Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Berjumpa dengan pasien yang menderita karena Terminal Ilness (penyakit


yang tidak tersembuhkan), merupakan hal yang umum bagi perawat. Meskipun
hal itu umum, namun tugas untuk menangani orang yang sedang meninggal
(menjelang ajal, sakaratul maut, sekarat, dying) tidak mudah. Tantangan dan
stress bagi perawat memang berbeda, sama-sama beratnya, baik telah lama
merawat pasien itu atau belum. Kebanyakan perawat tidak memiliki pendidikan
formal yang langsung berkaitan dengan filosofi atau penomenologi derita
manusia, atau sangat sedikit pelatihan menangani pasien menjelang ajal. Namun
refleksi mendalam atas kasus terminal illness dan pendidikan formal sangat
jarang. Pendidkan perawat pada umumnya tetap terpusat pada perawatan,
memperpanjang hidup, dan memulihkan.

Hukum mengidentifikasi kematian terjadi ketika ada penurunan fungsi


otak yang hebat, selain fungsi organ yang lainnya. Ketika klien tidak mengizinkan
pemberi pelayanan kesehatan untuk mencoba menyalamatkan hidup mereka,
fokus perawat harus menjadi tujuan perawatan versus penyembuhan. Pada situasi
lain yang melibatkan kematian, perawat memiliki tugas legal yang khusus.
Misalnya, perawat memiliki kewajiban hukum untuk menjaga orang yang
meninggal secara bermartabat.

Penanganan yang salah untuk orang yang meninggal dapat membahayakan


emosional bagi orang yang selamat. Asuhan keperawatan klien dengan penyakit
terminal sangat menuntut dan menegangkan. Namun demikian, membantu klien
menjelang ajal untuk meraih kembali martabatnya dapat menjadi salah satu
penghargaan terbesar keperawatan.

Perawat dapat berbagi penderitaan klien menjelang jal dan mengintervensi


dalam cara meningkatkan kualitas hidup. Klien menjelang ajal harus dirawat
dengan respek dan perghatian. Peningkatan Kenyamanan bagi klien menjelang
ajal termasuk pengenalan dan peredaan distres psikobiologis.

1
Perawat memberi berbagai tindakan penenangan bagi klien sakit terminal.
Kontrol nyeri terutama penting karena nyeri mengganggu tidur, nafsu makan,
mobilitas, dan fungsi psikologis. Higiene personal adalah bagian rutin dari
mempertahankan kenyamann klien dengan penyakit terminal. Klien mungkin pada
akhirnya bergantu ng pada perawat atau keluarganya untuk pemunuhan kebutuhan
dasarnya

B. Tujuan

Meningkatkan ilmu tentang praktek keperawatan terutama penanganan


terhadap pasien terminal, dan dapat melaksanakan pengkajian yang sesuai
dengan kebutuhan fisik, psiko-sosial, dan spiritual bagi pasien/klien dengan sakit
terminal beserta keluarganya.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengkajian Bio – Psiko - Sosio - Spiritual


1. Aspek biologis / fisiologis (Perry&Potter.2005)
Kebutuhan fisiologis merupakan hal yang perlu atau penting untuk
bertahan hidup. Manusia memiliki beberapa kebutuhan : oksigen, cairan,
nutrisi, temperatur, eliminasi, dan seks. Klien yang sangat muda, sangat tua,
sakit dan cacat atau bahkan penurunan kesadaran tergantung pada orang lain
untuk memenuhi kebutuhan dasar fisiologis. Perawat sering mempunyai
peran dalam membantu klien memenuhi kebutuhan tersebut. Perspektif dalam
keperawatan intensif diantaranya:
 Memenuhi kebutuhan oksigen (O2).
Contohnya perawat dapat memberikan bantuan napas bila mengalami
gangguan dalam bernapas atau gagal napas, melakukan pemasangan
ventilator, dan lain-lain.
 Kebutuhan Cairan.
Contohnya pada saat pengkajian keperawatan menunjukkan temuan
konsisten ketidakseimbangan cairan, tindakan keperawatan diarahkan pada
perbaikan keseimbangan kearah yang normal dengan memberi cairan melalui
infus.
 Nutrisi.
Untuk membantu klien dalam memenuhi kebutuhan nutrisinya, seorang
perawat harus mengerti proses pencernaan dan proses metabolic tubuh.
Perawat bisa menggunakan beberapa nutrisi tambahan dan teknik untuk
memperbaiki defsit nutrisional. Contoh: pasien yang tidak sadar atau
gangguan menelan, perawat dapat memasang NGT dan memberikan nutrisi
cair melalui selang tersebut.
 Temperatur.
Terpajan panas yang berkepanjangan meningkatkan aktivitas metabolik
tubuh dan meningkatkan kebutuhan oksigen jaringan. Pemajanan panas yang
lama dan berlebihan juga mempunyai efek fisiologis yang khusus. Dalam hal

3
ini contoh dan tindakan perawat yang dapat dilakukan antara lain memantau
suhu tubuh klien khususnya bagian tubuh yang berada dibawah seperti
punggung yang dapat menimbulkan dekubitus
 Eliminasi.
Eliminasi materi sampah merupakan salah satu proses metabolik tubuh.
Produk sampah dikelurkan melalui paru-paru, kulit, ginjal, dan pencernaan.
Contoh: tugas perawat disini lebih ditekankan dalam membantu pasien yang
tidak sadar untuk mengeluarkan materi sampah tersebut. Salah satu cara yang
dapat dilakukan berupa pemberian huknah, baik huknah tinggi atau rendah.
 Seks.
Seks dianggap oleh maslow sebagai kebutuhan dasar fisiologis yang
secara umum mengambil prioritas diatas tingkat kebutuhan yang lebih tinggi.
Seksualitas melibatkan lebih dari seks fisik. Hal tersebut bisa melibatkan
kebutuhan emosi, social, dan spiritual. Contohnya dalam hal ini perawat dapat
sebagai konselor untuk pasien, namun untuk pasien yang tidak sadar cukup
dengan ditemani orang yang berharga bagi pasien.

Manusia adalah mahluk hidup yang lahir, tumbuh dan berkembang sesuai
dengan tuntutan dan kebutuhan. Sebagai mahluk biologi manusia memiliki ciri-
ciri sebagai berikut :

a) Faktor lingkungan, meliputi idiologi, politik, ekonomi, budaya, agama.


b) Faktor social, sosialisasi dengan orang lain
c) Faktor fisik : geografis, iklim/cuaca.
d) Factor fisiologis : system tubuh manusia
e) Faktor psikodinamik : kepribadian, konsep diri, cita-cita.
f) Spiritual : pandangan, motivasi, nilai-nilai.
g) Tunduk terhadap hukum alam
h) Memiliki kebutuhan

4
2. Aspek Psikologis
 Rasa Aman
Memenuhi kebutuhan keselamatan dan keamanan kadang mengambil
prioritas lebih dahulu diatas kebutuhan fisiologis. Contoh dalam keperawatan:
seorang perawat perlu melindungi pasien yang tidak sadar dari kemungkinan
jatuh dari tempat tidur seperti memasang siderail untuk menghindarinya.
 Kebutuhan cinta dan rasa memiliki
Manusia secara umum membutuhkan perasaan bahwa mereka dicintai oleh
teman sebaya dan oleh masyarakat. Contohnya: memberi sentuhan baik dari
perawat maupun keluarga pasien. Sentuhan tersebut diartikan bahwa pasien
masih diperhatikan walaupun dalam keadaan sadar maupun tidak sadar.
 Harga Diri
Kebutuhan harga diri berhubungan dengan keinginan terhadap kekuatan,
pencapaian, rasa cukup, kompetensi, rasa percaya diri, dan kemerdekaan. Jika
konsep diri pasien mengalami perubahan karena penyakit atau cedera,
pemberian perawatan melibatkan peningkatan konsep diri dan gambaran diri.
Tindakan perawat spesifik bergantung pada system dukungan. Contohnya
memberi dukungan untuk meningkatkan kualitas hidup pasien ataupun untuk
meningkatkan proses kesembuhannya.
 Aktualisasi Diri
Aktualisasi diri merupakan tingkat kebutuhan paling tinggi dalam hirarki
kebutuhan menurut Maslow. Aktualisasi diri mungkin terjadi pada saat ada
keseimbangan antara kebutuhan klien, tekanan dan kemampuan untuk
beradaptasi terhadap perubahan tubuh dan lingkungan. Kebutuhan privasi
pasien harus dihargai dan dipenuhi. Suatu penyakit mungkin sangat
menurunkan privasinya. Contoh untuk tindakan perawat dapat membantu
memenuhi kebutuhan ini dengan merencanakan perawatan sehingga privasi
tidak terganggu.
Contohnya: memberikan reward/ penghargaan terhadap perbaikan kondisinya
walaupun kelihatannya pasien tidak dalam keadaan sadar.

Ciri-ciri manusia sebagai makhluk psikolgi :

5
a) Memiliki struktur kepribadian yang terdiri dari Id ( aspek bio ), Ego
( aspek psikologi ) dan Super ego ( aspek social ).
b) Dipengaruhi perasaan dan kata hati
c) Memiliki daya pikir dan kecerdasan
d) Memiliki kebutuhan psikologis agar pribadi dapat berkembang
e) Kebutuhan psikologis terdiri dari pengurangan ketegangan, kemesraan dan
cinta, kepuasan alturistik, kehormatan dan kepuasan ego.
f) Memiliki kepribadian yang unik

3. Aspek Sosial
 Lingkungan sosial
Lingkungan sosial merupakan tempat dimana setiap orang dapat
berinteraksi dengan orang lain. Saling bertukar pikiran, curahan hati maupun
yang lainnya sehingga orang tersebut merasa dekat dengan kegiatan
sosialnya. Contoh aspek social disini perawat bisa memberikan keluarga
berkunjung atau melihat pasien tersebut untuk dapat saling berinteraksi
bahkan memberikan support. Dengan demikian maka pasien akan merasa
dekat dengan lingkungan seperti orang tua, teman dekat, dan kerabat pasien.

Manusia membutuhkan manusia lain didalam menjalani kehidupannya.


Ciri-ciri mahluk sosial adalah :

a) Sebagai mahluk yang tidak dapat lepas dari orang lain. manusia memiliki
cipta (kemampuan untuk melakukan sesuatu), rasa (perasaan), dan karsa
(tujuan).
b) Manusia hidup dalam kelompoknya (keluarga, masyarakat), manusia suci
bagi manusia lain (Homosacra Res Homonim), dan engkau adalah aku
(Tat Twan Asi)
c) Manusia selalu bersosialisasi, berhubungam, menyesuaikan diri, saling
mencintai, menghormati, dan saling menghargai manusia lain dari masa
kanak-kanak sampai dengan meningal dunia.

6
4. Aspek Spiritual
 Keyakinan Agama & supranatural.
Kebutuhan untuk mempertahankan atau mengembalikan keyakinan dan
memenuhi kewajiban agama, serta kebutuhan untuk mendapatkan maaf
(pengampunan), mencintai, menjalin hubungan penuh rasa percaya pada
Tuhan. Kebutuhan spiritual juga dapat memenuhi kebutuhan untuk mencari
arti dan tujuan hidup, kebutuhan untuk mencintai dan dicintai, rasa
keterikatan dan kebutuhan untuk memberikan dan mendapatkan maaf.
Contoh melakukan asuhan keperawatan untuk memenuhi kebutuhan rohani
atau memfasilitasi kebutuhannya untuk melakukan persembahyangan/
memandu dan atau berdoa bersama pasien bila memungkinkan untuknya.

Manusia diciptakan oleh Allah SWT, dalam bentuk yang sebaik-baiknya,


memiliki jiwa yang sempurna, untuk menjadi khalifah dibumi. Bukti manusia
mahluk spiritual :

a) Memiliki keyakinan dan kepercayaan


b) Menyembah tuhan

B. Tujuan pengkajian Bio-Psiko-Sosio-Spiritual

1. Meningkatkan ilmu tentang praktek keperawatan terutama penanganan


terhadap pasien terminal
2. Dapat melaksanakan pengkajian yang sesuai dengan kebutuhan fisik,
psiko-sosial, dan spiritual bagi pasien/klien dengan sakit terminal beserta
keluarganya
3. Untuk melengkapi data keperawatan agar dapat memberikan asuhan
keperawatan yang sesuai dengan kebutuhan pasien
4. Dan untuk meningkatkan kualitas hidup pasien

7
C. Naskah Role Play Pengkajian Bio – Psiko – Sosio – Spiritual
Tahap Pra-interaksi :
Pada tahap ini perawat menggali perasaan, fantasi dan rasa takut dalam
diri sendiri, menganalis kekuatan dan keterbatasan profesional diri sendiri;
mengumpulkan data klien jika memungkinkan dan merencanakan pertemuan
pertama dengan klien.

Tahap Orientasi :
Perawat : Selamat siang ibu, (tersenyum) perkenalkan nama saya perawat A.
Saya yang bertugas pada siang hari ini, mulai jam 14.00 hingga jam
20.00. Tolong sebutkan nama dan tempat dan tanggal lahir ibu?
Pasien : Selamat siang juga suster (tersenyum). Nama saya ibu Z dan tempat
dan tanggal lahir saya di Medan, 19 November 2019
Perawat : Pada saat ini saya akan melakukan pengkajian pada ibu. Tujuannya
agar saya dapat melengkapi data keperawatan ibu. Apakah ibu
bersedia?
Pasien : Bersedia suster

Tahap Kerja :
BIOLOGI
Perawat : Bagaimana keadaan ibu hari ini? Apakah keluhan yang ibu rasakan
saat ini?
Pasien : Iya suster, saya merasakan sesak dan nyeri hebat disekitar payudara
saya (sambil menunjuk ke dada), yang tidak mampu untuk saya tahan
dan membuat saya tidak dapat beraktivitas secara normal.
Perawat : baiklah bu, saya lihat pernafasan ibu sangat cepat 30x permenit,
apakah ibu bersedia dipasang selang oksigen? Ini bertujuan agar ibu
tidak terlalu sesak.
Pasien : baiklah sus
Perawat : saya lihat mukosa bibir ibu kering dan turgor kulit ibu juga buruk,
apakah ibu bersedia untuk dipasang infuse agar kebutuhan cairan
didalam tubuh ibu dapat terpenuhi?

8
Pasien : baik saya bersedia sus
Perawat : agar kondisi ibu tidak semakin memburuk dan nutrisi ibu dapat
terpenuhi dengan baik ibu harus makan makanan yang bergizi secara
teratur. Ibu juga harus sering melakukan pergerakan ataupun mobilisasi
agar tidak timbul dekubitus ataupun kematian jaringan2 pada kulit ibu
terkhusus pada bagian belakang tubuh ibu, perawat disini nantinya akan
membantu ibu dalam mobilisasi tetapi jika ada anggota keluarga ibu
disini ibu bisa minta tolong pada keluarga ibu juga
Pasien : iya suster
Perawat : selama ibu berada di rumah sakit apakah ibu mengalami masalah pada
pencernaan ibu
Pasien : tidak ada suster, tetapi saya merasa sedikit nyeri sewaktu buang air
kecil
Perawat : itu karena ibu kurang mengkonsumsi air, tubuh ibu membutuhkan
cairan yang banyak agar ginjal ibu mampu meregulasi banyak obat-
obatan yang telah ibu konsumsi selama ini, mulai sekarang ibu harus
minum air dengan cukup minimal 8 gelas sehari ya bu
Pasien : baik suster
Perawat : dulu apakah ibu sudah pernah melakukan SADARI sebelum kondisi
payudara ibu separah ini?
Pasien : SADARI itu apa ya sus?
Perawat : SADARI itu adalah pemeriksaan yang dilakukan pada payudara
sendiri bu, dengan tujuan untuk melihat ada tidaknya benjolan pada
payudara dan mendeteksi segala kelainan yang tidak normal pada
payudara bu
Pasien : sudah pernah sus
Perawat : Jadi, pada saat ibu melakukan pemeriksaan apakah ibu ada merasa
nyeri atau benjolan bu? Tolong ibu jelaskan.
Pasien : ada sus, saya merasa ada benjolan dan benjolan itu sakit saat ditekan
dan kulit pada payudara saya seperti tertarik dan mengkerut, tapi saya
terlalu takut untuk mengeceknya kedokter, saya berani datang ke dokter
setelah kondisi saya sudah semakin memburuk

9
Perawat : Apakah ibuk mempunyai keluarga yang pernah menderita sakit
Kanker Payudara?
Pasien : Ada suster. Nenek saya pernah terdiagnosis Kanker Payudara 10 tahun
yang lalu.
Perawat : Apakah makanan atau minuman yang sering ibu konsumsi sebelum
sakit?
Pasien : Saya sering makan makanan yang berlemak suster. Seperti bakso dan
mie instan. Dan saya sering meminum minuman bersoda

PSIKOLOGI
Perawat : ketika keluarga ibu mengetahui penyakit ibu, apakah ibu merasa
minder ataupun malu dengan kondisi ibu saat ini? Tolong ibu ceritakan
bagaimana perasaan ibu.
Pasien : saya memang malu dan sangat sedih sus, karena anak-anak saya masih
kecil-kecil, saya masih tidak bisa membayangkan siapa nanti yang akan
mengurus anak-anak saya sus jikalau saya mati, sedangkan suami saya
harus bekerja dari pagi sampai malam untuk menghidupi kami selama
ini. Tetapi karena segala dukungan dan cinta yang diberikan oleh
keluarga saya, saya jadi merasa termotivasi untuk melawan penyakit ini
sedikit demi sedikit
Perawat : baguslah bu, apapun yang terjadi kita memang tidak boleh patah
semangat, yakinlah bahwa tuhan akan memberikan yang terbaik atas
perjuangan ibu untuk melawan penyakit
Pasien : iya sus, terimakasih ya suster
Perawat : Baiklah bu. Demi keamanan ibu, nanti saya akan memasang palang
tempat tidur ibu Karena ibu memiliki resiko jatuh. Ketika kami tidak
ada diruangan tetapi ibu ingin tidur tolong anjurkan keluarga ibu untuk
menaikkan pagar tempat tidur ibu.
Pasien : Iya suster. Terimakasih suster sudah peduli dengan saya

SOSIAL

10
Perawat : Dan untuk kenyamanan ibu, di rumah sakit ini ada jadwal-jadwal
untuk berkunjungnya ya bu. Tujuannya juga agar ibu bisa melakukan
istirahat yang cukup disaat tidak jam berkunjung
Pasien : Jam berapa aja suster jadwal untuk berkunjungnya?
Perawat : Jadwal jam kunjungnya kalau pagi dari jam 11.00 s/d 13.00 buk. Dan
jadwal berkunjung sore dari jam 18.00 s/d 20.00 buk. Lewat dari jam
tersebut, pengunjung tidak diizinkan oleh petugas rumah sakit untuk
berkunjung secara beramai-ramai bu, hanya boleh 1 atau 2 orang
anggota keluarga saja yang boleh menjaga ibu disini
Pasien : Baiklah suster. Akan saya beritahu kepada keluarga saya yang hendak
menjenguk saya nanti
Perawat : apakah setiap hari keluarga ibu datang untuk berkunjung?
Pasien : datang sus
Perawat : siapa yang sering datang untuk mengunjungi ibu?
Pasien : orangtua, saudara, dan teman-teman saya sus, teman anak saya juga
datang kemari beberapa kali

SPIRITUAL
Perawat : dulu selama dirumah apakah ibu sering melakukan kegiatan
keagamaan? Kegiatan apa saja yang ibu ikuti?
Pasien : dulu saya mengikuti wirid dan tadrusan setiap hari jum’at sus

Perawat : setelah dirawat dirumah sakit apakah ibu melakukan shalat 5 waktu
dan membaca Al-Qur’an?
Pasien : saya hanya melakukan shalat ketika saya tidak merasakan nyeri sus,
kalau membaca Al-Qur’an tidak pernah saya lakukan disini sus,
biasanya suami dan keluarga saya yang membacakan ayat-ayat pendek
untuk saya

Tahap Terminasi :
Perawat : baiklah bu, sekian pengkajian yang saya lakukan, satu jam lagi saya
akan datang kembali untuk mengecek keadaan ibu, terimakasih telah
bekerjasama dengan baik selama saya melakukan pengkajian, apabila

11
ibu ada keluhan ataupun membutuhkan bantuan, ibu tinggal menekan
bel saja, saya akan langsung datang kemari untuk membantu ibu
Pasien : iya sama-sama suster
Perawat : baik bu, saya permisi kembali ke nurse station ya bu
Pasien : iya suster

12
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Perawatan Paliatif merupakan pelayanan keperawatan yang bertujuan untuk


memberikan asuhan bagi pasien dengan penyakit berat ataupun terminal, Dalam
perspektif keperawatan paliatif terdapat aspek bio, psiko, sosio, dan spiritual. Dari
aspek bio menyangkut terhadap kebutuhan dasar manusia seperti oksigen, nutrisi,
cairan, eliminasi, temperature dan seks. Dipandang dari aspek psiko terdapat
pemenuhan akan kebutuhan rasa aman, rasa cinta dan saling memiliki, harga diri
an aktualisasi diri pasien. Aspek sosio berkaitan dengan interaksi pasien dengan
lingkungan sosialnya dan aspek sipriual berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan
keyakinan pasien.

Sebagai perawat paliatif harus memiliki beberapa keahlian yang wajib


dimiliki diantaranya kemampuan pemenuhan bantuan hidup dasar, mempunyai
jiwa yang dapat memberikan dukungan, rasa yang aman dan sentuhan kasih
sayang kepada pasien, diharapkan mempunyai jiwa yang selalu mengajak pasien
dan keluarga pasien untuk berinteraksi melalui komunikasi terapeutik, dan
bertindak sesuatu yang tidak merugikan dengan kebudayaan dan kepercayaan
pasien.

B. Saran
Sebagai perawat yang professional kita harus mampu melakukan pengkajian
Bio-Psiko-Sosio-Spiritual pada pasien terminal dengan baik untuk meningkatkan
kualitas hidupnya.

13
DAFTAR PUSTAKA

Asmadi.(2008).Konsep Dasar Keperawatan.Jakarta: EGC

Suwardi. (2008). Hubungan Antara Kecerdasan Emosional dengan Kemampuan


Komunikasi Terapeutik Perawat di Rumah Sakit

14

Anda mungkin juga menyukai