Oleh :
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS AIRLANGGA SURABAYA
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN
2019
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
PENYULUHAN KESEHATAN
1. TUJUAN
1.1 Tujuan Umum
Setelah mendapatkan penyuluhan selama 20 menit, peserta penyuluhan dapat
mengetahui dan menjelaskan tentang Imunisasi untuk anak.
1.2 Tujuan Khusus
Setelah mendapatkan penyuluhan peserta penyuluhan dapat :
1.2.1 Menjelaskan pengertian imunisasi.
1.2.2 Mengetahui mengetahui manfaat imunisasi.
1.2.3 Mengetahui macam-macam imunisasi.
1.2.4 Mengetahui jadwal imunisasi.
2. SASARAN
Pasien ruang merpati sebanyak 10 orang di RSUD Dr. Soetomo Surabaya.
3. MATERI
Pokok Bahasan : Imunisasi untuk anak
Sub pokok bahasan:
3.1.1 Pengertian imunisasi.
3.1.2 Manfaat imunisasi
3.1.3 Macam-macam imunisasi
3.1.4 Jadwal imunisasi
4. METODE
4.1 Ceramah
4.2 Tanya jawab
5. MEDIA
5.1 Leaflet
5.2 Flipchart/Lembar balik
6. KEGIATAN PENYULUHAN
Tahap Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta
Pendahuluan 07.00-07.05 1. Pembukaan acara Mendengarkan pembukaan
oleh moderator yang disampaikan oleh
dengan moderator.
menyampaikan salam
2. Perkenalan diri
3. Penyampaian kontrak
waktu.
Pelaksanaan 07.05-07.25 Penyampaian materi oleh Mendengarkan dan
penyaji : memberi umpan balik
1. Pengertian imunisasi. terhadap materi yang
2. Manfaat imunisasi disampaikan.
3. Macam-macam
imunisasi
4. Jadwal imunisasi
3. PENGORGANISASIAN
a. Pembimbing Akademik : Ratna Dwijayanti, S. Keb, Bd., M. Keb
b. Pembimbing Klinik : Lilik Hidayati, S. Keb., Bd
c. Moderator : Dewi Sulistyawati
d. Penyaji : Mirza Elvira
e. Fasilitator : Muthia Rachimah
4. MATERI PENYULUHAN
1. PENGERTIAN IMUNISASI
Imunisasi berasal dari kata “imun” yang berarti kebal atau resisten. Istilah
imunisasi dan vaksinasi seringkali diartikan sama. Imunisasi adalah suatu pemindahan
atau transfer antibodi secara pasif, sedangkan istilah vaksinasi diartikan sebagai
pemberian vaksin (antigen) yang dapat merangsang pembentukan imunitas (antibodi)
dari sistem imun didalam tubuh (IGN Ranuh, 2005).
Pendapat lain mengatakan imunisasi adalah proses menginduksi imunitas
secara buatan baik dengan vaksinasi (imunisasi aktif) maupun dengan pemberian
antibody (imunisasi pasif). Imunisasi aktif menstimulasi system imun untuk
membentuk antibody dan respon imun seluler yang melawan agen penginfeksi,
sedangkan imunisasi pasif menyediakan proteksi sementara melalui pemberian
antibody yang diproduksi secara eksogen maupun transmisi transplasenta dari ibu ke
janin. Vaksin adalah antigen berupa mikroorganisme yang sudah mati, masih hidup
tapi dilemahkan, masih utuh atau bagiannya, yang telah diolah, berupa toksin
mikroorganisme yang telah diolah menjadi toksoid, protein rekombinan yang bila
diberikan kepada seseorang akan menimbulkan kekebalan spesifik secara aktif
terhadap penyakit tertentu. (Permenkes no 42 tahun 2013).
Berdasarkan pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa imunisasi
adalah upaya menimbulkan kekebalan aktif kepada seseorang terhadap suatu penyakit
dengan memasukkan vaksin ke dalam tubuh sehingga terhindar dari penyakit tersebut.
2. MANFAAT IMUNISASI
Bayi dan anak yang mendapat imunisasi dasar lengkap akan terlindung dari
beberapa penyakit berbahaya dan akan mencegah penularan ke adik, kakak dan
teman-teman disekitarnya. Imunisasi akan meningkatkan kekebalan tubuh bayi dan
anak sehingga mampu melawan penyakit yang dapat dicegah dengan vaksin tersebut.
Anak yang telah diimunisasi bila terinfeksi oleh kuman tersebut maka tidak akan
menularkan ke adik, kakak, atau teman-teman disekitarnya. Jadi, imunisasi selain
bermanfaat untuk diri sendiri juga bermanfaat untuk mencegah penyebaran ke adik,
kakak dan anak-anak lain disekitarnya. (IDAI,2013).
2
Cara membaca kolom usia : misal berarti usia 2 bulan (60 hari) s.d 2 bulan 29 hari
(89 hari).
Keterangan tabel :
1. Vaksin hepatitis B (HB). Vaksin HB pertama (monovalen) paling baik
diberikan dalam waktu 12 jam setelah lahir dan didahului pemberian subkutan
Vitamin K, minimal 30 menit sebelumnya. Jadwal pemberian vaksin HB
monovalen adalah usia 0,1,dan 6 bulan. Bayi lahir dari ibu HBsAg positif,
diberikan vaksin HB dan immunoglobulin hepatitis B (HBIg) pada ekstremitas
yang berbeda. Apabila diberikan HB kombinasi dengan DTPw, maka jadwal
pemberian pada usia 2,3, dan 4 bulan. Apabila vaksin HB kombinasi dengan
DTPa, maka jadwal pemberian pada usia 2,4, dan 6 bulan.
2. Vaksin polio. Apabila lahir dirumah segera berikan OPV-0. Apabila lahir
disarana kesehatan, OPV-0 diberikan saat bayi dipulangkan. Selanjutnya,
untuk polio-1, polio-2, polio-3, dan polio booster diberikan OPV/IPV. Paling
sedikit haru smendapat satu dosis vaksin IPV bersamaan dengan OPV-3.
3. Vaksin BCG, pemberian vaksin BCG dianjurkan sebelum usia 3 bulan,
optimal usia 2 bulan. Apabila diberikan pasa usia 3 bulan atau lebih perlu
dilakukan uji tuberculin terlebih dahulu.
4. Vaksin DPT. Vaksin DPT pertama diberikan paling cepat pada usia 6 minggu.
Dapat diberikan vaksin DPTw atau DPTa / kombinasi dengan vaksin lain.
Apabila diberikan vaksin DPTa maka interval mengikuti rekomendasi vaksin
tersebut yaitu usia 2,4, dan 6 bulan. Untuk anak usia lebih dari 7 tahun
diberikan vaksin Td atau Tdap. Untuk DPT 6 dpat diberikan Td/Tdap. Pada
usia 10-12 tahun dan booster Td diberikan setiap 10 tahun.
5. Vaksin pneumokokus (PCV). Apabila diberikan usia 7-12 bulan, PCV
diberikan 2 kali dengan interval 2 bulan dan usia lebih dari 1 tahun diberikan 1
kali. Keduanya perlu booster pada usia lebih dari 12 bulan atau minimal 2
bulan setelah dosis terakhir. Pada anak usia diatas 2 tahun PCV diberikan ckup
satu kali.
6. Vaksin rotavirus. Vaksin rotavirus monovalen diberikan 2 kali, dpsis pertama
diberikan usia 6-14 minggu (dosis pertama tidak diberikan ≥15 minggu), dosis
ke-2 diberikan dengan interval 4 minggu. Batas akhir pemberian pada usia 24
minggu. Vaksin rotavirus pentavalen diberikan 3 kali, dosis pertama diberikan
usia 6-14 minggu, dosis kedua dan ketiga diberikan dengan interval 4-10
minggu. Batas akhir pemberian pada usia 32 minggu.
7. Vaksin influenza. Vaksin influenza diberikan pada usia lebih dari 6 bulan,
diulang setiap tahun. Untuk imunisasi pertama kali (primary immunization)
pada anak usia kurang dari 9 tahundiberikan dua kali dengan interval minimal
4 minggu. Untuk anak 6-36 bulan. Dosis 0,25 mL. untuk anak usia 36 bulan
atau lebih dosis 0,5 mL.
8. Vaksin campak. Vaksin kedua (18 bulan) tidak perlu diberikan apabila sudah
mendapat MMR.
9. Vaksin MMR/MR. Apabila sudah mendapatkan vaksin campak pada usia 9
bulan, maka vaksin MMR.MR diberikan pasa usia 15 bulan (minimal interval
6 bulan). Apabila pada usia 12 bulan belum mendapatkan vaksin campak,
maka dapat diberi vaksin MMR/MR.
10. Vaksin varisela. Vaksin varisela diberikan setelah usia 12 bulan, terbaik pasa
usia sebelum masuk sekolah dasar. Apabila diberikan pada usia leih dari 13
tahu, perlu 2 dosis dengan interval 4 minggu.
11. Vaksin Human Papiloma Virus (HPV). Vaksin HPV diberikan mulai usia 10
tahun. Vaksin HPV bivalen diberikan 3 kali dengan jadwal 0,1,6 bulan; vaksin
HPV tetravalent dengan jadwal 0,2,6 bulan. Apabila diberikan pada remaja
usia 10-13 tahun, pemberian cukup 2 dosis dengan interval 6-12 bulan; respon
antibody secara 3 dosis,
12. Vaksin Japanese encephalitis (JE). Vaksin JE diberikan mulai usia 12 bulan
pada daerah endemis atau turis yang akan bepergian ke daerah endemis
tersebut. Untuk perlinfungan jangka panjang dapat diberikan booster 1-2 tahun
berikutnya.
13. Vaksin dengue. Diberikan pada usia 9-16 tahun dengan jadwal 0,6, dan 12
bulan.
14. Imunisasi lanjutan, merupakan imunisasi ulangan untuk mempertahankan
tingkat kekebalan atau untuk memperpanjang masa perlindungan. Imunisasi
lanjutan diberikan pada :
o Anak usia bawah tiga tahun (Batita); Jenis imunisasi lanjutan yang
diberikan pada anak usia bawah tiga tahun (Batita) terdiri atas Diphtheria
Pertusis Tetanus-Hepatitis B (DPT-HB) atau Diphtheria Pertusis Tetanus-
Hepatitis B-Hemophilus Influenza type B (DPT-HB-Hib) dan Campak
Umur Jenis Imunisasi
18 bulan Pentabio
24 bulan Campak
o Anak usia sekolah dasar; Diberikan saat Bulan Imunisasi Anak Sekolah
(BIAS). Jenis imunisasi lanjutan yang diberikan pada anak usia sekolah
dasar terdiri atas Diphtheria Tetanus (DT), Campak, dan Tetanus diphteria
(Td).
Albertina, Mathilda., dkk. 2009. “Kelengkapan Imunisasi Dasar Anak Balita dan Faktor –
Faktor yang Berhubungan di Poliklinik Anak Beberapa Rumah Sakit di Jakarta dan
Sekitarnya pada Bulan Maret 2008.”. Sari Pediatri. Vol.11(1)
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2015. Bersama Tingkatkan Cakupan Imunisasi,
Menjaga Anak Tetap Sehat. Dipublikasikan pada: 27 April 2015.
Hadinegoro, Sri Rejeki S. 2007. “Isu Global Penanggulangan Penyakit Infeksi.”. Sari
Pediatri. Vol. 8 (4): 105 – 114
Hidayat, A. A. Alimul. 2008a. Buku Saku Praktikum Keperawatan Anak. Jakarta: EGC
Masalah / Kendala
1. Kurangnya minat peserta untuk mengikuti penyuluhan. Ada beberapa pasien yang
tidur dan tidak mau saat diajak ke ruang penyuluhan.
2. Waktu pelaksanaan penyuluhan mundur/tidak sesuai dengan SAP dikarenakan
menunggu pembimbing lahan mengerjakan beberapa tugasnya dahulu.
3. Terdapat 2 peserta yang keluar ruangan sebelum penyuluhan selesai karena akan
dirawat luka oleh PPDS.
Hasil Evaluasi
1. Peserta yang keluar ruangan sebelum penyuluhan selesai diberikan leaflet agar dapat
dibaca saat senggang.
2. Terdapat 2 pertanyaan yang diajukan oleh peserta penyuluhan, yaitu :
Kenapa bayi yang tidak diimunisasi tetap sehat seperti bayi yang di imunisasi
lainnya?
Jawaban : Imunisasi adalah memasukkan vaksin ke dalam tubuh yang gunanya
memberikan kekebalan lebih apabila virus penyakit masuk dan menyerang tubuh.
Bayi yang diberikan imunisasi harapannya jika terkena virus penyakit tidak sakit
separah bayi yang tidak diberikan imunisasi. Jadi, Imunisasi tidak menutup
kemungkinan untuk terkena penyakit, akan tetapi hanya mencegah kemungkinan
komplikasi yang muncul lebih parah.
Imunisasi sebenarnya dilakukan sampai kapan?
Jawaban : Imunisasi dilakukan dari bayi sampai dewasa. Ada beberapa imunisasi
pilihan yang dilakukan dan biasanya dilakukan saat dewasa seperti HPV,
Influenza, Japanese Encephalitis, dll yang tidak termasuk dalam Program
Pemerintah, dan biasanya imunisasi ini dilakukan atas permintaan sendiri. Akan
tetapi, imunisasi dasar wajib dalam Program Pemerintah yaitu dari bayi baru lahir
sampai 2 tahun untuk mendapatkan imunisasi Campak Booster.
3. Terdapat 1 peserta yang dapat menjawab dengan benar pertanyaan yang diberikan
penyaji, yaitu :
Apa saja macam imunisasi dasar yang wajib didapatkan pada anak?
Jawaban : Hepatitis B, BCG, Pentabio, Polio, Campak.
4. Peserta penyuluhan sudah cukup baik dalam memberikan tanggapan terhadap
pertanyaan yang diberikan penyuluh.
NB : Laporan ini dilampiri dengan dokumentasi kegiatan, daftar hadir peserta dan foto
pelaksanaan penyuluhan.
LEMBAR PENGESAHAN SAP
MENGETAHUI
MENGETAHUI
21
DOKUMENTASI
22