Anda di halaman 1dari 16

Asuhan Keperawatan Pada Klien dengan Gangguan

Keputusasaan

MAKALAH

Disusun untuk memenuhi tugas mata ajar Keperawatan Jiwa II

Dosen: Woro Rahmanishati, S.Pd.,S.Kep.,M.Kes

OLEH
(Kelompok 2)
1. Abdul Rahman Salis (C1AA18002)
2. Asep Ega Muharam (C1AA18022)
3. Dita Purnamasari (C1AA18034)
4. M. Iqbal (C1AA18063)
5. Meske Aulia Mutiara (C1AA18068)
6. Nurul Novtiana Sabilah (C1AA18086)

KELAS 3 B
PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGIL IMU KESEHATAN SUKABUMI
2021
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang,
kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat Nya, yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah dan inayahnya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah mata kuliah Keperawatan Jiwa II ini.

Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi
dalam pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Meskipun
demikian kami berharap bahwa makalah ini dapat memberikan dalam mempermudah
pelaksanaan pelaksanaan dalam proses belajar mengajar di dalam kelas.

Akhir kata kami berharap semoga makalah mata kuliah Keperawatan Jiwa II ini
dapat memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap teman teman sekalian.

Wassalamualaikum Wr.Wb
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
BAB I : PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 2
C. Tujuan Penulisan 2
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA 3
A. Definisi 3
B. Faktor Penyebab 3
C. Karakteristik 4
D. Manifestasi Klinis Keputusasaan 4

BAB III : PROSES KEPERAWATAN 8


Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Keputusasaan 8
BAB IV : PENUTUP 11
A. Kesimpulan 11
B. Saran 11
DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Menurut Herdman & Kamitsuru (2014), keputusasaan adalah pernyataan

subjektif individu dimana seorang individu melihat keterbatasan atau tidak ada

alternatif maupun pilihan pribadi yang tersedia dan tidak dapat memobilisasi

energi atau masalahnya sendiri yang ditandai dengan perubahan pola tidur,

penurunan afek, nafsu makan, kontak mata berkurang, inisiatif dan respon

stimulus akibat stres kronis, menjauhi lawan bicara, pasif, menarik diri,

mengangkat bahu dan mengatakan “tidak bisa”, banyak mengeluh (Astri, 2018).

Ketika individu mengalami keputusasaan ia melihat keterbatasan pada

dirinya atau tidak ada alternatif bagi dirinya ataupun merasa pilihan pilihan yang

tersedia sudah tidak ada dan tidak dapat memobilisasi energi atau masalahnya

secara mandiri lagi (NANDA, 2011).

Keputusasaan tersebut dapat disebabkan oleh beberapa faktor seperti

pengabaian, kondisi fisik yang menurun, kehilangan keyakinan dalam nilai,

pembatasan aktivitas dalam waktu lama yang menyebabkan isolasi, serta

kurangnya dukungan sosial (Wilkindon, 2009; Astri, 2018).

Apabila tidak segera ditangani, masalah psikososial keputusasaan

cenderung dapat berdampak pada perburukan kondisi fisik klien dan merupakan
salah satu masalah keperawatan yang unik. Selain itu, perawat sebagai tenaga

kesehatan harus memperhatikan kondisi klien secara komprehensif baik secara

fisik, sosial, spiritual, budaya dan kondisi psikososial (Julyarni, 2016).

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, rumusan masalah yang terdapat

dalam makalah ini adalah “Bagaimana Asuhan Keperawatan Pada Klien dengan

Gangguan Keputusasaan?”

C. Tujuan Penulisan

Tujuan dalam pembuatan makalah ini yaitu untuk mengetahui tentang

Asuhan Keperawatan Pada Klien dengan Gangguan Keputusasaan.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi

Keputusasaan merupakan keadaan subjektif seorang individu yang


melihat keterbatasan atau tidak ada alternatif atau pilhan pribadi yang tersedia
dan tidak dapat memobilisasi energy yang dimilikinya (NANDA, 2005).
Keputusasaan adalah keadaan emosional ketika individu merasa bahwa
kehidupannya terlalu berat untuk dijalani ( dengan kata lain mustahil ).
Seseorang yang tidak memiliki harapan tidak melihat adanya kemungkinan untuk
memperbaiki kehidupannya dan tidak menemukan solusi untuk
permasalahannya, dan ia percaya bahwa baik dirinya atau siapapun tidak akan
bisa membantunya.
Keputusasaan berkaitan dengan kehilangan harapan, ketidakmampuan ,
keraguan .duka cita , apati , kesedihan , depresi , dan bunuh diri. ( Cotton dan
Range, 1996 )
Menurut (Pharris, Resnick ,dan ABlum, 1997),mengemukakan bahwa
keputusasaan merupakan kondisi yang dapat menguras energi.
Keputusasaan merupakan status emosional yang berkepanjangan dan
bersifat subyektif yang muncul saat individu tidak melihat adanya alternatif lain
atau pilihan pribadi untuk mengatasi masalah yang muncul atau untuk mencapai
apa yang diiginkan serta tidak dapat mengerahkan energinya untuk mencapai
tujuan yang ditetapkan . (carpenito, 563).

B. Faktor Penyebab

Beberapa faktor penyebab orang mengalami keputusasaan yaitu :


a. Faktor kehilangan
b. Kegagalan yang terus menerus
c. Faktor Lingkungan
d. Orang terdekat ( keluarga )
e. Status kesehatan ( penyakit yang diderita dan dapat mengancam jiwa)
f. Adanya tekanan hidup
g. Kurangnya iman

C. Karakteristik menurut NANDA (2012)

1. Menutup mata
2. Penurunan afek
3. Penurunan selera makan
4. Penurunan respons terhadap stimulus
5. Penurunan verbalisasi
6. Kurang inisiatif
7. Kurang keterlibatan dalam asuhan
8. Pasif
9. Mengangkat bahu sebagai respons terhadap orang yang mengajak bicara
10. Gangguan pola tidur
11. Meninggalkan orang yang mengajak bicara
12. Isyarat verbal (misalnya isi putus asa “saya tidak dapat”, menghela napas

D. Manifestasi Klinis Keputusasaan

a. Mayor ( harus ada)


Mengungkapkan atau mengekspresikan sikap apatis yang mendalam ,
berlebihan, dan berkepanjangan dalam merespon situasi yang dirasakan
sebagai hal yang mustahil isyarat verbal tentang kesedihan.
Contoh ungkapan :
1. “Lebih baik saya menyerah karena saya tidak mampu memperbaiki
keadaan.”
2. “Masa depan saya seolah suram.”
3. “Saya tidak dapat membayangkan masa depan saya 10 tahun kedepan.”
4. “Saya sadar, saya tidak pernah mendapatkan apa yang saya inginkan
sebelumnya.
5. “Rasanya saya tidak mungkin menggapai kepuasan dimasa yang akan
datang.”
1) Fisiologis :
 respon terhadap stimulus melambat
 tidak ada energi
 tidur bertambah
2) emosional :
 individu yang putus asa sering sekali kesulitan mengungkapkan
perasaannya tapi dapat merasakan
 tidak mampu memperoleh nasib baik, keberuntungan dan
pertolongan tuhan
 tidak memiliki makna atau tujuan dalam hidup
 hampa dan letih
 perasaan kehilangan dan tidak memiliki apa-apa
 tidak berdaya,tidak mampu dan terperangkap.
3) Individu memperlihatkan :
 Sikap pasif dan kurangnya keterlibatan dalam perawatan
 Penurunan verbalisasi
 Penurunan afek
 Kurangnya ambisi,inisiatif,serta minat.
 Ketidakmampuan mencapai sesuatu
 Hubungan interpersonal yang terganggu
 Proses pikir yang lambat
 Kurangnya tanggung jawab terhadap keputusan dan
kehidupannya sendiri.
4) Kognitif :
 Penurunan kemampuan untuk memecahkan masalah dan
kemampuan membuat keputusan
 Mengurusi masalah yang telah lalu dan yang akan datang bukan
masalah yang dihadapi saat ini
 Penurunan fleksibilitas dalam proses pikir
 Kaku ( memikirkan semuanya atau tidak sama sekali )
 Tidak punya kemampuan berimagenasi atau berharap
 Tidak dapat mengidentifikasi atau mencapai target dan tujuan
yang ditetapkan
 Tidak dapat membuat perencanaan, mengatur serta membuat
keputusan
 Tidak dapat mengenali sumber harapan
 Adanya pikiran untuk membunuh diri.
b. Minor ( mungkin ada )
1) Fisiologis
 Anoreksia
 BB mmenurun
2) Emosional
 Individu marasa  putus asa terhadap diri sendiri dan orang lain
 Merasa berada diujung tanduk
 Tegang
 Muak ( merasa ia tidak bisa)
 Kehilangan kepuasan terhadap peran dan hubungan yang ia jalani
 Rapuh
3) Individu memperlihatkan
 Kontak mata yang kurang mengalihkan pandangan dari pembicara
 Penurunan motivasi
 Keluh kesah
 Kemunduran
 Sikap pasrah
 Depresi
4) Kognitif
 Penuruna kemampuan untuk menyatukan informasi yang diterima
 Hilangnya persepsi waktu tentang mas lalu , masa sekarang , masa
datang
 Bingung
 Ketidakmampuan berkomunikasi secara efektif
 Distorsi proses pikir dan asosiasi
 Penilaian yang tidak logis
BAB III

PROSES KEPERAWATAN

A. Pengkajian
1. Faktor Predisposisi
a. Faktor predisposisi pada klien dengan keputusasaan adalah faktor
biologis yaitu adanya penyakit infeksi yang kronis.
b. Faktor psikologis antara lain perasaan terbuang, kehilangan kepercayaan
pada kegiatan spiritual (Towsend, 2019).
c. Faktor sosial dan budaya adalah pembatasan aktivitas jangka panjang.
2. Faktor Presipitasi
a. Faktor presipitasi secara biologis
Riwayat keluarga menderita depresi, status nutrisi, ststus kesehatan secara
umum, pembatasan aktivitas jangka panjang ( stuuartd, 2011).
b. Faktor Psikologis.
Stres jangka panjang, retardasi mental, kemampuan komunikasi verbal
kurang, pengalaman masa lalu kurang menyenangkan dan konsep diri
kurang baik.
c. Faktor sosial budaya
 Adanya hambatan pelaksanaan interaksi sosial
 Kehilangan kepercayaan pada kekuatan spiritual
 Kehilangan kepercayaan pada nilai penting
 Kurang dukungan sosial
 Putus sekolah dan pemutusan hubungan kerja
3. Tanda dan Gejala
a. Data subyektif : persepsi klien yang tidak baik tentang dirinya orang lain
dan lingkungan , mengeluh pusing dan sakit kepala.
b. Data obyektif : kurang terlibat dalam asuhan keperawatan, pasif, kurang
nafsu makan, badan terlihat lesu penurunan berat badan atau peningkatan
berat badan.
4. Mekanisme Koping
a. Mekanisme koping yang konstrukstif
b. Melakukan perubahan perilaku yang menurunkan keputusasaan
c. Beradaptasi dengan lingkungannya
d. Membangun kepercayaan diri dan bersikap optimis
e. Memanfaatkan dukungan keluarga/orang terdekat ( Struart, 2011)
f. Fokus pada masalah
g. Mekanisme koping dektrukstif

B. Tindakan Keperawatan
1. Tujuan Tindakan Keperawatan
Klien mampu :
Klien menunjukan keputusasaan akan berkurang yang ditandai dengan
konsisten dalam membuat keputusan, adanya harapan. Keseimbangan mood,
status gizi yang adekuat, asupan makanan dan minuman yang adekuat, tidur
yang adekuat, dan mengungkapkan kepuasan dalam kualitas hidup.
2. Tindakan Keperawatan Untuk Pasien
a. Pantau afek dan kemampuan membuat keputusan
b. Pantau nutrisi ( asupan dan berat badan )
c. Kaji kebutuhan spiritual
d. Tentukan keadekuatan hubungan dan dukungan sosial lain
e. Bantu klien melakukan aktifitas positif
f. Dukung partisipasi aktif dalam aktifitas kelompok
g. Gali faktor yang berkontribusi terhadap perasaan keputusasaan dengan
pasien
h. Beri penguatan positif
i. Kaji dan dokumnetasikan kemungkinan bunuh diri
j. Jadwalkan waktu bersama pasien untuk memberikan kesempatan
menggali tindakan koping alternatif
k. Bantu klien untuk mengidnetifikasi area harapan dalam kehidupan
l. Demonstrasikan harapan dengan mengenalkan penilaian intrinsik dan
memandang penyakitnya hanya dari sudut pandang individu
m. Bantu pasien memperluas spiritual diri
n. Arahkan mengingat kembali kenangan
o. Hindari menutupi kebenaran
p. Libatkan pasien secara aktif untuk merawat dirinya
q. Dukung hubungan terapeutik dengan orang yang berarti
3. Strategi Pelaksanaan Tindakan
a. Fase orientasi (Salam terapeutik, evaluasi, validasi, kontrak, topik dan
Tujuan )
b. Fase kerja
c. Fase terminasi ( evaluasi subyektif, evaluasi obyektif, Rencana tindak
lanjut, kontrak yang akan datang)

C. Pendokumentasian
Pendokumentasian di buat dalam SOAP.
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Menurut Herdman & Kamitsuru (2014), keputusasaan adalah pernyataan

subjektif individu dimana seorang individu melihat keterbatasan atau tidak ada

alternatif maupun pilihan pribadi yang tersedia dan tidak dapat memobilisasi

energi atau masalahnya sendiri yang ditandai dengan perubahan pola tidur,

penurunan afek, nafsu makan, kontak mata berkurang, inisiatif dan respon

stimulus akibat stres kronis, menjauhi lawan bicara, pasif, menarik diri,

mengangkat bahu dan mengatakan “tidak bisa”, banyak mengeluh (Astri, 2018).

Ketika individu mengalami keputusasaan ia melihat keterbatasan pada dirinya

atau tidak ada alternatif bagi dirinya ataupun merasa pilihan pilihan yang

tersedia sudah tidak ada dan tidak dapat memobilisasi energi atau masalahnya

secara mandiri lagi (NANDA, 2011).

B. Saran

Sebagai mahasiswa keperawatan, hendaknya kita memahami dan

mempelajari banyak referensi terkait dengan asuhan keperawatan salah satunya

dengan masalah keputusasaan. Sehingga ketika menjadi perawat nanti, kita dapat
menjadi perawat yang melihat klien secara komprehensif, tidak hanya fisik

namun meliputi biopsikososialspiritual.


DAFTAR PUSTAKA

Astri, W S. 2018. Asuhan Keperawatan Jiwa Pada Ny. D dengan Keputusasaan dan

Manajemen Asuhan Terapi Aktivitas Kelompok Sosialisasi Sesi I (Kemampuan

Memperkenalkan Diri) di Kelurahan Parak Gadang Timur. Universitas

Andalas.

Carpenito, L J. Diagnosis Keperawatan Aplikasi Pada Praktik klinis ed. 9, buku

kedokteran EGC, Jakarta.

Julyarni. 2016. Asuhan Keperawatan Pada Klien dengan Keputusasaan yang

Mengalami Diabetes Mellitus. Karya Ilmiah Akhir Ners. Fakultas Ilmu

Keperawatan, Depok.

Nanda. 2011. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. EGC: Jakarta.

Tim Keperawatan Universitas Esa Unggul. Modul Keperawatan Jiwa I:

Keputusasaan. Universitas Esa Unggul, Jakarta.

www.scribd.id diakses pada tanggal 15 Maret 2021.

Anda mungkin juga menyukai