Anda di halaman 1dari 2

PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP PENDIDIKAN ANTI KORUPSI

Pendidikan anti korupsi secara umum dikatakan sebagai perilaku budaya yang bertujuan untuk
mengenalkan cara berpikir dan nilai-nilai baru kepada semua individu. Pendidikan antikorupsi tidak
berhenti pada pengenalan nilai-nilai antikorupsi saja, akan tetapi berlanjut pada pemahaman nilai,
penghayatan nilai,

Manfaat jangka panjangnya dapat menyumbang pada kelangsungan Sistem Integrasi Nasional dan
program antikorupsi. Dalam jangka pendek adalah pembangunan kemauan politik bangsa Indonesia
untuk memerangi korupsi.

Menurut Darma (2003) secara umum tujuan pendidikan antikorupsi adalah :

Pembentukan pengetahuan dan pemahaman mengenai bentuk korupsi dan aspek-aspeknya


Pengubahan persepsi dan sikap terhadap korupsi Pembentukan ketrampilan dan kecakapan baru yang
dibutuhkan untuk melawan korupsi PENGERTIAN DAN DEFINISI KORUPSI Korupsi dalam bahasa latin
disebut corruptio – corruptus, dalam bahasa Belanda disebut coruptie, dalam bahasa Inggris disebut
corruption. Dari bahasa Belanda inilah kata itu turun ke Bahasa Indonesia “ Korupsi”.

Dengan pengertian korupsi secara harfiah dapatlah ditarik kesimpulan bahwa

sesungguhnya “korupsi” itu sebagai suatu istilah yang luas artinya, bervariasi menurut waktu, tempat
dan bangsa. Beberapa definisi korupsi menurut para ahli : Korupsi adalah Perbuatan yang buruk seperti
penggelapan uang,

Dari keempat definisi diatas terdapat persamaan persepsi yaitu bahwa korupsi adalah suatu
perbuatan yang buruk yang sudah barang tentu akan menimbulkan kerugian terhadap negara maupun
masyarakat pada umumnya. Pengertian korupsi bisa menjadi lebih luas lagi, perbuatan seperti
berbohong, menyontek di sekolah, mark up, memberi hadiah sebagai pelicin dan sebagainya. Dengan
demikian dapat diketahui bahwa tindakan korupsi merupakan sekumpulan kegiatan yang menyimpang
dan dapat merugikan orang lain.

FAKTOR PENYEBAB KORUPSI

1. Faktor Politik

korupsi politik misalnya perilaku curang (politik uang) pada pemilihan anggota legislatif ataupun pejabat-
pejabat eksekutif, dana ilegal untuk pembiayaan kampanye, penyelesaian konflik parlemen melalui cara-
cara ilegal dan teknik lobi yang menyimpang

2. Faktor Hukum

Faktor hukum bisa lihat dari dua sisi, di satu sisi dari aspek perundang-undangan dan sisi lain lemahnya
penegakan hukum. Tidak baiknya substansi hukum, mudah ditemukan dalam aturan-aturan yang
diskriminatif dan tidak adil; rumusan yang tidak jelas-tegas (non lex certa) sehingga multi tafsir;
kontradiksi dan overlapping dengan peraturan lain (baik yang sederajat maupun yang lebih tinggi).
3. Faktor Ekonomi

Faktor ekonomi juga merupakan salah satu penyebab terjadinya korupsi. Hal itu dapat dijelaskan dari
pendapatan atau gaji yang tidak mencukupi kebutuhan.

4.faktor organisasi

Aspek-aspek penyebab terjadinya korupsi dari sudut pandang organisasi ini meliputi: kurang adanya
teladan dari pimpinan,

apabila korupsi sudah merajalela dan berikut ini adalah hasil dari dampak masif tindakan korupsi yaitu:
Dampak Ekonomi;

Dampak Sosial dan Kemiskinan masyarakat:

Dampak Biroksasi Pemerintahan

Dampak Politik dan Demograsi

Dampak terhadap Penegakan Hukum

Dampak Terhadap Pertahanan keamanan; dan Dampak kerusakan Lingkungan.

Anda mungkin juga menyukai