Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

IMUNISASI DASAR
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Anak
Dosen Pengampu :
Eti Suliyawati, S.Kep.,Msi

Disusun oleh :
Kelompok 2 Kelas II C
Ulfah Aulia Rahmayanti KHGA22099
Herlina Nur Sakinah KHGA22103
Hilmi Moh Rijal KHGA22110
Windi Yuliani KHGA22124
Faslah Firmansyah KHGA22131
Winda Widyawati KHGA22138

PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN GARUT
2024
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat dan
karunian-nya kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.
Adapun tema dari makalah ini adalah “Imunisasi Dasar”
Pada kesempatan ini kami mengucapkan terimakasih yang sebesar-
besarnya kepada Dosen mata kuliah Keperawatan Anak yang telah memberikan
tugas kepada kami. Kami juga ingin mengucapkan terimakasih kepada pihak-
pihak membantu dalam pembuatan makalah ini.
Kami jauh dari sempurna dan ini merupakan langkah yang baik dari studi
yang sesungguhnya. Oleh karena itu, keterbatasan waktu dan kemampuan kami,
maka kritik dan saran yang membangun senantiasa kami harapkan semoga
makalah ini dapat berguna bagi saya khususnya dan pihak lain yang
berkepentingan pada umumnya.

Garut, 19 Maret 2024

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................................
DAFTAR ISI....................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................
1.1 Latar Belakang.............................................................................................................
1.2 Rumusan Masalah........................................................................................................
1.3 Tujuan..........................................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................
2.1 Konsep Imunisasi........................................................................................................
A. Pengertian Imunisasi..............................................................................................
B. Tujuan Imunisasi...................................................................................................
C. Manfaat Imunisasi.................................................................................................
D. Jenis-jenis Imunisasi..............................................................................................
E. Dasar-dasar Imunisasi............................................................................................
F. Jadwal Imunisasi....................................................................................................
2.2 Soal Kasus..................................................................................................................
BAB III PENUTUP.......................................................................................................
3.1 Kesimpulan................................................................................................................
3.2 Saran..........................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Imunisasi sangat penting untuk tubuh seseorang agar kebal dari
penyakit.Imunisasi adalah suatu cara untuk meningkatkan kekebalan
seseorang secara aktif terhadap suatu penyakit. Apabila kelak terpapar dengan
penyakit tersebut tidak akan menderita penyakit tersebut karena system imun
tubuh mempunyai sistem memori daya ingat, ketika vaksin masuk ke dalam
tubuh maka dibentuk antibodi untuk melawan vaksin tersebut dan sistem
memori akan menyimpan sebagai pengalaman (Butarbutar, 2018). Penyakit
yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I) yaitu tuberculosis, difteri,
pertusis, tetanus, hepatitis B,pneumonia, meningitis, polio dan campak.
Imunisasi dasar lengkap adalah imunisasi yang diberikan pada anak
sebelum berusia 1 tahun yang terdiri dari imunisasi HB 0, imunisasi BCG,
imunisasi DPT-HB-HIB, imunisasi polio, imunisasi IPV dan imunisasi
campak (Kemenkes RI, 2018). Imunisasi dasar lengkap dapat melindungi anak
dari wabah penyakit, kecacatan dan kematian.
Tujuan pemberian imunisasi adalah untuk memberikan kekebalan kepada
bayi agar dapat mencegah penyakit dan kematian bayi serta anak yang
disebabkan oleh penyakit yang sering berjangkit (Kusumawati, 2017). Tujuan
umum program imunisasi dasar adalah turunnya angka kesakitan, kecacatan,
dan kematian bayi akibat PD3I sedangkan tujuan khusus dari
programimunisasi dasar adalah tercapainya cakupan imunisasi dasar lengkap
( Sarri, 2018).
Pelaksanaan imunisasi diharapkan dapat menurunkan jumlah balita yang
meninggal akibat penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD31)
(InfoDatin Kementerian Kesehatan, 2016). Namun dalam beberapa tahun
terakhir, angka kematian balita akibat penyakit infeksi yang seharusnya dapat
dicegah dengan imunisasi masih terbilang tinggi. Laporan WHO tahun 2020
menyebutkan bahwa terdapat 20 juta anak belum mendapatkan pelayanan
imunisasi untuk balita di seluruh dunia secara rutin setiap tahun. Tingginya
jumlah anak yang belum mendapatkan imunisasi mengakibatkan beberapa
penyakit yang dapat menyebabkan kelumpuhan bahkan kematian, yang
seharusnya dapat dicegah dengan vaksin, muncul kembali di negara maju dan
berkembang. Penyakit tersebut antara lain campak, pertusis, difteri dan polio
(Hidayah et al., 2018; UNICEF, 2020).

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian imunisasi?
2. Apa tujuan pemberian imunisasi?
3. Apa manfaat imunisasi?
4. Apa saja jenis-jenis imunisasi?
5. Apa saja macam-macam imunisasi dasar?
6. Bagaimana jadwal imunisasi?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui apa pengertian imunisasi.
2. Untuk mengetahui tujuan pemberian imunisasi.
3. Untuk mengetahui apa manfaat imunisasi.
4. Untuk mengetahui apa saja jenis-jenis imunisasi.
5. Untuk mengetahui macam-macam imunisasi dasar.
6. Untuk mengetahui jadwal imunusasi.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Konsep Imunisasi
A. Pengertian Imunisasi
Imunisasi adalah pemberian kekebalan tubuh terhadap suatu
penyakit dengan memasukkan vaksin ke dalam tubuh agar tubuh tahan
terhadap penyakit yang sedang mewabah atau berbahaya bagi seseorang.
Imunisasi berasal dari kata imun yang berarti kebal atau resisten.
Imunisasi terhadap suatu penyakit hanya akan memberikan kekebalan atau
resistensi pada penyakit itu saja, sehingga untuk terhindar dari penyakit
lain diperlukan imunisasi lainnya. (Damayanti, 2012).
Imunisasi biasanya lebih fokus diberikan kepada anak-anak karena
sistem kekebalan tubuh mereka masih belum sebaik orang dewasa,
sehingga rentan terhadap serangan penyakit berbahaya. Imunisasi tidak
cukup hanya dilakukan satu kali, tetapi harus dilakukan secara bertahap
dan lengkap terhadap berbagai penyakit yang sangat membahayakan
kesehatan dan hidup anak. (Damayanti, 2012).

B. Tujuan Imunisasi
Menurut Suparyanto (2012), tujuan imunisasi adalah :
1. Program imunisasi bertujuan untuk memberikan kekebalan pada bayi
agar dapat mencegah penyakit dan kematian bayi serta anak yang
disebabkan oleh penyakit yang sering berjangkit.
2. Tujuan pemberian imunisasi adalah diharapkan anak menjadi kebal
terhadap penyakit sehingga dapat menurunkan angka morbiditas dan
mortalitas serta dapat mengurangi kecacatan akibat penyakit yang
dapat dicegah dengan imunisasi.

C. Manfaat Imunisasi
Manfaat imunisasi tidak hanya dirasakan oleh pemerintah dengan
menurunnya angka kesakitan dan kematian akibat penyakit yang dapat
dicegah dengan imunisasi, tetapi juga dirasakan oleh :
a) Untuk Anak
Mencegah penderitaan yang disebabkan oleh penyakit, dan
kemungkinan cacat atau kematian.
b) Untuk Keluarga
Menghilangkan kecemasan dan psikologi pengobatan bila anak
sakit. Mendorong pembentukan keluarga sejahtera apabila orang
tua yakin bahwa anaknya akan menjalani masa kanak-kanak yang
nyaman. Hal ini mendorong penyiapan keluarga yang terencana,
agar sehat dan berkualitas.
c) Untuk Negara
Memperbaiki tingkat kesehatan, menciptakan bangsa yang kuat
dan berakal untuk melanjutkan pembangunan negara (Proverati
2010)

D. Jenis-jenis Imunisasi
Imunisasi telah dipersiapkan sedemikian rupa agar tidak menimbulkan
efek-efek yang merugikan. Imunisasi ada 2 macam, yaitu:
1. Imunisasi aktif
Merupakan suatu pemberian bibit penyakit yang telah
dilemahkan (vaksin) agar nantinya sistem imun tubuh berespon
spesifik dan memberikan suatu ingatan terhadap antigen ini,
sehingga ketika terpapar lagi tubuh dapat mengenali dan merespon.
2. Imunisasi pasif
Merupakan suatu proses peningkatan kekebalan tubuh
dengan cara pemberian zat immunoglobulin, yaitu zat yang
dihasilkan melalui suatu proses infeksi yang dapat berasal dari
plasma manusia (kekebalan yang didapat bayi dari ibu melalui
placenta) atau binatang yang digunakan untuk mengatasi mikroba
yang sudah masuk dalam tubuh yang terinfeksi (Atikah, 2010).

E. Dasar-dasar Imunisasi
1. Vaksin BCG (Bacillus Calmette Guerin)
Bacillus Calmette Guerin adalah vaksin hidup yang dibuat dari
Mycobacterium bovis yang dibiak berulang selama 1-3 tahun sehingga
didapatkan hasil yang tidak virulen tetapi masih mempunyai
imunogenitas. Vaksinasi BCG menimbulkan sensitivitas terhadap
tuberkulin, tidak mencegah infeksi tuberculosis tetapi mengurangi
risiko terjadi tuberculosis berat seperti meningitis TB dan tuberkulosis
milier.

a. Cara pemberian dan dosis


1) Sebelum disuntikkan vaksin BCG harus dilarutkan terlebih
dahulu. Melarutkan dengan mengggunakan alat suntik steril
Auto Distruct Scheering(ADS) 5 ml.
2) Dosisi pemberian: 0,05 ml.
3) Disuntikkan secara intrakutan di daerah lengan kanan atas
(insertion musculus deltoideus). Dengan menggunakan Auto
Distruct Scheering (ADS) 0,05 ml.
4) Vaksin yang sudah dilarutkan harus digunakan sebelum lewat
3 jam.
b. Indikasi
Untuk pemberian kekebalan aktif terhadap tuberculosis.
c. Kontra indikasi :
1) Adanya penyakit kulit yang berat/menahun seperti: eksim,
furunkulosis dan sebagainya.
2) Mereka yang sedang menderita TBC.
d. Efek samping
Imunisasi BCG tidak menyebabkan reaksi yang bersifat umum
seperti deman. Setelah 1-2 minggu akan timbul indurasi dan
kemerahan ditempat suntikan yang berubah menjadi pustule,
kemudian pecah menjadi luka. Luka tidak perlu pengobatan, akan
sembuh secara spontan dan meninggalkan tanda parut. Kadang-
kadang terjadi pembesaran kelenjar regional di ketiak dan atau
leher, terasa padat, tidak sakit dan tidak menimbulkan demam.
Reaksi ini normal, tidak memerlukan pengobatan dan akan
menghilang dengan sendirinya (Departemen Kesehatan RI, 2006).

2. Vaksin DPT (Difteri Pertusis Tetanus)


Vaksin DPT (Difteri Pertusis Tetanus) adalah vaksin yang terdiri
dari toxoid difteridan tetanusyang dimurnikan serta bakteri pertusis
yang telah diinaktivasi (Departemen Kesehatan RI, 2006). Difteri
merupakan penyakit yang disebabkan oleh bakteri Corynebacterium
diphtheria. Difteri bersifat ganas, mudah menular dan menyerang
terutama saluran nafas bagian atas. Penularannya bisa karena kontak
langsung dengan penderita melalui bersin atau batuk atau kontak tidak
langsung karena adanya makanan yang terkontaminasi bakteri difteri.
Penderita akan mengalami beberapa gejala seperti demam lebih
kurang 38°C, mual, muntah, sakit waktu menelan dan terdapat
pseudomembranputih keabu-abuan di faring, laring, atau tonsil.
Pertusis merupakan suatu penyakit yang disebabkan oleh kuman
Bordetella Pertusis. Kuman ini mengeluarkan toksin yang
menyebabkan ambang rangsang batuk yang hebat dan lama.
Serangan batuk lebih sering pada malam hari, batuk terjadi
beruntun dan akhir batuk menarik nafas panjang, biasanya disertai
muntah. Batuk bisa mencapai 1-3 bulan, oleh karena itupertusis
disebut juga dengan "batuk seratus hari". Tetanus merupakan penyakit
yang disebabkan oleh infeksi kuman Clostridium tetani. Kuman ini
bersifat anaerob, sehingga dapat hidup pada lingkungan yang tidak
terdapat zat asam (oksigen).
Tetanus dapat menyerang bayi, anak-anak bahkan orang dewasa.
Pada bayipenularan disebabkan karena pemotongan tali pusat tanpa
alatyang steril atau dengan cara tradisional dimana alat pemotong
dibubuhi ramuan tradisional yang terkontaminasi spora kuman tetanus.
Pada anak-anak atau orang dewasa bisa terinfeksi karena luka yang
kotor atau luka terkontaminasi spora tetanus. Kuman ini paling banyak
terdapat di usus kuda berbentuk spora yang tersebar luas di tanah
(Atikah, 2010).
Upaya Departemen Kesehatan melaksanakan Program Eliminasi
Tetanus Neonatorum (ETN) melalui imunisasi DPT, DT atau TT
dilaksanakan berdasarkan perkiraan lama waktu perlindungan sebagai
berikut:
1) Imunisasi DPT 3x akan memberikan imunitas 1-3 tahun. Dengan
3 dosis toksoid tetanuspada bayi dihitung setara dengan 2 dosis
pada anak yang lebih besar atau dewasa.
2) Ulangan DPT pada umur 18-24 bulan (DPT 4) akan
memperpanjang imunitas 5 tahun yaitu sampai dengan umur 6-7
tahun.
3) Dengan 4 dosis toksoid tetanus pada bayi dan anak dihitung
setara dengan 3 dosis pada dewasa (Sudarti, 2010).

a. Cara pemberian dan dosis


1) Sebelum digunakan vaksin harus dikocok terlebih dahulu agar
suspensi menjadi homogen.
2) Disuntik secara intramuskuler dengan dosis pemberian 0,5 ml
sebanyak 3 dosis.
3) Dosis pertama diberikan pada umur 2 bulan, dosis selanjutnya
diberikan dengan interval paling cepat 4 minggu (1 bulan)
(Departemen Kesehatan RI, 2006).
4) Cara memberikan vaksin ini, sebagai barikut:
a) Letakkan bayi dengan posisi miring diatas pangkuan ibu
dengan seluruh kaki terlentang
b) Orang tua sebaiknya memegang kaki bayi
c) Pegang paha dengan ibu jari dan jari telunjuk
d) Masukkan jarum dengan sudut 90 derajat
e) Tekan seluruh jarum langsung ke bawah melalui kulit
sehingga masuk kedalam otot (Atikah, 2010).
b. Indikasi
Untuk pemberian kekebalan secara simultan terhadap difteri,
pertussis, dan tetanus.
c. Kontra indikasi
Gejala-gejala keabnormalan otak pada periode bayi baru lahir atau
gejala serius keabnormalan pada syaraf merupakan kontraindikasi
pertusis. Anak-anak yang mengalami gejala-gejala parah pada
dosis pertama, komponen pertusisharus dihindarkan pada dosis
kedua, dan untuk meneruskan imunisasinya dapat diberikan DT.
d. Efek samping
Gejal-gejala yang bersifat sementara seperti: lemas, demam I
tinggi, iritabilitas, dan meracau yang biasanya terjadi 24 jam
setelah imunisasi (Departemen Kesehatan RI, 2006).

3. Vaksin Hepatitis B
Vaksin hepatitis B adalahvaksin virus rekombinan yang telah
diinaktivasikan dan bersifat in infectious, berasal dari HBsAg yang
dihasilkan dalam sel ragi (Hansenula polymorph) menggunakan
teknologi DNA rekombinan.

a. Cara pemberian dan dosis :


1) Sebelum digunakan vaksin harus dikocok terlebih dahulu agar
suspensi menjadi homogen.
2) Vaksin disuntikkan dengan dosis 0,5 ml, pemberian suntikan
secara intramuskuler sebaiknya pada anterolateral paha.
3) Pemberian sebanyak 3 dosis.
4) Dosis pertama diberikan pada usia 0-7 hari, dosis berikutnya
dengan interval minimum 4 minggu (1 bulan).
b. Indikasi
Untuk pemberian kekebalan aktif terhadap infeksi yang
disebabkan virus hepatitis B.
c. Kontra indikasi
Hipersensitif terhadap komponen vaksin. Sama halnya seperti
vaksin- vaksin lain, vaksin ini tidak boleh diberikan kepada
penderita infeksi berat disertai kejang.
d. Efek samping
Reaksi lokal seperti rasa sakit, kemerahan dan pembengkakan
disekitar tempat penyuntikan. Reaksi yang terjadi bersifat ringan
dan biasanya hilang setelah 2 hari. (Departemen Kesehatan RI,
2006).

4. Vaksin Polio (Oral Polio Vaccine)


Vaksin Oral Polio adalah vaksin yang terdiri dari suspense virus
poliomyelitistipe 1,2,3 (Strain Sabin) yang sudah dilemahkan, dibuat
dibiakkan jaringan ginjal kera dan distabilkan dengan sukrosa.

a. Cara pemberian dan dosis:


1) Diberikan secara oral (melalui mulut), 1 dosis ada 2 (dua)
tetes sebanyak 4 kali (disis) pemberian dengan interval setiap
dosis minimal 4 minggu.
2) Setiap membuka vial baru harus menggunakan penetes
(dropper) yang baru
b. Indikasi
Untuk pemberian kekebalan aktif terhadap poliomyelitis.
c. Kontra indikasi
Pada individu yang menderita "immune deficiency" tidak ada efek
yang berbahaya yang timbul akibat pemberian polio pada anak
yang sedang sakit. Namun jika ada keraguan, misalnya sedang
menderita diare, maka dosis ulangan dapat diberikan setelah
sembuh.
d. Efek samping
Pada umumnya tidak terdapat efek samping. Efek samping berupa
paralisis yang disebabkan oleh vaksin sangat jarang terjadi.
(Departemen Kesehatan RI, 2006).

5. Vaksin Campak
Vaksin Campak merupakan vaksin virus hidup yang dilemahkan.
Setiap dosis (0,5 ml) mengandung tidak kurang dari 1000 inektive unit
virus strain dan tidak lebih dari 100 mcg residu kanamycin dan 30 mcg
residu erithromycin.

a. Cara pemberian dan dosis:


1) Sebelum disuntikkan vaksin campak terlebih dahulu harus
dilarutlan dengan pelarut steril yang telah tersedia yang berisi
5 ml cairan pelarut.
2) Dosis pemberian 0,5 ml disuntikkan secara subkutan pada
lengan kiri atas, pada usia 9-11 bulan. Dan ulangn (booster)
pada usia 6-7 tahun (kelas 1 SD) setelah catchup campaign
campak pada anak Sekolah Dasar kelas 1-6.

b. Indikasi
Untuk pemeberian kekebalan aktif terhadap penyakit campak.
c. Kontra indikasi
Individu yang mengidap penyakitimmune deficiency atau individu
yang diduga menderita gangguan respon imun karena leukemia,
limfoma.
d. Efek samping
Hingga 15% pasien dapat mengalami demam ringan dan
kemerahan selama 3 hari yang dapat terjadi 8-12 hari setelah
vaksinasi (Departemen Kesehatan RI, 2006).

F. Jadwal Imunisasi

Umur Jadwal Imunisasi


0-7 hari HB 0
1 bulan BCG, Polio 1
2 bulan DPT/HB 1, Polio 2
3 bulan DPT/HB 2, Polio 3
4 bulan DPT/HB 3, Polio 4
9 bulan Campak

2.2 Soal Kasus


1. Seorang bayi berusia 2 bulan dibawa oleh ibunya ke Puskesmas untuk
mendapatkan imunisasi. Sebelumnya bayi sudah mendapatkan imunisasi
BCG dan Polio 1. Apakah jenis imunisasi yang harus didapatkan bayi saat
ini?
a. HB0
b. Campak
c. DPT-HB-Hib 1, Polio 2
d. DPT-HB-Hib 2, Polio 3
e. DPT-HB-Hib 3, Polio 4
2. Seorang bayi perempuan berumur 2 bulan dibawah ibunya ke puskesmas
untuk diimunisasi pertama kali. Ibu merasa khawatir akan pemberian
imunisasi karena takut anaknya akan demam.
Apakah tindakan keperawatan yang tepat berdasarkan kasus tersebut?
a. Memberikan penyuluhan tentang manfaat imunisasi
b. Memberikan penyuluhan tentang jenis-jenis imunisasi
c. Memberikan penyuluhan tentang jadwal pemberian imunisasi
d. Memberikan penyuluhan tentang efek samping pemberian imunisasi
e. Memberikan penyuluhan tentang kontraindikasi dan indikasi
pemberian imunisasi.

3. Bayi berumur 1 bulan dibawa oleh ibunya ke posyandu untuk


mendapatkan imunisasi. Sebelumnya bayi sudah mendapatkan imunisasi
HB0 saat usia 7 hari. Imunisasi jenis injeksi apa yang harus disiapkan
oleh perawat?
a. BCG
b. HB 1
c. DPT 1
d. Polio 1
e. Campak

4. Perawat melakukan kunjungan rumah pada keluarga dengan bayi berusia


8 bulan. Ibu mengatakan bahwa setelah imunisasi, anaknya menjadi
demam sehingga memutuskan untuk tidak lagi membawa anaknya untuk
melakukan imunisasi. Jarak antara rumah pasien dengan puskesmas cukup
jauh juga menjadi alasan dari ibu. Apakah masalah keperawatan yang
tepat pada kasus di atas?
a. Ketidakmampuan keluarga dalam mengenal masalah
b. Ketidakmampuan keluarga dalam melakukan perawatan
c. Ketidakmampuan keluarga dalam memutuskan perawatan
d. Ketidakmampuan keluarga dalam memodifikasi lingkungan
e. Ketidakmampuan keluarga dalam menggunakan fasilitas pelayanan
kesehatan.

5. Seorang bayi laki-laki lahir pada tanggal 02 Januari 2020 di rumah


dengan bantuan seorang dukun. Untuk pertama kalinya, ibu membawa
bayinya ke posyandu pada tanggal 02 Februari 2020 untuk mendapatkan
imunisasi.
Apa jenis imunisasi yang harus didapat oleh bayi tersebut?
a. BCG dan Hepatitis B
b. DPT, Polio dan Hepatitis B
c. BCG, Polio dan Hepatitis B
d. Campak, DPT dan Hepatitis B
e. Campak, Polio dan Hepatitis B

6. Seorang ibu datang ke posyandu ingin mengimunisasikan anaknya yang


saat ini berusia 10 bulan. Hasil anamnesis : bayi sudah diberikan MPASI
dan masih menyusui ibunya, bayi sebelumnya sudah mendapatkan
imunisasi BCG, polia 1-4, DPT 1-3, Hep B 0,1-3. Hasil pemeriksaan: BB
8 kg, PB 73 cm, S 36,6 °C, P 30x/menit.
Jenis imunisasi apakah yang paling tepat diberikan pada bayi tersebut ?
a. HiB
b. DPT
c. Polio
d. Hep.B
e. Campak

7. Seorang Bayi laki-laki usia 2 hari lahir di sebuah rumah sakit ibu dan
anak. Sebelum pulang perawat memberinya imunisasi BCG.
Berapakah dosis imunisasi tersebut?
a. 0,01 cc
b. 0,1 cc
c. 0,05 cc
d. 0,5 cc
e. 1 cc

8. Seorang datang membawa bayinya ke Posyandu yang berusia 7 hari untuk


mendapatkan imunisasi BCG. Hasil anamnesis: bayi aktif dan menyusu
kuat. Hasil pemeriksaan: Keadaan umum : baik, BB 3000 gram, PB 50
cm, S 36,6 °C, R 30x/menit.
Pada kasus di atas teknik injeksi apakah yang akan diberikan pada bayi
tersebut ?
a. IM
b. IV
c. IC
d. SC
e. SC dalam

9. Seorang bayi laki-laki lahir spontan 1 jam yang lalu di Puskesmas .


Riwayat persalinan: cukup bulan, langsung menangis, gerakan aktif, wana
kulit merah muda, dilakukan IMD . Hasil pemeriksaan: BB 3000 gram,
PB 48 cm, FJ 120x/menit, P 45x/menit, S 36,50 C kelainan kongenital (-).
Tindakan apakah yang selanjutnya dilakukan pada kasus tersebut?
a. Memfasilitasi rawat gabung
b. Memberikan imunisasi HB 0
c. Memberikan vitamin K
d. Memasang identitas
e. Meberikan salep mata

10. Seorang perawat komunitas mendatangi sekolah-sekolah dasar dan


memberikan obat cacing secara gratis kepada anak sekolah dasar dan
balita pada kegiatan posyandu. Kegiatan ini merupakan kegiatan rutin
yang dilakukan selama 2 kali dalam setahun.
Apakah bentuk tindakan yang dilakukan oleh perawat?
a. Kuratif
b. Preventif primer
c. Preventif tersier
d. Preventif sekunder
e. Penyuluhan kesehatan

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dengan banyaknya analisa dari para ahli, peneliti mengambil
kesimpulan bahwa imunisasi adalah suatu usaha untuk memberikan
kekebalan pada anak atau seseorang terhadap penyakit tersebut. Pemberian
imunisasi bertujuan untuk mencegah terjadinya infeksi tertentu dan
Apabila terjadi penyakit tidak akan terlalu parah dan dapat mencegah
gejala yang dapat menimbulkan cacat atau kematian. Imunisasi terdri dari
BCG, DPT, Hepatitis B, Polio, dan Campak.
3.2 Saran
Alangkah baiknya apabila kita mengetahi tentang imunisasi dasar
lengkap pada bayi. Imunisasi itu sangat penting bagi pertumbuhan pada
bayi, karena dapat memberikan kekebalan tubuh serta mencegah terjadinya
infeksi tertentu. Bagi orang tua yang memiliki bayi atau balita sebaiknya
selalu memperhatikan imunisasi apa yang belum diberikan kepada sibayi.

DAFTAR PUSTAKA

Hidayat, A. 2007.Seri Problem Solving Tumbuh Kembang Anak Siapa Bilang


Anak Sehat Pasti Cerdas. Jakarta: PT Elex Media
Damayanti. 2012. Imunisasi dasar pada bavi. http://www.damayanti.blogspot.com
diakses 19 Maret 2024
Suparyanto. 2012. Imunisasi dasar pada bayi.
http://www.suparyanto.blogspot.com,
diakses 19 Maret 2024
Vivian, Nanny Lia Dewi. 2010. Asuhan neonates bavi dan anak balita. Jakarta:
Salemba Medika.

Anda mungkin juga menyukai