Anda di halaman 1dari 21

ASKEP MASALAH GANGGUAN

JIWA DENGAN
KEPUTUSASAAN

CMHN
Kelompok 16
1. Qorri Hartanto (1914201031)
2. Mita Angkana Putri Nasution (1914201021)
3. M. Dendy Masbri (1914201071)

Dosen Pengampu : Ns. Diana Arianti, M.Kep


1. Konsep Keputusasaan
Defenisi Keputusasaan
Keputusasaan merupakan keadaan subjektif seorang individu yang
melihat keterbatasan atau tidak ada alternatif atau pilhan pribadi yang
tersedia dan tidak dapat memobilisasi energy yang dimilikinya
(NANDA, 2005).
Keputusasaan adalah keadaan emosional ketika individu merasa bahwa
kehidupannya terlalu berat untuk dijalani ( dengan kata lain mustahil ).
Seseorang yang tidak memiliki harapan tidak melihat adanya
kemungkinan untuk memperbaiki kehidupannya dan tidak menemukan
solusi untuk permasalahannya, dan ia percaya bahwa baik dirinya atau
siapapun tidak akan bisa membantunya
Faktor Penyebab
Beberapa faktor penyebab orang mengalami keputusasaan yaitu :
1. Faktor kehilangan
2. Kegagalan yang terus menerus
3. F aktor Lingkungan
4. Orang terdekat ( keluarga )
5. Status kesehatan ( penyakit yang diderita dan dapat mengancam jiwa)
6. Adanya tekanan hidup
7. Kurangnya iman
Tanda dan Gejala
Mayor
Mengungkapkan atau mengekspresikan sikap apatis yang mendalam ,
berlebihan, dan berkepanjangan dalam merespon situasi yang dirasakan
sebagai hal yang mustahil isyarat verbal tentang kesedihan.
Fisiologis :
1. Respon terhadap stimulus melambat
2. Tidak ada energi
3. Tidur bertambah
Emosional :
4. Individu yang putus asa sering sekali kesulitan mengungkapkan
perasaannya tapi dapat merasakan
5. Tidak mampu memperoleh nasib baik, keberuntungan dan pertolongan
tuhan
6. Tidak memiliki makna atau tujuan dalam hidup
7. Hampa dan letih
8. Perasaan kehilangan dan tidak memiliki apa-apa
9. Tidak berdaya,tidak mampu dan terperangkap.
Tanda dan Gejala
Individu memperlihatkan : Kognitif :
1. Sikap pasif dan kurangnya 1. Penurunan kemampuan untuk
keterlibatan dalam perawatan memecahkan masalah dan kemampuan
2. Penurunan verbalisasi membuat keputusan
3. Penurunan afek 2. Mengurusi masalah yang telah lalu dan
4. Kurangnya ambisi,inisiatif,serta yang akan datang bukan masalah yang
minat. dihadapi saat ini
5. Ketidakmampuan mencapai 3. Penurunan fleksibilitas dalam proses pikir
sesuatu 4. Kaku ( memikirkan semuanya atau tidak
6. Hubungan interpersonal yang sama sekali )
terganggu 5. Tidak punya kemampuan berimagenasi
7. Proses pikir yang lambat atau berharap
8. Kurangnya tanggung jawab 6. Tidak dapat mengidentifikasi atau
terhadap keputusan dan mencapai target dan tujuan yang
kehidupannya sendiri. ditetapkan
7. Tidak dapat membuat perencanaan,
mengatur serta membuat keputusan
8. Tidak dapat mengenali sumber harapan
9. Adanya pikiran untuk membunuh diri.
Tanda dan Gejala
Minor Individu memperlihatkan
Fisiologis : 1. Kontak mata yang kurang mengalihkan
1. Anoreksia pandangan dari pembicara
2. BB menurun 2. Penurunan motivasi
3. Keluh kesah
Emosional 4. Kemunduran
3. Individu marasa putus asa terhadap 5. Sikap pasrah
diri sendiri dan orang lain 6. Depresi
4. Merasa berada diujung tanduk
5. Tegang Kognitif
6. Muak ( merasa ia tidak bisa) 7. Penuruna kemampuan untuk menyatukan
7. Kehilangan kepuasan terhadap informasi yang diterima
peran dan hubungan yang ia jalani 8. Hilangnya persepsi waktu tentang mas
8. Rapuh lalu , masa sekarang , masa datang
9. Bingung
10. Ketidakmampuan berkomunikasi secara
efektif
11. Distorsi proses pikir dan asosiasi
12. Penilaian yang tidak logis
Penatalaksanaan

Terapi
Psikofarmaka
Psikososial
Terapi obat-obatan Adaptasi dengan
lingkungan sosial

Terapi
Psikoterapi Psikoreligius
Terapi keagamaan
Terapi kejiwaan
setelah Psikofarmaka

Rehabilitasi
KONSEP ASUHAN
KEPERAWATAN JIWA PASIEN
DENGAN GANGGUAN
KEPUTUSASAAN
Pengkajian
a. Identitas klien

b. Keluhan utama : Pengkajian meliputi upaya mengamati dan


mendengarkan isi hati klien, apa yang dipikirkan, dikatakan, dirasakan,
dan diperhatikan melalui perilaku. Beberapa percakapan yang
merupakan bagian pengkajian agar mengetahui apa yang mereka pikir
dan rasakan adalah :
Persepsi yang adekuat tentang rasa keputusasaan
Dukungan yang adekuat ketika putus asa terhadap suatu masalah
Perilaku koping yang adekuat selama proses

c. Faktor Predisposisi
faktor genetic
kesehatan jasmani
Kesehatan mental
Struktur Kepribadian
d. Faktor presipitasi
1. Faktor kehilangan
2. Kegagalan yang terus menerus
3. Faktor lingkungan
4. Orang terdekat (keluarga)
5. Status kesehatan (penyakit yang diderita dan dapat
mengancam jiwa)
6. Adanya tekanan hidup
7. Kurangnya iman
Pohon Masalah
Intervensi
Tujuan: Strategi Pelaksanaan
Mampu mengenal masalah SP 1 Pasien : Assesmen
keputusasaannya keputusasaan dan latihan berfikir
Mampu memberdayakan diri dalam positif melalui penemuan harapan
aktivitas dan makna hidup
Mampu menggunakan keluarga 1. Bina hubungan saling percaya
sebagai sumber daya 2. Membuat kontrak (inform
consent) dua kali pertemuan
Tindakan Keperawatan latihan pengendalian perasaan
Diskusi tentang kejadian yang putus asa
membuat putus asa, 3. Bantu pasien mengenal
perasaan/pikiran/perilaku yang keputusasaan
berubah 4. Latih restrukturisasi pikiran
Latihan berfikir positif melalui melalui latihan berpikir positif
penemuan harapan dan makna dengan mengidentifikasi
hidup harapan dan penemuan makna
Latihan melakukan aktivitas untuk hidup
menumbuhkan harapan dan makna
Intervensi
SP 2 Pasien : Evaluasi keputusaan, Intervensi Keluarga
manfaat berfikir positif, dan latihan a. Tujuan
melakukan aktivitas untuk 1. Keluarga mampu mengenal
menumbuhkan harapan dan makna masalah keputusasaan pada
hidup anggota keluarganya
1. Pertahankan rasa percaya 2. Keluarga mampu merawat anggota
pasien keluarga yang mengalami
1. Membuat kontrak ulang: cara keputusasaan
mengatasi keputusaaan\ 3. Keluarga mampu memfollow up
2. Diskusikan aspek positif diri anggota keluarga yang mengalami
sendiri, keluarga, dan keputusasaan
lingkungan b. Tindakan Keperawatan
3. Diskusikan kemampuan positif 4. Mendiskusikan kondisi pasien:
diri sendiri keputusaan, penyebab, proses
4. Latih satu kemampuan positif terjadi, tanda dan gejala, akibat
5. Tekankan bahwa kegiatan 5. Melatih keluarga merawat pasien
melakukan kemampuan positif dengan ansietas
berguna untuk menumbuhkan 6. Melatih keluarga melakukan follow
harapan dan makna hidup up
Intervensi
SP1 Keluarga: Penjelasan kondisi SP 2 Keluarga: Evaluasi peran
pasien dan cara merawat: keluarga merawat pasien, cara
1. Bina hubungan saling percaya merawat dan follow up
2. Membuat kontrak (inform 1. Pertahankan rasa percaya keluarga
consent) dua kali pertemuan dengan mengucapkan salam,
latihan cara merawat pasien menanyakan peran keluarga
dengan keputusasaan merawat pasien & kondisi pasien
3. Bantu keluarga mengenal putus 2. Membuat kontrak ulang: latihan
asa pada pasien lanjutan cara merawat dan follow up
3. Menyertakan keluarga saat melatih
pasien melatih kemampuan positif
4. Diskusikan dengan keluarga cara
perawatan di rumah follow up dan
kondisi pasien yang perlu dirujuk
(muncul ide bunuh diri atau perilaku
pengabaian diri) dan cara merujuk
pasien
LAPORAN KASUS
ASUHAN KEPERAWATAN JIWA DENGAN KEPUTUSASAAN
PENGKAJIAN KEPERAWATAN
1. Data Demografi
Nama : Ny.T
Usia : 53 Tahun
Tanggal Lahir : 26 Oktober 1962
Suku Bangsa : Jawa
Jenis kelamin : Perempuan
Bahasa Dominan: Indonesia
Status perkawinan : janda
Alamat : Jl. Cendrawasih No.16, Cilandak
Tanggal Masuk : 15 mei 2016
Tanggal pengkajian : 16 mei 2016
Ruang rawat : Bisma, kamar 7-8
No. Rekam Medis : 325728
Diagnosis medis : Dispnea ec TB Paru, DM Tipe 2 , Bekas Tb
Riwayat Alergi : tidak ada
Diet : rendah glukosa
Sumber Informasi : Pasien dan keluarga, status pasien
Status Mental dan Emosi
Tingkah Laku
Pada saat pengkajian awal, klien terlihat sering mengeluh tentang penyakitnya yang
tidak kunjung sembuh, klien tampak selalu gelisah, bersedih dan selalu menangis. Klien
terlihat selalu curiga dengan tindakn yang akan dilakukan kepada dirinya, seperti menolak
ketika akan dilakukan inhalasi maupun dipasang selang oksigen, karena merasa seperti
melihat sesuatu yang tidak nyata.

Pola komunikasi
Klien memiliki pola komunikasi yang jelas dan koheren, tampak banyak
berbicara/dominan dalam percakapan, banyak menyatakan kecemasan serta berulangkali
menanyakan mengenai kondisi penyakitnya serta rencana pengobatan dan tindakan yang
akan dijalani.
Mood dan Afek
Klien mengatakan merasa pasrah dengan kondisinya saat ini, apabila Allah SWT ingin
segera mengambil nyawanya saat itu, ia mengatakan sudah pasrah dan ingin diambil saja
nyawanya. Hasil observasi selama wawancara, klien tampak gelisah , kontak mata kurang,
terlihat bersedih dan menangis. Proses pikir jelas , isi pikir logis dan mudah diikuti serta
relevan. Memori jangka panjang dan pendek utuh.
Analisa Data
Intervensi
Sekian
Terimakasih
CREDITS: This presentation template was created by
Slidesgo, including icons by Flaticon and infographics &
images by Freepik

Anda mungkin juga menyukai