Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN PENDAHULUAN

Bayi Baru Lahir (BBL)

Dosen Pembimbing:
Ns. Dora Samaria, M.Kep

Nama Mahasiswa:
Zahahira Permata Dewi (1910701027)

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAKARTA


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN PROGRAM DIPLOMA TIGA
2021
BAB I

LANDASAN TEORI

A. KONSEP DASAR
1. Anatomi Fisiologi
Adaptasi Fisiologis
Baru lahir terjadi perubahan fungsi organ yang meliputi:
- Sistem pernapasan
Selama dalam uterus janin mendapat oksigen dari pertukaran
melalui plasenta.Setelah bayi lahir pertukaran gas terjadi pada
paru-paru (setelah tali pusat dipotong).Rangsangan untuk gerakan
pernapasan pertama ialah akibat adanya tekanan mekanis pada
toraks sewaktu melalui jalan lahir, penurunan tekanan oksigen dan
peningkatan karbondioksida merangsang kemoreseptor pada sinus
karotis.Usaha bayi pertama kali untuk mempertahankan tekanan
alveoli adanya surfaktan adalah menarik nafas, mengeluarkan
dengan menjerit sehingga oksigen tertahan di dalam.Fungsi
surfaktan untuk mempertahankan ketegangan alveoli. Masa alveoli
akan kolaps dan paru-paru kaku. Pernapasan pada neonatus
biasanya pernapasan diafragma dan abdominal. Sedangkan
respirasi setelah beberapa saat kelahiran yaitu 30 – 60 x / menit.
- Jantung dan Sirkulasi Darah
Di dalam rahim darah yang kaya akan oksigen dan nutrisi berasal
dari plasenta masuk ke dalam tubuh janin melalui vena umbilikalis,
sebagian besar masuk ke vena kava inferior melalui duktus dan
vena sasaranti, darah dari sel-sel tubuh yang miskin oksigen serta
penuh dengan sisa-sisa pembakaran dan sebagian akan dialirkan ke
plasenta melalui umbilikalis, demikian seterusnya. Ketika janin
dilahirkan segera, bayi menghirup dan menangis kuat, dengan
demikian paru-paru akan berkembang, tekanan paru-paru mengecil
dan darah mengalir ke paru-paru, dengan demikian duktus botali
tidak berfungsi lagi, foramen ovale akan tertutup. Penutupan
foramen ovale terjadi karena pemotongan tali pusat.
- Saluran Pencernaan
Pada kehamilan 4 bulan, pencernaan telah cukup terbentuk dan
janin telah dapat menelan air ketuban dalam jumlah yang cukup
banyak. Absorpsi air ketuban terjadi melalui mukosa seluruh
saluran pencernaan, janin minum air ketuban dapat dibuktikan
dengan adanya mekonium (zat yang berwarna hitam kehijauan).
Mekonium merupakan tinja pertama yang biasanya dikeluarkan
dalam 24 jam pertama.
- Hepar
Hepar janin pada kehamilan 4 bulan mempunyai peranan dalam
metabolisme hidrat arang, dan glikogen mulai disimpan di dalam
hepar, setelah bayi lahir simpanan glikogen cepat terpakai, vitamin
A dan D juga sudah disimpan dalam hepar. Fungsi hepar janin
dalam kandungan segera setelah lahir dalam keadaan imatur (belum
matang). Hal ini dibuktikan dengan ketidakseimbangan hepar untuk
meniadakan bekas penghancuran darah dari peredaran darah.
Enzim hepar belum aktif benar pada neonatus, misalnya enzim
UDPGT (Uridin Disfosfat Glukoronide Transferase) dan enzim
GGFD (Glukosa 6 Fosfat Dehidrogerase) yang berfungsi dalam
sintesis bilirubin sering kurang sehingga neonatus memperlihatkan
gejala ikterus fisiologis.
- Metabolisme
Pada jam-jam pertama energi didapat dari pembakaran karbohidrat
dan pada hari kedua energi berasal dari pembakaran lemak. Energi
tambahan yang diperlukan neonatus pada jam-jam pertama sesudah
lahir diambil dari hasil metabolisme lemak sehingga kadar gula
darah dapat mencapai 120 mg/100 ml.
- Produksi Panas
Pada neonatus apabila mengalami hipotermi, bayi mengadakan
penyesuaian suhu terutama dengan NST (Non Sheviring
Thermogenesis) yaitu dengan pembakaran “Brown Fat” (lemak
coklat) yang memberikan lebih banyak energi daripada lemak
biasa.Cara penghilangan tubuh dapat melalui konveksi aliran panas
mengalir dari permukaan tubuh ke udara sekeliling yang lebih
dingin.Radiasi yaitu kehilangan panas dari permukaan tubuh ke
permukaan benda yang lebih dingin tanpa kontak secara
langsung.Evaporasi yaitu perubahan cairan menjadi uap seperti
yang terjadi jika air keluar dari paru-paru dan kulit sebagai uap dan
konduksi yaitu kehilangan panas dari permukaan tubuh ke
permukaan benda yang lebih dingin dengan kontak secara
langsung.
- Kelenjar Endoktrin
Selama dalam uterus fetus mendapatkan hormon dari ibu, pada
waktu bayi baru lahir kadang-kadang hormon tersebut masih
berfungsi misalkan pengeluaran darah dari vagina yang menyerupai
haid perempuan. Kelenjar tiroid sudah terbentuk sempurna sewaktu
lahir dan mulai berfungsi sejak beberapa bulan sebelum lahir.
- Keseimbangan Air dan Ginjal
Tubuh bayi baru lahir mengandung relatif banyak air dan kadar
natrium relatif lebih besar daripada kalium. Hal ini menandakan
bahwa ruangan ekstraseluler luas. Fungsi ginjal belum sempurna
karena jumlah nefron matur belum sebanyak orang dewasa dan ada
ketidakseimbangan antara luas permukaan glomerulus dan volume
tubulus proksimal, renal blood flow (aliran darah ginjal) pada
neonatus relatif kurang bila dibandingkan dengan orang dewasa.
- Susunan Saraf
Jika janin pada kehamilan sepuluh minggu dilahirkan hidup maka
dapat dilihat bahwa janin tersebut dapat mengadakan gerakan
spontan. Gerakan menelan pada janin baru terjadi pada kehamilan
empat bulan. Sedangkan gerakan menghisap baru terjadi pada
kehamilan enam bulan. Pada triwulan terakhir hubungan antara
saraf dan fungsi otot-otot menjadi lebih sempurna. Sehingga janin
yang dilahirkan diatas 32 minggu dapat hidup diluar kandungan.
Pada kehamilan 7 bulan maka janin amat sensitif terhadap cahaya.
- Imunologi
Pada sistem imunologi Ig gamma A telah dapat dibentuk pada
kehamilan 2 bulan dan baru banyak ditemukan segera sesudah bayi
dilahirkan. Khususnya pada traktus respiratoris kelenjar liur sesuai
dengan bakteri dapat alat pencernaan, imunoglobolin G dibentuk
banyak dalam bulan kedua setelah bayi dilahirkan. Ig A, Ig D dan
Ig E diproduksi secara lebih bertahap dan kadar maksimum tidak
dicapai sampai pada masa kanak-kanak dini. Bayi yang menyusui
mendapat kekebalan pasif dari kolostrum dan ASI.
- Sistem Integumen
Kulit bayi baru lahir sangat sensitif dan mudah mengelupas, semua
struktur kulit ada pada saat lahir tetapi tidak matur. Epidermis dan
dermis tidak terikat dengan erat dan sangat tipis, vernik keseosa
juga bersatu dengan epidermis dan bertindak sebagai tutup
pelindung dan warna kulit bayi berwarna merah muda.
- Sistem Hematopoiesis.
Saat bayi lahir nilai rata-rata Hb, Ht, SDM dan Leukosit lebih
tinggi dari nilai normal orang dewasa. Hb bayi baru lahir 14,5 –
22,5 gr/dl, Ht 44 – 72%, SDM 5 – 7,5 juta/mm3 dan Leukosit
sekitar 18000/mm3. Darah bayi baru lahir mengandung sekitar
80% Hb janin.Presentasi Hb janin menurun sampai 55% pada
minggu kelima dan 5% pada minggu ke 20.

- Sistem Skelet
Arah pertumbuhan sefalokaudal terbukti pada pertumbuhan tubuh
secara keseluruhan. Kepala bayi cukup bulan berukuran seperempat
panjang tubuh. Lengan sedikit lebih panjang daripada tungkai.
Wajah relatif kecil terhadap ukuran tengkorak yang jika
dibandingkan lebih besar dan berat.Ukuran dan bentuk kranium
dapat mengalami distorsi akibat molase.
Pada bayi baru lahir lutut saling berjauhan saat kaki diluruskan dan
tumit disatukan sehingga tungkai bawah terlihat agak melengkung.
Saat baru lahir tidak terlihat lengkungan pada telapak kaki.
Ekstremitas harys simetris, terdapat kuku jari tangan dan kaki,
garis-garis telapak tangan dan sudah terlihat pada bayi cukup bulan.
2. Definisi/Pengertian
Bayi baru lahir (neonatus) adalah bayi yang berusia 0-28 hari
(Kementerian Kesehatan RI, 2010). Bayi baru lahir adalah bayi
berusia satu jam yang lahir pada usia kehamilan 37-42 minggu dan
berat badannya 2.500-4000 gram (Dewi, 2010).
Bayi baru lahir normal mempunyai ciri-ciri berat badan lahir 2500-
4000 gram, umur kehamilan 37-40 minggu, bayi segera menangis,
bergerak aktif, kulit kemerahan, menghisap ASI dengan baik, dan
tidak ada cacat bawaan (Kementerian Kesehatan RI, 2010). Pada
bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dengan umur
kehamilan 37 minggu sampai 42 minggu dan berat lahir 2500 gram
sampai 4000 gram (Depkes RI, 2005). Neonatus (bayi baru lahir)
adalah bayi yang baru lahir sampai usia 4 minggu lahir biasanya
dengan usia gestasi 38-42 minggu (Wong, D,L, 2003).
Jadi, dari pengertian diatas dapat kita simpulkan bayi baru lahir
adalah sebuah pemberian asuhan keperawatan pada bayi baru lahir
pada bayi yang baru mengalami proses kelahiran dan harus
menyesuaikan diri dari kehidupan intra uteri kekehidupan ekstra
uteri hingga mencapai usia 37-42 minggu dan dengan berat 2.500-
4.000 gram.
3. Etiologi
a. His(Kontraksi otot rahim)
b. Kontraksi otot dinding perut
c. Kontraksi diafragma pelvis atau kekuatan mengejan.
d. Ketegangan dan kontraksi ligamentum retundum.
4. Patofisiologi
PATHWAY
5. Manifestasi Klinik
a) Lahir aterm antara 37-42 minggu
b) Berat badan 2500 – 4000 gram
c) Panjang lahir 48 – 52 cm
d) Lingkar dada 30 – 38 cm
e) Lingkar kepala 33 – 35 cm
f) Lingkar lengan 11-12
g) Frekuensi denyut jantung 120-160x/menit
h) Kulit kemerah- merahan dan licin karena jaringan subkutan yang
cukup
i) Rambut lanugo tidak terlihat dan rambut kepala biasanya telah
sempurna
j) Kuku agak panjang dan lemas
k) Nilai APGAR >7
l) Gerakan aktif
m) Bayi lahir langsung menangis kuat
n) Genetalia :
1. Pada laki-laki kematangan ditandai dengan testis yang berada
pada skrotum dan penis yang berlubang.
2. Pada perempuan kematangan ditandai dengan vagina dan
uterus yang berlubang ,serta labia mayora menutupi labia
minora.
o) Refleks rooting (mencari putting susu dengan rangsangan taktil
pada pipi dan daerah mulut)sudah terbentuk dengan baik.
p) Refleks sucking sudah terbentuk dengan baik.
q) Refleks grasping sudah baik
r) Refleks morro
s) Eliminasi baik, urine dan mekonium keluar dalam 24 jam pertama
6. Komplikasi
a) Sebore
b) Ruam
c) Moniliasis
d) Ikterus fisiologi: gangguan sistem saraf pusat: koma,menurunnya
reflex mata(seperti mengdip)
e) Cardiovascular: penurunan tekanan darah secara berangsur,
menghilangnya tekanan darah sistolik
f) Pernafasan: menurunnya konsumsi oksigen
g) Saraf dan otot: tidak adanya gerakan, menghilangnya reflex perifer
7. Penatalaksanaan Medis
Menurut Prawirohardjo, (2005) tujuan utama perawatan bayi segera
sesudah lahir, adalah:
a) Membersihkan jalan nafas Bayi normal akan menangis spontan
segera setelah lahir, apabila bayi tidak langsung menangis,
penolong segera membersihkan jalan nafas dengan cara sebagai
berikut :
- Letakkan bayi pada posisi terlentang di tempat yang keras dan
hangat.
- Posisi kepala diatur lurus sedikit tengadah ke belakang
Bersihkan hidung, rongga mulut dan tenggorokan bayi dengan
jari tangan yang dibungkus kassa steril.
- Tepuk kedua telapak kaki bayi sebanyak 2-3 kali atau gosok
kulit bayi dengan kain.
b) Memotong dan Merawat Tali Pusat Tali pusat dipotong sebelum
atau sesudah plasenta lahir tidak begitu menentukan dan tidak akan
mempengaruhi bayi, kecuali pada bayi kurang bulan. Tali pusat dipotong
5 cm dari dinding perut bayi dengan gunting steril dan diikat dengan
pengikat steril. Apabila masih terjadi perdarahan dapat dibuat ikatan baru. Luka
tali pusat dibersihkan dan dirawat dengan alkohol 70% atau povidon iodin
10% serta dibalut kasa steril. Pembalut tersebut diganti setiap hari dan
atau setiap tali basah / kotor. Sebelum memotong tali pusat, pastikan bahwa tali
pusat telah diklem dengan baik, untuk mencegah terjadinya perdarahan.
c) Mempertahankan Suhu Tubuh Bayi Pada waktu baru lahir, bayi belum
mampu mengatur tetap suhu badannya dan membutuhkan pengaturan
dari luar untuk membuatnya tetap hangat. Bayi baru lahir harus dibungkus
hangat.
d) Memberi Vitamin K Untuk mencegah terjadinya perdarahan, semua bayi
baru lahir normal dan cukup bulan perlu diberi vitamin K peroral 1
mg/hari selama 3 hari, sedangkan bayi resiko tinggi diberi vitamin
K parenteral dengan dosis 0,5 1 mg I.M
e) Memberi Obat Tetes / Salep Mata Di beberapa negara perawatan mata
bayi baru lahir secara hukum diharuskan untuk mencegah terjadinya
oplitalmic neonatorum. Di daerah dimana prevalensi gonorhoe tinggi,
setiap bayi baru lahir perlu diberi salep mata sesudah 5 jam bayi lahir.
Pemberian obat mata eritromisin 0,5% atau tetrasiklin 1% dianjurkan
untuk pencegahan penyakit mata karena klamidia (penyakit menular
seksual).
f) Identifikasi Bayi
- Peralatan identifikasi bayi baru lahir harus selalu tersedia di tempat
penerimaan pasien, di kamar bersalin dan di ruang rawat bayi.
- Alat yang digunakan hendaknya kebal air, dengan tepi yang halus tidak
mudah melukai, tidak mudah sobek dan tidak mudah lepas.
- Pada alat/gelang identifikasi harus tercantum: nama (bayi,
nyonya) tanggal lahir, nomor bayi, jenis kelamin, unit, nama
lengkap ibu. d. Di setiap tempat tidur harus diberi tanda
dengan mencantumkan nama, tanggal lahir, nomor identifikasi.
- Pemantauan Bayi Baru Lahir Tujuan pemantauan bayi baru lahir adalah
untuk mengetahui aktivitas bayi normal atau tidak dan identifikasi
masalah kesehatan bayi baru lahir yang memerlukan perhatian
keluarga dan penolong persalinan serta tindak lanjut petugas
kesehatan. Pemantauan 2 jam pertama sesudah lahir meliputi :
- Kemampuan menghisap kuat atau lemah
- Bayi tampak aktif atau lunglai
- Bayi kemerahan atau biru
B. ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
a. Identitas

b. Pengkajian terhadap factor resiko

- Maternal : Usia, riwayat kesehatan yang lalu, perkembangan


social dan riwayat pekerjaan.
- Obsetrik : Parity, periode, kondisi kehamilan terakhir
- Perinatal : Antenatal, informasi prenatal maternal health
(DM,jantung)
- Intra Partum event :

a) Usia gestasi : Lebih dari 34 minggu sampai dengan 42


minggu.

b) Lama dan karakteristik persalinan : Persalinan lama pada


kala I dan II KPD 24 jam.

c) Kondisi ibu : Hipo/Hiper tensi progsif perdarahan, infeksi.

d) Keadaan yang mengidentifikasi fetal disstres HR lebih dari


120 x sampai dengan 140 x / menit.
e) Penggunaan analgesic

f) Metode meahirkan : Sectio Caesaria, Forsep, Vakum

c. Pengkajian Fisik

- Eksternal : Perhatikan warna, bercak warna , kuku, lipatan pada


telapak kaki, periksa potensi hidung dengan menutup sebelah
lubang hidung sambil mengobservasi pernafasan dan
perubahan kulit.
- Dada : Palpasi untuk mencari detak jantung yang terkencang,
auskultasi untuk menghitung denyut jantung, perhatikan bunyi
nafas pada setiap dada.
- Abdomen : Verifikasi adanya abdomen yang berbentuk seperti
kubam atau tidak ada anomaly, perhatikan jumlah pembuluh
darah pada tali pusat.
- Neurologis : Periksa tonus otot dan reaksi reflex.

d. Pemeriksaan Penunjang

e. Nilai APGAR

f. Pengkajian

- Aktivitas/Istirahat

Status sadar mungkin 2-3 jam beberapa hari pertama, bayi


tampak semi koma saat tidur ; meringis atau tersenyum adalah
bukti tidur dengan gerakan mata cepat, tidur sehari rata-rata 20
jam.

- Pernapasan dan Peredaran Darah

Bayi normal mulai bernapas 30 detik sesudah lahir, untuk


menilai status kesehatan bayi dalam kaitannya dengan
pernapasan dan peredaran darah dapat digunakan metode
APGAR Score. Namun secara praktis dapat dilihat dari
frekuensi denyut jantung dan pernapasan serta wajah,
ekstremitas dan seluruh tubuh, frekwensi denyut jantung bayi
normal berkisar antara 120-140 kali/menit (12 jam pertama
setelah kelahiran), dapat berfluktuasi dari 70-100 kali/menit
(tidur) sampai 180 kali/menit (menangis). Pernapasan bayi
normal berkisar antara 30-60 kali/menit warna ekstremitas,
wajah dan seluruh tubuh bayi adalah kemerahan.Tekanan darah
sistolik bayi baru lahir 78 dan tekanan diastolik rata-rata 42,
tekanan darah berbeda dari hari ke hari selama bulan pertama
kelahiran. Tekanan darah sistolik bayi sering menurun (sekitar
15 mmHg) selama satu jam pertama setelah lahir. Menangis
dan bergerak biasanya menyebabkan peningkatan tekanan
darah sistolik.

- Suhu Tubuh

Suhu inti tubuh bayi biasanya berkisar antara 36,50C-


370C.Pengukuran suhu tubuh dapat dilakukan pada aksila atau
pada rektal.

- Kulit

Kulit neonatus yang cukup bulan biasanya halus, lembut dan


padat dengan sedikit pengelupasan, terutama pada telapak
tangan, kaki dan selangkangan. Kulit biasanya dilapisi dengan
zat lemak berwarna putih kekuningan terutama di daerah
lipatan dan bahu yang disebut verniks kaseosa.

- Keadaan dan Kelengkapan Ekstremitas

Dilihat apakah ada cacat bawaan berupa kelainan bentuk,


kelainan jumlah atau tidak sama sekali pada semua anggota
tubuh dari ujung rambut sampai ujung kaki juga lubang anus
(rektal) dan jenis kelamin.

- Tali Pusat
Pada tali pusat terdapat dua arteri dan satu vena umbilikalis.
Keadaan tali pusat harus kering, tidak ada perdarahan, tidak
ada kemerahan di sekitarnya.

- Refleks
Beberapa refleks yang terdapat pada bayi :

a) Refleks moro (refleks terkejut). Bila diberi rangsangan yang


mengagetkan akan terjadi refleks lengan dan tangan
terbuka.

b) Refleks menggenggam (palmer graps). Bila telapak tangan


dirangsang akan memberi reaksi seperti menggenggam.
Plantar graps, bila telapak kaki dirangsang akan memberi
reaksi.

c) Refleks berjalan (stepping). Bila kakinya ditekankan pada


bidang datang atau diangkat akan bergerak seperti berjalan.

d) Refleks mencari (rooting). Bila pipi bayi disentuh akan


menoleh kepalanya ke sisi yang disentuh itu mencari puting
susu.

e) Refleks menghisap (sucking). Bila memasukan sesuatu ke


dalam mulut bayi akan membuat gerakan menghisap.

- Berat Badan

Pada hari kedua dan ketiga bayi mengalami berat badan


fisiologis.Namun harus waspada jangan sampai melampaui
10% dari berat badan lahir.Berat badan lahir normal adalah
2500 sampai 4000 gram.

- Mekonium

Mekonium adalah feces bayi yang berupa pasta kental


berwarna gelap hitam kehijauan dan lengket. Mekonium akan
mulai keluar dalam 24 jam pertama.
- Antropometri

Dilakukan pengukuran lingkar kepala, lingkar dada, lingkar


lengan atas dan panjang badan dengan menggunakan pita
pengukur. Lingkar kepala fronto-occipitalis 34cm, suboksipito-
bregmantika 32cm, mento occipitalis 35cm. Lingkar dada
normal 32-34 cm. Lingkar lengan atas normal 10-11 cm.
Panjang badan normal 48-50 cm.

- Seksualitas

Genetalia wanita ; Labia vagina agak kemerahan atau edema,


tanda vagina/himen dapat terlihat, rabas mukosa putih
(smegma) atau rabas berdarah sedikit mungkin ada. Genetalia
pria ; Testis turun, skrotum tertutup dengan rugae, fimosis
biasa terjadi.

2. Diagnosa Keperawatan
a. Ketidakefektifan pola nafas

b. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas

c. Hipertermia

d. Hipotermia

e. Resiko infeksi

f. Resiko Cedera

g. Resiko nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

3. Rencana Keperawatan
a. Diagnosa 1: Ketidakefektifan pola nafas
Tujuan : Dalam waktu 1x24 jam setelah dilakukan intervensi
keperawatan pola nafas BBL kembali efektif Kriteria hasil:
1) Kemudahan bernafas dan kedalaman inspirasi
2) Ekspansi dada simetris
3) Tidak ada penggunaan otot bantu pernafasan
4) Tidak ada bunyi nafas tambahan
5) Nafas pendek tidak ada
Intervensi :
1) Observasi adanya pucat dan sianosis Sianosis menunjukkan
adanya gangguan pada pernafasan BBL
2) Pantau kecepatan, irama, kedalaman dan usaha respirasi
Mengetahui perkembangan kondisi BBL
3) Auskultasi bunyi nafas, perhatikan area penurunan/tidak
adanya ventilasi dan adanya bunyi nafas tambahan Mengetahui
adanya kelainan dalam pernafasan BBL
4) Lakukan pengisapan sesuai dengan kebutuhan untuk
membersihkan sekresi Secret yang menumpuk dapat
mengakibatkan ketidakefektifan pola nafas Kolaborasi:
Berikan Non re-breathing mask dengan oksigen Memenuhi
kebutuhan oksigen BBL.

b. Diagnosa 2 : Ketidakefektifan bersihan jalan nafas


Tujuan : Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 1x24
jam BBL menunjukkan keefektifan jalan nafas Kriteria hasil
1) BBL mudah untuk bernafas
2) Kegelisahan, sianosis, dan dispnea tidak ada
3) RR dalam batas normal
Intervensi :
1) Kaji keefektifan pemberian oksigen dan perawatan yang lain
2) Auskultasi bagian dada anterior dan posterior untuk
mengetahui adanya penurunan atau tidak adanya ventilasi dan
adanya bunyi tambahan
3) Pantau status oksigen BBL Jika SaO < 80% mengindikasikan
adanya ketidakefektifan jalan nafas
4) Jelaskan pada BBL dan keluarga tentang penggunaan
peralatan: O2, suction, inhalasi
5) Lakukan fisioterapi dada sesuai kebutuhan Kolaborasi: Berikan
udara/oksigen yang telah dihumidifikasi
c. Diagnosa 3 : Hipertermia
Tujuan: Dalam waktu 1x24 jam setelah dilakukan intervensi
keperawatan hipertermia tidak terjadi Kriteria hasil :
1) Suhu tubuh dalam rentang normal
2) Nadi dan RR dalam rentang normal
3) Tidak ada perubahan warna kulit dan tidak ada pusing, merasa
nyaman
Intervensi :
1) Pantau suhu paling sedikit setiap 2 jam, sesuai kebutuhan Suhu
tubuh bayi baru lahir mudah mengalami penurunan
2) Monitor warna dan suhu kulit
3) Monitor tekanan darah, nadi dan RR
4) Monitor penurunan tingkat kesadaran
5) Monitor WBC, Hb, dan Hct
6) Monitor intake dan output
7) Berikan anti piretik
8) Lakukan tapid sponge
9) Selimuti pasien untuk mencegah hilangnya kehangatan tubuh
10) Kompres pasien pada lipat paha dan aksila
11) Tingkatkan sirkulasi udara

d. Diagnosa 4 : Hipotermia
Tujuan: Dalam waktu 1x24 jam setelah dilakukan intervensi
keperawatan hipotermia tidak terjadi Kriteria hasil :
1) BBL menunjukkan termoregulasi neonates (keseimbangan antara
panas yang dihasilkan, peningkatan panas, dan kehilangan panas
selama periode neonatus)
Intervensi :
1) Pantau suhu paling sedikit setiap 2 jam, sesuai kebutuhan Suhu
tubuh bayi baru lahir mudah mengalami penurunan
2) Pantau suhu bayi lahir sampai stabil Suhu tubuh bayi baru lahir
mudah mengalami penurunan
3) Ajarkan indikasi hipotermia dan tindakan kedaruratan yang
diperlukan sesuai dengan kebutuhan
4) Pemahaman tentang kondisi hipotermi dapat mencegah terjadinya
hipotermi
5) Selimuti bayi segera setelah dilahirkan
6) Mencegah kehilangan panas
7) Gunakan tutup kepala pada bayi baru lahir
8) Mencegah kehilangan panas
9) Tempatkan bayi baru lahir dalam incubator atau dibawah
penghangat sesuai kebutuhan
10) Menjaga suhu tubuh agar tetap hangat

e. Diagnosa 5 : Resiko infeksi berhubungan dengan adanya luka pada tali


pusat
Tujuan: Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 1x24 jam
resiko infeksi tidak menjadi aktual
Kriteria hasil :
1) BBL bebas dari tanda dan gejala infeksi
2) Jumlah leukosit dalam batas normal
3) Status imun, gastrointestinal, genitourinaria dalam batas normal
Intervensi :
1) Pantau tanda/gejala infeksi (missal.suhu tubuh, denyut jantung,
pembuangan, penampilan luka, sekresi, penampilan urin, suhu
kulit, lesi kulit, keletihan, malaise)
2) Mengetahui tanda infeksi secara dini memungkinkan pencegahan
terhadap infeksi dan mengurangi keparahan infeksi yg mungkin
sudah terjadi
3) Kaji faktor yg meningkatkan serangan infeksi (missal.usia lanjut,
tanggap imun rendah, dan malnutrisi)
4) Faktor pemberat dapat mengakibatkan infeksi berkembang leboh
cepat
5) Pantau hasil laboratorium (DPL, hitung granulosit absolut, hasil-
hasil yg berbeda, protein serum, dan albumin)
6) Perubahan hasil laboratorium mengidentifikasikan adanya infeksi
7) Ajarkan keluarga BBL teknik mencuci tangan yg benar
8) Cuci tangan dengan benar dapat mencegah transmisi organism
9) Ajarkan kepada keluarga BBL tanda/gejala infeksi dan kapan harus
melaporkannya ke pusat kesehatan
10) Perubahan hasil laboratorium dapat mengindikasikan adanya infeks
11) Berikan terapi antibiotic bila diperlukan

f. Diagnosa 6 : Resiko Cedera berhubungan dengan


Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan pasien
tidak mengalami cedera.
Kriteria hasil : Pasien terbebas dari cedera
Intervensi :
1) Sediakan lingkungan yang aman untuk pasien
2) Identifikasi kebutuhan keamanan pasien, sesuai dengan kondisi
fisik dan fungsi kognitif pasien dan riwayat penyakit terdahulu
pasien
3) Menghindarkan lingkungan yang berbahaya (misalnya
memindahkan perabotan)
4) Menempatkan bayi di box bayi
5) Menyediakan tempat tidur yang nyaman dan bersih
6) Menempatkan saklar lampu ditempat yang mudah dijangkau
keluarga pasien.
7) Membatasi pengunjung
8) Menganjurkan keluarga agar menemani pasien
9) Mengontrol lingkungan dari kebisingan
10) Memindahkan barang-barang yang dapat membahayakan
g. Diagnosa 7 : Risiko tinggi perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan
tubuh berhubungan dengan refleks hisap tidak adekuat.
Tujuan : kebutuhan nutrisi terpenuhi.
Kriteria hasil:
1) Penurunan BB tidak lebih dari 10% BB lahir.
2) Intake dan output makanan seimbang.
3) Tidak ada tanda-tanda hipoglikemi.
Rencana tindakan:
1) Timbang BB setiap hari.
2) Auskultasi bising usus, perhatikan adanya distensi abdomen.
3) Anjurkan ibu untuk menyusui pada payudara secara bergantian 5-10
menit.
4) Lakukan pemberian makanan tambahan.
5) Observasi bayi terhadap adanya indikasi masalah dalm pemberian
makanan (tersedak, menolak makanan, produksi mukosa meningkat).

4. Implementasi Keperawatan
Komponen pada tahap implementasi adalah :
a. Tindakan keperawatan mandiri
Tindakan keperawatan mandiri dilakukan tanpa pesanan dokter.
Tindakan keperawatan mandiri ini ditetapkan dengan standar
praktek American Nurses Associatioin (1973) dan kebijakan
institusi perawatan kesehatan.
b. Tindakan keperawatan kolaboratif

Tindakan keperawatan kolaborasi diimpelementasikan bila

perawat bekerja dengan anggota tim perawat kesehatan yang lain

dalam membuat keputusan bersama yang bertujuan untuk

mengatasi masalah klien.

c. Dokumentasi tindakan keperawatan dan respon klien terhadap

tindakan keperawatan. Dokumentasi merupakan pernyataan dari


kejadian/identitas yang otentik dengan mempertahankan catatan-

catatan yang tertulis. Dokumentasi merupakan wahana untuk

komunikasi dan suatu profesional ke profesional lainnya tentang

kasus klien. Dokumen klien merupakan bukti tindakan

keperawatan mandiri dan kolaborasi yang diimplementasikan oleh

perawat dan perubahan-perubahan pada kondisi klien. Frekuensi

dokumentasi tergantung pada kondisi klien dan terapi yang

diberikan idealnya therapi dilakukan setiap shift. Rekam medis

klien merupakan dokumentasi yang legal, rekam medis tersebut

diterima di pengadilan. Pada tuntutan mal praktik, catatan

perawatan memberikan bukti tindakan perawat. Perawat harus

melindungi catatan tersebut dari pembaca yang tidak berhak

seperti pengunjung. Tanda tangan perawat di akhiri catatan

perawat merupakan akuntabilitas terhadap isi catatan. Mengubah

dokumen legal tersebut merupakan suatu kejahatan adalah tidak

bisa di teruma untuk menghapus tulisan pada catatan

menggunakan tipe x, penghapusan tinta atau lainnya.

5. Evaluasi Keperawatan
Tahap evaluasi adalah perbandingan hasil-hasil yang diamati dengan
kriteria hasil yang dibuat pada tahap perencanaan. Kemampuan yang
harus dimiliki perawat pada tahap ini adalah memahami respon
terhadap intervensi keperawatan. Kemampuan mengembalikan
kesimpulan tentang tujuan yang dicapai serta kemampuan dalam
menghubungkan tindakan-tindakan keperawatan pada kriteria hasil.
Pada tahap evaluasi ini terdiri 2 kegiatan yaitu:
a. Evaluasi formasi menyatakan evaluasi yang dilakukan pada saat
memberikan intervensi dengan respon segera.

b. Evaluasi sumatif merupakan rekapitulasi dari hasil observasi dan


analisis status klien pada waktu tertentu berdasarkan tujuan yang
direncanakan pada tahap perencanaan. Disamping itu, evaluasi juga
sebagai alat ukur suatu tujuan yang mempunyai kriteria tettentu
yang membuktikan apakah tujuan tercapai, tidak tercapai atau
tercapai sebagian.

1) Tujuan Tercapai

Tujuan dikatakan teracapai bila klien telah menunjukkan


perubahan kemajuan yang sesuai dengan keiteria yang telah
ditetapkan

2) Tujuan tercapai sebagian

Tujuan ini dikatakan tercapai sebagian apabila tujuan tidak


tercapai secara keseluruhan sehingga masih perlu dicari
berbagai masalah atau penyebabnya, seperti klien dapat
makan sendiri tetapi masih merasa mual, setelah makan
bahkan kadang-kadang muntah.

3) Tujuan tidak tercapai

Dikatakan tidak tercapai apabila tidak menunjukkan adanya


perubahan kearah kemajuan sebagaimana kriteria yang
diharapkan.Evaluasi sumatif masing-masing diagnosa
keperawatan secara teori adalah :

a. Pola nafas efektif

b. Bersihan jalan nafas efektif

c. Hipertermi tidak terjadi

d. Hipotermia tidak terjadi


e. Bayi aman

f. Infeksi tidak terjadi

g. Nutrisi seimbang
DAFTAR PUSTAKA
Bobak, Lowdermilk, Jansen. 2005. Buku Ajar Keperawatan Maternitas.
Edisi 4. Jakarta : EGC.
MNH, JNPK-KR dan DepKes. 2003. Buku Acuan Persalinan Normal.
Jakarta : DepKes
NANDA. 2012. Diagnosa Keperawatan Definisi dan Klasifikasi. Jakarta :
EGC
Prawirohardjo, Sarwono. 2005. Buku Acuan Nasional Pelayanan
Kesehatan Maternal dan Neonatal.Jakarta : Yayasan Bina
Pustaka
RI DepKes. 2005. Pelayanan Kesehatan Neonatal Esensial. Jakarta :
DepKes.
Saifuddin, abdul bari. 2002. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan
Maternal Dan Neonatal. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo.

Anda mungkin juga menyukai