Anda di halaman 1dari 10

SATUAN ASUHAN PENYULUHAN

IMUNISASI
Pokok Pembahasan : Imunisasi
Sub Pokok Pembahasan : Imunisasi
Sasaran : Ibu-ibu yang mempunyai anak bayi dan balita
Waktu : 09.00-10.00 WIB (1 Jam)
Tanggal : Sabtu, 06 April 2019
Tempat : Posyandu Flamboyan II
Penyuluh : Wike Astuti

Unsur-unsur SAP :
I. LATAR BELAKANG
a. Definisi
Imunisasi adalah pemberian kekebalan tubuh terhadap suatu penyakit dengan
memasukkan sesuatu ke dalam tubuh agar tubuh tahan terhadap penyakit yang
sedang mewabah atau berbahaya bagi seseorang.Imunisasi berasal dari kata imun
yang berarti kebal atau resisten.
b. masalah
Banyak orang tua yang tidak mengetahui tentang pentinganya imunisasi
untuk salah satu pecegahan penyakit pada anak.
II. TUJUAN PEMBELAJARAN UMUM (TPU)
Setelah dilakukan penyuluhan diharapkan orang tua dapat mengetahui
imunisasi dasar lengkap dan imunisasi lanjutan yang harus diberikan
kepada bayinya.
III. TUJUAN PEMBELAJARAN KHUSUS (TPK)
1. Memahami tentang pengertian, tujuan, manfaat dan kontraindikasi
imunisasi
2. Memahami tentang jenis dan efek samping imunisasi dasar lengkap
3. Memahami tentang waktu pemberian imunisasi dasar lengkap
IV. MENETAPKAN SASARAN
Sasaran primer
Adalah sasaran yang terkena masalah/memperoleh manfaat paling besar
V. MENETAPKAN PESAN POKOK
4.1. Merumuskan perilaku yang diharapkan
Orang tua selalu membawa anaknya ke posyandu untuk di
imunisasikan lengkap
4.2. Keuntungan bagi sasaran
a. Orang tua mengetahui manfaat imunsasi
b. Orang tua mengetahui efek samping imunisasi
c. Orang tua mengetahui bahayanya anak tidak di imunisasi
VI. MENETAPKAN METODE/SALURAN, LANGKAH-LANGKAH
OPERASIONAL KEGIATAN
V.1. Sasaran, tujuan, berapa banyak
Orang tua,untuk mempermudah orang tua memahami apa yang di
sampaikan , 10 orang.
VII. MENETAPKAN SARANA DAN MEDIA
METODE
a. Ceramah
b. Diskusi
c. Tanya Jawab
MEDIA
Lembar balik
VIII. MENETAPKAN WAKTU KEGIATAN
09.00 sampai 10.00
IX. MENETAPKAN EVALUASI
a. Prosedur : Review
b.  Bentuk    : Lisan
c. Jenis       : Verbal
1. Menjelaskan tentang pengertian, tujuan, manfaat dan kontraindikasi
imunisasi
2. Menyebutkan jenis dan efek samping imunisasi dasar lengkap
3. Menjelaskan tentang waktu pemberian imunisasi dasar lengkap
Kegiatann Penyuluhan

VII.    Rangkaian Acara Penyuluhan


No Kegiatan Responmasyarakat Waktu
1 Pendahuluan
a.Penyampaian salam a.Membalas salam 5 menit
b.Perkenalan b. Memperhatikan
c.Menjelaskan topic c. Memperhatikan
penyuluhan d. Memperhatikan
d.Menjelaskantujuanpenyuluhan e. Memperhatikan
e.Menjelaskanwaktu pelaksanaan
2 Penyampaian materi oleh pemateri:
1. Pengertian imunisasi Peserta
2. Tujuan imunisasi memperhatikan 20 menit
3. Manfaat imunisasi pemateridengan
4. Kontraindiksi pemberian baik
imunisasi
5. Jenis dan efek samping imunisasi
6. Jadwal pemberian imunisasidasar
lengkap
3 Tanya Jawab
Memberikan kesempatan kepada Peserta aktif 15 menit
pesertauntukbertanya tentang materi bertanya
yangkurang dipahami
4 Penutup
1. Menyimpulkanhasilpenyuluhan a.Memperhatikan 5 menit
2. Mengakhiri dengan salam b.Menjawab salam

MATERI PENYULUHAN KESEHATAN


IMUNISASI DASAR LENGKAP

1. PENGERTIAN IMUNISASI
Imunisasi merupakan suatu program yang dengan sengaja memasukkan
antigen lemah agar merangsang antibodi keluar sehingga tubuh dapat resisten
terhadap penyakit tertentu. (Proverawati, 2010)
Imunisasi merupakan usaha memberikan kekebalan pada bayi dan anak
dengan memasukkan vaksin kedalam tubuh agar tubuh membuat zat anti untuk
mencegah terhada penyakit tertentu. (Alimul, 2009)
2. TUJUAN IMUNISASI
Program imunisasi bertujuan untuk memberikan kekebalan pada bayi agar
dapat mencegah penyakit dan kematian bayi serta anak yang disebabkan oleh
penyakit yang sering berjangkit (Proverawati, 2010).
Tujuan pemberian imunisasi adalah diharapkan anak menjadi kebal
terhadap penyakit sehingga dapat menurunkan angka morbiditas dan mortalitas
serta dapat mengurangi kecacatan akibat penyakit yang dapat dicegah dengan
imunisasi (Alimul, 2009).
3. MANFAAT IMUNISASI
a. Untuk Anak: Mencegah penderitaan yang disebabkan oleh penyakit dan
kemungkinan cacat atau kematian.
b. Untuk Keluarga: Menghilangkan kecemasan dan psikologi pengobatan
bila anak sakit. Mendorong pembentukan keluarga apabila orang tua yakin
bahwa anaknya akan menjalani masa kanak-kanak yang nyaman.
c. Untuk Negara: Memperbaiki tingkat kesehatan, mrnciptakan bangsa yang
kuat dan berakal untuk melanjutkan pembangunan negara. (Proverawati,
2010)
4. KONTRAINDIKASI IMUNISASI
a. Analfilaksis atau reaksi hipersensitifitas yang hebat merupakan
kontraindikasi mutlak terhadap dosis vaksin berikutnya. Riwayat kejang
demam dan panas lebih dari 38oC merupakan kontraindikasi pemberian
DPT, hepatitis B-1 dan campak.
b. Jangan berikan vaksin BCG kepada bayi yang menunjukkan tanda dan
gejala AIDS, sedangkan vaksin yang lain sebaiknya diberikan.
c. Jika orang tua sangat berkeberatan terhadap pemberian imunisasi kepada
bayi yang sakit, lebih baik jangan diberikan vaksin, tetapi mintalah ibu
kembali lagi ketika bayi sudah sehat (Proverawati, 2010)
5. JENIS IMUNISASI
Imunisasi Aktif
Merupakan pemberian suatu bibit penyakit yang telah dilemahkan
(vaksin) agar nantinya sistem imun tubuh berespon spesifik dan memberikan
suatu ingatan terhadap antigen ini, sehingga ketika terpapar lagi tubuh dapat
mengenali dan meresponnya.Contoh imunisasi aktif adalah imunisasi polio
dan campak. Dalam imunisasi aktif terdapat beberapa unsur-unsur vaksin,
yaitu :
a. Vaksin dapat berupa organisme yang secara keseluruhan dimatikan,
eksotoksin yang didetoksifikasi saja, atau endotoksin yang terikat pada
protein pembawa seperti polisakarida, dan vaksin dapat juga berasal dari
ekstrak komponen-komponen organisme dari suatu antigen. Dasarnya
adalah antigen harus merupakan bagian dari organisme yang dijadikan
vaksin.
b. Pengawet/stabilisator, atau antibiotik. Merupakan zat yang digunakan agar
vaksin tetap dalam keadaan lemah atau menstabilkan antigen dan
mencegah tumbuhnya mikroba. Bahan-bahan yang digunakan seperti air
raksa atau antibiotik yang biasa digunakan.
c. Cairan pelarut dapat berupa air steril atau juga berupa cairan kultur
jaringan yang digunakan sebagai media tumbuh antigen, misalnya telur,
protein serum, bahan kultur sel.
d. Adjuvan, terdiri dari garam aluminium yang berfungsi meningkatkan
sistem imun dari antigen. Ketika antigen terpapar dengan antibodi tubuh,
antigen dapat melakukan perlawanan juga, dalam hal ini semakin tinggi
perlawanan maka semakin tinggi peningkatan antibodi tubuh.
Imunisasi Pasif
Merupakan suatau proses peningkatan kekebalan tubuh dengan cara
memberikan zat immunoglobulin, yaitu zat yang dihasilkan melalui suatu
proses infeksi yang dapat berasal dari plasma manusia (kekebalan yang
didapatkan bayi dari ibu melalui plasenta) atau binatang (bisa ular) yang
digunakan untuk mengatasi mikroba sudah masuk dalam tubuh yang
terinfeksi. 
Contoh imunisasi pasif adalah penyuntikan ATS pada orang yang
mengalami luka kecelakaan. Contoh lain adalah yang terdapat pada bayi yang
baru lahir dimana bayi tersebut menerima berbagai jenis antibodi dari ibunya
melalui darah plasenta selama masa kandungan, misalnya antibodi terhadap
campak. (Proverawati, 2010)

JENIS VAKSIN LIMA IMUNISASI LENGKAP


A. BCG
Imunisasi BCG merupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah
terjadinya penyakit TBC yang berat sebab terjadinya penyakit TBC yang
primer atau yang ringan dapat terjadi walaupun sudah dilakukan imunisasi
BCG.TBC yang berat contohnya adalah TBC pada selaput otak, TBC milier
pada seluruh lapangan paru, atau TBC tulang.Vaksin BCG merupakan vaksin
yang mengandung kuman TBC yang telah dilemahkan.
Frekuensi pemberian imunisasi BCG adalah 1 dosis sejak lahir sebelum
umur 3 bulan.Vaksin BCG diberikan melalui intradermal/intracutan. Efek
samping pemberian imunisasi BCG adalah terjadinya ulkus pada daerah
suntikan, limfadenitis regionalis, dan reaksi panas.
Reaksi : Bengkak, kemerahan pada lokasi suntikan dan
timbulbekas luka
Pengobatan : Dibiarkan saja sampai 7 hari kering
B. Hepatitis B
Imunisasi hepatitis B merupakan imunisasi yang digunakan
untukmencegah terjadinya penyakit hepatitis B. kandungan vaksin ini adalah
HbsAg dalam bentuk cair.Frekuensi pemberian imunisasi hepatitis B adalah 3
dosis.Imunisasi hepatitis ini diberikan melalui intramuscular.
Reaksi : Nyeri pada daerah suntikan dan timbul kemerahan
danbiasanya tidak diserta dengan demam
Pengobatan : Kompres dingin pada area suntik
C. Polio
Imunisasi polio merupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah
terjadinya penyakit poliomyelitis yang dapat menyebabkan kelumpuhan pada
anak.Kandungan vaksin ini adalah virus yang dilemahkan.Frekuensi
pemberian imunisasi polio adalah 4 dosis.Imunisasi polio diberikan melalui
oral.Belum ditemukan adanya efek samping imunisasi polio.
D. DPT
Imunisasi DPT (Difteri, Pertusis, Tetanus)merupakan imunisasi yang
digunakan untuk mencegah terjadinya penyakit difteri, pertusis dan
tetanus.Vaksin DPT ini merupakan vaksin yang mengandung racun kuman
difteri yang telah dihilangkan sifat racunnya, namun masih dapat merangsang
pembentukan zat anti (toksoid).
Frekuensi pemberian imuisasi DPT adalah 3 dosis.Pemberian pertama zat
anti terbentuk masih sangat sedikit (tahap pengenalan) terhadap vaksin dan
mengaktifkan organ-organ tubuh membuat zat anti.Pada pemberian kedua dan
ketiga terbentuk zat anti yang cukup.Imunisasi DPT diberikan melalui
intramuscular. 
Pemberian DPT dapat berefek samping ringan ataupun berat.Efek ringan
misalnya terjadi pembengkakan, nyeri pada tempat penyuntikan, dan
demam.Efek berat misalnya terjadi menangis hebat, kesakitan kurang lebih
empat jam, kesadaran menurun, terjadi kejang, encephalopathy, dan syok.
Reaksi dan penanganan sama dengan imunisasi pentabio.
E. Campak
Imunisasi campak merupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah
terjadinya penyakit campak pada anak karena termasuk penyakit
menular.Kandungan vaksin ini adalah virus yang dilema
hkan.Frekuensi pemberian imunisasi campak adalah 1 dosis.Imunisasi
campak diberikan melalui subkutan.Imunisasi ini memiliki efek samping
seperti terjadinya ruam pada tempat suntikan dan panas (Alimul, 2009).
1. Reaksi : Biasanya tidak terdapat reaksi. Mungkin terjadidemam
ringan dan sedikit bercak merah pada pipidi bawah telinga pada hari ke 7-
8 setelah penyuntikan, atau pembengkakan pada tempatpenyuntikan
2. Pengobatan : Kompres dingin pada area suntik, dan obat
penurunpanas

JADWAL IMUNISASI
A. BCG
1. Imunisasi BCG diberikan pada umur sebelum 3 bulan. namun dianjurkan
pemberian imunisasi BCG pada umur antara 0-12 bulan.
2. Dosis 0,05 ml untuk bayi kurang dari 1 tahun dan 0,1 ml untuk anak (>1
tahun).
3. Imunisasi BCG ulangan tidak dianjurkan.
4. Vaksin BCG tidak dapat mencegah infeksi tuberculosis, namun dapat
mencegah komplikasinya.
5. Apabila BCG diberikan pada umur lebih dari 3 bulan, sebaiknya dilakukan
uji tuberkulin terlebih dahulu. Vaksin BCG diberikan apabila uji
tuberkulin negatif.
B. HB (Hepatitis B)
1. Imunisasi hepatitis B-1 diberikan sedini mungkin (dalam waktu 12 jam)
setelah lahir.
2. Imunisasi hepatitis B-2 diberikan setelah 1 bulan (4 minggu) dari
imunisasi hepatitis B-1 yaitu saat bayi berumur 1 bulan. Untuk
mendapatkan respon imun optimal, interval imunisasi hepatitis B-2 dengan
hepatitis B-3 minimal 2 bulan, terbaik 5 bulan. Maka imunisasi hepatitis
B-3 diberikan pada umur 3-6 bulan.
3. Apabila sampai dengan usia 5 tahun anak belum pernah memperoleh
imunisasi hepatitis B, maka secepatnya diberikan imunisasi hepatitis B
dengan jadwal 3 kali pemberian.
C. Hib (Haemophylus influenzae tipe b)
1. Imunisasi hepatitis B-2 diberikan setelah 1 bulan (4 minggu) dari
imunisasi hepatitis B-1 yaitu saat bayi berumur 1 bulan. Untuk
mendapatkan respon imun optimal, interval imunisasi hepatitis B-2 dengan
hepatitis B-3 minimal 2 bulan, terbaik 5 bulan. Maka imunisasi hepatitis
B-3 diberikan pada umur 3-6 bulan.
2. Kemudian dilanjutkan ketika anak berusia 1,5 tahun, yang kita kenal
sebagai  imunisasi booster (lanjutan).
3. Apabila sampai dengan usia 5 tahun anak belum pernah memperoleh
imunisasi hepatitis B, maka secepatnya diberikan imunisasi hepatitis B
dengan jadwal 3 kali pemberian.
D. Polio
1. Terdapat 2 kemasan vaksin polio yang berisi virus polio -1, 2, dan 3.
(1.OPV, hidup dilemahkan, tetes, oral.; 2.IPV, in-aktif, suntikan).
2. Polio-0 diberikan saat bayi lahir sesuai pedoman PPI sebagai tambahan
untuk mendapatkan cakupan imunisasi yang tinggi.
3. Untuk imunisasi dasar (polio-2, 3, 4) diberikan pada umur 2,4, dan 6
bulan, interval antara dua imunisasi tidak kurang dari 4 minggu.
4. OPV diberikan 2 tetes per-oral.
IPV dalam kemasan 0,5 ml, intramuscular. Vaksin IPV dapat diberikan
tersendiri atau dalam kemasan kombinasi (DPT/IPV)
E. DPT(Difteri, Pertusis, Tetanus)
1. Imunisasi DPT primer diberikan 3 kali sejak umur 2 bulan (DPT tidak
boleh diberikan sebelum umur 6 minggu) dengan interval 4-8 minggu.
Interval terbaik diberikan 8 minggu, jadi DPT-1 diberikan pada umur 2
bulan, DPT-2 pada umur 4 bulan dan DPT-3 pada umur 6 bulan.
2. Dosis DPT adalah 0,5 ml, intramuskular, baik untuk imunisasi dasar
maupun ulangan.
3. Vaksin DPT dapat diberikan secara kombinasi dengan vaksin lain yaitu
DPT/Hepatitis B dan DPT/IPV.
F. Campak
Vaksin campak rutin dianjurkan diberikan dalam satu dosis 0,5 ml secara
subkutan dalam, pada umur 9 bulan. (IDAI, 2008).

DAFTAR PUSTAKA
Hidayat, A. Aziz Alimul.2009.Pengantar Ilmu Kesehatan Anak untuk Pendidikan
Kebidanan.Jakarta: Salemba Medika.
IDAI.2008.Pedoman Imunisasi Di Indonesia.Jakarta: Satgas Imunisasi.
Marimbi, Hanum.2010.Tumbuh Kembang, Status Gizi, dan Imunisasi Dasar Pada
Balita.Yogyakarta:Nuha Medika.
Proverawati, Atikah.2010.Imunisasi dan Vaksinasi.Yogyakarta:Nuha Offset.

Anda mungkin juga menyukai