Disusun oleh :
Kelompok 6
Endi Sugani C1AA18038
Fataya Syailla C1AA18044
Meilani Dwi Nurani C1AA18066
Respani Fatimah C1AA18088
Riki Irawan C1AA18092
Siti Nabila F C1AA18106
Alena Jasunda C1AA17013
KELAS 3B
PRODI SARJANA KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SUKABUMI
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat dan
hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul
“Asuhan Keperawatan pada Klien Korban Human Trafficking, Child Abuse, dan
Domestic Violence” sebagai tugas mata kuliah Keperawatan Jiwa II.
Dalam pembuatan makalah ini penulis sangat menyadari bahwa masih banyak
terdapat kekurangan. Mudah-mudahan makalah yang kami buat ini bermanfaat dan
dapat menambah pengetahuan bagi para pembaca dan khususnya kami.
Penyusun
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR ISI......................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................
A. Latar Belakang..............................................................................................................
B. Rumusan Masalah.........................................................................................................
C. Tujuan...........................................................................................................................
D. Manfaat.........................................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................
BAB IV PENUTUP............................................................................................................
A. Kesimpulan...................................................................................................................
B. Saran.............................................................................................................................
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
C. Tujuan
Tujuan pada makalah ini, yaitu :
1. Untuk mengetahui konsep dasar mengenai human trafficking, child abuse,
dan domestic violence.
2. Untuk mengetahui asuhan keperawatan pada korban human trafficking, child
abuse, dan domestic violence.
D. Manfaat
Manfaat pada makalah ini, yaitu untuk memberikan informasi tentang
perlakuan salah mengenai human trafficking, child abuse dan domestic violence.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Tawaran kerja
Salah satu modus human trafficking yang sering dilakukan adalah
penawaran kerja ke luar pulau atau luar negeri dengan gaji tinggi. Pelaku
biasanya mendatangi rumah calon korbannya dan saat pemberangkatan juga
tanpa dilengkapi surat keterangan dari pemerintah desa setempat.
Cara tersebut dilakukan untuk menghilangkan kecurigaan sejumlah pihak,
termasuk memberi kemudahan kepada keluarga korban untuk dapat diterima
kerja tanpa harus mengurus sejumlah surat kelengkapan kerja di luar daerah
atau negeri. Dari pihak orang tua korban sudah tidak memperdulikan aturan
atau kelengkapan surat-surat kerja karena sudah termakan oleh bujukan pelaku.
2. Bius
Rayuan dan iming-iming pekerjaan bukan lagi menjadi modus yang
paling sering dilakukan dalam human trafficking, tetapi saat ini orang bisa
menjadi korban perdagangan manusia dengan kekerasan seperti dibius. Modus
ini menggunakan kekerasan, cara modus ini berawal dari penculikan terhadap
korban, kemudian pelaku membiusnya dengan suntikan ataupun dengan alat
yang lain yang digunakan untuk membius. Kemudian korban dibawa dan
dipertemukan dengan sang bos. Setelah itu korban diserahkan jaringan
lainnya untuk dibawa ke negara lain tanpa
membawa paspor untuk dipekerjakan secara paksa sebagai pekerja seks.
b. Disfungsi keluarga
Yaitu peran orang tua tidak berjalan sebagaimana seharusnya. Adanya
disfungsi peran ayah sebagai pemimpin keluarga dan peran ibu sebagai sosok
yang membimbing dan menyayangi.
c. Ekonomi
Yaitu kekerasan dapat timbul karena ekonomi, tertekannya kondisi
keluarga yang disebabkan karena adanya himpitan ekonomi adalah faktor
yang banyak terjadi.
d. Pandangan keliru terhadap posisi anak dalam keluarga
Latar belakang terjadinya child abuse dalam suatu keluarga sangat
beragam, misalnya ialah karena kondisi perekonomian keluarga yang sulit,
membuat tingkat stress yang tinggi dalam keluarga sehingga anak menjadi
tempat pelampiasan, atau dengan membiarkan anak dan tidak memenuh
kebutuhannya.
e. Budaya
Latar belakang budaya dapat menjadi pemicu terjadinya kekerasan
pada anak. Kekerasan yang dilakukan bertujuan agar anak menghormati orang
tua dan melakukan seluruh perkataan yang dikatakan oleh orang tua. Dalam
lingkungan budaya tersebut kekerasan yang dilakukan untuk mendidik anak
dianggap sebagai hal yang wajar.
Sedangkan menurut Kusumayati (2002), ada 3 faktor yang berperan
dalam terjadinya kekerasan fisik pada anak, yaitu : Karakteristik orang tua dan
keluarga, Karakterisitik anak yang beresiko tinggi Child Abuse, dan Beban
dari lingkungan.
c. Kekerasan seksual
Kekerasan seksual adalah segala tindakan seksual, upaya untuk
mendapatkan tindakan seksual, atau tindakan lain yang ditujukan terhadap
seksualitas seseorang dengan pemaksaan, oleh siapa pun tanpa memandang
hubungan antara pelaku dengan korban, di dalam setiap situasi (UU No 23
Tahun 2004). Setiap perbuatan yang berupa pemaksaan hubungan seksual,
pemaksaan hubungan dengan cara yang tidak wajar atau tidak disukai,
pemaksaan hubungan seksual dengan tujuan komersial atau tujuan tertentu
merupakan bentuk kekerasan dan memaksa selera seksual sendiri, tidak
memperhatikan kepuasan pihak istri (Sutrisminah, 2019).
Kekerasan seksual meliputi; 1). pemaksaan hubungan seksual yang
dilakukan terhadap orang yang menetap dalam lingkungan ruamh tangga
tersebut, dan 2). Pemaksaan hubungan seksual terhadap salah seorang dalam
ruang lingkup rumah tanggannya dengan tujuan komersial atau tujuan tertentu,
sehingga berdampak mengalami gangguan fungsi reproduksi, haid tidak
teratur, sering me
d. Kekerasan ekonomi
Berdasarkan Pasal 9 Ayat 2 UU No 23 Tahun 2004 tentang
Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga (PKDRT) Penelantaran
sebagaimana dimaksud adalah bagi setiap orang yang mengakibatkan
ketergantungan ekonomi dengan cara membatasi dan/atau melarang untuk
bekerja yang layak di dalam atau di luar rumah sehingga korban berada di
bawah kendali orang tersebut.
Kekerasan ekonomi merupakan tindakan seseorang yang
menelantarkan orang dalam ruang lingkup rumah tangganya, padahal menurut
hukum yang berlaku baginya atau karena persetujuan atau perjanjian ia wajib
memberikan kehidupan, perawatan, atau pemeliharaan kepada orang tersebut
contoh dari kekerasan jenis ini adalah tidak memberi nafkah istri, bahkan
menghabiskan uang istri (Sutrisminah, 2019).
Suatu bentuk pelecehan ketika satu pasangan intim atau kepala
keluarga memiliki kendali atas akses pasangannya ke sumber daya ekonomi,
yang mengurangi kapasitas korban untuk menghidupi diri sendiri dan
memaksa mereka untuk bergantung pada pelaku secara finansial (Adams et al.,
2011).
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KORBAN HUMAN TRAFFICKING,
CHILD ABUSE, DAN DOMESTIC VIOLENCE
2. Diagnosa Keperawatan
a. Ansietas
Ansietas adalah kekhawatiran yang tidak jelas dan menyebar, yang
berkaitan dengan perasaan tidak pasti dan tidak berdaya. Keadaan emosi
ini tidak memiliki objek yang spesifik. Ansietas di alami secara subjektif
dan dikomunikasikan secara interpersonal (Stuart & Laraia).
b. Harga diri rendah
Harga diri rendah merupakan perasaan tidak berharga, tidak berharga,
tidak berarti, rendah diri, yang menjadikan evaluasi negatif terhadap diri
sendiri dan kemampuan diri (Keliat, 2011).
c. Risiko trauma
3. Intervensi Keperawatan
Intervensi pada korban human trafficking, yaitu :
d. Integumen
- Lesi sirkulasi (biasanya kasus luka bakar karena rokok)
- Luka bakar pada kulit, memar, dan abrasi
- Adanya tanda-tanda gigitan manusia yang tidak dapat dijelaskan
- Bengkak
2. Diagnosa Keperawatan
a. Kerusakan pengasuhan b.d usia muda terutama remaja, kurang
pengetahuan mengenai pemenuhan kesehatan anak dan ketidakadekuatan
pengaturan perawatan anak.
b. Kapasitas adaptif : penurunan intracranial b.d cedera otak
c. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d
ketidakmampuan memasukkan, mencerna dan mengabsorpsi makanan
karena faktor psikologis.
3. Intervensi Keperawatan
a. DX 1 : Kerusakan pengasuhan b.d usia muda terutama remaja, kurang
pengetahuan mengenai pemenuhan kesehatan anak dan ketidakadekuatan
pengaturan perawatan anak.
NOC : setelah dilakukan asuhan keperawatan maka orang tua akan
menunjukkan disiplin yang konstruktif, mengidentifikasi cara yang efektif
untuk mengungkapkan marah atau frustasi yang tidak membahayakan
anak, berpartisipasi aktif dalam konseling atau kelas orang tua.
Intervensi :
- Dukung pengungkapan perasaan
- Bantu orang tua mengidentifikasi defisit atau perubahan menjadi
orang tua
- Berikan kesempatan interaksi yang sering untuk orang tua dan anak
- Keterampilan model peran menjadi orang tua
e. Aspek spiritual
Kepercayaan, nilai dan moral mempengaruhi hubungan individu dengan
lingkungan. Hal yang bertentangan dengan norma yang dimiliki dapat
menimbulkan kemarahan yang dimanifestasikan dengan amoral dan rasa
tidak berdosa. Dapat dikelompokan menjadi 2 macam yaitu :
1. Data objektif : yang ditemukan secara nyata. Didapatkan melalui
observasi atau pemeriksaan langsung oleh perawat
2. Data subjektif : disampaikan secara lisan oleh klien atau keluarga.
Diperoleh dari wawancara perawat kepada klien dan keluarga, disebut
dengan data sekunder.
3. Diagnosa Keperawatan
- Data objektif
1. Mata merah, wajah agak merah
2. Nada suara tinggi dan keras, bicara menguasai
3. Intervensi Keperawatan
a. Resiko mencedrai diri, orang lain dan lingkungan berhubungan dengan
prilaku kekerasan
- Tujuan umum : Klien tidak mencederai diri sendiri, orang lain dan
lingkungannya
- Tujuan khusus :
1. Klien dapat membina hubungan saling percaya.
Tindakan :
a. Bina hubungan saling percaya : salam terapeutik, empati, sebut
nama perawat dan jelaskan tujuan interaksi.
b. Panggil klien dengan nama panggilan yang disukai.
c. Bicara dengan sikap tenang, rileks dan tidak menantang.
d. Jelaskan tentang kontrak yang akan dibuat.
e. Beri rasa aman dan sikap empati.
f. Lakukan kontak singkat tapi sering.
2. Klien dapat mengidentifikasi penyebab perilaku kekerasan.
Tindakan :
a. Beri kesempatan mengungkapkan perasaan.
b. Bantu klien mengungkapkan perasaan jengkel / kesal.
c. Dengarkan ungkapan rasa marah dan perasaan bermusuhan klien
dengan sikap tenang.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Child abuse adalah semua bentuk perlakuan menyakitkan secara fisik atau
pun emosional, penyalahgunaan seksual, pelalaian, eksploitasi komersial atau
eksploitasi lain yang mengakibatkan cedera atau kerugian nyata ataupun
potensial terhadap kesehatan anak, kelangsungan hidup anak, tumbuh kembang
anak, ataupun martabat anak yang dilakukan dalam konteks hubungan tanggung
jawab, kepercayaan, atau kekuasaan.
B. Saran
Makalah ini disarankan dapat bermanfaat bagi pembaca umumnya, dan bagi
pembaca khususnya agar human trafficking, child abuse, dan domestic violence
bisa diminimalisir bahkan tidak ada lagi dan dapat melaksanakan intervensi
dengan tepat.
DAFTAR PUSTAKA
2012 . http://www.jurnalperempuan.com
Hergun Shinigami. 2013. Askep Anak dengan Child Abuse. (Online). Tersedia pada :
https://id.scribd.com/doc/175485413/Askep-Anak-Dengan-Child-Abuse
Maknun, Lu’luil. 2017. Kekerasan Terhadap Anak yang Dilakukan oleh Orang Tua
Peni, Tri. 2013. Kekerasan pada Anak (Child Abuse) di Pendidikan Anak Usia Dini
Widiastuti, Daisy. Rini, Sekartini. 2005. Deteksi Dini, Faktor Resiko, dan Dampak