Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PENDAHULUAN BAYI BARU LAHIR DI RUANG

PERINATOLOGI RUMAH SAKIT UNIVERSITAS TANJUNGPURA

DISUSUN OLEH :
MAHDIYYAH AZIZAH
NIM. 231133049

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLTEKKES KEMENKES PONTIANAK PRODI PROFESI NERS
JURUSAN KEPERAWATAN
TAHUN 2023/2024
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PENDAHULUAN PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN
LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN
BAYI BARU LAHIR DIRUANG PERINATOLOGI RS UNTAN

Pontianak, Februari 2024

Mengetahui,

Mahasiswa

Mahdiyyah Azizah
NIM. 231133049

Pembimbing Akademik Pembimbing Klinik/ CI

_________________________________ _________________________________
BAB I
KONSEP BAYI BARU LAHIR

A. Pengertian Bayi Baru Lahir


Bayi baru lahir adalah bayi yang pada usia kehamilan 37-42 minggu dan berat
badan 2.500-4.000 gram (Vivian, N. L. D, 2010). Bayi baru lahir normal adalah bayi
yang lahir dengan umur kehamilan 37 minggu sampai 42 minggu dan berat lahir 2500
gram sampai 4000 gram (Depkes RI, 2005).
Neonatus (bayi baru lahir) adalah bayi yang baru lahir sampai usia 4minggu
lahir biasanya dengan usia gestasi 38-42 minggu (Wong, D,L, 2003).Jadi asuhan
keperawatan pada bayi baru lahir adalah asuhan keperawatan yang diberikan pada bayi
yang baru mengalami proses kelahiran dan harus menyesuaikan diri dari kehidupan
intra uteri kekehidupan ekstra uteri hingga mencapai usia 37-42 minggu dan dengan
berat 2.500-4.000 gram.

B. Etiologi
Menurut Risza Apriani. F, 2021 etiologi BBL adalah:
1. His (kontraksi otot Rahim)
2. Kontraksi otot dinding perut
3. Kontraksi diagfragma pelvis atau kekuatan mengejan
4. Ketegangan dan kontraksi ligamentum retundum

C. Patofisiologi/Mekanisme Gangguan Kebutuhan Terkait


Adaptasi Fisiologis Baru lahir terjadi perubahan fungsi organ yang meliputi:
1. Sistem pernapasan
Selama dalam uterus janin mendapat oksigen dari pertukaran melalui
plasenta.Setelah bayi lahir pertukaran gas terjadi pada paru-paru (setelah tali
pusat dipotong). Rangsangan untuk gerakan pernapasan pertama ialah akibat
adanya tekanan mekanis pada toraks sewaktu melalui jalan lahir, penurunan
tekanan oksigen dan peningkatan karbondioksida merangsang kemoreseptor
pada sinus karotis. Usaha bayi pertama kali untuk mempertahankan tekanan
alveoli adanya surfaktan adalah menarik nafas, mengeluarkan dengan menjerit
sehingga oksigen tertahan di dalam. Fungsi surfaktan untuk mempertahankan
ketegangan alveoli. Masa alveoli akan kolaps dan paru-paru kaku. Pernapasan
pada neonatus biasanya pernapasan diafragma dan abdominal.Sedangkan
respirasi setelah beberapa saat kelahiran yaitu 30 – 60 x / menit.
2. Jantung dan Sirkulasi Darah Di dalam rahim darah yang kaya akan oksigen
dan nutrisi berasal dari plasenta masuk ke dalam tubuh janin melalui vena
umbilikalis, sebagian besar masuk ke vena kava inferior melalui duktus dan
vena sasaranti, darah dari sel-sel tubuh yang miskin oksigen serta penuh
dengan sisa-sisa pembakaran dan sebagian akan dialirkan ke plasenta melalui
umbilikalis, demikian seterusnya. Ketika janin dilahirkan segera, bayi
menghirup dan menangis kuat,dengan demikian paru-paru akan berkembang,
tekanan paru-paru mengecil dan darah mengalir ke paru-paru, dengan
demikian duktus botali tidak berfungsi lagi, foramen ovale akan tertutup.
Penutupan foramen ovale terjadi karena pemotongan tali pusat.
3. Saluran pencernaan pada kehamilan 4 bulan, pencernaan telah cukup terbentuk
dan janin telah dapat menelan air ketuban dalam jumlah yang cukup banyak.
Absorpsi air ketuban terjadi melalui mukosa seluruh saluran pencernaan, janin
minum air ketuban dapat dibuktikan dengan adanya mekonium (zat yang
berwarna hitam kehijauan). Mekonium merupakan tinja pertama yang biasanya
dikeluarkan dalam 24 jam pertama.
4. Hepar janin pada kehamilan 4 bulan mempunyai peranan dalammetabolisme
hidrat arang, dan glikogen mulai disimpan di dalam hepar,setelah bayi lahir
simpanan glikogen cepat terpakai, vitamin A dan D juga sudah disimpan dalam
hepar. Fungsi hepar janin dalam kandungan segera setelah lahir dalam keadaan
imatur (belum matang). Hal ini dibuktikan dengan ketidakseimbangan hepar
untuk meniadakan bekas penghancuran darah dari peredaran darah. Enzim
hepar belum aktif benar pada neonatus, misalnyaenzim UDPGT (Uridin
Disfosfat Glukoronide Transferase) dan enzim GGFD (Glukosa 6 Fosfat
Dehidrogerase) yang berfungsi dalam sintesis bilirubin sering kurang sehingga
neonatus memperlihatkan gejala ikterus fisiologis.
5. Metabolisme pada jam-jam pertama energi didapat dari pembakaran
karbohidrat dan pada hari kedua energi berasal dari pembakaran lemak. Energi
tambahan yang diperlukan neonatus pada jam-jam pertama sesudah lahir
diambil dari hasil metabolisme lemak sehingga kadar gula darah dapat
mencapai 120mg/100 ml.
6. Produksi Panas Pada neonatus apabila mengalami hipotermi, bayi mengadakan
penyesuaian suhu terutama dengan NST (Non Sheviring Thermogenesis) yaitu
dengan pembakaran “Brown Fat” (lemak coklat) yang memberikan lebih
banyak energi dari pada lemak biasa. Cara penghilangan tubuh dapat melalui
konveksi aliran panas mengalir dari permukaan tubuh ke udara sekeliling yang
lebih dingin. Radiasi yaitu kehilangan panas dari permukaantubuh ke
permukaan benda yang lebih dingin tanpa kontak secara langsung. Evaporasi
yaitu perubahan cairan menjadi uap seperti yang terjadi jika air keluar dari
paru-paru dan kulit sebagai uap dan konduksi yaitu kehilangan panas dari
permukaan tubuh ke permukaan benda yang lebih dingin dengan kontak secara
langsung.
7. Kelenjar Endoktrin Selama dalam uterus fetus mendapatkan hormon dari ibu,
pada waktu bayi baru lahir kadang-kadang hormon tersebut masih berfungsi
misalkan pengeluaran darah dari vagina yang menyerupai haid perempuan.
Kelenjar tiroid sudah terbentuk sempurna sewaktu lahir dan mulai berfungsi
sejak beberapa bulan sebelum lahir.
8. Keseimbangan Air dan Ginjal Tubuh bayi baru lahir mengandung relatif
banyak air dan kadar natrium relatif lebih besar dari pada kalium. Hal ini
menandakan bahwa ruangan ekstra seluler luas. Fungsi ginjal belum sempurna
karena jumlah nefron matur belum sebanyak orang dewasa dan ada
ketidakseimbangan antara luas permukaan glomerulus dan volume tubulus
proksimal, renal blood flow (aliran darah ginjal) pada neonatus relatif kurang
bila dibandingkan dengan orang dewasa.
9. Susunan Saraf Jika janin pada kehamilan sepuluh minggu dilahirkan hidup
maka dapat dilihat bahwa janin tersebut dapat mengadakan gerakan spontan.
Gerakan menelan pada janin baru terjadi pada kehamilan empat bulan.
Sedangkan gerakan menghisap baru terjadi pada kehamilan enam bulan.Pada
triwulan terakhir hubungan antara saraf dan fungsi otot-ototmenjadi lebih
sempurna. Sehingga janin yang dilahirkan diatas 32 minggu dapat hidup diluar
kandungan. Pada kehamilan 7 bulan maka janin amatsensitif terhadap cahaya.
10. ImunologiPada sistem imunologi Ig gamma A telah dapat dibentuk pada
kehamilan 2 bulan dan baru banyak ditemukan segera sesudah bayi dilahirkan.
Khususnya pada traktus respiratoris kelenjar liur sesuai dengan bakteri dapat
alat pencernaan, imunoglobolin G dibentuk banyak dalam bulan kedua setelah
bayi dilahirkan. Ig A, Ig D dan Ig E diproduksi secaralebih bertahap dan kadar
maksimum tidak dicapai sampai pada masa kanak-kanak dini. Bayi yang
menyusui mendapat kekebalan pasif dari kolostrumdan ASI.
11. Sistem Integumen Kulit bayi baru lahir sangat sensitif dan mudah mengelupas,
semuastruktur kulit ada pada saat lahir tetapi tidak matur. Epidermis dan
dermis tidak terikat dengan erat dan sangat tipis, vernik ke seosa juga Bersatu
dengan epidermis dan bertindak sebagai tutup pelindung dan warna kulit bayi
berwarna merah muda.
12. Sistem Hematopoiesis. Saat bayi lahir nilai rata-rata Hb, Ht, SDM dan
Leukosit lebih tinggi dari nilai normal orang dewasa. Hb bayi baru lahir 14,5 –
22,5 gr/dl, Ht 44 – 72%, SDM 5 – 7,5 juta/mm3 dan Leukosit sekitar
18000/mm3. Darah bayi baru lahir mengandung sekitar 80% Hb janin.
Presentasi Hb janinmenurun sampai 55% pada minggu kelima dan 5% pada
minggu ke 20.
13. Sistem Skelet Arah pertumbuhan sefalokaudal terbukti pada pertumbuhan
tubuh secara keseluruhan. Kepala bayi cukup bulan berukuran seperempat
panjang tubuh. Lengan sedikit lebih panjang dari pada tungkai.Wajah relative
kecil terhadap ukuran tengkorak yang jika dibandingkan lebih besar dan berat.
Ukuran dan bentuk kranium dapat mengalami distorsi akibat molase. Pada bayi
baru lahir lutut saling berjauhan saat kaki diluruskan dan tumit disatukan
sehingga tungkai bawah terlihat agak melengkung.Saat baru lahir tidak terlihat
lengkungan pada telapak kaki. Ekstremitas haryssimetris, terdapat kuku jari
tangan dan kaki, garis-garis telapak tangan dan sudah terlihat pada bayi cukup
bulan
WOC

Sumber: Risza Apriani. F, 2021


D.
E. Tanda dan Gejala
Tanda dan gejala menurut Feranditta Azri Romadhani,2014 sebagai berikut:
1. Lahir aterm antara 37-42 minggu
2. Berat badan 2500 – 4000 gram
3. Panjang lahir 48 – 52 cm
4. Lingkar dada 30 – 38 cm
5. Lingkar kepala 33 – 35 cm
6. Lingkar lengan 11-127.
7. Frekuensi denyut jantung 120-160x/menit
8. Kulit kemerah- merahan dan licin karena jaringan subkutan yang cukup.
9. Rambut lanugo tidak terlihat dan rambut kepala biasanya telah sempurna
10. Kuku agak panjang dan lemas
11. Nilai APGAR >7
12. Gerakan aktif
13. Bayi lahir langsung menangis kuat
14. Genetalia :a.Pada laki-laki kematangan ditandai dengan testis yang berada
padaskrotum dan penis yang berlubang. b.Pada perempuan kematangan ditandai
dengan vagina dan uterusyang berlubang ,serta labia mayora menutupi labia
minora.
15. Refleks rooting ( mencari putting susu dengan rangsangan taktil pada pipidan
daerah mulut)sudah terbentuk dengan baik.
16. Refleks sucking sudah terbentuk dengan baik.
17. Refleks grasping sudah baik
18. Refleks morro
19. Eliminasi baik, urine dan mekonium keluar dalam 24 jam pertama

F. Komplikasi
Menurut Risza Apriani. F, 2021 komplikasi Bayi baru lahir adalah:
1. Sebore
2. Ruam
3. Moniliasis
4. Ikterus fisiologi
5. gangguan sistem saraf pusat: koma,menurunnya reflex mata (sepertimengdip)
6. Cardiovascular: penurunan tekanan darah secara berangsur,menghilangnya
tekanan darah sistolik
7. Pernafasan: menurunnya konsumsi oksigen
8. Saraf dan otot: tidak adanya gerakan, menghilangnya reflex perifer

G. Pemeriksaan Diagnostik
Menurut Risza Apriani. F, 2021
1. Sel darah putih 18000/mm
2. Neutropil meningkat sampai/mm hari pertama setelah lahir (menurun bila ada
sepsis).
3. Hemoglobin 15 – 20 g/dl (kadar lebih rendah berhubungan dengan anemia)
4. Hematokrit 43% - 61% (peningkatan 65% atau lebih menandakan polisitemia,
penurunan kadar gula menunjukkan anemia/hemoraghi prenatal)
5. Bilirubin total 6 mg/dl pada hari pertama kehidupan 8 mg/dl 1 – 2 hari dan 12
mg/dl pada 3 – 5 hari.
6. Detrosik : tetes glukosa selama 4 – 6 jam pertama setelah kelahiran rata – rata
mg/dl, meningkat mg/dl pada hari ke 3.

H. Penatalaksanaan Medik
Menurut (Prawirohardjo, 2005 dalam Feranditta Azri Romadhani,2014) tujuan utama
perawatan bayi segera sesudah lahir, adalah:
1) Membersihkan jalan nafas Bayi normal akan menangis spontan segera setelah
lahir, apabila bayi tidak langsung menangis, penolong segera membersihkan
jalan nafas dengan cara sebagai berikut :
a. Letakkan bayi pada posisi terlentang di tempat yang keras dan hangat.
b. Posisi kepala diatur lurus sedikit tengadah ke belakang Bersihkan hidung,
rongga mulut dan tenggorokan bayi dengan jari tangan yangdibungkus
kassa steril.
c. Tepuk kedua telapak kaki bayi sebanyak 2-3 kali atau gosok kulit bayi
dengan kain.
2) Memotong dan Merawat Tali Pusat Tali pusat dipotong sebelum atausesudah
plasenta lahir tidak begitu menentukan dan tidak akan mempengaruhi bayi,
kecuali pada bayi kurang bulan. Tali pusat dipotong 5 cm dari dinding perut
bayi dengan gunting steril dan diikat dengan pengikat steril. Apabila masih
terjadi perdarahan dapat dibuat ikatan baru. Luka tali pusat dibersihkan dan
dirawat dengan alkohol 70% atau povidon iodin 10% serta dibalut kasa steril.
Pembalut tersebut diganti setiap hari dan atau setiap tali basah / kotor. Sebelum
memotong tali pusat, pastikan bahwa tali pusat telah diklem dengan baik,
untuk mencegah terjadinya perdarahan.
3) Mempertahankan Suhu Tubuh Bayi Pada waktu baru lahir, bayi belum mampu
mengatur tetap suhu badannya dan membutuhkan pengaturan dari luar untuk
membuatnya tetap hangat. Bayi baru lahir harus dibungkus hangat.
4) Memberi Vitamin K Untuk mencegah terjadinya perdarahan, semua bayi baru
lahir normal dan cukup bulan perlu diberi vitamin K peroral 1 mg/hari selama
3hari, sedangkan bayi resiko tinggi diberi vitamin K parenteral dengan
dosis0,5 1 mg I.M
5) Memberi Obat Tetes / Salep mata di beberapa negara perawatan mata bayi
baru lahir secara hukum diharuskan untuk mencegah terjadinya
oplitalmicneonatorum. Di daerah dimana prevalensi gonorhoe tinggi, setiap
bayi baru lahir perlu diberi salep mata sesudah 5 jam bayi lahir. Pemberian
obat mataeritromisin 0,5% atau tetrasiklin 1% dianjurkan untuk pencegahan
penyakit mata karena klamidia (penyakit menular seksual).
6) Identifikasi Bayi
a. Peralatan identifikasi bayi baru lahir harus selalu tersedia di tempat
penerimaan pasien, di kamar bersalin dan di ruang rawat bayi.
b. Alat yang digunakan hendaknya kebal air, dengan tepi yang halus tidak
mudahmelukai, tidak mudah sobek dan tidak mudah lepas.
c. Pada alat/gelang identifikasi harus tercantum : nama (bayi, nyonya)
tanggal lahir, nomor bayi, jenis kelamin, unit, nama lengkap ibu.
d. Disetiap tempat tidur harus diberi tanda dengan mencantumkan
nama,tanggal lahir, nomor identifikasi.
7) Pemantauan Bayi Baru Lahir Tujuan pemantauan bayi baru lahir adalah untuk
mengetahui aktivitas bayi normal atau tidak dan identifikasi masalah kesehatan
bayi baru lahir yang memerlukan perhatian keluarga dan penolong persalinan
serta tindak lanjut petugas kesehatan. Pemantauan 2 jam pertama sesudah lahir
meliputi :
a. Kemampuan menghisap kuat atau lemah
b. Bayi tampak aktif atau lunglai
c. Bayi kemerahan atau biru
BAB II
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
a) Aktivitas
Status yang mungkin 2 – 3 jam beberapa hari pertama bayi tampak semi koma,
saat tidur dalam meringis atau tersenyum adalah bukti tidur dengan Gerakan
mata cepat (REM) tidur sehari rat – rata 20 jam.
b) Sirkulasi
Rata – rata nadi apical dpm, meningkat sampai 120 dpm pada jam setelah
kelahiran. Nadi perifer mungkin melemah, murmur jantung seringa da selama
periode transisi, TD berentang dari mmHg (sistolik)/ 40-45 mmHg (diastolic
tali pusat diklem denga naman tanpa rembesan darah, menunjukkan tanda –
tanda pengeringan dalam 1 – 2 jam kelahiran mengerut dan menghitam pada
hari ke 2 atau ke 3.
c) Eliminasi
Abdomen lunak tanpa distensi, bising usus aktif pada beberapa jam setelah
kelahiran. Urin tidak berawarna atau kuning pucat, dengan 6 – 10 popok basah
per 24 jam. Pergerakan feses meconium dalam 24 – 48 jam kelahiran.
d) Makanan atau cairan
Penurunan berat badan di awal 5% - 10%. Neurosensori lingkar kepala(cm),
fontanel anterior dan posterior lunak dan datar, kaput suksedaneum dan
molding mungkin ada selama 3 – 4 hari, mata dan kelopak mata mungkin
edema, strabismus dan fenomena mata boneka seringa da
e) Pernapasan
Takipnea, pernapasan dangkal, ekspirasi sulit.
f) Seksualitas
Genetalia Wanita: labia vagina agak kemerahan atau edema, tanda
vagina/hymen dapat terlihat, rabas mukosa putih (smegma) atau rabas berdarah
sedikit (pseudo mnstruasi) mungkin ada.
Genetalia Pria: Testis turun, skrotum tertutup dengan rugae, fimosis biasa
terjadi (lubang Prepusium sempit, memcegah retraksiforeksim ke glan).
B. Diagnosa Keperawatan
Berdasarkan buku Standar Diagnosa Keperawatan Edisi 1 Cetakkan III (revisi), 2017
a) Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan spasme jalasn nafas
b) Menyusui tidak efektif berhubungan dengan tidak rawat gabung
c) Risiko hipotermia berhubungan dengan kurangnya lapisan lemak subkutan

C. Intervensi
Berdasarkan Buku SLKI Edisi 1 Cetakkan II ,2019 dan Buku SIKI Edisi 1 Cetakkan
II, 2018.
No. Diagnosa Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
Keperawatan
1. (D.0001) (L.01001) (I.01014)
Bersihan jalan Setelah dilakukan Tindakan Pemantauan respirasi
nafas tidak keperawatan selama 3x24 jam Observasi
efektif maka diharapkan bersihan 1) Memonitor frekuensi, irama,
berhubungan jalan nafas meningkat dengan kedalaman dan upaya napas
dengan spasme kriteria hasil: 2) Monitor pola napas
jalasn nafas 1) Produksi sputum menurun (mis.bradipnea, takipnea,
2) Mengi menurun hiperventilasi)
3) Sianosis menurun 3) Monitor adanya sumbatan jalan
4) Gelisah menurun napas
5) Frekuensi nafas membaik 4) Auskultasi bunyi napas
6) Pola napas membaik 5) Monitor saturasi oksigen
Terapeutik
1) Atur interval pemantauan
respirasi sesuai kondisi pasien
Edukasi
1) Jelaskan tujuan dan prosedur
pemantauan
2) Infomasikan hasil pemantauan ,
jika perlu
2. (D.00029) (L.03029) (I.03135)
Menyusui tidak Setelah dilakukan Tindakan Promosi Asi Ekslusif
efektif keperawatan selama 3x24 jam Observasi
berhubungan maka diharapkan status 1) Identifikasi kebutuhan laktasi
dengan tidak menyusui membaik dengan bagi ibu pada anteriatal,
rawat gabung kriteria hasil: intranatal, dan postnatal.
1) Intake bayi meningkat Terapeutik
2) Hisapan bayi meningkat 2) Fasilitasi ibu untuk rawat
3) Suplai ASI adekuat gabung atau rooming in
meningkat 3) Gunakan sendok atau cangkir
4) Bayi rewel menurun jika bayi belum bisa menyusu
5) Bayi menangis setelah 4) Dukung ibu menyusui dengan
menyusu menurun mendampingi ibu selama
kegiatan menyusui berlangsung
5) Diskusikan dengan keluarga
tentang ASI eksklusif
Edukasi
6) Jelaskan manfaat menyusui bagi
ibu dan bayi
7) Anjurkan ibu memberikan
nutrisi kepada bayi hanya
dnegan ASI
8) Jelaskan tanda – tanda bayi
cukup ASI (mis. BB meningkat,
BAK > 10x/hari, warnanurine
tidak pekat)
9) Anjurkan ibu menjaga produksi
ASI dengan emmerah, walaupun
kondisi ibu atau bayi terpisah

3. (D.0140) (L.14134) (I.14507)


Risiko Setelah dilakukan Tindakan Manajemen Hipotermi
hipotermia keperawatan selama 3x24 jam Observasi
berhubungan maka diharapkan 1) Monitor suhu tubuh
dengan termoregulasi membaik 2) Identifikasi penyebab
kurangnya dengan kriteria hasil: hipotermia (mis.terpapar suhu
lapisan lemak 1) Kulit merah menurun lingkungan rendah, pakaian
subkutan 2) Pucat menurun tipis, kerusakan hipotalamus,
3) Hipoksia menurun penurunan laju metabolism,
4) Suhu tubuh membaik kekurangan lemak subkutan)
5) Suhu kulit membaik 3) Monitor tanda dan gejala akibat
6) Kadar glukosa darah hipotermia
membaik Terapeutik
7) Tekanan darah membaik 4) Sediakan lingkungan yang
hangat
5) Ganti pakaian atau linen yang
basah
6) Lakukan penghangatan pasif
(mis. Selimut menutup kepala,
pakaian tebal)
7) Lakukan penghangatn aktif
eksternal (mis.kompres hangat,
botol hangat, oksigen hangat)
Edukasi
8) Anjurkan makan / minum
hangat
D. Evaluasi
Tujuan dari evaluasi adalah untuk mengetahui sejauh mana perawatan dapat
dicapai dan memberikan umpan balik terhadap asuhan keperawatan yang diberikan
(Tarwoto & Wartonah, 2018). Tehnik Pelaksanaan SOAP
1. S (Subjective) adalah informasi berupa ungkapan yang didapat dari klien setelah
tindakan diberikan.
2. O (Objective) adalah informasi yang didapat berupa hasil pengamatan, penilaian,
pengukuran yang dilakukan oleh perawat setelah tindakan dilakukan.
3. A (Analisis) adalah membandingkan antara informasi subjective dan objective
dengan tujuan dan kriteria hasil, kemudian diambil kesimpulan bahwa masalah
teratasi, teratasi sebahagian, atau tidak teratasi.
4. P (Planning) adalah rencana keperawatan lanjutan yang akan dilakukan
berdasarkan hasil analisa.
DAFTAR PUSTAKA

Buku Standar Diagnosa Keperawatan Definisi dan Indikator Diagnostic Edisi 1 Cetakkan
III (revisi), 2017. Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI).
Buku Standar Luaran Keperawatan Indonesia Definisi dan Tindakan Keperawatan Edisi 1
Cetakkan II ,2019. Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI).
Buku Standar Intervensi Keperawatan Indonesi Definisi dan Tindakan Keperawatan Edisi
1 Cetakkan II,2018. Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI).
Feranditta Azri Romadhani,2014. Laporan Pendahuluan Bayi Baru Lahir, Purwokerto.
Risza Apriani. Fauziyah, 2021. Laporan Pendahuluan Bayi Baru Lahir Diruang Hesti-
Perinatologi.
Tarwoto & Wartonah, 2018. Pengertian dan Tujuan Evaluasi Keperawatan.

Anda mungkin juga menyukai