Anda di halaman 1dari 8

Tugas Online Individu

Ilmu Kesehatan Masyarakat

“Sasaran Vaksinasi”

Made Yoga Pradana


N 111 18 039

PEMBIMBING :
dr. Indah P. Kiay Demak, M.Med.Ed

PROGRAM STUDI PROFESI DOKTER


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS TADULAKO
2020
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Imunisasi atau biasa disebut vaksin adalah cara yang dilakukan guna
untuk pemberian kekebalan pada bayi, anak dan balita yang dalam kondisi
sehat. Tubuh secara alamih mempunyai pertahanan terhadap berbagai
mikroorganisme yang masuk. Banyak penyakit infeksi yang bisa dicegah
dengan imunisasi dan mempunyai peran penting untuk melindungi anak
melawan penyakit. Pemerintah mewajibkan para ibu melakukan imunisasi
kepada bayinya. Orangtua juga harus diedukasi tentang imunisasi dan reaksi
lokal yang akan timbul ditempat penyuntikan atau reaksi umum seperti
keluhan atau gejala tertentu, tergantung jenis vaksinnya karena protensi dari
vaksin memiliki efek samping tertentu.(Ni’mah et al., 2015)
Vaksin merupakan suatu Produk biologis sebagai pembentukan
kekebalan secara aktif pada anak. Pembentukan antibodi yang ada di vaksin
memiliki beberapa kerentanan atau kelemahan terhadap kerusakan. Vaksin
bisa mengalami kerusakan jika terpapar dengan suhu panas dan faktor
keberhasilan imunisasi salah satunya kondisi vaksin saat diberikan kepada
anak.(Fauza et al., 2019)
Penyelenggaraan imunisasi menurut peraturan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia nomor 42 tahun 2013 bahwa imunisasi adalah sebagai
upaya untuk menimbulkan/meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif
terhadap suatu penyakit, sehingga suatu saat terpapar dengan penyakit
tersebut tidak akan sakit atau hanya mengalami sakit ringan.(Dewi, 2017)
Imunisasi wajib diberikan kepada bayi sebelum umur satu tahun yang terdiri
dari Bacillus Calmette Guerin (BCG), Diphtheria pertussis Tetanus-Hepatitis
B-Haemophillus Influenzae tibe B (DPT-HB-HiB).(Tanjung et al., 2017)
Indonesia terdapat anak anak yang belum mendapatkan imunisasi
secara lengkap bahkan tidak pernah mendapatkan imunisasi dari lahir. Mudah
tertularnya penyakit berbahaya suatu penyebab dari tidak adanya kekebalan
terhadap penyakit tersebut. Direktorat Pencegahan dan Pengendalian
Penyakit, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI memiliki data tahun 2014-
2016, sekitar 1,7 juta anak belum mendapatkan imunisasi atau imunisasinya
tidak lengkap. Cakupan imunisasi di Indonesia rata-rata 91,12% dan beberapa
daerah masih ada cakupannya yang relatif rendah seperti Kalimantan Utara.
Setiap hari di Indonesia ada sekitar 2.400 anak yang meninggal termasuk
meninggal karena penyakit yang seharusnya dapat dicegah dengan imunisasi
seperti tuberculosis, campak, pertussis, difteri, dan tetanus adlaah insiden
yang seharusnya tidak terjadi.(Simanjuntak and Nurnisa, 2019)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Manfaat Imunisasi
Rizema, P (2012) dalam Penelitian Dompas (2014) mengatakan
bahwa imunisasi memiliki 3 manfaat bagi anak, keluarga dan negara yaitu:
a) Mencegah penderitaan yang disebabkan penyakit dan kemungkinan cacat
atau kematian pada anak.
b) Mengilangkan kecemasan dan biaya pengobatan jika anak sakit pada
keluarga.
c) Memberbaiki tingkat kesehatan, menciptakan bangsa yang berakal dan
kuat guna melanjutkan pembangunan negara dan memperbaiki citra
bangsa Indonesia diantara bangsa lain di dunia.(Dompas, 2014)

B. Sasaran Imunisasi
Sasaran yang menjadi pelayanan imunisasi rutin adalah pada bayi, anak
balita, anak sekolah dasar (SD/Setara) dan sasaran imunisasi wanita usia
subuh (WUS).(Hadianti et al., 2014)

Jenis Imunisasi Usia Pemberian Jumlah Pemberian Interval Minimal


Hepatitis B 0-7 hari 1 -
BCG 1 Bulan 1 -
Polio/IPV 1,2,3,4 Bulan 4 4 minggu
Campak 9 Bulan 1 -
Tabel 1 imunisasi pada Bayi

Tabel 2. Imunisasi pada Anak Balita


Jenis Imunisasi Usia Pemberian Jumlah Pemberian
DPT-HB-Hib 18 Bulan 1
Campak 2 Tahun 1

Tabel 3. Imunisasi pada anak Sekolah Dasar (SD/Setara)

Sasaran Jenis Imunisasi Waktu Pemberian Keterangan


Kelas 1 SD Campak Bulan Agustus Bulan Imunisasi
Kelas 1 SD DT Bulan November Anak Sekolah

Kelas 2 & 3 SD Td Bulan November (BIAS)

Tabel 4. Imunisasi Wanita Usia Subur (WUS)

Jenis Imunisasi Usia Pemberian Masa Perlindungan


TT1 - -
TT2 1 Bulan setelah TT1 3 tahun
TT3 6 Bulan setelah TT2 5 Tahun
TT4 12 Bulan setelah TT3 10 Tahun
TT5 12 Bulan setelah TT4 25 Tahun
Sumber : (Hadianti et al., 2014)

C. Sasaran menurut jenis-jenis Penyakityang Dapat Dicegah dengan


Imunisasi (PD3I)
Penyakit yang bisa dicegah malalui imunisasi meliputi berapa jenis
dan penyakit menular tertentu sebagai berikut:
a) Jenis penyakit menular tertentu yang dimaksud adalah Tuberkulosis,
difteri, pertusis, campak, polio, hepatitis B, hepatitis A, Meningitis
meningokokus, influenzae, haemophilus influenzae tibe b, kolera, rabies,
japanese encephalitis, tifus abdominal, pneumoni pneumokokus, yellow
fever,shigellosis, rubella, varicella, parotitis epidemica, rotavirus.
1) Penyakit menular yang saat ini masuk dalam program imunisasi
yaitu tuberculosis, difteri, pertusis, polio, campak, tetanus dan
hepatitis B
2) Penyakti menular yang masuk ke dalam program imunisasi di subdit
Haji yaitu meningitis meningokokus.
3) Penyakit menular yang masuk ke dalam program imunisasi di subdit
Kesehatan pelabuhan adalah demam kuning
4) Jenis penyakit menular yang masuk kedalam program imunisasi
subdit zoonosis adalah rabies. (Supari, 2005)
b) Jenis penyakit lain dengan perkembangan ilmu pengetahuan akan
menjadi penyakit yang bisa dicegah malalui pemberian imunisasi antara
lain malaria, demam berdarah, HIV/AIDS, Avian influenzae yang akan
ditetapkan tersendiri. (Supari, 2005)
D. Program Imunisasi
1) Berdasarkan usia imunisasi
1) Imunisasi Rutin
 Bayi (dibawah satu tahun)
 Wanita usia subur (WUS) yaitu wanita berumur 15-39 tahun
termasuk ibu hamil dan pengantin)
 Anak usia sekolah dasar
2) Imunisasi tambahan
 Bayi dan anak
b) Berdasarkan tingkat kekebalan yang ditimbulkan
1) Imunisasi dasar
 Bayi
2) Imunisasi lanjutan
 Anak usia sekolah dasar
 Wanita usia subur
c) Sasaran wilayah/lokasi
 Seluruh desa/kelurahan di wilayah Indonesia (Supari, 2005)
E. Program Imunisasi Meningitis Meningokokus
Petugas PPIH (Panitia Penyelenggaraan Ibadah Haji), seluruh
calon/jemaah haji, tim kesehatan haji Indonesia yang bertugas menyertai
jemaah (Kloter) dan petugas kesehatan di embarkasi/debarkasi.(Supari, 2005)
F. Program Imunisasi demam Kuning
Semua orang yang melakukan perjalanan, asal dari negara atau ke
negara yang endemis demam kuning (WHO selalu update negara yang
endemis) kecuali bayi di bawah 9 bulan dan ibu hamil trimester pertama.
(Supari, 2005)
G. Program imunisasi Rabies
Ditujukan kepada 100% kasus gigitan yang berindikasi rabies yang
utama pada lokasi tertular. (Supari, 2005)

DAFTAR PUSTAKA
Dewi, I.P., 2017. METODE PEMBERIAN DAN SISTEM PENGHANTARAN
PENINGKAT IMUNOGENISITAS VAKSIN DNA. Scientia J. Far. Kes
7, 96. https://doi.org/10.36434/scientia.v7i2.124
Dompas, R., 2014. Gambaran Pemberian Imunisasi Dasar Pada Bayi Usia 0-12
Bulan 2, 6.
Fauza, W., Firdawati, F., Rasyid, R., 2019. The Analysis of Cold Chain
Management of Basic Immunization Vaccine in Health Service Centers,
2018. JBE 7, 42. https://doi.org/10.20473/jbe.V7I12019.42-50
Hadianti, D.N., Mulyati, E., Ratnaningsih, E., Sofiati, F., Saputro, H., 2014. Buku
Ajar Imunisasi, 1st ed. Pusat Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Kesehatan.
Ni’mah, N.U., Djarot, H.S., Wahyuni, D., 2015. HUBUNGAN TINGKAT
PENGETAHUAN IBU TENTANG EFEK SAMPING IMUNISASI BCG
DENGAN SIKAP IBU TENTANG IMUNISASI DASAR LENGKAP DI
PUSKESMAS NGESREP SEMARANG 5.
Simanjuntak, S.M., Nurnisa, I.N., 2019. Peningkatan Pengetahuan dan Sikap Ibu
Tentang Imunisasi dengan Pendekatan Promosi Kesehatan Tentang
Imuniasi Dasar. mkk 2. https://doi.org/10.24198/mkk.v2i1.21275
Supari, S.F., 2005. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia tentang
Pendoman Penyelenggaraan Imunisasi.
Tanjung, I.C.D., Rohmawati, L., Sofyani, S., 2017. Cakupan Imunisasi Dasar
Lengkap dan Faktor yang Memengaruhi. SP 19, 86.
https://doi.org/10.14238/sp19.2.2017.86-90

Anda mungkin juga menyukai