Anda di halaman 1dari 17

ASUHAN KEBIDANAN pada BAYI BARU LAHIR

di PUSKESM TLOGOSARI

Disusun untuk memenuhi tugas praktik profesi bidan

Stase Bayi Baru Lahir

Oleh :

YULIFAH HARISANDI

NIM : 15901.04.22142

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN


STIKES HAFSAHWATY PESANTREN ZAINUL HASAN
GENGGONGTAHUN AKADEMIK 2022 - 2023
LEMBAR PENGESAHAN

STASE ASUHAN BAYI BARU LAHIR

MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR

DI PUSKESMAS TLOGOSARI

Probolinggo, 11 Februari 2023


Mahasiswa

YULIFAH HARISANDI
NIM. 15901.04.22142

Pembimbing Praktik Pembimbing Akademik

Ninik Sri Lestari Bd. Riska Faraswati, SST., M.Keb


NIP. 19710605 199301 2 003 NIDN. 0701058003
LEMBAR KONSULTASI

Nama : Yulifah Harisandi Ruangan : Ruang PONED


NIM : 15901.04.22142 Kasus : BBL

Hari / Paraf
No Masukkan
Tanggal Ci lahan Ci Akademik
LANDASAN TEORI

ASUHAN KEBIDANAN PADA BBL

1. Bayi Baru Lahir


Pengertian Bayi Baru Lahir
Bayi baru lahir (Neonatus) adalah bayi yang baru lahir mengalami proses kelahiran, berusia
0-28 hari, BBL memerlukan penyesuaian fisiologis berupa maturase, adaptasi (menyesuaikan
diri dari kehidupan intra uterin ke kehidupan (ekstrauterain) dan toleransi bagi BBL utuk
dapat hidup dengan baik.
Bayi baru lahir normal adalah bayi yang baru lahir pada usia kehamilan genap 37-41 minggu,
dengan presentasi belakang kepala atau letak sungsang yang melewati vagina tanpa memakai
alat. Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir cukup bulan, 38-42 minggu dengan berat
badan sekitar 2500-3000 gram dan panjang badan sekitar 50-55 cm.
Ciri-ciri bayi normal adalah, sebagai berikut :
a. Berat badan 2.500-4.000 gram.
b. Panjang badan 48-52.
c. Lingkar dada 30-38.
d. Lingkar kepala 33-35.
e. Frekuensi jantung 120-160 kali/menit.
f. Pernapasan ±40-60 kali/menit.
g. Kulit kemerah-merahan dan lici karena jaringan subkutan cukup.
h. Rambut lanugo tidak terlihat, rambut kepala baisanya telah sempurna.
i. Kuku agak panjang dan lemas.
j. Genitalia: pada perempuan labia mayora sudah menutupi labia minora, dan pada lakilaki,
testis sudah turun dan skrotum sudah ada.
k. Refleks isap dan menelan sudah terbentuk dengan baik.
l. Refleks Moro atau gerak memeluk jikadikagetkan sudah baik.
m. Refleks grap atau menggenggam sudah baik.
n. Eliminasi baik, mekonium keluar dalam 24 jam pertama, mekonium berwarna hitam
kecoklatan
2. Perubahan Fisiologi (Sondakh,2017 )
A. Perubahan pada Sistem Pernapasan
Pernapasan pertama pada bayi normal terjadi dalam 30 detik sesudah kelahiran. Pernapasan
ini timbul sebagai akibat aktivitas normal sistem saraf pusat dan perifer yang dibantu oleh
beberapa rangsangan lainnya. Frekuensi pernapasan bayi baru lahir berkisar 30-60 kali/menit.
B. Perubahan Sistem Kardiovaskuler
Dengan berkembangnya paru-paru, pada alveoli akan terjadi peningkatan tekanan oksigen.
Sebaliknya, tekanan karbon dioksida akan mengalami penurunan. Hal ini mengakibatkan
terjadinya penurunan resistansi pembuluh darah dari arteri pulmonalis mengalir ke paru-paru
dan ductus arteriosus tertutup.
C. Perubahan Termoregulasi dan Metabolik
Sesaat sesudah lahir, bila bayi dibiarkan dalam suhu ruangan 25ºC, maka bayi akan
kehilangan panas melalui evaporasi, konveksi, konduksi, dan radiasi. Suhu lingkungan yang
tidak baik akan menyebabkan bayi menderita hipotermi dan trauma dingin (cold injury).
D. Perubahan Sistem Neurologis
Sistem neurologis bayi secara anatomik atau fisiologis belum berkembang sempurna. Bayi
baru lahir menunjukkan gerakan-gerakan tidak terkoordinasi, pengaturan suhu yang labil,
kontrol otot yang buruk, mudah terkejut, dan tremor pada ekstremitas.
E.Perubahan Gastrointestinal
Kadar gula darah tali pusat 65mg/100mL akan menurun menjadi 50mg/100 mL dalam waktu
2 jam sesudah lahir, energi tambahan yang diperlukan neonatus pada jam-jam pertama
sesudah lahir diambil dari hasil metabolisme asam lemak sehingga kadar gula akan mencapai
120mg/100mL.
F.Perubahan Ginjal
Sebagian besar bayi berkemih dalam 24 jam pertama setelah lahir dan 2-6 kali sehari pada 1-
2 hari pertama, setelah itu mereka berkemih 5-20 kali dalam 24 jam.
G. Perubahan Hati
Selama periode neontaus, hati memproduksi zat yang esensial untuk pembekuan darah. Hati
juga mengontrol jumlah bilirubin tak terkonjugasi yang bersirkulasi, pigmen berasal dari
hemoglobin dan dilepaskan bersamaan dengan pemecahan sel-sel darah merah.
H. Perubahan Imun
Bayi baru lahir tidak dapat membatasi organisme penyerang di pintu masuk. Imaturitas
jumlah sistem pelindung secara signifikan meningkatkan resiko infeksi pada periode bayi
baru lahir.
3. Kebutuhan pada Bayi Baru Lahir
Kebutuhan pada Bayi Baru Lahir antara lain:
1. Pola nutrisi: setelah bayi lahir, segera susukan pada ibunya, apakah ASI keluar sedikit,
kebutuhan minum hari pertama 60 cc/kgBB, selanjutnya ditambah 30 cc/kgBB untuk hari
berikutnya.
2. Pola eliminasi: proses pengeluaran defekasi dan urine terjadi 24 jam pertama setelah lahir,
konsistensinya agak lembek, berwarna hitam kehijauan. Selain itu, diperiksa juga urine
yang normalnya berwarna kuning.
3. Pola istirahat: pola tidur normal bayi baru lahir adalah 14-18 jam/hari.
4. Pola aktivitas: pada bayi seperti menangis, BAK, BAB, serta memutar kepala untuk
mencari puting susu.
5. Riwayat psikososial: kesiapan keluarga menerima anggota baru dan kesanggupan ibu
menerima dan merawat anggota baru.

4. Inisiasi Menyusu Dini (IMD)


1. Pengertian
Inisiasi menyusu dini (early initiation) atau permulaan menyusu dini adalah bayi mulai
menyusu sendiri segera setelah lahir. Seperti halnya bayi mamalia lainnya, bayi manusia
mempunyai kemampuan untuk menyusu sendiri. Kontak antara kulit bayi dengan kulit
ibunya dibiarkan setidaknya selama satu jam segera setelah lahir, kemudian bayi akan
mencari payudara ibu dengan sendirinya. Cara bayi melakukan inisiasi menyusui dini ini
dinamakan the breast crawl atau merangkak mencari payudara.
2. Prinsip menyusui atau pemberian ASI
Prinsip menyusu dan pemberian ASI adalah sedini mungkin dan eksklusif yaitu segera
setelah bayi lahir, setelah tali pusat dipotong, letakkan bayi tengkurap di dada ibu dengan
kulit bayi kontak ke kulit ibu. Biarkan kontak kulit ke kulit ini menetap selama setidaknya 1
jam bahkan lebih sampai bayi dapat menyusu sendiri. Bayi diberi topi dan diselimuti. Ayah
atau keluarga dapat memberi dukungan dan membantu ibu selama proses ini. Ibu diberi
dukungan untuk mengenali saat bayi siap untuk menyusu, menolong bayi jika diperlukan.
3. Manfaat IMD
Menurut JNPK-KR (2017) manfaat IMD antara lain:
a. Manfaat kontak kulit ibu-bayi untuk bayi
1) Menstabilkan pernapasan dan detak jantung
2) Mengendalikan temperatur tubuh bayi
3) Memperbaiki atau membuat pola tidur bayi lebih baik
4) Mendorong keterampilan bayi untuk menyusu lebih cepat dan efektif
5) Meningkatkan kenaikan berat (bayi lebih cepat kembali ke berat lahirnya)
6) Meningkatkan hubungan psikologis antara ibu dan bayi
7) Mengurangi tangis bayi
8) Mengurangi infeksi bayi dikarenakan adanya kolonisasi kuman di usus bayi akibat
kontak kulit ibu dengan kulit bayi dan bayi menjilat kulit ibu
9) Mengeluarkan mekonium lebih cepat, sehingga menurunkan kejadian ikterus BBL
10) Memperbaiki kadar gula dan parameter biokimia lain selama beberapa jam pertama
hidupnya
11) Mengoptimalisasi keadaan hormonal bayi.
b. Manfaat untuk ibu
Merangsang produksi oksitosin dan prolaktin pada ibu
1) Pengaruh prolaktin
a) Membantu kontraksi uterus sehingga menurunkan resiko perdarahan postpartum
b) Merangsang pengeluaran kolostrum dan meningkatkan produksi ASI
c) Membantu ibu mengatasi stress sehingga ibu merasa tenang dan tidak nyeri
pada saat plasenta lahir dan prosedur pasca persalinan lainnya.
2) Pengaruh prolaktin
a) Meningkatkan produksi ASI
b) Menunda ovulasi
c. Manfaat untuk bayi
1) Mempercepat keluarnya kolostrum yaitu makanan dengan kualitas dan kuantitas
optimal untuk kebutuhan bayi
2) Mengurangi infeksi dengan kekebalan pasif (melalui kolostrum) maupun aktif
3) Mengurangi 22% kematian bayi berusia 28 hari ke bawah
4) Meningkatkan keberhasilan menyusui secara eksklusif dan lamanya bayi disusui.
Membantu bayi mengkoodinasikan kemampuan isap, telan dan napas. Refleks
menghisap awal pada bayi paling kuat dalam beberapa jam pertama setelah lahir
5) Meningkatkan jalinan kasih sayang ibu dengan bayi
6) Mencegah kehilangan panas
5. Mendeteksi Tanda-tanda Bahaya pada Bayi
Jika menemukan hal seperti ini harus segera dilakukan pertolongan dan orang tua harus
mengetahui dan mewaspadai seperti:
1. Pernafasan sulit atau lebih dari 60 x/menit, normalnya 40-60 x/menit.
2. Terlalu hangat (>38oC) atau terlalu dingin (<36oC).
3. Kulit bayi kering (terutama 24 jam pertama), biru, pucat atau memar.
4. Hisapan bayi saat menyusu lemah rewel, sering muntah, mengantuk berlebihan.
5. Tali pusat merah, bengkak, keluar cairan, berbau busuk, berdarah.
6. Tidak BAB dalam 3 hari, tidak BAK dalam 24 jam, tinja lembek/encer, sering berwarna
hijau tua, ada lendir atau darah.
7. Menggigil, rewel, lemas, mengantuk, kejang, tidak bisa tenang, menangis terus menurus.
8. Tanda-tanda infeksi seperti suhu tubuh meningkat, bengkak, bau busuk, keluar cairan,
dan pernafasan sulit.

6. Penatalaksanaan Bayi Baru Lahir (Sondakh,2017 )


1. Menjaga bayi agar tetap hangat. Langkah awal dalam menjaga bayi tetap hangat adalah
dengan menyelimuti bayi sesegera mungkin sesudah lahir, tunda memandikan bayi
selama 6 jam atau sampai bayi stabil untuk mencegah hipotermi.
2. Membersihkan saluran napas dengan menghisap lendir yang ada di mulut dan hidung
(jika diperlukan). Tindakan ini juga dilakukan sekaligus dengan penilaian APGAR skor
menit pertama. Bayi normal akan menangis spontan segera setelah lahir. Apabila bayi
tidak langsung menangis, jalan napas segera dibersihkan.
3. Mengeringkan tubuh bayi dari cairan ketuban dengan menggunakan kain atau handuk
yang kering, bersih dan halus. Dikeringkan mulai dari muka, kepala dan bagian tubuh
lainnya dengan lembut tanpa menghilangkan verniks. Verniks akan membantu
menyamankan dan menghangatkan bayi. Setelah dikeringkan, selimuti bayi dengan kain
kering untuk menunggu 2 menit sebelum tali pusat diklem, hindari mengeringkan
punggung tangan bayi. Bau cairan amnion pada tangan bayi membantu bayi mencari
puting ibunya yang berbau sama.
4. Memotong dan mengikat tali pusat dengan teknik aseptik dan antiseptik. Tindakan ini
dilakukan untuk menilai APGAR skor menit kelima. Cara pemotongan dan pengikatan
tali pusat adalah sebagai berikut:
a. Klem, potong, dan ikat tali pusat dua menit pasca bayi lahir. Penyuntikan oksitosin
dilakukan pada ibu sebelum tali pusat dipotong (oksotosin 10 IU intramuscular).
b. Melakukan penjepitan ke-1 tali pusat dengan klem logam DTT 3 cm dari dinding
perut (pangkal pusat) bayi, dari titik jepitan tekan tali pusat dengan dua jari
kemudian dorong isi tali pusat ke arah ibu (agar darah tidak terpancar pada saat
dilakukan pemotongan tali pusat). Lakukan penjepitan ke-2 dengan jarak 2 cm dari
tempat jepitan ke-1 ke arah ibu.
c. Pegang tali pusat diantara kedua klem tersebut, satu tangan menjadi landasan tali
pusat sambil melindungi bayi, tangan yang lain memotong tali pusat diantara kedua
klem tersebut dengan menggunakan gunting DTT (steril).
d. Mengikat tali pusat dengan benang DTT pada satu sisi, kemudian lingkarkan
kembali benang tersebut dan ikat dengan simpul kunci pada sisi lainnya.
e. Melepaskan klem penjepit tali pusat dan masukkan ke dalam larutan klorin 0,5%.
f. Meletakkan bayi tengkurap di dada ibu untuk upaya inisisasi menyusui dini.
5. Melakukan IMD, dimulai sedini mungkin, eksklusif selama 6 bulan dilanjutkan sampai 2
tahun dengan makanan pendamping ASI sejak usia 6 bulan. Pemberian ASI pertama kali
dapat dilakukan setelah mengikat tali pusat. Langkah IMD pada bayi baru lahir adalah
lakukan kontak kulit ibu dengan kulit bayi selama paling sedikit satu jam dan biarkan
bayi mencari dan menemukan putting dan mulai menyusui.
6. Memberikan identitas diri segera setelah IMD, berupa gelang pengenal berisi identitas
nama ibu dan ayah, tanggal, jam lahir, dan jenis kelamin.
7. Memberikan suntikan Vitamin K1. Karena sistem pembekuan darah pada bayi baru lahir
belum sempurna, semua bayi baru lahir beresiko mengalami perdarahan. Untuk
mencegah terjadinya perdarahan pada semua bayi baru lahir, terutama bayi BBLR
diberikan suntikan vitamin K1 (phytomenadione) sebanyak 1 mg dosis tunggal,
intramuscular pada anterolateral paha kiri. Suntikan vit K1 dilakukan setelah proses
IMD dan sebelum pemberian imunisasi Hepatitis B.
8. Memberi salep mata antibiotik pada kedua mata untuk mencegah terjadinya infeksi pada
mata. Salep ini sebaiknya diberikan 1 jam setelah lahir.
9. Menberikan imunisasi Hepatitis B pertama (HB-O) diberikan 1-2 jam setelah pemberian
vitamin K1 secara intramuscular. Imunisasi Hepatitis B bermanfaat untuk mencegah
infeksi Hepatitis B terhadap bayi, terutama jalur penularan ibu-bayi. Imunisasi Hepatitis
B harus diberikan pada bayi usia 0-7 hari.
10. Melakukan pemeriksaan fisik bayi baru lahir untuk mengetahui apakah terdapat kelainan
yang perlu mendapat tindakan segera serta kelainan yang berhubungan dengan
kehamilan, persalinan, dan kelahiran. Memeriksa secara sistematis head to toe (dari
kepala hingga jari kaki). Diantaranya:
a. Kepala: pemeriksaan terhadap ukuran, bentuk, sutura menutup/melebar adanya caput
succedaneum, cepal hepatoma.
b. Mata: pemeriksaan terhadap perdarahan, subkonjungtiva, dan tanda-tanda infeksi.
c. Hidung dan mulut: pemeriksaan terhadap labioskisis, labiopalatoskisis dan reflex
isap.
d. Telinga: pemeriksaan terhadap kelainan daun telinga dan bentuk telinga.
e. Dada: pemeriksaan terhadap bentuk, pernapasan dan ada tidaknya retraksi.
f. Abdomen: pemeriksaan terhadap membuncit (pembesaran hati, limpa, tumor).
g. Tali pusat: pemeriksaan terhadap perdarahan jumlah darah pada tali pusat, warna,
dan besar tali pusat, hernia di tali pusat atau selangkangan.
h. Alat kelamin: untuk laki-laki, apakah testis berada dalam skrotum, penis berlubang
pada ujung, pada wanita vagina berlubang dan apakah labia mayora menutupi labio
minora.
i. Anus: tidak terdapat atresia ani.
j. Ekstremitas: tidak terdapat polidaktili dan syndaktili.

7. Pelayanan Kesehatan Neonatus


Pelayanan kesehatan neonatus menurut kemenkes RI, (2015) adalah pelayanan kesehatan
sesuai standar yang diberikan oleh tenaga kesehatan kepada neonatus sedikitnya 3 kali,
selama periode 0 sampai dengan 28 hari setelah lahir.
1. Kunjungan neonatus ke-1 (KN I) dilakukan 6-48 jam setelah lahir, dilakukan
pemeriksaan pernapasan, warna kulit gerakan aktif atau tidak, ditimbang, ukur panjang
badan, lingkar lengan, lingkar dada, pemberian salep mata, vitamin K1, Hepatitis B,
perawatan tali pusat dan pencegahan kehilangan panas bayi.
2. Kunjungan neonatus ke-2 (KN 2) dilakukan pada hari ke-3 sampai hari ke-7 setelah
lahir, pemeriksaan fisik, melakukan perawatan tali pusat, pemberian ASI eksklusif,
personal hygiene, pola istirahat, keamanan dan tanda-tanda bahaya.
3. Kunjungan neonatus ke-3 (KN 3) dilakukan pada hari ke-8 sampai hari ke-28 setalah
lahir.
4. Dilakukan pemeriksaan pertumbuhan dengan berat badan, tinggi badan, dan nutrisinya.

8. Manajemen Terpadu Bayi Muda (MTBM)


Manajemen terpadu bayi muda dilakukan pada bayi usia 1 hari sampai 2 bulan. Pengelolaan
bayi sakit pada usia 1 hari sampai 2 bulan ini, meliputi penilaian tanda dan gejala, penentuan
klasifikasi, pemberian konseling, pemberian pelayanan dan tindak lanjut. Dalam manajemen
terpadu bayi muda ini, dilakukan pengelolaan terhadap penyakit-penyakit yang lazim terjadi
pada bayi muda, antara lain adanya kejang, gangguan nafas, saluran cerna, diare, serta
kemungkinan berat badan rendah, dan masalah pemberian ASI.

9. Imunisasi
Imunisasi yang diberikan pada bayi baru lahir yaitu imunisasi Vit K 1 dan Hepatitis B.
Imunisasi Vit K1 berguna untuk mencegah terjadinya perdarahan pada bayi, sedangkan
imunisasi Hepatitis B bermanfaat untuk mencegah infeksi Hepatitis B terhadap bayi, terutama
jalur penularan ibu-bayi. Imunisasi Vit K1 diberikan 1 jam setelah bayi lahir dan Hepatitis B
diberikan 1-2 jam setelah pemberian Vit K1.
Jadwal Imunisasi
Umur Jenis Imunisasi
0-7 Hb0
1 bulan BCG, Polio
2 bulan DPT/HB 1, Polio 2
3 bulan DPT/HB 2, Polio 3
4 bulan DPT/HB 3, Polio 4
9 bulan Campak
DAFTAR PUSTAKA

Jaringan Nasional Pelatihan Klinik Kesehatan Reproduksi, Perkumpulan Obstetri Ginekologi


Indonesia. 2017. Asuhan Persalinan Normal Asuhan Esensial Persalinan Buku Acuan.
Ed.3. Jakarta: JNPK-KR, JHIPIEGO Corporation.

Lubis, E. 2018. Asuhan Kebidanan Pada bayi baru Lahir Ny. RA di Puskesmas Amplas
Kecamatan Amplas kota Madya Medan Tahun 2018. Medan: Politeknik Kesehatan
Kemenkes RI Medan.

Sondakh, J. J. (2017). Asuhan Kebidanan Persalinan dan Bayi Baru Lahir. Malang:
Erlangga.

Kemenkes RI. 2015. Buku Ajar Kesehatan Ibu dan Anak. Jakarta: Pusdiklatnakes Kemenkes
RI.
Asuhan kebidanan
Pada Bayi Baru Lahir Usia 0 Hari

Tanggal pengkajian : 06 Februari 2023 Jam : 09.00 WIB


Tempat pengkajian : Puskesmas Tlogosari
Nama pengkaji : Yulifah Harisandi

A. Data Subjektif (S)


1. Biodata
Nama : By. Ny “M”
Umur : 0 hari
Anak ke :1

Nama ibu : Ny. F Nama suami : Tn. H


Umur : 22 tahun Umur : 25 tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMU Pendidikan : SMU
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Desa Patemon Rt 17 Rw 04

2. Keluhan utama
Ibu melahirkan anak pertama pada tanggal 06 Februari 2023 jam 02.53 WIB secara
spontan dan langsung menangis kuat dengan jenis kelamin perempuan
3. Riwayat kesehatan ibu
Sekarang : Ibu saat ini tidak sedang menderita penyakit apapun seperti
darah tinggi, kencing manis, batuk darah, sesak nafas,
penyakit kuning, ginjal, jantung, maupun penyakit menular
seksual
Dahulu : Ibu sebelumnya tidak pernah menderita penyakit apapun
seperti darah tinggi, kencing manis, batuk darah, sesak
nafas, penyakit kuning, ginjal, jantung, maupun penyakit
menular seksual
Keluarga : didalam keluarganya tidak ada yang menderita penyakit
apapun seperti darah tinggi, kencing manis, batuk darah,
sesak nafas, penyakit kuning, ginjal, jantung, penyakit
menular seksual maupun riwayat bayi kembar
4. Riwayat obstetri
Kehamilan Persalinan Anak Nifas Laktasi

Penolon
Tanggal

BB/ PB
Tempat
Ke
Komp

Komp
Komp

Komp
Lama

Lama
H /M
Jenis

T /G
Usia
UK

1 JK
06/02/23
9 bulan

normal

Bidan

0 hari
kg/48
PKM

3,2

H
T
P
-

-
-
-
5. Riwayat psikososial
Ibu mengatakan hubungan ibu dengan suami dan keluarga baik, suami dan
keluarga sangat mendukung kehamilan dan persalinannya. Ibu dalam sehari-
harinya menggunakan bahasa madura dan indonesia. Dalam keluarga yang
mengambil keputusan dan pencari nafkah adalah suami
B. Data Objektif (O)
a. Pemeriksaan umum
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
TTV : Denyut jantung : 120 x/menit
Suhu : 37,1 oC
RR : 46 x/menit
Berat badan : 3200 gram
Panjang badan : 50 cm
Lingkar kepala (cirkumferensia fronto occipito) : 33 cm
Lingkar dada : 37 cm
b. Pemeriksaan fisik
Kepala : Warna rambut hitam, caput succedenum (-), cepal
hematoma (-)
Wajah : Kulit kemerahan, ikterus (-)
Mata : Simetris, sklera putih, konjungtiva merah muda
Hidung : Lubang simetris, tidak ada secret, pernapasan cuping
hidung (-)
Mulut : Bibir simetris, terlihat merah dan lembab, tidak
labioskisis, tidak palatoskisis, tidak sianosis
Telinga : Simetris, daun telinga tidak menempel, tidak ada
serumen
Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar limfe, tyroid dan
vena jugularis, tidak ada lipatan kulit berlebih
dibagian belakang leher
Dada : Simetris, retraksi dada (-), bunyi paru normal,
wheezing (-), tidak ada ronkhi, detak jantung regular
Tali pusat : Tali pusat basah, tidak berbau, tidak ada perdarahan,
tali pusat terbungkus kassa steril
Abdomen : Bentuk bulat, Tidak ada massa, tidak ada
pembesaran hati
Genetalia : Labia mayora menutupi labia minora, tidak ada
fimosis (bisa kencing)
Anus : Ada lubang anus
Ekstremitas : Simetris, lengkap (+/+), odema (-/-), bergerak aktif
atas
Ekstremitas : Simetris, lengkap (+/+), odema (-/-), bergerak aktif
bawah
c. Pemeriksaan Neurologis
Reflek glabellar : Baik, bayi berkedip pada pemunculan sinar
terang yang tiba-tiba atau saat tangan mengetuk
diantara kedua mata
Reflek rooting : Baik, saat diberi rangsangan pada pipi bayi
langsung menoleh kearah rangsangan
Reflek sucking : Baik, bayi menghisap kuat saat diberi ASI
Reflek palmar : Baik, pada saat telapak tangan disentuh bayi
menggenggam dengan kuat
Reflek tonicneck : Baik, saat bayi diangkat dari tempat tidur
(digendong) ia berusaha mengangkat kepala

C. Analisa (A)
Bayi Ny. “F” Dengan Neonatus Cukup Bulan Sesuai Masa Kehamilan Usia 0 hari

D. Penatalaksanaan (P)
Tanggal : 06 Februari 2023 Jam : 09.00 WIB
1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan bahwa bayinya lahir cukup bulan dengan BB
3200 gram, PB 50 cm,
e/Ibu mengerti
2. Menganjurkan pada ibu untuk segera menyusui bayinya,
e/Ibu menyusui bayinya,ASI sudah keluar sedikit
3. Memberikan konseling kepada ibu mengenai pemberian ASI Ekslusif yaitu bayi
diberi ASI saja hingga berusia 6 bulan pertama kelahiran, dimana bayi tidak
boleh diberikan makanan atau minuman apapun kecuali ASI yang bermanfaat
untuk pertahanan tubuh bayi, bayi disusui sesering mungkin,
e/Ibu mengerti dan bersedia memberikan ASI ekslusif
4. Memberitahu ibu cara menjaga suhu tubuh bayi agar tetap hangat yaitu
memakaikan topi di kepala bayi, menyelimuti bayi, menjauhkan bayi dari benda-
benda dingin, tidak menghidupkan kipas angina di dekat bayi, segera mengganti
pakaian jika basah dan memandikan bayi dengan air hangat,
e/Ibu mengerti dan bersedia untuk melakukannya
5. Melakukan perawatan tali pusat dengan cara menjaga tali pusat tetap kering dan
bersih serta mempertahankan sisa tali pusat dalam keadaan terbuka agar terkena
udara,
e/Tali pusat dalam keadaan bersih dan kering
6. Memberikan konseling tanda bahaya pada bayi diantaranya bayi bergerak hanya
jika dirangsang, bayi rewel, merintih, kejang, kuning, bayi tidak mau menyusu,
tali pusat berbau, bengkak, dan kemerahan. Jika terjadi tanda-tanda tersebut ibu
diharapkan segera membawa bayinya ke tenaga kesehatan,
e/Ibu mengerti dan bersedia untuk segera membawa ketenaga kesehatan jika
terdapat salah satu tanda bahaya
7. Mengingatkan ibu tentang macam-macam imunisasi dasar lengkap pada bayi
beserta waktu imunisasi. Jenis imunisasi BCG + Polio 1 (1 bulan), DPT/Hb1 +
polio 2 (2 bulan), DPT/Hb2 + polio 3 (3 bulan), DPT/Hb3 + polio 4 (4bulan),
campak (9bulan). Menganjurkan ibu untuk mengimunisasi bayinya saat bayi
berusia 1 bulan untuk mendapatkan imunisasi BCG + polio 1,
e/Ibu mengerti dan akan mengimunisasi bayinya saat berusia 1 bulan

Anda mungkin juga menyukai