Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH

KEPERAWATAN ANAK I

“MENERAPKAN KONSEP IMUNISASI”

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 6 KEPERAWATAN 4A

1. Dhea Putri Azizah 1914201013


2. Febtry Indah Putry 1914201016
3. Qorri Hartanto 1914201031
4. Resti Perdana Sari 1914201034
5. Sesra Meddmadu Risa 1914201039

DOSEN PENGAMPU
Dr. Meri Neherta, M.Biomed

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN


STIKES ALIFAH PADANG
TA 2020-2021

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan nikmat dan karunia
kepada kami sehingga kami senantiasa dapat menyelesaikan makalah tentang
“Menerapkan Konsep Imunisasi”. Makalah ini kami susun guna memenuhi tugas mata
kuliah keperawatan Anak yang diberikan oleh ibu Dr. Meri Neherta, M.Biomed selaku
dosen mata kuliah keperawatan anak 4 A. Ucapan terimakasih kami sampaikan kepada
Ibu Dr. Meri Neherta, M.Biomed yang telah memberikan pengajaran kepada kami, serta
kepada teman-teman yang membantu dalam penyelesaian makalah ini.
Makalah ini disajikan terutama kepada mahasiswa keperawatan baik yang ada di luar
maupun di dalam lingkup STIKes ALIFAH PADANG. Makalah ini juga dapat
digunakan sebagai referensi tambahan bagi kalangan pelajar dan mahasiswa. Namun,
makalah keperawatan anak tentang “Menerapkan Konsep Imunisasi” Dan Anak ini
masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kami mengharapkan adanya kritik dan
saran yang membangun untuk menyempurnakan makalah ini.

Padang, 27 Mei 2021

Kelompok 6

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................2
DAFTAR ISI...........................................................................................................3
Bab I : PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang...................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah..............................................................................................4
1.3 Tujuan Penulisan................................................................................................5
a. Tujuan Umum.....................................................................................5
b. Tujuan Khusus....................................................................................5

Bab II : TINJAUAN PUSTAKA


A. Pengertian Imunisasi..........................................................................................6
B. Tujuan Imunisasi................................................................................................6
C. Manfaat Imunisasi..............................................................................................7
D. Jenis-Jenis Imunisasi..........................................................................................7
E. Macam-Macam Imunisasi..................................................................................8
F. Penyakit-Penyakit Yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi..............................19
G. Pemberian Imunisasi..........................................................................................20

Bab III : PENUTUP


3.1 Kesimpulan........................................................................................................23
3.2 Saran..................................................................................................................23

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................24

3
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
Selama dalam proses tumbuh kembang, anak memerlukan asupan gizi yang kuat,
penilaian nilai agama dan budaya, pembiasaan disiplin yang konsisten dan upaya
pencegahan. Salah satu upaya pencegahan penyakit, yaitu pemberian imunisasi.Pemahaman
tentang imunisasi diperlukan sebagai dasar dalam memberikan asuhankebidanan terutama
pada anak sehat dan implikasi konsep imunisasi pada saat merawatanak sakit, khususnya
pada kasus tuberculosis , difteri, pertussis, tetanus, polio, campak,dan hepatitis.
Tujuan jangka pendek dari pelayanan imunisasi adalah pencegahan penyakit secara
perorangan atau kelompok, sedangkan tujuan jangka panjang adalah eradikasi ataueliminasi
suatu penyakit. Dari penyakit menular yang telah ditemukan, sampai saat ini diIndonesia
baru tujuh macam yang diupayakan pencegahannya melalui program imunisasiyang
selanjutnya kita sebut “Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I)”.Sejak
dimulainya program imunisasi di Indonesia pada tahun 1956, saat ini telahdikembangkan
tujuh jenis vaksinasi yaitu BCG, Campak, Polio, DPT, DT, TT, Hep.B.

1.2. RUMUSAN MASALAH


2. Apa yang dimaksud dengan imunisasi ?
3. Apa tujuan dari imunisasi ?
4. Apa manfaat imunisasi ?
5. Apa saja jenis – jenis imunisasi ?
6. Apa saja macam – macam imunisasi ?
7. Apa saja penyakit – penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi ?
8. Bagaimana cara pemberian imunisasi ?
9. Bagaimana efek samping imunisasi ?

4
1.3. TUJUAN PENULISAN
a. TUJUAN UMUM
Tujuan Umum dari penulisan makalah ini adalah agar mahasiswa terutama
mahasiswa keperawatan dapat memahami konsep imunisasi dan dapat
menerapkannya dalam lingkungan keperawatan anak.

b. TUJUAN KHUSUS
1. Untuk mengetahui pengertian imunisasi
2. Untuk mengetahui tujuan imunisasi
3. Untuk mengetahui manfaat imunisasi
4. Untuk mengetahui jenis – jenis imunis
5. Untuk mengetahui macam – macam imunisasi
6. Untuk mengetahui penyakit – penyakit yang dapat dicegah dengan
imunisasi
7. Untuk mengetahui cara pemberian imunisasi
8. Untuk mengetahui efek samping imunisasi

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN IMUNISASI
Imunisasi adalah pemberian kekebalan tubuh terhadap suatu penyakit dengan
memasukkan sesuatu ke dalam tubuh agar tubuh tahan terhadap penyakit yang sedang
mewabah atau berbahaya bagi seseorang. Imunisasi berasal dari kata imun yang berarti kebal
atau resisten. Imunisasi terhadap suatu penyakit hanya akan memberikan kekebalan atau
resistensi pada penyakit itu saja, sehingga untuk terhindar dari penyakit lain diperlukan
imunisasi lainnya (Umar,2006).
Imunisasi adalah usaha memberikan kekebalan kepada bayi dan anak dengan
memasukkan vaksin ke dalam tubuh agar tubuh membuat zat anti bodi untuk mencegah
terhadap penyakit tertentu (Hidayat,2008).
Imunisasi biasanya lebih fokus diberikan kepada anak-anak karena sistem kekebalan
tubuh mereka masih belum sebaik orang dewasa, sehingga rentan terhadap serangan
penyakit berbahaya. Imunisasi tidak cukup hanya dilakukan satu kali, tetapi harus dilakukan
secara bertahap dan lengkap terhadap berbagai penyakit yang sangat membahayakan
kesehatan dan hidup anak.
Imunisasi adalah suatu upaya untuk mendapatkan kekebalan terhadap suatu penyakit
dengan cara memasukkan kuman atau bibit kuman yang telah dilemahkan atau dimatikan
kedalam tubuh. dengan memasukan kuman atau bibit penyakit tersebut, tubuh dapat
menghasilkan zat anti yang pada saatnya digunakan tubuh untuk melawan kuman atau bibit
penyakit penyerang tubuh.
Suatu cara untuk meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu
antigen, sehingga bila kelak ia terpajan pada antigen yang serupa tidak terjadi penyakit.
Imunisasi adalah tindakan pemberian kekebalan terhadap serangan penyakit tertentudengan
jalan memasukkan suatu zat antibody ke dalam tubuh.

B. TUJUAN IMUNISASI
Tujuan dari pemberian imunisasi adalah :
1. Untuk mencegah terjadinya penyakit infeksi tertentu.
2. Untuk mengurangi angka penderita suatu penyakit yang sangat
membahayakan
3. Kesehatan bahkan bisa menyebabkan cacat atau kematian pada penderitanya

6
C. MANFAAT IMUNISASI
1. Untuk anak: mencegah penderitaan yang disebabkan oleh penyakit, dan kemungkinan
cacat atau kematian.
2. Untuk keluarga: menghilangkan kecemasan dan psikologi pengobatan bila anak sakit.
Mendorong pembentukan keluarga apabila orang tua yakin bahwa anaknya
akanmenjalani masa kanak-kanak yang nyaman.
3. Untuk negara: memperbaiki tingkat kesehatan, menciptakan bangsa yang kuat dan
berakal untuk melanjutkan pembangunan negara.

D. JENIS-JENIS IMUNISASI
1. Imunisasi Aktif
Merupakan pemberiaan zat sebagai antigen yang diharapkan akan terjadi suatu
proses infeksi buatan sehingga tubuh mengalami reaksi imunologi spesifik yang akan
menghasilkan respon seluler dan humoral serta dihasilkannya sel memori, sehingga
apabila benar-benar terjadi infeksi maka tubuh secara cepat dapat
merespons.Imunisasi aktif ada dua yaitu :
1. Imunisasi aktif alamiah adalah kekebalan tubuh yang secara otomatis di
peroleh sembuh dari suatu penyakit.
2. Imunisasi aktif buatan adalah kekebalan tubuh yang di dapat dari
vaksinasi yang di berikan untuk mendapatkan perlindungan dari suatu
penyakit.
Dalam imunisasi aktif terdapat empat macam kandungan dalam
setiapvaksinnya antara lain:
1. Antigen merupakan bagian dari vaksin yang berfungsi sebagai zat atau
mikroba guna terjadinya semacam infeksi buatan dapat berupa poli
sakarida, toksoid atau virus dilemahkan atau bakteri dimatikan.
2. Pelarut dapat berupa air steril atau juga berupa cairan kultur jaringan.
3. Preservatif, stabilizer, dan antibiotika yang berguna untuk menghindari
tubuhnya mikroba dan sekaligus untuk srabilisasi antigen.
4. Adjuvan yang terdiri dari garam aluminium yang berfungsi untuk
meningkatkan imunogenitas antigen.

7
2. Imunisasi Pasif
Merupakan pemberian zat (immunoglobulin) yaitu suatu zat yang dihasilkan
melalui suatu proses infeksi yang dapat berasal dari plasma manusia atau binatang
yang digunakan untuk mengatasi mikroba yang diduga sudah masuk dalam tubuh
yang terinfeksi. Imunisasi pasif ada dua, yaitu :
1. Imunisasi pasif alamiah : Adalah antibodi yang di dapat seorang karena di
turunkan oleh Ibu yang merupakan orang tua kandung , langsung ketika
berada dalam kanduI
2. munisasi pasif buatan : Adalah kekebalan tubuh yang di peroleh karena
suntikan serum untuk mencegah penyakit tertentu.

E. MACAM-MACAM IMUNISASI
Dalam pemberian imunisasi pada bayi dan anak dapat dilakukan dengan beberapa
imunisasi yang dianjurkan :

1. Imunisasi BCG (Bacillus Calmette Guerin)

a. Indikasi
Merupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah terjadinya
penyakit TBC yang berat sebab terjadinya penyakit TBC yang primer atau
yang ringan dapat terjadi walaupun sudah dilakukan imunisasi BCG,
pencegahan imunisasi BCG untuk TBC yang berat seperti TBC yang selaput
otak, TBC milier (padaseluruh lapangan paru) atau TBC tulang. Imunisasi
BCG ini merupakan vaksin yang mengandung kuman TBC yang telah
dilemahkan.

Frekuensi pemberiaan imunisasi BCG adalah satu kali dan waktu


pemberian imunisasi BCG pada umur 0-11 bulan, akan tetapi pada umumnya

8
diberikan pada bayi umur 2 atau 3 bulan,kemudiaan cara pemberiaan
imunisasi BCG melalui intra derma. Efek sampingpada BCG dapat terjadi
ulkus pada daerah suntikan dan dapat terjadi limfa denitisregional, dan reaksi
panas.

b. Kontra Indikasi
1. Adanya penyakit kulit yang berat atau menahun seperti eksim, furunkolis, dan
sebagainya.
2. Mereka yang sedang menderita TBC.

c. Efek Samping
Imunisasi BCG meninggalkan indurasi dan kemerahan di tempat suntikan yang
berubah menjadi pustule, kemudian pecah menjadi luka. Luka tidak perlu pengobatan
akan sembuh secara spontan dan akan meninggalkan tanda parut.
Kadang-kadang terjadi pembesaran kelenjar regional di ketiak dan atau dileher,
terasa padat tetapi tidak sakit, tidak perlu di obati akan sembuh dengan sendirinya.

2. Imunisasi DPT (Diphteri, Pertusis, dan Tetanus)

a. Indikasi
Merupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah terjadinya penyakit
difteri. Imunisasi DPT ini merupakan vaksin yang mengandung racun kuman difteri
yang telah dihilangkan sifat racunnya akan tetapi masih dapat merangsang
pembentukan zat anti (toksoid).

Frekuensi pemberiaan imunisasi DPT adalah tiga kali, dengan maksud


pemberiaan pertama zat anti terbentuk masih sangat sedikit (tahap pengenalan)
terhadap vaksin dan organ-organ tubuh membuat zat anti, kedua dan ketiga terbentuk

9
zay anti yang cukup. Waktu pemberian imunisasi DPT antar umur 2-11 bulan dengan
interval empat minggu. Cara pemberiaan imunisasi DPT melaluiintra muscular

b. Kontra Indikasi
Gejala-gejala keabnormalan otak pada periode bayi baru lahir atau gejala
serius keabnormalan pada saraf merupakan kontra indikasi pertusis.Anak yang
mengalami gejala-gejala parah pada dosis pertama, komponen pertusis harus
dihilangkan pada dosis kedua dan untuk meneruskan imunisasinya dapat diberikan
DT.

c. Efek Samping
Efek samping pada DPT mempunyai efek ringan dan efek berat, efek ringan
seperti pembengkakkan dan nyeri pada tempat penyuntikan, demam sedangkan efek
berat dapat menangis hebat kesakitan kurang lebih empat jam, kesadaran menurun,
terjadi kejang, ensefalopati, dan shock.

3. Imunisasi Polio

a. Indikasi
Merupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah terjadinya penyakit
poliomyelitis yang dapat menyebabkan kelumpuhan pada anak. Kandungan vaksinini
adalah virus yang dilemahkan. Frekuensi pemberiaan imunisasi polio adalah empat
kali. Waktu pemberiaan imunisasi polio pada umur 0-11 bulan dengan interval
pemberiaan empat minggu. Cara pemberiaan imunisasi polio melalui oral.

b. Kontra Indikasi
Pada individu yang menderita “immune deficiency”.Tidak ada efek yang
berbahaya yang timbul akibat pemberian polio pada anak yang sedang sakit. Namun

10
jika ada keraguan, misalnya sedang menderita diare, maka dosis ulangan dapat
diberikan setelah sembuh.

c. Efek Samping
Pada umumnya tidak terdapat efek samping .efek samping berupa paralysis
yang disebabkan oleh vaksin sangat jarang ( < 0,17 : 1.000.000; Bull WHO 66 :1998)

4. Imunisasi Campak

a. Indikasi
Merupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah terjadinya penyakit
campak pada anak karena penyakit ini sangat menular. Kandungan vaksin ini adalah
virus yang dilemahkan. Frekuensi pemberiaan imunisasi campak adalah satu kali.
Waktu pemberiaan imunisasi campak pada umur 9-11 bulan. Cara pemberiaan
imunisasi campak melalui subkutan.

b. Kontra Indikasi
Individu yang menderita penyakit immune deficiency atau individu yang
diduga menderita gangguan respon imun seperti leukemia,lymphoma.

c. Efek Samping
Efek sampingnya adalah dapat terjadi ruam pada tempat suntikan dan
panasselama 3 hari yang dapat terjadi 8-12 hari setelah vaksin.

5. Imunisasi Hepatitis B

11
a. Indikasi
Merupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah terjadinya penyakit
hepatitis yang kandungannya adalah HbsAg dalam bentuk cair.Frekuensi pemberian
imunisasi hepatitis tiga kali. Waktu pemberiaan imunisasi hepatitis B pada umur 0-11
bulan. Cara pemberiannya adalah intramuscular

b. Kontra Indikasi
Hipersensitif pada komponen vaksin. Seperti vaksin-vaksin yang lain,
vaksinini tidak boleh diberikan pada penderita infeksi berat yang disertai kejang.

c. Efek Samping
Reaksi local seperti rasa sakit, kemerahan dan pembengkakan di sekitar
tempat penyuntikan. Reaksi yang terjadi bersifat ringan dan biasanya hilang setelah
dua hari.

6. Imunisasi MMR (Measles, Mumps, dan Rubela)

a. Indikasi

12
Merupakan imunisasi yang digunakan dalam memberikan atau mencegah
terjadinya penyakit campak (measles), gondong , parotis epidemika (mumps)
danrubela (campak jerman). Dalam imunisasi MMR ini antigen yang dipakai adalah
virus campak strainedmonson yang dilemahkan, virus rubella strain RA 27/3 danvirus
gondong.

b. Kontraindikasi
Vaksin ini tidak dianjurkan pada bayi usia dibawah 1 tahun karena
dikhawatirkan terjadi interferensi dengan antibodi maternal yang masih ada,khusus
pada daerah endemic sebaiknya diberikan imunisasi campak yang monovalen dahulu
pada usia 4-6 bulan atau 9-11 bulan dan boster dapat dilakukan MMR pada usia 15-18
bulan.

c. Efek Samping
Efek samping vaksin porotitis biasanya berupa pembengkakan kelenjar liur
yang timbul 10-14 hari setelah vaksin. Sedangkan untuk vaksin rubella, efek
sampingnya terinfeksi rubella ringan seperti demam ringan, nyeri tenggorokan, pusing
ruam, dan pembengkakan kelenjar

7. Imunisasi Tiphus Abdominalis

a. Indikasi

13
Merupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah terjadinya penyakit
tifus abdominalis, dalam persediaannya khususnya Indonesia terdapat tiga jenis
vaksin tifus abdominalis diantaranya kuman yang dimatikan, kuman yang dilemahkan
(vivotf, berna) dan antigen capsular Vi polysacchgaride (typhim Vi,Pasteur meriux)
pada vaksin kuman yang dimatikan dapat diberikan untuk bayi 6-12 bulan adalah 0,1
ml, 1-2 tahun 0,2 ml, dan 2-12 tahun adalah 0,5 ml, pada imunisasi awal dapat
diberikan sebanyak dua kali dengan interval empat minggu kemudian penguat setelah
satu tahun kemudian.
Pada vaksin kuman yang dilemahkan dapat diberikan dalam bentuk
capsulateric coated sebelum makan pada hari 1,2,5 pada anak diatas usia 6 tahun dan
pada antigen capsular diberikan pada usia diatas dua tahun dan dapat diulang tiap tiga
tahun.

b. Kontraindikasi
Kontraindikasi pemberian vaksin tifoid dibedakan berdasarkan jenis oral dan
injeksi.
1. Vaksin Tifoid Oral
Vaksin tifoid oral tidak boleh diberikan kepada :
a. Anak-anak usia dibawah 6 tahun
b. Orang-orang yang diketahui memiliki reaksi alergi terhadap vaksin
tifoid oral atau bahan pembuatan vaksin
c. Wanita hamil
d. Jika sedang sakit, pemberian vaksin tifoid oral harus ditunda sampai
pasien sembuh dari penyakitnya. Apabila sedang mengonsumsi
antibiotik, pasien harus menunggu hingga setidaknya 3 hari setelah
berhenti minum antibiotik baru dapat diberikan vaksin tifoid oral
e. Jika pasien imunokompromais seperti : HIV/AIDS, kanker, sedang
mengonsumsi obat-obatan yang menurunkan sistem imun maka
pasien sebaiknya tidak mendapatkan vaksin tifoid oral dan dapat
diberikan vaksin tifoid injeksi
f. Vaksin tidak diperuntukkan untuk mengobati pasien yang sedang
mengalami demam tifoid fase akut
g. Vaksin Tifoid Injeksi
2. Vaksin tifoid injeksi tidak boleh diberikan kepada :

14
a. Anak-anak dibawah usia 2 tahun, kecuali TCV (Typhoid conjugate
vaccine) yang dapat diberikan sejak usia 6 bulan
b. Orang-orang yang diketahui memiliki reaksi alergi terhadap vaksin
tifoid injeksi atau bahan pembuatan vaksin
c. Jika sedang sakit, pemberian vaksin tifoid injeksi harus ditunda
sampai pasien sembuh dari penyakitnya

c. Efek samping
Sama seperti vaksin lainnya, vaksin tifoid juga dapat menyebabkan
beberapa efek samping. Vaksin tifoid suntikan dapat menyebabkan efek samping
berupa nyeri di lokasi suntikan, demam, dan nyeri otot, sedangkan vaksin tifoid
oral dapat menimbulkan efek samping sakit perut dan mual.
Meski demikian, efek samping cukup jarang terjadi dan biasanya bersifat
ringan atau dapat mereda dalam waktu beberapa hari. Perlu diketahui, vaksin
tifoid tidak bisa mencegah penyakit tifus sepenuhnya. Oleh sebab itu, tetap
dianjurkan melakukan langkah pencegahan lain meski sudah mendapat imunisasi
atau pemberian vaksin tifus, misalnya dengan mengonsumsi makanan dan
minuman sehat yang higienis serta membiasakan diri untuk cuci tangan.

8. Imunisasi Varicella

a. Indikasi
Merupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah terjadinya
penyakit varicella (cacar air). Vaksin varicella merupakan virus hidup varicella
zoozter strain OKA yang dilemahkan pemberian vaksin varicella dapat diberikan
suntikan tunggal pada usia 12 tahun di daerah tropic dan bila diatas usia 13 tahun
dapat diberikan dua kali suntikan dengan interval 4-8 minggu
b. Kontraindikasi

15
Kontraindikasi vaksin varicella adalah pada pasien dengan riwayat
hipersensitivitas terhadap obat ini, pasien imunokompromais, pasien dengan
infeksi aktif, dan pada pasien hamil.
Pemberian vaksin varicella menjadi kontraindikasi pada pasien yang
memiliki hipersensitivitas terhadap komponen dari vaksin, seperti gelatin. Pada
pemberian vaksin varicella kombinasi (MMRV dengan vaksin gondongan,
campak, dan rubella), juga perlu diperhatikan apakah pasien memiliki
hipersensitivitas terhadap telur atau pengawet lainnya karena vaksin MMRV
memiliki kandungan telur di dalamnya.

c. Efek Samping
Secara umum, vaksin varicella aman untuk digunakan. Ada beberapa efek
samping ringan yang dapat muncul setelah pemberian vaksin ini, yaitu nyeri dan
bengkak di tempat suntikan, muncul ruam kulit, serta demam. Biasanya, efek
samping tersebut akan hilang dengan sendirinya dalam waktu beberapa hari.
Pemberian vaksin varicella merupakan cara yang efektif dan aman untuk
mencegah penyakit cacar air (varicella) yang sangat mudah menular. Oleh karena
itu, jika anak belum pernah mendapatkan vaksin varicella, sebaiknya
konsultasikan ke dokter untuk menentukan jadwal pemberian vaksin.

9. Imunisasi Hepatitis A

a. Indikasi

16
Merupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah terjadinya
penyakit hepatitis A. pemberiaan imunisasi ini dapat diberikan pada usia diatas
dua tahun. Untuk imunisasi awal dengan menggunakan vaksin havrix (isinya
virus hepatitis Astrain HM175 yang inactivated) dengan 2 suntikan dengan
interval 4 minggu dan boster pada enam bulan kemudiaan dan apabila
menggunakan vaksin MSD dapat dilakukan tiga kali suntikan pada usia 0, 6 dan
12 bulan.

b. Kontraindikasi
Kontraindikasi mutlak pemberian vaksin hepatitis A adalah adanya reaksi
anafilaksis terhadap vaksin maupun komponen vaksin.
Vaksin hepatitis A dikontraindikasikan pada pasien yang memiliki riwayat
alergi yang mengancam jiwa, seperti anafilaksis, pada pemberian vaksin
sebelumnya. Reaksi alergi ini dapat muncul dari vaksin, komponen vaksin, atau
alat yang dipakai untuk menyuntikkan vaksin. Salah satu komponen vaksin
hepatitis A yang dapat menimbulkan reaksi hipersensitivitas adalah neomisin,
sedangkan komponen pada alat penyuntikkan vaksin yang dapat menimbulkan
reaksi hipersensitivitas adalah lateks.

c. Efek Samping
Efek samping imunisasi anak dengan vaksin hepatitis A bersifat ringan
dan sementara. Reaksi terjadi pada area penyuntikan vaksin, seperti rasa nyeri,
memerah, dan bengkak. Ada pula laporan efek samping berupa sakit kepala dan
demam serta kehilangan nafsu makan. Untuk mencegah efek samping yang
membahayakan, imunisasi anak mesti ditunda bila sedang mengalami demam
atau menderita penyakit kronis atau akut

10. Imunisasi HIB (Haemophilus Influenza Tipe B)

17
a. Indikasi
Merupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah terjadinya
penyakitinfluenza tipe b. Vaksin ini adalah bentuk polisakarida murbi (PRP;
purifiedcapsular polysacharide) kuman H. Influenzae tipe b , antigen dalam
vaksin tersebutdapat dikonjugasi dengan protein-protein lain seperti toksoid
tetanus (PRP-OMPC). Pada pemberiaan imunisasi awal dengan PRP-T dilakukan
dengan tigasuntikan dengan interval dua bulan kemudian vaksin PRP OMPC
dilakukandengan suntikan dengan interval dua bulan kemudian bosternya dapat
dilakukan pada usia 18 bulan.

b. Kontraindikasi
Kontraindikasi vaksin Haemophilus influenzae tipe B adalah jika terdapat
riwayat reaksi alergi terhadap vaksin atau komponen vaksin ini. Peringatan
mengenai kondisi di mana vaksin tidak boleh diberikan, yaitu penyakit akut
sedang atau berat dengan atau tanpa demam.
Kontraindikasi vaksin Haemophilus influenzae tipe B adalah pada pasien
yang memiliki riwayat reaksi alergi atau riwayat anafilaksis terhadap vaksin atau
komponen vaksin. Vaksin ini juga tidak boleh diberikan kepada anak-anak
dengan usia < 6 minggu

c. Efek Samping
Efektivitas vaksi HIB sekitar 95 % dan relative aman meskipun
menimbulkan reaksi local berupa rasa nyeri dan kemerahan pada sekitar 5-15 %
bayi.

F. PENYAKIT-PENYAKIT YANG DAPAT DICEGAH DENGAN IMUNISASI

18
1. Tuberculosis
Penyakit ini disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis. Cara penularannya
melalui droplet atau percikan air ludah, sedangkan reservoar adalah
manusia,imunisasi yang dapat mencegah penyakit ini adalah BCG.

2. Difteri
Penyakit ini disebabkan oleh Corynebacterium dyptheriae tipe gravis,
milis,dan intermedium, yang menular melalui percikan ludah yang tercemar. gejala
ringan berupa membran pada rongga hidung dan gejala berat apabila terjadi obstruksi
jalan napas karena mengenai laring, saluran napas bagian atas, tonsil dan kelenjar
sekitar leher membengkak. Imunisasi yang diberikan untuk mencegah penyakit ini
adalah DPT.

3. Pertusis
Penyakit ini disebabkan oleh Bordetella. Penularan melalui droplet, bahayanya
dapat menyebabkan pneumonia yang dapat menimbulkan kematian.Gejala berupa
batuk pilek, untuk mencegah penyakit ini maka kita gunakan imunisasi DPT.

4. Tetanus
Penyakit ini disebabkan oleh Mycobacterium tetani. Gejala awal ditunjukkan
dengan bayi tidak mau menyusu.Kekebalan pada penyakit ini hanya diperoleh dengan
imunisasi atau vaksinasi lengkap, imunisasi yang diberikan tidak haya DPT pada
anak, tetapi juga TT pada calon pengantin.

5. Poliomyelitis
Penyakit ini disebabkan oleh virus polio tipe 1, 2, 3, yang menyerang myelin
atau serabut otot. Gejala awal tidak jelas, dapat timbul gejala demam ringan
daninfeksi saluran pernapasan atas (ISPA), penularan penyakit ini melalui droplet
ataufekal, reservoarnya adalah manusia yang menderita polio. Pencegahan dapat
dilakukan dengan imunisasi dengan menggunakan vaksinasi polio, bahkan dapat
eradikasi dengan cakupan polio 100%.

6. Campak

19
Penyebab penyakit infeksi adalah virus morbili yang menular melalui
droplet,gejala awal ditunjukkan dengan adanya kemerahan yang mulai timbul pada
bagian belakang telinga, dahi, dan menjalar ke wajah dan anggota badan, imunisasi
yang diberikan pada usia 9 bulan dengan rasional kekebalan dari ibu terhadap
penyakit campak berangsur akan hilang sampai usia 9 bulan.

7. Hepatitis B
Penyakit infeksi ini disebabkan oleh virus hepatitis B yang menyerang
kelompok resiko secara vertical yaitu bayi dan ibu pengidap, sedangkan secara
horizontal tenaga medis dan paramedic, pecandu narkotika, pasien hemodialisis.
Gejala yang muncul tidak khas, seperti anoreksia, mual dan kadang-kadang ikterik.
Pencegahannya lakukan imunisasi hepatitis B diberikan pada bayi 0-11bulan
denganmaksud untuk memutus rantai penularan dari ibu ke bayi.

G. PEMBERIAN IMUNISASI
Pemberian imunisasi menurut WHO :

1. Sifat Fisik
Vaksin adalah suatu produk biologis yang terbuat dari kuman, komponen
kuman atau racun kuman yang telah dilemahkan atau dimatikan dan berguna untuk
merangsang kekebalan tubuh seseorang.Vaksin dibagi menurut:
a. Sensitivitas terhadap suhu
1. Vaksin yang Sensitive terhadap beku ( freeze sensitive = FS ), yaitu :
DPT, DT,TT, Hepatitis B dan DPT-HB
2. Vaksin yang sensitive terhadap panas (heat sensitive = HS ), yaitu :
vaksincampak, polio, dan BCG

b. Substrat pembuatannya
1. Vaksin kuman yang hidup dilemahkan seperti :
a. Virus campak dalam vaksin campak
b. Virus polio dalam sabin pada vaksin polio
c. Kuman TBC dalam vaksin BCG

2. Vaksin dari kuman yang dimatikan seperti :

20
a. Bakteri pertusis dalam DPT
b. Virus polio jenis salk dalam vaksin polio
3. Vaksin dari racun/toksin kuman yang dilemahkan seperti :
 Racun kuman seperti toxoid (TT), diphtheria, toxoid dalam
DPT
4. Vaksin yang terbuat dari protein khusus kuman seperti Hepatitis B

2. Kontra Indikasi
Kontraindikasi pemberiaan imunisasi. Ada beberapa kondisi yang menjadi
pertimbangan untuk tidak memberikan imunisasi pada anak:
1. Flu berat atau panas tinggi dengan penyebab yang serius
2. Perubahan pada system imun yang tidak dapat menerima vaksin virus
hidup
3. Sedang dalam pemberian obat-obat yang menekan system imun,
seperti sitostatika,transfuse darah, dan immunoglobulin
4. Riwayat alergi terhadap pemberian vaksin sebelumnya seperti pertu

3. Dosis
Jenis Vaksin Dosis
BCG 20/Ampul
DPT 10/Vial
Polio 10/Vial
Campak 10/Vial
Hepatitis B Uniject 1/Kemasan
DT 10/Vial
TT 10/Vial
DPT-HB 5/Vial

4. Tempat Pemberian

21
Cara pemberian imunisasi dasar (Petunjuk Pelaksanaan Program Imunisasi di
Indonesia, DepKes,2000)
Vaksin Dosis Cara dan Tempat Pemberian
BCG 0,05 cc Intrakutan tepat di insersio muskulus deltoideusl
kanan
DPT 0,5 cc Intramuskular
Polio 2 tetes Diteteskan ke mulut
Campak 0,5 cc Subkutan, biasanya lengan kiri atas
Hepaptitis B 0,5 cc Intramuskular pada paha bagian luar
TT 0,5 cc Intramuskular dalam biasa di muskulus deltoideus

5. Komplikasi
Adapun biasanya terjadi komplikasi pada penyakit campak seperti otitis
media, konjungtiva berat, enteritis, dan pneumonia, terlebih pada anak dengan status
gizi buruk.

BAB III

22
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Dari pembasan masalah di atas dapat di simpulkan bahwa pengertian dari
Imunisasi adalah pemberian kekebalan tubuh terhadap suatu penyakit dengan
memasukkan sesuatu ke dalam tubuh agar tubuh tahan terhadap penyakit yang sedang
mewabah atau berbahaya bagi seseorang dan dari pembahasan di atas adalah mampu
mengetahui imunisasi, jenis- jenis imunisasi, macam – macam imunisasi, penyakit yang
dapat dicegah dengan imunisasi, cara pemberiannya dan komplikasi dari pemberian
imunisasi. Sebagait ambahan pengetahuan bagi calon perawat professional sehingga
saat kita ada di lahan klinik kita dapat memberikan asuhan keperawatan yang sesuai.

B. SARAN
Perlu peningkatan ilmu pengetahuan dan teknologi tentang imunisasi di
kalangan perawatan anak sehingga pelayanan kesehatan khususnya imunisasi dapat
diberikan sesuai dengan standar asuhan pelayanan kesehatan.

DAFTAR PUSTAKA

23
Agung, I Gusti Ngurah, 2001.Ststistika Analisis Hubungan Kausal Berdasarkan Data
Kategorik.

Jakarta: PT. Raja Grafindo PerkasaA. Aziz Alimul Hidayat, Asuhan Neonatus Bayi dan
Balita.Cetakan 1.Jakarta :BukuKedokteran EGC 2009. Hal 98-101Andri Sutiawan, 2008.

Imunisi Pada Bayi.http://syehaceh.wordpress.com. diakses 27 Mei 2021, 14.00

https://www.academia.edu/43639385/KONSEP_IMUNISASI. diakses 27 Mei 2021 15.00

https://www.Alodoc.com. Diakses 27 Mei 2021. 17.00

https://www.Hallodoc.com. Diakses 27 Mei 2021. 17.30

24

Anda mungkin juga menyukai