Anda di halaman 1dari 32

PROPOSAL KEGIATAN PROMOSI KESEHATAN TENTANG

PENTINGNYA IMUNISASI DASAR LENGKAP


Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Ajar Promosi Kesehatan
Yang Dibina Oleh Dosen Ibu Mona Megasari, M. Kep

Disusun Oleh :

Silvi Ariesta Junaedi

C.0105.20.146

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Budi Luhur Cimahi

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

2020
i

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala


limpahan Rahmat, Inayah, Taufik dan Hinayahnya sehingga kami
dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk
maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat
dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman
bagi pembaca dalam administrasi pendidikan dalam profesi
keperawatan.
Harapan kami semoga makalah ini membantu menambah
pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga kami
dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga
kedepannya dapat lebih baik.
Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan karena
pengalaman yang kami miliki sangat kurang. Oleh kerena itu kami
harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-
masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah
ini.

Bandung, 15 februari 2021

Penyusun
ii

DAFTAR ISI

Kata Pengantar i

Daftar Isi ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang 1
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum 2
2. Tujuan Khusus 3
3. Rumusan Masalah 3

BAB II TINJAUAN TEORITIS

A. Definisi Imunisasi 4
B. Tujuan Imunisasi 4
C. Manfaat Imunisasi 4
D. Macam-macam Imunisasi 5
E. Penyakit Yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I) 6
F. Kerugian Tidak Imunisasi 9
G. Kontraindikasi Imunisasi 14
H. Faktor-faktor Yang Menghalangi Pemberian Imunisasi 14
I. Jadwal Pemberian Imunisasi 15

BAB III RENCANA KEGIATAN

A. Rencana Program 19
iii

BAB IV KESIMPULAN

A. Simpulan 22

Daftar Pustaka

Lampiran - Lampiran
1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Imunisasi merupakan salah satu upaya preventif untuk mencegah
penyakit melalui pemberian kekebalan tubuh yang harus dilaksanakan
secara terus-menerus dan menyeluruh, dan dilaksanakan sesuai standar
sehingga mampu memberikan perlindungan kesehatan dan memutuskan
mata rantai penularan. Imunisasi selalu dikaitkan dengan angka kesakitan
dan kematian pada bayi. Hal ini dikarenakan pemberian imunisasi adalah
sebagai upaya untuk meningkatkan daya tahan tubuh terhadap berbagai
penyakit. Pentingnya imunisasi didasarkan pada pemikiran bahwa
pencegahan penyakit merupakan upaya terpenting dalam pemeliharaan
kesehatan anak dan pada awal kehidupan anak belum mempunyai
kekebalan sendiri.
Vaksin yang pertama kali dibuat adalah vaksin cacar (smallpox).
Pada tahun 1778, edward jenner, berhasil mengembangkan vaksin cacar
dari virus cacar sapi atau cowpox. Sebelum ditemukan vaksin cacar,
penyakit ini sangat ditakuti masyarakat karena sangat mematikan, bahkan
penyakit ini sempat menyebar ke seluruh dunia dan menelan banyak jiwa.
Namun saat ini, kejadian penyakit cacar jarang ditemukan karena who
telah berhasil memberantasnya melalui program imunisasi. Tidak hanya
cacar (smallpox), angka kejadian penyakit-penyakit infeksi lain juga
menurun dengan ditemukannya vaksin terhadap penyakit-penyakit
tersebut.
Strategisnya imunisasi sebagai alat pencegahan, menjadikan imunisasi
sebagai program utama suatu negara. Bahkan merupakan salah satu alat
pencegahan penyakit yang utama di dunia. Di indonesia, imunisasi
merupakan andalan program kesehatan. Imunisasi bayi dan anak
dipandang sebagai perlambang kedokteran pencegahan dan pelayanan
2

kesehatan. Angka cakupan imunisasi sering dipakai sebagai indikator


pencapaian pelayanan kesehatan.
Pada tahun 1974, who mencanangkan expanded programme on
immunization (EPI) atau program pengembangan imunisasi (PPI) dalam
rangka pencegahan penularan terhadap penyakit yang dapat dicegah
dengan imunisasi, yaitu dengan cara meningkatkan cakupan imunisasi
pada anak-anak di seluruh belahan dunia. Hasil dari program epi ini cukup
memuaskan, dimana terjadi peningkatan angka cakupan imunisasi dunia
dari 5% menjadi 80% (ali, 2003). Di indonesia, ppi mulai diselenggarakan
tahun 1977 dan berfokus pada campak, tuberkulosis, difteri, tetanus,
pertusis, polio. Sementara imunisasi hepatitis b dimasukkan terakhir
karena vaksin hepatitis b baru tersedia pada tahun 1980-an.
Salah satu indikator keberhasilan program imunisasi adalah
tercapainya Universal Child Immunization (UCI). Pencapaian UCI
merupakan gambaran cakupan imunisasi pada bayi (0-11 bulan) secara
nasional hingga ke tingkat pedesaan. WHO dan UNICEF menetapkan
indikator cakupan imunisasi adalah 90% di tingkat nasional dan 80% di
semua kabupaten. Pada tahun 1990, indonesia telah mencapai target UCI,
dimana paling sedikit 80% bayi di setiap desa telah mendapatkan
imunisasi dasar lengkap sebelum berumur satu tahun.

B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan diharapkan peserta mengetahui
tentang Imunisasi Dasar Lengkap.
3

2. Tujuan Khusus
Setelah diberikan penyuluhan diharapkan peserta mampu :
a. Menjelaskan pengertian imunisasi.dasar lengkap.
b. Menjelaskan tujuan imunisasi dasar lengkap.
c. Menjelaskan jenis-jenis imunisasi dasar lengkap.
d. Menjelaskan manfaat imunisasi dasar lengkap
e. Menjelaskan penyakit yang bisa dicegah dengan imunisasi dasar
lengkap.
3. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, maka dapat dirumuskan
yaitu sebagai berikut :
a. Apa pengertin imunisasi dasar lengkap ?
b. Apa tujuan imunisasi dasar lengkap ?
c. Apa saja jenis-jenis imunisasi dasar lengkap ?
d. Apa manfaat imunisasi dasar lengkap ?
e. Apa saja penyakit yang bisa dicegah dengan imunisasi dasar
lengkap ?
4

BAB II
TINJAUAN TEORITIS

A. Definisi Imunisasi
Imunisasi adalah suatu upaya untuk menimbulkan/meningkatkan
kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu penyakit, sehingga apabila
suatu saat terpajan dengan penyakit tersebut tidak akan sakit atau hanya
mengalami sakit ringan (Sumber: Dirjen PP dan PL Depkes RI, 2013).
Imunisasi merupakan suatu program yang dengan sengaja
memasukkan antigen lemah agar merangsang antibodi keluar sehingga
tubuh dapat resisten terhadap penyakit tertentu. (Proverawati, 2010)
B. Tujuan Imunisasi
Program imunisasi bertujuan untuk memberikan kekebalan pada
bayi agar dapat mencegah penyakit dan kematian bayi serta anak yang
disebabkan oleh penyakit yang sering berjangkit (Proverawati, 2010).
Imunisasi bertujuan untuk menurunkan angka kesakitan dan
kematian dari penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi. Pada saat
ini, penyakit-penyakit tersebut adalah difteri, tetanus, batuk rejan
(pertusis), campak (measles), polio dan tuberkulosis.
C. Manfaat Imunisasi

1. Untuk anak : mencegah penderitaan yang disebabkan oleh penyakit


dan kemungkinan cacat atau kematian.

2. Untuk keluarga : menghilangkan kecemasan dan psikologis


pengobatan bila anak sakit. Mendorong pembentukan keluarga
apabila orang tua yakin bahwa anaknya akan menjalani masa
kanak-kanak yang nyaman.

3. Untuk Negara : memperbaiki tingkat kesehatan, menciptakan


bangsa yang kuat dan berakal untuk menlanjutkan pembangunan
negara. (Proverawati, 2010).
5

D. Macam-macam imunisasi
1. Imunisasi aktif
Merupakan pemberian suatu bibit penyakit yang telah dilemahkan
(vaksin) agar nantinya sistem imun tubuh berespon spesifik dan
memberikan suatu ingatan terhadap antigen ini, sehingga ketika
terpapar lagi tubuh dapat mengenali dan meresponnya.Contoh
imunisasi aktif adalah imunisasi polio dan campak. Dalam imunisasi
aktif terdapat beberapa unsur-unsur vaksin, yaitu :
a. Vaksin dapat berupa organisme yang secara keseluruhan dimatikan,
eksotoksin yang didetoksifikasi saja, atau endotoksin yang terikat
pada protein pembawa seperti polisakarida, dan vaksin dapat juga
berasal dari ekstrak komponen-komponen organisme dari suatu
antigen. Dasarnya adalah antigen harus merupakan bagian dari
organisme yang dijadikan vaksin.
b. Pengawet/stabilisator, atau antibiotik. Merupakan zat yang
digunakan agar vaksin tetap dalam keadaan lemah atau
menstabilkan antigen dan mencegah tumbuhnya mikroba. Bahan-
bahan yang digunakan seperti air raksa atau antibiotik yang biasa
digunakan.
c. Cairan pelarut dapat berupa air steril atau juga berupa cairan kultur
jaringan yang digunakan sebagai media tumbuh antigen, misalnya
telur, protein serum, bahan kultur sel.
d. Adjuvan, terdiri dari garam aluminium yang berfungsi
meningkatkan sistem imun dari antigen. Ketika antigen terpapar
dengan antibodi tubuh, antigen dapat melakukan perlawanan juga,
dalam hal ini semakin tinggi perlawanan maka semakin tinggi
peningkatan antibodi tubuh.
6

2. Imunisasi pasif
Adalah dimana tubuh tidak membuat sendiri kekebalan
terhadap penyakit tetapi mendapatkan dari orang lain. Misalnya
kolostrum (ASI yang pertama keluar berwarna kekuning-kuningan)
yang diberikan oleh ibu pada bayi yang dapat melindungi bayi dari
diare dan penyakit infeksi lainnya.
Merupakan suatau proses peningkatan kekebalan tubuh dengan
cara memberikan zat immunoglobulin, yaitu zat yang dihasilkan
melalui suatu proses infeksi yang dapat berasal dari plasma manusia
(kekebalan yang didapatkan bayi dari ibu melalui plasenta) atau
binatang (bisa ular) yang digunakan untuk mengatasi mikroba sudah
masuk dalam tubuh yang terinfeksi.
Contoh imunisasi pasif adalah penyuntikan ATS pada orang
yang mengalami luka kecelakaan. Contoh lain adalah yang terdapat
pada bayi yang baru lahir dimana bayi tersebut menerima berbagai
jenis antibodi dari ibunya melalui darah plasenta selama masa
kandungan, misalnya antibodi terhadap campak. (Proverawati, 2010)

E. Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I)


Ada banyak penyakit menular di Indonesia yang dapat dicegah
dengan imunisasi selanjutnya disebut dengan Penyakit yang Dapat
Dicegah dengan Imunisasi (PD3I). Dengan mempelajari konsep dalam
tabel berikut ini, Anda dapat mengetahui jenis penyakit yang dapat
dicegah dengan imunisasi antara lain sebagai berikut :
1. Imunisasi DPT : Difteri
- Penyakit yang disebabkan oleh bakteri Corynebacterium
diphtheria.Ditularkan melalui kontak fisik dan pernafasan.
- Gejala
Radang tenggorokan, hilang nafsu makan, demam ringan, dalam 2-
3 hari timbul selaput putih kebiru-biruan pada tenggorokan dan
tonsil.
7

- Komplikasi
Gangguan pernafasan yang berakibat kematian.
2. Pertusis
- Penyakit pada saluran pernapasan yang disebabkan oleh bakteri
Bordetella pertusis (batuk rejan).Ditularkan melalui percikan ludah
(droplet infection) dari batuk atau bersin.
- Gejala
Pilek, mata merah, bersin, demam, batuk ringan yang menjadi
parah dan menimbulkan batuk cepat dank eras.
- Komplikasi
Pneumonia bacterialis yang dapat menyebabkan kematian.
3. Imunisasi TT : Tetanus Toxoid
- Penyakit yang disebabkan oleh Clostridium tetani yang
menghasilkan neurotoksin.Ditularkan melalui kotoran yang masuk
ke dalam luka yang dalam.
- Gejala
Gejala awal : kaku otot pada rahang, disertai kaku pada leher,
kesulitan menelan, kaku otot perut, berkeringat dan demam.
Pada bayi terdapat gejala berhenti menetek ( sucking) antara 3
sampai 28 hari setelah lahir. Gejala berikutnya kejang yang hebat
dan tubuh menjadi kaku.
- Komplikasi
Patah tulang akibat kejang, pneumonia, infeksi lain yang dapat
menimbulkan kematian.
4. Imunisasi BCG : Tuberculosis (TBC)
- Penyakit yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosa disebut
juga batuk darah. Ditularkan Melalui pernafasan lewat bersin atau
batuk
- Gejala
Gejala awal : lemah badan, penurunan berat badan, demam, dan
keluar keringat pada malam hari. • Gejala selanjutnya : batuk
8

terus-menerus, nyeri dada dan (mungkin) batuk darah. Gejala lain:


tergantung pada organ yang diserang.
- Komplikasi
Kelemahan dan kematian
5. Imunisasi Campak : Rubella
Penyakit Campak (Rubeola, Campak 9 hari, measles) adalah suatu
infeksi virus yang sangat menular, yang ditandai dengan demam,
batuk, konjungtivitis (peradangan selaput ikat mata/konjungtiva) dan
ruam kulit. Penyakit ini disebabkan karena infeksi virus campak
golongan Paramyxovirus.
Penularan infeksi terjadi karena menghirup percikan ludah
penderita campak. Penderita bisa menularkan infeksi ini dalam waktu
2-4 hari sebelum rimbulnya ruam kulit dan 4 hari setelah ruam kulit
ada.
Gejala mulai timbul dalam waktu 7-14 hari setelah terinfeksi, yaitu
berupa: - Panas badan - nyeri tenggorokan - hidung meler ( Coryza ) -
batuk ( Cough ) - Bercak Koplik - nyeri otot - mata merah (
conjuctivitis )2-4 hari kemudian muncul bintik putih kecil di mulut
bagian dalam (bintik Koplik).
Ruam (kemerahan di kulit) yang terasa agak gatal muncul 3-5 hari
setelah timbulnya gejala diatas. Ruam ini bisa berbentuk makula
(ruam kemerahan yang mendatar) maupun papula (ruam kemerahan
yang menonjol). Pada awalnya ruam tampak di wajah, yaitu di depan
dan di bawah telinga serta di leher sebelah samping. Dalam waktu 1-2
hari, ruam menyebar ke batang tubuh, lengan dan tungkai, sedangkan
ruam di wajah mulai memudar.
Pada puncak penyakit, penderita merasa sangat sakit, ruamnya
meluas serta suhu tubuhnya mencapai 40° Celsius. 3-5 hari kemudian
suhu tubuhnya turun, penderita mulai merasa baik dan ruam yang
tersisa segera menghilang.
9

Demam, kecapaian, pilek, batuk dan mata yang radang dan merah
selama beberapa hari diikuti dengan ruam jerawat merah yang mulai
pada muka dan merebak ke tubuh dan ada selama 4 hari hingga 7 hari.
6. Imunisasi Hepatitis B : memberikan kekebalan terhadap hepatitis
F. Kerugian Tidak Imunisasi
Sesuai dengan yang diprogramkan oleh organisasi kesehatan dunia
WHO (Badan Kesehatan Dunia), Pemerintah Indonesia menetapkan ada
12 imunisasi yang harus diberikan kepada anak-anak. 5 Diantaranya
merupakan imunisasi yang wajib diberikan sebab fungsinya adalah untuk
mencegah anak dari serangan penyakit – penyakit seperti :
1. Tuberkulosis (TBC)
Tuberkulosis, terutama TB paru, merupakan masalah yang timbul
tidak hanya di negara berkembang tetapi juga di negara maju.
Tuberkulosis tetap merupakan salah satu penyebab tingginya angka
kesakitan dan kematian, baik di negara berkembang maupun di
negara majufaktor resiko infeksi dan faktor resiko progresi infeksi
menjadi penyakit ( resiko penyakit ).
Resiko Infeksi TB Faktor resiko terjadinya infeksi TB antara lain
adalah : anak yang memiliki kontak dengan orang dewasa dengan
TB aktif, daerah endemis, penggunaan obat-obat intravena,
kemiskinan, serta lingkungan yang tidak sehat.
2. Hepatitis B yang disebabkan virus hepatitis B yang berakibat pada
hati
Penyakit hepatitis B pada bayi menjadi kronik jauh lebih
besar (lebih dari 90 persen) dibandingkan kemungkinan pada orang
dewasa. "Oleh karena itu, bagi bayi vaksin hepatitis B mutlak perlu.
Ciri-ciri penderita hepatitis B umumnya tak diketahui
secara jelas karena penderita seperti orang sehat. Akibatnya ia tak
segera menyadari dirinya telah tertular virus hepatitis B, bahkan
sudah menularkannya kepada orang lain. "Sebaiknya, mereka yang
memiliki gejala kuning pada mata, kulit, lesu, tak memiliki nafsu
10

makan serta sakit lambung-seperti maag yang tak sembuh dalam


tempo enam bulan-segera periksa ke dokter.
Virus hepatitis B diketahui sebagai salah satu virus yang
paling mudah menular. Bahkan, penularan virus ini 100 kali lebih
menular daripada HIV (virus penyebab AIDS), dan diperkirakan
menginfeksi 10 kali lebih banyak daripada HIV. Virus itu
menyerang hati dan merusak organ tubuh secara tak langsung
melalui gangguan sistem kekebalan. Pada serangan tahap awal masih
bisa disembuhkan jika segera diobati. Namun, jika penyakit
berkembang lebih berat maka ia akan mencapai tahap hepatitis akut,
sirosis (pengerasan hati), sampai kemudian mengakibatkan
munculnya kanker hati.

3. Penyakit Polio
Penyakit ini disebabkan virus, menyebar melalui
tinja/kotoran orang yang terinfeksi. Anak yang terkena polio dapat
menjadi lumpuh layuh.
Poliomyelitis atau Polio, adalah penyakit paralisis atau
lumpuh yang disebabkan oleh virus. Agen pembawa penyakit ini,
sebuah virus yang dinamakan poliovirus (PV), masuk ke tubuh
melalui mulut, mengifeksi saluran usus. Virus ini dapat memasuki
aliran darah dan mengalir ke sistem saraf pusat menyebabkan
melemahnya otot dan kadang kelumpuhan.
4. Penyakit Campak (tampek)
Penyakit Campak (Rubeola, Campak 9 hari, measles)
adalah suatu infeksi virus yang sangat menular, yang ditandai
dengan demam, batuk, konjungtivitis (peradangan selaput ikat
mata/konjungtiva) dan ruam kulit. Penyakit ini disebabkan karena
infeksi virus campak golongan Paramyxovirus.
Penularan infeksi terjadi karena menghirup percikan ludah
penderita campak. Penderita bisa menularkan infeksi ini dalam
11

waktu 2-4 hari sebelum rimbulnya ruam kulit dan 4 hari setelah ruam
kulit ada.
Penyebab Campak, rubeola, atau measles Adalah penyakit
infeksi yang sangat mudah menular atau infeksius sejak awal masa
prodromal, yaitu kurang lebih 4 hari pertama sejak munculnya ruam.
Campak disebabkan oleh paramiksovirus ( virus campak). Penularan
terjadi melalui percikan ludah dari hidung, mulut maupun
tenggorokan penderita campak (air borne disease ). Masa inkubasi
adalah 10-14 hari sebelum gejala muncul.
Kekebalan terhadap campak diperoleh setelah vaksinasi,
infeksi aktif dan kekebalan pasif pada seorang bayi yang lahir ibu
yang telah kebal (berlangsung selama 1 tahun). Orang-orang yang
rentan terhadap campak adalah: - bayi berumur lebih dari 1 tahun -
bayi yang tidak mendapatkan imunisasi - remaja dan dewasa muda
yang belum mendapatkan imunisasi kedua.
Gejala mulai timbul dalam waktu 7-14 hari setelah
terinfeksi, yaitu berupa: - Panas badan - nyeri tenggorokan - hidung
meler ( Coryza ) - batuk ( Cough ) - Bercak Koplik - nyeri otot -
mata merah ( conjuctivitis )2-4 hari kemudian muncul bintik putih
kecil di mulut bagian dalam (bintik Koplik).
Ruam (kemerahan di kulit) yang terasa agak gatal muncul
3-5 hari setelah timbulnya gejala diatas. Ruam ini bisa berbentuk
makula (ruam kemerahan yang mendatar) maupun papula (ruam
kemerahan yang menonjol). Pada awalnya ruam tampak di wajah,
yaitu di depan dan di bawah telinga serta di leher sebelah samping.
Dalam waktu 1-2 hari, ruam menyebar ke batang tubuh, lengan dan
tungkai, sedangkan ruam di wajah mulai memudar.
Pada puncak penyakit, penderita merasa sangat sakit,
ruamnya meluas serta suhu tubuhnya mencapai 40° Celsius. 3-5 hari
kemudian suhu tubuhnya turun, penderita mulai merasa baik dan
ruam yang tersisa segera menghilang.
12

Demam, kecapaian, pilek, batuk dan mata yang radang dan


merah selama beberapa hari diikuti dengan ruam jerawat merah yang
mulai pada muka dan merebak ke tubuh dan ada selama 4 hari
hingga 7 hari.
5. Difteri, pertusis dan tetanus
Difteri disebabkan bakteri yang menyerang tenggorokan
dan dapat menyebabkan komplikasi yang serius atau fatal.
Difteri merupakan penyakit menular yang sangat berbahaya pada
anak anak. Penyakit ini mudah menular dan menyerang terutama
daerah saluran pernafasan bagian atas. Penularan biasanya terjadi
melalui percikan ludah dari orang yang membawa kuman ke orang
lain yang sehat. Selain itu penyakit ini bisa juga ditularkan melalui
benda atau makanan yang terkontaminasi.
Difteri disebabkan oleh kuman Corynebacterium
diphtheriae, suatu bakteri gram positif yang berbentuk polimorf,
tidak bergerak dan tidak membentuk spora. Gejala utama dari
penyakit difteri yaitu adanya bentukan pseudomembran yang
merupakan hasil kerja dari kuman ini. Pseudomembran sendiri
merupakan lapisan tipis berwarna putih keabu abuan yang timbul
terutama di daerah mukosa hidung, mulut sampai tenggorokan.
Disamping menghasilkan pseudomembran, kuman ini juga
menghasilkan sebuah racun yang disebut eksotoxin yang sangat
berbahaya karena menyerang otot jantung, ginjal dan jaringan syaraf
(www.blogdokter.net).
Kata tetanus diambil dari bahasa Yunani yaitu tetanos dari
teinein yang berarti menegang. Penyakit ini adalah penyakit infeksi
di mana spasme otot tonik dan hiperrefleksia menyebabkan trismus
(lockjaw), spasme otot umum, melengkungnya punggung
(opistotonus), spasme glotal, kejang dan spasme dan paralisis
pernapasan (wikipedia.org).
Penyakit tetanus disebabkan oleh bakteri Clostridium tetani yang
13

terdapat di tanah, kotoran hewan, debu, dan sebagainya. Bakteri ini


masuk ke dalam tubuh manusia melalui luka yang tercemar kotoran.
Di dalam luka bakteri ini akan berkembang biak dan membentuk
toksin (racun) yang menyerang saraf.
Pertusis atau batuk rejan adalah penyakit infeksi bakterial
yang menyerang sistem pernapasan yang melibatkan pita suara
(larinks), trakea dan bronkial. Infeksi ini menimbulkan iritasi pada
saluran pernapasan sehingga menyebabkan serangan batuk yang
parah. Penyakit ini disebabkan oleh bakteri Bordetella pertussis yang
bersarang di saluran pernapasan dan sangat mudah tertular
(www.warmasif.co.id).
14

G. Kontraindikasi Imunisasi

1. Analfilaksis atau reaksi hipersensitifitas yang hebat merupakan

kontraindikasi mutlak terhadap dosis vaksin berikutnya. Riwayat

kejang demam dan panas lebih dari 38oc merupakan kontraindikasi

pemberian DPT, hipatitis B-1 dan campak.

2. Jangan berikan vaksin BCG kepada bayi yang menunjukkan tanda

dan gejala AIDS, sedangkan vaksin yang lain sebaiknya diberikan.

3. Jika orang tua sangat berkeberatan terhadap pemberian imunisasi

kepada bayi yang sakit, lebih baik jangan diberikan vaksin, tetapi

mintalah ibu kembali lagi ketika bayi sedah sehat

(Proverawati,2010).

H. Faktor-faktor yang menghalangi pemberian imunisasi


Faktor yang mempengaruhi kelengkapan imunisasi adalah
status ekonomi dan tingkat pengetahuan ibu. Status ekonomi dan
pengetahuan tentang imunisasi akan mempengaruhi motivasi ibu
untuk mengimunisasikan bayinya dengan tepat sesuai jadwal yang
telah ditentukan (Ayubi, 2009). Kelompok masyarakat yang rendah
penerimaannya terhadap imunisasi sering mempunyai karakteristik-
karakteristik khusus seperti status sosial ekonomi dan tingkat
pendidikan yang rendah.
Faktor – faktor yang mempengaruhi drop out hasil cakupan
imunisasi terhadap anak mengatakan bahwa akibat efek samping yang
terjadi setelah pemberian imunisasi adalah anak menjadi demam dan
rendahnya tingkat pengetahuan orang tua akan pentingnya imunisasi
bagi anak serta status ekonomi yang rendah juga berperan dalam
mempengaruhi prilaku orang tua untuk mengikut sertakan dalam
kegiatan imunisasi (Widyaastuti, 2008).
15

I. Jadwal PemberianImunisasi
Umur Vaksin Keterangan
Saat Hepatitis B-1  HB-1 harus diberikan dalam waktu 12
lahir jam setelah lahir, dilanjutkan pada
umur 1 dan 6 bulan. Apabila status
HbsAg-B ibu positif, dalam waktu 12
jam setelah lahir diberikan HBlg 0,5
ml bersamaan dengan vaksin HB-1.
Apabila semula status HbsAg ibu
tidak diketahui dan ternyata dalam
perjalanan selanjutnya diketahui
bahwa ibu HbsAg positif maka masih
dapat diberikan HBlg 0,5 ml sebelum
bayi berumur 7 hari.
Polio -0  Polio-0 diberikan saat kunjungan
pertama. Untuk bayi yang lahir di
RB/RS polio oral diberikan saat bayi
dipulangkan (untuk menghindari
transmisi virus vaksin kepada bayi
lain)
1 Hepatitis B -2  Hb-2 diberikan pada umur 1 bulan,
bulan interval HB-1 dan HB-2 adalah 1
bulan
0 -2 BCG  BCG dapat diberikan sejak lahir.
bln Apabila BCG akan diberikan pada
umur > 3 bulan sebaiknya dilakukan
uji tuberkulin terlebih dahulu dan
BCG diberikan apabila uji tuberkulin
negatif.
16

2 DTP -1  DTP-1 diberikan pada umur lebih dari


bulan 6 minggu, dapat dipergunakan DTwp
atau DTap. DTP-1 diberikan secara
kombinasi dengan Hib-1 (PRP-T)
Hib-1  Hib-1 diberikan mulai umur 2 bulan
dengan interval 2 bulan. Hib-1 dapat
diberikan secara terpisah atau
dikombinasikan dengan DTP-1.
Polio -1  Polio-1 dapat diberikan bersamaan
dengan DTP-1
4 bln DTP -2  DTP-2 (DTwp atau DTap) dapat
diberikan secara terpisah atau
dikombinasikan dengan Hib-2 (PRP-
T).
Hib-2  Hib-2 dapat diberikan terpisah atau
dikombinasikan dengan DTP-2
Polio -2  Polio-2 diberikan bersamaan dengan
DTP-2
6 bln Dtp -3  DTP-3 dapat diberikan terpisah atau
dikombinasikan dengan Hib-3 (PRP-
T).
Hib -3  Apabila mempergunakan Hib-OMP,
Hib-3 pada umur 6 bulan tidak perlu
diberikan
Polio -3  Polio-3 diberikan bersamaan dengan
DTP-3
Hepatitis B-3  HB-3 diberikan umur 6 bulan. Untuk
mendapatkan respons imun optimal,
interval HB-2 dan HB-3 minimal 2
bulan, terbaik 5 bulan.
17

9 bln Campak -1  Campak-1 diberikan pada umur 9


bulan, campak-2 merupakan program
BIAS pada SD kelas 1, umur 6 tahun.
Apabila telah mendapatkan MMR
pada umur 15 bulan, campak-2 tidak
perlu diberikan.
15 – MMR  Apabila sampai umur 12 bulan belum
18 mendapatkan imunisasi campak,
bulan MMR dapat diberikan pada umur 12
bulan.
Hib - 4  Hib-4 diberikan pada 15 bulan (PRP-
T atau PRP-OMP).
18 DTP -4  DTP-4 (DTwp atau DTap) diberikan 1
bulan tahun setelah DTP-3.
Polio -4  Polio-4 diberikan bersamaan dengan
DTP-4.
2 thn Hepatitis A  Vaksin HepA direkomendasikan pada
umur > 2 tahun, diberikan dua kali
dengan interval 6-12 bulan.
2–3 Tifoid  Vaksin tifoid polisakarida injeksi
thn direkomendasikan untuk umur > 2
tahun. Imunisasi tifoid polisakarida
injeksi perlu diulang setiap 3 tahun.
5 thn DTP – 5  DTP-5 diberikan pada umur 5 tahun
(DTwp/DTap)
Polio - 5  Polio-5 diberikan bersamaan dengan
DTP-5.
6 thn MMR  Diberikan untuk catch-up
immunization pada anak yang belum
mendapatkan MMR-1.
18

10 thn dT/TT  Menjelang pubertas, vaksin tetanus


ke-5 (dT atau TT) diberikan untuk
mendapatkan imunitas selama 25
tahun.
Varisela  Vaksin varisela diberikan pada umur
10 tahun
19

BAB III
RENCANA KEGIATAN

A. Deskripsi Program
a. Nama Kegiatan
Kegiatan ini dinamakan “Pentingnya Imunisasi Dasar Lengkap untuk anak”
b. Tema Kegiatan
Mencegah resiko penyakit pada anak dengan imunisasi dasar lengkap sejak dini
c. Bentuk Kegiatan
Promosi dan Penyuluhan Kesehatan
d. Metode Kegiatan
Ceramah dan Tanya Jawab
e. Waktu dan Tempat
1. Hari / tanggal : 10 Februari 2021
2. Waktu : 09.00 WIB
3. Tempat : Poli Klinik Anak Santosa Hospital Bandung
f. Pola Kegiatan
Program ini akan dilaksanakan selama 1 hari di tanggal 10 Febuari 2021
dengan agenda yang akan dilaksanakan sebagai berikut :

Promosi kesehatan yang kami lakukan dengan cara penyuluhan. Dalam


penyuluhan tersebut kami mengemukakan Definisi imunisasi, tujuan pemberian
imunisasi, jenis imunisasi, penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi, dan
manfaat dilakukannya imunisasi.

Dalam pelaksanaan promosi kesehatan ini kami langsung memberikan


pendidikan kesehatan kepada para ibu yang mempunyai bayi atau anak dengan
tujuan setelah diberikan penyuluh dapat dipahami oleh para ibu beserta suami,
dibantu dengan media PPT, Leaflet, Video dan poster yang nantinya akan
dibagikan di pos posyandu dan puskesmas.
20

Selain dengan penyuluhan seperti diatas, program promosi kesehatan


juga dilakukan melalui media sosial berupa video yang nantinya akan di upload
pada sosial media seperti Youtube, sehingga semua orang dapat mengakses dan
memahami tentang pentingnya imunisasi untuk anak.

g. Anggaran
1. Persiapan
No Rincian Kebutuhan Jumlah Biaya
1. Proposal 2 x Rp 30.000 Rp 60.000,-
2. Surat Menyurat 6 x Rp. 1000 Rp 6000,-
5. Transportasi 1 Mobil x Rp. 50.000 Rp 50.000,-
Total Keseluruhan Rp 156.000,-

2. Pelaksanaan
No Rincian Kebutuhan Jumlah Biaya
1. Transpotasi Pembicara 1 Mobil x Rp 50.000 Rp 50.000,-
2. Honor Pembicara 1 orang x Rp 500.000 Rp 500.000,-
3. Konsumsi :
- Nasi Kotak 1 Posi x Rp 25.000 Rp 25.000,-
- Snack 60 Box x Rp. 6.000 Rp 360.000,-
4. Dokumentasi Rp 350.000,-
5. Doorprize 5 Kado x Rp 20.000,- Rp. 100.000,-
Total Keseluruhan Rp 1.385.000,-

3. Media promosi kesehatan


No Rincian Kebutuhan Jumlah Biaya
1. Internet (Kuota) Rp 50.000,-
2. Editing Rp 50.000,-
3. Print Leaflet 60 x Rp 2000 Rp 120.000,-
4. Print Poster 5 x Rp 35.000 Rp 175.000,-
Total Keseluruhan Rp 395.000,-
21

h. Susunan kepanitiaan

Adapaun susunan kepanitiaan dalam kegiatan Promosi Kesehatan, ialah sebagai


berikut :
1. Penanggung Jawab Promosi Kesehatan
Ibu Sri Wahyuni, S.Pd., M.Kes., Ph.d
2. Pembimbing Promosi Kesehatan
Ibu Mona Megasari, M.Kep
3. Pembicara
Silvi Ariesta Junaedi
4. Ketua Panitia Pelaksana Promosi Kesehatan
Warsudin
5. Sekretaris Panitia Pelaksana Promosi Kesehatan
Sekretaris I : Latif Nursyah
Sekretaris II : Faddil Aprili
6. Bendahara Panitia Pelaksana Promosi Kesehatan
Bendahara I : Laras Utari
Bendahara II : Wahyunita
7. Seksi Acara Panitia Pelaksana Promosi Kesehatan
Agni Munggaran Rachmawati
8. Seksi Publikasi dan Dokumentasi Pelaksana Promosi Kesehatan
Ardan Anwar
9. Seksi Konsumsi Pelaksana Promosi Kesehatan
Eka Mustika Sari
22

BAB IV
SIMPULAN

A. Kesimpulan
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa imunisasi adalah suatu
upaya untuk menimbulkan/meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif
terhadap suatu penyakit, sehingga apabila suatu saat terpajan dengan penyakit
tersebut tidak akan sakit atau hanya mengalami sakit ringan (Sumber: Dirjen PP
dan PL Depkes RI, 2013). Imunisasi bertujuan untuk menurunkan angka kesakitan
dan kematian dari penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi. Pada saat ini,
penyakit-penyakit tersebut adalah difteri, tetanus, batuk rejan (pertusis), campak
(measles), polio dan tuberkulosis. Imunisasi terdiri dari dua macam yaitu imunisasi
aktif dan imunisasi pasif.
DAFTAR PUSTAKA

Hidayat, A. Aziz Alimul.2009.Pengantar Ilmu Kesehatan Anak untuk Pendidikan


Kebidanan.Jakarta: Salemba Medika.

IDAI.2008.Pedoman Imunisasi Di Indonesia.Jakarta: Satgas Imunisasi.

Marimbi, Hanum.2010.Tumbuh Kembang, Status Gizi, dan Imunisasi Dasar Pada


Balita.Yogyakarta:Nuha Medika.

Proverawati, Atikah.2010.Imunisasi dan Vaksinasi.Yogyakarta:Nuha Offset.

Departemen Kesehatan. (2012). Buku Kesehatan Ibu dan Anak. Jakarta:


Kementerian Kesehatan dan JICA (Japan International Coorporation
Agency)

Nakita. 2006. Panduan Imunisasi. Jakarta: Sarana Kinasih Satya Sejati.

Probandari,A.N, Handayani, S dan Laksono, N.J.D.W. (2013). Keterampilan


Imunisasi.
Lampiran-Lampiran

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok Bahasan : Pentingnya Imunisasi Dasar Lengkap


Hari,tanggal : 10 Febuari 2021
Waktu pertemuan : 35 menit
Tempat : Poli Klinik Anak Santosa Hospital Bandung
Sasaran : Orang tua/Ibu yang memiliki bayi

1. Tujuan Umum
Setelah diberikan penyuluhan, diharapkan orang tua mampu
memahami tentang pentingnya imunisasi dasar lengkap untuk anak
yang diharapkan dapat meminimalisir resiko penyakit.

2. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan selama 35 menit diharapkan siswa-
siswi :
a. Mampu dan memahami Definisi Imunisasi
b. Mampu dan memahami Tujuan Imunisasi
c. Mampu dan memahami Manfaat Imunisasi
d. Mampu dan memahami Macam-macam imunisasi
e. Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi

3. Materi (Terlampir)
a. Definisi Bulliying
b. Tujuan Imunisasi
c. Manfaat Imunisasi
d. Macam-macam Imunisasi
e. Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
4. Metode Penyuluhan
a. Ceramah
b. Diskusi
c. Tanya Jawab
5. Media Penyuluhan
a. Leaflet
b. Poster
c. Power Point
d. Video
6. Kegiatan Penyuluhan
Kegiatan
No Waktu Kegiatan Penyuluh
Peserta
1. 2 menit Pembukaan : Menjawab
1. Mengucapkan salam pembuka salam dan
2. Memperkenalkan diri dan mendengarkan
menyapa peserta
3. Menjelaskan tujuan penyuluhan
2. 7 menit Pelaksanaan : Menyimak dan
Menjelaskan materi penyuluhan memperhatikan
secara berurutan dan teratur.
Materi :
1. Pengertian imunisasi.dasar lengkap.
2. Tujuan imunisasi dasar lengkap.
3. Jenis-jenis imunisasi dasar lengkap.
4. Manfaat imunisasi dasar lengkap
5. Penyakit yang bisa dicegah dengan
imunisasi dasar lengkap.
3. 4 menit Evaluasi : Menjawab
1. Tanya jawab pertanyaan
2. Memberikan kesempatan kepada audience
audience untuk bertanya
4. 2 menit Terminasi :
7. E 1. Menyampaikan terima kasih
atas perhatian dan waktu yang Menjawab
v
telah diberikan kepada peserta salam
e 2. Mengucapkan salam
Evaluasi
a. Bentuk : Essay
b. Prosedur Evaluasi : Lisan
c. Waktu : 5 menit
d. Jumlah Soal : 3 soal

8. Sumber

Hidayat, A. Aziz Alimul.2009.Pengantar Ilmu Kesehatan Anak untuk


Pendidikan Kebidanan.Jakarta: Salemba Medika.

IDAI.2008.Pedoman Imunisasi Di Indonesia.Jakarta: Satgas


Imunisasi.

Marimbi, Hanum.2010.Tumbuh Kembang, Status Gizi, dan Imunisasi


Dasar Pada Balita.Yogyakarta:Nuha Medika.

Proverawati, Atikah.2010.Imunisasi dan

Vaksinasi.Yogyakarta:Nuha Offset. Departemen

Kesehatan. (2012). Buku Kesehatan Ibu dan Anak.

Jakarta:
Kementerian Kesehatan dan JICA (Japan International
Coorporation Agency)

Nakita. 2006. Panduan Imunisasi. Jakarta: Sarana Kinasih Satya


Sejati.

Probandari,A.N, Handayani, S dan Laksono, N.J.D.W. (2013).


Keterampilan Imunisasi.
Lampiran
Pentingnya Imunisasi Dasar Lengkap

A. Definisi Imunisasi
Imunisasi adalah suatu upaya untuk menimbulkan/meningkatkan kekebalan
seseorang secara aktif terhadap suatu penyakit, sehingga apabila suatu saat
terpajan dengan penyakit tersebut tidak akan sakit atau hanya mengalami
sakit ringan (Sumber: Dirjen PP dan PL Depkes RI, 2013).
B. Tujuan Imunisasi
Program imunisasi bertujuan untuk memberikan kekebalan pada bayi agar
dapat mencegah penyakit dan kematian bayi serta anak yang disebabkan oleh
penyakit yang sering berjangkit (Proverawati, 2010).
C. Manfaat Imunisasi
1. Untuk anak : mencegah penderitaan yang disebabkan oleh penyakit dan
kemungkinan cacat atau kematian.
2. Untuk keluarga : menghilangkan kecemasan dan psikologis pengobatan
bila anak sakit. Mendorong pembentukkan keluarga apabila orang tua
yakin bahwa anaknya anak menjalani masa kanak-kanak yang nyaman.
3. Untuk negara : memperbaiki tingkat kesehatan, menciptakan bangsa yang
kuat dan berakal untuk melanjutkan pembangunan negara. (Proverawati,
2010).
D. Macam-macam imunisasi
1. Imunisasi aktif contohnya imunisasi polio dan campak.
2. Imunisasi pasif contohnya penyuntikan ATS pada orang yang mengalami
luka kecelakaan.

E. Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi


Ada banyak penyakit menular di Indonesia yang dapat dicegah dengan imunisasi

selanjutnya disebut dengan Penyakit yang Dapat Dicegah dengan Imunisasi (PD3I).
Dengan mempelajari konsep dalam tabel berikut ini, Anda dapat mengetahui jenis

penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi antara lain sebagai berikut :

1. Imunisasi DPT : Difteri


Penyakit yang disebabkan oleh bakteri Corynebacterium
diphtheria.Ditularkan melalui kontak fisik dan pernafasan.

2. Pertusis
Penyakit pada saluran pernapasan yang disebabkan oleh bakteri
Bordetella pertusis (batuk rejan).Ditularkan melalui percikan ludah
(droplet infection) dari batuk atau bersin.
3. Imunisasi TT : Tetanus Toxoid
Penyakit yang disebabkan oleh Clostridium tetani yang
menghasilkan neurotoksin.Ditularkan melalui kotoran yang masuk ke
dalam luka yang dalam.

4. Imunisasi BCG : Tuberculosis (TBC)


Penyakit yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosa
disebut juga batuk darah. Ditularkan Melalui pernafasan lewat
bersin atau batuk

5. Imunisasi Campak : Rubella


Penyakit Campak (Rubeola, Campak 9 hari, measles) adalah
suatu infeksi virus yang sangat menular, yang ditandai dengan
demam, batuk, konjungtivitis (peradangan selaput ikat
mata/konjungtiva) dan ruam kulit. Penyakit ini disebabkan karena
infeksi virus campak golongan Paramyxovirus.
6. Imunisasi Hepatitis B : memberikan kekebalan terhadap hepatitis

Anda mungkin juga menyukai