Anda di halaman 1dari 11

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

IMUNISASI DASAR LENGKAP PADA BAYI

A. Pokok Bahasan : Imunisasi Dasar Lengkap


B. Sub Pokok Bahasan :
1. Pengertian imunisasi
2. Tujuan imunisasi
3. Manfaat imunisasi
4. Kontraindiksi pemberian imunisasi
5. Jenis dan efek samping imunisasi dasar lengkap
6. Jadwal pemberian imunisasi dasar lengkap
C. Sasaran : bayi
D. Tempat : di rumah Ny. r
E. Tanggal : 25 April 2022
F. Waktu : 16.00 - selesai
G. Tujuan:
1. Tujuan Instruksional Umum (TIU)
Setelah dilakukan penyuluhan diharapkan orang tua dapat mengetahui imunisasi
dasar lengkap yang harus diberikan kepada bayinya
2. Tujuan Instruksional Khusus (TIK)
1) Memahami tentang pengertian, tujuan, manfaat dan kontraindikasi imunisasi
2) Memahami tentang jenis dan efek samping imunisasi dasar lengkap
3) Memahami tentang waktu pemberian imunisasi dasar lengkap
H. Rangkaian Acara Penyuluhan
No Kegiatan Respon masyarakat Waktu
1 Pendahuluan
a.Penyampaian salam a. Membalas salam
b.Perkenalan b. Memperhatikan
c.Menjelaskan topic penyuluhan c. Memperhatikan 2 menit
d.Menjelaskan tujuan penyuluhan d. Memperhatikan
e.Menjelaskan waktu pelaksanaan e. Memperhatikan
2 Penyampaian materi oleh pemateri: Peserta
1. Pengertian imunisasi memperhatikan
2. Tujuan imunisasi
pemateri dengan
3. Manfaat imunisasi
4. Kontraindiksi pemberian imunisasi serius
5. Jenis dan efek samping imunisasi dasar
10 menit
lengkap
6. Jadwal pemberian imunisasi dasar
lengkap
3 Tanya Jawab
Memberikan kesempatan kepada peserta
untukbertanya tentang materi yang Peserta aktif bertanya 5 menit
kurang dipahami
4 Penutup
1. Menyimpulkan hasil penyuluhan a.Memperhatikan 3 menit
2. Mengakhiri dengan salam
b.Menjawab salam
I. Materi : (Terlampir)
J. Metode : Ceramah dan tanya jawab.
K. Media : Leaflet
L. Evaluasi :
Peserta mampu :
1) Menjelaskan tentang pengertian, tujuan, manfaat dan kontraindikasi imunisasi
2) Menyebutkan jenis dan efek samping imunisasi dasar lengkap
3) Menjelaskan tentang waktu pemberian imunisasi dasar lengkap
MATERI PENYULUHAN KESEHATAN
IMUNISASI DASAR LENGKAP

A. PENGERTIAN IMUNISASI
1. Imunisasi merupakan suatu program yang dengan sengaja memasukkan
antigen lemah agar merangsang antibodi keluar sehingga tubuh dapat resisten
terhadap penyakit tertentu. (Proverawati, 2010).
2. Imunisasi merupakan usaha memberikan kekebalan pada bayi dan anak
dengan memasukkan vaksin kedalam tubuh agar tubuh membuat zat anti untuk
mencegah terhada penyakit tertentu. (Alimul, 2009)

B. TUJUAN IMUNISASI
Program imunisasi bertujuan untuk memberikan kekebalan pada bayi agar dapat
mencegah penyakit dan kematian bayi serta anak yang disebabkan oleh penyakit yang
sering berjangkit (Proverawati, 2010).
Tujuan pemberian imunisasi adalah diharapkan anak menjadi kebal terhadap
penyakit sehingga dapat menurunkan angka morbiditas dan mortalitas serta dapat
mengurangi kecacatan akibat penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (Alimul,
2009).
C. MANFAAT IMUNISASI
1. Untuk Anak : Mencegah penderitaan yang disebabkan oleh penyakit dan
kemungkinan cacat atau kematian.
2. Untuk Keluarga: Menghilangkan kecemasan dan psikologi pengobatan bila
anak sakit. Mendorong pembentukan keluarga apabila orang tua yakin bahwa
anaknya akan menjalani masa kanak-kanak yang nyaman.
3. Untuk Negara: Memperbaiki tingkat kesehatan, mrnciptakan bangsa yang
kuat dan berakal untuk melanjutkan pembangunan negara. (Proverawati, 2010)
D. KONTRAINDIKASI IMUNISASI
1. Analfilaksis atau reaksi hipersensitifitas yang hebat merupakan kontraindikasi
mutlak terhadap dosis vaksin berikutnya. Riwayat kejang demam dan panas lebih
dari 38oC merupakan kontraindikasi pemberian DPT, hepatitis B-1 dan campak.
2. Jangan berikan vaksin BCG kepada bayi yang menunjukkan tanda dan gejala
AIDS, sedangkan vaksin yang lain sebaiknya diberikan.
3. Jika orang tua sangat berkeberatan terhadap pemberian imunisasi kepada
bayi yang sakit, lebih baik jangan diberikan vaksin, tetapi mintalah ibu kembali lagi
ketika bayi sudah sehat (Proverawati, 2010)
E. JENIS IMUNISASI
a. Imunisasi Aktif
Merupakan pemberian suatu bibit penyakit yang telah dilemahkan (vaksin)
agar nantinya sistem imun tubuh berespon spesifik dan memberikan suatu ingatan
terhadap antigen ini, sehingga ketika terpapar lagi tubuh dapat mengenali dan
meresponnya.Contoh imunisasi aktif adalah imunisasi polio dan campak. Dalam
imunisasi aktif terdapat beberapa unsur-unsur vaksin, yaitu :
a. Vaksin dapat berupa organisme yang secara keseluruhan dimatikan,
eksotoksin yang didetoksifikasi saja, atau endotoksin yang terikat pada protein
pembawa seperti polisakarida, dan vaksin dapat juga berasal dari ekstrak
komponen-komponen organisme dari suatu antigen. Dasarnya adalah
antigen harus merupakan bagian dari organisme yang dijadikan vaksin.
b. Pengawet/stabilisator, atau antibiotik. Merupakan zat yang digunakan
agar vaksin tetap dalam keadaan lemah atau menstabilkan antigen dan
mencegah tumbuhnya mikroba. Bahan-bahan yang digunakan seperti air
raksa atau antibiotik yang biasa digunakan.
c. Cairan pelarut dapat berupa air steril atau juga berupa cairan kultur
jaringan yang digunakan sebagai media tumbuh antigen, misalnya telur,
protein serum, bahan kultur sel.
d. Adjuvan, terdiri dari garam aluminium yang berfungsi meningkatkan
sistem imun dari antigen. Ketika antigen terpapar dengan antibodi tubuh,
antigen dapat melakukan perlawanan juga, dalam hal ini semakin tinggi
perlawanan maka semakin tinggi peningkatan antibodi tubuh.
b. Imunisasi Pasif
Merupakan suatau proses peningkatan kekebalan tubuh dengan cara
memberikan zat immunoglobulin, yaitu zat yang dihasilkan melalui suatu proses
infeksi yang dapat berasal dari plasma manusia (kekebalan yang didapatkan bayi dari
ibu melalui plasenta) atau binatang (bisa ular) yang digunakan untuk mengatasi
mikroba sudah masuk dalam tubuh yang terinfeksi.
Contoh imunisasi pasif adalah penyuntikan ATS pada orang yang mengalami
luka kecelakaan. Contoh lain adalah yang terdapat pada bayi yang baru lahir dimana
bayi tersebut menerima berbagai jenis antibodi dari ibunya melalui darah plasenta
selama masa kandungan, misalnya antibodi terhadap campak. (Proverawati, 2010)
F. JENIS VAKSIN LIMA IMUNISASI LENGKAP
1. BCG
a. Imunisasi BCG merupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah
terjadinya penyakit TBC yang berat sebab terjadinya penyakit TBC yang primer
atau yang ringan dapat terjadi walaupun sudah dilakukan imunisasi BCG.TBC
yang berat contohnya adalah TBC pada selaput otak, TBC milier pada seluruh
lapangan paru, atau TBC tulang.Vaksin BCG merupakan vaksin yang
mengandung kuman TBC yang telah dilemahkan.
b. Frekuensi pemberian imunisasi BCG adalah 1 dosis sejak lahir sebelum umur
3 bulan.Vaksin BCG diberikan melalui intradermal/intracutan. Efek samping
pemberian imunisasi BCG adalah terjadinya ulkus pada daerah suntikan,
limfadenitis regionalis, dan reaksi panas.
c. Reaksi : Bengkak, kemerahan pada lokasi suntikan dan timbul
bekas luka
d. Pengobatan : Dibiarkan saja sampai 7 hari kering
2. Hepatitis B
Imunisasi hepatitis B merupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah
terjadinya penyakit hepatitis B. kandungan vaksin ini adalah HbsAg dalam bentuk
cair.Frekuensi pemberian imunisasi hepatitis B adalah 3 dosis.Imunisasi hepatitis ini
diberikan melalui intramuscular.
a. Reaksi : Nyeri pada daerah suntikan dan timbul kemerahan dan
biasanya tidak diserta dengan demam
b. Pengobatan : Kompres dingin pada area suntik
3. Polio
Imunisasi polio merupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah
terjadinya penyakit poliomyelitis yang dapat menyebabkan kelumpuhan pada
anak.Kandungan vaksin ini adalah virus yang dilemahkan.Frekuensi pemberian
imunisasi polio adalah 4 dosis.Imunisasi polio diberikan melalui oral.Belum ditemukan
adanya efek samping imunisasi polio.
4. Pentabio
Saat ini program pemerintah terbaru terkait pemberian imunisai adalah
penggunakaan vaksin kombinasi yang dikenal sebagai Vaksin Pentavalen.Vaksin ini
merupakan gabungan vaksin DPT-HB ditambah Hib.Sebelumnya kombinasi ini hanya
terdiri dari DPT dan HB (kita kenal sebagai DPT Combo). Sesuai dengan kandungan
vaksinnya, vaksin Pentavalen mencegah berberapa jenis penyakit, antara lain Difteri,
batuk rejan atau batuk 100 hari, tetanus, hepatitis B, serta radang otak (meningitis)
dan radang paru (pneumonia) yang disebabkan oleh kuman Hib (Haemophylus
influenzae tipe b). Vaksin pentavalen merupakan gabungan dari 5 jenis vaksin dalam
satu sediaan. Kelima vaksin tersebut meliputi :
a. Difteri –> Kuman yang menyebabkan penyakit difteri, menyerang salura
pernapasan, menimbulkan lapisan putih di tenggorokan dengan efek dapat
menyumbat saluran nafas, dan toksinnya dapat mengganggu kerja jantung.
b. Pertusis –> kuman penyebab penyakit batuk rejan atau batuk 100 hari dengan
ciri khas batuk beruntung
c. Tetanus –> kuman penyebab penyakit tetanus, yaitu kekakuan seluruh tubuh
termasuk otot pernapasan sehingga menyebabka kematian akibat gagal nafas
d. Hepatitis B –> virus penyabab peradangan pada hati dimana keadaan kronis
dapat menyebabkan kerusakan hati (sirosis hepatis) dan kanker hati (hepatoma)
e. Haemophilus influenza tipe B –> kuman penyebab radang paru-paru
(pneumonia) dan radang otak (meningitis) terbanyak pada anak-anak
Kenapa Haemophillus Influenzae type b (Hib)? Hal ini antara lain disebabkan
beberapa kenyataanepidemiologi berikut:
a. Haemophilus Influenzae tipe b (Hib) merupakan suatu bakteri gram negatif
dan hanya ditemukan pada manusia
b. Penyebaran melalui percikan ludah (droplet)
c. Kelompok usia paling rentan terhadap infeksi Hib adalah usia 4 – 8 bulan
d. Sebagian besar orang yg mengalami infeksi tidak menjadi sakit, tetapi
menjadi karier
e. Prevalensi karier cukup tinggi (>3% ), sehingga kemungkinan kejadian
meningitis dan pneumonia akibat Hib, biasanya juga tinggi.
Vaksin Pentavalen diberikan saat anak berusia 2, 3 dan 4 bulan. Kemudian
dilanjutkan ketika anak berusia 1,5 tahun, yang kita kenal sebagai imunisasi booster
(lanjutan). Sebagaimana imunisasi lainnya, Imunisasi Pentavalen bisa didapatkan
secara gratis di semua Posyandu, Puskesmas atau fasilitas kesehatan pemerintah
lainnya.
a. Reaksi : Demam ringan, pembengkakan dan nyeri di tempat suntikan
selama 1-2 hari
b. Pengobatan : Kompres dingin pada area suntik, dan obat penurun
panas
5. DPT
Imunisasi DPT (Difteri, Pertusis, Tetanus)merupakan imunisasi yang
digunakan untuk mencegah terjadinya penyakit difteri, pertusis dan tetanus.Vaksin
DPT ini merupakan vaksin yang mengandung racun kuman difteri yang telah
dihilangkan sifat racunnya, namun masih dapat merangsang pembentukan zat anti
(toksoid).
Frekuensi pemberian imuisasi DPT adalah 3 dosis.Pemberian pertama zat
anti terbentuk masih sangat sedikit (tahap pengenalan) terhadap vaksin dan
mengaktifkan organ-organ tubuh membuat zat anti.Pada pemberian kedua dan ketiga
terbentuk zat anti yang cukup.Imunisasi DPT diberikan melalui intramuscular.
Pemberian DPT dapat berefek samping ringan ataupun berat.Efek ringan
misalnya terjadi pembengkakan, nyeri pada tempat penyuntikan, dan demam.Efek
berat misalnya terjadi menangis hebat, kesakitan kurang lebih empat jam, kesadaran
menurun, terjadi kejang, encephalopathy, dan syok. Reaksi dan penanganan sama
dengan imunisasi pentabio.
6. Campak
Imunisasi campak merupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah
terjadinya penyakit campak pada anak karena termasuk penyakit
menular.Kandungan vaksin ini adalah virus yang dilema hkan.Frekuensi
pemberian imunisasi campak adalah 1 dosis.Imunisasi campak diberikan melalui
subkutan.Imunisasi ini memiliki efek samping seperti terjadinya ruam pada tempat
suntikan dan panas (Alimul, 2009).
a. Reaksi : Biasanya tidak terdapat reaksi. Mungkin terjadidemam ringan
dan sedikit bercak merah pada pipidi bawah telinga pada hari
ke 7-8 setelah penyuntikan, atau pembengkakan pada
tempat penyuntikan
b. Pengobatan : Kompres dingin pada area suntik, dan obat penurun
panas

G. JADWAL IMUNISASI
1. BCG
a. Imunisasi BCG diberikan pada umur sebelum 3 bulan. namun
dianjurkan pemberian imunisasi BCG pada umur antara 0-12 bulan.
b. Dosis 0,05 ml untuk bayi kurang dari 1 tahun dan 0,1 ml untuk anak
(>1 tahun).
c. Imunisasi BCG ulangan tidak dianjurkan.
d. Vaksin BCG tidak dapat mencegah infeksi tuberculosis, namun dapat
mencegah komplikasinya.
e. Apabila BCG diberikan pada umur lebih dari 3 bulan, sebaiknya
dilakukan uji tuberkulin terlebih dahulu. Vaksin BCG diberikan apabila uji
tuberkulin negatif.
2. HB (Hepatitis B)
a. Imunisasi hepatitis B-1 diberikan sedini mungkin (dalam waktu 12 jam)
setelah lahir.
b. Imunisasi hepatitis B-2 diberikan setelah 1 bulan (4 minggu) dari
imunisasi hepatitis B-1 yaitu saat bayi berumur 1 bulan. Untuk mendapatkan
respon imun optimal, interval imunisasi hepatitis B-2 dengan hepatitis B-3
minimal 2 bulan, terbaik 5 bulan. Maka imunisasi hepatitis B-3 diberikan pada
umur 3-6 bulan.
c. Apabila sampai dengan usia 5 tahun anak belum pernah memperoleh
imunisasi hepatitis B, maka secepatnya diberikan imunisasi hepatitis B
dengan jadwal 3 kali pemberian.
3. Hib (Haemophylus influenzae tipe b)
a. Imunisasi hepatitis B-2 diberikan setelah 1 bulan (4 minggu) dari
imunisasi hepatitis B-1 yaitu saat bayi berumur 1 bulan. Untuk mendapatkan
respon imun optimal, interval imunisasi hepatitis B-2 dengan hepatitis B-3
minimal 2 bulan, terbaik 5 bulan. Maka imunisasi hepatitis B-3 diberikan pada
umur 3-6 bulan.
b. Kemudian dilanjutkan ketika anak berusia 1,5 tahun, yang kita kenal
sebagai imunisasi booster (lanjutan).
c. Apabila sampai dengan usia 5 tahun anak belum pernah memperoleh
imunisasi hepatitis B, maka secepatnya diberikan imunisasi hepatitis B
dengan jadwal 3 kali pemberian.
4. Polio
a. Terdapat 2 kemasan vaksin polio yang berisi virus polio -1, 2, dan 3.
(1.OPV, hidup dilemahkan, tetes, oral.; 2.IPV, in-aktif, suntikan).
b. Polio-0 diberikan saat bayi lahir sesuai pedoman PPI sebagai
tambahan untuk mendapatkan cakupan imunisasi yang tinggi.
c. Untuk imunisasi dasar (polio-2, 3, 4) diberikan pada umur 2,4, dan 6
bulan, interval antara dua imunisasi tidak kurang dari 4 minggu.
d. OPV diberikan 2 tetes per-oral. IPV dalam kemasan 0,5 ml,
intramuscular. Vaksin IPV dapat diberikan tersendiri atau dalam kemasan
kombinasi (DPT/IPV)
5. DPT(Difteri, Pertusis, Tetanus)
a. Imunisasi DPT primer diberikan 3 kali sejak umur 2 bulan (DPT tidak
boleh diberikan sebelum umur 6 minggu) dengan interval 4-8 minggu.
Interval terbaik diberikan 8 minggu, jadi DPT-1 diberikan pada umur 2 bulan,
DPT-2 pada umur 4 bulan dan DPT-3 pada umur 6 bulan.
b. Dosis DPT adalah 0,5 ml, intramuskular, baik untuk imunisasi dasar
maupun ulangan.
c. Vaksin DPT dapat diberikan secara kombinasi dengan vaksin lain yaitu
DPT/Hepatitis B dan DPT/IPV.
6. Campak
Vaksin campak rutin dianjurkan diberikan dalam satu dosis 0,5 ml secara
subkutan dalam, pada umur 9 bulan. (IDAI, 2008).
Daftar Pustaka

Hidayat, A. Aziz Alimul.2009.Pengantar Ilmu Kesehatan Anak untuk Pendidikan


Kebidanan.Jakarta: Salemba Medika.

IDAI.2008.Pedoman Imunisasi Di Indonesia.Jakarta: Satgas Imunisasi.

Marimbi, Hanum.2010. Tumbuh Kembang, Status Gizi, dan Imunisasi Dasar Pada
Balita.Yogyakarta : Nuha Medika.

Proverawati, Atikah. 2010. Imunisasi dan Vaksinasi. Yogyakarta : Nuha Offset.

Mahasiswa Pelaksana

(Baiq Dini Maulida)


NIM. P07124020054

Mengetahui,

Penguji I Penguji II

(Linda Meliati ,S.SiT.,M.Kes) (Baiq Sipaiyah Amd.Keb)


NIP 197707052006042001 NIP 197812312008012043

Anda mungkin juga menyukai