Anda di halaman 1dari 31

ASUHAN KEPERAWATAN KEPERAWATAN KELUARGA

Makalah ini diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu tugas Mata Kuliah Keperawatan
Komunitas II

Dosen Pembimbing : Andri Nurmansyah, S.Kep, Ners, M.Kep

Disusun Oleh :

(191FK0302
Sinta Juliani (191FK03016) Sinta Anggraeni
2)
(191FK0302
Tyan Lasanova F.N (191FK03017) Farah Nabila N
3)
(191FK0302
Regi Bayu (191FK03018) Rianty Damayanti
4)
(191FK0302
Ellysa Amanda I (191FK03019) Maya Permatasari
7)
(191FK0302
Aldy Rifaldy P (191FK03020) Sari Damayanti
9)
(191FK0303
Mutia Kansha (191FK03021) ArianiSukmadiwanti
0)
Tika Sari Santika (191FK03031)
3A - Keperawatan (Kelompok b)

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN DAN PROFESI NERS


UNIVERSITAS BHAKTI KENCANA BANDUNG

2021

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
BAB II PEMBAHASAN

2.1 Konsep Remaja


A. Pengertian Remaja
Remaja adalah suatu masa dimana individu berkembang dari saat pertama kali
menunjukkan tanda-tanda seksual sekundernya sampai saat ia mencapai
kematangan sosial. Individu yang mengalami perkembangan psikologis dan
pola identifikasi dari anak-anak menjadi dewasa. Serta individu yang
mengalami peralihan dari ketergantungan menjadi keadaan yang relatif lebih
mandiri.
Remaja dapat didefinisikan melalui beberapa sudut pandang yaitu remaja
merupakan individu yang berusia 11-12 tahun sampai 20-21 tahun. Remaja
merupakan individu yang menglami perubahan pada penampilan fisik,
maupun perubahan psikologis. Remaja merupakan masa yang penting dalam
perjalanan kehidupan manusia. Masa remaja ini merupakan jembatan antara
masa kanakkanak yang bebas menuju masa dewasa yang menuntut tanggung
jawab (S, 2019).
B. Ciri-Ciri Remaja
a. Masa remaja sebagai periode penting
Perkembangan fisik yang cepat dan penting disertai dengan cepatnya
perkembangan mental yang cepat menimbulkan penyesuaian mental dan
membentuk sikap, nilai dan minat baru.
b. Masa remaja sebagai periode peralihan
Masa remaja merupakan peralihan dari masa kanak-kanak ke masa
dewasa, sehingga mereka harus meninggalkan segala sesuatu yang bersifat
kekanak-kanakan kemudian mempelajari pola perilaku dan sikap baru
untuk tumbuh menjadi dewasa.
c. Masa remaja sebagai periode perubahan
Perubahan-perubahan yang terjadi pada remaja antara lain adalah
meningginya emosi, perubahan tubuh, minat dan peran yang diharapkan,
berubahnya minat dan pola perilaku serta adanya sikap ambivalen
terhadap setiap perubahan. Adanya perubahan sikap dan prilaku selama
masa remaja sejajar dengan tingkat pertumbuhan fisik. Ketika perubahan
fisik berlangsung cepat, maka perubahan sikap dan prilakupun
berlangsung cepat, demikian juga sebaliknya. Inilah yang dimaksud
dengan masa remaja merupakan periode perubahan.
d. Masa remaja sebagai masa mencari identitas
Pada masa ini remaja mulai mendambakan identitas diri cenderung
menimbulkan suatu dilema yang menyebabkan krisis identitas. Pada saat
ini remaja berusaha untuk menunjukan siapa dirinya dan peranannya
dalam kehidupan masyarakat.
e. Masa Usia bermasalah
Masalah remaja sering menjadi persoalan yang sulit dipecahkan, baik oleh
anak laki-laki ataupun anak perempuan. Dalam hal ini ada dua alasan,
mengapa para remaja sangat sulit untuk menyelesaikan masalahnya. Pada
masa remaja, penyelesaian masalah sudah tidak lagi dibantu oleh orangtua
dan gurunya. Masalah yang dihadapi remaja akan diselesaikan secara
mandiri, mereka enggan menerima bantuan dari orangtua dan guru lagi.
f. Masa remaja sebagai usia yang menimbulkan ketakutan atau kesulitan
Timbulnya pandangan negatif terhadap remaja akan menimbulkan
stereotip yang mempengaruhi konsep diri dan sikap remaja terhadap
dirinya. Hal tersebut menjadikan remaja sulit untuk melakukan peralihan
menuju masa dewasa.
g. Masa remaja sebagai masa yang tidak realistic
Pada masa ini remaja cenderung memandang dirinya dan orang lain
sebagaimana yang diinginkan bukan sebagaimana adanya, lebih-lebih cita-
citanya. Hal tersebut memicu emosinya meninggi dan apabila
keinginannya tidak tercapai akan mudah marah. Semakin bertambahnya
pengalaman pribadi dan sosialnya serta kemampuan berfikir secara
rasional remaja dalam memandang diri dan orang lain, maka akan
semakin realistik.
h. Masa remaja sebagai ambang masa dewasa
Semakin mendekatnya usia kematangan yang sah, para remaja menjadi
gelisah untuk meninggalkan stereotip belasan tahun dan untuk
memberikan kesan bahwa mereka sudah hampir dewasa. Ternyata,
berpakaian dan berprilaku seperti orang dewasa belum cukup
mengukuhkan dirinya menjadi orang dewasa. Pada masa menginjak masa
dewasa, maka mereka mulai berperilaku sebagai status orang dewasa
seperti cara berpakaian, merokok, menggunakan obat-obatan yang dapat
memberikan citra seperti yang diinginkan (Sarwono, 2013).

2.2 Perubahan Fisik, Psikologis dan Sosial


A. Perubahan Fisik
Perubahan fisik dalam masa remaja merupakan hal yang sangat penting
dalam kesehatan reproduksi, karena pada masa ini terjadi pertumbuhan fisik
yang sangat cepat untuk mencapai kematangan, termasuk organ-organ
reproduksi sehingga mampu melaksanakan fungsi reproduksinya. Perubahan
yang terjadi yaitu :
1. Munculnya tanda-tanda seks primer; terjdi haid yang pertama (menarche)
pada remaja perempuan dan mimpi basah pada remaja laki-laki.
2. Munculnya tanda-tanda seks sekunder, yaitu :
a. Pada remaja laki-laki; tumbuhnya jakun, penis dan buah zakar
bertambah besar, terjadinya ereksi dan ejakulasi, suara bertambah
besar, dada lebih besar, badan berotot, tumbuh kumis diatas bibir,
cambang dan rambut di sekitar kemaluan dan ketiak.
b. Pada remaja perempuan; pinggul melebar, pertumbuhan rahim dan
vagina, tumbuh rambut di sekitar kemaluan dan ketiak, payudara
membesar.
B. Perubahan Psikologis
Selain perubahan fisik yang menonjol pada saat ini, anak-anak juga
akan mulai memiliki perubahan di bidang psikologis, tetapi tidak hanya di
bidang pribadi tetapi juga di bidang interpersonal..
Perubahan psikologis remaja pada kedua jenis kelamin cenderung pada
pembentukan identitas individu, setelah melalui proses sosialisasi yang
ekstrem dan keraguan, ketidakpastian atau keprihatinan eksistensial. Remaja
itu belajar mengatasi emosinya dengan cara dewasa, tetapi pertama-tama ia
terlibat dalam angin puyuh yang berubah-ubah.
Banyak remaja yang merasa tidak aman atau malu-malu, terombang-
ambing antara euforia dan depresi, dan menghadirkan tahap-tahap
pemberontakan yang bermasalah. Remaja seharusnya “menguji” berbagai
mode keanggotaan kelompok dan komunitas, yang seringkali menyiratkan
otoritas orangtua atau hukum keluarga yang bertentangan.
C. Perubahan Sosial
Perubahan sosial terjadi karena adanya penemuan-penemuan baru atau
juga modifikasi-modifikasi didalam masyarakat, yang dimana salah satunya
merupakan modifikasi dalam teknologi yang semakin berkembang sehingga
menciptakan adanya media sosial di kehidupan masyarakat khusunya para
remaja. Perubahan yang terjadi pada para pelajar ini mencakup : gaya
berkomunikasi atau interaksi, bahasa, gaya berpakaian, dan lainya, dimana ini
semua masuk kedalam pengaruh besar dalam keseharian para remaja tersebut.
1. Gaya berkomunikasi
Dulu jika kita ingin berbicara sesuatu atau hanya untuk bercerita kita
membutuhkan waktu untuk saling bertemu, namun setelah adanya media
sosial kita dapat berkomunikasi antara satu dan lainnya hanya melalui
Annisa Fitrah Nurrizka 34 fitur chatting melalui media sosial seperti
BBM, line, WA, dan lainnya. Banyak dari para remaja mengakui bahwa
mereka lebih senang berkomunikasi melalui media sosial karna dapat
menghemat waktu tanpa harus bertatap muka. Sehingga secara tidk
langsung hal ini telah merubah gaya kita berkomunikasi dan berinteraksi.
2. Perubahan bahasa
Walaupun tetap berbahasa Indonesia dalam kesehariannya, namun
tidak dapat dihindari adanya pemakaian bahasa asing dalam bermain
media sosial. Misalnya mereka mengupload sebuah foto namun
menuliskan sebuah deskripsi foto tersebut dengan menggunakan bahasa
Inggris, tidak jarang disaat bergaul pun mereka menggunakan bahasa
Inggris. Karena memang bahasa Inggris merupakan bahasa global, dan
menurut para remaja sekarang dirinya akan terlihat keren/gaul jika sedang
menggunakan bahasa Inggris. Selain itu media sosial jugalah yang telah
menciptakan bahasa-bahasa yang aneh yang disebut bahasa “alay”, seperti
misalnya semangat menjadi “cemungud” dan sebagainya. Akibat dari
faktor lingkungan dan globalisasi pula setiap generasi remaja khususnya
di kota Surakarta kebanyakan tidak mengerti dengan bahasa Jawa kromo
ataupun kromo inggil, bagi mereka tingkatan bahasa tersebut sulit untuk
dipahami sekarang ini. Tanpa disadari hal-hal tersebut terjadi diakibatkan
oleh pengaruh dari media sosial dan era globalisasi sekarang ini.
3. Perubahan pola Interaksi
Para remaja mengaku mereka dapat menggunakan internet untuk
membuka wawasan dan memperluas pergaulan dan pertemanan mereka.
Mereka mengakui tanpa bertatap muka dan berkenalan secara langsung
mereka dapat berteman dengan siapa saja dari mana saja dan dapat
menemui teman-teman baru di akunakun media sosial mereka. Namun
perlu diwaspadai karena dizaman sekarang ini begitu banyak terjadi
kejahatan didunia maya, sudah banyak yang menjadi korban pembunuhan,
penculikan, dan kejahatan lainnya akibat mengenal oranglain melalui
media sosial. Tentunya hal ini menjadi perhatian kita semua agar lebih
waspada untuk jangan mudah percaya kepada orang yang baru kita kenal
di media sosial.
4. Perubahan penampilan/fashion
Ada beberapa dari mereka yang bergaya dengan rambut mereka yang
dicat beraneka warna mengikuti kebudayaan Jurnal Analisa Sosiologi 5
(1) 35 barat yang mayoritas orang-orang disana adalah berambut pirang.
Bahkan berpakaian minim didepan umum, mengikuti style dari korea yang
banyak digandrungi oleh para remaja sekarang ini dan mengikuti gaya dari
para KPOP idola mereka. Sehingga tidak banyak remaja yang mau
melestarikan budaya bangsa dengan mengenakan pakaian yang sopan
sesuai dengan kepribadian bangsa. Bahkan banyak remaja yang juga malu
untuk memakai pakaian budaya kita seperti misalnya “Batik”, dalam
keseharian banyak anak muda yang tidak mau memakai batik karena
mungkin dianggap tidak modis, padahal batik merupakan ciri khas bangsa
indonesia.
5. Perubahan pola kebiasaan
Dengan perkembangan media sosial sekarang ini orang-orang tidak
hanya dapat berkomunikasi namun juga bertransaksi jual-beli, hingga hal
ini menimbulkan perubahan didalam bertransaksi. Dulu orang-orang ingin
berbelanja baju ataupun sepatu harus mendatangi toko/butik terlebih
dahulu namun sekarang hanya dengan media sosial orang-orang dapat
membeli barang. Diakui para remaja bahwa mereka lebih senang
berbelanja melalui online karna barang-barang yang mereka beli
terkadang tidak ada di jual di toko maupun pusat perbelanjaan, padahal
dengan berbelanja online jika kita tidak teliti kita bisa jadi korban
penipuan atau terkadang barang yang dipesan tidak sama dengan barang
yang dikirim oleh penjual. Hal lainnya yang timbul akibat adanya internet
dan media sosial adalah mencari sebuah informasi dan menemukan
informasi dengan mudah tanpa harus membaca buku, koran, atau majalah.
Bahkan mereka mengakui terkadang jika mendapatkan tugas, mereka
dapat menyelesaikannya dengan bantuan media sosial. Semua hal ini
akhirnya secara tidaklangsung telah merubah pola kebiasaan para remaja
sekarang.

2.3 Tugas Perkembangan di Usia Remaja


Tugas perkembangan di usia remaja difokuskan pada upaya sikap dan
meninggalkan segala perilaku kekanak – kanakan serta berusaha untuk
kemampuan bersikap dan perilaku secara dewasa.
Rincian tugas-tugas pada masa remaja ini adalah sebagai berikut :
1. Mencapai relasi yang lebih matang dengan teman seusia dari kedua jenis
kelamin
2. Mencapai peran sosial feminin atau maskulin
3. Menerima fisik dan menggunakan tubuhnya secara efektif
4. Meminta, menerima dan mencapai perilaku bertanggung jawab secara sosial
5. Mencapai kemandirian secara emosional dari orang tua dan orang dewasa
lainnya
6. Mempersiapkan untuk karir ekonomi
7. Memperiapkan untuk menikah dan berkeluarga
8. Memperoleh suatu set nilai dan sistem etis untuk mengarahkan perilaku
Tugas perkembangan remaja menurut Hurlock (Asrori, 2004:10) :
1. Mampu menerima keadaan fisiknya
2. Mampu menerima dan memahami peran seks usia dewasa
3. Mampu membina hubungan baik dengan anggota kelompok yang berlain jenis
4. Mencapai kemandirian emosional
5. Mencapai kemandirian ekonomi
6. Mengembangkan konsep dan keterampilan intelektual yang sangat diperlukan
untuk melakukan peran sebagai anggota masyarakat
7. Memahami dan menginternalisasikan nilai – nilai orang dewasa dan orang tua
8. Mengembakan perilaku tanggung jawab social yang diperlukan untuk
memasuki usia dewasa

2.4 Pengkajian Kesehatan Pada Remaja


1. Masalah Emosional dan Bunuh Diri
Masa remaja adalah masa pertumbuhan yang cepat dan banyak
perubahan. Pengaruh hormonal dapat menyebabkan remaja menjadi
emosional dan terduga di kali ( SAMHSA , 2003). Pengaruh teman sebaya
meningkat , dan tekanan teman sebaya dapat mempengaruhi perilaku . Remaja
menguji aturan keluarga dan umumnya mencari identitas dan individualitas
mereka sendiri terpisah dari keluarga . Kebanyakan orang tua dan remaja naik
dari periode ini dengan cinta dan pengertian dan tidak ada efek negatif jangka
panjang . Untuk beberapa anak. Namun, kurangnya nyata atau dirasakan dari
dukungan emosional dapat menyebabkan masalah temporer atau masalah
emosional permanen . Penelitian longitudinal sampai akhir masa kanak-kanak
ke remaja mengungkapkan bahwa praktik pengasuhan yang keras di masa
kecil dan penolakan orangtua pada masa remaja menyebabkan rasa malu dan
rasa bersalah yang berkaitan dengan depresi dan kenakalan ( Stuewig &
McCloskey ,2005). Juga , perbedaan gender dalam jenis dan lintasan masalah
emosional dan perilaku telah dicatat , dengan lebih banyak perempuan
mengembangkan remaja - onset depresi dan laki-laki setan - strating masalah
perilaku lebih pada usia lebih dini onset ( Zahn - Waxler, Shirtcliff , &
Marceau 2008 ). Masalah-masalah emosional dapat mempengaruhi banyak
aspek kehidupan seorang remaja : misalnya , penyesuaian psikososial yang
positif telah dikaitkan dengan pelanggaran lalu lintas sedikit pada remaja
( Bingham , Shope , & Raghunathan , 2006)
Bunuh diri merupakan penyebab utama kemtian ketiga pada adolesens
usia antara 15 dan 24 tahun (Hawton, 1990); kecelakaan dan pembunuhan
merupakan penyebab utama. Depresi dan isolasi social biasanya mendahului
usaha diri, tetapi bunuh diri mungkin juga sebagai akibat dari kombinasi
beberapa factor.
2. Kekerasan
Penangkapan untuk kejahatan pemuda kekerasan memuncak pada
dekade antara tahun 1983 dan 1993 ( Surgeon General Amerika Serikat ,
2002) . Survei menunjukkan bahwa antara 15 % dan 40 % remaja mengakui
telah melakukan
a. Pelayanan kesehatan dan social, meliputi : pelayanan kesehatan, fasilitas
social (pasar, toko, dan swalayan)
b. Ekonomi, meliputi : jenis pekerjaan, jumlah penghasilan ratarata tiap
bulan, jumlah pengeluaran rata-rata tiap bulan, jumlah pekerja dibawah
umur, ibu rumah tangga dan lanjut usia.
c. Keamanan dan transportasi
d. Politik dan keamanan, meliputi : system pengorganisasian, struktur
organisasi, kelompok organisasi dalam komunitas, peran serta kelompok
organisasi dalam kesehatan
e. Sistem komunikasi, meliputi : sarana untuk komunikasi, jenis alat
komunikasi yang digunakan dalam komunitas, cara penyebaran informasi
f. Pendidikan, meliputi : tingkat pendidikan komunitas, fasilitas pendidikan
yang tersedia, dan jenis bahasa yang digunakan
g. Rekreasi, meliputi : kebiasaan rekreasi dan fasilitas tempat rekreasi

2.5 Pengkajian Aspek Psikologi, Sosial, Kultural dan Spiritual


1. Psikologi
a. Gambaran tentang kondisi emosi : cara bicara, respon terhadap suatu
masalah, pola pikir, dan pikiran-pikiran dia kepada situasi yang
dihadapinya.
b. Kesehatan Jiwa: adakah bukti tentang masalah kesehatan jiwa seperti
depresi, gelisah yang ekstrim, gangguan kognitif, psikosis dan 
bagaimana  masalah  kesehatan  jiwa  ini  berpengaruh  dalam
keberfungsian sosialnya.
c. Catatan Menjadi Korban : pengalaman dengan trauma, kekerasan dan
penganiayaan, asesmen resiko, seberapa amankah amankah
lingkungannya saat ini, dan faktor keselamatan apa yang ada dalam
kehidupan klien saat ini.
2. Sosial
a. Situasi saat ini dan sejarah perpindahan
b. Pekerjaan dan status keuangan (orang tua/pengasuh utama/wali) untuk
pemenuhan kebutuhan dasar.
c. Hubungan dan peran dalam keluarga
d. Keberfungsian sekolah dan keberfungsian dari institusi lainnya
e. Keberfungsian rekan/teman
3. Spiritual dan Kultural
Data spiritual dan budaya: identitas budaya klien, apa agama yang saat ini
dianutnya, bagaimana agama menjadi pendukung atau penghambat bagi klien,
apa sumber inspirasinya, apa ada sesuatu yang memberi makna kehidupan
bagi klien, bagaimana pandangan spiritual klien terhadap situasi dan
permasalahan yang dihadapinya.

2.6 Asuhan Keperawatan Pada Remaja


A. PENGKAJIAN
Kode KK : - Dusun : - RW : 5 RT : -
I. Data Inti (Penduduk)
a. Data Umum
1. Data Demografi
Kelompok remaja di RW 05 berjumlah 50 orang
b. Data Khusus
1. Kesehatan Remaja
a) Penyakit yang dialami 3 bulan terakhir :
5 orang diduga menderita penyakit menular seksual
b) Penggunaan Waktu luang :
Digunakan untuk berkumpul dan mengamen dijalanan
c) Kebiasaan tidak sehat yang dilakukan :
- Mengkonsumsi/ menyalahgunakan dextro
- Merokok
II. Lingkungan Fisik
a. Perumahan
1. Kepemilikan : Menumpang
III. Pelayanan Kesehatan dan Sosial
-
B. DIAGNOSA
B.1ANALISIS DATA

DATA INTERPRETASI MASALAH


DATA

DS : Ketidakmampuan Infeksi penyakit


Lima orang remaja remaja dalam menular seksual
mengaku pernah mengenal masalah pada remaja akibat
melakukan hubungan seks bebas di RW 5
seksual pranikah
DO :
Hasil pengkajian
kesehatan 5 orang
remaja diduga
menderita penyakit
menular seksual
DS : - Ketidakmampuan Risiko perilaku
DO : remaja dalam maladaptif akibat
Hasil pengkajian mengenal masalah gangguan
kesehatan 10 remaja perkembangan
mengkonsumsi / remaja :
menyalahgunakan Penyalahgunaan
dextro untuk mabuk dextro di RW 5
Ketidakmampuan Risiko Perilaku
DS : -
remaja dalam maladaptifakibat
DO :
risiko penurunan
Hasil pengkajian mengenal masalah
kesehatan pada
kesehatan 30 remaja
remaja akibat
memiliki kebiasaan
perilaku merokok
merokok
di RW 5

B.2DAFTAR DIAGNOSIS KEPERAWATAN KOMUNITAS


1. Infeksi penyakit menular seksual pada remaja akibat seks bebas di RW
5 berhubungan dengan ketidakmampuan remaja dalam mengenal
masalah.
2. Risiko perilaku maladaptif akibat gangguan perkembangan remaja :
penyalahgunaan dextro di RW 5 berhubungan dengan
ketidakmampuan remaja dalam mengenal masalah.
3. Risiko Penurunan Kesehatan Pada Remaja Akibat Perilaku Merokok
Di RW 5 berhubungan dengan ketidakmampuan remaja dalam
mengenal masalah.
C. INTERVENSI
C.1Prioritas Diagnosis Keperawatan
1. Infeksi penyakit menular seksual pada remaja akibat seks bebas di RW
5 berhubungan dengan ketidakmampuan remaja dalam mengenal
masalah.
2. Risiko perilaku maladaptif akibat gangguan perkembangan remaja :
penyalahgunaan dextro di RW 5 berhubungan dengan
ketidakmampuan remaja dalam mengenal masalah.
3. Risiko Penurunan Kesehatan Pada Remaja Akibat Perilaku Merokok
Di RW 5 berhubungan dengan ketidakmampuan remaja dalam
mengenal masalah.

Masal Kesadara Motivasi Kemamp Ketersedia Konsekue Percepata Jml priorit


ah n masy. masy. uan an nsi jika n h as
kesh akan dalam perawat keahlian masalah penyelesai
adanya menyelesai untuk yang tak an maslh
mslh kan mslh mempeng relevan terselesai yang
aruhi kan dapat
dalam dicapai
penyelesa
ian
masalah
Kriteria Kriteria Kriteria Kriteria Kriteria Kriteria
Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi
Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang
Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah
BOBOT BOBOT BOBOT BOBOT 7 BOBOT BOBOT 8
5 10 5 8
Dx 1 2 x 5 = 10 3 x 10 = 30 2 x 5 = 10 2 x 7 = 14 3 x 8 = 24 3 x 8 = 24 112 1
Dx2 2 x 5 = 10 2 x 10 = 20 2 x 5 = 10 2 x 7 = 14 3 x 8 = 24 2 x 8 = 16 94 2
Dx3 1 x 5 = 5 2 x 10 = 20 2 x 5 = 10 1x7=7 3 x 8 = 24 2 x 8 = 16 82 3
KETERANGAN:

 TINGGI :3
 SEDANG :2
 RENDAH :1
C.2 Format Rencana Asuhan Keperawatan Komunitas
NO Dx TUM TUM Strategi Rencana Kegiatan Evaluasi Sumber Tempat PJ
Intervensi

1 Infeksi Setelah Setelah Penkes Primer: Respon Mahasiswa PKM Kiara Perawa
penyakit dilakukan dilakukan Kolaborasi Pendidikan verbal remaja dan di RW 05 dan
menular tindakan tindakan kesehatan baik. Masyarakat Mahas
seksual keperawatan keperawatan mengenai
pada remaja komunitas komunitas kesehatan
akibat seks selama 1 reproduksi.
Selama 1
bebas di minggu
minggu,
RW 5 menurunnya Sekunder:
Respon non
berhubunga Infeksi infeksi Penyuluhan
verbal:
n dengan penyakit penyakit pendidikan fungsi
remaja dapat
ketidakmam menular menular seksual. Konseling
melakukan
puan remaja seksual seksual pada remaja.
apa yang
dalam menurun remaja
sudah
mengenal
diberikan.
masalah.
Tersier :
Adanya
dukungan keluarga dukungan
selama pengobatan dari keluarga
peningkatan terhadap
kesadaran diri, remaja.
harga diri
2 Risiko Setelah Setelah Penkes Kerja Primer:Penkes Remaja Mahasiswa PKM Kiara Peraw
perilaku dilakukan dilakukan sama lintas dampak napza mampu dan di RW 05 dan
maladaptif tindakan tindakan sector memahami Masyarakat Mahas
akibat keperawatan keperawatan Demonstrasi untuk
gangguan komunitas mencegah
Selama 1
perkembang Selama 1 dan
minggu,
an remaja : minggu, mengetahui
penyalahgu menurunya dampak
Perilaku
naan dextro perilaku napza.
Maladaptif
di RW 05 maladaptif Tidak ada
remaja Sekunder:
berhubunga remaja Remaja yang
menurun Konseling pasien,
n dengan melakukan
efektivitas skrining
ketidakmam penyalahgun
kesehatan
puan remaja aan napza
komunitas
dalam dan tingkat
mengenal remaja
masalah. penyalahgun
aan napza
menurun.

Dukungan keluarga Keluarga


selama pengobatan bersedia
memberi
dukungan
terhadap
remaja dalam
pengobatan.
3 Risiko Setelah Setelah Penkes Primer : Respon Mahasiswa PKM Kiara Peraw
Penurunan dilakukan dilakukan Kolaborasi Pendidikan remaja baik dan di RW 05 dan
Kesehatan tindakan tindakan kesehatan Masyarakat Mahas
Pada keperawatan keperawatan
Respon non
Remaja Sekunder:
Selama 1 Selama 1 verbal remaja
Akibat Konseling pasien,
minggu, minggu, dapat
Perilaku kesadaran diri
menurunkan
Merokok Di Kebiasaan Terbentukny
kebiasaan
RW 05 merokok pada a perilaku merokok.
berhubunga remaja adaptif pada Tersier: dukungan
n dengan menurun perkembang keluarga selama
ketidakmam an remaja. pengobatan Keluarga
puan remaja kesadaran diri. mendukung
dalam remaja dalam
mengenal pengobatan
masalah. pencegahan
kebiasaan
merokok.
C.3
D. IMPLEMENTASI

NO. TANGGAL DIAGNOSIS KEGIATAN


KEPERAWATAN

1 1/12/2021 Infeksi penyakit Pendidikan kesehatan mengenai


Jam 08.00 menular seksual kesehatan reproduksi.
WIB pada remaja akibat R/ Untuk memberikan
seks bebas di RW 5 pengetahuan kepada
berhubungan remaja di RW 5 tentang
dengan kesehatan reproduksi
ketidakmampuan terkait penyakit menular
remaja dalam seksusal akibat seks
mengenal masalah. bebas.

Penyuluhan pendidikan fungsi


1/12/2021
seksual. Konseling remaja.
Jam 08.40
R/ Untuk memberikan
WIB
pengetahuan kepada
remaja di RW 5 tentang
fungsi seksual.

Dukungan keluarga selama


pengobatan peningkatan
1/12/2021 kesadaran diri, harga diri.
Jam 09.20 R/ Untuk membantu
WIB penyembuhan dalam
pengobatan.

2 1/12/2021 Risiko perilaku Penkes dampak napza


Jam 10.00 maladaptif akibat R/ Untuk membantu
WIB gangguan remaja di RW 5
perkembangan mengatahui dampak
remaja : nafza dari
penyalahgunaan penyalahgunaan dextro.
dextro di RW 05
berhubungan Konseling pasien, efektivitas
dengan skrining kesehatan komunitas
1/12/2021
ketidakmampuan R/ Untuk membantu
Jam 10.30
remaja dalam skrining masalah yang
WIB
mengenal masalah. dialami remaja di RW 5

Dukungan keluarga selama


pengobatan
1/12/2021
R/ Untuk membantu
Jam 11.00
penyembuhan selama
WIB
pengobatan.

3 1/12/2021 Risiko Penurunan Pendidikan kesehatan


Jam 13.00 Kesehatan Pada R/ Untuk memberitahu
WIB Remaja Akibat kepada remaja di RW 5
Perilaku Merokok mengenai akibat dari
Di RW 05 perilaku merokok.
berhubungan

1/12/2021 dengan Konseling pasien, kesadaran diri

Jam 13.40 ketidakmampuan R/ Membantu mengenal

WIB remaja dalam masalah yang sedang


mengenal masalah. dialami.

1/12/2021 Dukungan keluarga selama

Jam 14.20 pengobatan

WIB R/ Untuk membantu


penyembuhan selama
pengobatan.
E. EVALUASI

NO. TANGGAL DIAGNOSIS EVALUASI


KEPERAWATAN

1 1/12/2021 Infeksi penyakit menular Pendidikan kesehatan mengenai


Jam 08.00 seksual pada remaja kesehatan reproduksi.
WIB akibat seks bebas di RW S : Remaja di RW 5 mengatakan
5 berhubungan dengan sudah mengetahui mengenai
ketidakmampuan remaja kesehatan reproduksi tentang penyakit
dalam mengenal masalah. menular seksual akibat seks bebas
O : Remaja di RW 5 terlihat sudah
bisa menjaga kesehatan reproduksinya
dengan tidak melakukan seks bebas
A : Masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan.
Anjurkan untuk menerapkan kedalam
kehidupan sehari-hari, tidak
melakukan seks bebas.

1/12/2021 Penyuluhan pendidikan fungsi


Jam 08.40 seksual. Konseling remaja.
WIB S : Remaja di RW 5 mengatakan
sudah mengetahui mengenai fungsi
seksual
O : Remaja di RW 5 terlihat sudah
bisa menjaga fungsi seksualnya
dnegan tidak melakukan seks bebas.
A : Masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan.
Anjurkan remaja di RW 5 untuk
menjaga fungsi seksualnya dengan
tidak melakukan seks bebas.

1/12/2021
Jam 09.20 Dukungan keluarga selama
WIB pengobatan peningkatan kesadaran
diri, harga diri.
S : Keluarga mengatakan siap untuk
memberikan dukungan selama
pengobatan.
O : Keluarga terlihat sudah
memberikan dukungan selama
pengobatan
A : Masalah teratasi.
P : Intervensi dihentikan
Anjurkan keluarga untuk selalu
memberikan dukungan selama
pengobatan.

2 1/12/2021 Risiko perilaku Penkes dampak napza


Jam 10.00 maladaptif akibat S : Remaja di RW 5 mengatakan
WIB gangguan perkembangan sudah mengetahui dampak
remaja : penyalahgunaan penyalahgunaan napza.
dextro di RW 05 O : Remaja di RW 5 terlihat sudah
berhubungan dengan tidak melakukan perilaku maladaftif
ketidakmampuan remaja dengan tidak menyalahgnakan napza
dalam mengenal masalah. A : Masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan.
Anjurkan remaja RW 5 untuk tidak
menyalahgunakan napza

1/12/2021
Konseling pasien, efektivitas skrining
Jam 10.30
WIB kesehatan komunitas
S : Komunitas mengatakan sudah
mengenal masalahnya akibat
penyalahgunaan napza
O : Komunitas terlihat sudah tenang
karena sudah mengetahui masalah
kesehatan yang dialaminya
A : Masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan
Anjurkan komunitas untuk melakukan
konseling/skrining terkait masalah
1/12/2021 kesehatan.
Jam 11.00
WIB Dukungan keluarga selama
pengobatan peningkatan kesadaran
diri, harga diri.
S : Keluarga mengatakan siap untuk
memberikan dukungan selama
pengobatan.
O : Keluarga terlihat sudah
memberikan dukungan selama
pengobatan
A : Masalah teratasi.
P : Intervensi dihentikan
Anjurkan keluarga untuk selalu
memberikan dukungan selama
pengobatan.

3 1/12/2021 Risiko Penurunan Pendidikan kesehatan


Jam 13.00 Kesehatan Pada Remaja S : Remaja RW 5 mengatakan sudah
WIB Akibat Perilaku Merokok mengetahui akibat dari perilaku
Di RW 05 berhubungan
dengan ketidakmampuan merokok
remaja dalam mengenal O : Remaja RW 5 terlihat sudah tidak
masalah. merokok
A : Masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan
Anjurkan remaja RW 5 untuk tidak
merokok.

1/12/2021
Konseling pasien, kesadaran diri
Jam 13.40
S : Remaja RW 5 sudah mengenali
WIB
masalahnya
O : Remaja RW 5 terlihat sudah
menyadari akibat dari perilaku
merokok
A : Masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan
Anjurkan remaja RW 5 untuk
mengenali masalah kesehatannya
akibat dari perilaku merokok

1/12/2021
Jam 14.20 Dukungan keluarga selama

WIB pengobatan
S : Keluarga mengatakan siap untuk
memberikan dukungan selama
pengobatan.
O : Keluarga terlihat sudah
memberikan dukungan selama
pengobatan
A : Masalah teratasi.
P : Intervensi dihentikan
Anjurkan keluarga untuk selalu
memberikan dukungan selama
pengobatan.
BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
DAFTAR RUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai