Anda di halaman 1dari 19

PROPOSAL PRNELITIAN

EDUKASI KEPADA ORANG TUA


TERHADAP PENTINYA PEMERIKSAAN FISIK PADA BAYI BARU LAHIR

Disusun oleh
Dila Nurasyifa
P17324420012
3A

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES RI BANDUNG


PRODI KEBIDANAN KARAWANG
2022
BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Bayi baru lahir yaitu kondisi dimana bayi baru lahir (neonatus), lahir melalui
jalan lahir dengan presentasi kepala secara spontan tanpa gangguan, menangis kuat, nafas
secara spontan dan teratur,berat badan antara 2500-4000 gram.Neonatus (BBL) adalah
masa kehidupan pertama diluar rahim sampai dengan usia 28 hari,dimana terjadi
perubahan yang sangat besar dari kehidupan didalam rahim menjadi diluar rahim.Pada
masa ini terjadi pematangan organ hampir pada semua system

Sebelum melakukan pemeriksaan pada bayi baru lahir perlu diketahui riwayat
keluarga, riwayat kehamilan sekarang, sebelumya dan riwayat persalinan. Pemeriksaan
fisik pada bayi baru lahir dilakukan paling kurang tiga kali yakni pada saat lahir di kamar
bersalin, dalam 24 jam di ruang perawatn dan pemeriksaan pada waktu pulang.
Pemeriksaan fisik atau pemeriksaan klinis adalah sebuah proses dari seorang ahli
medis memeriksa tubuh pasien untuk menemukan tanda klinis penyakit. hasil pemeriksaan
akan di catat dalam rekam medis. Rekam medis dan pemeriksaan fisik akan membantu
dalam penegakkan diagnosis dan perencanaan perawatan pasien. pemeriksaan fisik pada
bayi dapat dilakukan oleh bidan, perawat atau dokter untuk menilai status kesehatannya.
Waktu pemeriksaan dapat di lakukan saat bayi baru lahir, 24 jam setelah lahir (sesaat
sesudah bayi lahir pada saat kondisi atau suhu tubuh sudah stabil dan setelah di
lakukanpembersihan jalan nafas/resisutasi, pembersihan badan bayi, perawatan tali pusat )
dan akan pulang pulang dari rumah sakit.
Pemeriksaan fisik sangat penting untuk di lakukan, karena sangat penting untuk
diketahui,yaitu untuk mengetahui normal atau tidak normal pada bayi baru lahir.Keadaan
suhu di luar rahim sangat mempengaruhi kondisi bayi baru lahir tersebut. Karena kondisi
di luar rahim sangat berbeda dengan kondisi didalam Rahim.

2. Tujuan penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui Hubungan antara bounding attachment terhadap latchon pada bayi
baru lahir.
2. Tujuan Khusus
a. Mengidentifikasi bounding attachment pada bayi baru lahir.
b. Mengidentifikasi latch on pada bayi baru lahir.
c. Menganalisis hubungan bonding attachment terhadap latch on bayi baru
lahir.
3. Peneliti dan sasaran mengetahui kondisi fisik bayi normal atau tidak.

3. Manfaat penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian :
1. Bagi tempat penelitian
Sebagai bahan pengetahuan baru tentang hubungan bounding attachment terhadap
latchon pada bayi baru lahir.
2. Bagi peneliti
Dapat meningkatkan pengetahuan dan wawasan atas pembuktian teori yang
berhubungan khususnya dalam bidang keperawatan.
3. Bagi institusi
Sebagai referensi baru dalam menambah hasil penelitian serta dapat dijadikan sumber
pustaka diperpustakaan untuk generasi berikutnya yang berkaitan dengan Hubungan
bounding attachment terhadap latch on pada bayi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

1. Definisi Bayi Baru Lahir

Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dari kehamilan 37 minggu sampai
42 minggu dan berat badan lahir 2500 gram sampai dengan 4000 gram (Kristiyanasari,
2009).
Bayi baru lahir merupakan individu yang sedang bertumbuh dan baru saja
mengalami trauma kelahiran serta harus dapat melakukan penyesuaian diri dari
kehidupan kehidupan intrauterin ke kehidupan ekstrauterin (Dewi, 2010).
Periode baru lahir atau neonatal adalah bulan pertama kehidupan (Maryunani &
Nurhayati, 2008). Berat rata-rata bayi yang lahir cukup bulan adalah 3,5 – 3,75 kg dan
panjang 50 cm (Simkin, 2008).
Kesimpulannya adalah bayi baru lahir merupakan bayi lahir yang dapat
melakukan penyesuaian diri dari kehidupan intrauterin ke kehidupan ekstrauterin.

2. Tujuan Perawatan Bayi Baru Lahir

1. Periode pascapartum awal


a. Mencapai dan mempertahankan jalan napas dan mendukung pernapasan
b. Mempertahankan kehangatan dan mencegah hipotermia
c. Memastikan keamanan dan mencegah cidera atau infeksi
d. Mengidentifikasi masalah-masalah aktual atau potensial yang
memerlukan perhatian segera
2. Perawatan lanjutan
a. Melanjutkan perlindungan dari cidera atau infeksi dan mengidentifikasi
masalahmasalah aktual atau potensial yang memerlukan perhatian
b. Memfasilitasi terbinanya lingkungan dengan orangtua-bayi
c. Memberikan informasi kepada orangtua tentang perawatan bayi baru
lahir
d. Membantu orangtua dalam mengembangkan sikap sehat dalam praktik
membesarkan anak (Stright, 2005)

3. Faktor Yang Mempengaruhi Adaptasi Bayi Baru Lahir

1. Pengalaman antepartum ibu dan bayi baru lahir (misalnya, zat toksik dan sikap
orangtua terhadap kehamilan dan pengasuhan anak)
2. Pengalaman intrapartum ibu dan bayi baru lahir (misalnya, lama persalinan, tipe
analgesik atau anastesia intrapartum)
3. Kapasitas fisiologi bayi baru lahir untuk melakukan transisi ke kehidupan
ekstrauterin
4. Kemampuan petugas kesehatan untuk mengkaji dan merespon masalah dengan
tepat pada saat terjadi (Stright, 2005)

4. Tatalaksana Bayi Baru Lahir

Menurut Direktorat Kesehatan Anak Khusus Kementrian Kesehatan RI tahun 2010, tatalaksana
bayi baru lahir meliputi:
1. Asuhan bayi baru lahir pada 0 – 6 jam:
• Asuhan bayi baru lahir normal, dilaksanakan segera setelah lahir, dan
diletakkan di dekat ibunya dalam ruangan yang sama.
• Asuhan bayi baru lahir dengan komplikasi dilaksanakan satu ruangan dengan
ibunya atau di ruangan khusus.
• Pada proses persalinan, ibu dapat didampingi suami.
2. Asuhan bayi baru lahir pada 6 jam sampai 28 hari:
• Pemeriksaan neonatus pada periode ini dapat dilaksanakan di puskesmas/
pustu/ polindes/ poskesdes dan/atau melalui kunjungan rumah oleh tenaga
kesehatan.
• Pemeriksaan neonatus dilaksanakan di dekat ibu, bayi didampingi ibu atau
keluarga pada saat diperiksa atau diberikan pelayanan kesehatan.

5. Prinsip Pemeriksaan Bayi Baru Lahir

Menurut Johnson, 2004, prinsip pemeriksaan bayi baru lahir meliputi:


1. Jelaskan prosedur pada orangtua dan minta persetujuan tindakan dari mereka
2. Cuci dan keringkan tangan untuk mengurangi resiko infeksi pada bayi; pakai sarung
tangan bila bayi belum dimandikan
3. Pastikan bahwa pencahayaannya baik sehingga visualisasi dapat dilakukan dengan
baik; akses ke bayi juga harus baik, terutama bila kedua orangtua bayi ikut hadir
ditempat pemeriksaan
4. Periksa apakah bayi dalam keadaan hangat; untuk menjaga suhu tubuh bayi, pajankan
hanya bagian yang diperiksa dan segera selimuti kembali dengan cepat
5. Periksa bayi secara sistematis dan menyeluruh

6. Peralatan Pemeriksaan Fisik Bayi Baru Lahir

1. Kapas
2. Senter
3. Termometer
4. Stetoskop
5. Selimut bayi
6. Bengkok
7. Timbangan bayi
8. Pita ukur/metlin
9. Pengukur panjang badan

7. Pemeriksaan Fisik Bayi Baru Lahir

Bagian Cara Hasil pemeriksaan Perkembangan


Tubuh Pemeriksaan Pendahuluan Kemudian (hari ke-7
sampai 10)

Kepala Diukur Lingkaran rata- Tidak boleh terjadi


mengelilingi rata peningkatan dalam
Ukuran eksipitofrontal minggu pertama
35 cm
Ubun-ubun Dipalpasi perlahan Ubun-ubun anterior Ubun-ubun posterior
dan sutura tidak boleh terasa dapat menutup; keadaan
saling bertumpuk
tegang atau cekung ;
menghilang
ubun-ubun posterior
dan sutura harus
teraba ;mungkin
beberapa sutura

saling bertumpuk

Bentuk Dilakukan Memanjang Moulage berkurang


inspeksi dan terutama dalam 48 jam
palpasi pertama;bentuk kepala
yang normal akan
kembali setelah hari ke
7 hingga 10

Bagian yang lunak Berkurang setelah


seperti spons 48 jam

Pembengkakan lunak Berkurang setelah 3-4


unilateralatau hari; bayiharus
bilateral diobservasi untuk

ikterus

Wajah Dilakukan Merah muda hingga


inspeksi merah
Warna kulit
wajah
Penampakan Dilakukan Tampak simetris
inspeksi dan pada waktu istirahat
palpasi
dan ketika bergerak
(menangis) ; bantalan
pengisap ditemukan
pada belahan pipi
kiri; petekie yang

kecil dapat terlihat

Mata Dilakukan Bagian kornea mata Sklera dapat berwarna


inspeksi;kedua berwarna kuning
Penampakan palpebra (kelopak hitam/gelap, sklera
mata) harus dibuka berwarna putih; letak jika terdapat ikterus
dengan perlahan kedua belah mata
simetris; perdarahan
konjungtiva
kecilkecil sering
dijumpai

Palpebra Dilakukan Palpebra dapat Edema menghilang


inspeksi dibuka; menutup dalam 24 jam; mata
rapat ketika bayi yang basah tidak boleh
tidur; refleks lengket
mengedip ditemukan;
sedikit edematous;
“stork mark” (kapiler
yang berdilatasi pada

palpebra superior)
sering terdapat;
palpebra tampak

basah
Pupil Dilakukan Bentuknya bundar;
inspeksi; diuji ukuran kedua
dengan senter pupilsamabesar ;
bereaksi terhadap
cahaya

Lensa Dilakukan Jernih


inspeksi
Telinga Dilakukan Terbentuk dengan
inspeksi dan baik, posisinya
Bentuk palpasi
kartilago

Pendengaran Bayi dirangsang Reflek moro positif


dengan suara

mendadak

Hidung Dilakukan Tampak simetris; Pendataran hidung


inspeksi sering mendatar milia menghilang setelah
Penampakan
(kelenjar sebasea
24 jam
yang tersumbat

sering dijumpai)

Nostril/lubang Dilakukan Tampak simetris;


hidung inspeksi bernafas tanpa
kesulitan; cuping
hdung tidak nampak
kembang kempis;
mukus sering

ditemukan beberapa
saat setelah

dilahirkan
Mulut Dilakukan Bibir tampak merah
inspeksi; disentuh muda;
Bibir perlahanlahan kadangkadan
g gambaran
agak sianosis terlihat
untuk
sementarawaktu;
sentuhan pada bibir
menimbulkan reaksi
mengisap

Lidah Dilakukan Lidah dapat


inspeksi dijulurkan, lidah
bersih dan berwarna
merah muda

Palatum Dilakukan Palatum durum dan


inspeksi dan mole menyatu
palpasi
Gingiva Dilakukan Tampak bersih dan
inspeksi dan berwarna merah
palpasi
muda; kadang-

kadang sekali terlihat


satu atau dua buah
gigi

`
Leher Dilakukan tampak pendek dan
inspeksi dan lurus; tidak terlihat
Penampakan palpasi

pelebaran. Edemma
atau massa pada

leher
Gerakan Kepala digerakkan Bergerak dengan
dalam batas-batas bebas dari sisi yang
normal
satu ke sisi yang lain
dan dari gerakan

fleksi ke ekstensi

Dada Diukur pada


bagian setinggi
Ukuran puting

Gerakan Dilakukan Mengembang


inspeksi simetris
bersamaan
saat respirasi; tidak
tampak
retraksi

sternal
Payudara Dilakukan Jaringan payudara Payudara dapat
inspeksi dan dapt teraba baik pada membengkak (pada hari
palpasi bati laki-laki maupun
ke 3 hingga 4) sebagai
perempuan
respon

terhadap penghentian
produksihormonhormon
plasenta, dan
dapat
mensekresikan cairan

Putting Dilakukan
inspeksi
dari aksila hingga
lipat paha pada

kedua belah sisi

Frekuensi Auskultasi 120-160 kali/menit;


Jantung suara jantung jelas

dan teratur

Abdomen Dilakukan Tidak teraba massa;


inspeksi dan abdomen sedikit
Bentuk palpasi menonjol tetapi tidak
distensi

Gerakan Dilakukan Abdomen bergerak


inspeksi ke atas dan ke bawah
bersamaan dengan

respirasi

Umbilikus Dilakukan Tali pusat berwarna Tali pusat akan


inspeksi dan biru/putih; tiga mengering dan
palpasi
pembuluh darah mengalaminekrosis;
tampak pada putung terpisah dari
tali pusat;jahitan erat, umbilikus pada
tidak terlihat harike 7 sehingga
meninggalkan
pendarahan
umbilikus/pusar

yang basah dan


kering

Genetalia Dilakukan Labia dan klistoris Dapt terlihat sedikit


inspeksi dan sering terlihat perdarahan dari vagina
Wanita palpasi dengan menonjol; verniks selama beberapa hari
membuka labia tampak pada lipatan
secara perlahan labia; introitus vagina pertama, akibat
terlihat; penghentian produksi
kadangkadan hormonhormon
g ditemukan’lendir’ plasenta

Laki-laki Dilakukan Berukuran besar


inspeksi dan dibandingkan
palpasi tubuhnya; skrotum
berisi dua buah testis
yang sudah turun
(atau testis dapat
ditarik turundengan
mudah); prepusium
melekat pada glans
penis;meatus uretra
terletak di bagian
tengah ujung penis

Anggota Dilakukan Anggota gerak harus


gerak inspeksi dan tampak simetris,
palpasi, kedua bundar dan teraba
Penampakan belah tangan hangat; kedua lengan
disatukan pada harus cukup panjang
sehingga kedua
umbilikus
tangan dapat bertemu
di daerah umbilikus;
kedua tungkai

mempunyai
panjangyang
proporsional;
ekstremitas biasanya
berada dalam
keadaan fleksi ketika
bayi tidur

Gerakan Digerakkan pada Anggota gerak dan


seluruh kisaran ektermitas Dapat
menahan gerakan
gerak secara penuh
pasif dalamkisaran
yang penuh

Ekstremitas Dilakukan Mungkin tampak Sianosis biasanya


inspeksi dan siasonis; memiliki menghilang setelah
palpasi
10 jari tangan dan 10
4-6 jam
jari kaki kuku jari
acapkali panjang;
tidak terdapat
webbing; refeleks
menggenggam

terlihat pada jari-jari


tangan dan kaki; kaki
dapat berputar ke
dalam, tetapi posisi
bisa dikoreksi secara
pasif

Sendi Paha Tes ortolani untuk Sendi paha dapat


dislokasi diabsusikan hingga
Gerakan kongenital sendi 900C (dengan bayi
pahaq dalam posisi
supinasio dan sendi
paha serta lutut
difleksikan) tanpa
terasa bunyi “klik”

Punggung Dilakukan Tulang belakang


inspeksi utuh,tidak ada
dan palpasi cekungan atau
sementara pertumbuhan rambut;
bayi tulang belakang
disangga tampak lurus dan
dalam mudah difleksikan;
posisi pronanasio, kaadang-kadang
pemeriksa
terlihat lekukan kecil
menelusuri pada dasar tulang
tulang belakang; bulu-bulu
halus dapat terlihat
belakang dari
menutupi daerah
pangkal leher bahu serta punggung
hingga anus bagian atas
dengan
jari

tangannya
Anus Dilakukan palpasi Anus terbuka (paten);
dengan termometer dapat
meisahklan kedua dimasukkan dengan
belah pantat; pada mudah dan ketika
beberapa rumah dikeluarkan terlihat
sakit, ke dalam mekonium
anus dimasukkan
termometer rektal

Berat badan Berat badan rata-rata bayi aterm normal adalah sekitar 3,5 Kg. Kehilangan berat
badan sampai 10% selama 2-4 hari pertama keadaan normal, dan berat badan tersebut akan naik
kembali pada hari ke 10 sampai ke 14
Pengukuran

Dilakukan pemriksaan antropometri lengkap dilakukan dalam keadaan telanjang. Pemeriksaan


lingkarkepala biasanya diulang secara rutin 2-3 hari setelah dilahirkan untuk mencari
pembesaran ukuran kepala kemungkinan adanya hidrosefalus

Warna kulit

Bayi harus berwarna merah muda. Mungkin akan terjadi sianosis pada kaki dan tangan selama
24 jam.

Respirasi

Pola respirasi agak menyimpang selama beberapa jam pertama setelah dilahirkan dengan
frekuensi antara 40 dan 60 kali per menit. Sesudah dua jam, frekuensi respirasi menurun berkisar
di sekitar 40 kali per menit ketika bayi dalam keadaan tidur. Frekuensi respirasi dihitung dengan
mengamati naik turunnya abdomen.

Posture

Bayi yang normal secara alami akan mengambil sikap fleksi yang serupa dengan sikap
meringkuk di dalam rahim.

Gerakan

Ketika ditelanjangi dan dalam keadaan terjaga-jaga, bayi harus dapat menggerak-gerakkan
anggota geraknya dengan kuatdan bebas. Lehernya harus dapat bergerak dari kiri kekanan dan
dari fleksi ke ekstensi.tonus ototnya harus kencang.

Refleks

Refleks yang terdapat pada neonatus normal:

a) Moro
b) Menggenggam
c) Menghisap
d) Mencari sentuhan (rooting)
e) Melangkah (stepping)

• Refleks Moro atau refleks ‘terkejut’


Refleks ini ditunjukkan untuk menentukan adanya koordinasi neuromuskular yang
memuaskan. Jika tidak adanya refleks Moro menunjukkan kerusakan serebral. Bayi akan
memperlihatkan refleks Moro sebagai reaksi terhadap rangsangan ekternal tiba-tiba. Refleks
ini dapat diperlihatkan dengan cara menurunkan kepala bayi seca cepat sementara bayi dalam
posisi terlentang. Suara yang keras dan sentuhan seca tiba-tiba, khususnya dengan
menggunakan tangan yang dingin, segera akan menimbulkan refleks Moro.
• Refleks menggenggam
Refleks menggenggam bisa kuat sekali dan kadang-kadang bayi dapat diangkat dari
permukaan meja/tempat tidurnya sementara ia berbaring terlentang dan menggenggam jari
tangan si pemeriksa.
• Refleks mengisap
Bayi normal yang mature akan berupaya untuk mengisap setiap benda yang menyentuh
bibirnya. Refleks menelan juga terdapat.
• Refleks mencari atau ‘rooting reflex’
Kalau pipi bayi disentuh, ia akan menolehkan kepalanya ke sisi yang disentuh itu untuk
mencari puting susu.
• Refleks melanagkah
Jika bayi didirikan dengan memegang badannya di bawahkedua lengannya sedemikian rupa
sehingga kedua kakinya menyentuh suatu permukaan yang keras, maka ia akanmengangkat
mula-mula tungkai yang satu dan kemudian tungkai lainnya seperti gerrakan mencoba
melangkah/berjalan. Refleks ini biasanya menghilang setelah tempo 48 jam.
• Menangis
Tangisan bayi yang baru lahir harus kuat dan jernih. Setiap variasi dari keaadaan ini
(misalnya tangisan yang lemah dengan bernada tinggi/melengking) merupakan keadaan
abnormal yang harus dilaporkan.
BAB III

METODE PENELITIAN

Metode

Laporan studi kasus ini menggunakan metode penelitian deskriptif. Metode penelitian
deskriptif adalah penelitian yang mengumpulkan data untuk menjawab pertanyaan penelitian
mengenai status terakhir dari subjek penelitian. Jenis studi kasus ini adalah asuhan kebidanan
berkesinambungan yang dimulai dari ibu hamil trimester II, persalinan, nifas, BBL.

Metode yang digunakan adalah studi kasus dengan latar belakang Asuhan Kebidanan
pada Bayi Baru Lahir Normal. Pada studi kasus dilakukan wawancara dari anamnesis dan
berlanjut dengan memberikan Asuhan sampai Evaluasi dan dokumentasi. Studi kasus ini yaitu
Asuhan kebidanan pada Bayi Baru Lahir Normal. Lokasi Studi kasus ini telah dilakukan di
Puskesmas Loji Kota Karawang Tahun 2022. Pada studi kasus asuhan kebidanan pada bayi baru
lahir normal waktu pengambilan kasus dilakukan pada tanggal 07 September 2022.

Waktu Penelitian

Penelitian Ini dilakukan dalam waktu 4 Bulan

Tempat Penelitian

Tempat penelitian dilakukan di Ruang Poned (Ruang bersalin) Puskesmas Loji kecamatan Tegal
waru desa Cintawargi Kabupaten Karawang

Populasi Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah semua pasien bayi baru lahir di Puskesmas Loji kecamatan
Tegalwaru Kabupaten Karawang selama bulan September-Desember 2022.

Sampel Penelitian

Sampel dalam penelitian ini adalah total populasi pasien Bayi Baru lahir yang dilahirkan di
puskesmas Loji Kecamatan Tegal Waru Kabupaten dengan ciri-ciri bayi yang baru lahir usia 0-6
jam, bayi lahir normal . Dalam penelitian ini diambil data selama bulan September-Desember
2022 yang berjumlah 50 sampel pasien bayi baru lahir
DAFTAR PUSTAKA

Direktorat Kesehatan Anak Khusus. 2010. Panduan Pelayanan Kesehatan Bayi


Baru Lahir Berbasis Perlindungan Anak. Jakarta: Kementrian Kesehatan Republik
Indonesia
Dewi, Vivian Nanny Lia. 2010. Asuhan Neonatus Bayi dan Anak Balita. Jakarta:
Salemba Medika.
Johnson, Ruth. 2004. Buku ajar Praktik Kebidanan. Jakarta: EGC.
Kristiyanasari, Weni. 2009. ASI, Menyusui & Sadari. Yogyakarta: Nuha Medika.
Simkin, Penny.2008. Kehamilan, Melahirkan dan Bayi. Edisi Revisi. Jakarta:
Arcan.
Stright, Barbara. 2004. Panduan Belajar: Keperawatan Ibu-Bayi Baru Lahir.
Jakarta: EGC.

Anda mungkin juga menyukai