Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

IMUNISASI
Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Kesehatan dan Gizi Anak
Dosen Pengampu: Ema Marhamah, S.Pd.I., M.Pd.I

Disusun Oleh:
(Kelompok 6)
Alfidoh Khoirunnisa
Lusi Liswati
Nureva Suliasti
Riska Nurasih

PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI (PIAUD)


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM AL-ITTIHAD
CIANJUR
2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan ke hadirat Allah atas segala rahmat dan karunia-
Nya sehingga makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami
mengucapkan terimakasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi
dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun materinya.
Makalah ini berjudul “Imunisasi”, penulis sangat berharap semoga makalah
ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca.
Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan
dalam penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman
kami. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari
pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Cianjur, 23 Januari 2024

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................. i


DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang ......................................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah .................................................................................... 2
1.3. Tujuan Penulisan ...................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................... 3
2.1. Imunisasi .................................................................................................. 3
2.1.1. Definisi Imunisasi ............................................................................. 3
2.1.2. Tujuan Imunisasi ............................................................................... 4
2.1.3. Manfaat Imunisasi ............................................................................. 4
2.2. Macam-macam Imunisasi......................................................................... 5
2.2.1. Vaksin Hepatitis B ............................................................................. 5
2.2.2. Vaksin BCG (Bacillus Calmette Guerin) .......................................... 5
2.2.3. Vaksin DPT (Difteri, Pertusis, Tetanus) ............................................ 6
2.2.4. Vaksin Polio ...................................................................................... 6
2.2.5. Vaksin HIB ........................................................................................ 6
2.2.6. Vaksim MMR (Measles, Mumps, dan Rubella) ................................ 7
2.3. Pelayanan Kesehatan Imunisasi ............................................................... 7
2.4. Jadwal Pemberian Imunisasi ...................................................................11
BAB III PENUTUP ............................................................................................. 12
3.1. Kesimpulan ............................................................................................. 12
3.2. Saran ....................................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................... 13

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Selama dalam proses tumbuh kembah, anak memerlukan asupan gizi yang
kuat, penilaian nilai agama dan budaya, pembiasaan disiplin yang konsisten
dan upaya pencegahan. Salah satu upaya pencegahan penyakit, yaitu
pemberian imunisasi. Pemahaman tentang imunisasi diperlukan sebagai dasar
dalam memberikan asuhan kebidanan terutama pada anak sehat dan implikasi
konsep imunisasi pada saat merawat anak sakit, khususnya pada kasus
tuberculosis, difteri, pertussis, tetanus, polio, campak, dan hepatitis.
Upaya yang dilakukan untuk menurunkan angka kesakitan, kematian,
kecacatan dari penyakit menular dan penyakit tidak menular termasuk penyakit
yang dapat dicegah dengan imunisasi adalah dengan meningkatkan kesadaran
bahwa betapa pentingnya kesehatan. Kegiatan imunisasi merupakan salah satu
kegiatan yang menjadi prioritas kementrian kesehatan, sebagai salah satu
bentuk nyata komitmen pemerintah untuk mencapai Sustainable Development
Goals (SDGs) khususnya untuk menurunkan angka kematian pada anak
(Kemenkes RI, 2010).
Imunisasi merupakan upaya meningkatkan kekebalan seseorang secara
aktif terhadap suatu antigen, agar nantinya tidak terpajan oleh penyakit yang
dapat dicegah dengan imunisasi.
Tujuan jangka pendek dari pelayanan imunisasi addlah pencegahan
penyakkit secara perorangan atau kelompok, sedangkan tujuan jangka panjang
adalah eradikasi atau eliminasi suatu penyakit. Dari penyakit menular yang
telah ditemukan, sampai saat ini di Indonesia baru tujuh macam yang
diupayakan pencegahannya melalui program imunisasi yang selanjutnya kita
sebut “Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I)”. sejak
dimulainya program Imunisasi di Indonesia pada tahun 1956, saat ini telah
dikembangkan tujuh jenis vaksinasi yaitu BCG, Campak, Polio, DPT, DT, TT,
Hep.B.

1
1.2. Rumusan Masalah
1.2.1 Apa yang dimaksud Imunisasi?
1.2.2 Apa tujuan dari Imunisasi?
1.2.3 Apa manfaat dari Imunisasi?
1.2.4 Apa saja macam-macam Imunisasi?
1.2.5 Bagaimana pelayanan kesehatan imunisasi?
1.2.6 Kapan jadwal pemberian imunisasi yang baik?
1.3. Tujuan Penulisan
1.3.1 Mampu mengetahui Imunisasi
1.3.2 Mampu mengetahui Tujuan Imunisasi
1.3.3 Mampu mengatahui Manfaat Imunisasi
1.3.4 Mampu mengetahuiMacam-macam Imunisasi
1.3.5 Mampu mengetahui Pelayanan Kesehatan Imunisasi
1.3.6 Mampu mengetahui Jadwal Pemberian Imunisasi yang baik

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Imunisasi
2.1.1. Definisi Imunisasi
Imunisasi adalah proses untuk membuat seseorang menjadi kebal
terhadap suatu penyakit. Proses ini dilakukan melalui pemberian vaksin,
biasanya dalam bentuk suntikan. Imunisasi bisa diberikan pada bayi baru
lahir, anak-anak, maupun orang dewasa dan lansia.
Imunisasi berasal dari kata imun, kebal atau resisten. Anak diimunisasi,
berarti diberikan kekebalan terhadap suatu penyakit tertentu. Anak kebal atau
resisten terhadap suatu penyakit tetapi belum tentu kebal terhadap penyakit
yang lain. “Imunisasi adalah suatu upaya untuk menimbulkan/meningkatkan
kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu penyakit sehingga bila suatu
saat terpajan dengan penyakit tersebut tidak akan sakit atau hanya mengalami
sakit ringan” (Permenkes RI 12, 2017).
Imunisasi biasanya lebih fokus diberikan kepada anak-anak karena
sistem kekebalan tubuh mereka masih belum sebai orang dewasa, sehingga
rentan terhadap serangan penyakit berbahaya. Imunisasi tidak cukup hanya
dilakukan satu kali, tetapi harus dilakukan secara bertahap dan lengkap
terhadap berbagai penyakit yang sangat membahayakan kesehatan dan hidup
anak.
Pemberian imunisasi dimaksudkan untuk membentuk kekebalan tubuh.
Kekebalan tubuh dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya:
o Tingginya kadar anti body pada saat dilakukan imunisasi
o Potensi antigen yang disuntikkan
o Waktu antara pemberian imunisasi
Mengingat efektif dan tidaknya imunisasi tersebut akan bergantung dari
faktor yang mempengaruhinya sehingga kekebalan tubuh dapat diharapkan
pada diri anak.
Imunisasi merupakan alat pencegahan yang paling efektif terhadap
penyakit infeksi dan jauh lebih murah dibandingkan biaya pengobatan apabila

3
telah jatuh sakit (Manoj et.al., 2017). Pemberian imunisasi merupakan salah
satu tindakan penting yang wajib diberikan kepada neonatus (bayi yang baru
lahir, hal ini bertujuan mendongkrak atau meningkatkan daya imun
(kekebalan) tubuh bayi (Satiatava, 2012).

2.1.2. Tujuan Imunisasi


Menurut WHO (World Health Organization), program imunisasi di
Indonesia memiliki tujuan untuk menurunkan angka kejadian penyakit dan
angka kematian akibat penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I).
Penyakit-penyakit tersebut adalah disentri, tetanus, batuk rejan (pertusis),
cacar (measles), polio, dan tuberculosis (Istriyati, 2011).
Imunisasi bertujuan untuk melindungi diri dari berbagai penyakit yang
berbahaya atau beresiko menyebabkan kematian. Imunisasi juga bisa menjadi
cara untuk membentuk kekebalan kelompok (herd immunity). Hal ini penting
untuk mencegah penyebaran penyakit pada orang yang tidak bisa menjalani
imunisasi. Dengan kata lain, makin banyak orang yang mendapatkan
imunisasi berarti makin sedikit juga orang yang terinfeksi penyakit.

2.1.3. Manfaat Imunisasi


Manfaat imunisasi yaitu menghasilkan antibodi atau sistem pertahanan
tubuh terhadap suatu virus atau bakteri yang menyebabkan penyakit. Virus
atau bakteri apa yang dilawan tergantung jenis vaksinnya. Imunisasi tidak
hanya mencegah penyakit, tetapi juga sebagai salah satu upaya mencegah
penyebaran penyakit.
Manfaat imunisasi tidak hanya dirasakan oleh pemerintah dengan
menurunkan angka kesakitan dan kematian penyakit yang dapat dicegah
dengan imunisasi, tetapi dapat dirasakan oleh:
o Anak, yaitu mencegah penderitaan yang disebabkan oleh penyakit dan
kemungkinan cacat atau kematian.
o Keluarga, yaitu menghilangkan kecemasan dan biaya pengobatan bila
anak sakit, mendorong pembentukan keluarga apabila orangtua yakin
bahwa anaknya akan menjalani masa kanak-kanak yang nyaman.

4
o Negara, yaitu memperbaiki tingkat kesehatan, menciptakan bangsa
yang kuat dan berakal untuk melanjutkan pembangunan negara.

2.2. Macam-macam Imunisasi


2.2.1. Vaksin Hepatitis B
Vaksin hepatitis B adalah vaksin untuk mencegah infeksi virus hepatitis
B. Ini mengandung potongan virus tidak aktif yang memicu kekebalan tubuh
untuk menghasilkan perlindungan terhadap hepatitis B.
Jenis imunisasi hepatitis B baru diberikan sebelum bayi berusia 6 bulan,
sebanyak 3 dosis:
o Dosis pertama diberikan saat bayi baru lahir. Tepatnya sebelum bayi
berusia 24 jam
o Dosis kedua diberikan saat bayi berusia 1 – 2 bulan
o Dosis ketiga diberikan saat bayi berusia 6 – 18 bulan
Efek Samping: Reaksi lokal seperti rasa sakit, kemerahan dan
pembengkakan disekitar tempat penyuntikan. Reaksi yang terjadi bersifat
ringan dan biasanya hilang setelah dua hari.

2.2.2. Vaksin BCG (Bacillus Calmette Guerin)


Vaksin BCG adalah vaksin untuk mencegah infeksi tuberkulosis (TB).
Mengandung bakteri Mycobacterium bovis lemah, yang merangsang sistem
kekebalan tubuh untuk melawan bakteri penyebab TB.
Menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) tahun 2020, pemberian
vaksin BCG dianjurkan sebelum bayi usia 3 bulan. Jika usia bayi sudah lebih
dari 3 bulan, dianjurkan untuk terlebih dahulu dilakukan uji tuberkulin.
Imunisasi BCG bisa diberikan jika uji tuberkulin menunjukkan hasil negatif.
Tempat penyuntikan imunisasi BCG yang dianjurkan yakni pada lengan
kanan atas.
Efek Samping: Imunisasi BCG meninggalkan indurasi dan kemerahan di
tempat suntikan yang berubah menjadi pustule, kemudian pecah menjadi
luka. Luka tidak perlu pengobatan akan sembuh secara spontan dan akan
meninggalkan tanda parut. Kadang-kadang terjadi pembesaran kelenjar

5
regional di ketiak dan atau di leher, terasa padat tetapi tidak sakit, tidak perlu
di obati akan sembuh dengan sendirinya.

2.2.3. Vaksin DPT (Difteri, Pertusis, Tetanus)


Ini merupakan vaksin kombinasi yang bisa memberi perlindungan
terhadap tiga penyakit berbahaya, seperti:
o Difteri adalah infeksi serius pada tenggorokan yang bisa menyumbat
saluran dan menyebabkan masalah pernapasan.
o Tetanus adalah penyakit saraf yang terjadi akibat bakteri penghasil toksin
yang mengkontaminasi luka.
o Pertusis atau batuk rejan adalah penyakit pernapasan yang bisa
menyebabkan batuk parah pada anak.
Vaksinasi DPT dianjurkan untuk diberikan sebanyak 5 kali, yang di mana
masing–masing pada usia: Usia 2 bulan atau paling cepat pada usia 6 minggu.
Usia 4, 6, 18 bulan. dan Usia 5 tahun.
Efek samping pada DPT mempunyai efek ringan dan efek berat, efek
ringan seperti pembengkakkan dan nyeri pada tempat penyuntikan, demam.
Sedangkan efek berat dapat menangis hebat kesakitan kurang lebih empat
jam, kesadaran menurun, terjadi kejang, ensefalopati, dan shock.

2.2.4. Vaksin Polio


Vaksin polio adalah imunisasi untuk mencegah infeksi virus polio.
Kegunaannya memberikan perlindungan terhadap penyakit polio yang dapat
menyebabkan kelumpuhan dan gangguan sistem saraf.
Terdapat dua jenis vaksin yang digunakan, yaitu virus polio yang tidak
aktif melalui suntikan (IPV) dan melalui mulut (OPV).
Pada umumnya tidak terdapat efek samping. efek samping berupa
paralysis yang disebabkan oleh vaksin sangat jarang.

2.2.5. Vaksin HIB


Vaksin Hib adalah jenis imunisasi yang digunakan untuk mencegah
infeksi Haemophilus influenza tipe b (Hib). Di negara–negara yang

6
memasukkannya sebagai vaksin rutin tingkat infeksi Hib yang parah telah
menurun lebih dari 90 persen.
Vaksin Hib dianjurkan untuk diberikan saat bayi berusia 2, 3, 4 bulan.
Kemudian, jadwal imunisasi Kemenkes akan diulang pada usia 12–15 bulan
dengan dosis tergantung usia bayi (3 atau 4 dosis). Vaksin ini sering
dikombinasikan dengan jenis imunisasi lain atau disebut dengan DPT- HB –
Hib.
Efek Samping: Efektivitas vaksi HIB sekitar 95% dan relative aman
meskipun menimbulkan reaksi lokal berupa rasa nyeri dan kemerahan pada
sekitar 5-15% bayi.

2.2.6. Vaksim MMR (Measles, Mumps, dan Rubella)


Vaksin MMR adalah vaksin campak, gondongan, dan rubella. Ini
memberikan perlindungan akibat virus campak dan rubella.
Dosis pertama dilakukan saat anak berusia 9 bulan. Setelah itu,
memberikan vaksin MMR lanjutan saat anak berusia 15 bulan, dengan
minimal jarak pemberian 6 bulan dari vaksin campak.
Efek samping: biasanya berupa pembengkakan kelenjar liur yang timbul
10-14 hari setelah vaksin. Sedangkan untuk vaksin rubella, efek sampingnya
terinfeksi rubella ringan seperti demam ringan, nyeri tenggorokan, pusing
ruam, dan pembengkakan kelenjar.

2.3. Pelayanan Kesehatan Imunisasi


Pelayanan kesehatan sebagai suatu sistem terdiri dari subsistem pelayanan
medis, pelayanan keperawatan, pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan
sebagainya dan masing-masing subsistem terdiri sub-subsistem lagi
(Notoatmodjo, 2011: 100). Jenis pelayanan kesehatan dasar menurut PMK RI no
43 tahun 2016, terdiri dari pelayanan kesehatan ibu hamil, ibu bersalin, bayi baru
lahir, balita, pada usia pendidikan dasar, pada usia produktif, pada usia lanjut,
penderita hipertensi, penderita DM, orang dengan gangguan jiwa berat, orang
dengan TB, dan pelayanan kesehatan orang dengan risiko terinfeksi HIV.

7
Pelayanan kesehatan yang ditujukan kepada bayi dan balita salah satunya
yaitu pemberian imunisasi dasar lengkap. Untuk pelayanan imunisasi dasar
dapat diperoleh di sarana Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat
(UKMB) maupun di sarana pelayanan kesehatan non UKBM.
o Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM)
Menurut PMK nomor 65 tahun 2013, UKBM adalah wahana
pemberdayaan masyarakat yang dibentuk atas dasar kebutuhan
masyarakat, dikelola oleh, dari, untuk, dan bersama masyarakat dengan
bimbingan dari petugas puskesmas, lintas sektor, dan lembaga terkait
lainnya. Pemberdayaan masyarakat adalah segala upaya fasilitasi yang
bersifat non instruktif guna meningkatkan pengetahuan dan kemampuan
masyarakat, agar mampu mengidentifikasi masalah yang dihadapi, potensi
yang dimiliki, merencanakan dan melakukan pemecahannya dengan
memanfaatkan potensi setempat.
a) Pos Kesehatan Desa (Poskesdes)
Pos Kesehatan Desa (Poskesdes) adalah wujud upaya kesehatan
bersumber daya masyarakat yang dibentuk oleh, untuk dan bersama
masyarakat setempat atas dasar musyawarah, dengan bantuan dari
tenaga profesional kesehatan dan dukungan sektor terkait termasuk
swasta dalam kerangka desa siaga demi terwujudnya desa sehat.
Kesehatan yang dilaksanakan adalah pelayanan kesehatan dasar, mulai
dari upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif yang dipadukan
dengan upaya kesehatan lain yang berwawasan kesehatan dan berbasis
masyarakat setempat. Kegiatan tersebut dalam pelaksanaannya
didukung oleh unsur-unsur tenaga, sarana, prasarana dan biaya yang
dihimpun dari masyarakat, swasta, pemerintah (Kemenkes RI, 2016).
b) Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu)
Posyandu adalah salah satu wadah peran serta masyarakat yang
dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk, dan bersama masyarakat
guna memperoleh pelayanan kesehatan dasar dan memantau
pertumbuhan balita dalam rangka meningkatkan kualitas sumber daya
manusia secara dini. Kegiatan posyandu terdiri dari kegiatan utama dan

8
kegiatan pengembangan atau pilihan. Kegiatan utama ini diantaranya
Kesehatan Ibu dan Anak (KIA), Keluarga Berencana (KB), imunisasi,
gizi, serta pencegahaan dan penanggulangan diare (Kemenkes RI,
2016).
c) Pondok Bersalin Desa (Polindes)
Polindes (Pos Bersalin Desa) adalah bangunan yang dibangun
dengan bantuan dana pemerintah dan partisipasi masyarakat desa untuk
tempat pertolongan persalinan dan pemondokan ibu bersalin, sekaligus
tempat tinggal Bidan di desa. Di samping pertolongan persalinan juga
dilakukan pelayanan antenatal dan pelayanan kesehatan lain sesuai
kebutuhan masyarakat dan kompetensi teknis bidan tersebut
(Kemenkes RI,2016).

o Non Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat


a) Rumah Sakit
Menurut PMK RI no 56 tahun 2014, rumah sakit adalah institusi
pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan
perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap,
rawat jalan, dan gawat darurat. Tugas dan fungsi rumah sakit yaitu
melaksanakan pelayanan medis, pelayanan penunjang medis, medis
tambahan, penunjang medis tambahan, kedokteran kehakiman, medis
khusus, rujukan kesehatan, kedokteran gigi, kedokteran sosial,
penyuluhan kesehatan, rawat jalan atau rawat darurat dan rawat tinggal
(observasi), rawat inap, administratif, melaksanakan pendidikan
paramedis, membantu pendidikan tenaga medis umum tenaga medis
spesialis, penelitian dan pengembangan kesehatan, dan kegiatan
penyelidikan epidemiologi (Mardiah, 2010).
b) Puskesmas
Menurut PMK RI no 75 tahun 2014, puskesmas adalah fasilitas
pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan
masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan
lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif untuk mencapai

9
derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah
kerjanya. Upaya kesehatan di puskesmas dilaksanakan secara
terintegrasi dan berkesinambungan yang meliputi upaya kesehatan
masyarakat esensial dan upaya kesehatan masyarakat pengembangan.
Upaya kesehatan masyarakat esensial yaitu meliputi:
• Pelayanan promosi kesehatan
• Pelayanan kesehatan lingkungan
• Pelayanan kesehatan ibu, anak dan keluarga berencana
• Pelayanan gizi
• Pelayanan pencegahan dan pengendalian penyakit
Upaya kesehatan masyarakat pengembangan merupakan upaya
kesehatan masyarakat yang kegiatannya memerlukan upaya yang
sifatnya invatif dan/atau bersifat ekstensifikasi dan intensifikasi
pelayanan, disesuaikan dengan prioritas masalah kesehatan,
kekhususan wilayah kerja dan potensi sumber daya yang tersedia di
masing-masing puskesmas.
c) Pustu
Puskesmas Pembantu (Pustu) adalah unit pelayanan kesehatan yang
sederhana dan berfungsi menunjang dan membantu memperluas
jangkauan puskesmas dengan melaksanakan kegiatan-kegiatan yang
dilakukan puskesmas dalam ruang lingkup wilayah yang lebih kecil
serta jenis dan kompetensi pelayanan yang disesuaikan dengan
kemampuan tenaga dan sarana yang tersedia (Kemenkes RI, 2016).
d) Dokter Praktek
Dokter yang berprofesi khusus sebagai dokter praktek umum yang
menyelenggarakan pelayanan kesehatan strata pertama (pelayanan
kesehatan primer) dengan menerapkan prinsip-prinsip kedokteran
keluarga, terkadang dapat berfungsi di rumah sakit sebagai koordinator,
pembela hak pasien dan teman (advokasi dari tindakan-tindakan medis
yang mungkin tidak optimal (Mardiah,2010).
e) Bidan Praktek

10
Bidan praktek merupakan petugas kesehatan yang memberikan
pelayanan yang berkualitas, ramah-tamah, aman nyaman, terjangkau
dalam bidang kesehatan reproduksi, keluarga berencana dan kesehatan
umum dasar (Mardiah, 2010).

2.4. Jadwal Pemberian Imunisasi

Catatan:
a. Pemberian Hepatitis B paling optimal diberikan pada bayi <24 jam
pasca persalinan, dengan didahului suntikan vitamin K1 2-3 jam
sebelumnya, khusus daerah dengan akses sulit, pemberian Hepatitis B
masih diperkenankan sampai <7 hari
b. Bayi lahir di Institusi Rumah Sakit, Klinik dan Bidan Praktik Swasta,
Imunisasi BCG dan Polio 1 diberikan sebelum dipulangkan.
c. Pemberian BCG optimal diberikan sampai usia 2 bulan, dapat diberikan
sampai usia <1 tahun tanpa perlu melakukan tes mantoux.
d. Pada kondisi tertentu, semua jenis vaksin kecuali HB dapat diberikan
sebelum bayi berusia 1 tahun.

11
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Imunisasi adalah proses untuk membuat seseorang menjadi kebal terhadap
suatu penyakit. Proses ini dilakukan melalui pemberian vaksin, biasanya dalam
bentuk suntikan. Imunisasi bisa diberikan pada bayi baru lahir, anak-anak,
maupun orang dewasa dan lansia.
Dari pembahasan di atas adalah mampu mengetahui imunisasi, macam-
macam imunisasi, pelayanan kesehatan imunisasi, serta jadwal pemberian
imunisasi.
3.2. Saran
• Perlu peningkatan ilmu pengetahuan dan teknologi tentang imunisasi
dikalangan paramedis sehingga pelayanan kesehatan khususnya
imunisasidapat diberikan sesuai dengan standar asuhan pelayanan
kesehatan.
• Perlu pemberian pendidikan kesehatan kepada masyarakat yangsebenarnya
tentang pentingnya imunisasi dan hal-hal yang berkaitansehingga
masyarakat tidak perlu takut membawa anaknya imunisasi.
• Bagi setiap Ibu agar selalu memperhatikan kesehatan bayinya yaitu
harusselalu aktif ke posyandu atau tenaga kesehatan terdekat. Karena
dengan di beri Imunisasi dapat mencegah bayi dalam berbagai penyakit.

12
DAFTAR PUSTAKA

Hasibuan, G. Y. (2023). IMUNISASI.


UTAMI, W. U. W., & Deni, D. (2011). Pengetahuan Orang Tua Tentang
Imunisasi. Asuhan Kesehatan: Jurnal Ilmiah Ilmu Kebidanan dan
Keperawatan, 2(1).
https://www.academia.edu/37037591/Makalah_tentang_Imunisasi_Pada_Bayi
Diakses pada 23 Januari 2024
http://repositori.unsil.ac.id/817/3/BAB%20II.pdf Diakses pada 23 Januari 2024
https://www.kompas.com/skola/read/2023/01/12/210000769/imunisasi--
pengertian-tujuan-manfaat-dan-jenisnya?page=1 Diakses pada 24 Januari
2024
https://www.halodoc.com/kesehatan/imunisasi-dasar-anak Diakses pada 24 Januari
2024
https://www.alodokter.com/imunisasi Diakses 24 Januari 2024

13

Anda mungkin juga menyukai