Anda di halaman 1dari 15

ASUHAN KEPERAWATAN MASALAH

PSIKOSOSIAL KEPUTUSASAAN
Dibuat Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Keperawatan Jiwa I

OLEH :

NAMA :DEDI SUPRIYANTO BILI

KELAS / SEMESTER : A/VII

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MARANATHA

KUPANG

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis limpahkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
pertolonganNya, penulis dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktu yang telah
direncanakan sebelumnya. Makalah ini membahas tentang masalah psikososial keputusasaan.
Dalam penyusunan makalah ini, penulis banyak mendapat tantangan dan hambatan akan
tetapi dengan bantuan dari berbagai pihak tantangan itu bisa teratasi. Oleh karena itu, penulis
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu
dalam penyusunan makalah ini, semoga bantuannya mendapat balasan yang setimpal dari
Tuhan Yang Maha Esa.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, baik dari bentuk
penyusunan maupun materinya. Kritik konstruktif dari pembaca sangat penulis harapkan untuk
penyempurnaan makalah selanjutnya.
Semoga makalah ini bermanfaat bagi semua pihak dan bila terdapat kekurangan dalam
pembuatan makalah ini penulis mohon maaf .

Kupang , Juni 2021

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................ii

DAFTAR ISI...................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN...............................................................................1

A. Latar Belakang......................................................................................1
B. Tujuan ..................................................................................................2
BAB II KONSEP TEORI KEPUTUSASAAN.............................................3

A. Pengertian Keputusasaan.......................................................................3
B. Factor Penyebab Keputusasaan..............................................................3
C. Tanda Dan Gejala Keputusasaan...........................................................3
D. Akibat Keputusasaan..............................................................................6
E. Pencegahan Keputusasaan.....................................................................6
F. Penatalaksanaan Medis Keputusasaan...................................................7
BAB III PENUTUP.........................................................................................34

A. Kesimpulan...........................................................................................34
B. Saran.....................................................................................................34
DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Keputusasaan merupakan keadaan subjektif seorang individu yang melihat
keterbatasan atau tidak ada alternatif atau pilhan pribadi yang tersedia dan tidak dapat
memobilisasi energy yang dimilikinya (NANDA, 2005).
Keputusasaan adalah keadaan emosional ketika individu merasa bahwa kehidupannya
terlalu berat untuk dijalani ( dengan kata lain mustahil ). Seseorang yang tidak memiliki
harapan tidak melihat adanya kemungkinan untuk memperbaiki kehidupannya dan tidak
menemukan solusi untuk permasalahannya, dan ia percaya bahwa baik dirinya atau
siapapun tidak akan bisa membantunya.
Keputusasaan mengggambarkan individu yang tidak melihat adanya kemungkinan
untuk memperbaiki hidupnya dan bersih keras mengatakan bahwa tidak ada seorangpun
yang dapat membantunya.
Keputusasaan berbeda dengan ketidakberdayaan , orang yang putus asa tidak melihat
adanya solusi untuk permasalahannya atau tidak menemukan cara untuk mencapai apa
yang diinginkannya. Sebalikkya orang yang tidak berdaya masih dapat menemukan
alternatif atau untuk masalah tersebut, tetapi tidak mampu melakukan sesuatu untuk
mewujudkannya karena kurangnya kontrol dan sumber yang tersedia.
Perasaan tidak berdaya yang tidak kunjung hilang dapat menimbulkan keputusasaan.
Keputusasaan biasanya terkait dengan duka cita, depresi, dan keinginan untuk bunuh diri.
Untuk individu dengan resiko bunuh diri perawat juga harus menngunakan resiko bunuh
diri.
Setiap orang pernah mengalami keputusasaan dalam hidupnya. Hal ini muncul dalam
berbagai bentuk dan merupakan sejenis perasaan yang lebih sering dan lebih umum
dirasakan daripada dilaporkan.
Keputusasaan sering terlihat pada mereka yang cenderung kaku dan tidak fleksibel
baik dalam pikiran , perasaan maupun perilaku.
Keputusasaan adalah keadaan dimana seseorang atau individu tidak mampu
memandang kehidupan ke arah yang lebih baik dan cenderung putusasa akan segala
kemampuannya, dan kebanyakan Ungkapan klien mengarah ke situasi kehidupan tanpa
harapan dan terasa hampa.
B. Tujuan
a. Umum
Untuk mengetahui tentang asuhan keperawatan jiwa pada pasien dengan
masalah psikososial keputusasaan
b. Khusus
1) Untuk mengetahui pengertian keputusasaan.
2) Untuk mengetahui factor penyabab keputusasaan.
3) Untuk mengetahui tanda dan gejala keputusasaan.
4) Untuk mengetahui akibat keputusasaan.
5) Untuk mengetahui pencegahan keputusasaan
6) Untuk mengetahui penatalaksanaan medis keputusasaan.
7) Untuk mengetahui konsep asuhan keperawatan pada pasien dengan masalah
psikososial keputusasaan.
BAB II

KONSEP TEORI

A. PENGERTIAN
Keputusasaan merupakan keadaan subjektif seorang individu yang melihat
keterbatasan atau tidak ada alternatif atau pilhan pribadi yang tersedia dan tidak dapat
memobilisasi energy yang dimilikinya (NANDA, 2005).
Keputusasaan berkaitan dengan kehilangan harapan, ketidakmampuan , keraguan,
duka cita, apati, kesedihan, depresi, dan bunuh diri. (Cotton dan Range, 1996 )
Menurut (Pharris,Resnick, dan ABlum, 1997), mengemukakan bahwa
keputusasaan merupakan kondisi yang dapat menguras energi.
Keputusasaan merupakan status emosional yang berkepanjangan dan bersifat
subyektif yang muncul saat individu tidak melihat adanya alternatif lain atau pilihan
pribadi untuk mengatasi masalah yang muncul atau untuk mencapai apa yang diiginkan
serta tidak dapat mengerahkan energinya untuk mencapai tujuan yang ditetapkan.
(carpenito, 563).

B. FAKTOR PENYEBAB
Beberapa faktor penyebab orang mengalami keputusasaan yaitu :

a. Faktor kehilangan
b. Kegagalan yang terus menerus
c. Faktor Lingkungan
d. Orang terdekat ( keluarga )
e. Status kesehatan ( penyakit yang diderita dan dapat mengancam jiwa)
f. Adanya tekanan hidup
g. Kurangnya iman
C. TANDA DAN GEJALA
a. Mayor ( harus ada)
Mengungkapkan atau mengekspresikan sikap apatis yang mendalam,
berlebihan, dan berkepanjangan dalam merespon situasi yang dirasakan sebagai
hal yang mustahil isyarat verbal tentang kesedihan.
1. Fisiologis :
 respon terhadap stimulus melambat
 tidak ada energy
 tidur bertambah
2. emosional :
 individu yang putusasa sering sekali kesulitan
mengungkapkan perasaannya tapi dapat merasakan
 tidak mampu memperoleh nasib baik, keberuntungan dan
pertolongan tuhan
 tidak memiliki makna atau tujuan dalam hidup
 hampa dan letih
 perasaan kehilangan dan tidak memiliki apa-apa
 tidak berdaya,tidak mampu dan terperangkap.
3. Individu memperlihatkan :
 Sikap pasif dan kurangnya keterlibatan dalam perawatan
 Penurunan verbalisasi
 Penurunan afek
 Kurangnya ambisi, inisiatif, serta minat.
 Ketidakmampuan mencapai sesuatu
 Hubungan interpersonal yang terganggu
 Proses pikir yang lambat
 Kurangnya tanggungjawab terhadap keputusan dan kehidupannya
sendiri.
4. Kognitif :
 Penurunan kemampuan untuk memecahkan masalah dan
kemampuan membuat keputusan
 Mengurusi masalah yang telah lalu dan yang akan datang
bukan masalah yang dihadapi saat ini
 Penurunan fleksibilitas dalam proses piker
 Kaku ( memikirkan semuanya atau tidak sama sekali )
 Tidak punya kemampuan berimagenasi atau berharap
 Tidak dapat mengidentifikasi atau mencapai target dan tujuan
yang ditetapkan
 Tidak dapat membuat perencanaan, mengatur serta membuat
keputusan
 Tidak dapat mengenali sumber harapan
 Adanya pikiran untuk membunuh diri.
b. Minor ( mungkin ada )
1. Fisiologis
 Anoreksia
 BB menurun
2. Emosional
 Individu marasa putus asa terhadap diri sendiri dan orang lain
 Merasa berada diujung tanduk
 Tegang
 Muak ( merasa ia tidak bisa)
 Kehilangan kepuasan terhadap peran dan hubungan yang ia jalani
 Rapuh
3. Individu memperlihatkan
 Kontak mata yang kurang mengalihkan pandangan dari
pembicara
 Penurunan motivasi
 Keluh kesah
 Kemunduran
 Sikap pasrah
 Depresi
4. Kognitif
 Penurunan kemampuan untuk menyatukan informasi yang diterima
 Hilangnya persepsi waktu tentang masa lalu, masa sekarang, masa
datang
 Bingung
 Ketidakmampuan berkomunikasi secara efektif
 Distorsi proses pikir dan asosiasi
 Penilaian yang tidak logis
D. AKIBAT KEPUTUSASAAN
Akibat yang dapat ditimbulkan dari terjadinya keputusasaan yaitu :
1. Stres
2. Depresi
3. Galau
4. Sakit
5. Pola hidup yang tidak teratur
6. Letih, lesu, lemah; disebabkan karena faktor psikis
7. Hilang kesempatan yang ada, karena ketika kesempatan itu datang ia sibuk dengan
rasa putus asa yang ada.
8. Trauma; tidak lagi memiliki keberanian dan kemampuan untuk melakukan hal yang
sama karena takut akan mengalami rasa putus asa untuk yang kedua kalinya.
9. Gila; akibat jangka panjang yang umumnya terjadi pada sebagian orang
10. Sakit; diawali dengan makan yang tidak teratur, tidur terlalu larut, beban pikiran
yang berlebihan.
11. Kematian; beberapa mengakhiri hidup dengan cara bunuh diri dan tidak hanya
karena sakit yang berkepanjangan namun juga karena faktor psikis yang berlebihan.
E. PENCEGAHAN KEPUTUSASAAN
Di bawah ini ada beberapa cara mencegah timbulnya keputusasaan yaitu :
1) Berbaik sangkalah kepada Allah, ingat bahwa setiap yang kita alami ada
hikmahnya.
2) Semua ini hanyalah sebuah cobaan dan bukti kecintaaan tuhan kepada
kita.
3) Berpikir bahwa tidak ada kegagalan yang abadi, karena kita bisa
mengubahnya dengan berbuat hal-hal baru.
4) Tetapkan tindakan kita dalam keadaan apapun kita tetap bisa memilih
tindakan atau mengubah kebiasan lama dan mencari jalan untuk
mengatasi masalah yang tengah kita hadapi.
5) Bersikap lebih fleksibel, kehidupan tidak selalu seperti yang di
harapkan. Apabila kita dapat menyesuaikan diri dengan situasi baru
maka ketegangan kita akan berkurang.
6) Kembangkan tindakan yang kreatif.
7) Evaluasi setiap situasi. Pikirkan segala tindakan sebelum bertindak agar bisa di
dapatkan pemecah masalah yang baik.
8) Lihat sisi positifnya. Kegagalan memang merupakan pengalaman yang
menyakitkan.
9) Tapi daripada memikirkan kerugian yang kita alami, lebih baik fokuskan pada
apa yang telah kita pelajari.
10) Bertanggung jawab. Jangan salah kan orang lain jika gagal,tapi perhatikan
baik-baik masalah nya dan cobalah memahaminya. Tanyakan pada diri sendiri
bagaimana mengatasinya?
11) Pelihara selera humor dan tertawa memang tidak segera memecahkan masalah,
tetapi akan membantu kita melihat masalah secara perspektif. Hal itu bagaikan
cahaya dalam kegelapan.
12) Ingatlah bahwa kegagalan adalah guru yang paling berharga kita bisa belajar
tentang bagaimana kita bisa gagal dan bagaimana kita mengatasi sebuah
kegagalan
F. PENATALAKSANAAN MEDIS
a. Psikofarmaka
Terapi dengan obat-obatan sehingga dapat meminimalkan gangguan
keputusasaan.

b. Psikoterapi
adalah terapi kejiwaan yang harus diberikan apabila penderita telah diberikan
terapi psikofarmaka dan telah mencapai tahapan di mana kemampuan menilai
realitas sudah kembali pulih dan pemahaman diri sudah baik. Psikoterapi ini
bermacam-macam bentuknya antara lain psikoterapi suportif dimaksudkan untuk
memberikan dorongan, semangat dan motivasi agar penderita tidak merasa putus
asa dan semangat juangnya.
Psikoterapi Re-eduktif dimaksudkan untuk memberikan pendidikan ulang
yang maksudnya memperbaiki kesalahan pendidikan di waktu lalu, psikoterapi
rekonstruktif dimaksudkan untuk memperbaiki kembali kepribadian yang telah
mengalami keretakan menjadi kepribadian utuh seperti semula sebelum sakit,
psikologi kognitif, dimaksudkan untuk memulihkan kembali fungsi kognitif (daya
pikir dan daya ingat) rasional sehingga penderita mampu membedakan nilai- nilai
moral etika. Mana yang baik dan buruk, mana yang boleh dan tidak, dan
sebagainya.
Psikoterapi perilaku dimaksudkan untuk memulihkan gangguan perilaku yang
terganggu menjadi perilaku yang mampu menyesuaikan diri, psikoterapi keluarga
dimaksudkan untuk memulihkan penderita dan keluarganya.
c. Terapi Psikososial
Dengan terapi ini dimaksudkan penderita agar mampu kembali beradaptasi
dengan lingkungan sosialnya dan mampu merawat diri, mampu mandiri tidak
tergantung pada orang lain sehingga tidak menjadi beban keluarga. Penderita
selama menjalani terapi psikososial ini hendaknya masih tetap mengkonsumsi obat
psikofarmaka.
d. Terapi Psikoreligius
Terapi keagamaan ternyata masih bermanfaat bagi penderita gangguan jiwa.
Dari penelitian didapatkan kenyataan secara umum komitmen agama berhubungan
dengan manfaatnya di bidang klinik. Terapi keagamaan ini berupa kegiatan ritual
keagamaan seperti sembahyang, berdoa, mamanjatkan puji-pujian kepada Tuhan,
ceramah keagamaan, kajian kitab suci dan sebagainya.
e. Rehabilitasi
Program rehabilitasi penting dilakukan sebagi persiapan penempatan kembali
kekeluarga dan masyarakat. Program ini biasanya dilakukan di lembaga (institusi)
rehabilitasi misalnya di suatu rumah sakit jiwa. Dalam program rehabilitasi
dilakukan berbagai kegiatan antara lain: terapi kelompok, menjalankan ibadah
keagamaan bersama, kegiatan kesenian, terapi fisik berupa olah raga, keterampilan,
berbagai macam kursus, bercocok tanam, rekreasi, dsbnya. Pada umumnya program
rehabilitasi ini berlangsung antara 3-6 bulan. Secara berkala dilakukan evaluasi
paling sedikit dua kali yaitu evaluasi sebelum penderita mengikuti program
rehabilitasi dan evaluasi pada saat penderita akan dikembalikan ke keluarga dan ke
masyarakat
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Keputusasaan merupakan status emosional yang berkepanjangan dan bersifat
subyektif yang muncul saat individu tidak melihat adanya alternatif lain atau pilihan
pribadi untuk mengatasi masalah yang muncul atau untuk mencapai apa yang diiginkan
serta tidak dapat mengerahkan energinya untuk mencapai tujuan yang ditetapkan.
(carpenito, 563).

Beberapa faktor penyebab orang mengalami keputusasaan yaitu: Faktor kehilangan,


Kegagalan yang terus menerus, Faktor Lingkungan, Orang terdekat ( keluarga), Status
kesehatan ( penyakit yang diderita dan dapat mengancam jiwa), Adanya tekanan hidup,
Kurangnya iman. Akibat yang dapat ditimbulkan dari terjadinya keputusasaan yaitu: Stres,
Depresi, Sakit, Pola hidup yang tidak teratur,Letih, lesu, lemah; disebabkan karena faktor
psikis, Hilang kesempatan yang ada, karena ketika kesempatan itu datang ia sibuk dengan
rasa putus asa yang ada, Trauma; tidak lagi memiliki keberanian dan kemampuan untuk
melakukan hal yang sama karena takut akan mengalami rasa putus asa untuk yang kedua
kalinya dan Kematian; beberapa mengakhiri hidup dengan cara bunuh diri dan tidak hanya
karena sakit yang berkepanjangan namun juga karena faktor psikis yang berlebihan.
Penatalaksanaan medis dari keputusasaan adalah Psikofarmaka, Psikoterapi, Terapi
Psikososial, Terapi Psikoreligius dan Rehabilitasi.
B. SARAN
1) Bagi seorang perawat perlu memperhatikan kondisi klien secara komprehensif, tidak
hanya fisik tetapi semua aspek manusia sebagai satu kesatuan yang utuh yang meliputi
biopsikososialkultural.
2) Bagi mahasiswa diharapkan dapat makin memperbanyak pengetahuan dari berbagai
referensi tentang Asuhan keperawatan Pada pasien dengan keputusasaan.
3) Bagi dunia keperawatan diharapkan berperan serta dalam peningkatan kualitas perawat
dengan cara menyediakan akses yang mudah bagi perawat untuk memperoleh ilmu
pengetahuan yang sesuai dengan perkembangan untuk mengatasi masalah pada pasien
dengan keputusasaan.
DAFTAR PUSTAKA

Lynda Juall Carpenito, DIAGNOSIS KEPERAWATAN Aplikasi Pada Praktik klinis ed.
9, buku kedokteran EGC, Jakarta

NANDA NIC-NOC. Gex Ira, SEMINAR JIWA 1 Asuhan Keperawatan Pada Pasien
Dengan Keputusasaan, id.scribd.com

Anda mungkin juga menyukai