Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PENDAHULUAN

BAYI BARU LAHIR (BBL)


STASE KEPERAWATAN ANAK
DI RUANG PERINATOLOGI
RSUD dr. ABDUL AZIZ
SINGKAWANG

FAISAL MAHLUFI
NIM: I4051161034

PRODI PROFESI KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
LAPORAN PENDAHULUAN
BAYI BARU LAHIR (BBL)

A KONSEP DASAR PENYAKIT


1 Definisi
Bayi Baru Lahir (Neonatus/BBL) adalah bayi yang baru lahir sampai usia 4
minggu dan lahir dari umur kelahiran 37 minggu sampai 42 minggu dengan berat
lahir 2.500 gram (Saifudin, 2007). Bayi Baru Lahir adalah hasil konsepsi yang baru
lahir dari rahim seorang wanita melalui jalan lahir normal atau dengan alat tertentu
sampai umur satu bulan (FKUI, 2008). Asuhan segera bayi baru lahir adalah asuhan
yang diberikan pada bayi tersebut selama jam pertama setelah kelahiran sebagian
besar bayi baru lahir akan menunjukkan usaha napas pernapasan spontan dengan
sedikit bantuan atau gangguan (Wiknjosostro, 2011).
Jadi, asuhan keperawatan pada bayi baru lahir adalah asuhan keperawatan yang
diberikan pada bayi yang baru mengalami proses kelahiran dan harus menyesuaikan
diri dari kehidupan intra uteri kekehidupan ekstra uteri hingga mencapai usia 37-42
minggu dan dengan berat 2.500-4.000 gram.

2 Manifestasi atau Tanda-tanda


a. Berat Badan 2.500 - 4.000 gram
b. Panjang Badan 48 - 52 gram
c. Lingkar dada 30 - 38 cm
d. Lingkar kepala 33 - 35 cm
e. GDS 45 g/dl - 130 g/dl
f. Bunyi jantung dalam menit pertama-tama ± 180 x/menit lalu menurun 120 - 140
x/menit
g. Pernafasan pada menit-menit pertama ± 140 x/menit
h. Kulit kemerah-merahan dan licin karena jaringan subkutan cukup dan diliputi
vernik caseosa
i. Rambut lanugo tidak terlihat, rambut kepala biasanya telah sempurna
j. Kuku agak panjang dan lemas
k. Genetalia perempuan labia mayora sudah menutupi labia minora, untuk laki-laki
testis sudah menurun
l. Reflek hisap dan menelan sudah terbentuk dengan baik
m. Graps reflek baik, bila diletakan suatu benda diatas tangan bayi akan
menggenggam
n. Reflek moro sudah baik, urin dan mekoneum akan keluar dalam 24 jam pertama,
mekoneum hitam kecoklatan. (Prawirohardjo, 2011).

3 Adaftasi Fisiologi Bayi Baru Lahir


Pada bayi baru lahir (BBL) terjadi perubahan fungsi organ yang meliputi :
a. Sistem pernapasan
Selama dalam uterus janin mendapat oksigen dari pertukaran melalui plasenta.
Setelah bayi lahir pertukaran gas terjadi pada paru-paru (setelah tali pusat dipotong).
Rangsangan untuk gerakan pernapasan pertama ialah akibat adanya tekanan mekanis
pada toraks sewaktu melalui jalan lahir, penurunan tekanan oksigen dan peningkatan
karbondioksida merangsang kemoreseptor pada sinus karotis. Usaha bayi pertama
kali untuk mempertahankan tekanan alveoli adanya surfaktan adalah menarik nafas,
mengeluarkan dengan menjerit sehingga oksigen tertahan di dalam. Fungsi surfaktan
untuk mempertahankan ketegangan alveoli. Masa alveoli akan kolaps dan paru-paru
kaku. Pernapasan pada neonatus biasanya pernapasan diafragma dan abdominal.
Sedangkan respirasi beberapa saat setelah kelahiran yaitu 30-60 x/menit.
b. Sistem cardiovaskuler
Di dalam rahim darah yang kaya akan oksigen dan nutrisi berasal dari plasenta
masuk ke dalam tubuh janin melalui vena umbilikalis, sebagian besar masuk ke vena
kava inferior melalui duktus dan vena sasaranti, darah dari sel-sel tubuh yang miskin
oksigen serta penuh dengan sisa-sisa pembakaran dan sebagian akan dialirkan ke
plasenta melalui arteri umbilikalis, demikian seterusnya.
Ketika janin dilahirkan segera, bayi menghirup dan menangis kuat, dengan
demikian paru-paru akan berkembang, tekanan paru-paru mengecil dan darah
mengalir ke paru-paru, dengan demikian foramen ovale, duktus arterious dan duktus
venosus menutup. Arteri umbilikalis, vena umbilikalis dan arteri hepatika menjadi
ligamen.
c. Sistem hematopoiesis
Volume darah bayi baru lahir bervariasi dari 80-110 ml/kg selama hari pertama
dan meningkat dua kali lipat pada akhir tahun pertama. Nilai rata-rata hemoglobin
dan sel darah merah lebih tinggi dari nilai normal orang dewasa.
Hb bayi baru lahir 14,5-22,5 gr/dl, Ht 44-72%, SDM 5-7,5 juta/mm 3 dan
Leukosit sekitar 18000/mm3. Darah bayi baru lahir mengandung sekitar 80% Hb
janin. Presentasi Hb janin menurun sampai 55% pada minggu kelima dan 5% pada
minggu ke 20.
d. Sistem Pencernaan
Pada kehamilan 4 bulan, pencernaan telah cukup terbentuk dan janin telah dapat
menelan air ketuban dalam jumlah yang cukup banyak. Absorpsi air ketuban terjadi
melalui mukosa seluruh saluran pencernaan, janin minum air ketuban dapat
dibuktikan dengan adanya mekonium (zat yang berwarna hitam kehijauan).
Mekonium merupakan tinja pertama yang biasanya dikeluarkan dalam 24 jam
pertama.
e. Hepar
Hepar janin pada kehamilan 4 bulan mempunyai peranan dalam metabolisme
hidrat arang, dan glikogen mulai disimpan di dalam hepar, setelah bayi lahir
simpanan glikogen cepat terpakai, vitamin A dan D juga sudah disimpan dalam
hepar. Fungsi hepar janin dalam kandungan segera setelah lahir dalam keadaan
imatur (belum matang). Hal ini dibuktikan dengan ketidakseimbangan hepar untuk
meniadakan bekas penghancuran darah dari peredaran darah. Enzim hepar belum
aktif benar pada neonatus, misalnya enzim UDPGT (Uridin Disfosfat Glukoronide
Transferase) dan enzim GGFD (Glukosa 6 Fosfat Dehidrogerase) yang berfungsi
dalam sintesis bilirubin sering kurang sehingga neonatus memperlihatkan gejala
ikterus fisiologis.
f. Metabolisme
Pada jam-jam pertama energi didapat dari pembakaran karbohidrat dan pada
hari kedua energi berasal dari pembakaran lemak. Energi tambahan yang diperlukan
neonatus pada jam-jam pertama sesudah lahir diambil dari hasil metabolisme lemak
sehingga kadar gula darah dapat mencapai 120 mg/100 ml.
g. Sistem termogenik
Pada neonatus apabila mengalami hipotermi, bayi mengadakan penyesuaian
suhu terutama dengan NST (Non Sheviring Thermogenesis) yaitu dengan
pembakaran “Brown Fat” (lemak coklat) yang memberikan lebih banyak energi
daripada lemak biasa. Cara penghilangan tubuh dapat melalui konveksi aliran panas
mengalir dari permukaan tubuh ke udara sekeliling yang lebih dingin. Radiasi yaitu
kehilangan panas dari permukaan tubuh ke permukaan benda yang lebih dingin
tanpa kontak secara langsung. Evaporasi yaitu perubahan cairan menjadi uap seperti
yang terjadi jika air keluar dari paru-paru dan kulit sebagai uap dan konduksi yaitu
kehilangan panas dari permukaan tubuh ke permukaan benda yang lebih dingin
dengan kontak secara langsung.
h. Kelenjar endokrin
Selama dalam uterus fetus mendapatkan hormon dari ibu, pada waktu bayi baru
lahir kadang-kadang hormon tersebut masih berfungsi misalkan pengeluaran darah
dari vagina yang menyerupai haid perempuan. Kelenjar tiroid sudah terbentuk
sempurna sewaktu lahir dan mulai berfungsi sejak beberapa bulan sebelum lahir.
i. Keseimbangan air dan ginjal
Tubuh bayi baru lahir mengandung relatif banyak air dan kadar natrium relatif
lebih besar daripada kalium. Hal ini menandakan bahwa ruangan ekstraseluler luas.
Fungsi ginjal belum sempurna karena jumlah nefron matur belum sebanyak orang
dewasa dan ada ketidakseimbangan antara luas permukaan glomerulus dan volume
tubulus proksimal, renal blood flow (aliran darah ginjal) pada neonatus relatif
kurang bila dibandingkan dengan orang dewasa.
j. Susunan saraf
Jika janin pada kehamilan sepuluh minggu dilahirkan hidup maka dapat
dilihat bahwa janin tersebut dapat mengadakan gerakan spontan. Gerakan menelan
pada janin baru terjadi pada kehamilan empat bulan. Sedangkan gerakan
menghisap baru terjadi pada kehamilan enam bulan.
Pada triwulan terakhir hubungan antara saraf dan fungsi otot-otot menjadi
lebih sempurna. Sehingga janin yang dilahirkan diatas 32 minggu dapat hidup
diluar kandungan. Pada kehamilan 7 bulan maka janin amat sensitif terhadap
cahaya.
k. Sistem imunitas
Pada sistem imunologi Ig gamma A telah dapat dibentuk pada kehamilan 2
bulan dan baru banyak ditemukan segera sesudah bayi dilahirkan. Khususnya pada
traktus respiratoris kelenjar liur sesuai dengan bakteri dapat alat pencernaan,
imunoglobolin G dibentuk banyak dalam bulan kedua setelah bayi dilahirkan. Ig A,
Ig D dan Ig E diproduksi secara lebih bertahap dan kadar maksimum tidak dicapai
sampai pada masa kanak-kanak dini. Bayi yang menyusui mendapat kekebalan
pasif dari kolostrum dan ASI.
l. Sistem integumen
Stuktur kulit bayi sudah terbentuk dari sejak lahir, tetapi masih belum
matang. Epidermis dan dermis tidak terikat dengan baik dan sangat tipis. Vernik
kaseosa juga berfungsi sebagai lapisan pelindung kulit. Kulit bayi sangat sensitif
dan dapat rusak dengan mudah. Bayi baru lahir yang cukup bulan memiliki kulit
kemerahan yang akan memucat menjadi normal beberapa jam setelah kelahiran.
Kulit sering terlihat bercak terutama sekitar ektremitas. Tangan dan kaki
sedikit sianotik (Akrosianotik). Ini disebabkan oleh ketidakstabilan vosomotor.
Stasis kapiler dan kadar hemoglobin yang tinggi. Keadaan ini normal, bersifat
sementara dan bertahan selama 7-10 hari. Terutama jika terpajan pada udara
dingin.
m. Sistem skelet
Arah pertumbuhan sefalokaudal terbukti pada pertumbuhan tubuh secara
keseluruhan. Kepala bayi cukup bulan berukuran seperempat panjang tubuh.
Lengan sedikit lebih panjang daripada tungkai. Wajah relatif kecil terhadap ukuran
tengkorak yang jika dibandingkan lebih besar dan berat. Ukuran dan bentuk
kranium dapat mengalami distorsi akibat molase.
Pada bayi baru lahir lutut saling berjauhan saat kaki diluruskan dan tumit
disatukan sehingga tungkai bawah terlihat agak melengkung. Saat baru lahir tidak
terlihat lengkungan pada telapak kaki. Ekstremitas harys simetris, terdapat kuku
jari tangan dan kaki, garis-garis telapak tangan dan sudah terlihat pada bayi cukup
bulan.
n. Sistem neuromuskuler
Reflek bayi baru lahir diantaranya :
a. Reflek pada Mata
 Berkedip atau Refleks korneal
 Reflek Pupil
 Mata boneka
b. Reflek pada Hidung
 Bersin
 Glabela: ketukan halus pada glabela (bagian dahi antara dua alis mata)
menyebabkan mata menutup dengan rapat.
c. Reflek pada mulut dan Tenggorokkan
 Menghisap
 Muntah
 Rooting
Menyentuh atau menekan dagu sepanjang sisi mulut akan menyebabkan bayi
membalikan kepala ke arah sisi tersebut dan mulai menghadap: harus hilang
kira-kira pada usia 3-4 bulan, tetapi dapat menetap selama 12 bulan.
 Ekstrusi
Bila lidah disentuh atau ditekan, bayi berespon dengan mendorongnya
keluar: harus menghilang pada usia 4 bulan.
 Menguap
 Batuk
d. Reflek pada Ekstremitas
 Menggenggam
 Babinski
 Klonus, Pergelangan kaki: Dorsofleksi telapak kaki yang cepat ketika
menopang lutut pada posisi fleksi parsial mengakibatkan munculnya satu
sampai dua gerakan oskilasi (denyut). Akhirnya tidak boleh ada denyut yang
teraba.
 Refleks pada Massa/Moro
 Startle : Suara keras yang tiba-tiba menyebabkan abduksi lengan dengan
fleksi siku: tangan tetap tergenggam: harus hilang pada usia 4 bulan. (Mc
Closky & Bulechek, (2000), Mitayani, (2009), Wiknjosostro, (2011),
Doengoes, (2010).

4 Pathway
5 Pemantauan Bayi Baru Lahir
Tujuan pemantauan bayi baru lahir adalah untuk mengetahui aktivitas bayi normal
atau tidak dan diidentifikasi, masalah kesehatan bayi baru lahir yang memerlukan
perhatian keluarga dan penolong persalinan serta tindak lanjut petugas keperawatan.
a 2 jam pertama sesudah kelahiran
Hal-hal yang dinilai waktu pemantauan bayi pada jam pertama sesudah lahir meliputi :
 Kemampuan menghisap lemah atau kuat
 Bayi tampak aktif atau lunglai
 BAyi kemeraqhan atau biru
b Sebelum penolong persalinan meninggalkan ibu dan bayinya
Penolong persalinan melakukan pemeriksaan dan penilaian terhadap ada tidaknya
kesehatan yang memerlukan tindak lanjut, seperti :
 Gangguan pernafasan
 Hipotermia
 Infeksi
 Cacat bawaan dan trauma lahir. (Sarwono, 2011).
6 Penatalaksanaan Medis
a. Tes diagnostik
 Jumlah sel darah putih (SDP) : 18000/mm 3, neutrofil meningkat sampai
23.000-24.000/mm3, hari pertama setelah lahir (menurun bila ada sepsis).
 Hemoglobin (Hb) : 15-20 gr/dl (kadar lebih rendah berhubungan dengan
anemia atau hemolisis berlebihan).
 Hematokrit (Ht) 43-61% (peningkatan sampai 65% atau lebih menandakan
polisitemia, penurunan kadar menunjukkan anemia atau hemoragi
prenatal/perinatal).
 Bilirubin total : 6mg/dl pada hari pertama kehidupan, lebih besar 8mg/dl 1-2
hari dan 12mg/dl pada 3-5 hari.
 Golongan darah dan RH. (Marllyn. E, Doenges, 2010).
b. Terapi
1) Non Farmakologi
- Pengukuran nilai APGAR Score (pada menit pertama dan menit kelima
setelah dilahirkan)
- Kontrol suhu, suhu rektal sekali kemudian suhu aksila
- Penimbangan BB setiap hari
- Jadwal menyusui
- Higiene dan perawatan tali pusat
2) Farmakologi
- Suction dan oksigen
- Vitamin K
- Perawatan mata (obat mata entromisin 0,5% atau tetrasimin 1%, perak
nitral atau neosporin)
- Vaksinasi hepatitis B
Vaksinasi hepatitis B direkomendasikan untuk semua bayi. Tempat yang
biasa dipakai untuk menyuntikkan obat ini pada bayi baru lahir adalah
muskulus vastus lateralis. (Mitayani, 2009).

B DAMPAK PENYAKIT TERHADAP KEBUTUHAN DASAR MANUSIA


1 Kebutuhan Oksigenasi
Pada proses persalinan ketika kepala melewati jalan lahir, banyak cairan amnion
yang masuk kesaluran napas, reflek menghisap dan menelan belum sempurna, terjadi
akumulasi secret pada jalan napas mengakibatkan bersihan jalan napas dan pola napas
tidak efektif.
2 Kebutuhan Cairan dan Elektrolit
Peningkatan pengeluaran cairan melalui insisible water loss (IWL) dan reflek
menghisap dan menelan belum sempurna merupakan resiko tinggi terhadap gangguan
pemenuhan kebutuhan cairan.
3 Kebutuhan Sirkulasi
Adaptasi terhadap perubahan suhu tubuh dari suhu intra uterin yang stabil ke suhu
ruangan dan adanya pengeluaran suhu tubuh melalui proses konveksi, radiasi dan
evaporasi merupakan faktor resiko tinggi terjadinya hipothermi.
4 Kebutuhan Nutrisi
Reflek menghisap dan menelan yang belum sempurna, merupakan faktor resiko
tinggi pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh .
5 Kebutuhan Rasa Aman
Adanya luka pemotongan tali pusat yang belum kering merupakan faktor resiko
tinggi terjadinya infeksi. (Abdul Bahri, 2007).
C ASUHAN KEPERAWATAN
1 Pengkajian
1 Aktivitas/Istirahat
Status sadar mungkin 2-3 jam beberapa hari pertama, bayi tampak semi koma saat
tidur, meringis atau tersenyum adalah bukti tidur dengan gerakan mata cepat, tidur
sehari rata-rata 20 jam.
2 Pernapasan dan peredaran darah
Bayi normal mulai bernapas 30 detik sesudah lahir, untuk menilai status
kesehatan bayi dalam kaitannya dengan pernapasan dan peredaran darah dapat
digunakan metode APGAR Score. Namun secara praktis dapat dilihat dari
frekuensi denyut jantung dan pernapasan serta wajah, ekstremitas dan seluruh
tubuh, frekwensi denyut jantung bayi normal berkisar antara 120-140 kali/menit
(12 jam pertama setelah kelahiran), dapat berfluktuasi dari 70-100 kali/menit
(tidur) sampai 180 kali/menit (menangis).
Pernapasan bayi normal berkisar antara 30-60 kali/menit warna ekstremitas,
wajah dan seluruh tubuh bayi adalah kemerahan. Tekanan darah sistolik bayi baru
lahir 78 dan tekanan diastolik rata-rata 42, tekanan darah berbeda dari hari ke hari
selama bulan pertama kelahiran. Tekanan darah sistolik bayi sering menurun
(sekitar 15 mmHg) selama satu jam pertama setelah lahir. Menangis dan bergerak
biasanya menyebabkan peningkatan tekanan darah sistolik.
3 Suhu Tubuh
Suhu inti tubuh bayi biasanya berkisar antara 36,5 0C-370C. Pengukuran suhu
tubuh dapat dilakukan pada aksila atau pada rektal.
4 Kulit
Kulit neonatus yang cukup bulan biasanya halus, lembut dan padat dengan
sedikit pengelupasan, terutama pada telapak tangan, kaki dan selangkangan. Kulit
biasanya dilapisi dengan zat lemak berwara putih kekuningan terutama di
daerah lipatan dan bahu yang disebut verniks kaseosa.
5 Keadaan dan Kelengkapan Ekstremitas
Dilihat apakah ada cacat bawaan berupa kelainan bentuk, kelainan jumlah atau
tidak sama sekali pada semua anggota tubuh dari ujung rambut sampai ujung kaki
juga lubang anus (rektal) dan jenis kelamin.

6 Tali Pusat
Pada tali pusat terdapat dua arteri dan satu vena umbilikalis. Keadaan tali pusat
harus kering, tidak ada perdarahan, tidak ada kemerahan disekitarnya.
7 Refleks
Beberapa refleks yang terdapat pada bayi :
a Refleks moro (refleks terkejut). Bila diberi rangsangan yang mengagetkan
akan terjadi refleks lengan dan tangan terbuka.
b Refleks menggenggam (palmer graps). Bila telapak tangan dirangsang akan
memberi reaksi seperti menggenggam. Plantar graps, bila telapak kaki
dirangsang akan memberi reaksi.
c Refleks berjalan (stepping). Bila kakinya ditekankan pada bidang datang atau
diangkat akan bergerak seperti berjalan.
d Refleks mencari (rooting). Bila pipi bayi disentuh akan menoleh kepalanya ke
sisi yang disentuh itu mencari puting susu.
e Refleks menghisap (sucking). Bila memasukan sesuatu ke dalam mulut bayi
akan membuat gerakan menghisap.
8 Berat Badan
Pada hari kedua dan ketiga bayi mengalami berat badan fisiologis. Namun
harus waspada jangan sampai melampaui 10% dari berat badan lahir. Berat badan
lahir normal adalah 2500 sampai 4000 gram.
9 Mekonium
Mekonium adalah feces bayi yang berupa pasta kental berwarna gelap hitam
kehijauan dan lengket. Mekonium akan mulai keluar dalam 24 jam pertama.
10 Antropometri
Dilakukan pengukuran lingkar kepala, lingkar dada, lingkar lengan atas dan
panjang badan dengan menggunakan pita pengukur. Lingkar kepala fronto-
occipitalis 34cm, suboksipito-bregmantika 32cm, mento occipitalis 35cm.
Lingkar dada normal 32-34 cm. Lingkar lengan atas normal 10-11 cm. Panjang
badan normal 48-50 cm.
11 Seksualitas
Genetalia wanita ; Labia vagina agak kemerahan atau edema, tanda
vagina/himen dapat terlihat, rabas mukosa putih (smegma) atau rabas berdarah
sedikit mungkin ada. Genetalia pria ; Testis turun, skrotum tertutup dengan rugae,
fimosis biasa terjadi. (Doengoes, dkk., 2010)

2 Diagnosa keperawatan yang sering muncul


1 Risiko tinggi perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
refleks hisap tidak adekuat.
2 Resiko tinggi perubahan suhu tubuh berhubungan dengan adaptasi dengan
lingkungan luar rahim, keterbatasan jumlah lemak.
3 Resiko tinggi terjadi infeksi berhubungan dengan trauma jaringan (pemotongan
tali pusat), tali pusat masih basah.
4 Resiko tinggi kekurangan volume cairan berhubungan dengan hilangnya air
(IWL), keterbatasan masukan cairan.
5 Kurangnya pengetahuan orangtua berhubungan dengan kurang terpaparnya
informasi.

3 Intervensi keperawatan
a. Risiko tinggi perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
refleks hisap tidak adekuat.
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam perubahan
nutrisi tidak terjadi.
Kriteria hasil :
- Penurunan BB tidak lebih dari 10% BB lahir
- Intake dan output makanan seimbang
- Tidak ada tanda-tanda hipoglikemi.
Rencana tindakan :
N INTERVENSI RASIONAL
O
1 Pantau intake dan out put Pada janin cukup bulan mengandung (80-100 ml).
cairan Masukan cairan adekuat untuk metabolisme tubuh
yang tinggi
2 Kaji payudara ibu tentang Kondisi puting ibu sangat menentukan dalam proses
kondisi putting menyusui, kondisi puting inverted menggangu proses
laktasi
3 Lakukan breast care pada Perawatan breast care untuk melancarkan dan
ibu secara teratur merangsang produksi air susu pada ibu menyusui
4 Lakukan pemberian makan Pemberian makan awal membantu memenuhi
oral awal dengan 5-15 ml kebutuhan kalori dan cairan, khususnya pada bayi
air steril kemudian dextrosa yang menggunakan 100-120 kal/kg dari BB setiap 24
dan PASI jam
5 Intruksikan ibu cara dan Cara dan posisi ibu dalam menyusui sangat
posisi menyusui yang tepat mempengaruhi proses laktasi, sehingga proses laktasi
secara mandiri harus dilakukan dengan benar
6 Instruksikan pada ibu agar Untuk meningkatkan produksi susu ibu sehingga
mengkonsumsi susu ibu proses laktasi menjadi adekuat
menyusui
7 Pantau warna, konsentrasi, Kehilangan cairan dan kurangnya masukan oral
dan frekuensi berkemih dengan cepat menghabiskan cairan ekstraseluler dan
mengakibatkan penurunan haluaran urin

b. Resiko tinggi perubahan suhu tubuh berhubungan dengan adaptasi dengan


lingkungan luar rahim, keterbatasan jumlah lemak.
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam perubahan suhu
tubuh tidak terjadi.
Kriteria hasil :
- Suhu tubuh normal 36-370 C.
- Bebas dari tanda-tanda strees, dingin, tidak ada tremor, sianosis dan pucat.
Rencana tindakan :

N INTERVENSI RASIONAL
O
1 Pertahankan suhu lingkungan Dalam respon terhadap suhu lingkungan yag
dalam zona termoneural yang rendah, bayi cukup bulan meningkatkan suhu
ditetapkan dengan tubuhnya dengan menangis atau meningkatkan
mempertimbangkan berat aktivitas motorik karena banyak mengkonsumsi
badan neonatus, usia gestasi oksigen
2 Pantau aksila bayi kulit, suhu Stabilisasi suhu mungkin tidak terjadi sampai 8-12
timpatik dan lingkungan jam setelah lahir kecepatan konsumsi oksigen dan
sedikitnya setiap 30-60 mnt metabolisme minimal bila suhu kulit dipertahankan
diatas 36,50 C
3 Kaji frekuensi pernapasan Bayi menjadi takipnea dalam respon terhadap
perhatikan takipnea peningkatan kebutuhan oksigen yang dihubungkan
(frekuensi > 60/mnt) dengan stres dingin
4 Tunda mandi pertama sampai Membantu mencegah kehilangan panas lanjut
suhu 36,50 C karena evaporasi
5 Mandikan bayi dengan cepat Mengurangi kemingkinan kehilangan panas melalui
untuk menjaga agar bayi evaporasi dan konveksi dan membantu menghemat
tidak kedinginan energi
6 Perhatikan tanda-tanda Hilangnya panas terjadi melalui vasodilatasi perifer
dehidrasi (turgor kulit buruk, dan melalui augmentasi pendinginan dengan
pelambatan berkemih, evaporasi dan penigkatan kehilangan air kast mata
membrane mukosa kering)
7 Lakukan pemberian makn Untuk peningkatan 10 C (1,8 F) suhu tubuh,
oral dini. metabolisme dan kebutuhan cairan meningkat kira-
kira 10%. Kegagalan menggantikan kehilangan
cairan selanjutnya memperberat status dehidrasi

c. Resiko tinggi terjadi infeksi berhubungan dengan trauma jaringan (pemotongan tali
pusat) tali pusat masih basah.
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam infeksi pada tali
pusat tidak terjadi.
Kriteria hasil :
- Bebas dari tanda-tanda infeksi.
- TTV normal : S : 36-370C, N :70-100x/menit, RR : 40-60x/menit
- Tali pusat mongering
Rencana tindakan :
N INTERVENSI RASIONAL
O
1 Observasi tanda-tanda infeksi Mengetahui adanya indikasi infeksi
2 Pertahankan teknik septic dan Melindungi bayi dari resiko infeksi
aseptic. nosokomial
3 Lakukan perawatan tali pusat setiap Potensial entri organisme kedalam tubuh
hari setelah mandi satu kali perhari.
4 Observasi tali pusat dan area sekitar Deteksi dini terhadap penyebaran infeksi
kulit dari tanda-tanda infeksi.

d. Resiko tinggi kekurangan volume cairan berhubungan dengan hilangnya air (IWL),
keterbatasan masukan cairan.
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan perawatan selama 2x24 jam kekurangan
volume cairan tidak terjadi.
Kriteria hasil :
- Bayi tidak menunjukkan tanda-tanda dehidrasi yang ditandai dengan output
kurang dari 1-3ml/kg/jam.
- Membran mukosa normal.
- Ubun-ubun tidak cekung.
- Temperature dalam batas normal.
Rencana tindakan :
N INTERVENSI RASIONAL
O
1 Pertahankan intake sesuai Memantau keefektifan aturan terapeutik
jadwal
2 Monitor intake dan output Mengidentifikasi keseimbangan antara perkiraan
pemasukan dan kebutuhan cairan
3 Berikan infuse sesuai Ketentuan dukungan cairan didasarkan pada
program perkiraan kebutuhan bayi.
4 Kaji tanda-tanda dehidrasi, Deteksi dini terhadap keadaan kekuranga cairan
membran mukosa, ubun- tubuh
ubun, turgor kulit, mata
5 Monitor temperatur setiap 2 Peningkatan suhu tubuh merupakan faktor resiko
jam meningkatnya pengeluaran cairan tubuh melalui
mekanisme konveksi, radiasi dan evaporasi
e. Kurangnya pengetahuan orangtua berhubungan dengan kurang terpaparnya
informasi.
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan perawatan selama 1x24 jam orang tua
mengetahui perawatan pertumbuhan dan perkembangan bayi.
Kriteria hasil :
- Orang tua mengatakan memahami kondisi bayi
- Orang tua berpartisipasi dalam perawatan bayi
Rencana tindakan :
N INTERVENSI RASIONAL
O
1 Tentukan tingkat pemahaman ibu atau orang Mengidentifikasi area permasalahan /
tua tentang kebutuhan fisiologis bayi dan kebutuhan yang memerlukan
adaptasi terhadap kehidupan ekstrauterus informasi tambahan atau demonstrasi
aktivitas perawatan
2 Lakukan pemeriksaan fisik bayi saat orang Membantu orang tua mngenali
tua ada. Berikan informasi tentang variasi variasi normal, dan dapat menurunan
normal dan karakteristik seperti : ansietas
pseudomentruasi, pembesaran payudara.
3 Demonstrasikan dan awasi aktivitas Meningkatkan pemahaman tentang
perawatan bayi yang berhubungan dengan prinsip-prinsip dan tekhnik
posisi menyusui dan menggendong. perawatan bayi baru lahir
4 Diskusikan kebutuhan nutrisi bayi, Menghilangkan kekhawatiran yang
variabilitas napsu makan dari satu potensial terjadi bila masukan bayi
pemberian makan ke berikutnya dan cara bervariasi dari pemberian makan ke
mengkaji keadekuatan hidarasi dan nutrisi. pemberian makan selanjutnya.
Membantu menjamin persiapan dan
pemberian formula yang tepat
5 Tekanan kebutuhan bayi baru lahir untuk Evaluasi terus menerus penting
tindak evaluasi degan pemberi pelayanan untuk pemantauan pertumbuhan dan
kesehatan. perkembangan
(Amin Husda & Kusuma Hardhi, 2016).

DAFTAR PUSTAKA

Saifudin, Abdul Bahri. (2007). Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta: Yayasan
Bina Pustaka Sarwono
FKUI. (2008). Kapita Selekta Kedokteran Jilid 2. Jakarta: Media Aesculapius.
Gary dkk. (2006). Obstetri Williams, Edisi 21. Jakarta, EGC.
Mc Closky & Bulechek. (2000). Nursing Intervention Classification (NIC). United States of America:
Mosby.
Mitayani. (2009). Asuhan Keperawatan Anak. Jakarta: EGC
Wiknjosostro. (2011). Ilmu Kebidanan Edisi III. Jakarta: Yayasan Bima pustaka Sarwana
Prawirohardjo.
Doengoes, dkk. (2010) .Rencana Asuhan Keperawatan, Edisi 3. Jakarta :EGC
Prawirohardjo, Sarwono. (2011). Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal Dan
Neonatal. Jakarta : Bina Pustaka
Nurarif, Amin Husda & Kusuma Hardhi. (2016). Asuhan Keperawatan Praktis, berdasarkan
penerapan diagnosa Nanda, NIC, NOC dalam berbagai kasus, Edisi revisi jilid 2. Yogyakarta:
Mediaction.
Mahasiswa, Preseptor/CI,

(Faisal Mahlufi) (Ns. Tika Rostinasari, D. S.Kep)


NIM. I4051161034 NIP. 19840925 200803 2 003

Anda mungkin juga menyukai