BAHASA INDONESIA
Disusun Oleh :
OKTA PRAMUNING TIYAS
201604
Puji syukur penulis panjatkan ke illahi robbi atas teselesaikannya makalah ini. Persoalan
bayi dan balita merupakan suatu kajian yang tidak akan pernah habisnya sepanjang daur kehidupan
manusia. Hal ini menunjukkan bahwa masa depan sangat ditentukan kondisi pada saat bayi dan
balita.
Adapun tujuan dari disusunnya makalah ini agar pembaca lebih mudah memahani tentang
imunisasi karena melalui program imunisasi telah berhasil menurunkan angka morbiditas dan
mortalitas penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi.
Dalam makalah ini imunisasi bukanlah merupakan usaha dari penulis seorang tetapi tidak
terlepas dari dukungan moral dan material dari berbagai pihak. Imunisasi selalu dikaitkan dengan
angka kesakitan dan kematian pada bayi. Hal ini dikarnakan pemberian imunisasi adalah sebagai
upaya untuk meningkatkan daya tahan tubuh terhadap berbagai penyakit. Dalam hal ini pemerintah
mencanangkan rogram imunisasi yang diwajibkan terutama paa bayi (usia 0-12 bulan). Beberapa
jenis imunisasi yang termasuk program pemerintah diantaranya adalah imunisasi Hepatitis B,
BCG, DPT, Polio, dan Campak.
Untuk itu penulis ucapkan terimakasih yang sebesar besarnya. Saya menyadari bahwa
dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari kata sempurna, untuk itu kritik dan saran sangat
diharapkan penulis demi penyempurnaan makalah ini. Dan saya berharap semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi siapa saja yang membacanya.
BAB I
PENDAHULUAN
Paradigma sehat dilaksanakan melalui beberapa kegiatan salah satu diantaranya adalah
pencegahan penyakit. Sebagai upaya menghasilkan generasi sehat memerlukan motivasi dan
koordinasi semua pihak terutama orangtua, tenaga kesehatan, aparat pemerintah dengan
mendukung program program dalam bidang kesehatan sehingga angka kesakitan dan ataupun
angka kematian dapat ditekan secara maksimal. Salah satu program kesehatan untuk menghasilkan
generasi sehat dan berkualitas adalah dengan dilakukannya kegiatan imunisasi.
Imunisasi merupakan bagian dari proses pemeliharaan dan penanganan kesehatan yang
juga sangat penting bagi bayi dan balita. Karena pada masa-masa itulah proses kekebalan dan
pertumbuhan tubuh mulai dibangun.
Maka dari itu perlu adanya pendekatan yang baik dan berkualitas dan tenaga provider
program maupun pemberi pelayanan imunisasi untuk membuat suatu pembentukan pola hidup
sehat dimasyarakat khususnya dalam memasyarakatkan imunisasi di kalangan sasarannya. Dalam
makalah ini akan dibahas berbagai hal tentang imunisasi dan seluk beluk imunisasi, khususnya di
Indonesia.
BAB II
PENGERTIAN
Imunisasi adalah suatu cara untuk memberikan kekebalan kepada seseorang secara aktif
terhadap penyakit menular (Mansjoer, 2000). Imunisasi adalah suatu cara untuk meningkatkan
kesehatan seseorang secara aktif terhadap suatu antigen, sehingga bila kelak ia terpapar antigen
yang serupa tidak pernah terjadi penyakit (Ranuh dkk, 2001).
Imunisasi adalah usaha untuk memberikan kekebalan terhadap penyakit infeksi pada bayi,
anak, dan juga orang dewasa (Indiarti, 2008). Imunisasi merupakan reaksi antara antigen dan
antibody yang dalam bidang ilmu immunologi merupakan kuman atau racun (Riyadi, 2009).
Berdasarkan beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa imunisasi adalah usaha
untuk meningkatkan kekebalan aktif seseorang terhadap suatu penyakit dengan memasukkan
vaksin dalam tubuh bayi atau anak. Sedangkan imunisasi dasar adalah pemberian imunisasi awal
untuk mencapai kadar kekebalan di atas ambang perlindungan (Depkes, 2005). Yang dimaksud
dengan imunisasi dasar menurut Ranuh, dkk (2001) adalah pemberian imunisasi BCG (1x),
Hepatitis B (3x), DPT (3x), Polio (4x), dan Campak (1x) sebelum bayi berusia 1 tahun.
BAB III
b. Indikasi
Untuk pencegahan poliomyelitis pada bayi dan anak immunocompromised, kontak
di lingkungan keluarga dan pada individu dimana vaksin polio oral menjadi kontra
indikasi.
c. Kontraindikasi
- Vaksinasi harus ditunda pada mereka yang sedang menderita demam, penyakit
akut atau penyakit kronis progresif.
- Hipersensitif pada saat pemberian vaksin ini sebelumnya.
- Penyakit demam akibat infeksi akut : tunggu sampai sembuh.
- Alergi terhadap streptomycin.
d. Cara pemberian dan dosis
- Sebelum digunakan vaksin harus dikocok terlebih dahulu agar suspense
menjadi homogen.
- Disuntikkan secara intramuscular atau subkutan dalam, dengan dosis
pemberian 0,05 ml pada paha kiri.
- Dari usia 2 bulan, 3 suntikan berturut turut 0,5 ml harus diberikan pada interval
dari satu atau dua bulan.
- IPV dapat diberikan setelah usia bayi 6, 10, dan 14, sesuai dengan rekomendasi
dari WHO.
- Bagi orang dewasa yang belum di imunisasi diberikan 2 suntikan berturut turut
dengan interval satu atau dua bulan.
- Sebelum vaksin dipergunakan, periksa dahulu label VVM.
- Pada anak umur 2 tahun atau dosis ke 4 diberikan satu tahun setelah suntikan
ke 3.
- Pada orang dewasa dosis ke 3 diberikan 8 s.d 12 bulan setelah suntikan ke 2.
- Booster diberikan setiap 5 tahun pada anak dan remaja serta setiap 10 tahun
pada orang dewasa.
6. Imunisasi Campak
Campak adalah penyakit yang disebabkan oleh virus myxovirus viridae measles.
Disebarkan melaui udara (percikan ludah) sewaktu bersin atau batuk dari
penderita. Gejala awal penyakit adalah demam, bercak kemerahan, batuk, pilek,
konjungtivitis (mata merah). Selanjutnya timbul ruam pada muka dan leher,
kemudian menyebar ke tubuh dan tangan serta kaki. Komplikasi campak adalah
diare hebat, peradangan pada telinga, dan infeksi napas. (pneumonia)
a. Diskripsi
Vaksin campak merupakan vaksin virus hidup yang dilemahkan. Setiap dosis
(0,5 ml) mengandung tidak kurang dari 1000 infective unit virus strain CA, 70
dan tidak lebih dari 100 mcg residu kanamycin dan 30 mg erythromycin.
b. Indikasi
Untuk pemberian kekebalan aktif terhadap penyakit campak.
c. Kontraindikasi
- Individu yang mengidap penyakit immune deficiency atau individu yang
diduga menderita gangguan respon imun karena leukimia, limfoma.
- Vaksin ini sebaiknya tidak diberikan bagi orang yang alergi terhadap dosis
vaksin campak sebelumya, wanita hamil karena efek vaksin campak
terhadap janin belum diketahui, anak yang memiliki kerentanan tinggi
terhadap protein telur.
d. Efek samping
Hingga 15% pasien dapat mengalami demam ringan dan kemerahan selama 3
hari yang dapat terjadi 8-12 hari setelah vaksinasi.
e. Cara pemberian dan dosis
- Sebelum disuntikkan vaksin campak terlebih dahulu harus dilarutkan
dengan pelarut steril yang telah tersedia yang berisi 5 ml cairan pelarut.
- Dosis pemberian 0,5 ml disuntikkan secara subkutan (SC) dengan sudut
45o pada lengan kiri atas, pada usia 9-11 bulan dan ulangan (Booster) pada
usia 2 tahun.
- Sebelum vaksin dipergunakan, periksa dahulu masa kadaluwarsa dan label
VVM.
- Vaksin yang sudah dilarutkan harus digunakan sebelum lewat 6 jam.
7. Imunisasi DT
Difteri adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri Corynebacterium diphtheria.
Penyebarannya adalah melalui kontak fisik dan pernafasan. Gejala awal penyakit
adalah radang tenggorokan, hilang nafsu makan, dan demam ringan. Dalam 2-3
hari timbul selaput putih kebiru biruan pada tenggorokan dan tonsil. Difteri dapat
menimbulkan komplikasi berupa gangguan pernafasan yang berakibat kematian.
a. Deskripsi
Vaksin DT merupakan kolodial homogen berwarna putih susu dalam vial
gelas, mengandung toksoid tetanus dan toksoid difteri murni yang teradsorbsi
kedalam aluminium fosfat.
b. Indikasi
Untuk pemberian kekebalan simultan terhadap difteri dan tetanus pada anak
anak.
c. Kontraindikasi
- Dosis kedua DT jangan diberikan apabila anak menderita reaksi berat
terhadap dosis sebelumnya.
- Hipersensitif terhadap komponen dari vaksin.
d. Efek samping
Gejala-gejala seperti lemas dan kemerahan pada lokasi suntikan yang bersifat
sementara, dan kadang-kadang gejala demam.
e. Cara pemberian dan dosis
- Sebelum digunakan vaksin harus dikocok terlebih dahulu agar suspensi
menjadi homogen.
- Disuntikkan secara intramuscular (IM) atau subkutan dalam, dengan dosis
pemberian 0,5 ml pada lengan kiri. Dianjurkan untuk anak usia dibawah 8
tahun. Untuk usia 8 tahun lebih dianjurkan imunisasi dengan vaksin Td.
- Sebelum vaksin dipergunakan, periksa dahulu masa kadaluwarsa dan label
VVM.
8. Imunisasi Japanese Encephalitis (JE)
JE adalah penyakit radang akut susunan syaraf pusat yang disebabkan oleh virus
Japanese Encephalitis, yang ditularkan kepada manusia melalui gigitan nyamuk
culex, anopheles, dan mansonia.
a. Diskripsi
Vaksin JE merupakan vaksin hidup yang dilemahkan.
b. Indikasi
Vaksin digunakan untuk pencegahan penyakit radang otak yang disebabkan
oleh virus.
c. Kontraindikasi
- Demam akut.
- Sensitifitas terhadap vaksin JE.
- Pasien dengan riwayat alergi (termasuk alergi obat).
- Kehanilan.
d. Efek samping
- Terasa sakit, kulit memerah, dan bengkak pada area yang disuntikkan
vaksin.
- Demam, biasanya hal ini banyak dialami anak-anak. Namun pada
kebanyakan kasus, hal ini bukan hal yang berbahaya.
- Kepala pusing dan sakit pada otot, biasanya hal ini terjadi pada orang
dewasa.
e. Cara pemberian dan dosis
- Sebelum disuntikkan vaksin JE terlebih dahulu harus dilarutkan dengan
pelarut steril yang tersedia berisi 5 ml cairan pelarut.
- Dosis pemberian 0,5 ml disuntikkan secara Subkutan (SC) dengan sudut
45o pada lengan bagian kanan atas, pada usia 9 bulan sampai dengan 15
tahun.
- Sebelum vaksin dipergunakan, periksa dahulu masa kadaluwarsa dan label
VVM.
- Vaksin yang sudah dilarutkan harus digunakan sebelum lewat 6 jam.
9. Imunisasi MR
Imunisasi MR merupakan imunisasi yang bertujuan untuk mencegah penyakit
campak dan ruella.
1. Campak
- Gejala penyakit campak yaitu : demam, bercak kemerahan, batuk pilek,
konjugtivitas (mata merah), selanjutnya timbul ruam pada muka dan leher,
kemudian menyebar ke tubuh, tangan serta kaki.
- Komplikasi berat : Radang paru, radang otak, diare berat, radang telinga,
dehidrasi, kmatian.
- Epidemiologi : 1) Insiden tinggi pada anak umur 5-9 tahun. 2) Tingkat
penularan pada kelompok anak sangat tinggi.
- Pencegahan : Imunisasi untuk kekebalan seumur hidup.
2. Rubella
- Gejala penyakit Rubella yaitu : Demam dan ruam ringan, jarang ada
sequelae 50% kasus tidak bergejala.
- Epidemiologi : 1) Insiden tinggi pada anak umur 3-10 tahun. 2) Tingkat
penularan pada kelompok anak sangat tinggi.
- Pencegahan : Imunisasi kekebalan setelah seumur hidup.
- Sasaran :
1. Seluruh bayi usia 9 bulan.
2. Seluruh anak usia 18 bulan.
3. Seluruh anak usia SD / MI / Sederajat /SDLB kelas 1.
a. Deskripsi
- Vaksin yang mengandung virus hidup yang dilemahkan.
- Berupa serbuk dengan pelarut. Dapat digunakan sampai 6 jam setelah
dilarutkan selama tetap disimpan pada suhu 2-8 derajat C.
- Kemasan vaksin adalah 10 dosis per vial.
- Setiap dosis vaksin MR mengandung :
1000 CCID50 virus campak.
1000 CCID50 virus rubella.
- Sensitif panas, disimpan pada suhu 2-8oC.
b. Indikasi
Vaksin digunakan untuk penegahan penyakit campak dan rubella.
c. Efek samping
Reaksi local seperti kemerahan ataupun demam ringan dapat terjadi pada
anak.
d. Cara pemberian dan dosis
- Sebelum disuntikkan vaksin MR terlebih dahulu harus dilarutkan dengan
pelarut steril yang telah tersedia yang berisi 5 ml cairan pelarut.
- Dosis pemberian 0,5 ml disuntikkan secara subkutan (SC) dengan sudut
45o pada lengan kiri atas.
- Seelum vaksin dipergunakan, periksa dahulu masa kadaluwarsa dan label
VVM.
- Vaksin yang sudah dilarutkan harus digunakan sebelum lewat 6 jam.
BAB V
Jadwal imunisasi adalah informasi mengenai kapan suatu jenis vaksinasi atau imunisasi harus
diberikan kepada anak. Jadwal imunisasi suatu negara dapat saja berbeda dengan negara lain
tergantung kepada lembaga kesehatan yang berwenang mengeluarkannya.
Berikut ini adalah jadwal imunisasi rekomendasi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Periode
2004.
Bayi baru lahir (usia kurang dari 24 jam) : imunisasi hepatitis B (HB-1)
Usia 0 – 1 bulan : Polio 0 dan BCG
Usia 2 bulan : DP-HiB 1, polio 1, hepatitis 2, rotavirus, PCV
Usia 3 bulan : DPT-HiB 2, polio 2, hepatitis 3
Usia 4 bulan : DPT-HiB 3, Polio 3 (IPV atau polio suntik), hepatitis 4, dan rotavirus 2
Usia 6 bulan : PCV 3, influenza 1, rotavirus 3 (pentavalen)
Usia 9 bulan : Campak atau MR
Bayi baru lahir (usia kurang dari 24 jam): imunisasi hepatitis B (HB-1)
Usia 0 – 1 bulan : Polio 0 dan BCG
Usia 2 bulan : DP-HiB 1, polio 1, hepatitis 2, rotavirus, PCV
Usia 3 bulan : DPT-HiB 2, polio 2, hepatitis 3
Usia 4 bulan : DPT-HiB 3, Polio 3 (IPV atau polio suntik), hepatitis 4, dan rotavirus 2
Usia 6 bulan : PCV 3, influenza 1, rotavirus 3 (pentavalen)
Usia 9 bulan : Campak atau MR
GAMBAR
https://hellosehat.com/parenting/kesehatan-anak/imunisasi/jadwal-imunisasi-bayi-anak/
BAB VI
KIPI
(KEJADIAN-PASCA IMUNISASI)
Definisi
KIPI merupakan kejadian ikutan pasca imunisasi (KIPI), yang merupakan suatu kejadian (medik)
sakit dan kematian yang terjadi setelah menerima imunisasi yang diduga disebabkan oleh
imunisasi. Biasanya terjadi dalam masa 1 bulan setelah imunisasi (dapat lebih lama, 6 bulan).
Kejadian medik yang berhubungan dengan imunisasi baik berupa reaksi simpang, reaksi vaksin,
reaksi suntikan, kesalahan program dan koinsiden.