Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA BAYI BARU LAHIR

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata kuliah Keperawatan Maternitas

Dosen Pembimbing: Ibu Hj. Badriah.SST ,MPH.

Disusun oleh :

Kelompok 2

Tingkat II A Keperawatan

1. Elyza Riesta Kartika 5. Givan Handika Dwiyanto

2. Evie Safitri 6. Hilda Nurlaila Kusumawati

3. Farah Auliyatul Faizah 7. Iip Sapripudin

4. Fitriani Sarah 8. Istiqomah Sabiela

POLTEKKES KEMENKES TASIKMALAYA WILAYAH CIREBON


PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN CIREBON

TAHUN AKADEMIK 2020/2021


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan

karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan lancar dan tepat pada

waktunya. Shalawat beriring salam kami persembahkan untuk Nabi Muhammad SAW

yang telah membawa kita dari jaman jahiliyah menuju jaman yang berilmu pengetahuan

seperti saat sekarang ini. Pada makalah dengan judul “ Asuhan Keperawatan pada Bayi

Baru Lahir (BBL) ” ini kami menampilkan hasil pemahaman dan kesimpulan dari buku

dan jurnal yang telah kami baca. Kami mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak

yang telah membantu dalam menyelesaikan makalah ini serta kepada Ibu Hj.

Badriah.SST ,MPH. selaku dosen mata kuliah Keperawatan Maternitas.

Makalah ini diharapkan dapat menambah pengetahuan, wawasan dan sebagai

pedoman pembaca dalam praktik pembelajaran. Namun, kami menyadari bahwa masih

banyak kekurangan dalam penulisan maupun pembahasan dalam makalah ini. Oleh

karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran dari pembaca agar dapat

memeperbaiki dan menyempurnakan makalah ini.

Brebes, 25 Agustus 2019

Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Neonatus/BBL adalah bayi baru lahir sampai usia 4 minggu. (Kamus Istilah Kebidanan.

Siti Maemunah, 2005). Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dari kehamilan 40

atau 42 minggu,dan berat lahir 2500 gram-4000 gram. (Bobak,2000) . Bayi baru lahir

(neonatus) adalah suatu keadaan dimana bayi baru lahir dengan umur kehamilan 38-40

minggu,lahir melalui jalan lahir dengan presentasi kepala secara spontan tanpa gangguan,

menangis kuat, nafas secara spontan dan teratur,berat badan antara 2500-4000 gram.

Neonatus (BBL) adalah masa kehidupan pertama diluar rahim sampai dengan usia 28

hari,dimana terjadi perubahan yang sangat besar dari kehidupan didalam rahim menjadi

diluar rahim.Pada masa ini terjadi pematangan organ hampir pada semua system. Bayi

baru lahir mengalami fase transisi yang cukup berat, yakni dari suatu kehidupan

intrauterin ke dalam lingkungan ekstrauterin.

Dilaksanakannya pemeriksaan bayi baru lahir bertujuan untuk mengetahui sedini

mungkin kelainan pada bayi. Resiko terbesar kematian BBL terjadi pada 24 jam pertama
kehidupan, sehingga jika bayi lahir difasilitas kesehatan sangat dianjurkan untuk tetap

tinggal di fasilitas kesehatan selama 24 jam pertama.Oleh karena itu, peran perawat

dalam memberikan asuhan keperawatan bayi baru lahir merupakan tindakan

keperawatan harus dilakukan dengan cepat, tepat dan didasarkan pada rasional ilmiah.

Asuhan keperawtan yang adekuat pada bayi akan mencegah bahaya pada bayi, misalnya

asfiksia, dan pada gilirannya akan meningkatkanpertumbuhan dan perkembangan bayi

baru lahir.

1.2 Rumusan Masalah

a. Bagaimana konsep dari bayi baru lahir (BBL) ?

b. Bagaimana fisiologi dari bayi baru lahir (BBL)?

c. Bagaimana klasifikasi dari bayi baru lahir (BBL) ?

d. Bagaimana tujuan Perawatan dari bayi baru lahir (BBL) ?

e. Bagaimana pemeriksaan Fisik dari bayi baru lahir (BBL) ?

f. Bagaimana reflek dari bayi baru lahir (BBL) ?

g. Bagaimana asuhan keperawatan pada bayi baru lahir (BBL) ?

1.3 Tujuan

a. Mengetahui konsep dari bayi baru lahir (BBL)

b. Dapat menjelaskan fisiologi dari bayi baru lahir (BBL)

c. Dapat mengetahui klasifikasi dari bayi baru lahir (BBL)

d. Dapat mengetahui tujuan Perawatan dari bayi baru lahir (BBL)

e. Dapat melakukan pemeriksaan Fisik dari bayi baru lahir (BBL)

f. Mengetahui reflek dari bayi baru lahir (BBL)

g. Dapat melakukan asuhan keperawatan pada bayi baru lahir (BBL)


BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Konsep Bayi Baru Lahir

Bayi baru lahir/ new born ( Inggris ) / neonatus (Latin ) adalah bayi dari lahir sampai

dengan usia 4 minggu, biasanya lahir pada usia kehamilan 38 minggu sampai 42 minggu

(Wong, 2003). Berat rata-rata bayi yang lahir cukup bulan adalah 3,5 – 3,75 kg dan

panjang 50 cm (Simkin, Penny., etal). Kepala bayi baru lahir itu amat besar di banding

bagian-bagian badan yang lain, Sedangkan tengkorak manusia dewasa adalah kurang

lebih 1/8 dari panjang badan. Ketika dilahirkan, tengkorak bayi baru lahir masih belum

sempurna menjadi tulang. Setengah bayi baru lahir mempunyai bulu halus yang

dinamakan lanugo, khususnya di belakang, bahu, dan dahi bayi pramasa. Lanugo hilang

dengan sendirinya dalam masa beberapa minggu.

Neonatus (BBL) bukanlah miniature orang dewasa, bahkan bukan pula miniature anak.

Neonatus mengalami masa perubahan dari kehidupan didalam rahim yang serba

tergantung pada ibu menjadi kehidupan diluar rahim yang serba mandiri. Masa

perubahan yang paling besar terjadi selama jam ke 24-72 pertama. Transisi ini hampir

meliputi semua system organ tapi yang terpenting bagi anastesi adalah system

pernafasan sirkulasi, ginjal dan hepar. Maka dari itu sangatlah diperlukan penataan dan

persiapan yang matang untuk melakukan suatu anastesi terhadap neonates (BBL).

2.2 Fisiologi Bayi Baru Lahir

Fisiologi bayi baru lahir ialah ilmu yang mempelajari fungsi dan proses vital

neonates/ bayi baru lahir, yaitu satu organisme yang sedang tumbuh yang baru
mengalami proses kelahiran dan harus menyesuaikan diri dari kehidupan ekstra uteri, tiga

faktor yang mempengaruhi perubahan fungsi yaitu maturasi, adaptasi dan toleransi.

a) Respirasi Neonatus.

Selama dalam uterus, janin mendapat oksigen dari pertukaran gas harus melalui

paru bayi. Sebelum terjadi pernafasan, neonatus dapat mempertahankan hidupnya dalam

keadaan anoksia lebih lama karena ada kelanjutan metabolisme anaerob. Rangsangan

untuk gerakan pernafasan pertama ialah tekanan mekanis dari toraks sewaktu melalui

jalan lahir.
Penurunan PaO2 dan kenaikan PaCO2 merangsang kemoreseptor terletak disinus

karotikus, rangsangan dingin di daerah muka dapat merangsang permulaan gerakan

pernafasan. Refleks deflasi, hering breus, selama ekspirasi, setelah inspirasi dengan

tekanan positif, terlihat suatu inspiratory gasp. Respirasi pada masa demalus terutama

diafragmatik dan abdominal dengan biasanya masih tidak teratur dalam hal frekuensi

dan dalamnya pernafasan, setelah paru berfungsi, pertukaran gas dalam paru sama

dengan pada orang dewasa, tetapi oleh karena bronchiolus relatif kecil, mudah terajadi air

tropping.

b) Jantung Dan Sirkulasi.

Pada masa fetus darah plasenta melalui vena umbilikalis sebagian ke hati,

sebagian langsung ke serambi kiri jantung kemudian ke bilik kiri jangtung, dari bilik darah

dipompa melalui aorta ke seluruh tubuh. Dari bilik kanan darah dipompa sebagian ke paru

dan sebagian melalui duktus arteriosus aorta.

Setelah bayi lahir paru akan berkembang mengakibatkan menutupnya foramen

ovale secara fungsional, hal ini terjadi pada jam-jam pertama, setelah kelahiran. Tekanan

darah pada waktu lahir dipengaruhi oleh sejumlah darah yang melalui transfusi plasenta

dan pada jam-jam pertama sedikit menurun, untuk kemudian naik lagi dan menjadi

konstan kira-kira 85/40 mmHg.

c) Traktus Digestivus.

Traktus digestivus pada neonatus relatif lebih berat dan panjang dibandingkan

orang dewasa. Pada neonatus traktus digestivus mengandung zat yang berwarna hitam

kehijauan yang terdiri dari mukopolisakarida dan disebut mekonium. Pengeluaran

mekonium biasanya dalam 10 jam pertama. Dan dalam 4 hari biasanya tinja sudah

berbentuk dan berwarna biasa. Enzim traktus digestivus biasanya sudah terdapat pada
neonatus kecuali amilase pankreas, aktifitas lipase telah ditemukan pada fetus 7 – 8

bulan.

d) Hati Dan Metabolisme.

Segera setelah lahir hati menunjukan perubahan biokimia dan morfologis, yaitu

kenalkan kadar protein dan penurunan kadar lemak dan glikogen. Sel hemopoetik juga

mulai berkurang walaupun memakan waktu agak lama. Luas permukaan neonatus

terlahir lebih besar daripada orang dewasa, sehingg metabolisme basal per kg BB lebih

besar, pada jam pertama energi didapatkan dari pembakaran karbohidrat. Pada hari

kedua energi berasal dari pembakaran lemak, setelah mendapatkan susu lebih kurang

pada hari keenam, energi 60 % didapatkan dari lemak dan 40 % dari karbohidrat.

e) Produksi Panas.

Bila suhu sekitar turun, ada 3 cara tubuh untuk meninggikan suhu, yaitu: aktifitas

otot, shivering, non shivering thermogenesis (NST). Pada neonatus cara untuk

meninggikan suhu terutama dengan NST, yaitu dengan pembakaran ‘ Brown Fat ‘

yang memberikan lebih banyak energi per gram dari pada lemak biasa.

f) Keseimbangan Air Dan Fungsi Ginjal.

Tubuh bayi baru lahir mengandung relatif banyak air dan kadar natrium relatif lebih

besar daripada kalium. Hal ini menandakan bahwa ruangan ekstraselular luas. Fungsi

ginjal belum sempurna karena jumlah nefron matur belum sebanyak orang dewasa, ada

ketidakseimbangan antara luas permukaan glomerolus dan volume tubulus proksimal ‘

Renal Blood Flow ‘ pada neonatus relatif kurang bila dibandingkan dengan orang

dewasa.

g) Kelenjar Endokrin.
Selama dalam uterus fetus mendapatkan hormon dari ibu, pada waktu bayi baru

lahir kadang-kadang hormon tersebut masih berfungsi. Misalnya dapat dilihat

pembesaran kelenjaran air susu pada bayi laki-laki ataupun perempuan. Kadang-kadang

dapat dilihat ‘ With Drawal ‘ misalnya pengeluaran darah dari vagina yang menyerupai

haid pada bayi perempuan, kelenjar tyroid sudah sempurna terbentuk sewaktu lahir dan

sudah mulai berfungsi sejak beberapa hari sebelum lahir.

h) Susunan Saraf Pusat.

Sewaktu lahir fungsi motorik terutama ialah subkortikol. Setelah lahir jumlah

cairan otak berkurang sedangkan lemak dan protein bertambah.

i) Imunoglobulin.

Pada neonatus tidak terdapat sel plasma pada sum-sum tulang dan lamina

proprianeum dan apendiks plasenta merupakan sawar sehingga fetus bebas dari antigen

dan stress imunologis. Pada bayi baru lahir hanya terdapat globulin gamma G, yaitu

imunologi dari ibu yang dapat melalui plasenta karena berat molekulnya kecil, tetapi bila

ada infeksi yang dapat melalui plasenta seperti illeus,taksoplasma, herpes simpleks dan

penyakit virus lainnya, reaksi imunologi dapat terjadi dengan pembentukan sel plasma

dan anti body gamma A, gamma G, gamma M, imunologi dalam kolostrum berguna

sebagai proteksi lokal dalam traktus digestivus, misalnya terhadap beberapa strain E.

Colli.

2.3 Klasifikasi Bayi Baru Lahir

a) Bayi Aterm

Berat badan 2500-4000 gram.


Panjang badan lahir 48-52 cm.

Lingkar dada 30-38 cm.

Lingkar kepala 33-35 cm.

Bunyi jantung janin pada menit pertama 180 x/menit.

Pernapasan pada menit-menit pertama cepat 80x/menit kemudian lebih kecil

setelah 40x/menit.

Kulit kemerah-merahan dan licin karena jaringan subkutan cukup terbentuk dan

diliputi verniks kaseosa.

Rambut lanugo telah terlihat dan rambut kepala biasanya telah sempurna.

Kuku agak panjang dan lemas.

Pada bayi perempuan labia mayora sudah menutupi labia minora, pada bayi

laki-laki testis sudah turun.

Refleks menghisap dan menelan sudah terbentuk dengan baik

Refleks morro sudah baik apabila diletakkan suatu benda diletakkan ditelapak

tangan, bayi akan menggenggamnya.

Eliminasi baik urine dan mekonium akan keluar dalam waktu 24 jam pertama

Umur kehamilan 37-42 minggu

b) Bayi Prematur

Berat badan kurang dari 2499 gram

Organ-organ tubuh imatur

Umur kehamilan 28-36 minggu

c) Bayi Posmatur

Biasanya lebih berat dari bayi aterm

Tulang dan Sutura kepala lebih keras dari bayi aterm

Verniks kaseosa dibadan kurang

Kuku-kuku panjang
Rambut kepala agak tebal

Kulit agak pucat dengan deskuamasi epitel

Umur kehamilan lebih dari 42 minggu

2.4 Tujuan Perawatan Bayi Baru Lahir

a) Tali pusat harus dijaga sekering mungkin. Tali pusat dapat diusap (dibasuh)

dengan alkohol untuk menjaga agar tetap kering. Tali pusat penting dijaga

kebersihannya. Ajari sang Ibu untuk segera memberitahu jika ada cairan

(lendir) atau bau busuk pada tali pusat.

b) Usap kedua mata bayi dengan kapas atau kain kasa yang kering. Hal ini dapat

mencegah infeksi akibat bakteri yang dapat menyebabkan kebutaan.

c) Suhu tubuh bayi mungkin sedikit diatas normal pada saat lahir tapi akan

segera turun sampai 37,5 0C secara aksila. Denyut nadi normal biasanya

sekitar 40 pernapasan permenit

d) Ukuran bayi bermacam-macam. Bayi yang berat badannya dibawah 2.5

kilogram harus dirawat sebagai bayi kurang bulan. Bayi kurang bulan

memerlukan perawatan khusus untuk menjaga agar bayi tetap hangat. Berikan

bayi ASI yang cukup.

e) Kulit bayi biasanya berwarna merah muda. Ketika bayi baru lahir mungkin ada

bahan lengket dikulit yang disebut Verniks. Verniks dapat dibersihkan secara

hati-hati dengan mengusapkan sedikit minyak pada hari kedua. Atau biasa juga

dibiarkan sampai mengelupas sendiri secara bertahap saat mandi.

f) Feses (tinja) pertama yang dikeluarkan oleh bayi berwarna kehitaman. Warna

feses berubah menjadi kuning dalam 2 atau 3 hari berikutnya.


g) Bayi harus diberi makan (diteteki) secara teratur sejak lahir, mulai dari

pemberian beberapa menit dan bertambah lama secara perlahan. Untuk

hari-hari pertama payudara mengeluarkan kolostrum.

2.5 Pemeriksaan Fisik Neonatus

Tujuan pemeriksaan fisik neonatus segera setelah lahir ialah untuk menemukan

kelainan yang segera memerlukan pertolongan dan sehingga dasar untuk pemeriksaan

selanjutnya. Sebelum memeriksa neonatus sebaiknya pemeriksaan mengetahui riwayat

kehamilan dan persalinan.

a) Keadaan Umum.

Keaktifan.

Bila bayi diam, mungkin bayi sedang tidur nyeyak atau mungkin pula ada defresi

susunan saraf pusat karena obat atau karena sesuatu penyakit. Bila bayi bergerak aktif

dipertahankan apakah pergerakan itu simetris atau tidak. Keadaan yang asimetris dapat

dilihat misalnya pada keadaan patah tulang, kerusakan saraf,leukosia dsb.

Keadaan Gizi

Dapat dinilai dari berat badan, panjang badan, dan kerut pada kulit, ketegangan kulit

hati-hati terhadap edema, karena dapat disangka gizi baik.

Rupa.

Kelainan kongenital tertentu sering sudah dapat dilihat pada rupa neonatus. Misal

sindrom down, kretinisme, agenesis ginjal bilateral dsb.

Posisi.

Sering bergantung pada letak presentase janin Intravena. Posisi yang biasa adalah pada

keadaan fleksi tungkai dan lengan.


Kulit.

Normal warna kulit ialah kemerah-merahan, dilapis oleh verniks caseosa yang

melindungi kulit bayi dan terdiri dari campuran air dan mineral dan mengandung sebum

lainnya. Sel peridermal dan debis lain. Warna kulit menggambarkan beberapa keadaan

misalnya warna pucat terdapat anemia, renjatan, warna kuning terdapat pada

inkompatibilitas antara darah ibu dan bayi, sepsis. Warna biru ditemukan pada aspiksia

livida. Kelainan jantung kongenital dengan pirau dari kanan dan kiri.

b) Kepala Dan Leher.

Tulang kepala sering menunjukan “ moulage” yaitu tulang parietal biasanya

berhimpitan dengan tulang oksipitas dan frontal, sehingga mengukur lingkaran kepala

sebaiknya ditunggu setelah “ moulage” itu hilang, lingkaran kepala besar ialah melalui

glabela dan oksipitalis biasanya antara 33 – 38 cm. Perhatikan juga kaput

suksdanium,perdarahan, subaponeurotik, hematoma cepal.

Apgar Score

Apgar Score adalah sebuah metode yang diperkenalkan pertam kali oleh Dr. Virginia

Apgar sebagai sebuah metode sederhana untuk menilai kondisi kesehatan bayi baru lahir.

Tanda 0 1 2 Angka
A: Pucat Badan merah, Seluruh ...
ekstremitas tubuh
(Warna biru kemerahan-
Kulit) merahan
P: Tidak ada <100 > 100 ...
(Frekuensi
jantung)
G: Tidak ada Sedikit Menangis, ...
(Reaksi gerakan batuk/bersin
terhadap mimik
rangsangan)
A: Lumpuh Ekstremitas Gerakan aktif ...
(Tonus otot) dalam fleksi
sedikit
R: Tidak ada Lambat/ Menangis ...
(Usaha menangis kuat
bernafas) lemah

Jumlah Total

Klasifikasi nilai APGAR

a) Asfiksia berat : nilai Apgar 0-3. Memerlukan resusitasi segera secara aktif,

pemberian oksigen terkendali. Karena selalu disertai asidosis, perlu diberikan

natrikus bikarbonat 7,5 %, 2,4 ml per kg berat badan, dan cairan glukosa 40% 1-2

ml per kg berat badan, diberikan via vena umbilicus

b) Asfiksia ringan sedang dengan nilai Apgar 4-6 memerlukan resusitasi dan

pemberian oksigen sampai bayi dapat bernapas normal kembali

c) Bayi normal ata u sedikit asfiksia nilai Apgar 7-9

d) Bayi normal dengan nilai Apgar 10

2.6 Refleks Pada Bayi baru lahir

a) Refleks Morro : Dapat dilihat bila bayi dikagetkan atau sekonyong-konyong

digerakan akan terjadi refleks baru abduksi dan ekstensi. Lengan dan tangannya

terbuka kemudian diakhiri dengan aduksi lengan.

b) Refleks Graps : Bila telapak dirangsang tangan akan memberi reaksi seperti

menggenggam.

c) Refleks Walking : Bila telapak kaki ditekan pada sebuah bangku atau pada

suatu tempat yang datar, maka bayi akan bereaksi seperti berjalan.
d) Refleks Rooting : Bayi baru lahir bila disentuh pipinya akan menoleh kearah

sentuhan. Bila bibirnya dirangsang atau disentuh, dia akan membuka mulut dan

berusaha mencari puting untuk menyusu.

e) Refleks Menelan : Timbul bila ada cairan dirongga mulut.

2.7 Asuhan Keperawatan Bayi Baru Lahir

Pengkajian

1. Biodata.

- Identitas bayi.

- Identitas orang tua.

2. Riwayat Kesehatan.

- Riwayat penyakit sekarang : Cara lahir, apgar score, cara lahir, kesadaran.

- Riwayat perinatal : Lama kehamilan, penyakit yang menyertai kehamilan.

- Riwayat persalinan : Cara persalinan, trauma persalinan.

3. Pemeriksaan Fisik.

- Keadaan umum.

Kesadaran.

Vital sign.

Antropometri.

- Kepala : Apakah ada trauma persalinan, adanya caput, chepal hematom, tanda

forcep.

- Mata : Apakah ada katarak, neonatal, btenorhoe.

- Sistem gastrointestinal : Apakah palatum keras dan lunak, apakah bayi menolak

untuk disusui, muntah / distensi abdomen, stomatitis, BAB.


- Sistem pernafasan : Apakah ada kesulitan bernafas, takipneu, bradipneu, teratur /

tidak, bunyi nafas

- Tali pusat : Periksa apakah ada pendarahan, tanda infeksi, keadaan dan jumlah

pembuluh darah ( 2 arteri, 1 vena ).

- Sistem genitourinaria : Apakah hipospadia, epispadia, testis, BAK,

- Ekstrimitas : Cacat bawaan, kelainan bentuk, jumlah, bengkak, posisi / postur normal

/ abnormal.

- Sistem muskuluskletal : Tonus otot, kekuatan otot, kaku ?, lemah ?, asimetris.

- Kulit : Pustula, abrasi, ruam ptekie.

4. Pemeriksaan Fisik.

- Apgar Score.

- Frekuensi kardiovaskuler : Apakah takikardi, bradikardi / normal.

- Sistem neurologis.

Refleks moro = tidak ada, asimetris / hiperaktif.

Refleks mengisap = kuat / lemah.

Refleks menjejak = baik / buruk.

Koordinasi refleks menghisap dan menelan.

5. Pemeriksaan Laboratorium.

- Sampel darah tali pusat.

- Jenis ketonuria.

- Hematokrit.

2.2 Diagnosa Keperawatan

a) Bersihan jalan nafas tak efektif b/d tertumpuknya pada saluran napas
b) Risiko penurunan suhu tubuh b/d proses pelepasan panas yang berlebihan

c) Risiko infeksi b/d terpotongnya tali pusat


keperawatan No. Diagnosa Keperawatan Perencanaan Keperawatan
Intervensi Rasional
Bersihan jalan nafas tak efektif Bersihan jalan napas kembali
b/d tertumpuknya pada efektif dengan kriteria hasil : 1. Hisap pada saluran 1. Untuk membantu
saluran napas ditandai dengan - pada saluran napas mengeluarkan dengan
Ds : - pernapasan berkurang 2. Atur posisi tidur bayi cepat dan membersihkan jalan
Do : Terdapat mukus yang 3. Observasi vital sign napas.
berlebihan pada saluran napas 2. Posisi yang tepat dapat
membantu mengeluarkan
mukus yang ada pada saluran
pernapasan
3. Untuk mengetahui
pernapasan bayi dan untuk
menentukan intervensi
berikutnya

Risiko penurunan suhu tubuh Tidak terjadi penurunan suhu


b/d proses pelepasan panas tubuh dengan kriteria hasil : 1. Bersikan bayi dengan tidak 1.Membersihkan bayi dari
yang berlebihan yang ditandai pertahankan suhu tubuh 36-37 terlalu kotoran yang ada di tubuh
dengan oC 2. Keringkan tubuh bayi 2.Mencegah kehilangan panas
Ds : - 3. Pantau suhu tubuh bayi akibat perpindahan lingkungan
Do : 4. Tempatkan bayi dalam 3.Stabilisasi suhu mungkin
– Tubuh menggigil lingkungan hangat tidak terjadi 8-12 jam setelah
– Suhu badan 36,2 0C lahir
4.Mencegah kehilangan panas
melalui konduksi

Risiko infeksi b/d terpotongnya Infeksi tidak terjadi dengan


tali pusat yang kriteria hasil : 1. Cuci tangan sebelu merawat 1. Mencuci tangan adalah
tali pusat faktor yang penting untuk
melindungi bayi baru

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
Sebagai mahasiswa keperawatan memahami dan dapat menjalankan asuhan
keperawatan pada bayi baru lahir dengan tepat dan sesuai prosedur sangat penting
dilakukan agar dapat menerapkan praktik yang benar di dunia kerja dan tentunya
menjamin keselamatan klien.
DAFTAR PUSTAKA
Pusdiknakes.1995. .DepKesRI; Jakarta.
Carpenito, Lynda Juall. 1998. . Jakarta; EGC
Bobak, , Edisi 4, Jakarta : EGC. 2004
Doengoes, Marilynn, E. . Jakarta : EGC. 2001
Manuaba, Ida Bagus Gde,
Jakarta : EGC. 1998
Mochtar, Rustam. . Jilid I. Jakarta : EGC. 1998
Prawirohardjo,

Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. 2006.

Anda mungkin juga menyukai