Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

ASUHAK KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN KEPUTUSASAAN

Di susun oleh :
Indah Nur Jannah (00118015)
Novita Rahmayanti (00118013)
Keny Aria Nanda (00118002)
Zulfa linda Harliansyah (00118007)

Dosen Pengampu : Ns. Mira Agusthia, M.kep

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN AWAL BROS BATAM
TAHUN AKADEMIK 2018/2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan laporan ini yang
berjudul “Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Keputusasaan”

Kami sangat berharap dengan adanya makalah ini dapat memberikan


manfaat dan edukasi mengenai Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan
Keputusasaan

Dalam pembuatan laporan ini kami menyadari masih banyak


ketidaksempurnaan dalam penyusunan. Oleh karena itu diharapkan kritik maupun
saran yang bersifat membangun untuk penyempurnaan makalah ini.

Demikian yang dapat kami sampaikan, semoga makalah ini dapat


dimengerti. kami pun memohon maaf yang sebesar-besarnya apabila dalam
makalah ini terdapat perkataan yang tidak berkenan di hati.

Batam, 11 Maret 2020

Penyusun
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI......................................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.........................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah....................................................................................................................2
1.3 Tujuan.......................................................................................................................................2
BAB II TINJAUAN TEORI..............................................................................................................3
2.1 Definisi......................................................................................................................................3
2.2 Faktor Penyebab......................................................................................................................3
2.3 Tanda Dan Gejala....................................................................................................................3
2.4 Penatalaksanaan Medis...........................................................................................................5
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN.............................................................................................8
3.1 Pengkajian................................................................................................................................8
BAB IV PENUTUP..........................................................................................................................13
4.1 Kesimpulan.............................................................................................................................13
4.2 Saran.......................................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................................14
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Keputusasaan menggambarkan individu yang tidak melihat adanya


kemungkinan untuk memperbaiki hidupnya dan bersih keras mengatakan bahwa
tidak ada seorangpun yang dapat membantunya.

Keputusasaan berbeda dengan ketidakberdayaan, orang yang putus asa


tidakmelihat adanya solusi permasalahannya atau tidak menemukan cara untuk
mencapai apa yang diinginkannya. Sebaliknya orang yang tidak berdaya masih
dapat menemukan alternative atau untuk masalah tersebut, tetapi tidak mampu
melakukan sesuatu untuk mewujudkannya karena urangnya control dan sumber
yang tersedia.

Perasaan tidak berdaya yang tidak kunjung hilang dapat menimbulkan


keputusasaan. Keputusasaan biasanya terkait dengan duka cita, depresi, dan
keinginan untuk bunuh diri.

Setiap orang pernah mengalami keputusasaan dalam hidupnya. Hal ini


muncul dalam berbagai bentuk dan merupakan jenis perasaan yang lebih sering
dan lebih umum dirasakan dari pada di laporkan.

Keputusasaan sering terlihat pada mereka yang cenderung kaku dan tidak
fleksibel baik dalam pikiran, perasaan maupun perilaku.

Keputusasaan adalah keadaan dimana seseorang atau individu tidak ampu


memandang kehidupannya kearah yang lebih baik dan cenderung putus asa akan
segala kemampuannya, dan kebanyakan unkapan klien mengarah ke situasi
kehidupan tanpa harapan dan terasa hampa.

Dari semua cobaan dan kesulitan yang kita alami di dalam hidup, mungkin
yang paling bahaya ialah keputusasaan. Terkadang pengalaman keputusasaan ini
dinamakan malam yang gelap dalam jiwa kita. Bila mengalami keputusasaan kita
seperti merasa bahwa semua jenis terang sirnah dan pergi, lalu kita sendiri sedang
berdiri didalam kegelapan. Barangkali dapat menjadi satu penghiburan kecil kalau

1
masing-masing dari kita menyadari dan mengakui bahwa setiap orang mengalami
keputusasaan pada waktu dan tempat tertentu dalam hidup, tanpa kecuali.

1.2 Rumusan Masalah

Bagaimana memahami dan mengenali secara teoritis dan asuhan keperawatan


pada pasien dengan keputusasaan ?

1.3 Tujuan

a. Tujuan umum
Mahasiswa keperawatan mampu memahami tentang asuhan keperawatan
pada pasien konsep keputusasaan.
b. Tujuan Khusus
1. Mahasiswa mampu menjelaskan pengertian keputusasaan
2. Mahasiswa mampu menyebutkan penyebab keputusasaan
3. Mahasiswa mampu menyebutkan tanda dan gejala yang ada pada pasien
dengan keputusasaan
4. Mahasiswa mampu menyebutkan penatalaksanaan medis pada pasien
dengan konsep keputusasaan
5. Mahasiswa mampu membuat asuhan keperawatan pada pasien dengan
konsep keputusasaan.

2
BAB II
TINJAUAN TEORI

2.1 Definisi

Keputusasaan merupakan keadaan subjektif seorang individu yang melihat


keterbatasan atau tidak ada alternatif atau pilihan pribadi yang tersedia dan
tidak dapat memobilisasi energy yang dimilikinya (NANDA, 2005)

Keputusasaan adalah keadaan emosial ketika individu merasa


kehidupannya terlalu berat untuk dijalani (dengan kata lain mustahil).
Keputusasaan berkaitan dengan kehilangan harapan, ketidakmampuan,
keraguan, duka cita, apati, kesedihan, depresi dan bunuh diri (Cotton dan
Range,1996)

Keputusasaan merupakan status emosional yang berkepanjangan dan


bersifat subyektif yang muncul saat individu tidak melihat adanya alternatif
lain atau pilihan pribadi untuk mengatasi masalah yang muncul atau untuk
mencapai apa yang di inginkan serta tidak dapat mengerahkan energinya
untuk mencapai tujuan yang ditetapkan(Carpenito, 563).

2.2 Faktor Penyebab

Beberapa faktor orang mengalami keputusasaan yaitu :


 Faktor kehilangan
 Kegagalan terus menerus
 Faktor lingkungan
 Orang terdekat (keluarga)
 Status kesehatan (penyakit yang diderita dan dapat mengancam jiwa)
 Adanya tekanan hidup
 Kurangnya iman

2.3 Tanda Dan Gejala

a. Mayor (harus ada)

3
Mengungkapkan atau mengekspresikan sikap apatis yang mendalam,
berlebihan, dan berkepanjangan dalam merespon situasi yang dirasakan
sebagai hal yang mustahil isyarat verbal tentang kesedihan.
1) Fisiologis :
 Respon terhadap stimulus melambat
 Tidak ada energi
 Tidur bertambah
2) Emosional :
 Individu yang putus asa sering kali kesulitan mengungkapkan
perasaannya tapi dapat merasakan
 Tidak mampu memperoleh nasib baik, keberuntungan dan
pertolongan tuhan
 Tidak memiliki makna dan tujuan dalam hidup
 Hampa dan letih
 Perasaan kehilangan dan tidak memiliki apa apa
 Tidak berdaya, tidak mampu dan terperangkap
3) Individu memperlihatkan :
 Sikap pasif dan kurangnya keterlibatan dalam keperawatan
 Kurangnya ambisi,inisiatif serta minat
 Ketidakmampuan mencapai sesuatu
 Hubungan interpersonal yang terganggu
 Proses pikir yang lambatKurangnya tanggung jawab terhadap
keputusan dan kehidupannya sendiri
4) Kognitif :
 Penurunan kemampuan untuk memecahkan masalah dan
kemampuan membuat keputusan
 Mengurusi masalah yang telah lalu dan yang akan datang
bukan yang dihadapi saat ini
 Kaku (memikirkan semuanya atau tidak sama sekali)
 Tidak dapat mengidentifikasi atau mencapai target dan tujuan
yang ditetapkan
 Adanya pikiran untuk membunuh diri

4
b. Minor (mungkin ada)
1. Fisiologis :
 Anoreksia
 BB menurun
2. Emosional :
 Individu merasa putus asa terhadap diri sendiri maupun orang lain
 Tegang
 Muak (merasa ia tidak bisa)
 Rapuh
3. Individu memperlihatkan :
 Kontak mata yang kurang mengalihkan pandangan dari
pembicara
 Penurunan motivasi
 Keluh kesah
 Kemunduran
 Sikap pasrah
 Depresi
4. Kognitif :
 Ketidakmampuan berkomunikasi secara efektif
 Bingung
 Distorsi proses pikiran dan asosiasi

2.4 Penatalaksanaan Medis

a) Psikofarmaka
Terapi dengan obat obatan sehingga dapat meminimalkan keputusasaan
b) Psikoterapi
Adalah terapi kejiwaan yang harus diberikan apabila penderita
telah diberikan terapi psikofarmaka dan telah mencapai tahapan dimana
kemampuan menilai realitas sudah pulih dan pemahaman diri sudah baik.
Psikoterapi ini bermacam macam bentuknya antara lain psikoterapi

5
suportif dimaksud untuk memberikan dorongan, semangan dan motivasi
agar penderita tidak merasa putus asa dan semangat juangnya
Psikoterapi Re-eduktif dimaksud untuk memberikan pendidikan
ulang yang maksd nya memperbaiki kesalahan pendidikan diwaktu lalu,
psikoterapi rekonstriktif dimaksd kan untuk memperbaiki kepribadian
yang telah mengalami keretakan menjadi keperibadian utuh seperti semula
sebelum sakit, psikoterapi kognitif, dimaksdkan untuk memuluhkan
kembali fingsi kognitif (daya piker dan daya ingat ) rasional sehingga
penderita mampu membedakan nilai-nilai moral etika, mama yang baik
mana yang buruk, mana yang boleh mana yang tidak boleh
Psikoterapi perilaku dimaksudkan untuk memulihkan ganggian
priaku yang terganggu menjadi prilaku yang mampu menyesuaikan diri,
psikoterapi keluarga dimaksd kan untuk memulihkan penderita dan
keluarganya
c) Terapi Psikososial
Dengan terapi ini dimaksudkan penderita agar kembali
berpartisipasi dengan lingkungan socialnya dan mampu merawat diri
sendiri, mampu mandiri tidak tidak tergantung pada orang lain sehingga
tidak menjadi beban keluarga. Penderita selama menjalani terapi psikosial
ini hendaknya masih tetap mengkonsumsi obat psikofarmaka
d) Terapi Psikoreligius
Terapi keagamaan ternyata masih bermanfaat penderita gangguan
jiwa. Dan dari penelitian didapatkan kenyataan secara umum komitmen
agama berhubungan dengan ,amfaat dibidang klinik, terapi keagaan ini
berupa kegiatan ritual keagamaan sepertisembahyang , berdoa,
memanjatkan puji-pujian kepada tuhan, ceramah keagamaan, kajian kitab
suci dsb.
e) Rehabilitasi
Program rehabilitasi penting dilakukan sebagai persiapan
pemantapan kembali kekeluarga dan masyarakat. Program ini biasanya
dilakukan dilembaga (institusi)rehabilitasi misalnya disuatu rumah sakit
jiwa dalam program rehabilitasi dilakukan berbagai kegiatan antara lain:

6
terapi kelompok, menjalankan ibadah keagamaan bersama, kegiatan
kesenian, terapi fisik berupa olah raga, terampilan, berbagai macam
khursus, bercocok tanam, rekseasi, dsb.
Pada umumnya program rehabilitasi ini berlangsung selama 3 – 6 bulan.
Secara berkala dilakukan evaluasi yang paling sedikit dua kali yaitu
evaluasi sebelum penderita mengikuti program rehabilitasi dan evaluasi
pada saat si penderoita akan dikembalikan ke keluarga dan kemasyarakat.

7
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN

3.1 Pengkajian

1. Identitas Klien
Identitas klien meliputi, nama, umur, agama, jenis kelamin,
pendidikan, tanggal masuk rumah sakit, tanggal pengkajian, No register,
dan dignosa medis.
2. Keluhan Utama

Pengkajian meliputi upaya mengamati dan mendengarkan isi hati


klien: apa yang dipikirkan, dikatakan, dirasakan, dan diperhatikan melalui
perilaku.
Beberapa percakapan yang merupakan bagian pengkajian agar
mengetahui apa yang mereka pikir dan rasakan adalah :
a.    Persepsi yang adekuat tentang rasa keputusasaan
b.    Dukungan yang adekuat ketika putus asa terhadap suatu masalah
c.    Perilaku koping yang adekuat selama proses
3. Faktor Predisposisi
Faktor predisposisi yang mempengaruhi rentang respon keputusasaan
adalah:
a.    Faktor Genetic : Individu yang dilahirkan dan dibesarkan di dalam
keluarga yang mempunyai riwayat depresi akan sulit mengembangkan
sikap optimis dalam menghadapi suatu permasalahan
b.    Kesehatan Jasmani : Individu dengan keadaan fisik sehat, pola hidup
yang teratur, cenderung mempunyai kemampuan mengatasi stress yang
lebih tinggi dibandingkan dengan individu yang mengalami gangguan fisik
c.    Kesehatan Mental : Individu yang mengalami gangguan jiwa terutama
yang mempunyai riwayat depresi yang ditandai dengan perasaan tidak
berdaya pesimis, selalu dibayangi oleh masa depan yang suram, biasanya
sangat peka dalam menghadapi situasi masalah dan mengalami
keputusasaan.
d.   Struktur Kepribadian

8
   Individu dengan konsep yang negatif, perasaan rendah diri akan
menyebabkan rasa percaya diri yang rendah yang tidak objektif terhadap
stress yang dihadapi.
4. Faktor Prespitasi
Ada beberapa stressor yang dapat menimbulkan perasaan keputusasaan
adalah:
1.    Faktor kehilangan
2.    Kegagalan yang terus menerus
3.    Faktor Lingkungan
4.    Orang terdekat ( keluarga )
5.    Status kesehatan ( penyakit yang diderita dan dapat mengancam jiwa)
6.    Adanya tekanan hidup
7.    Kurangnya iman
5. Faktor Emosional
 Mayor (harus ada):
1.    individu yang putus asa sering sekali kesulitan mengungkapkan
perasaannya tapi dapat merasakan
2.    tidak mampu memperoleh nasib baik, keberuntungan dan pertolongan
tuhan
3.    tidak memiliki makna atau tujuan dalam hidup
4.    hampa dan letih
5.    perasaan kehilangan dan tidak memiliki apa-apa
6.    tidak berdaya,tidak mampu dan terperangkap.
 Minor (mungkin ada)
1.    Individu marasa  putus asa terhadap diri sendiri dan orang lain
2.    Merasa berada diujung tanduk
3.    Tegang
4.    Muak ( merasa ia tidak bisa)
5.    Kehilangan kepuasan terhadap peran dan hubungan yang ia jalani
6.    Rapuh
6. Respon Kognitif
 Mayor ( harus ada)

9
1.    Penurunan kemampuan untuk memecahkan masalah dan kemampuan
membuat keputusan
2.    Mengurusi masalah yang telah lalu dan yang akan datang bukan
masalah yang dihadapi saat ini
3.    Penurunan fleksibilitas dalam proses pikir
4.    Kaku ( memikirkan semuanya atau tidak sama sekali )
5.    Tidak punya kemampuan berimagenasi atau berharap
6.    Tidak dapat mengidentifikasi atau mencapai target dan tujuan yang
ditetapkan
7.    Tidak dapat membuat perencanaan, mengatur serta membuat keputusan
8.    Tidak dapat mengenali sumber harapan
9.    Adanya pikiran untuk membunuh diri.
 Minor (mungkin ada)
1.    Penuruna kemampuan untuk menyatukan informasi yang diterima
2.    Hilangnya persepsi waktu tentang mas lalu , masa sekarang , masa
datang
3.    Bingung
4.    Ketidakmampuan berkomunikasi secara efektif
5.    Distorsi proses pikir dan asosiasi
6.    Penilaian yang tidak logis
7. Rencana Keperawatan

NO DIAGNOSA TINDAKAN RASIONAL

1 Defisit Perawatan  PASIEN  PASIEN


Diri 1. Menjelaskan 1. Mengetahui pentingnya
pentingnya kebersihan kebersihan diri
diri 2. Mengetahui cara
2. Menjelaskan cara menjaga kebersihan diri
menjaga kebersihan diri 3. Agar pasien mengetahui
3. Membantu pasien cara menjaga
mempraktekkan cara kebersihan
menjaga kebersihan diri 4. Membantu pasien

10
4. Menganjurkan pasien memasukkan dalam
memasukkan dalam jadwal harian
jadwal kegiatan harian  KELUARGA
 KELUARGA 1. Mengetahui masalah
1. Mendiskusikan masalah yang dirasakan keluarga
yang dirasakan keluarga dalam merawat pasien
dalam merawat 2. Membantu keluarga
2. Menjelaskan dalam mengenali tanda
pengertian, tanda dan dan gejala DPD
gejala, dan deficit 3. Membantu keluarga
perawatan diri pasien cara merawat
3. Menjelaskan cara pasien
merawat pasien dengan
DPD

2 Isolasi Sosial  PASIEN  PASIEN


1. Mengidentifikasi 1. Mengetahui penyebab
1
penyebab isolasi sosial terjadinya isos
dengan pasien 2. Agar pasien mau
2. Diskusikan dengan membuka diri dengan
pasien tentang lingkungan dan orang
keuntungan berinteraksi orang di sekitar pasien
degan orang lain 3. Agar pasien tidak
3. Diskusikan dengan merasa sendiri
pasien tentang kerugian 4. Mempermudah pasien
tidak berinteraksi untuk komunikasi
dengan orang lain dengan lingkungan
4. Mengajarkan pasien sekitar
cara berkenalan dengan 5. Membantu pasien
satu orang memasukkan jadwal ke
5. Manganjurkan pasien dalam kegiatan.
memasukkan kegiatan
latihan berbincang-  KELUARGA
bincang dengan orang 1. Untuk mengetahui
lain dalam kegiatan masalah yang dirasakan
harian. keluarga saat merawat

11
 KELUARGA pasien
1. Mendiskusikan masalah 2. Membantu keluarga
yang dirasakan keuarga dalam memahami tanda
dalam merawat pasien dan gejala
2. Menjelaskan 3. Untuk mengetahui cara
pengertian, tanda dan merawat pasien dengan
gejala isos
3. Menjelaskan cara
merawat pasien
3 RBD  PASIEN  PASIEN
1. Mengidentifikasi benda 1. Mengetahui benda-
benda yang dapat benda yang dapat
membahayakan pasien membahayakan pasien
2. Mengamankan benda- 2. Menjauhkan benda-
benda yang dapat benda yang dapat
membahayakan pasien membahayakan pasien
3. Mengajarkan cara 3. Membantu pasien dalam
mengendalikan mengendalikan
dorongan bunuh diri dorongan untuk bunuh
4. Melatih cara diri
mengendalikan 4. Mambantu pasien dalam
dorongan bunuh diri
mengendalikan
 KELUARGA
keinginan untuk bunuh
1. Mendiskusikan masalah
diri
yang dirasakan keluarga
 KELUARGA
dalam merawat pasien
1. Agar perawat
2. Menjelaskan mengetahui masalah
pengertian, tanda dan yang dirasakan keluarga
dalam merawat pasien
gejala resiko bunuh diri
2. Membantu keluarga
dan jenis perilaku dalam mengenali tanda
bunuh diri serta proses dan gejala serta proses
terjadinya pada pasien terjadinya RBD
3. Membantu keluarga
3. Menjelaskan cara
pasien cara merawat
merawat pasien dengan pasien dengan resiko
resiko bunuh diri bunuh diri

12
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Keputusasaan merupakan keadaan subjektif seorang individu yang melihat


keterbatasan atau tidak ada alternatif atau pilihan yang tersedia dan tidak
dapat memobilisasi energy yang dimilikinya (NANDA, 2005).
Keputusasaan menggambarkan indivicu yag tidak melihat adanya
kemungkinan untuk memperbaiki hidupnya dan bersih keras mengatakan
bahwa tidak ada seorangpun yang dapat membelinya.
Keputusasaan berbeda dengan ketidakberdayaan, orang yang putus asa
tidak melihat adanya solusi untuk permasalahannya atau tidak menemukan
cara untuk mencapai apa yang diinginkannya. Sebaliknya orang yang tidak
berdaya masih dapat menemukan alternatif atau masalah tersebut, tetapi tidak
mampu melakukan sesuatu untuk mewujudkannya karena kurangnya kontrol
dan sumber yang tersedia.
4.2 Saran

1. Bagi seorang perawat perlu memperhatikan kondisi secara komprehensif,


tidak hanya fisik tetapi semua aspek manusia sebagai satu kesatuan yang
utuh yang meliputi biopsikososialkultural.
2. Bagi mahasiswa diharapkan dapat makin memperbanyak pengetahuan dari
berbagai referensi tentang Asuhan Keperawatan Pada pasien dengan
keputusasaan.
3. Bagi dunia keperawatan diharapkan berperan serta dalam peningkatan
kualitas perawat dengan cara menyediakan akses yang mudah bagi
perawat untuk memperoleh ilmu pengetahuan yang sesuai dengan
perkembangan utuk mengatasi masalah pada pasien dengan keputusasaan.

13
DAFTAR PUSTAKA

 Keliat, B. A., &Akemat.(2010). Model praktek keperawatan jiwa.


Jakarta:Penerbit Buku Kedokteran EGC
 Stuard, G. W. (2013), Principles and Practie Of Psyhiatric Nursing (9
ed.). Missouri: Mosby, inc.

14

Anda mungkin juga menyukai