Anda di halaman 1dari 27

DIANA NOVITADEWI B P1337424820003

MARTINA AHMAD P1337424820006


HAFSHOH ARIFAH EDHAR P1337424820008
SHIFFA NUZULA HIDAYAH P1337424820011
BAB I
A. LATAR BELAKANG
Masa bayi adalah usia 0-11 bulan dan masa bayi dibagi 2
yaitu :Masa neonatal (usia 0-28 hari), masa neonatal dini
(usia 0-7 hari), masa neonatal lanjut (usia 8-28 hari), dan
masa pasca neonatal (28 hari–1 tahun). Pertumbuhan dan
perkembangan pada masa–masa ini adalah sangat
menentukan untuk periode selanjutnya karena pada masa ini
bayi dapat menangkap dengan tajam pelajaran–pelajaran
yang ia dapatkan untuk menstimulasi saraf–saraf otaknya
untuk berkembang secara pesat, sehingga sering dinamakan
periode keemasan
B. MANFAAT
1. Sebagai wadah untuk mengaplikasikan
dan memperdalam ilmu yang telah
diperoleh selama perkuliahan yang
berkaitan dengan manajemen kebidanan
khususnya dengan dokumentasi SOAP.
2. Sebagai bukti telah dilakukan asuhan
pada klien.
3. Sebagai bukti tanggung jawab dan
tanggung gugat yang sah di mata hukum.
BAB II
A. Pengertian Bayi
Bayi adalah seorang makhluk hidup yang
belum lama lahir (Muchtar, 2012). Menurut
Soetjiningsih (2013), bayi adalah usia 0 bulan
hingga 1 tahun, dengan pembagian sebagai
berikut:
1. Masa neonatal, yaitu usia 0 – 28 hari
2. Masa neonatal dini, yaitu usia 0 – 7 hari
3. Masa neonatal lanjut, yaitu usia 8 – 28
hari
4. Masa pasca neonatal, yaitu usia 29 hari – 1
tahun.
B. Tumbang Bayi
Menurut Wong, Donna L (2009) dalam bukunya Buku Ajar Keperawatan
Pediatric, fase sensorimotor terdiri atas 4 tahap yaitu:
1. Tahap pertama, dari lahir sampai 1 bulan diidentifikasi dengan penggunaan
refleks bayi. Pada saat lahir, individualitas dan temperamen bayi
diekspresikan dengan refleks fisiologis menghisap, rooting, menggenggam
dan menangis.
2. Tahap Kedua, reaksi sirkulasi primer. Menandai permulaan penggantian
perilaku refleksif dengan tindakan volunteer. Selama periode 1–4 bulan,
aktifitas seperti menghisap dan menggenggam menjadi tindakan yang
sadar yang menimbulkan respon tertentu.
3. Tahap Ketiga, reaksi sirkular sekunder adalah lanjutan dari reaksi
sirkulasi primer dan berlangsung sampai usia 6 bulan. Dari menggenggam
dan memegang sekarang menjadi mengguncang dan menarik
4. Tahap Keempat, koordinasi skema kedua dan penerapannya ke situasi
baru. Bayi menggunakan pencapaian perilaku sebelumnya terutama sebagai
dasar untuk menambah keterampilan intelektual dan keterampilan motorik
sehingga memungkinkan eksplorasi lingkungan yang lebih besar.
C. Pengertian Imunisasi
Imunisasi adalah suatu proses untuk
membuat system pertahanan tubuh kebal
terhadap invasi mikroorganisme (baktei dan
virus) yang dapat menyebabkan infeksi
sebelum mikroorganisme tersebut memiliki
kesempatan untuk menyerang tubuh kita.
Denganimunisasi, tubuh kita akan
terlindung dari infeksi begitu pula orang lain
karena tidak tertular dari kita. (marmi,
2014 : 396)
D. Imunisasi DPT_HB_Hib
Imunisasi DPT bertujuan untuk mencegah tiga penyakit sekaligus yaitu
difteri, pertusis, tetanus. Difteri disebabkan oleh bakteri Corynebacterium
Diphteria. Difteri dapat ditularkan melalaui batuk dan bersin orang yang
terkena penyakit ini. Pertusis merupakan suatu penyakit yang disebabkan oleh
kuman Bordetella Pertussis. Batuk rejan dapat ditularkan melalui batuk dan
bersin orang yang terken apenyakit ini. Tetanus merupakan penyakit yang
disebabkan oleh infeksi kuman Clostridium Tetani yan g bersifat anaerob.
Cara imunisasi DPT adalaah melalui injeksi IM suntikan diberikan pada
paha tengah luar atau Subcutan dalam dengan dosis 0,5 cc. Pemberian vaksin
DPT dilakukan tiga kali mulai bayi umur 2-11 bulan dengan interval 4 minggu.
Imunisasi ini diberikan 3 kali karena pemberian pertama antibodi dalam tubuh
masih rendah, pemberian ke dua mulai meningkat dan pemberian ke tiga
diperoleh cukup antibodi.
Efek sampingnya berupa pembengkakan dan nyeri pada tempat
penyuntikan dan demam, sedangkan efek berat bayi menangis hebat karena
kaskitan selama kurang lebih empat jam, kesadaran menurun, terjadi kejang,
ensefalopati, dan shock.
E. Imunisasi Polio
Imunisasi Polio bertujuan mencegah penyakit
poliomyelitis. Pemberian vaksin Polio dapat dikombinasikan
dengan vaksin DPT. Poliomielitis adalah enyakit pada susunan
saraf pusat yang disebabkan oleh satu dari tiga virus yang
berhubungan, yaitu virus polio tipe 1, 2 atau 3. Imunisasi
dasar polio diberikan 4 kali dengan interval tidak kurang dari
4 minggu. Imunisasi polio ulang diberkan satu tahun setelah
imunisasi polio IV, kemudian pada saat masuk SD ( 5-6 tahun)
dan pada saat meninggalkan SD (12 tahun). Vaksin ini
diberikan sebanyak 2 tetes ( 0,1 ml) langsungb ke mulut anak
atau dengan menggunkan sendik yang berisi air gula. Pada
umumnya tidak terdapat efek samping.
BAB III
January

February

March

April
January

February

March

April
January

February

March

April
BAB IV
Pembahasan
Menurut World Health Organization (WHO, 2008)
dalam Global Immunization Data tahun 2010, menyebutkan
bahwa 1,5 juta anak meninggal karena penyakit yang dapat
dicegah dengan imunisasi, dan hampir 17% kematian pada
anak usia dibawah 5 tahun dapat dicegah dengan imunisasi.
Rekomendasi dari Strategic Advisory Group of Expert on
Immunization (SAGE) dan kajian dari Regional Review
Meeting on Immunization (ITAGI) pada tahun 2010,
menyatakan bahwa pemberian imunisasi Haemophilus
Influenza type B (HIB) dikombinasikan dengan DPT-HB
menjadi DPT-HB-HIB (pentavalen). Tindak lanjut nyata
rekomendasi tersebut adalah terbitnya Keputusan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia Nomor
23/Menkes/SK/I/2013 tentang Pemberian Imunisasi
Difteri Pertusis Tetanus/Hepatitis B/Haemophilus
Influenza type B.
Penelitian Benedika Mardewi (2017)
Balita yang telah diberikan imunisasi akan
terlindungi dari penyakit berbahaya yang
dapat menimbulkan kematian. Salah satu
kelompok yang menjadi sasaran program
imunisasi yaitu setiap bayi, dimana setiap
bayi wajib mendapatkan imunisasi dasar
lengkap salah satunya adalah 3 dosis DPT-
HBHIB. Program imunisasi pada bayi
bertujuan agar setiap bayi mendapatkan
imunisasi dasar secara lengkap.
Menurut Depkes 2006 Masih banyak
orang tua yang tidak rutin melakukan
imunisasi terhadap bayinya karena takut
akan efek samping dari imunisasi
tersebut. Pesan yang perlu disampaikan
kepada orang tua yaitu: manfaat dari
vaksin yang diberikan, tanggal imunisasi
dan pentingnya Kartu Menuju Sehat
(KMS) disimpan secara aman dan selalu
dibawa pada saat imunisasi. Akibat ringan
yang dialami setelah diberi imunisasi dan
cara mengatasi serta orang tua tidak
perlu khawatir.
BAB V
A. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat ditarik pada asuhan kebidanan pada
Bayi “Z” usia 2 bulan 4 hari dengan pemeriksaan fisik, yaitu pada
tahap pengkajian didapatkan data subyektif yang berasal dari
keterangan ibu dari bayi Z dan data obyektif yang didapatkan
berdasarkan pemeriksaan fisik yang telah dilakukan.

Diagnosa yang ditegakkan berdasarkan data-data yang di


dapatkan pada saat pengkajian yaitu bayi “Z” usia 2 bulan 4 hari
dengan pemeriksaan fisik. Implementasi telah dilakukan sesuai
dengan yang dibutuhkan anak tersebut.Pada evaluasi didapatkan
hasil yang baik/dapat disimpulkan bahwa bayi ini dalam keadaan
yang sehat.
B. SARAN
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai