• Pegertian Eklamsia
Eklampsia adalah suatu keadaan dimana didiagnosis ketika preeklampsia
memburuk menjadi kejang (Helen varney; 2007)
Eklamsi adalah Penyakit akut dengan kejang dan coma pada wanita hamil dan dalam
nifas dengan hipertensi, oedema dan proteinuria (Obtetri Patologi, R. Sulaeman
Sastrowinata, 1981 ).
• Etiologi
Penyebab eklampsia belum diketahui secara pasti. Salah satu teori mengemukakan
bahwa eklampsia disebabkan iskemia rahim dan placenta (ischaemia uteroplacentae).
• Manifestasi klinis
Serangan kejang pada pasien mungkin terlihat selama fase kejang atau keadaan
koma yang meliputi satu atau lebih kejang, gangguan lainnya yaitu selama kehamilan
trimester kedua akhir atau trimester ketiga, gejala – gejala yang berikutdapat
meramalkan suatu kejang eklampsia yaitu kenaikan berat badan akibat retensi cairan,
pembengkakan muka dan tangan, sakit kepala, gangguan visual, nyeri evigastrium,
dengan atau tanpa nausea dan vomitus dan keluaran urin yang berkurang
• Komplikasi
Solusio plasenta: Biasa terjadi pada ibu dengan hipertensi akut.
Hemolisis: Gejala kliniknya berupa ikterik. Diduga terkait nekrosis periportal hati
pada penderita pre-eklampsia
Perdarahan otak: Merupakan penyebab utama kematian maternal penderita
eklampsia
Kelainan mata: Kehilangan penglihatan sementara dapat terjadi. Perdarahan
pada retina dapat ditemukan dan merupakan tanda gawat yang menunjukkan
adanya apopleksia serebri
Nekrosis hati: Terjadi pada daerah periportal akibat vasospasme arteriol umum.
Diketahui dengan pemeriksaan fungsi hati, terutama dengan enzim
Sindrom HELLP (hemolisis, elevated liver enzymes, dan low platelet)
Kelainan ginjal: Berupa endoteliosis glomerulus yaitu pembengkakan sitoplasma sel
endotelial tubulus ginjal tanpa kelainan struktur lainnya.
Bisa juga terjadi anuria atau gagal ginjal
DIC (Disseminated Intravascular Coagulation): Dapat terjadi bila telah mencapai
tahap eklampsia.
• Kajian Keperawatan
Kajian Primer
• Airway ( Jalan nafas )
• Breathing ( Pernafasan )
• Circulation ( Sirkulasi )
Kajian Skunder
• Data subjektif
• Riwayat penyakit dahulu
• Data Objektif
Asuhan Keperawatan Gawat Darurat Embolisme
Ketuban
• Pengertian Embolisme Ketuban
Embolisme ketuban atau Emboli cairan ketuban merupakan komplikasi persalinan
dan kelahiran yang jarang terjadi dan sering fatal. Bahan-bahan halus dari cairan
amnion akan menyebabkan obstruksi mekanik pada cabang paru bagian distal.
• Kajian Keperawatan
Data Subjektif (Dipsneu akut dan tiba-tiba segera setelah kelahiran yang tergesa-
gesa atau selama persalinan yang tergesa-gesa)
Data Objektif. Pemeriksaan umun ; Sianosis dan syok bisa ditemukan.
Hipotensi,Takikardia, dan Trakhipneu merupakan indikasi meluarsnya kolaps kardio
vaskuler Pemeriksaan Pelvis : Perdarahan per-vagina yang persisten biasanya akibat
atonia uteri, dengan atau tampak koagulasi intre vaskuler diseminata
Tes laboratorium (Pemeriksaan tes darah lengkap dan apusan darah merupakan
indikasi hilangnya darah dan anemia yang ada. Urinalisis normal)
Penilaian (Diagnosis Banding, Komplikasi potensial, Data Diagnosisi Tambahan)
Faktor-faktor prediposisi
Faktor-faktor prediposisi meliputi kelahiran yang cepat dan kacau dengan kontraksi
uterus yang hipertonik kelahiran yang tergesa- gesa multiparitas, kematian janin
intrauterine, meconium dalam cairan amnion, kelahiran operatif, dan plasenta
previa.
Penatalaksanaan dan pendidikan pasien
Terapi krusial meliputi resisutasi ventilasi, dan bantuan sirkulasi dan koreksi defek
yang khusus : atoniauteri, defek koagulasi, dan spasme, arterioler paru.
Asuhan Keperawatan Gawat Darurat Pendarahan
• Pegertian Pendarahan
Perdarahan pascapersalinan adalah perdarahan melebihi 500 ml pasca persalinan
setelah bayi lahir. (Ambar Dwi, 2010)
Perdarahan post partum adalah pendarahan yang terjadi sampai 24 jam setelah
kelahiran dan biasanya melibatkan kehilangan banyak darah melalui saluran genital.
(Vicky Chapman, 2006)
• Tanda dan Gejala
Atonia Ueri
Robekan jalan lahir
Rotensio plasenta
Tertinggalnya Plasenta (sisa plasenta)
Inversio uterus
• Patofisiologi
Pada dasarnya perdarahan terjadi karena pembuluh darah didalam uterus masih
terbuka. Pelepasan plasenta memutuskan pembuluh darah dalam stratum
spongiosum sehingga sinus-sinus maternalis ditempat insersinya plasenta terbuka.
Lepasnya plasenta tidak terjadi bersamaan sehingga sebagian masih melekat pada
tempat implementasinya yang akan menyebabkan terganggunya retraksi dan
kontraksi otot uterus, sehingga sebagian pembuluh darah terbuka serta
menimbulkan perdarahan. (I.B.G Manuaba, 2007).
• Tanda dan Gejala
Atonia Ueri
Robekan jalan lahir
Rotensio plasenta
Tertinggalnya Plasenta (sisa plasenta)
Inversio uterus
• Penatalaksanaan Perdarahan
Persalinan
• Pijat dengan lembut boggi uterus, sambil • Pemberian 20 unit oksitodin dalam 1000
menyokong segmen uterus bagian bawah ml larutan RL atau saline normal, terbukti
untuk menstimulasi kontraksi dan efektif bila diberikan infus intra vena + 10
kekuatan penggumpalan. Waspada ml/mnt bersama dengan mengurut uterus
terhadap kekuatan pemijatan. secara efektif
• Dorongan pada plasenta diupayakan • Bila cara diatas tidak efektif, ergonovine
dengan tekanan manual pada fundus 0,2 mg yang diberikan secara IV, dapat
uteri. merangsang uterus untuk berkontraksi
dan berelaksasi dengan baik, untuk
• Pantau tipe dan jumlah perdarahan serta mengatasi perdarahan dari tempat
konsistensi uterus yang menyertai selama implantasi plasenta.
berlangsungnya hal tersebut
•
• Berikan kompres es selama jam pertama Pantau asupan dan haluaran cairan setiap
setelah kelahiran pada ibu yang beresiko jam. Pada awalnya masukan kateter foley
mengalami hematoma vagina untuk memastikan keakuratan
• IV dan mulai cairan IV kedua dengan perhitungan haluaran.
ukuran jarum 18, untuk pemberian • Berikan oksigen malalui masker atau nasal
produk darah, jika diperlukan kanula. Dengan laju 7-10 L/menit bila
terdapat tanda kegawatan pernafasan.
• Kajian Keperawatan
• Pengkajian primer
• Airway : tidak ada obstruksi
• Breathing : tekanan darah tidak normal/ turun, pernafasan meningkat, nafas cepat, nafas dalam dan
dangkal
• Circulation : tekanan darah tidak normal/ turun, nadi meningkat, suhu hangat, kesadaran normal,
sianosis, kapilary refill memanjang, kulit hangat, perdarahan
• Dissability : badan lemah
• Exposure : keluar keringat dingin
• Pengkajian sekunder
• Aktivitas istirahat : Insomia mungkin teramat.
• Sirkulasi : kehilangan darah selama proses post portum
• Integritas ego : Peka rangsang, takut atau menangis sering terlihat kira-kira 3 hari setelah melahirkan
“post portum blues”
• Eliminasi : BAK tidak teratur sampai hari ke 2 dan ke 5
• Makan dan cairan : Kehilangan nafsu makan mungkin dikeluhkan kira-kira sampai hari ke 5
• Persepsi sensori: Tidak ada gerakan dan sensori
• Nyeri dan ketidaknyamanan : Nyeri tekan payudara dan pembesaran dapat terjadi diantara hari ke 3
sampai hari ke 5 post partum
• Seksualitas
Kesimpulan
Preeklampsia Berat gejala yang timbul pada wanita hamil, bersalin dan
nifas yang terdiri dari hipertensi, edema dan proteinuria tetapi tidak
menjukkan tanda-tanda kelainan vaskuler atau hipertensi sebelumnya,
gejalanya biasanya muncul setelah kehamilan berumur 28 minggu atau
lebih. (Nanda, 2012)
Eklampsia suatu keadaan dimana didiagnosis ketika preeklampsia
memburuk menjadi kejang (Helen varney; 2007)
• Embolisme ketuban atau Emboli cairan ketuban merupakan komplikasi
persalinan dan kelahiran yang jarang terjadi dan sering fatal.
• Perdarahan post partum adalah pendarahan yang terjadi sampai 24 jam
setelah kelahiran dan biasanya melibatkan kehilangan banyak darah melalui
saluran genital. (Vicky Chapman, 2006)
TERIMAKASIHHHHHHH
DAFTAR PUSTAKA
Dewi, T. Setyowati. Budiati. T.2019.Penerapan
Teori Need For Health Wiendenbach Pada
Asuhan Keperawatan Ibu dengan Terminasi
Kehamilan Karena Preeklamasia Berat.JP2K, Vol,
2 No. 1