OLEH :
180101117
S1 KEPERAWATAN
A. Pengertian
B. Etiologi
Faktor Presdiposisi
a. Faktor Genetic : Individu yang dilahirkan dan dibesarkan di dalam keluarga yang
mempunyai riwayat depresi akan sulit mengembangkan sikap optimis dalam
menghadapi suatu permasalahan
b. Kesehatan Jasmani : Individu dengan keadaan fisik sehat, pola hidup yang
teratur, cenderung mempunyai kemampuan mengatasi stress yang lebih tinggi
dibandingkan dengan individu yang mengalami gangguan fisik
c. Kesehatan Mental : Individu yang mengalami gangguan jiwa terutama yang
mempunyai riwayat depresi yang ditandai dengan perasaan tidak berdaya pesimis,
selalu dibayangi oleh masa depan yang suram, biasanya sangat peka dalam
menghadapi situasi masalah dan mengalami keputusasaan.
Faktor Presipitasi
5. Status kesehatan ( penyakit yang diderita dan dapat mengancam jiwa)
6. Adanya tekanan hidup
C. Rentang Respon
D. Manifestasi Klinis
Tanda mayor (Lynda Jual Carpenito)
1) Fisiologis :
respon terhadap stimulus melambat
tidak ada energi
tidur bertambah
2) Emosional :
individu yang putus asa sering sekali kesulitan mengungkapkan
perasaannya tapi dapat merasakan
tidak mampu memperoleh nasib baik, keberuntungan dan pertolongan
tuhan
tidak memiliki makna atau tujuan dalam hidup
hampa dan letih
perasaan kehilangan dan tidak memiliki apa-apa
tidak berdaya,tidak mampu dan terperangkap.
3) Individu memperlihatkan :
Sikap pasif dan kurangnya keterlibatan dalam perawatan
Penurunan verbalisasi
Penurunan afek
Kurangnya ambisi,inisiatif,serta minat.
Ketidakmampuan mencapai sesuatu
Hubungan interpersonal yang terganggu
Proses pikir yang lambat
Kurangnya tanggung jawab terhadap keputusan dan kehidupannya sendiri.
4) Kognitif :
Penurunan kemampuan untuk memecahkan masalah dan kemampuan
membuat keputusan
Mengurusi masalah yang telah lalu dan yang akan datang bukan masalah
yang dihadapi saat ini
Penurunan fleksibilitas dalam proses pikir
Kaku ( memikirkan semuanya atau tidak sama sekali )
Tidak punya kemampuan berimagenasi atau berharap
Tidak dapat mengidentifikasi atau mencapai target dan tujuan yang
ditetapkan
Tidak dapat membuat perencanaan, mengatur serta membuat keputusan
Tidak dapat mengenali sumber harapan
Adanya pikiran untuk membunuh diri
Tanda Minor (Lynda Jual Carpenito)
1. Fisiologis
Anoreksia
BB menurun
2. Emosional
Individu marasa putus asa terhadap diri sendiri dan orang lain
Merasa berada diujung tanduk
Tegang
Muak ( merasa ia tidak bisa)
Kehilangan kepuasan terhadap peran dan hubungan yang ia jalani
Rapuh
3. Individu memperlihatkan
Kontak mata yang kurang mengalihkan pandangan dari pembicara
Penurunan motivasi
Keluh kesah
Kemunduran
Sikap pasrah
Depresi
4. Kognitif
Penuruna kemampuan untuk menyatukan informasi yang diterima
Hilangnya persepsi waktu tentang mas lalu , masa sekarang , masa datang
Bingung
Ketidakmampuan berkomunikasi secara efektif
Distorsi proses pikir dan asosiasi
Penilaian yang tidak logis
E. Pohon Masalah
Ketidakberdayaan
Keputusasaan
F. Penatalaksanaan (SP)
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
PADA KLIEN DENGAN KEPUTUSASAAN
SP I
1. Proses Keperawatan
a. Kondisi pasien : Klien mengatakan sedih akibat sering ditolak ketika melamar pekerjaan,
dan klien menggungkapkan rasa bersalah kepada seseorang dan merasa putus asa dalam
menjalani kehidupan ini. Klien terlihat depresi.
b. Diagnosa Keperawatan :
Keputusasaan
c. Tujuan Khusus
d. Tindakan Keperawatan
1. Fase Orientasi
a. Salam Terapeutik
“Assalamualaikum, selamat pagi Pak, perkenalkan saya perawat Dinda, dari Stikes
Jember. Saya yang bertugas hari ini. Nama bapak siapa? Senang dipanggil apa?,
kedatangan saya kesini untuk membantu menyelesaikan masalah bapak.”
b. Evaluasi/Validasi
“Bagaimana perasaan Bapak hari ini? Apakah Bapak semalam tidurnya nyenyak?”
c. Kontrak
“ Baiklah bagaimana kalau pagi ini kita berbincang-bincang tentang hal yang membuat
Bapak sedih?”
“Berapa lama kita bisa berbincang-bincang? Bagaimana kalau 15 menit? Bisa Bapak?”
“ Bapak ingin kita berbincang-bincang dimana? Di teras? Atau di ruang perawat?”
”Tujuan kita melakukan perbincangan ini agar kita saling mengenal, apakah bapak
bersedia?”
2. FASE KERJA
“ Coba bapak ceritakan kepada saya tentang perasaan sedih yang bapak rasakan saat
ini?
“yaa, saya sangat mengerti perasan bapak, tidak diterima pekerjaan kemudian
diceraikan istri memang bukan masalah yang gampang untuk dihadapi. Sudah berapa
lama perasaan itu bapak rasakan?”
“kalau boleh saya simpulkan, bapak saat ini mengalami hal yang disebut dengan
keputusasaan. Keputusasaan adalah suatu keadaan dimana seseorang itu merasa tidak
ada pilihan lain lagi untuk menyelesaikan masalahnya, walaupun sebenarnya ia
memiliki potensi kemampuan untuk menyelesaikan masalahnya”
“pak, bagimana kalau saya beritahukan tentang bagaimana cara yang baik untuk
menyelesaikan masalah bapak?”
“ada beberapa hal yang bapak bisa lakukan , misalnya menceritakan masalah bapak
kepada orang lain yang bisa bapak percaya dengan demikian beban yang bapak
rasakan setidaknya bisa berkurang. Selain itu bapak juga bisa mengingat atau
menuliskan kemampuan positif yang bisa bapak lakukan, coba bapak ingat kembali
apa saja hal yang baik yang dulu bapak lakukan? “
“Waah… dulu bapak bisa melukis yg indah yaa? Nah.. sekarang buat daftar
sebanyak-banyaknya kemampuan yang lain yang bapak punya, kegiatan ini sangat
berguna,untuk membantu membangkitkan semangat dan harapan bapak kembali
dalam menjalani kehidupan “
“ Jika bapak merasakan perasaan sedih lagi, bapak bisa melakukan kegiatan-kegiatan
positif seperti misalnya bapak melakukan hal yang bapak suka, berbincang dengan
teman, melukis dan hal-hal lain ya pak.”
3. FASE TERMINASI
Evaluasi
1. Evaluasi Subjektif
“ Apa yang bapak rasakan setelah berbincang-bincang dengan saya? Apa bapak
merasa ada manfaatnya kita berbincang-bincang saat ini ?”
2. Evaluasi Objektif
“ Bapak masih ingat bagaimana cara mengatasi rasa sedih yang bapak rasakan?
Coba bapak praktekkan sekali lagi cara mengatasi sedih yang bapak rasakan”
“ Iya benar sekali yang bapak katakan, bapak hebat ya”
“Baiklah Bapak, bagaimana kalau besok kita berlatih kegiatan melukis.. besok
bapak mau jam berapa? Apa sama seperti tadi jam 11.00 WIB? Baik pak ,
tempatnya disini lagi saja yah pak?”
“apakah ada yang ditanyakan pak? baiklah pak jika tidak ada, saya permisi dulu,
sampai bertemu besok ya pak, Assalamualaikum”