FAISAL MAHLUFI
NIM: I4051161034
4 Pathway
5 Pemantauan Bayi Baru Lahir
Tujuan pemantauan bayi baru lahir adalah untuk mengetahui aktivitas bayi normal
atau tidak dan diidentifikasi, masalah kesehatan bayi baru lahir yang memerlukan
perhatian keluarga dan penolong persalinan serta tindak lanjut petugas keperawatan.
a 2 jam pertama sesudah kelahiran
Hal-hal yang dinilai waktu pemantauan bayi pada jam pertama sesudah lahir meliputi :
Kemampuan menghisap lemah atau kuat
Bayi tampak aktif atau lunglai
BAyi kemeraqhan atau biru
b Sebelum penolong persalinan meninggalkan ibu dan bayinya
Penolong persalinan melakukan pemeriksaan dan penilaian terhadap ada tidaknya
kesehatan yang memerlukan tindak lanjut, seperti :
Gangguan pernafasan
Hipotermia
Infeksi
Cacat bawaan dan trauma lahir. (Sarwono, 2011).
6 Penatalaksanaan Medis
a. Tes diagnostik
Jumlah sel darah putih (SDP) : 18000/mm 3, neutrofil meningkat sampai
23.000-24.000/mm3, hari pertama setelah lahir (menurun bila ada sepsis).
Hemoglobin (Hb) : 15-20 gr/dl (kadar lebih rendah berhubungan dengan
anemia atau hemolisis berlebihan).
Hematokrit (Ht) 43-61% (peningkatan sampai 65% atau lebih menandakan
polisitemia, penurunan kadar menunjukkan anemia atau hemoragi
prenatal/perinatal).
Bilirubin total : 6mg/dl pada hari pertama kehidupan, lebih besar 8mg/dl 1-2
hari dan 12mg/dl pada 3-5 hari.
Golongan darah dan RH. (Marllyn. E, Doenges, 2010).
b. Terapi
1) Non Farmakologi
- Pengukuran nilai APGAR Score (pada menit pertama dan menit kelima
setelah dilahirkan)
- Kontrol suhu, suhu rektal sekali kemudian suhu aksila
- Penimbangan BB setiap hari
- Jadwal menyusui
- Higiene dan perawatan tali pusat
2) Farmakologi
- Suction dan oksigen
- Vitamin K
- Perawatan mata (obat mata entromisin 0,5% atau tetrasimin 1%, perak
nitral atau neosporin)
- Vaksinasi hepatitis B
Vaksinasi hepatitis B direkomendasikan untuk semua bayi. Tempat yang
biasa dipakai untuk menyuntikkan obat ini pada bayi baru lahir adalah
muskulus vastus lateralis. (Mitayani, 2009).
6 Tali Pusat
Pada tali pusat terdapat dua arteri dan satu vena umbilikalis. Keadaan tali pusat
harus kering, tidak ada perdarahan, tidak ada kemerahan disekitarnya.
7 Refleks
Beberapa refleks yang terdapat pada bayi :
a Refleks moro (refleks terkejut). Bila diberi rangsangan yang mengagetkan
akan terjadi refleks lengan dan tangan terbuka.
b Refleks menggenggam (palmer graps). Bila telapak tangan dirangsang akan
memberi reaksi seperti menggenggam. Plantar graps, bila telapak kaki
dirangsang akan memberi reaksi.
c Refleks berjalan (stepping). Bila kakinya ditekankan pada bidang datang atau
diangkat akan bergerak seperti berjalan.
d Refleks mencari (rooting). Bila pipi bayi disentuh akan menoleh kepalanya ke
sisi yang disentuh itu mencari puting susu.
e Refleks menghisap (sucking). Bila memasukan sesuatu ke dalam mulut bayi
akan membuat gerakan menghisap.
8 Berat Badan
Pada hari kedua dan ketiga bayi mengalami berat badan fisiologis. Namun
harus waspada jangan sampai melampaui 10% dari berat badan lahir. Berat badan
lahir normal adalah 2500 sampai 4000 gram.
9 Mekonium
Mekonium adalah feces bayi yang berupa pasta kental berwarna gelap hitam
kehijauan dan lengket. Mekonium akan mulai keluar dalam 24 jam pertama.
10 Antropometri
Dilakukan pengukuran lingkar kepala, lingkar dada, lingkar lengan atas dan
panjang badan dengan menggunakan pita pengukur. Lingkar kepala fronto-
occipitalis 34cm, suboksipito-bregmantika 32cm, mento occipitalis 35cm.
Lingkar dada normal 32-34 cm. Lingkar lengan atas normal 10-11 cm. Panjang
badan normal 48-50 cm.
11 Seksualitas
Genetalia wanita ; Labia vagina agak kemerahan atau edema, tanda
vagina/himen dapat terlihat, rabas mukosa putih (smegma) atau rabas berdarah
sedikit mungkin ada. Genetalia pria ; Testis turun, skrotum tertutup dengan rugae,
fimosis biasa terjadi. (Doengoes, dkk., 2010)
3 Intervensi keperawatan
a. Risiko tinggi perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
refleks hisap tidak adekuat.
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam perubahan
nutrisi tidak terjadi.
Kriteria hasil :
- Penurunan BB tidak lebih dari 10% BB lahir
- Intake dan output makanan seimbang
- Tidak ada tanda-tanda hipoglikemi.
Rencana tindakan :
N INTERVENSI RASIONAL
O
1 Pantau intake dan out put Pada janin cukup bulan mengandung (80-100 ml).
cairan Masukan cairan adekuat untuk metabolisme tubuh
yang tinggi
2 Kaji payudara ibu tentang Kondisi puting ibu sangat menentukan dalam proses
kondisi putting menyusui, kondisi puting inverted menggangu proses
laktasi
3 Lakukan breast care pada Perawatan breast care untuk melancarkan dan
ibu secara teratur merangsang produksi air susu pada ibu menyusui
4 Lakukan pemberian makan Pemberian makan awal membantu memenuhi
oral awal dengan 5-15 ml kebutuhan kalori dan cairan, khususnya pada bayi
air steril kemudian dextrosa yang menggunakan 100-120 kal/kg dari BB setiap 24
dan PASI jam
5 Intruksikan ibu cara dan Cara dan posisi ibu dalam menyusui sangat
posisi menyusui yang tepat mempengaruhi proses laktasi, sehingga proses laktasi
secara mandiri harus dilakukan dengan benar
6 Instruksikan pada ibu agar Untuk meningkatkan produksi susu ibu sehingga
mengkonsumsi susu ibu proses laktasi menjadi adekuat
menyusui
7 Pantau warna, konsentrasi, Kehilangan cairan dan kurangnya masukan oral
dan frekuensi berkemih dengan cepat menghabiskan cairan ekstraseluler dan
mengakibatkan penurunan haluaran urin
N INTERVENSI RASIONAL
O
1 Pertahankan suhu lingkungan Dalam respon terhadap suhu lingkungan yag
dalam zona termoneural yang rendah, bayi cukup bulan meningkatkan suhu
ditetapkan dengan tubuhnya dengan menangis atau meningkatkan
mempertimbangkan berat aktivitas motorik karena banyak mengkonsumsi
badan neonatus, usia gestasi oksigen
2 Pantau aksila bayi kulit, suhu Stabilisasi suhu mungkin tidak terjadi sampai 8-12
timpatik dan lingkungan jam setelah lahir kecepatan konsumsi oksigen dan
sedikitnya setiap 30-60 mnt metabolisme minimal bila suhu kulit dipertahankan
diatas 36,50 C
3 Kaji frekuensi pernapasan Bayi menjadi takipnea dalam respon terhadap
perhatikan takipnea peningkatan kebutuhan oksigen yang dihubungkan
(frekuensi > 60/mnt) dengan stres dingin
4 Tunda mandi pertama sampai Membantu mencegah kehilangan panas lanjut
suhu 36,50 C karena evaporasi
5 Mandikan bayi dengan cepat Mengurangi kemingkinan kehilangan panas melalui
untuk menjaga agar bayi evaporasi dan konveksi dan membantu menghemat
tidak kedinginan energi
6 Perhatikan tanda-tanda Hilangnya panas terjadi melalui vasodilatasi perifer
dehidrasi (turgor kulit buruk, dan melalui augmentasi pendinginan dengan
pelambatan berkemih, evaporasi dan penigkatan kehilangan air kast mata
membrane mukosa kering)
7 Lakukan pemberian makn Untuk peningkatan 10 C (1,8 F) suhu tubuh,
oral dini. metabolisme dan kebutuhan cairan meningkat kira-
kira 10%. Kegagalan menggantikan kehilangan
cairan selanjutnya memperberat status dehidrasi
c. Resiko tinggi terjadi infeksi berhubungan dengan trauma jaringan (pemotongan tali
pusat) tali pusat masih basah.
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam infeksi pada tali
pusat tidak terjadi.
Kriteria hasil :
- Bebas dari tanda-tanda infeksi.
- TTV normal : S : 36-370C, N :70-100x/menit, RR : 40-60x/menit
- Tali pusat mongering
Rencana tindakan :
N INTERVENSI RASIONAL
O
1 Observasi tanda-tanda infeksi Mengetahui adanya indikasi infeksi
2 Pertahankan teknik septic dan Melindungi bayi dari resiko infeksi
aseptic. nosokomial
3 Lakukan perawatan tali pusat setiap Potensial entri organisme kedalam tubuh
hari setelah mandi satu kali perhari.
4 Observasi tali pusat dan area sekitar Deteksi dini terhadap penyebaran infeksi
kulit dari tanda-tanda infeksi.
d. Resiko tinggi kekurangan volume cairan berhubungan dengan hilangnya air (IWL),
keterbatasan masukan cairan.
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan perawatan selama 2x24 jam kekurangan
volume cairan tidak terjadi.
Kriteria hasil :
- Bayi tidak menunjukkan tanda-tanda dehidrasi yang ditandai dengan output
kurang dari 1-3ml/kg/jam.
- Membran mukosa normal.
- Ubun-ubun tidak cekung.
- Temperature dalam batas normal.
Rencana tindakan :
N INTERVENSI RASIONAL
O
1 Pertahankan intake sesuai Memantau keefektifan aturan terapeutik
jadwal
2 Monitor intake dan output Mengidentifikasi keseimbangan antara perkiraan
pemasukan dan kebutuhan cairan
3 Berikan infuse sesuai Ketentuan dukungan cairan didasarkan pada
program perkiraan kebutuhan bayi.
4 Kaji tanda-tanda dehidrasi, Deteksi dini terhadap keadaan kekuranga cairan
membran mukosa, ubun- tubuh
ubun, turgor kulit, mata
5 Monitor temperatur setiap 2 Peningkatan suhu tubuh merupakan faktor resiko
jam meningkatnya pengeluaran cairan tubuh melalui
mekanisme konveksi, radiasi dan evaporasi
e. Kurangnya pengetahuan orangtua berhubungan dengan kurang terpaparnya
informasi.
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan perawatan selama 1x24 jam orang tua
mengetahui perawatan pertumbuhan dan perkembangan bayi.
Kriteria hasil :
- Orang tua mengatakan memahami kondisi bayi
- Orang tua berpartisipasi dalam perawatan bayi
Rencana tindakan :
N INTERVENSI RASIONAL
O
1 Tentukan tingkat pemahaman ibu atau orang Mengidentifikasi area permasalahan /
tua tentang kebutuhan fisiologis bayi dan kebutuhan yang memerlukan
adaptasi terhadap kehidupan ekstrauterus informasi tambahan atau demonstrasi
aktivitas perawatan
2 Lakukan pemeriksaan fisik bayi saat orang Membantu orang tua mngenali
tua ada. Berikan informasi tentang variasi variasi normal, dan dapat menurunan
normal dan karakteristik seperti : ansietas
pseudomentruasi, pembesaran payudara.
3 Demonstrasikan dan awasi aktivitas Meningkatkan pemahaman tentang
perawatan bayi yang berhubungan dengan prinsip-prinsip dan tekhnik
posisi menyusui dan menggendong. perawatan bayi baru lahir
4 Diskusikan kebutuhan nutrisi bayi, Menghilangkan kekhawatiran yang
variabilitas napsu makan dari satu potensial terjadi bila masukan bayi
pemberian makan ke berikutnya dan cara bervariasi dari pemberian makan ke
mengkaji keadekuatan hidarasi dan nutrisi. pemberian makan selanjutnya.
Membantu menjamin persiapan dan
pemberian formula yang tepat
5 Tekanan kebutuhan bayi baru lahir untuk Evaluasi terus menerus penting
tindak evaluasi degan pemberi pelayanan untuk pemantauan pertumbuhan dan
kesehatan. perkembangan
(Amin Husda & Kusuma Hardhi, 2016).
DAFTAR PUSTAKA
Saifudin, Abdul Bahri. (2007). Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta: Yayasan
Bina Pustaka Sarwono
FKUI. (2008). Kapita Selekta Kedokteran Jilid 2. Jakarta: Media Aesculapius.
Gary dkk. (2006). Obstetri Williams, Edisi 21. Jakarta, EGC.
Mc Closky & Bulechek. (2000). Nursing Intervention Classification (NIC). United States of America:
Mosby.
Mitayani. (2009). Asuhan Keperawatan Anak. Jakarta: EGC
Wiknjosostro. (2011). Ilmu Kebidanan Edisi III. Jakarta: Yayasan Bima pustaka Sarwana
Prawirohardjo.
Doengoes, dkk. (2010) .Rencana Asuhan Keperawatan, Edisi 3. Jakarta :EGC
Prawirohardjo, Sarwono. (2011). Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal Dan
Neonatal. Jakarta : Bina Pustaka
Nurarif, Amin Husda & Kusuma Hardhi. (2016). Asuhan Keperawatan Praktis, berdasarkan
penerapan diagnosa Nanda, NIC, NOC dalam berbagai kasus, Edisi revisi jilid 2. Yogyakarta:
Mediaction.
Mahasiswa, Preseptor/CI,