahil isyarat verbal tentang kesedihan.
1) Fisiologis :
 respon terhadap stimulus melambat
 tidak ada energi
 tidur bertambah
2) emosional :
 individu yang putus asa sering sekali kesulitan mengungkapkan
perasaannya tapi dapat merasakan
 tidak mampu memperoleh nasib baik, keberuntungan dan
pertolongan tuhan
 tidak memiliki makna atau tujuan dalam hidup
 hampa dan letih
 perasaan kehilangan dan tidak memiliki apa-apa
o tidak berdaya,tidak mampu dan terperangkap.
3) Individu memperlihatkan :
 Sikap pasif dan kurangnya keterlibatan dalam perawatan
 Penurunan verbalisasi
 Penurunan afek
 Kurangnya ambisi,inisiatif,serta minat.
 Ketidakmampuan mencapai sesuatu
 Hubungan interpersonal yang terganggu
 Proses pikir yang lambat
 Kurangnya tanggung jawab terhadap keputusan dan
kehidupannya sendiri.
4) Kognitif :
 Penurunan kemampuan untuk memecahkan masalah dan
kemampuan membuat keputusan
 Mengurusi masalah yang telah lalu dan yang akan datang
bukan masalah yang dihadapi saat ini
 Penurunan fleksibilitas dalam proses pikir
 Kaku ( memikirkan semuanya atau tidak sama sekali )
 Tidak punya kemampuan berimagenasi atau berharap
 Tidak dapat mengidentifikasi atau mencapai target dan tujuan
yang ditetapkan
 Tidak dapat membuat perencanaan, mengatur serta membuat
keputusan
 Tidak dapat mengenali sumber harapan
 Adanya pikiran untuk membunuh diri.

b. Minor ( mungkin ada )


1. Fisiologis
 Anoreksia
 BB menurun
2. Emosional
 Individu marasa putus asa terhadap diri sendiri dan orang lain
 Merasa berada diujung tanduk
 Tegang
 Muak ( merasa ia tidak bisa)
 Kehilangan kepuasan terhadap peran dan hubungan yang ia
jalani
 Rapuh

3. Individu memperlihatkan
 Kontak mata yang kurang mengalihkan pandangan dari
pembicara
 Penurunan motivasi
 Keluh kesah
 Kemunduran
 Sikap pasrah
 Depresi
4. Kognitif

Penuruna kemampuan untuk menyatukan informasi yang diterima

 Hilangnya persepsi waktu tentang mas lalu , masa sekarang ,


masa datang
 Bingung
 Ketidakmampuan berkomunikasi secara efektif
 Distorsi proses pikir dan asosiasi
 Penilaian yang tidak logis

D. Akibat Keputusasaan
Akibat yang dapat ditimbulkan dari terjadinya keputusasaan yaitu :
1. Stres
2. Depresi
3. Galau
4. Sakit
5. Pola hidup yang tidak teratur
6. Letih, Lesu, Lemah; disebabkan karena faktor psikis
7. Hilang kesempatan yang ada, karena ketika kesempatan itu datang ia sibuk
dengan rasa putus asa yang ada.
8. Trauma; tidak lagi memiliki keberanian dan kemampuan untuk melakukan hal
yang sama karena takut akan mengalami rasa putus asa untuk yang kedua
kalinya.
9. Gila; akibat jangka panjang yang umumnya terjadi pada sebagian orang
10. Sakit; diawali dengan makan yang tidak teratur, tidur terlalu larut, beban
pikiran yang berlebihan.
11. Kematian; beberapa mengakhiri hidup dengan cara bunuh diri dan tidak hanya
karena sakit yang berkepanjangan namun juga karena faktor psikis yang
berlebihan.
E. Penatalaksaan medis
a. Psikofarmaka
Terapi dengan obat-obatan sehingga dapat meminimalkan gangguan
keputusasaan.  
b. Psikoterapi

adalah terapi kejiwaan yang harus diberikan apabila penderita telah diberikan
terapi psikofarmaka dan telah mencapai tahapan di mana kemampuan menilai
realitas sudah kembali pulih dan pemahaman diri sudah baik. Psikoterapi  ini
bermacam-macam bentuknya antara lain psikoterapi suportif dimaksudkan untuk
memberikan dorongan, semangat dan motivasi agar penderita tidak merasa putus
asa dan semangat juangnya.

Psikoterapi Re-eduktif dimaksudkan untuk memberikan pendidikan ulang


yang maksudnya memperbaiki kesalahan  pendidikan di waktu lalu, psikoterapi
rekonstruktif dimaksudkan untuk memperbaiki kembali kepribadian yang telah
mengalami keretakan menjadi kepribadian utuh seperti semula sebelum sakit,
psikologi kognitif, dimaksudkan untuk memulihkan kembali fungsi kognitif (daya
pikir dan daya ingat) rasional sehingga penderita mampu membedakan nilai- nilai
moral etika. Mana yang baik dan buruk, mana yang boleh dan tidak, dsbnya.

Psikoterapi perilaku dimaksudkan untuk memulihkan gangguan perilaku yang


terganggu menjadi perilaku yang mampu menyesuaikan diri, psikoterapi keluarga
dimaksudkan untuk memulihkan penderita dan keluarganya.

c. Terapi Psikososial

Dengan terapi ini dimaksudkan penderita agar mampu kembali beradaptasi


dengan lingkungan sosialnya dan mampu merawat diri, mampu mandiri tidak
tergantung pada orang lain sehingga tidak menjadi beban keluarga. Penderita
selama menjalani terapi psikososial ini hendaknya masih tetap mengkonsumsi
obat psikofarmaka.
d. Terapi Psikoreligius

Terapi keagamaan ternyata masih bermanfaat bagi penderita gangguan jiwa.


Dari penelitian didapatkan kenyataan secara umum komitmen agama berhubungan
dengan manfaatnya di bidang klinik. Terapi keagamaan ini berupa kegiatan ritual
keagamaan seperti sembahyang, berdoa, mamanjatkan puji-pujian kepada Tuhan,
ceramah keagamaan, kajian kitab suci dsb.

e. Rehabilitasi

Program rehabilitasi penting dilakukan sebagi persiapan penempatan kembali


kekeluarga dan masyarakat. Program ini biasanya dilakukan di lembaga (institusi)
rehabilitasi misalnya di suatu rumah sakit jiwa. Dalam program rehabilitasi
dilakukan berbagai kegiatan antara lain; terapi kelompok, menjalankan  ibadah
keagamaan bersama, kegiatan kesenian, terapi fisik berupa olah raga,
keterampilan, berbagai macam kursus, bercocok tanam, rekreasi, dsbnya. Pada
umumnya program rehabilitasi ini berlangsung antara 3-6 bulan. Secara berkala
dilakukan evaluasi paling sedikit dua kali yaitu evaluasi sebelum penderita
mengikuti program rehabilitasi dan evaluasi pada saat si penderita akan
dikembalikan ke keluarga dan ke masyarakat.
BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
a) Identitas klien
Identitas klien meliputi, nama, umur, agama, jenis kelamin, pendidikan, tanggal
masuk rumah sakit, tanggal pengkajian, No register, dan dignosa medis.
b) Keluhan utama
Pengkajian meliputi upaya mengamati dan mendengarkan isi hati klien: apa yang
dipikirkan, dikatakan, dirasakan, dan diperhatikan melalui perilaku.
Beberapa percakapan yang merupakan bagian pengkajian agar mengetahui apa yang
mereka pikir dan rasakan adalah :
a. Persepsi yang adekuat tentang rasa keputusasaan
b. Dukungan yang adekuat ketika putus asa terhadap suatu masalah
c. Perilaku koping yang adekuat selama proses
c) Faktor predisposisi

Faktor predisposisi yang mempengaruhi rentang respon keputusasaan adalah:

a. Faktor Genetic : Individu yang dilahirkan dan dibesarkan di dalam keluarga


yang mempunyai riwayat depresi akan sulit mengembangkan sikap optimis
dalam menghadapi suatu permasalahan
b. Kesehatan Jasmani : Individu dengan keadaan fisik sehat, pola hidup yang
teratur, cenderung mempunyai kemampuan mengatasi stress yang lebih tinggi
dibandingkan dengan individu yang mengalami gangguan fisik
c. Kesehatan Mental : Individu yang mengalami gangguan jiwa terutama yang
mempunyai riwayat depresi yang ditandai dengan perasaan tidak berdaya
pesimis, selalu dibayangi oleh masa depan yang suram, biasanya sangat peka
dalam menghadapi situasi masalah dan mengalami keputusasaan.
d. Struktur Kepribadian
e. Individu dengan konsep yang negatif, perasaan rendah diri akan menyebabkan
rasa percaya diri yang rendah yang tidak objektif terhadap stress yang
dihadapi.

d) Faktor presipitasi
Ada beberapa stressor yang dapat menimbulkan perasaan keputusasaan adalah:
1. Faktor kehilangan
2. Kegagalan yang terus menerus
3. Faktor Lingkungan
4. Orang terdekat ( keluarga )
5. Status kesehatan ( penyakit yang diderita dan dapat mengancam jiwa)
6. Adanya tekanan hidup
7. Kurangnya iman

e) Respon Emosional
Mayor (harus ada):
1. individu yang putus asa sering sekali kesulitan mengungkapkan perasaannya
tapi dapat merasakan
2. tidak mampu memperoleh nasib baik, keberuntungan dan pertolongan tuhan
3. tidak memiliki makna atau tujuan dalam hidup
4. hampa dan letih
5. perasaan kehilangan dan tidak memiliki apa-apa
6. tidak berdaya,tidak mampu dan terperangkap.
Minor (mungkin ada)
1. Individu marasa putus asa terhadap diri sendiri dan orang lain
2. Merasa berada diujung tanduk
3. Tegang
4. Muak ( merasa ia tidak bisa)
5. Kehilangan kepuasan terhadap peran dan hubungan yang ia jalani
6. Rapuh
f) Respon Kognitif
Mayor ( harus ada)
1. Penurunan kemampuan untuk memecahkan masalah dan kemampuan
membuat keputusan
2. Mengurusi masalah yang telah lalu dan yang akan datang bukan masalah yang
dihadapi saat ini
3. Penurunan fleksibilitas dalam proses pikir
4. Kaku ( memikirkan semuanya atau tidak sama sekali )
5. Tidak punya kemampuan berimagenasi atau berharap
6. Tidak dapat mengidentifikasi atau mencapai target dan tujuan yang ditetapkan
7. Tidak dapat membuat perencanaan, mengatur serta membuat keputusan
8. Tidak dapat mengenali sumber harapan
9. Adanya pikiran untuk membunuh diri.

Minor (mungkin ada)

1. Penuruna kemampuan untuk menyatukan informasi yang diterima


2. Hilangnya persepsi waktu tentang mas lalu , masa sekarang , masa datang
3. Bingung
4. Ketidakmampuan berkomunikasi secara efektif
5. Distorsi proses pikir dan asosiasi
6. Penilaian yang tidak logis

B. Aplikasi Nanda, NOC, NIC

No Diagnosa NOC NIC


.
1 Keputusasaan Status kenyamanan : Dukungan Spritual
psikososial Aktivitasnya :
Indicator : · Menggunakan
 Kesejahteraan komunikasi terapeutik
Psikologis untuk membangun
 Harapan kepercayaan dan empati
 Konsep Diri peduli

 GambaranI nternal Diri · menggunakan alat

 EfekKetenangan untuk memonitor dan


mengevaluasi
 Ekspresi
kesejahteraan rohani
 Optimis
yang sesuai
 Penentuan Tujuan
· memperlakukan
 Makna Dan Tujuan
individu dengan
Dalam Hidup
bermartabat dan hormat
 Kepuasan Spiritual
· mendorong partisipasi
 Depresi
 Kegelisahan dalam interaksi dengan
 Takut anggota keluarga,

 KehilanganSpiritual teman, dan lain-lain

 Pikiran Untuk Bunuh · memberikan privasi

Diri dan ketenangan untuk


kegiatan spiritual

Kontrol Depresi Diri · mengajarkan metode

Indicator : relaksasi dan meditasi

 Memonitor · menyediakan music

Kemampuan Untuk spiritual, sastra, radio,

Berkonsentrasi atau program tv


· untuk individu
 Memonitor Intensitas
· terbuka terhadap sifat
Depresi
individu yang merasa
 Mengidentifikasi
kesepian dan tidak
Penyebab Depresi
berdaya
 Memonitor Manifestasi
· membantu individu
Perilaku Depresi
untuk bisa
 Laporan Tidur Yang
mengekspresikandan
Cukup
meringankan kemarahan
 Laporan Meningkat
dengan cara yang tepat
Nafsu
 Memonitor Manifestasi
· menggunakan nilai
Fisik Dari Depresi
teknik klarifikas iuntuk
 Laporan Memperbaiki
membantu individu
Suasana Hati
memperjelas keyakinan
 Berpartisipasi Dalam
dan nilai-nilai yang
Aktivitas
sesuai.
Menyenangkan
 Mentaati Jadwal Terapi
 Menghindari Inspirasi Harapan
Penyalahgunaan · membantu pasien
Alkohol /keluarga untuk
 Menghindari mengidentifikasi daerah-
Penyalahgunaan Obat daerah harapan dalam
Non Resep hidup
 MenghindariPenggunaa · menghindari tindakan
n Narkoba menutupi kebenaran
 MenjagaKebersihan · membantu pasien
Pribadi Dan Perawatan mengembangkan
spiritual diri
Harapan · menciptakan
Indicator : lingkungan yang
 Mengutarakan Harapan memfasilitasi pasien
Masa Depan Yang berlatih agama yang
Positif sesuai

 Mengekspresikan · memberikan pasien

Keyakinan /keluarga kesempatan

 Mengutarakan untuk terlibat dengan

Kehendak Untuk Hidup kelompok pendukung


 Mengutarakan Alasan · mendorong hubungan

Untuk Hidup terapeutik dengan


penting lainnya
 Mengutarakan Makna
· memfasilitasi pasien
Hidup
yang memasukkan
 Menyatakan
kerugian pribadi ke
Optimisme
dalam gambar tubuhnya
 Mengungkapkan
Keyakinan Dir
 Mengutarakan
Kepercayaan Lain
 Mengutarakan
Kedamaian Batin
 Mengutarakan Rasa
Kontrol Diri
 Pameran Semangat
Hidup
 Menetapkan Tujuan
Ketahanan pribadi
Indicator :
 Verbalisasi Positif
Melihat Keluar
 Menggunakan Strategi
Koping Yang Efektif
 MengekspresikanEmos
i
 Berkomunikasi Dengan
Jelas Dan Tepat Untuk
Usia
 Pameran Suasana Hati
Yang Positif
 Pameran Positif Harga
Diri
 Mengutarakan
Kenyamanan
DenganKesendirian
 Mengutarakan Rasa
Percaya Diri
 Bertanggung
JawabAtas Tindakan
Sendiri
 Mencari Dukungan
Emosional
 Beratnya Alternatif
Untuk Memecahkan
Masalah
 MenghindariPenyalahg
unaan Narkoba
 Menghindari
Penyalahgunaan
Alkohol
 Menggunakan Sumber
Daya
 Pendidikan Dan
Kejuruan
 Verbalisasi Kesiapan
Untuk Belajar

2 Koping individu Koping Peningkatan koping


tidak efektif Indicator : · hargai pemahaman
 Menunjukan pasien tentang proses
fleksibilitas peran penyakit dan konsep diri
 keluarga menunjukan · hargai dan diskusikan
fleksibilitas peran para alternative respon
anggotanya terhadap situasi
 pertentangan masalah · hargai sikap klien

 nilai keluarga dapat terhadap perubahan

mengatur masalah- peran dan hubungan

masalah · dukung penggunaan

 melibatkan anggota sumber spiritual jika

keluarga dalam diminta

membuat keputusan · gunakan pendekatan

 mengekspresikan yang tenang dan berikan

perasaan dan jaminan

kebebasan emosional · sediakan informasi


actual tentang diagnosis,
 menunjukan strategi
penangan dan prognosis
untuk memanaj
masalah · sediakan pilihan yang
 menggunakan strategi realistis tentang aspek
penurunan stress perawatan saat ini
 peduli terhadap · dukung penggunaan
kebutuhan anggota mekanisme defensive
keluarga yang tepat
 menentukan prioritas · dukung keterlibatan

 menentukan jadwal keluarga dengan cara

untuk rutinitas danm yang tepat

aktivitas keluarga] · Bantu pasien untuk

 menjadwalkan untuk mengidentifikasi strategi

respite care positif untuk mengatasi

 mempunyai keterbatasan dan

perencanaan pada mengelola gaya hidup

kondisi kegawatan dan perubahan peran


· Bentu klien
 memelihara kestabilan
mengidentifikasi
financial
kemungkinan yang dapt
 mencari bantuan ketika
terjadi
dibutuhkan
· Bantu klien
 menggunakan support
beradaptasi dan
social
mengantisipasi
perubahan klien

keterangan penilaian NOC


1= tidak dilakukan sama sekali
2= jarang dilakukan
3= kadang dilakukan
4= sering dilakukan
5= selalu dilakukan

3 Isolasi Sosial Dukungan Sosial Peningkatan Sosialisasi


Indicator : Aktivitasnya :
 Kesediaan untuk · Mendorong
memanggil orang lain peningkatan keterlibatan
untuk bantuan dalam hubungan yang
 Uang yang tersedia dari sudah mapan
orang lain bila · Mendorong
diperlukan kesabaran dalam
 Bantuan yang diberikan perkembangan
oleh orang lain hubungan

 Waktu yang disediakan · Mempromosikan

oleh orang lain hubungan dengan orang-

 Kerja yang disediakan orang yang memiliki

oleh orang lain kepentingan dan tujuan

 Informasi yang bersama

diberikan oleh orang · Mendorong kegiatan

lain sosial dan masyarakat


· Mempromosikan
 Bantuan emosional
berbagai masalah umum
yang diberikan oleh
dengan orang lain
orang lain
· Mendorong
 Hubungan kepercayaan
kejujuran dalam
orang yang bisa
menyajikan diri kepada
 Membantu sesuai
orang lain
kebutuhan
· Mempromosikan
 Jaringan sosial bantu
keterlibatan dalam
 Kontak sosial yang
kepentingan yang sama
mendukung
· Mendorong rasa
 Jaringan sosial yang
hormat terhadap hak
stabil
orang lain
· Memfasilitasi
Keterampilan Interaksi
penggunaan alat bantu
Sosial
defisit sensorik seperti
Indicator :
kacamata dan alat bantu
 Menggunakanpengung
dengar
kapanyang sesuai · Memberikan umpan
 Pameranreseptif balik tentang perbaikan
 Bekerja samadengan dalam
orang lain · Menjaga penampilan
 Pamerankepekaan pribadi atau kegiatan
terhadaporang lain lainnya

 Menggunakan perilaku · Menghadapi klien

tegas yang sesuai tentang gangguan

 Menggunakankonfront penilaian, jika

asiyang sesuai diperlukan

 Melibatkanorang lain · Memberikan umpan


balik positif ketika
 Menggunakankompro
pasien menjangkau
miyang sesuai
orang lain
 Menggunakan
Mengeksplorasi
strategiresolusi konflik
kekuatan dan kelemahan
dari jaringan saat ini
hubungan

4 Defisit Self care : aktifitas sehari- Self Care assistance :


perawatan diri hari ADLs
Kriteria hasil : · Monitor
 Klien terbebas dari bau kemempuan klien
badan untukperawatan diri
 Menyatakankenyamana yang mandiri.
n terhadapkemampuan · Monitor kebutuhan
untukmelakukan ADLS klien untuk alat-
 Dapat melakukan alatbantu untuk
ADLS dengan bantuan kebersihan
diri,berpakaian, berhias,
toileting danmakan.
· Sediakan bantuan
sampai klienmampu
secara utuh untuk
melakukanself-care.
· Dorong klien untuk
melakukanaktivitas
sehari-hari yang normal
sesuaikemampuan yang
dimiliki.
· Dorong untuk
melakukan
secaramandiri, tapi beri
bantuan ketika
klientidak
mampumelakukannya.
· Ajarkan klien/
keluarga
untukmendorongkeman
dirian,
untukmemberikan
bantuan hanya jika
pasientidak mampu
untuk melakukannya.
· Berikan aktivitas
rutin sehari- harisesuai
kemampuan.
· Pertimbangkan usia
klien jikamendorong
pelaksanaan
aktivitassehari-hari.

BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Keputusasaan merupakan keadaan subjektif seorang individu yang melihat
keterbatasan atau tidak ada alternatif atau pilihan pribadi yang tersedia dan tidak dapat
memobilisasi energy yang dimilikinya (NANDA, 2005).
Keputusasaan mengggambarkan individu yang tidak melihat adanya
kemungkinan untuk memperbaiki hidupnya dan bersih keras mengatakan bahwa tidak
ada seorangpun yang dapat membantunya.
Keputusasaan berbeda dengan ketidakberdayaan , orang yang putus asa tidak
melihat adanya solusi untuk permasalahannya atau tidak menemukan cara untuk
mencapai apa yang diinginkannya. Sebalikkya orang yang tidak berdaya masih dapat
menemukan alternatif atau untuk masalah tersebut, tetapi tidak mampu melakukan
sesuatu untuk mewujudkannya karena kurangnya kontrol dan sumber yang tersedia.

B. Saran

Bagi mahasiswa diharapkan dapat makin memperbanyak pengetahuan dari


berbagai referensi tentang Asuhan keperawatan Pada pasien dengan keputusasaan.
Bagi dunia keperawatan diharapkan berperan serta dalam peningkatan kualitas
perawat dengan cara menyediakan akses yang mudah bagi perawat untuk memperoleh
ilmu pengetahuan yang sesuai dengan perkembangan untuk mengatasi masalah pada
pasien dengan keputusasaan.
DAFTAR PUSTAKA

Kulpenprofil.blogspot.com/2014/11/keputusasaan.html?m=1. Diakses pada 10 juni 2020


pukul 22.00.

http://lampungnurse.blogspot.com/2009/11/keputusasaan-1.html di akses pada tanggal 10


juni 2020 pukul 20.00

Anda mungkin juga menyukai