Ditujukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah keperawatan komunitas
ii yang di ampu oleh: teten tresnawan, s.kp.,m.kep
Oleh:
Kelompok 2
1. Aditiya Mega Hariana (C1AA18006)
2. Asep Ega M (C1AA18022)
3. Dita Purnamasari (C1AA18034)
4. Intan Brelian P (C1AA18054)
5. Laras Firdawanti (C1AA18060)
6. Meske Aulia Mutiara (C1AA18068)
7. Ni Putu Ayu Risti Nadalia (C1AA18080)
2021
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama allah swt yang maha pengasih lagi maha penyayang,
kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-nya, yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah, dan inayah-nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah mata kuliah keperawatan komunitas ii.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terima kasih kepada pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan makalah ini. Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa
masih ada kekurangan ini dapat mempermudah pelaksanaan dalam proses belajar
dikelas.
Akhir kata kami berharap semoga makalah mata kuliah keperawatan komunitas
II ini dapat memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap temanteman sekalian.
Penyusun.
DAFTAR ISI
Kata pengantar........................................................................................
Daftar isi...................................................................................................
Bab i pendahuluan...................................................................................
A. Latar belakang..............................................................................
B. Rumusan masalah........................................................................
C. Tujuan..........................................................................................
D. Manfaat .......................................................................................
Bab ii pembahasan.................................................................................
A. Masalah kesehatan anak...............................................................
B. Masalah kesehatan remaja...........................................................
......................................................................................................
C. Faktor yang mempengaruhi kesehatan anak dan remaja.............
D. Strategi untuk meningkatkan kesehatan anak dan remaja...........
E. Tanggung jawab untuk meningkatkan kesehatan anak
dan remaja...................................................................................
F. Asuhan keperawatan kesehatan komunitas pada
Aggregat anak dan aggregat remaja ....................................
Bab iii penutup.......................................................................................
A. Kesimpulan..................................................................................
B. Saran ...........................................................................................
Daftar pustaka
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Menurut uu no.23 tahun 1992 kesehatan adalah keadaan sejahtera
dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup
produktif secara sosial ekonomis. Menurut pernyataan dari organisasi
kesehatan sedunia (who), kesehatan adalah keadaan fisik, mental dan
kesejahteraan sosial secara lengkap dan bukan hanya sekedar tidak
mengidap penyakit atau kelemahan.dengan demikian jelaslah bahwa
sehat adalah suatu kondisi yang prima meliputi tidak hanya fisik, mental
maupun sosial, melainkan diartikan pula bebas dari sakit atau cacat.
B. Rumusan masalah
1. Apa saja masalah kesehatan pada anak ?
2. Bagaimana masalah kesehatan pada remaja dengan perilaku
seksual beresiko ?
3. Apa saja factor yang mempengaruhi kesehatan pada anak dan
remaja ?
4. Bagaimana strategi untuk meningkatkan kesehatan anak dan
remaja ?
5. Apa saja tanggung jawab untuk meningkatkan kesehatan anak
dan remaja?
6. Jelaskan asuhan keperawatan komunitas pada aggregate anak dan
aggregate remaja !
C. Tujuan penulisan
1. .untuk mengetahui masalah-masalah kesehatan komunitas pada
anak
2. Untuk mengetahui masalah kesehatan pada remaja yaitu perilaku
seksual beresiko
3. Untuk mengetahui factor yang mempengaruhi kesehatan pada
anak dan remja
4. Untuk mengetahui bagaimana strategi yang digunakan untuk
meningkatkan kesehatan pada anak dan remaja
5. Untuk mngetahui bagaimana tanggung jawab untuk menngkatkan
kesehatan pada anak dan remaja
6. Untuk mengetahui bagaimana asuhan keperawatan komunitas
pada aggregate anak dan aggregate remaja.
BAB II
PEMBAHASAN
Kejadian cedera paling tinggi yang terjadi pada anak usia sekolah
yaitu road trafficinjuries, drowning (tenggelam), fired- related burn dan,
jatuh (who, 2014). Cedera bisa terjadi dimana saja. Tempat paling sering
terjadinya cedera yaitu di lingkungan rumah dan di lingkungan sekolah.
Hal ini menunjukkan bahwa, tempat anak banyak menghabiskan
waktunya merupakan tempat paling sering terjadinya cedera. Aktivitas
yang sering menyebabkan cedera pada anak adalah bermain, berjalan-
jalan, bersepeda, berolah raga, dan aktivitas lainnya. Bagian tubuh yang
paling sering terkena cedera adalah tangan, kaki dan kepala (shi, et. Al,
2014).
Cedera pada usia sekolah dapat berakibat fatal. Bagian tubuh anak
yang masih dalam tahap perkembangan menyebabkan dampak cedera
pada anak akan lebih berbahaya dibandingkan dengan dampak yang
dialami orang dewasa. Cedera dapat mengakibatkan hospitalisasi, tidak
masuk sekolah, kehilangan potensi hidup bertahun-tahun pada anak dan
kematian. Cedera pada usia sekolah juga dapat menyebabkan kecacatan
yang akan mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak. Sifat
dan keparahan cedera akan menentukan tingkat kecacatan jangka
panjang dan gangguan yang dialami anak. Luka yang lebih serius dapat
berdampak besar, sehingga memerlukan perawatan seumur hidup. Selain
berdampak pada fisik anak, cedera juga bisa berdampak pada jiwa anak
seperti trauma, post traumatic syndrome disorder (ptsd), phobia, dan
cemas (who, 2008).
Cedera pada anak usia sekolah dapat dicegah dan dikendalikan. Ada
6 prinsip dasar, diantaranya : (who, 2008).
a. Peraturan perundang-undangan
b. Modifikasi produk
c. Modifikasi lingkungan
d. Mendukung kunjungan rumah (home visits)
e. Mempromosikan alat-alat keamanan
f. Edukasi
2. Malnutrisi dan gizi
Malnutrisi, adalah gangguan absorbsi makanan yang dapat
disebabkan oleh faktor patologis atau non patologis sehingga
pertumbuhan dan perkembangan seorang anak terganggu. Jika keadaan
ini berlangsung kronik atau lama dapat menimbulkan gangguan
kesehatan pada anak.
Sedangkan menurut who, mendefinisikan malnutrisi
sebagai “ketidakseimbangan seluler antara pasokan nutrisi dan energi
dan kebutuhan tubuh terhadap mereka untuk menjamin pertumbuhan,
pemeliharaan, dan fungsi tertentu”.
Gangguan gizi dapat dibagi menjadi dua kategori, yaitu kekurangan
gizi (undernutrition) atau kelebihan gizi (over nutrition). Beberapa
kondisi kekurangan gizi (undernutrition) yang serius dapat menyebabkan
kondisi kesehatan yang terganggu seperti:
a. Marasmus : ditandai dengan gangguan pertumbuhan dan hilangnya
lemak dan otot di bawah kulit (atrofi)
b. Kwarsiorkor : ditandai dengan tidak adanya cukup protein dan
karbohidrat di dalam diet sehingga menimbulkan perubahan pigmen
kulit, penurunan massa otot, diare, kegagalan untuk mendapatkan
kenaikan berat badan dan tumbuh, kelelahan, perubahan rambut
(warna atau tekstur), infeksi meningkat dan lebih parah karena
sistem kekebalan tubuh rusak, perut buncit, kelesuan atau apatis,
ruam (dermatitis), syok (tahap akhir) dan pembengkakan (edema).
c. Marasmus – kwarsiorkor ( gabungan) : etiology atau penyebab
malnutrisi sendiri sangatlah banyak, seperti contoh pada negara
negara berkembang, penyebab utama dari kekurangan gizi
disebabkan oleh kurangnya supply makanan pada daerah tersebut.
Contoh pada daerah di indonesia bagian timur, sangatlah sulit bagi
penduduk untuk mendapatkan makanan yang dapat memenuhi
kebutuhan gizi anak mereka hanya karena mereka tidak memiliki
makanan yang cukup untuk dikonsumsi.
a. Pola diet yang tidak baik, seperti picky eater, eating disorder,
kurangnya edukasi dari orang tua atau pemerintah mengenai
makanan yang sehat seperti empat sehat lima sempurna.
b. Gangguan mental / psikosomatis, gangguan kondisi mental pada
seseorang dapat mengakibatkan mereka tidak mengkonsumsi
makanan sesuai dengan kebutuhan badannya.
c. Gangguan pencernaan atau masalah di usus.
d. Ketergantungan alkohol atau drug abuse.
3. Imunisasi
Jenis-jenis imunisasi
8) Kehilangan ketrampilan
9) Penelantaran anak
d. Sikap terhadap jenis kelamin dari anak yang belum dilahirkan dapat
dipengaruhi oleh gagasan-gagasan stereotip, misalnya bahwa anak
laki-laki “sulit diatur”.
2) Hiv/aids
3) Kehamilan
4) Aborsi
a. Faktor kesehatan
b. Faktor kebudayaan
c. Faktor keluarga
Faktor keluarga dapat menentukan keberhasilan perbaikan status
kesehatan anak. Pengaruh keluarga pada masa pertumbuhan dan
perkembangan anak sangat besar melalui pola hubungan anak dan
keluarga serta nilai-nilai yang ditanamkan. Apakah anak dijadikan
sebagai pekerja ataukah diperlakukan sebagaimana mestinya dan
dipenuhi kebutuhannya baik asah, asih, dan asuhnya. Peningkatan
status kesehatan anak juga terkait langsung dengan peran dan fungsi
keluarga terhadap anaknya, seperti membesarkan anak, memberikan
dan menyediakan makanan, melindungi kesehatan, memberikan
perlindungan secara psikologis, menanamkan nilai budaya yang
baik, memepersiapkan pendidikan anak, dan lain-lain (behrman,
2000).
2) Media massa
Tidak sedikit remaja yang mendapatkan informasi kesehatan
reproduksi dari internet karena internet merupakan media yang
menyediakan informasi secara bebas tanpa batas walaupun
informasi ada yang positif dan negatif. Banyak situs-situs yang
mengungkap secara fulgar (bebas) kehidupan seks atau
gambargambar yang belum sesuai untuk remaja yang adapat
memberikan dampak kurang baik bagi mereka karena pada saat
usia remaja terjadi perubahan psikologis yang mengakibatkan
perubahan sikap dan tingkah laku seperti mulai memperhatikan
penampilan diri, mulai tertarik dengan lawan jenis, berusaha
menarik perhatian dan muncul perasaan cinta yang kemudian
akan timbul dorongan seksual. Pada masa remaja cenderung
memiliki tingkat seksual yang tinggi sehubungan dengan mulai
matangnya hormon seksual dan organ-organ reproduksi.
3) Pengaruh orang terdekat
Pengaruh orang terdekat juga berperan dalam pengetahua
remaja. Seseorang yang kita anggap penting atau dekat dengan
kita, yang diharapkan persetujuannya bagi setiap gerak dan
pendapat kita, seseorang yang tidak ingin kita kecewakan,
ataupun seseorang yang berarti khusus bagi kita akan banyak
mempengaruhi pengetahuan kita terhadap sesuatu disinilah
suatu masalah sering kali muncul dalam kehidupan remaja
karena mereka ingin mencoba-coba segala hal, termasuk yang
berhubungan dengan fungsi ketubuhannya yang juga melibatkan
pasangannya.
4) Orang tua
6) Diskusi
D. Implementasi
Komponen implementasi dalam proses keperawatan mencakup
penerapan keterampilan yang diperlukan untuk mengimplementasikan
intervensi keperawatan yang telah dibuat. Implementasi dilakukan sesuai
intervensi yang telah dibuat.
E. Evaluasi
Kriteria :
85% peserta hadir, serta mampu mendemonstrasikan cara mencuci
tangan pakai sabun yang benar.
2) Asuhan keperawatan komunitas agregat remaja
A. Pengkajian
1. Sistem
2. Sub sistem
F. EVALUASI
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Makalah yang kelompok kami susun inin memiliki beberapa kekurangan.
Diharapkan pembaca dapat mengoreksi dan menyampaikan kekurangan
yang ada dalam makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
Damar. 2021. “Jenis Kekerasan Pada Anak Plus Ciri-Ciri Yang Terlihat”,
https://hellosehat.com/parenting/anak-6-sampai-9-tahun/kekerasan-pada-anak/,
diakses pada 23 Maret 2021 pukul 19.33.
Firtiani, Silvia K. DKK. 2019. “ASUHAN KEPERAWATAN PADA
AGREGRAT DALAM KOMUNITAS KESEHATAN ANAK DAN REMAJA”
(hlm. 40-49). Bandung : Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu
Kesehatan Universitas Bale Bandung