Anda di halaman 1dari 12

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN KEPUTUSASAAN

Diajukan untuk memenuhi tugas pada mata kuliah Kep. Jiwa

Dosen pengampu Vita Lucya, M.Kep

Disusun Oleh :

Kelompok 5

Agress Septy ( 218044 )

Nirani Rahayu Utami ( 218068 )

Rani Nuraeni ( 218073 )

Risa Livianti ( 218075 )

Selly Marselina ( 218077 )

Tita Daulati ( 218081 )

Wini Widiyanti (218084)

PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KEPERAWATAN PPNI JABAR

BANDUNG

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan kepada Allah SWT karen akelompoktelah berhasil
menyelesaikan sebuah makalah dengan judul “Asuhan Keperawatan Jiwa Pada Pasien
Dengan Keputusasaan” penyusun menyadari sepenuhnya bahwa penulisan makalah ini tidak
akan selesai tanpa adanya bantuan dan bimbingan yang telah diberikan oleh berbagai pihak.
Untuk itu penyusun mengucapkan terimakasih.

Terwujudnya makalah ini merupakan kebanggaan tersendiri bagi penyusun, namun


penyusun menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna yang dikarenakan oleh
keterbatasan pengetahuan dan pengalaman. Oleh karena itu kritik dan saran dari para
pembaca akan sangat bermanfaat bagi penyempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi para pembaca. Demikianlah yang dapat tim penyusun sampaikan atas
perhatiannya tim penyusun ucapkan terimakasih.

Penyusun

Kelompok 5

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................i

DAFTAR ISI..........................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang............................................................................1


1.2 Rumusan Masalah.......................................................................1
1.3 Tujuan..........................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Definisi........................................................................................2
2.2 Tanda dan Gejala.........................................................................2
2.3 Konsep Asuhan Keperawatan.....................................................5

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan..................................................................................8
3.2 Saran............................................................................................8

Daftar Pustaka

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Keputusasaan menggambarkan individu yang tidak melihat adanya kemungkinan
untuk memperbaiki hidupnya dan bersih keras mengatakan bahwa tidak ada seorang
pun yang dapat membantunya. Keputusasaan beda dengan ketidakberdayaan, orang
yang putus asa tidak melihat adanya solusi untuk permasalahannya atau tidak
menemukan cara untuk mencapai apa yang di inginkannya. Sebaliknya orang yang
tidak berdaya masih dapat menemukan alternatif atau untuk masalah tersebut, tetapi
tidak mampu melakukan sesuatu untuk mewujudkannya karena kurangnya kontrol
dan sumber yang tersedia.
Keputusasaan adalah keadaan dimana seseorang atau individu tidak mampu
memandang kehidupan kearah yang lebih baik dan cenderung putus asa akan segala
kemampuannya dan kebanyakan ungkapan klien mengarah kesituasi kehidupan tanpa
harapan dan terasa hampa. Dari semua cobaan dan kesulitan yang kita alami didalam
hidup, mungkin yang paling berbahya adalah keputusasaan. Terkadang pengalaman
keputusasaan ini dinamakan malam yang gelapdalam jiwa kita. Bila mengalami
keputusasaan kita seperti merasa bahwa semua jenis terang sirnah dan pergi, lalu kita
sendiri sedang berdiri didalam kegelapan. Barangkali dapat jadi satu penghiburan
kecil kalau masing-masing dari kita menyadari dan mengakui bahwa setiap orang
mengalami keputusasaan pada waktu dan tempat tertentu di dalam hidup, tanpa
kecuali.
1.2. Rumusan Masalah
1. Apa definisi dari keputusasaan ?
2. Apa tanda dan gejala pada keputusasaan ?
3. Apa saja pengkajian pada pasien keputusasaan ?
4. Apa saja intervensi pada pasien keputusasaan ?
1.3. Tujuan
1. Mengetahui definisi darikeputusasaan
2. Mengetahui tanda dan gejala pada pasien keputusasaan
3. Mengetahui pengkajian pada pasien keputusasaan
4. Mengetahui intervensi pada pasien keputusasaan

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi
Keputusasaan merupakan keadaan subjektif seorang individu yang melihat:
keterbatasan atau tidak ada alternatif atau pilhan pribadi yang tersedia dan tidak dapat
memobilisasi energy yang dimilikinya (NANDA, 2005).
Keputusasaan adalah keadaan emosional ketika individu merasa bahwa
kehidupannya terlalu berat untuk dijalani ( dengan kata lain mustahil). Seseorang
yang tidak memiliki harapan tidak melihat adanya kemungkinan untuk memperbaiki
kehidupannya dan tidak menemukan solusi untuk permasalahannya, dan ia percaya
bahwa baik dirinya atau siapapun tidak akan bisa membantunya.
Keputusasaan berkaitan dengan kehilangan harapan, ketidakmampuan.
keraguan duka cita, apati, kesedihan, depresi, dan bunuh diri. (Cotton dan Range,
1996).

2.2 Tanda dan Gejala


1. Karakter Utama (Mayor)
Mengungkapkan atau mengekspresikan sikap apatis yang mendalam ,
berlebihan, dan berkepanjangan dalam merespon situasi yang dirasakan sebagai
hal yang mustahil isyarat verbal tentang kesedihan.
a. Fisiologis :
 Respon terhadap stimulus melambat.
 Tidak ada energi.
 Tidur bertambah.
b. Emosional :
 Individu yang putus asa sering sekali kesulitan mengungkapkan
perasaannya tapi dapat merasakan.
 Tidak mampu memperoleh nasib baik, keberuntungan dan pertolongan
tuhan.
 Tidak memiliki makna atau tujuan dalam hidup.
 Hampa dan letih.
 Perasaan kehilangan dan tidak memiliki apa-apa.

2
 Tidak berdaya, tidak mampu dan terperangkap.
c. Individu memperlihatkan :
 Sikap pasif dan kurangnya keterlibatan dalam perawatan.
 Penurunan verbalisasi.
 Penurunan afek.
 Kurangnya ambisi, inisiatif, serta minat.
 Ketidakmampuan mencapai sesuatu.
 Hubungan interpersonal yang terganggu.
 Proses pikir yang lambat.
 Kurangnya tanggung jawab terhadap keputusan dan kehidupannya
sendiri.
d. Kognitif :
 Penurunan kemampuan untuk memecahkan masalah dan kemampuan
membuat keputusan.
 Mengurusi masalah yang telah lalu dan yang akan datang bukan
masalah yang dihadapi saat ini.
 Penurunan fleksibilitas dalam proses pikir.
 Kaku (memikirkan semuanya atau tidak sama sekali).
 Tidak punya kemampuan berimagenasi atau berharap.
 Tidak dapat mengidentifikasi atau mencapai target dan tujuanyang
ditetapkan.
 Tidak dapat membuat perencanaan, mengatur serta
membuatkeputusan.
 Tidak dapat mengenali sumber harapan.
 Adanya pikiran untuk membunuh diri.

2. Karakter Tambahan (Minor)


a. Fisiologis :
 Anoreksia
 Bb (berat badan) menurun
b. Emosional :
 Individu marasa putus asa terhadap diri sendiri dan orang lain.

3
 Merasa berada diujung tanduk.
 Tegang.
 Muak ( merasa ia tidak bisa).
 Kehilangan kepuasan terhadap peran dan hubungan yang ia jalani.
 Rapuh.
c. Individu memperlihatkan :
 Kontak mata yang mengalihkan pandangan dari pembicara.
 Penurunan motivasi.
 Keluh kesah.
 Kemunduran.
 Sikap pasrah.
 Depresi.
d. Kognitif :
 Penuruna kemampuan untuk menyatukan informasi yang diterima.
 Hilangnya persepsi waktu tentang mas lalu , masa sekarang ,masa
datang.
 Bingung.
 Ketidakmampuan berkomunikasi secara efektif.
 Distorsi proses pikir dan asosiasi.
 Penilaian yang tidak logis.

4
Konsep Asuhan Keperawatan Pada Pasien Keputusasaan

A. Pengkajian
a. Faktor Presdiposisi
Faktor presdiposisi pada klien dengan keputusasaan adalah :
1. Faktor Biologis, adanya penyakit infeksi yang kronis.
2. Faktor Psiologis, adanya perasaan terbuang, kehilangan kepercayaan
pada kegiatan spiritual (Towsend, 2019).
3. Faktor sosial dan budaya adalah pembatasan aktivitas jangka
panjang.
b. Faktor Presipitasi
1. Faktor Presipitasi secara biologis riwayat keluarga menderita depresi,
status nutrisi, status kesehatan secara umum, pembatasan aktivitas
jangka panjang (Stuard, 2011).
2. Faktor Psikologis : Stres jangka panjang, retardasi mental,
kemampuan komunikasi verbal kurang, pengalaman masa lalu kurang
menyenangkan dan konsep diri kurang baik.
3. Faktor Sosial Budaya : adanya hambatan pelaksanaan interaksi sosial,
kehilangan kepercayaan pada kekuatan spiritual, kehilangan
kepercayaan pada nilai penting, kurang dukungan sosial, putus sekolah
dan pemutusan hubungan kerja.

Pengkajian pada klien dengan keputusasaan dapat dilihat dari tanda dan gejala
dari depresi sebagai berikut (Townsend, 2015) :
1. Pengaruh orang yang depresi adalah salah satu kesedihan, kekecewaan,
ketidakberdayaan, dan keputusasaan. Prospek suram dan pesimistis dan perasaan
tidak berharga.
2. Pikiran melambat dan kesulitan konsentrasi terjadi. Ide obsesif dan ruminasi dari
pikiran negatif yang umum. Pada depresi berat (depresi besar atau depresi
bipolar), fitur psikotik seperti halusinasi dan delusi mungkin jelas.
3. Secara fisik, ada bukti kelemahan dan sangat kelelahan, sedikit energi untuk
melakukan aktivitas sehari-hari (ADL).

5
4. Beberapa orang mungkin cenderung ke arah makan yang berlebihan dan minum,
sedangkan yang lain mungkin mengalami anoreksia dan penurunan berat badan.
Menanggapi perlambatan umum tubuh, sembelit, dan retensi urin.
5. Gangguan tidur yang umum, baik insomnia atau hipersomnia.
6. Verbalisasi terbatas. Ketika orang depresi berbicara, konten dapat berupa
perenungan tentang kehidupan mereka sendiri menyesalkan atau, dalam klien
psikotik, sebuah refleksi dari pemikiran delusi mereka.
7. Partisipasi sosial berkurang, klien memiliki kecenderungan terhadap egosentrisme
dan fokus yang intens pada diri.

B. Intervensi Keperawatan
Menurut Stuart (2009), keputusasaan merupakan suatu respon emosional dari
masalah psikologis respon emosional maladaptif. Intervensi yang dilakukan untuk
mengatasi masalah psikososial yang berhubungan dengan respon emosional
maladaptif atau keputusasaan yaitu:
1. Modifikasi respon maladaptif klien.
2. Kembalikan fungsi kerja dan fungsi psikososial klien.
3. Tingkatkan kualitas hidup klien.
4. Meminimalkan risiko kekambuhan klien.
5. Memberikan keamanan.
6. Mendorong hubungan terapeutik.
7. Mendorong ADL dan perawatan fisik.
8. Menggunakan komunikasi terapeutik.
9. Berikan pendidikan kesehatan pada klien dan keluarga (Videbeck, 2011).

Untuk berhasil melaksanakan tindakan keperawatan yang terkait dengan


kebutuhan afektif pasien, perawat harus menggunakan berbagai keterampilan
komunikasi, seperti empati, refleksi perasaan, pertanyaan terbuka tertutup
berorientasi, validasi, pengungkapan diri, dan konfrontasi. Pasien dengan gangguan
suasana hati yang parah akan menantang keterampilan terapeutik perawat dan
menguji perawat yang peduli dan berkomitmen (Stuart, 2009).

6
Berdasarkan Standar Asuhan Keperawatan Diagnosa Psikososial oleh Tim
Keperawatan Jiwa FIK UI (2011), intervensi keperawatan pada klien dengan
keputusasaan yaitu:

1. Intervensi Keperawatan pada Pasien:


a. Diskusi tentang kejadian yang membuat putus asa, perasaan/pikiran/perilaku
yang berubah.
b. Latihan berpikir positif melalui penemuan harapan dan makna hidup.
c. Latihan melakukan aktivitas untuk menumbuhkan harapan dan makna hidup.
2. Intervensi Keperawatan pada Keluarga dengan Keputusasaan :
a. Mendiskusikan kondisi pasien: keputusaan, penyebab, proses terjadi, tanda
dan gejala.
b. Melatih keluarga merawat pasien dengan keputusasaan.
c. Melatih keluarga melakukan follow up.

7
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Keputusasaan merupakan keadaan subjectif seorang individu yang melihat
keterbatasan atau tidak ada alternatif atau pilihan pribadi yang tersedia dan tidak dapat
memobilisasi energy yang dimilikinya (NANDA, 2005). Keputusasaan berkaitan
dengan kehilangan harapan, ketidakmampuan, keraguan, duka cita, apatis, kesedihan,
depresi dan bunuh diri.

3.2 Saran
Pembaca diharapkan banyak membaca referensi lain terkait masalah
psikososial keputusasaan. Hal ini dimaksudkan agar pembaca lebih memahami terkait
masalah klien dengan gangguan psikososial. Selain itu pembaca juga dapat mencari
informasi terkait jurnal penatalaksanaan terbaru pada klien dengan masalah
psikososial.

8
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai