JIWA DENGAN
KEPUTUSASAAN
CMHN
Kelompok 16
1. Qorri Hartanto (1914201031)
2. Mita Angkana Putri Nasution (1914201021)
3. M. Dendy Masbri (1914201071)
Terapi
Psikofarmaka
Psikososial
Terapi obat-obatan Adaptasi dengan
lingkungan sosial
Terapi
Psikoterapi Psikoreligius
Terapi keagamaan
Terapi kejiwaan
setelah Psikofarmaka
Rehabilitasi
KONSEP ASUHAN
KEPERAWATAN JIWA PASIEN
DENGAN GANGGUAN
KEPUTUSASAAN
Pengkajian
a. Identitas klien
c. Faktor Predisposisi
faktor genetic
kesehatan jasmani
Kesehatan mental
Struktur Kepribadian
d. Faktor presipitasi
1. Faktor kehilangan
2. Kegagalan yang terus menerus
3. Faktor lingkungan
4. Orang terdekat (keluarga)
5. Status kesehatan (penyakit yang diderita dan dapat
mengancam jiwa)
6. Adanya tekanan hidup
7. Kurangnya iman
Pohon Masalah
Intervensi
Tujuan: Strategi Pelaksanaan
Mampu mengenal masalah SP 1 Pasien : Assesmen
keputusasaannya keputusasaan dan latihan berfikir
Mampu memberdayakan diri dalam positif melalui penemuan harapan
aktivitas dan makna hidup
Mampu menggunakan keluarga 1. Bina hubungan saling percaya
sebagai sumber daya 2. Membuat kontrak (inform
consent) dua kali pertemuan
Tindakan Keperawatan latihan pengendalian perasaan
Diskusi tentang kejadian yang putus asa
membuat putus asa, 3. Bantu pasien mengenal
perasaan/pikiran/perilaku yang keputusasaan
berubah 4. Latih restrukturisasi pikiran
Latihan berfikir positif melalui melalui latihan berpikir positif
penemuan harapan dan makna dengan mengidentifikasi
hidup harapan dan penemuan makna
Latihan melakukan aktivitas untuk hidup
menumbuhkan harapan dan makna
Intervensi
SP 2 Pasien : Evaluasi keputusaan, Intervensi Keluarga
manfaat berfikir positif, dan latihan a. Tujuan
melakukan aktivitas untuk 1. Keluarga mampu mengenal
menumbuhkan harapan dan makna masalah keputusasaan pada
hidup anggota keluarganya
1. Pertahankan rasa percaya 2. Keluarga mampu merawat anggota
pasien keluarga yang mengalami
1. Membuat kontrak ulang: cara keputusasaan
mengatasi keputusaaan\ 3. Keluarga mampu memfollow up
2. Diskusikan aspek positif diri anggota keluarga yang mengalami
sendiri, keluarga, dan keputusasaan
lingkungan b. Tindakan Keperawatan
3. Diskusikan kemampuan positif 4. Mendiskusikan kondisi pasien:
diri sendiri keputusaan, penyebab, proses
4. Latih satu kemampuan positif terjadi, tanda dan gejala, akibat
5. Tekankan bahwa kegiatan 5. Melatih keluarga merawat pasien
melakukan kemampuan positif dengan ansietas
berguna untuk menumbuhkan 6. Melatih keluarga melakukan follow
harapan dan makna hidup up
Intervensi
SP1 Keluarga: Penjelasan kondisi SP 2 Keluarga: Evaluasi peran
pasien dan cara merawat: keluarga merawat pasien, cara
1. Bina hubungan saling percaya merawat dan follow up
2. Membuat kontrak (inform 1. Pertahankan rasa percaya keluarga
consent) dua kali pertemuan dengan mengucapkan salam,
latihan cara merawat pasien menanyakan peran keluarga
dengan keputusasaan merawat pasien & kondisi pasien
3. Bantu keluarga mengenal putus 2. Membuat kontrak ulang: latihan
asa pada pasien lanjutan cara merawat dan follow up
3. Menyertakan keluarga saat melatih
pasien melatih kemampuan positif
4. Diskusikan dengan keluarga cara
perawatan di rumah follow up dan
kondisi pasien yang perlu dirujuk
(muncul ide bunuh diri atau perilaku
pengabaian diri) dan cara merujuk
pasien
LAPORAN KASUS
ASUHAN KEPERAWATAN JIWA DENGAN KEPUTUSASAAN
PENGKAJIAN KEPERAWATAN
1. Data Demografi
Nama : Ny.T
Usia : 53 Tahun
Tanggal Lahir : 26 Oktober 1962
Suku Bangsa : Jawa
Jenis kelamin : Perempuan
Bahasa Dominan: Indonesia
Status perkawinan : janda
Alamat : Jl. Cendrawasih No.16, Cilandak
Tanggal Masuk : 15 mei 2016
Tanggal pengkajian : 16 mei 2016
Ruang rawat : Bisma, kamar 7-8
No. Rekam Medis : 325728
Diagnosis medis : Dispnea ec TB Paru, DM Tipe 2 , Bekas Tb
Riwayat Alergi : tidak ada
Diet : rendah glukosa
Sumber Informasi : Pasien dan keluarga, status pasien
Status Mental dan Emosi
Tingkah Laku
Pada saat pengkajian awal, klien terlihat sering mengeluh tentang penyakitnya yang
tidak kunjung sembuh, klien tampak selalu gelisah, bersedih dan selalu menangis. Klien
terlihat selalu curiga dengan tindakn yang akan dilakukan kepada dirinya, seperti menolak
ketika akan dilakukan inhalasi maupun dipasang selang oksigen, karena merasa seperti
melihat sesuatu yang tidak nyata.
Pola komunikasi
Klien memiliki pola komunikasi yang jelas dan koheren, tampak banyak
berbicara/dominan dalam percakapan, banyak menyatakan kecemasan serta berulangkali
menanyakan mengenai kondisi penyakitnya serta rencana pengobatan dan tindakan yang
akan dijalani.
Mood dan Afek
Klien mengatakan merasa pasrah dengan kondisinya saat ini, apabila Allah SWT ingin
segera mengambil nyawanya saat itu, ia mengatakan sudah pasrah dan ingin diambil saja
nyawanya. Hasil observasi selama wawancara, klien tampak gelisah , kontak mata kurang,
terlihat bersedih dan menangis. Proses pikir jelas , isi pikir logis dan mudah diikuti serta
relevan. Memori jangka panjang dan pendek utuh.
Analisa Data
Intervensi
Sekian
Terimakasih
CREDITS: This presentation template was created by
Slidesgo, including icons by Flaticon and infographics &
images by Freepik