Definisi
Keputusasaan merupakan keadaan subjektif seorang individu yang melihat
keterbatasan atau tidak ada alternatif atau pilhan pribadi yang tersedia dan tidak dapat
memobilisasi energy yang dimilikinya (NANDA, 2005).
Keputusasaan adalah keadaan emosional ketika individu merasa bahwa
kehidupannya terlalu berat untuk dijalani ( dengan kata lain mustahil ). Seseorang
yang tidak memiliki harapan tidak melihat adanya kemungkinan untuk memperbaiki
kehidupannya dan tidak menemukan solusi untuk permasalahannya, dan ia percaya
bahwa baik dirinya atau siapapun tidak akan bisa membantunya.
Keputusasaan berkaitan dengan kehilangan harapan, ketidakmampuan ,
keraguan .duka cita , apati , kesedihan , depresi , dan bunuh diri. ( Cotton dan Range,
1996 )
Menurut (Pharris, Resnick ,dan ABlum, 1997),mengemukakan bahwa
keputusasaan merupakan kondisi yang dapat menguras energi.
Keputusasaan merupakan status emosional yang berkepanjangan dan bersifat
subyektif yang muncul saat individu tidak melihat adanya alternatif lain atau pilihan
pribadi untuk mengatasi masalah yang muncul atau untuk mencapai apa yang
diiginkan serta tidak dapat mengerahkan energinya untuk mencapai tujuan yang
ditetapkan . (carpenito, 563).
B. Faktor penyebab
Beberapa faktor penyebab orang mengalami keputusasaan yaitu :
a. Faktor kehilangan
b. Kegagalan yang terus menerus
c. Faktor Lingkungan
d. Orang terdekat ( keluarga )
e. Status kesehatan ( penyakit yang diderita dan dapat mengancam jiwa)
f. Adanya tekanan hidup
g. Kurangnya iman
1
KEPUTUSASAAN
C. Karakteristik menurut NANDA (2012)
1. Menutup mata
2. Penurunan afek
3. Penurunan selera makan
4. Penurunan respons terhadap stimulus
5. Penurunan verbalisasi
6. Kurang inisiatif
7. Kurang keterlibatan dalam asuhan
8. Pasif
9. Mengangkat bahu sebagai respons terhadap orang yang mengajak bicara
10. Gangguan pola tidur
11. Meninggalkan orang yang mengajak bicara
12. Isyarat verbal (misalnya isi putus asa “saya tidak dapat”, menghela napas
D. Manifestasi Klinis Keputusasaan
a. Mayor ( harus ada)
Mengungkapkan atau mengekspresikan sikap apatis yang mendalam ,
berlebihan, dan berkepanjangan dalam merespon situasi yang dirasakan
sebagai hal yang mustahil isyarat verbal tentang kesedihan.
Contoh ungkapan :
1. “Lebih baik saya menyerah karena saya tidak mampu memperbaiki
keadaan.”
2. “Masa depan saya seolah suram.”
3. “Saya tidak dapat membayangkan masa depan saya 10 tahun kedepan.”
4. “Saya sadar, saya tidak pernah mendapatkan apa yang saya inginkan
sebelumnya.
5. “Rasanya saya tidak mungkin menggapai kepuasan dimasa yang akan
datang.”
1) Fisiologis :
respon terhadap stimulus melambat
tidak ada energi
tidur bertambah
2) emosional :
2
KEPUTUSASAAN
individu yang putus asa sering sekali kesulitan
mengungkapkan perasaannya tapi dapat merasakan
tidak mampu memperoleh nasib baik, keberuntungan
dan pertolongan tuhan
tidak memiliki makna atau tujuan dalam hidup
hampa dan letih
perasaan kehilangan dan tidak memiliki apa-apa
tidak berdaya,tidak mampu dan terperangkap.
3) Individu memperlihatkan :
Sikap pasif dan kurangnya keterlibatan dalam
perawatan
Penurunan verbalisasi
Penurunan afek
Kurangnya ambisi,inisiatif,serta minat.
Ketidakmampuan mencapai sesuatu
Hubungan interpersonal yang terganggu
Proses pikir yang lambat
Kurangnya tanggung jawab terhadap keputusan dan
kehidupannya sendiri.
4) Kognitif :
Penurunan kemampuan untuk memecahkan masalah
dan kemampuan membuat keputusan
Mengurusi masalah yang telah lalu dan yang akan
datang bukan masalah yang dihadapi saat ini
Penurunan fleksibilitas dalam proses pikir
Kaku ( memikirkan semuanya atau tidak sama sekali )
Tidak punya kemampuan berimagenasi atau berharap
Tidak dapat mengidentifikasi atau mencapai target dan
tujuan yang ditetapkan
Tidak dapat membuat perencanaan, mengatur serta
membuat keputusan
Tidak dapat mengenali sumber harapan
3
KEPUTUSASAAN
Adanya pikiran untuk membunuh diri.
b. Minor ( mungkin ada )
1) Fisiologis
Anoreksia
BB mmenurun
2) Emosional
Individu marasa putus asa terhadap diri sendiri dan orang lain
Merasa berada diujung tanduk
Tegang
Muak ( merasa ia tidak bisa)
Kehilangan kepuasan terhadap peran dan hubungan yang ia
jalani
Rapuh
3) Individu memperlihatkan
Kontak mata yang kurang mengalihkan pandangan dari
pembicara
Penurunan motivasi
Keluh kesah
Kemunduran
Sikap pasrah
Depresi
4) Kognitif
Penuruna kemampuan untuk menyatukan informasi yang
diterima
Hilangnya persepsi waktu tentang mas lalu , masa sekarang ,
masa datang
Bingung
Ketidakmampuan berkomunikasi secara efektif
Distorsi proses pikir dan asosiasi
Penilaian yang tidak logis
4
KEPUTUSASAAN
ASUHAN KEPERAWATAN
A. Kasus terkait
Ny. D usia 30 tahun datang ke RSJ RESPATI pada tanggal 19 november 2011,
dengan wajah pasien tampak pucat, penampilan tampak lusuh dan tidak terawat, saat
5
KEPUTUSASAAN
ditanya pasien hanya diam dengan tatapan kosong. keluarga yang mengantarkan
mengatakan bahwa sudah satu bulan lebih sejak pasien ditinggal oleh tunangannya
pergi dengan wanita lain,pasien hanya mengurung diri dikamar, tidak mau
bersosialisasi dengan lingkungan terlebih dengan keluarga. keluarga juga mengatakan
bahwa sebelumnya pasien pernah gagal dalam berumah tangga (bercerai) sekitar 1
tahun yang lalu dengan alasan yang sama,dan sejak gagal untuk yang ke-2 kalinya
pasien putus asa dan tidak mau mengenal laki – laki lagi,pasien juga pernah mencoba
untuk mengakhiri hidupnya.saat dilakukan pengkajian oleh perawat didapatkan hasil
TB =160 cm, BB =58 kg
Pengkajian
Biodata :
Pasien
Nama :Ny.D
No.Register :098765
Agama : islam
Pendidikan : Smu
Umur : 30 thn
Alamat : Nologaten 23 A
Penanggung Jawab
6
KEPUTUSASAAN
Nama : Murtiyah
Agama : Islam
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Pedagang
Alamat : Nologaten
1. Keluhan utama :
1. Alasan Masuk :
Pasien dibawa ke rumah sakit karena pasien selalu mengurung diri di kamar,
tidak mau bersosialisasi dan ada keinginan untuk mengakhiri hidupnya.
2. Faktor Predisposisi dan Presipitasi
a. Faktor predisposisi : pasien merupakan orang yang tertutup
b. Faktor presipitasi :pasien putus asa dengna keadaannya yang
selalu mengalami kegagalan dalam menjalin suatu hubungan
3. Fisik
Kepala : rambut pasien kusut, kulit kepala kotor tidak terdapat lesi, tidak tampak
hematom, tidak terdapat nyeri tekan.
Mata : mata pasien tidak konjungtivitis, sayu, tidak terdapat edema, terdapat
lingkaran hitam di kelopak mata bawah.
Hidung : simetris, tidak terdapat lesi, tidak ada gangguan penciuman
Telinga : telinga pasien simetris, tampak kotor, tidak ada gangguan pendengaran
Mulut : mukosa bibir klien kering, tidak terdapat stomatitis, gigi pasien kurang bersih
Ekstremitas atas ka/ki : tonus otot kuat
4. Psikososial
Saat dirumah pasien banyak tinggal di rumah,hanya mengurung diri dikamar, jarang
melakukan aktivitas di luar rumah, bahkan pasien malas bekerja.
5. Genogram
7
KEPUTUSASAAN
Keterangan :
: Perempuan.
: Laki – laki.
: Garis keturunan.
: Hubungan pernikahan.
: pasien 30 tahun
x : Meninggal
Klien berusia 30 tahun, klien tinggal satu rumah dengan ayah dan
ibunya.
6. Konsep diri
a. Gambaran diri atau citra tubuh:pasien memandang dirinya adalah seorang wanita
yang kurang beruntung
b. Identitas diri :pasien mengatakan bahwa dirinya adalah seorang wanita
c. Peran diri : pasien mengatakan bahwa dirinya dulunya adalah seorang istri
d. Ideal diri : pasien mengatakan bahwa lebih baik dia tidak mengenal laki-laki lagi
8
KEPUTUSASAAN
e. Harga diri : Pasien mengatakan dirinya tidak berguna lagi,dan putus asa.
7. Hubungan sosial
Sebelum bercerai dan dibawa ke rumah sakit pasien adalah sosok yang tidak
mudah putus asa, pasien adalah seorang istri yang sangat menyayangi keluarganya,
pasien menganggap keluarganya sangat berarti baginya. Hubungan sosial pasien
dengan lingkungannya sangat baik, tetapi setelah ditinggal oleh tunanganya untuk
yang ke 2 kalinya pasien merasa seperti sendiri sehingga hanya mengurung diri
dikamar.
8. Spiritual
a. Nilai dan keyakinan : pasien menganut agama Islam.
b. Kegiatan ibadah : dulu pasien merupakan sosok yang rajin beribadah
9. Status Mental
a. Penampilan : Penampilan pasien kuang rapi, tidak terurus, tampak
lelah dan putus asa
b. Pembicaraan : pasien sering tidak focus dan melamun dengan tatapan
kosong
10. Aktivitas motorik
a. Hipomotorik :pasien terlihat diam tidak banyak melakukan aktivitas
b. Hipermotorik : Tidak ada aktivitas hipermotorik yang dilakukan oleh pasien
c. TIK : Tidak nampak TIK pada diri pasien
d. Agitasi : pasien nampak benci dan marah karena kegagalannya dalam
menjalin suatu hubungan.
e. Grimaseren : Pasien tidak menunjukkan gerakan-gerakan yang tidak
disadari olehnya.
f. Tremor : pasien tidak menunjukkan adanya tremor
g. Kompulsif : pasien tidak menunjukkan kompulsif yang dilakukan
11. Alam perasaan : Pasien mengatakan sering gelisah memikikan kegagalan
dalam menjalin suatu hubungan, bingung dan selalu
memikirkan masa lalu yang pernah di alaminya.
12. Afek
9
KEPUTUSASAAN
Pasien menunjukkan ekspresi yang sesuai
13. Interaksi selama wawancara : Selama dilakukan wawancara pasien terlihat banyak
melamun dan kurang memperhatikan. pasien sering diam dengan tatapan kosong
apabila ditanya tentang masalahnya.
14. Persepsi : pasien merasa bahwa kejadian yang menimpa dirinya merupakan kesalahan
dirinya.
15. Proses pikir
Saat dilakukan pengkajian pasien berbicara sesuai dengan parasaannya dan apa yang
dirasakannya.
a. Isi pikir
1) Obsesi : tidak tampak adanya keinginan yang diulang-ulang oleh pasien
2) Phobia : pasien merasa takut akan gagal dalam suatu hubungan sehingga
pasien merasa putus asa
3) Waham : pasien tidak mengalami waham.
16. Tingkat kesadaran dan orientasi
a. Kesadaran pasien : kesadaran pasien composmetis
b. Orientasi terhadap waktu, tempat, orang : orientasi pasien baik terhadap waktu,
tempat dan orang
17. Memori
Pasien tidak mengalami gangguan daya ingat jangka panjang, jangka pendek dan saat
ini
18. Tingkat konsentrasi dan berhitung
Saat dilakukan pengkajian klien kurang konsentrasi.
19. Daya tilik diri : pasien melihat dirinya adalah orang yang belum beruntung sehingga
selalu gagal dalam suatu hubungan
20. Diagnosa medis: keputusasan
21. Program terapi obat yang diberikan : pasien diberikan obat-obat penenang ( diazepam
2mg 3x24 jam,anti depresan,halopenidol dll)
B. Analisa data
ANALISA DATA
10
KEPUTUSASAAN
No. Data fokus Diagnosa
RENCANA KEPERAWATAN
11
KEPUTUSASAAN
keuntungan berinteraksi dengan orang lingkungan dan orang-
lain orang disekitar pasien
12
KEPUTUSASAAN
2. menjelaskan pengertian, tanda dan Sp 1 keluarga
gejala 1. untuk mengetahui
3. menjelaskan cara merawat pasien masalah yang dirasakan
isos. keluarga saat merawat
pasien
Sp 2 keluarga
2. membantu keluarga dalam
1. melatih keluarga mempraktekkan memahami tanda dan
cara merawat pasien dengan isos gejala
2. melatih keluarga cara merawat 3. untuk mengetahui cara
langsung pasien isos merawat pasien dengan
Sp 3 keluarga isos
1. membantu keluarga membuat
sp 2 keluarga
jadwal aktivitas dirumah termasuk
1. agar keluarga dapat
minum obat
melakukan dengan benar
2. menjelaskan follow up pasien
perawatan pada psien dengan
setelah pulang
isos
1.
2.agar keluarga pasien
terbiasa dan terlatih dalam
merawat keluarganya.
Sp 3 keluarga
1. agar keluarga pasien dapat
memberi obat dengan
tepat pada pasien
2. agar keluarga pasien
mengingat apa yang perlu
dilakukan kepada pasien
29/11/2010 RBD Sp 1 pasien Sp 1 pasien
1. mengidentifikasi benda-benda yang 1. mengetahui benda-benda
dapat membahayakan pasien yang dapat
2. mengamankan benda-benda yang membahayakan pasien
dapat membahayakan pasien 2. menjauhkan benda-benda
3. mengajarkan cara mengendalikan yang dapat
dorongan bunuh diri membahayakan pasien
4. melatih cara mengendalikan 3. membantu pasien dalam
13
KEPUTUSASAAN
dorongan bunuh diri mengendalikan dorongan
Sp 2 pasien untuk bunuh diri
1. mengendalikan aspek positif pasien 4. membantu pasien dalam
2. mendorong pasien untuk berfikir mengendalikan keinginan
positif terhadap diri untuk bunuh diri
3. mendorong pasien untuk sp 2 pasien
menghargai diri sebagai individu 1. membantu pasien
yang berharga mengasah kemampuan
Sp 3 pasien positif yang dimilikinya
1. mengidentifikasi pola koping yang 2. untuk membantu pasien
biasa diterapkan pasien agar menghilangkan
2. menilai pola koping yang biasa pikiran untuk bunuh diri
dilakukan 3. membantu pasien cara
3. mengidentifikasi pola koping yang menghargai diri sendiri
konstruktif sp 3 pasien
4. mendorong pasien memilih pola 1. mengetahui pola koping
koping yang konstruktif yang bisa diterapkan pada
5. menganjurkan pasien menerapkan pasien
pola koping yang konstruktif dalam 2. menilai sejauh mana pola
kegiatan harian pasien koping yang dimiliki
Sp 4 pasien pasien
1. membuat rencana masa depan yang 3. mengetahui pola kiping ya
realistis bersama pasien ng konstruktif
2. mengidentifikasi cara mencapai 4. membantu pasien dalam
masa depan yang realistis memilih pola koping yang
3. memberi dorongan pasien konstruktif
melakukan kegitan dalam rangka 5. agar pasien mamasukkan
meraih masa depan yang realistis kegiatanyang diajarkan
Sp 1 keluarga dalam kegiatan harian
1. mendiskusikan masalah yang sp 4 pasien
dirasakan keluarga dalam merawat 1. membantu pasien
pasien membuat rencana masa
2. menjelaskan pengartian, tanda dan depan yang realistis
gejala resiko bunuh diri dan jenis 2. mengetahui cara
14
KEPUTUSASAAN
perilaku bunuh diri serta proses mencapai masa depan
terjadinya pada pasien yang realistis
3. menjalaskan cara merawat pasien 3. mendukung pasien untuk
dengan resiko bunuh diri meraih masa depan yang
sp 2 keluarga realistis
1. melatih keluarga mempraktekkan sp 1 keluarga
cara merawat pasien dengan resiko 1. agar perawat mengetahui
bunuh diri masalah yang dirasakan
2. melatih keluarga melakukan cara keluarga dalam merawat
merawat langsung pada pasien pasien
dengan resiko bunuh diri 2. membantu keluarga dalm
Sp 3 keluarga mengenali tanda dan
1. membantu keluarga membuat gejala serta proses
jadwal aktivitas dirumah termasuk terjadinya RBD
minum obat 3. memantu keluarga pasien
2. mendiskusikan sumber rujukan cara merawat pasien
yang bisa dijangkau oleh keluarga dengan resiko bunuh diri
sp 2 keluarga
1. agar keluarga pasien dapat
melakukan perawatan
pada pasien secara benar
2. agar keluarga pasien
terbiasa dan terlatih
merawat keluarganya
dengan RBD
sp 3 keluarga
1. agar keluarga pasien dapat
memberi obat dengan
tepat dan benar pada
pasien
2. mempermudah keluarga
dalam mencari rujukan
yang tepat pada pasien
30/112010 Defisit Sp 1 pasien Sp 1 pasien
15
KEPUTUSASAAN
perawatan 1. menjelaskan pentingnya kebersihan 1. mengetahui
diri diri pentingnya kebersihan
2. menjelaskan cara menjaga diri
kebersihan diri 2. Mengetahui cara
3. membantu pasien mempraktekkan menjaga kebersihan diri
cara menjaga kebersihan diri 3. Agar pasien
4. menganjurkan pasien memasukkan mengetahui cara menjaga
dalam dalam jadwal kegiatan harian kebersihan diri
Sp 2 pasien 4. Membantu pasien
1. mengavaluasi jadwal harian pasien memasukkan dalam
2. menjelaskan cara makan yang baik jadwal harian
3. membantu pasien mempraktekkan Sp 2 pasien
cara makan yang baik 1. untuk mengetahui
4. menganjurkan pasien memasukkan apakah pasien sudah
dalam jadwal kegiatan harian melakukan apa yang
Sp 3 pasien sudah diajarkan oleh
1. mengevaluasi jadwal harian pasien perawat
2. menjelaskan cara eliminasi yang 2. mengetahui cara
baik makan yang baik
3. membantu pasien mempraktikkan 3. membantu pasien
cara eliminasi yang baik mempraktekkan cara
4. menganjurkan pasien memasukkan makan yang baik
jadwal dalam kegitan harian 4. agar pasien
Sp 4 pasien memasukkan kegitan
1. mengevaluasi jadwal harian pasien yang diajarkan oleh
2. menjelaskan cara berdandan yang perawat dalam kegiatan
baik harian
3. membantu pasien mempraktekkan sp 3 pasien
cara berdandan yang baik 1. mengetahui
4. menganjurkan pasien memasukkan sejauh mana pasien
dalam jadwal kegiatan harian memahami apa yang
Sp 1 keluarga diajarkan perawat
1. mendiskusikan masalah yang 2. mengetahui cara
dirasakan keluarga dalam merawat eliminasi yang baik
16
KEPUTUSASAAN
pasien 3. agar pasien tahu
2. menjelaskan pengertian, tanda dan cara eliminasi yang baik
gejala,dan jenis defisit parawatan 4. agar pasien
diri memasukkan kegiatan
3. menjelaskan cara merawat pasien yang diajarkan perawat
dengan DPD dalam kegiatan harian
sp 2 keluarga sp 4 pasien
1. melatih keluarga mempraktekkan 1. mengetahui
cara merawat pasien dengan DPD sejauh mana pemahaman
2. melatih keluarga melakukan cara pasien tentang apa yang
merawat langsung pasien dengan diajarkan oleh perawat
DPD 2. mengetahui cara
Sp 3 keluarga berdandan yang baik
1. membantu keluarga membuat 3. agar pasien tahu
jadwal aktivitas dirumah termasuk cara berdandan yang baik
minum obat 4. agar pasien
2. menjelaskan follow up pasien memasukkan kegiatan
setelah pulang yang diajarkan perawat
dalam kegiatan harian
sp 1 keluarga
1. mengetahui masalah yang
dirasakan keluarga dalam
merawat pasien
2. membantu keluarga dalam
mengenali tanda dan
gejala DPD
3. membantu keluarga
pasien cara merawat
pasien
sp 2 keluarga
1. agar keluarga dapt
melakukan dengan benar
cara merawat pasien
2. agar keluarga terbiasa dan
17
KEPUTUSASAAN
terlatih merawat
keluarganya.
Sp 3 keluarga
1. agar keluarga
dapat memberi obat
dengan tepat dan benar
2. agar keluarga
dapat mengingat apa yang
perlu dilakukan pada
pasien.
CATATAN PERKEMBANGAN
18
KEPUTUSASAAN
/201 1. Mengidentifikasi benda-benda O : pasien tampak mulai bisa
1 yang dapat membahayakan mengendalikan keinginan bunuh
pasien dirinya
O : keluarga pasien A : tujuan tercapai
mengetahui benda-benda yang P :intervensi dihentikan
dapat membahayakan pasien
S : Keluarga mengatakan
sudah menjauhkan benda-
benda yang dapat
membahayakan pasien
2. Mengamankan benda-benda
yang dapat membahayakan
pasien
S : keluarga mengetahui
benda-benda yang dapat
membahaykan pasien
O : keluarga menjauhkan
benda-benda yang dapt
membahayakan pasien
3. mengajarkan cara
mengendalikan dorongan
bunuh diri
S :-
O : pasien tampak bisa
mengendalikan dorongan
bunuh dirinya
4. melatih cara
mengendalikan dorongan
bunuh diri
RS : -
RO : pasien tampak bisa
mengendalikan keinginan
bunuh diri
Sp 2 pasien
19
KEPUTUSASAAN
1. mengendalikan aspek positif
pasien
RS :-
RO : pasien tampak punya
semangat
2. mendorong pasien
untuk berfikir positif terhadap
diri
RS :-
RO :pasien tampak bisa
berfikir positif trehadap
dirinya
3. mendorong pasien untuk
menghargai diri sebagai
individu yang berharga
S:-
O : Pasien tampak bisa
menghargai diri sendiri
Sp 3 pasien
1. mengidentifikasi pola koping
yang bisa diterapkan pasien
S:-
O : Pasien dapat menerapkan
pola koping yang positif
2. menilai pola koping yang bisa
dilakukan
S:-
O : Pasien dapat melakukan
koping yang bisa dilakukannya
3. mengidentifikasi pola koping
yang konstruktif
S:-
O: pasien terlihat dapat
mengidentifikasi pola koping
20
KEPUTUSASAAN
yang konstruktif
4. mendorong pasien memilih
pola koping yang konstruktif
S:-
O : pasien dapat memilih pola
koping yang konstruktif
5. menganjurkan pasien
menerapkan pola koping yang
konstruktif dalam kegiatan
harian pasien
S :-
O : Pasien dapat menerapkan
pola koping yang konstruktif
ke dalam kegiatan harian
Sp 4 pasien
1. membuat rencana masa depan
yang realistis bersama pasien
S:-
O : pasien dapat membuat
rencana masa depan yang
realitis
2. mengidentifikasi cara
mencapai masa depan yang
realistis
S:-
O : Pasien dapat
mengidentifikasi cara
mencapai masa depan yang
realitis
3. memberi dorongan pasien
melakukan kegiatan dalam
rangka meraih masa depan
yang realistis
S :-
21
KEPUTUSASAAN
O : pasien terlihat terdorong
untuk meraih masa depannya.
DAFTAR PUSTAKA
Lynda Juall Carpenito, DIAGNOSIS KEPERAWATAN Aplikasi Pada Praktik klinis ed. 9, buku
kedokteran EGC, Jakarta
NANDA
NIC-NOC
Gex Ira, SEMINAR JIWA 1 Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Keputusasaan, id.scribd.com
https://sg.docworkspace.com/d/sIMP28YRbyKG9ggY
22
KEPUTUSASAAN