Disusun oleh:
Jalum 2A
KATA PENGANTAR
1
Assalammu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan
karunianya kami dapat menyelesaikan makalah mengenai Imunisasi
Kami pun menyadari bahwa di dalam makalah ini masih terdapat banyak kekurangan
dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami mengharapkan adanya kritik dan saran
demi perbaikan makalah yang akan kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada
sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun. Mudah-mudahan makalah sederhana
ini dapat dipahami oleh semua orang khususnya bagi para pembaca. Kami mohon maaf yang
sebesar-besarnya jika terdapat kata-kata yang kurang berkenan.
Karawang,11Agustus 2021
Penyusun
DAFTAR ISI
COVER...................................................................................................................................i
2
KATA PENGANTAR..........................................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................................1
3.1 Skenario.............................................................................................................13
3.2 Rumusan Masalah..............................................................................................13
3.3 Pendapat............................................................................................................13
3.4 Menyusun Masalah Secara Sistematik..............................................................14
3.5 Menentukan Tujuan Pembelajaran....................................................................14
BAB IV PENUTUP..........................................................................................................15
4.1 Kesimpulan.......................................................................................................15
4.2 Saran.................................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................16
BAB I
PEMBAHASAN
3
1.1 Latar Belakang
Imunisasi merupakan salah satu upaya untuk mencegah terjadinya penyakit menular
dan juga salah satu upaya untuk menurunkan angka kematian pada anak. Oleh karna itu
upaya imunisasi perlu terus di tingkatkan untuk mencapai tingkat kekebalan masyarakat
yang tinggi sehingga penyikit yang dapat deicegah dengan imunisasi (PD3I)dapat
dieradikasi, dieliminasi dan direduksi melalui pelayanan imunisasi yang semakan efektif,
efisien dan berkualitas.
Anak dapat tumbuh dah berkembang secara optimal membutuhkan beberapa upaya
untuk memenuhi kebutuhan dasarnya. Salah satu kebutuhan penting dari anak adalah
imunisasi, karena imunisasi dapat mencegah beberapa penyakit yang berperan dalam
penyebab kematian pada anak. Seperti Tuberculosis, difteri, Pertusis, Tetanus, Polio,
Campak dan Hepatitis ini merupakan (PD3I).
1.3 Tujuan
Untuk mengetahui tentang asuhan yang diberikan imunisasi dan untuk mengetahui
manfaat-manfaat yang penting bagi imunisasi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
4
Imunisasi adalah suatu cara untuk meningkatkan kekebalan seseorang secara
aktif terhadap suatu antigen, sehingga bila kelak ia terkena antigen yang serupa,
tidak terjadi penyakit (Ranuh,2008,p.10).
Imunisasi merupakan suatu program yang dengan sengaja memasukkan antigen
lemah agar merangsang antibodi keluar sehingga tubuh dapat resisten terhadap
penyakit tertentu. Sistem imun tubuh mempunyai suatu sistem memori (daya ingat),
ketika vaksin masuk kedalam tubuh, maka akan dibentuk antibodi untuk melawan
vaksin tersebut dan sistem memori akan menyimpannya sebagai suatu pengalaman.
Jika nantinya tubuh terpapar dua atau tiga kali oleh antigen yang sama dengan
vaksin maka antibodi akan tercipta lebih kuat dari vaksin yang pernah dihadapi
sebelumnya (Atikah,2010,p.8).
5
Adalah vaksin hidup yang dibuat dari Mycobacterium bovis yang
dibiak berulang selama 1-3 tahun sehingga didapatkan hasil yang tidak virulen
tetapi masih mempunyai imunogenitas. Vaksinasi BCG menimbulkan
sensitivitas terhadap tuberkulin, tidak mencegah infeksi tuberkulosis tetapi
mengurangi risiko terjadi tuberkulosis berat seperti meningitis TB dan
tuberkulosis milier (Ranuh,2008,p.132).
3. Indikasi
Untuk pemberian kekebalan aktif terhadap tuberculosis
.
4. Kontra indikasi:
a) Adanya penyakit kulit yang berat/menahun seperti: eksim, furunkulosis dan
sebagainya.
b) Mereka yang sedang menderita TBC.
5. Efek samping
Imunisasi BCG tidak menyebabkan reaksi yang bersifat umum seperti
deman. Setelah 1-2 minggu akan timbul indurasi dan kemerahan ditempat
suntikan yang berubah menjadi pustule, kemudian pecah menjadi luka. Luka
tidak perlu pengobatan, akan sembuh secara spontan dan meninggalkan tanda
parut. Kadang-kadang terjadi pembesaran kelenjar regional di ketiak dan atau
leher, terasa padat, tidak sakit dan tidak menimbulkan demam. Reaksi ini
6
normal, tidak memerlukan pengobatan dan akan menghilang dengan
sendirinya (Departemen Kesehatan RI,2006,p.21-22).
7
Upaya Departemen Kesehatan melaksanakan Program Eliminasi
Tetanus Neonatorum (ETN) melalui imunisasi DPT, DT atau TT
dilaksanakan berdasarkan perkiraan lama waktu perlindungan sebagai berikut:
a) Imunisasi DPT 3x akan memberikan imunitas 1-3 tahun. Dengan 3
dosis toksoid tetanus pada bayi dihitung setara dengan 2 dosis pada
anak yang lebih besar atau dewasa.
b) Ulangan DPT pada umur 18-24 bulan (DPT 4) akan
memperpanjang imunitas 5 tahun yaitu sampai dengan umur 6-7
tahun. Dengan 4 dosis toksoid tetanus pada bayi dan anak dihitung
setara dengan 3 dosis pada dewasa (Sudarti,2010,pp.150-151).
3) Indikasi
Untuk pemberian kekebalan secara simultan terhadap difteri, pertusis, dan
tetanus.
4) Kontra indikasi
Gejala- gejala keabnormalan otak pada periode bayi baru lahir atau gejala serius
keabnormalan pada syaraf merupakan kontraindikasi pertusis. Anak-anak yang
8
mengalami gejala-gejala parah pada dosis pertama, komponen pertusis harus
dihindarkan pada dosis kedua, dan untuk meneruskan imunisasinya dapat
diberikan DT.
5) Efek samping
Gejal-gejala yang bersifat sementara seperti: lemas, demam tinggi, iritabilitas,
dan meracau yang biasanya terjadi 24 jam setelah imunisasi (Departemen
Kesehatan RI,2006,p.23 )
C. Vaksin Hepatitis B
1) Pengertian Vaksin hepatitis B
Adalah vaksin virus rekombinan yang telah diinaktivasikan dan bersifat in
infectious, berasal dari HBsAg yang dihasilkan dalam sel ragi (Hansenula
polymorph) menggunakan teknologi DNA rekombinan.
3) Indikasi
Untuk pemberian kekebalan aktif terhadap infeksi yang disebabkan virus
hepatitis B.
4) Kontra indikasi
Hipersensitif terhadap komponen vaksin. Sama halnya seperti vaksin-
vaksin lain, vaksin ini tidak boleh diberikan kepada penderita infeksi berat
disertai kejang.
5) Efek samping
9
Reaksi lokal seperti rasa sakit, kemerahan dan pembengkakan disekitar
tempat penyuntikan. Reaksi yang terjadi bersifat ringan dan biasanya hilang
setelah 2 hari. (Departemen Kesehatan RI,2006,p.28)
3) Indikasi
Untuk pemberian kekebalan aktif terhadap poliomielitis.
4) Kontra indikasi
Pada individu yang mnderita “immune deficiency” tidak ada efek yang
berbahaya yang timbul akibat pemberian polio pada anak yang sedang sakit.
Namun jika ada keraguan, misalnya sedang menderita diare, maka dosis
ulangan dapat diberikan setelah sembuh.
5) Efek Samping
Pada umumnya tidak terdapat efek samping. Efek samping berupa paralisis
yang disebabkan oleh vaksin sangat jarang terjadi. (Departemen Kesehatan
RI,2006,p.26)
E. Vaksin Campak
1) Pengertian Vaksin Campak
Merupakan vaksin virus hidup yang dilemahkan. Setiap dosis (0,5 ml)
mengandung tidak kurang dari 1000 inektive unit virus strain dan tidak lebih
dari 100 mcg residu kanamycin dan 30 mcg residu erithromycin.
10
2) Cara pemberian dan dosis:
a. Sebelum disuntikkan vaksin campak terlebih dahulu harus dilarutlan dengan
pelarut steril yang telah tersedia yang berisi 5 ml cairan pelarut.
b. Dosis pemberian 0,5 ml disuntikkan secara subkutan pada lengan kiri atas,
pada usia 9-11 bulan. Dan ulangn 11 (booster) pada usia 6-7 tahun (kelas 1
SD) setelah catchup campaign campak pada anak Sekolah Dasar kelas 1-6.
3) Indikasi
Untuk pemberian kekebalan aktif terhadap penyakit campak.
4) Kontra indikasi
Individu yang mengidap penyakit immune deficiency atau individu yang
diduga menderita gangguan respon imun karena leukemia, limfoma.
5) Efek Samping
Hingga 15% pasien dapat mengalami demam ringan dan kemerahan selama 3
hari yang dapat terjadi 8-12 hari setelah vaksinasi (Departemen Kesehatan
RI,2006,p. 27).
11
bahkan menghilangkan penyakit tertentu dari dunia seperti pada imunisasi cacar variola.
(Ranuh,2008,p.10).
Bila anak mengalami KIPI seperti di atas, Anda dapat memberi kompres air hangat,
dan obat penurun panas tiap 4 jam. Cukup pakaikan anak baju yang tipis, tanpa
diselimuti. Di samping itu, berikan ASI lebih sering, disertai nutrisi tambahan dari buah
dan susu. Bila kondisinya tidak membaik, segera periksakan anak ke dokter.
Penting untuk memberitahu dokter bila anak pernah mengalami reaksi alergi setelah
pemberian vaksin. Hal ini guna mencegah timbulnya reaksi berbahaya, yang bisa
disebabkan oleh pemberian vaksin berulang.
12
Kini, konsep imunisasi di Indonesia diubah dari imunisasi dasar lengkap menjadi
imunisasi rutin lengkap. Imunisasi rutin lengkap atau imunisasi wajib terdiri dari
imunisasi dasar dan imunisasi lanjutan, dengan rincian sebagai berikut:
A. Imunisasi dasar
B. Imunisasi lanjutan
Berdasarkan data tersebut, diketahui juga bahwa hampir 9% atau lebih dari 400.000
bayi di Indonesia tidak mendapatkan imunisasi dasar secara lengkap.
Sedangkan untuk cakupan imunisasi lanjutan, persentase anak usia 12-24 bulan yang
telah mendapatkan imunisasi DPT-HB-HiB tahun 2017 mencapai sekitar 63 persen.
Angka ini telah melampaui target renstra 2017 sebesar 45 persen. Sedangkan persentase
anak yang mendapatkan imunisasi campak/MR tahun 2017, sebesar 62 persen. Jumlah
ini masih jauh dari target renstra 2017 sebesar 92 persen.
Perlu diketahui bahwa imunisasi memang tidak memberikan perlindungan 100 persen
pada anak. Anak yang telah diimunisasi masih mungkin terserang suatu penyakit, namun
13
kemungkinannya jauh lebih kecil, yaitu hanya sekitar 5-15 persen. Hal ini bukan berarti
imunisasi tersebut gagal, tetapi karena memang perlindungan imunisasi sekitar 80-95
persen.
14
3) Reaksi suntikan
5) Faktor kebetulan
BAB III
TINJAUAN KASUS
15
3.1 Skenario
• Pada tgl 7 oktober 2020 bayi r, jenis kelamin perempuan, BB: 7,5 kg lahir tgl 2 Juni
2020, 2 1. hari yang lalu mendapat imunisasi DPT-HB3-Polio 4. Saat ini timbul
bengkak dan merah pada tempat penyuntikan. Hasil pemeriksaan fisik: Tanda tanda
vital S: 37,8C, P:34x/menit, pemeriksaan head to toe tidak ditemukan kelainan,
pemeriksaan reflek tidak ditemukan kelainan.
• Riwayat kelahiran: ditolong oleh bidan, keadaan saat lahir aktif, menangis spontan,
warna kulit kemerahan pemeriksaan reflek tidak ditemukan kelainan. Setelah IMD
dilakukan imunisasi HBO, imunisasi vitamin K.
• Hasil Anamnesis:Merupakan anak pertama belum pernah keguguran, hamil 38
mingGu, ibu tidak bekerja, usia26 tahun, suami karyawan pabrik, usia 28 tahun
• Masalah-masalah yang dialami bayi tersebut merupakan efek samping dari imunisasi
dpt hb3 polio 4 yang baru saja 2 hari dilakukan
16
• Bayi r yang berusia 4 bulan, 2 hari yang lalu mendapatkan imunisasi dpt sehingga
mengalami efek samping dari pemberian imunisasi tersebut diantaranya timbul
bengkak dan merah pada tempat penyuntikan, serta suhu tinggi/demam.
• Masalah-masalah yang dialami merupakan efek samping dari imunisasi dpt hb 3 polio
4 yang 2 hari lalu baru dilakukan
BAB IV
PENUTUP
17
4.1 Kesimpulan
Imunisasi merupakan suatu program yang dengan sengaja memasukkan antigen
lemah agar merangsang antibodi keluar sehingga tubuh dapat resisten terhadap
penyakit tertentu. Sistem imun tubuh mempunyai suatu sistem memori (daya ingat),
ketika vaksin masuk kedalam tubuh, maka akan dibentuk antibodi untuk melawan
vaksin tersebut dan sistem memori akan menyimpannya sebagai suatu pengalaman
4.2 Saran
Jika dalam penulisan makalah ini terdapat kekurangan dan kesalahan, mohon
maaf. Untuk itu saya mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangunkan
agar saya dapat membuat makalah dengan baik lagi dikemudian hari.
DAFTAR PUSTAKA
http://digilib.unimus.ac.id.pdf
18
https://www.alodokter.com/imunisasi
Modul Asuhan Kebidanan Neonatus, Bayi, Balita dan anak Pra Sekolah
19