Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

KONSEP IMUNISASI

DOSEN PENGAMPU: Bq Nurul Hidayati, S.Kep,Ners.M.Kep

DISUSUN: KELOMPOK 12

1. ZULKARNAEN 310STYC22

2. FEBI MEISANI 273STYC22

3. BQ FANIRA GINA RAZKYA 260STYC22

4. NIA AULIA FITRIA AGUSTINA 289STYC22

YAYASAN RUMAH SAKIT ISLAM NUSA TENGGARA BARAT


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN YARSI MATARAM
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN NERS
TAHUN AJARAN 2023/2024

i
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan nikmat serta hidayah-Nya
terutama nikmat kesempatan dan kesehatan sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
mata kuliah “Keperawatan Anak Sehat Sakit Akut” .Kemudian shalawat beserta salam
kita sampaikan kepada Nabi besar kita Muhammad SAW yang telah memberikan
pedoman hidup yakni al-qur’an dan sunnah untuk keselamatan umat di dunia.

Makalah ini merupakan salah satu tugas mata kuliah “Keperawatan Anak Sehat
Sakit Akut” di program studi S1 Keperawatan Fakultas Keperawatan pada Universitas
Stikes Yarsi Mataram Selanjutnya kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada Ibu Bq Nurul Hidayati, S. Kep, Ners.M.Kep selaku dosen pembimbing
mata kuliah “Keperawatan Anak Sehat Sakit Akut” yang telah memberikan bimbingan
serta arahan selama penulisan makalah ini.

Akhirnya kami menyadari bahwa banyak terdapat kekurangan-kekurangan dalam


penulisan makalah ini, maka dari itu kami mengharapkan kritik dan saran yang
konstruktif dari para pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Mataram, 6 Maret 2024

Kelompok 12

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................. i

DAFTAR ISI ......................................................................................................................... ii

BAB I ................................................................................................................................... 1

PENDAHULUAN ................................................................................................................ 2

A. Latar Belakang ........................................................................................................... 3

B. Rumusan masalah ....................................................................................................... 4

C. Tujuan ........................................................................................................................ 5

BAB II .................................................................................................................................. 6

LANDASAN TEORI ............................................................................................................ 7

BAB III ................................................................................................................................. 8

TINJAUAN TEORI .............................................................................................................. 9

A. Pengertian Imunisasi ................................................................................................ 10

B. Tujuan Imunisasi ...................................................................................................... 11

C. Manfaat Imunisasi .................................................................................................... 12

D. Jenis-Jenis Imunisasi ................................................................................................ 13

E. Mekanisme imunisasi dalam proses pencegahan penyakit ......................................... 14

BAB IV............................................................................................................................... 15

PENUTUP .......................................................................................................................... 16

A. KESIMPULAN ........................................................................................................ 17

B. SARAN .................................................................................................................... 18

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................... 19

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Upaya yang dilakukan untuk menurunkan angka kesakitan, kematian, kecacatan


dari penyakit menular dan penyakit tidak menular termasuk penyakit yang dapat
dicegah dengan imunisasi adalah dengan meningkatkan kesadaran bahwa betapa
pentingnya kesehatan. Kegiatan imunisasi merupakan salah satu kegiatan yang menjadi
prioritas kementrian kesehatan, sebagai salah satu bentuk nyata komitmen pemerintah
untuk mencapai Sustainable Development Goals (SDGs) khususnya untuk menurunkan
angka kematian pada anak (Hasibuan, 2023).
Imunisasi adalah suatu upaya untuk meningkatkan kekebalan seseorang secara
aktif terhadap suatu penyakit tertentu. Imunisasi dapat mencegah kematian setiap tahun
di semua kelompok umur akibat difteri, tetanus, pertusis, dan campak. Imunisasi dapat
mencegah sekitar dua sampai 3 juta kematian setiap tahun. Namun, sekitar 19,4 juta
bayi di dunia masih melewatkan imunisasi dasar lengkap. Cakupan imunisasi global
terhent di angka 86% tanpa adanya perubahan yang signifikan selama beberapa tahun
terakhir. Sekitar 60% bayi tersebut berasal dari 10 negara, salah satunya indonesia
(World health Organization, 2019).

B. Rumusan masalah
1. Apa pengertian imunisasi ?
2. Apa tujuan dari imunisasi ?
3. Apa Manfaat Dari imunisasi ?
4. Apa Jenis-jenis dari imunisasi ?
5. Bagaimana Mekanisme imunisasi dalam proses pencegahan penyakit ?

C. Tujuan
1. Agar dapat mengetahui pengertian dari imunisasi
2. Untuk mengetahui tujuan dari imunisasi
3. Agar dapat mengetahui Manfaat Dari imunisasi
4. Agar dapat mengetahui Jenis-jenis imunisasi
5. Agar dapat mengetahui Mekanisme imunisasi dalam proses pencegahan penyakit

1
BAB II
LANDASAN TEORI

Imunisasi adalah suatu proses pemberian antigen tertentu ke dalam tubuh


manusia untuk merangsang sistem kekebalan tubuh agar menghasilkan respons imun
spesifik terhadap penyakit tertentu. Landasan teorinya melibatkan konsep dasar tentang
sistem kekebalan tubuh, jenis-jenis imunisasi, mekanisme kerja imunisasi, serta dampak
dan manfaatnya bagi individu dan populasi.
Sistem kekebalan tubuh manusia terdiri dari dua komponen utama: sistem
kekebalan humoral, yang melibatkan antibodi yang diproduksi oleh sel-sel B, dan sistem
kekebalan seluler, yang melibatkan aktivitas sel-sel T. Imunisasi memanfaatkan prinsip-
prinsip ini dengan memperkenalkan antigen dari patogen tertentu ke dalam tubuh,
sehingga sistem kekebalan tubuh dapat mengenali dan memproduksi respons imun
terhadap antigen tersebut.
Jenis-jenis imunisasi mencakup imunisasi aktif dan pasif. Imunisasi aktif
melibatkan pemberian antigen yang memicu tubuh untuk menghasilkan respons imun
sendiri, sementara imunisasi pasif melibatkan pemberian antibodi yang telah diproduksi
di luar tubuh. Contoh imunisasi aktif adalah vaksinasi, sedangkan contoh imunisasi pasif
adalah pemberian antibodi melalui transfusi darah atau imunoglobulin.
Mekanisme kerja imunisasi melibatkan pengenalan antigen oleh sel-sel
kekebalan tubuh, aktivasi dan proliferasi sel-sel kekebalan, serta pembentukan memori
imun yang akan memberikan perlindungan jangka panjang terhadap penyakit yang
terkait dengan antigen tersebut.
Dampak dan manfaat imunisasi sangat besar dalam mengurangi angka
kesakitan dan kematian akibat penyakit yang dapat dicegah melalui imunisasi. Imunisasi
telah berhasil mengeliminasi atau mengurangi prevalensi penyakit seperti cacar, polio,
dan campak di banyak negara. Selain melindungi individu yang divaksinasi, imunisasi
juga memberikan perlindungan bagi individu yang tidak dapat divaksinasi karena alasan
medis atau usia yang masih terlalu muda.
Dengan pemahaman mendalam tentang landasan teorinya, praktisi kesehatan
dapat merancang program imunisasi yang efektif dan memberikan edukasi yang tepat
kepada masyarakat tentang pentingnya imunisasi untuk kesehatan individu dan populasi
secara keseluruhan.

2
BAB III
TINJAUAN TEORI

A. Pengertian Imunisasi

Imunisasi merupakan usaha memberikan kekebalan pada balita dengan


memasukkan vaksin kedalam tubuh agar tubuh membuat zat antibody untuk mencegah
terhadap penyakit tertentu. Proses pembentukan antibodi untuk melawan antigen secara
alamiah disebut imunisasi alamiah, sedangkan program imunisasi melalui pemberian
vaksin adalah upaya stimulasi terhadap sistem kekebalan tubuh untuk menghasilkan
antibodi dalam upaya melawan penyakit dengan melumpuhkan antigen yang telah
dilemahkan yang berasal dari vaksin.(Darmin et al., 2023)
Sedangkan yang dimaksud vaksin adalah bahan yang dipakai untuk merangsang
pembentukan zat antibody yang dimasukkan kedalam tubuh melalaui sunt ikan seperti
vaksin BCG, Hepatitis, DPT, Campak, dan melalui mulut seperti Polio.(Darmin et al.,
2023)

B. Tujuan Imunisasi

Tujuan dari imunisasi adalah untuk mengurangi angka penderitaan suatu


penyakit yang sangat membahayakan kesehatan bahkan bisa menyebabkan kematian
pada penderitanya (Budiyono et al., 2019). Beberapa penyakit yang dapat dihindari
dengan imunisasi yaitu:
1. Hepatitis
2. Campak
3. Polio
4. Difteri
5. Tetanus
6. Batuk Rejan
7. Gondongan
8. Cacar air

3
C. Manfaat Imunisasi

Imunisasi merupakan cara untuk meningkatkan kekebalan seseorang secara


aktif menggunakan Antigen.
Manfaat dari imunisasi adalah Menurut Rizema, P. (2012 ) ada 3 manfaat imunisasi
bagi anak, keluarga dan negara adalah sebagai berikut.
1.) Manfaat untuk anak adalah untuk mencegah penderitaan yang di sebabkan oleh
penyakit dan kemungkinan cacat atau kematian.
2.) Manfaat untuk keluarga adalah untuk menghilangkan kecemasan dan biaya
pengobatan apabila anak sakit. Mendorong keluarga kecil apabila orang tua yakin
menyalani masa kanak-kanak dengan aman.
3.) Manfaat untuk negara adalah untuk mamperbaiki tingkat kesehatan, menciptakan
bangsa yang kuat dan berakal untuk melanjutkan pembangunan negara dan
memperbaiki citra bangsa Indonesia diantara segenap bangsa dan dunia.
Selain itu manfaat imunisasi bisa menurunkan kemungakinan terjadinya komplikasi
penyakit yang dapat mengakibatkan anak lebih susah tumbuh. Kesimpulannya manfaat
imunisasi bisa menurunkan angka kejadian penyakit, kecacatan, hilangnya nyawa
seseorang yang disebabkan oleh penyakit infeksi, dan mencegah penyakit edemi pada
generasi mendatang (Dompas Robin, 2013)

D. Jenis-Jenis Imunisasi

a. Imunisasi wajib
Imunisasi wajib ini biasanya diberikan pada si buah hati yang masih bayi agar
memiliki imun tubuh yang kuat. Imunisasi yang wajib diberikan di antaranya:

1. Vaksin hepatitis B
Vaksin Hepatitis B adalah vaksin virus rekombinan yang telah
diinaktivasikan dan bersifat non infectious, berasal dari HBsAg yang dihasilkan
dalam sel ragi (Hansenula polymorpha) menggunakan teknologi DNA rekombinan.
Vaksin ini merupakan suspensi berwarna putih yang diproduksi dari jaringan sel
yang mengandung gen HBsAg, yang dimurnikan dan ragi diinaktivasi melalui
beberapa tahap proses fisika kimia seperti ultrasentrifuge, kromatografi kolom, dan
perlakuan dengan formaldehid.

4
Tujuan pemberian vaksin ini adalah untuk mencegah anak terkena penyakit
hepatitis B yang menyerang hati.Vaksin hepatitis B primer perlu ibu berikan
sebanyak empat kali.vaksin pertama diberikan dalam 24 jam setelah lahir bila berat
badan bayi mencapai>2000 gram.Bayi yang berat badannya berkurang dari itu
perlu menunda vaksinasi.Vaksin selanjutnya bisa ibu berikan pada usia 2,3 dan 4
bulan. Satu kali booster padaUsia 18 bulan.Imunisasi hepatitis B juga bisa obi
lakukan bersama dengan imunisasiDPT.
Pemberian sebanyak 3 dosis Dosis pertama diberikan pada usia 0-7 hari,
dosis berikutnya dengan interval minimal 4 minggu (1 bulan)
2. Vaksin BCG (Bacillus Calmette-Guerin)
Bacillus Calmette-Guerin adalah vaksin hidup yang dibuat dari
Mycobacterium bovis yang dibiak berulang selama 1-3 tahun sehingga didapatkan
hasil yang tidak virulen tetapi masih mempunyai imunogenitas (Astuti, 2021).
Pemberian imunisasi BCG bertujuan untuk menimbulkan kekebalan aktif terhadap
penyakit tuberculosis (TBC). Vaksin BCG mengandung kuman BCG (Bacillus
Calmette-Guerin) yang masih hidup.
Cara Pemberian dan Dosis Pemberian imunisasi BCG dilakukan satu kali
pada bayi baru lahir sampai usia 12 bulan, tetapi sebaiknya dilakukan sebelum usia
2 bulan (Marimbi, 2010). Cara pemberian Imunisasi BCG melalui disuntikan
secara intra cutan (IC) di daerah lengan kanan atas dengan dosis 0.05 cc
menggunakan jarum pendek yang sangat halus (10 mm, ukuran 26).
3. Vaksin DPT(difteri,pertusis,tetanus)
Imunisasi DPT ialah vaksin yang bertujuan untuk mencegah tiga penyakit
yaitu difteri, pertusis serta tertanus. Difteri ialah penyakit infeksi yang disebabkan
oleh bakteri Corynebacterium diphteriae. Pertusis ialah penyakit batuk rejan atau
batuk seratus hari yaitu penyakit infeksi saluran nafas yang disebabkan oleh
Bordetella pertussis. Tetanus ialah gangguan neuromuscular akut yang berupa
trimus. Imunisasi DPT berfungsi untuk mencegah penyakit difteri, pertusis, tetanus
(Kemenkes, 2022).
Imunisasi DPT ini diberikan 3 kali, dosis pertama diberikan pada anak
berumur 2 bulan. Dosis kedua diberikan pada anak telah berumur 4 bulan dan dosis
ketiga diberikan pada anak berumur 6 bulan. Efek samping setelah imunisasi ini
adalah gejala-gejala yang bersifat sementara seperti lemas, demam, kemerahan

5
pada tempat suntikan. Kadang juga terjadi gejala berat seperti demam tinggi serta
iribilitas (Astuti, 2021).
4. Vaksin Polio
Vaksinoral polio hidup adalah vaksin polio trivalent yang terdiri dari suspensi
virus poliomyelitis tipe 1, 2, dan 3 (strain sabin) yang sudah 10 dilemahkan, dibuat
dalam biakan jaringan ginjal kera dan distabilkan dengan sukrosa. Imunisasi polio
ini memberikan kekebalan aktif terhadap penyakit poliomyelitis (Astuti, 2021)
Cara Pemberian Dosis, sebelum digunakan vaksin harus dikocok terlebih
dahulu agar suspensi menjadi homogen. Vaksin disuntikkan dengan dosis 0,5 ml
atau 1 buah HB PID, pemberian suntikan secara intra muskuler sebaiknya pada
anterolateral paha. Pemberian sebanyak 3 dosis, dosis pertama diberikan pada usia
0-7 hari, dosis berikutnya dengan interval minimum 4 minggu (1 bulan)
(Kemenkes,2021).
5. Imunisasi campak
Imunisasi campak ialah imunisasi yang digunakan untuk mencegah
terjadinya penyakit campak pada anak karena penyakit ini sangat menular.
Pemberian vaksin campak hanya diberikan 1 kali yang dapat dilakukan pada umur
9-11 bulan dan imunisasi tambahan dilakukan pada umur 6-7 tahun saat duduk di
kelas 1 SD. Imunisasi campak diberikan untuk mencegah penyakit campak yang
mengakibatkan radang paru berat (pneumonia), diare atau penyerangan otak
(Kemenkes,2018).
b. Imunisasi Tambahan
Imunisasi tambahan merupakan imunisasi yang boleh dilakukan dan tidak dilakukan
pun tidak masalah. Imunisasi tambahan ini biasanya diberikan kepada mereka yang
rentang terkena penyakit dan memiliki risiko kematian yang cukup tinggi. Berikut ini
imunisasi tambahan yang perlu diketahui antara lain:

6. Vaksin Hib
Vaksin Hib adalah vaksin yang dirancang untuk melindungi terhadap
penyakit yang disebabkan oleh bakteri Haemophilus influenzae tipe B (Hib). Hib
adalah penyebab utama penyakit serius seperti meningitis, pneumonia, dan
epiglotitis pada anak-anak di bawah usia lima tahun. Vaksin Hib telah terbukti
efektif dalam mengurangi insiden penyakit-penyakit tersebut.(Dompas Robin,
2013)

6
Vaksinasi anak ini mampu mencegah infeksi bakteri Haemophilus influenza
tipe b (Hib). Bakteri tersebut merupakan penyebab utama meningitis pada anak-
anak di bawah usia 5 tahun. Selain itu, bakteri tersebut bisa menyebabkan infeksi
di telinga, paru-paru, darah, kulit, maupun persendian. Vaksin Hib primer diberikan
pada anak sebanyak tiga kali,yaitu pada usia 2,3 dan 4 bulan. Booster sebanyak satu
kali bisa diberikan pada usia18 bulan.
7. Vaksin MR
Vaksin MR adalah vaksin kombinasi yang melindungi terhadap penyakit
campak (measles) dan rubella (German measles). Kombinasi vaksin ini membantu
melindungi individu dari kedua penyakit tersebut dengan satu suntikan.
Tujuan utama dari vaksin MR adalah untuk mencegah penyebaran penyakit
campak dan rubella serta mencegah terjadinya komplikasi serius yang dapat
disebabkan oleh kedua penyakit tersebut, seperti pneumonia, ensefalitis, kebutaan,
atau kerusakan pada janin jika ibu hamil terinfeksi rubella. Dengan memberikan
vaksinasi kepada individu, terutama anak-anak, dapat membantu menciptakan
kekebalan kelompok yang melindungi masyarakat secara keseluruhan dari
penyebaran penyakit.
Vaksin ini juga bermanfaat untuk melindungi anak-anak dari penyakit
campak dan rubella. mengingat sekarang ini ada COVID-19 yang juga bisa
menyerang anak-anak,maka penting bagi orang tua untuk mengetahui Vaksin
COVID-19 Anak-Anak.Selain itu, orang dewasa juga perlu vaksin untuk
melindungi diri mereka sendiri dan anak-anak dari bahaya penyakit.(Hasibuan,
2023)
8. Vaksin Influenza
Vaksin influenza adalah suatu produk biologis yang digunakan untuk
mencegah penyakit influenza. Vaksin ini mengandung fragmen dari virus influenza
yang telah dilemahkan atau dimatikan sehingga tidak menyebabkan penyakit, tetapi
dapat merangsang sistem kekebalan tubuh untuk menghasilkan perlindungan
terhadap virus influenza yang sebenarnya.
Tujuan vaksin influenza adalah untuk melindungi individu dari penyakit
influenza atau flu, yang dapat menyebabkan gejala seperti demam, pilek, sakit
tenggorokan, batuk, dan kelelahan yang parah. Selain itu, vaksin ini juga bertujuan
untuk mengurangi penyebaran virus influenza di masyarakat, sehingga melindungi
orang-orang yang rentan terhadap komplikasi serius akibat infeksi influenza, seperti

7
anak-anak kecil, lansia, dan individu dengan kondisi medis yang melemahkan
sistem kekebalan tubuh.
Dosis vaksin influenza umumnya tergantung pada usia dan status kesehatan
individu. Untuk orang dewasa dan anak-anak di atas usia tertentu, vaksin influenza
diberikan dalam satu dosis yang disuntikkan secara intramuskuler setiap tahun.
Namun, untuk anak-anak yang belum pernah divaksinasi sebelumnya, dosis
pertama mungkin memerlukan dua dosis yang diberikan dengan selang waktu
beberapa minggu.
9. Vaksin Varisella
Vaksin varisela adalah vaksin yang dirancang khusus untuk melindungi
individu dari infeksi penyakit cacar air (varisela), yang disebabkan oleh virus
varisela-zoster. Penyakit ini sering kali menimbulkan ruam kulit yang gatal dan
berisi cairan, serta gejala lain seperti demam, sakit kepala, dan kelelahan yang
parah.
Tujuan utama dari vaksin varisela adalah untuk mengurangi risiko individu
terkena penyakit cacar air dan juga untuk mencegah penyebaran penyakit ini di
masyarakat secara luas. Dengan memberikan vaksin kepada individu yang rentan,
seperti anak-anak, kita dapat membentuk kekebalan kelompok yang membantu
melindungi orang-orang yang tidak bisa divaksinasi, seperti bayi yang terlalu muda
atau individu dengan sistem kekebalan yang lemah.(Darmin et al., 2023)
Dalam hal dosisnya, vaksin varisela biasanya diberikan dalam dua dosis
untuk mencapai perlindungan optimal. Dosis pertama biasanya diberikan pada usia
12-15 bulan, sementara dosis kedua diberikan pada usia 4-6 tahun. Namun, dalam
beberapa kasus, individu yang tidak divaksinasi pada usia tersebut juga dapat
menerima vaksinasi pada usia yang lebih tua, terutama jika mereka belum pernah
terkena cacar air sebelumnya atau tidak memiliki bukti kekebalan terhadap penyakit
tersebut.
Penting untuk diingat bahwa vaksin varisela, seperti vaksin lainnya, dapat
memiliki efek samping ringan seperti kemerahan atau pembengkakan di tempat
suntikan, serta reaksi sistemik ringan seperti demam ringan atau kelelahan. Namun,
manfaat dari vaksinasi jauh lebih besar dibandingkan dengan risiko efek
sampingnya, karena dapat mencegah penyakit serius dan komplikasi yang terkait
dengan cacar air.(Darmin et al., 2023)

8
10. Vaksin Tifoid
Vaksin tifoid adalah vaksin yang digunakan untuk mencegah penyakit tifoid,
yang disebabkan oleh bakteri Salmonella typhi. Penyakit ini dapat menyebabkan
gejala seperti demam tinggi, mual, muntah, diare, dan gejala lainnya yang parah.
Infeksi tifoid biasanya ditularkan melalui makanan atau minuman yang
terkontaminasi oleh tinja orang yang terinfeksi.
Tujuan utama dari vaksin tifoid adalah untuk melindungi individu dari infeksi
bakteri Salmonella typhi dan mencegah terjadinya penyakit tifoid. Dengan
memberikan vaksin, sistem kekebalan tubuh individu diaktifkan untuk mengenali
dan melawan bakteri penyebab tifoid jika terpapar, sehingga dapat mencegah
perkembangan penyakit atau setidaknya mengurangi keparahannya.
Vaksin tifoid tersedia dalam beberapa jenis, termasuk vaksin hidup yang
dilemahkan dan vaksin tifoid Vi-polisakarida. Dosis vaksin dapat bervariasi
tergantung pada jenis vaksin yang digunakan dan panduan imunisasi lokal.
Umumnya, vaksin diberikan dalam satu atau dua dosis, terkadang dengan dosis
penyegar yang diperlukan setelah beberapa tahun untuk menjaga kekebalan yang
optimal.
Adapun dosis spesifik yang diperlukan untuk masing-masing individu dapat
bervariasi tergantung pada faktor seperti usia, riwayat kesehatan, dan paparan risiko
yang mungkin dihadapi. (Budiyono et al., 2019)

E. Mekanisme imunisasi dalam proses pencegahan penyakit

1. Pengenalan Antigen
Proses imunisasi dimulai dengan pengenalan antigen yang spesifik. Antigen ini
dapat berasal dari patogen yang dilemahkan, mati, atau antigen rekombinan yang
dihasilkan secara sintetis. Contoh sumber antigen termasuk vaksin virus, bakteri,
dan parasit.
2. Aktivasi Sel-Sel Kekebalan
Setelah antigen memasuki tubuh, sel-sel kekebalan, seperti sel T dan sel B,
diaktifkan. Sel-sel T membantu mengoordinasikan respons kekebalan seluler,
sementara sel B bertanggung jawab untuk memproduksi antibodi yang spesifik
terhadap antigen.
3. Proliferasi dan Diferensiasi Sel

9
Sel-sel kekebalan yang diaktifkan akan mengalami proliferasi, meningkatkan
jumlahnya dalam sistem kekebalan tubuh. Selanjutnya, sel-sel ini akan diferensiasi
menjadi sel-sel efektor yang memiliki kemampuan untuk mengenali dan melawan
patogen yang serupa di masa depan.
4. Pembentukan Memori Imun:
Salah satu aspek penting dari imunisasi adalah pembentukan memori imun. Sel-sel
T dan sel B yang telah teraktivasi dan diferensiasi akan menjadi sel memori, yang
mampu "mengingat" antigen tertentu dan merespons dengan cepat ketika antigen
tersebut masuk ke tubuh di masa depan.
5. Proteksi Jangka Panjang:
Melalui mekanisme imunisasi, tubuh memperoleh perlindungan jangka panjang
terhadap penyakit tertentu. Dengan adanya sel-sel memori yang dapat merespons
dengan cepat terhadap antigen yang dikenali, risiko terkena penyakit tersebut dapat
dikurangi secara signifikan.

Imunisasi adalah suatu metode pencegahan yang sangat efektif dalam melawan
penyakit infeksi. Mekanisme imunisasi bekerja dengan memanfaatkan kemampuan
alami tubuh manusia untuk mengenali dan melawan patogen, seperti virus atau bakteri,
yang dapat menyebabkan penyakit. Proses imunisasi ini melibatkan penggunaan
vaksin, yang merupakan produk yang dirancang untuk meniru infeksi alami tetapi tanpa
menyebabkan penyakit yang sebenarnya.

Saat seseorang menerima vaksin, vaksin tersebut mengandung antigen yang merupakan
fragmen atau versi dilemahkan dari patogen yang menyebabkan penyakit. Setelah
vaksin dimasukkan ke dalam tubuh, sistem kekebalan tubuh mengenali antigen tersebut
sebagai benda asing dan mulai meresponsnya.

Ada dua jenis respons kekebalan yang terlibat dalam mekanisme imunisasi:

1. Respon Imun Humoral


Respon ini melibatkan produksi antibodi oleh sel-sel darah putih yang disebut sel B.
Sel B menghasilkan antibodi yang spesifik untuk antigen yang terdapat dalam vaksin.
Antibodi ini beredar di dalam darah dan jaringan tubuh, siap untuk melawan patogen
yang sesungguhnya jika tubuh terinfeksi.
2. Respon Imun Seluler

10
Selain antibodi, sistem kekebalan tubuh juga melibatkan respon seluler. Sel T, jenis sel
darah putih lainnya, mengidentifikasi dan menghancurkan sel yang telah terinfeksi oleh
patogen. Proses ini membantu dalam membersihkan tubuh dari patogen dan mencegah
penyebaran infeksi.

Keduanya, respon imun humoral dan imun seluler, berfungsi secara sinergis untuk
memberikan perlindungan yang optimal terhadap patogen yang disasarkan oleh vaksin.

Selain menghasilkan respons imun yang spesifik terhadap patogen yang diwakilkan
dalam vaksin, imunisasi juga dapat menyebabkan respons memori imun. Ini berarti
bahwa setelah vaksinasi, tubuh akan mengingat antigen yang terkandung dalam vaksin
tersebut. Ketika tubuh kemudian terpapar oleh patogen yang sesungguhnya di masa
depan, sistem kekebalan tubuh dapat dengan cepat dan efektif melawan infeksi karena
telah "mengingat" bagaimana cara meresponsnya.

11
BAB IV
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Imunisasi merupakan usaha memberikan kekebalan pada balita dengan


memasukkan vaksin kedalam tubuh agar tubuh membuat zat antibody untuk mencegah
terhadap penyakit tertentu.
Tujuan dari imunisasi adalah untuk mengurangi angka penderitaan suatu
penyakit yang sangat membahayakan kesehatan bahkan bisa menyebabkan kematian
pada penderitanya (Budiyono et al., 2019)

B. SARAN

Berdasarkan kesimpulan diatas maka disarankan bagi setiap seorang ibu agar
selalu memperhatikan kesehatan anak yaitu harus selalu aktif ke tenaga kesehatan
terdekat untuk diberikan imunisasi karena dengan di beri imunisasi dapat mencegah
anak dalam berbagai macam penyakit

12
DAFTAR PUSTAKA

Budiyono, Sriatmi, A., Agushybana, F., Patriajati, S., Martini, & Nuryanto. (2019). IMUNISASI
Panduan dalam Perspektif Kesehatan dan Agama Islam (Vol. 1).

Darmin, Rumaf, F., Ningsih, S. R., Mongilong, R., Goma, M. A. D., & Anggaria, A. Della.
(2023). Pentingnya Imunisasi Dasar Lengkap Pada Bayi dan Balita. Jurnal Pengabdian
Masyarakat Mapalus, 1(2), 15–21.

Dompas Robin, J. K. P. K. M. (2013). Gambaran Pemberian Imunisasi Dasar Pada Bayi Usia
0-12 Bulan. Jurnal Ilmiah Bidan, 000, 71–76.

Hasibuan, G. Y. (2023). Imunasi. 1–23.

Makarim, F. R. (2019). Kewajiban Imunisasi Dasar, Manfaat dan Keamanan. Jurnal Riptek,
11(2), 87-96.

Wulandari, N. (2021). FAKTOR-FAKTOR YANG MEPENGARUHI KEPATUHAN IBU


DALAM PEMBERIAN IMUNISASI DASAR LENGKAP: LITERATURE REVIEW.
PROGRAM STUDI DIPLOMA TIGA KEBIDANAN FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS SARI MULIA BANJARMASIN 2021.

Plotkin SA, Orenstein WA, Offit PA, Edwards KM. Vaccines. 7th edition. Philadelphia, PA:
Elsevier; 2017.

Rappuoli R, Del Giudice G. Vaccines, new opportunities for a new society. Proc Natl Acad
Sci U S A. 2014;111(34):12288-12293.

World Health Organization. Immunization. https://www.who.int/topics/immunization/en/.


Diakses pada 6 Maret 2024.

13
REVIEW JOURNAL

Judul Pentingnya Imunisasi Dasar Lengkap Pada Bayi dan Balita

journal Pengabdian kepada Masyarakat MAPALUS


Volume & halaman Vol. 1, / No. 2,
tahun Mei/2023
Penulis Ditulis oleh: Darmin, Fachry Rumaf , Suci Rahayu Ningsih , Regina
Mongilong , Metsan Arie Dharma Goma , Anggi Della Anggaria

Tujuan Penelitian tujuan penyuluhan ini adalah untuk memberikan informasi kepada
masyarakat Desa Lobong mengenai pentingnya imunisasi dasar
lengkap bagi bayi dan balita.
Subjek Penelitian pentingnya imunisasi dasar lengkap pada bayi dan balita.
Metode Penelitian Metode pelaksanaan kegiatan ini adalah melalui penyuluhan atau
edukasi tentang pentingnya imunisasi dasar lengkap terhadap bayi dan
balita pada masyarakat di Desa Lobong. Kegiatan pengabdian
masyarakat ini dilakukan pada tanggal 11 November 2022. Tempat
kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini dilaksanakan di Gedung
Balai Desa Lobong Kecamatan Passi Barat.
Hasil penelitian Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini dilakukan oleh dosen dan
mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu
Kesehatan, Institut Kesehatan dan Teknologi Graha. Peserta yang
mengikuti kegiatan ini berjumlah 35 orang masyarakat Desa Lobong
Kecamatan Passi Barat. Pelaksanaan kegiatan berjalan dengan lancar
dan sesuai dengan yang direncanakan.

Judul Gambaran Pemberian Imunisasi Dasar Pada Bayi Usia 0-12 Bulan

journal JIDAN (journal ilmiah bidan)


Volume & halaman Volume 2 Nomor 2.
tahun Juli – Desember 2014
Penulis Robin Dompas

14
Tujuan Penelitian bertujuan untuk mengetahui gambaran pemberian imunisasi Dasar
pada bayi usia 0-12 bulan di Puskesmas Teling Atas.
Subjeck Penelitian Gambaran Pemberian Imunisasi Dasar Pada Bayi Usia 0-12 Bulan
Metode Penelitian Penilitian ini bersifat deskriptif dengan pendekatan retrospektif .
Populasi adalah seluruh bayi yang melakukan imunisasi Pada bayi
Usia 0-12 bulan pada bulan Januari sampai Desember 2010 = 639
bayi, Januari sampai Desember 2011 = 605 bayi dan Januari sampai
Desember 2012 = 542 bayi. Pelaksanaan penilitian pada bulan Mei
2013 di Puskesmas Teling Atas Kecamatan Wanea Kota Manado.
Instrumen yang digunakan adalah Cheklist, data diperoleh dari data
sekunder.

Hasil penelitian Pada tahun 2010 dari 639 bayi yang mendapat imunisasi lengkap 370
bayi sedangkan yang tidak mendapat imunisasi lengkap 269 bayi.
Pada tahun 2011 dari 605 bayi yang mendapat imunisasi lengkap 275
bayi, dan yang tidak mendapat imunisasi lengkap 330 bayi. Dan pada
tahun 2012 dari 542 bayi yang mendapat imunisasi lengkap 302 bayi,
dan yang tidak mendapat imunisasi lengkap 240 bayi.

15

Anda mungkin juga menyukai