Anda di halaman 1dari 18

Laporan Pendahuluan

Bayi Baru Lahir


Dosen Pengampu: Dwi Ertiana, SST., S.Keb. Bd. MPH

Disusun Oleh:
Amelia Putri Ayu Busono (202107001)

PROGRAM STUDI SARJANA KEBIDANAN


STIKES KARYA HUSADA KEDIRI
2023/2024
A. PENDAHULUAN
Bayi baru lahir atau neonatus adalah manusia yang memiliki rentang
umur 0-28 hari. Bayi yang baru keluar dari Rahim seorang ibu, memiliki
resiko yang tinggi terhadap paparan lingkungan yang baru di rasakannya.
Fungsi fisiologis dari bayi perlu waktu untuk dapat beradaptasi dengan
lingkungan baru tersebut. Banyak kasus kematian bayi terjadi pada umur ini
karena kegagalan dari bayi untuk beradaptasi dengan lingkungan.
Adaptasi lingkungan bayi dipengaruhi oleh banyak factor. Kesehatan
ibu, perawatan saat ibu hamil, perawatan saat bayi baru lahir mempengaruhi
keadaan selanjutnya dari bayi.
Untuk itu, seorang perawat hendaknya dapat mengerti tentang bayi baru
lahir. Sehingga dapat merawat bayi dengan baik dan menurunkan
angkakematian dan kecacatan pada bayi.

B. DEFINISI
Bayi baru lahir adalah bayi yang pada usia kehamilan 37-42 minggu
dan berat badan 2.500-4.000 gram (Vivian, N. L. D, 2010).
Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dengan umur kehamilan
37minggu sampai 42 minggu dan berat lahir 2500 gram sampai 4000 gram
(Depkes RI, 2005).
Neonatus (bayi baru lahir) adalah bayi yang baru lahir sampai usia 4
minggu lahir biasanya dengan usia gestasi 38-42 minggu (Wong, D,L, 2003).
Jadi asuhan keperawatan pada bayi baru lahir adalah asuha keperawatan
yang diberikan pada bayi yang baru mengalami prose kelahiran dan harus
menyesuaikan diri dari kehidupan intra uteri ke kehidupan ekstra uteri
hingga mencapai usia 37-42 minggu dan dengan berat 2.500-4.000 gram.

C. ETIOLOGI
1. His (Kontraksi otot rahim)
2. Kontraksi otot dinding perut
3. Kontraksi diafragma pelvis atau kekuatan mengejan.
4. Ketegangan dan kontraksi ligamentum retundum.

D. TANDA DAN GEJALA


1. Lahir aterm antara 37-42 minggu
2. Berat badan 2500- 4000 gram
3. Panjang lahir 48-52 cm
4. Lingkar dada 30-38 cm.
5. Lingkar kepala 33-35 cm
6. Lingkar lengan 11-12
7. Frekuensi denyut jantung 120-160x/menit
8. Kulit kemerah- merahan dan licin karena jaringan subkutan yang
cukup.
9. Rambut lanugo tidak terlihat dan rambut kepala biasanya telah
sempurna
10. Kuku agak panjang dan lemas
11. Nilai APGAR >7
12. Gerakan aktif1
13. Bayi lahir langsung menangis kuat
14. Genetalia :
a. Pada laki-laki kematangan ditandai dengan testis yang berada
pada skrotum dan penis yang berlubang.
b. Pada perempuan kematangan ditandai dengan vagina dan uterus
yang berlubang, serta labia mayora menutupi labia minora.
15. Refleks rooting ( mencari putting susu dengan rangsangan taktil
pada pipidan daerah mulut)sudah terbentuk dengan baik.
16. Refleks sucking sudah terbentuk dengan baik.
17. Refleks grasping sudah baik
18. Refleks morro
19. Eliminasi baik, urine dan mekonium keluar dalam 24 jam pertama

E. PATOFISIOLOGI
Adaptasi Fisiologi
Baru lahir terjadi perubahan fungsi organ yang meliputi:
1. Sistem pernapasan
Selama dalam uterus janin mendapat oksigen dari pertukaran melalui
plasenta.Setelah bayi lahir pertukaran gas terjadi pada paru-paru (setelah
tali pusat dipotong). Rangsangan untuk gerakan pernapasan pertama
ialah akibat adanya tekanan mekanis pada toraks sewaktu melalui jalan
lahir, penurunan tekanan oksigen dan peningkatan karbon dioksida
merangsang kemoreseptor pada sinus karotis. Usaha bayi pertama kali
untuk mempertahankan tekanan alveoli adanya surfaktan adalah menarik
nafas, mengeluarkan dengan menjerit sehingga oksigen tertahan di
dalam.Fungsi surfaktan untuk mempertahankan ketegangan alveoli.
Masa alveoli akan kolaps dan paru-paru kaku. Pernapasan pada
neonatus biasanya pernapasan diafragma dan abdominal. Sedangkan
respirasi setelah beberapa saat kelahiran yaitu 30- 60 x / menit.
2. Jantung dan Sirkulasi Darah
Di dalam rahim darah yang kaya akan oksigen dan nutrisi berasal dari
plasenta masuk ke dalam tubuh janin melalui vena umbilikalis, sebagian
besar masuk ke vena kava inferior melalui duktus dan vena sasaranti,
darah dari sel-sel tubuh yang miskin oksigen serta penuh dengan sisa-sisa
pembakaran dan sebagian akan dialirkan ke plasenta melalui
umbilikalis,demikian seterusnya.
Ketika janin dilahirkan segera, bayi menghirup dan menangis
kuat,dengan demikian paru-paru akan berkembang, tekanan paru-paru
mengecil dan darah mengalir ke paru-paru, dengan demikian duktus
botali tidak berfungsi lagi, foramen ovale akan tertutup. Penutupan
foramen ovale terjadi karena pemotongan tali pusat.
3. Saluran Pencernaan
Pada kehamilan 4 bulan, pencernaan telah cukup terbentuk dan janin
telah dapat menelan air ketuban dalam jumlah yang cukup banyak.
Absorpsi air ketuban terjadi melalui mukosa seluruh saluran pencernaan,
janin minum air ketuban dapat dibuktikan dengan adanya mekonium (zat
yang berwarnahitam kehijauan). Mekonium merupakan tinja pertama
yang biasanyadikeluarkan dalam 24 jam pertama.
4. Hepar
Hepar janin pada kehamilan 4 bulan mempunyai peranan dalam
metabolisme hidrat arang, dan glikogen mulai disimpan di dalam hepar,
setelah bayi lahir simpanan glikogen cepat terpakai, vitamin A dan D
juga sudah disimpan dalam hepar. Fungsi hepar janin dalam kandungan
segera setelah lahir dalam keadaan imatur (belum matang). Hal ini
dibuktikan dengan ketidakseimbangan hepar untuk meniadakan bekas
penghancuran darah dari peredaran darah. Enzim hepar belum aktif benar
pada neonatus, misalnyaenzim UDPGT (Uridin Disfosfat Glukoronide
Transferase) dan enzimGGFD (Glukosa 6 Fosfat Dehidrogerase) yang
berfungsi dalam sintesis bilirubin sering kurang sehingga neonatus
memperlihatkan gejala ikterus fisiologis.
5. Metabolisme
Pada jam-jam pertama energi didapat dari pembakaran karbohidrat dan
pada hari kedua energi berasal dari pembakaran lemak. Energi tambahan
yang diperlukan neonatus pada jam-jam pertama sesudah lahir diambil
darihasil metabolisme lemak sehingga kadar gula darah dapat mencapai
120mg/100 ml.
6. Produksi Panas
Pada neonatus apabila mengalami hipotermi, bayi mengadakan
penyesuaian suhu terutama dengan NST (Non Sheviring Thermogenesis)
yaitu dengan pembakaran “Brown Fat” (lemak coklat) yang memberikan
lebih banyak energi dari pada lemak biasa.Cara penghilangan tubuh
dapat melalui konveksi aliran panas mengalir dari permukaan tubuh ke
udara sekeliling yang lebih dingin. Radiasi yaitu kehilangan panas dari
permukaan tubuh ke permukaan benda yang lebih dingin tanpa kontak
secara langsung. Evaporasi yaitu perubahan cairan menjadi uap seperti
yang terjadi jika air keluar dari paru-paru dan kulit sebagai uap dan
konduksi yaitu kehilangan panas dari permukaan tubuh ke permukaan
benda yang lebih dingin dengan kontak secara langsung.
7. Kelenjar Endoktrin
Selama dalam uterus fetus mendapatkan hormon dari ibu, pada waktu
bayi baru lahir kadang-kadang hormon tersebut masih berfungsi
misalkan pengeluaran darah dari vagina yang menyerupai haid
perempuan.Kelenjar tiroid sudah terbentuk sempurna sewaktu lahir dan
mulai berfungsi sejak beberapa bulan sebelum lahir.
8. Keseimbangan Air dan Ginjal
Tubuh bayi baru lahir mengandung relatif banyak air dan kadar natrium
relatif lebih besar daripada kalium. Hal ini menandakan bahwa ruangan
ekstra seluler luas.Fungsi ginjal belum sempurna karena jumlah nefron
matur belum sebanyak orang dewasa dan ada ketidakseimbangan antara
luas permukaan glomerulus dan volume tubulus proksimal, renal blood
flow (aliran darah ginjal) pada neonatus relatif kurang bila dibandingkan
dengan orang dewasa.
9. Susunan Saraf
Jika janin pada kehamilan sepuluh minggu dilahirkan hidup maka dapat
dilihat bahwa janin tersebut dapat mengadakan gerakan spontan.Gerakan
menelan pada janin baru terjadi pada kehamilan empat bulan. Sedangkan
gerakan menghisap baru terjadi pada kehamilan enam bulan.Pada
triwulan terakhir hubungan antara saraf dan fungsi otot-otot menjadi
lebih sempurna. Sehingga janin yang dilahirkan diatas 32 minggu
dapat hidup diluar kandungan.Pada kehamilan 7 bulan maka janin
amatsensitif terhadap cahaya.
10. Imunologi
Pada sistem imunologi Ig gamma A telah dapat dibentuk pada
kehamilan 2 bulan dan baru banyak ditemukan segera sesudah bayi
dilahirkan. Khususnya pada traktus respiratoris kelenjar liur sesuai
dengan bakteri dapat alat pencernaan, imunoglobolin G dibentuk banyak
dalam bulan kedua setelah bayi dilahirkan. Ig A, Ig D dan Ig E
diproduksi secara lebih bertahap dan kadar maksimum tidak dicapai
sampai pada masa kanak-kanak dini. Bayi yang menyusui mendapat
kekebalan pasif dari kolostrumdan ASI.
11. Sistem Integumen
Kulit bayi baru lahir sangat sensitif dan mudah mengelupas,
semuastruktur kulit ada pada saat lahir tetapi tidak matur.Epidermis dan
dermistidak terikat dengan erat dan sangat tipis, vernik keseosa juga
bersatudengan epidermis dan bertindak sebagai tutup pelindung dan
warna kulit bayi berwarna merah muda.
12. Sistem Hematopoiesis.
Saat bayi lahir nilai rata-rata Hb, Ht, SDM dan Leukosit lebih tinggidari
nilai normal orang dewasa. Hb bayi baru lahir 14,5-22,5 gr/dl, Ht 44-
72%, SDM 5-7,5 juta/mm3 dan Leukosit sekitar 18000/mm3. Darah bayi
baru lahir mengandung sekitar 80% Hb janin.Presentasi Hb
janinmenurun sampai 55% pada minggu kelima dan 5% pada minggu ke
20.
13. Sistem Skelet
Arah pertumbuhan sefalokaudal terbukti pada pertumbuhan tubuh secara
keseluruhan. Kepala bayi cukup bulan berukuran seperempat panjang
tubuh. Lengan sedikit lebih panjang daripada tungkai.Wajah relatifkecil
terhadap ukuran tengkorak yang jika dibandingkan lebih besar dan berat.
Ukuran dan bentuk kranium dapat mengalami distorsi akibat molase.
Pada bayi baru lahir lutut saling berjauhan saat kaki diluruskan dantumit
disatukan sehingga tungkai bawah terlihat agak melengkung.Saat baru
lahir tidak terlihat lengkungan pada telapak kaki.Ekstremitas
haryssimetris, terdapat kuku jari tangan dan kaki, garis-garis telapak
tangan dan sudah terlihat pada bayi cukup bulan.

F. KOMPLIKASI
1. Sebore
2. Ruam
3. Moniliasis
4. Ikterus fisiologi
5. gangguan sistem saraf pusat: koma, menurunnya reflex mata(seperti
mengdip)
6. Cardiovascular: penurunan tekanan darah secara berangsur,
menghilangnya tekanan darah sistolik
7. Pernafasan: menurunnya konsumsi oksigen
8. Saraf dan otot: tidak adanya gerakan, menghilangnya reflex perifer
G. PATHWAY

H. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. pH tali pusat, tingkat 7,20 sampai 7,24 menunjukkan status praasidosis,tingkat
rendah menunjukkan gangguan asfiksia bermakna.
2. Hemoglobin mencapai 15 sampai 20 g. hematokrit berkisar antara 43%sampai
61%.
3. Tes Coombs langsung pada daerah tali pusat menentukan adanyakompleks antigen-
antibodi pada membran sel darah merah yangmenunjukkan kondisi hemolitik.
4. Bilirubin Total sebanyak 6 mg/dl pada hari pertama kehidupan, 8 mg/dl 1sampai 2
hari dan 12 mg/dl pada 3 sampai 5 hari.

I. PENATALAKSANAAN
Menurut Prawirohardjo, (2005) tujuan utama perawatan bayi segera sesudah lahir,
adalah:
1. Membersihkan jalan nafas Bayi normal akan menangis spontan segerasetelah lahir,
apabila bayi tidak langsung menangis, penolong segeramembersihkan jalan nafas
dengan cara sebagai berikut :
a. Letakkan bayi pada posisi terlentang di tempat yang keras dan hangat.
b. Posisi kepala diatur lurus sedikit tengadah ke belakang Bersihkan hidung, rongga
mulut dan tenggorokan bayi dengan jari tangan yang dibungkus kassa steril.
c. Tepuk kedua telapak kaki bayi sebanyak 2-3 kali atau gosok kulit bayi dengan
kain.
2. Memotong dan Merawat Tali Pusat Tali pusat dipotong sebelum atau sesudah
plasenta lahir tidak begitu menentukan dan tidak akan mempengaruhi bayi, kecuali
pada bayi kurang bulan. Tali pusat dipotong 5 cm dari dinding perut bayi dengan
gunting steril dan diikat dengan pengikat steril. Apabila masih terjadi perdarahan
dapat dibuat ikatan baru. Luka tali pusat dibersihkan dan dirawat dengan alkohol
70% atau povidon iodin 10% serta dibalut kasa steril.Pembalut tersebut diganti
setiap hari dan atau setiap tali basah / kotor. Sebelum memotong tali pusat,
pastikan bahwa tali pusat telah diklem dengan baik, untuk mencegah terjadinya
perdarahan.
3. Mempertahankan Suhu Tubuh Bayi Pada waktu baru lahir, bayi belum mampu
mengatur tetap suhu badannya dan membutuhkan pengaturan dari luar untuk
membuatnya tetap hangat. Bayi baru lahir harus dibungkus hangat.
4. Memberi Vitamin K Untuk mencegah terjadinya perdarahan, semua bayi baru lahir
normal dan cukup bulan perlu diberi vitamin K peroral 1 mg/hari selama 3hari,
sedangkan bayi resiko tinggi diberi vitamin K parenteral dengan dosis0,5 1 mg I.M
5. Memberi Obat Tetes / Salep Mata Di beberapa negara perawatan mata bayi baru
lahir secara hukum diharuskan untuk mencegah terjadinya oplitalmic neonatorum.
Di daerah dimana prevalensi gonorhoe tinggi, setiap bayi baru lahir perlu diberi
salep mata sesudah 5 jam bayi lahir. Pemberian obat mata eritromisin 0,5% atau
tetrasiklin 1% dianjurkan untuk pencegahan penyakit mata karena klamidia
(penyakit menular seksual).
6. Identifikasi Bayi
a. Peralatan identifikasi bayi baru lahir harus selalu tersedia di tempat penerimaan
pasien, di kamar bersalin dan di ruang rawat bayi.
b. Alat yang digunakan hendaknya kebal air, dengan tepi yang halus tidak mudah
melukai, tidak mudah sobek dan tidak mudah lepas.
c. Pada alat/gelang identifikasi harus tercantum : nama (bayi, nyonya) tanggal
lahir, nomor bayi, jenis kelamin, unit, nama lengkap ibu.
d. Disetiap tempat tidur harus diberi tanda dengan mencantumkan nama,tanggal
lahir, nomor identifikasi.
7. Pemantauan Bayi Baru Lahir Tujuan pemantauan bayi baru lahir adalah untuk
mengetahui aktivitas bayi normal atau tidak dan identifikasi masalah kesehatan
bayi baru lahir yang memerlukan perhatian keluarga dan penolong persalinan serta
tindak lanjut petugas kesehatan. Pemantauan 2 jam pertama sesudah lahir meliputi:
a. Kemampuan menghisap kuat atau lemah
b. Bayi tampak aktif atau lunglai
c. Bayi kemerahan atau biru
I. ASUHAN KEBIDANAN
1.Pengkajian
a. Identitas
b.Pengkajian terhadap factor resiko
1. Maternal : Usia, riwayat kesehatan yang lalu, perkembangan socialdan riwayat pekerjaan.
2. Obsetrik : Parity, periode, kondisi kehamilan terakhir
3.Perinatal : Antenatal, informasi prenatal maternal health (DM,jantung)
4.Intra Partum event :
a.Usia gestasi : Lebih dari 34 minggu sampai dengan 42 minggu.
b. Lama dan karakteristik persalinan : Persalinan lama pada kala I
dan II KPD24 jam.
c. Kondisi ibu : Hipo/Hiper tensi progsif perdarahan, infeksi.
d.Keadaan yang mengidentifikasi fetal disstres HR lebih dari 120x sampai
dengan 140 x / menit.
e. Penggunaan analgesic
f. Metode meahirkan : Sectio Caesaria, Forsep, Vakum
c.Pengkajian Fisik
1.Eksternal : Perhatikan warna, bercak warna , kuku, lipatan padatelapak kaki,
periksa potensi hidung dengan menutup sebelahlubang hidung sambil
mengobservasi pernafasan dan perubahan kulit.
2. Dada
Palpasi untuk mencari detak jantung yang terkencang, auskultasiuntuk menghitung
denyut jantung, perhatikan bunyi nafas padasetiap dada.
a. Abdomen : Verifikasi adanya abdomen yang berbentuk sepertikubam atau tidak ada
anomaly, perhatikan jumlah pembuluhdarah pada tali pusat.
b. Neurologis : Periksa tonus otot dan reaksi reflex.
d. Pemeriksaan Penunjang
e. Nilai APGAR
f. Pengkajian
1. Aktivitas/Istirahat
Status sadar mungkin 2-3 jam beberapa hari pertama, bayi tampak semi koma saat tidur ;
meringis atau tersenyumadalah bukti tidur dengan gerakan mata cepat, tidur sehari rata-
rata 20 jam.
2. Pernapasan dan Peredaran Darah
Bayi normal mulai bernapas 30 detik sesudah lahir,untuk menilai status kesehatan bayi
dalam kaitannya dengan pernapasan dan peredaran darah dapat digunakan
metodeAPGAR Score. Namun secara praktis dapat dilihat darifrekuensi denyut jantung
dan pernapasan serta wajah,ekstremitas dan seluruh tubuh, frekwensi denyut jantung
bayinormal berkisar antara 120-140 kali/menit (12 jam pertamasetelah kelahiran), dapat
berfluktuasi dari 70-100 kali/menit(tidur) sampai 180 kali/menit (menangis).
Pernapasan bayi normal berkisar antara 30-60kali/menit warna ekstremitas, wajah dan
seluruh tubuh bayiadalah kemerahan.Tekanan darah sistolik bayi baru lahir 78dan tekanan
diastolik rata-rata 42, tekanan darah berbeda darihari ke hari selama bulan pertama
kelahiran. Tekanan darahsistolik bayi sering menurun (sekitar 15 mmHg) selama satu jam
pertama setelah lahir. Menangis dan bergerak biasanyamenyebabkan peningkatan tekanan
darah sistolik.
3. Suhu Tubuh
Suhu inti tubuh bayi biasanya berkisar antara 36,5 derajatC-37 derajat C.Pengukuran suhu
tubuh dapat dilakukan pada aksila atau pada rektal
4. Kulit
Kulit neonatus yang cukup bulan biasanya halus,lembut dan padat dengan sedikit
pengelupasan, terutama padatelapak tangan, kaki dan selangkangan.Kulit biasanya
dilapisidengan zat lemak berwarna putih kekuningan terutama didaerah lipatan dan bahu
yang disebut verniks kaseosa
5. Keadaan dan Kelengkapan Ekstremitas
Dilihat apakah ada cacat bawaan berupa kelainan bentuk, kelainan jumlah atau tidak sama
sekali pada semuaanggota tubuh dari ujung rambut sampai ujung kaki jugalubang anus
(rektal) dan jenis kelamin.
6. Tali Pusat
Pada tali pusat terdapat dua arteri dan satu venaumbilikalis.Keadaan tali pusat harus
kering, tidak ada perdarahan, tidak ada kemerahan di sekitarnya.
7. Refleks
Beberapa refleks yang terdapat pada bayi :
a. Refleks moro (refleks terkejut). Bila diberi rangsangan yangmengagetkan akan terjadi
refleks lengan dan tanganterbuka.
b. Refleks menggenggam (palmer graps). Bila telapak tangandirangsang akan memberi
reaksi seperti menggenggam.Plantar graps, bila telapak kaki dirangsang akan
memberireaksi.
c. Refleks berjalan (stepping). Bila kakinya ditekankan pada bidang datang atau
diangkat akan bergerak seperti berjalan.
d. Refleks mencari (rooting). Bila pipi bayi disentuh akanmenoleh kepalanya ke sisi
yang disentuh itu mencari putingsusu.
e. Refleks menghisap (sucking). Bila memasukan sesuatu kedalam mulut bayi akan
membuat gerakan menghisap.
8. Berat Badan
Pada hari kedua dan ketiga bayi mengalami berat badanfisiologis.Namun harus waspada
jangan sampai melampaui10% dari berat badan lahir.Berat badan lahir normal
adalah2500 sampai 4000 gram.
9.Mekonium
Mekonium adalah feces bayi yang berupa pasta kental berwarna gelap hitam kehijauan dan
lengket. Mekonium akanmulai keluar dalam 24 jam pertama.
10.Dilakukan pengukuran lingkar kepala, lingkar dada,lingkar lengan atas dan panjang
badan dengan menggunakan pita pengukur. Lingkar kepala fronto-occipitalis
34cm,suboksipito-bregmantika 32cm, mento occipitalis 35cm.Lingkar dada normal 32-34
cm. Lingkar lengan atas normal10-11 cm. Panjang badan normal 48-50 cm.
11.Seksualitas
Genetalia wanita ; Labia vagina agak kemerahan atauedema, tanda vagina/himen dapat
terlihat, rabas mukosa putih(smegma) atau rabas berdarah sedikit mungkin ada. Genetalia
pria ; Testis turun, skrotum tertutup dengan rugae, fimosis biasa terjadi.

3.Diagnosa Kebidanan
a. Ketidakefektifan pola nafas
b. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas
c. Hipertermia
d. Hipotermia
e. Resiko infeksi
f. Resiko Cedera
g. Resiko nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
4. Rencana Kebidanan
a. Diagnosa 1: Ketidakefektifan pola nafasTujuan : Dalam waktu 1x24 jam setelah
dilakukan intervensi pola nafas BBL kembali efektif Kriteria hasil:
1. Kemudahan bernafas dan kedalaman inspirasi
2. Ekspansi dada simetris
3. Tidak ada penggunaan otot bantu pernafasan
4. Tidak ada bunyi nafas tambahan
5. Nafas pendek tidak ada
Intervensi
1. Observasi adanya pucat dan sianosis Sianosis menunjukkan adanyagangguan pada
pernafasan BBL
2. Pantau kecepatan, irama, kedalaman dan usaha respirasiMengetahui perkembangan
kondisi BBL
3. Auskultasi bunyi nafas, perhatikan area penurunan/tidak adanyaventilasi dan adanya
bunyi nafas tambahan Mengetahui adanyakelainan dalam pernafasan BBL
4. Lakukan pengisapan sesuai dengan kebutuhan untuk membersihkansekresi Secret
yang menumpuk dapat mengakibatkanketidakefektifan pola nafas Kolaborasi: Berikan
Non re-breathingmask dengan oksigen Memenuhi kebutuhan oksigen BBL
b. Diagnosa 2: Ketidakefektifan bersihan jalan nafas
Tujuan : Setelah dilakukan intervensi selama 1x24 jamBBL menunjukkan keefektifan
jalan nafas Kriteria hasil
1. BBL mudah untuk bernafas
2. Kegelisahan, sianosis, dan dispnea tidak ada
3. RR dalam batas normal
Intervensi
1. Kaji keefektifan pemberian oksigen dan perawatan yang lain
2. Auskultasi bagian dada anterior dan posterior untuk mengetahuiadanya penurunan
atau tidak adanya ventilasi dan adanya bunyitambahan
3. Pantau status oksigen BBL Jika SaO < 80% mengindikasikanadanya ketidakefektifan
jalan nafas
4. Jelaskan pada BBL dan keluarga tentang penggunaan peralatan:O2, suction, inhalasi
5. Lakukan fisioterapi dada sesuai kebutuhan Kolaborasi: Berikanudara/oksigen yang
telah dihumidifikasi
c. Diagnosa 3 : HipertermiaTujuan: Dalam waktu 1x24 jam setelah dilakukan intervensi
hipertermia tidak terjadi Kriteria hasil :
1. Suhu tubuh dalam rentang normal
2. Nadi dan RR dalam rentang normal
3. Tidak ada perubahan warna kulit dan tidak ada pusing, merasanyaman
Intervensi :
1. Pantau suhu paling sedikit setiap 2 jam, sesuai kebutuhan Suhutubuh bayi baru lahir
mudah mengalami penurunan
2. Monitor warna dan suhu kulit
3. Monitor tekanan darah, nadi dan RR
4. Monitor penurunan tingkat kesadaran
5. Monitor WBC, Hb, dan Hct
6. Monitor intake dan output
7. Berikan anti piretik
8. Lakukan tapid sponge
9. Selimuti pasien untuk mencegah hilangnya kehangatan tubuh
10.Kompres pasien pada lipat paha dan aksila
11.Tingkatkan sirkulasi udara
d. Diagnosa 4 : Hipotermia
Tujuan: Dalam waktu 1x24 jam setelah dilakukan intervensi hipotermia tidak terjadi
Kriteria hasil :
1. BBL menunjukkan termoregulasi neonates (keseimbangan antara panas yang
dihasilkan, peningkatan panas, dan kehilangan panasselama periode neonatus)
Intervensi
1. Pantau suhu paling sedikit setiap 2 jam, sesuai kebutuhan Suhutubuh bayi baru lahir
mudah mengalami penurunan
2. Pantau suhu bayi lahir sampai stabil Suhu tubuh bayi baru lahirmudah mengalami
penurunan
3. Ajarkan indikasi hipotermia dan tindakan kedaruratan yangdiperlukan sesuai dengan
kebutuhan
4. Pemahaman tentang kondisi hipotermi dapat mencegah terjadinyahipotermi
5. Selimuti bayi segera setelah dilahirkan
6. Mencegah kehilangan panas
7. Gunakan tutup kepala pada bayi baru lahir
8. Tempatkan bayi baru lahir dalam incubator atau dibawah penghangatsesuai kebutuhan
9. Menjaga suhu tubuh agar tetap hangat
c. Diagnosa 5 : Resiko infeksi berhubungan dengan adanya luka pada tali pusat
Tujuan: Setelah dilakukan intervensi selama 1x24 jam resiko infeksi tidak menjadi actual
Kriteria hasil :
1. BBL bebas dari tanda dan gejala infeksi
2. Jumlah leukosit dalam batas normal
3. Status imun, gastrointestinal, genitourinaria dalam batas normal
Intervensi:
1. Pantau tanda/gejala infeksi (missal.suhu tubuh, denyut jantung, pembuangan,
penampilan luka, sekresi, penampilan urin, suhukulit, lesi kulit, keletihan, malaise)
2. Mengetahui tanda infeksi secara dini memungkinkan pencegahanterhadap infeksi dan
mengurangi keparahan infeksi yg mungkinsudah terjadi
3. Kaji faktor yg meningkatkan serangan infeksi (missal.usia lanjut,tanggap imun
rendah, dan malnutrisi)
4. Faktor pemberat dapat mengakibatkan infeksi berkembang lebih cepat
5. Pantau hasil laboratorium (DPL, hitung granulosit absolut, hasil-hasil yg berbeda,
protein serum, dan albumin)
6. Perubahan hasil laboratorium mengidentifikasikan adanya infeksi
7. Ajarkan keluarga BBL teknik mencuci tangan yg benar
8. Cuci tangan dengan benar dapat mencegah transmisi organism
9. Ajarkan kepada keluarga BBL tanda/gejala infeksi dan kapan harusmelaporkannya ke
pusat kesehatan
10. Perubahan hasil laboratorium dapat mengindikasikan adanya infeksi
11.Berikan terapi antibiotic bila diperlukan
e. Diagnosa 6 : Resiko Cedera
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan pasientidak mengalami
cedera.
Kriteria hasil : Pasien terbebas dari cedera
Intervensi :
1. Sediakan lingkungan yang aman untuk pasien
2. Identifikasi kebutuhan keamanan pasien, sesuai dengan kondisifisik dan fungsi
kognitif pasien dan riwayat penyakit terdahulu pasien
3. Menghindarkan lingkungan yang berbahaya (misalnyamemindahkan perabotan)
4. Menempatkan bayi di box bayi
5. Menyediakan tempat tidur yang nyaman dan bersih
6. Menempatkan saklar lampu ditempat yang mudah dijangkaukeluarga pasien.
7. Membatasi pengunjung
8. Menganjurkan keluarga agar menemani pasien
9. Mengontrol lingkungan dari kebisingan
10. Memindahkan barang-barang yang dapat membahayakan
f. Diagnosa 7 : Risiko tinggi perubahan nutrisi kurang dari kebutuhantubuh berhubungan
dengan refleks hisap tidak adekuat.Tujuan : kebutuhan nutrisi terpenuhi.
Kriteria hasil:
1. Penurunan BB tidak lebih dari 10% BB lahir.
2. Intake dan output makanan seimbang.
3. Tidak ada tanda-tanda hipoglikemi
Rencana tindakan
1. Timbang BB setiap hari.
2. Auskultasi bising usus, perhatikan adanya distensi abdomen.
3. Anjurkan ibu untuk menyusui pada payudara secara bergantian 5-10menit.
4. Lakukan pemberian makanan tambahan.
5. Observasi bayi terhadap adanya indikasi masalah dalm pemberianmakanan (tersedak,
menolak makanan, produksi mukosa meningkat).

4. Implementasi
Komponen pada tahap implementasi adalah
a. Tindakan kebidanan mandiri
Tindakan kebidanan mandiri dilakukan tanpa pesanan dokter. Tindakan kebidanan
mandiri ini ditetapkan dengan standar praktik kebidanan (2014) dan kebijakan institusi
kesehatan.
b. Tindakan kebidanan kolaboratif
Tindakan keperawatan kolaborasi diimpelementasikan bila bidan bekerja dengan anggota
tim bidan, perawat kesehatan yang lain dalam membuat keputusan bersama yang
bertujuan untuk mengatasi masalah klien.
c. Dokumentasi tindakan kebidanan dan respon klien terhadap tindakan kebidanan.
Dokumentasi merupakan pernyataan darikejadian/identitas yang otentik dengan
mempertahankan catatan-catatan yang tertulis. Dokumentasi merupakan wahana untuk
komunikasi dan suatu profesional ke profesional lainnya tentang kasus klien. Dokumen
klien merupakan bukti tindakan keperawatanmandiri dan kolaborasi yang
diimplementasikan oleh perawat dan perubahan-perubahan pada kondisi klien.
Frekuensi dokumentasi tergantung pada kondisi klien dan terapi yang diberikan
idealnyatherapi dilakukan setiap shift. Rekam medis klien merupakandokumentasi yang
legal, rekam medis tersebut diterima di pengadilan. Pada tuntutan mal praktik, catatan
perawatanmemberikan bukti tindakan perawat. Perawat harus melindungicatatan tersebut
dari pembaca yang tidak berhak seperti pengunjung.Tanda tangan perawat di akhiri
catatan perawat merupakanakuntabilitas terhadap isi catatan. Mengubah dokumen legal
tersebutmerupakan suatu kejahatan adalah tidak bisa di teruma untukmenghapus tulisan
pada catatan menggunakan tipe x, penghapusantinta atau lainnya.

5. Evaluasi
Tahap evaluasi adalah perbandingan hasil-hasil yang diamati dengankriteria hasil yang
dibuat pada tahap perencanaan. Kemampuan yangharus dimiliki perawat pada tahap ini
adalah memahami respon terhadapintervensi kebidanan. Kemampuan mengembalikan
kesimpulantentang tujuan yang dicapai serta kemampuan dalam
menghubungkantindakan-tindakan kebidanan pada kriteria hasil. Pada tahap evaluasiini
terdiri 2 kegiatan yaitu:
a. Evaluasi formasi menyatakan evaluasi yang dilakukan pada saatmemberikan
intervensi dengan respon segera.
b. Evaluasi sumatif merupakan rekapitulasi dari hasil observasi dananalisis status klien
pada waktu tertentu berdasarkan tujuan yangdirencanakan pada tahap perencanaan.
Disamping itu, evaluasi jugasebagai alat ukur suatu tujuan yang mempunyai kriteria
tettentu yangmembuktikan apakah tujuan tercapai, tidak tercapai atau tercapaisebagian.
1. Tujuan Tercapai
Tujuan dikatakan teracapai bila klien telah menunjukkan perubahan kemajuan yang
sesuai dengan keiteria yang telah ditetapkan
2. Tujuan tercapai sebagian
Tujuan ini dikatakan tercapai sebagian apabila tujuan tidak tercapai secara keseluruhan
sehingga masih perlu dicari berbagaimasalah atau penyebabnya, seperti klien dapat
makan sendiri tetapi masih merasa mual, setelah makan bahkan kadang-kadang muntah.
3. Tujuan tidak tercapai
Dikatakan tidak tercapai apabila tidak menunjukkan adanya perubahan kearah kemajuan
sebagaimana kriteria yang diharapkan.
Evaluasi sumatif masing-masing diagnosa keperawatan secarateori adalah :
a. Pola nafas efektif
b. Bersihan jalan nafas efektif
c. Hipertermi tidak terjadi
d. Hipotermia tidak terjadi
e. Bayi aman
f. Infeksi tidak terjadi
g. Nutrisi seimbang
DAFTAR PUSTAKA

Bobak, Lowdermilk, Jansen. 2005.Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Edisi 4.Jakarta : EGC.
MNH, JNPK-KR dan DepKes. 2003.Buku Acuan Persalinan Normal Jakarta :DepKes
NANDA. 2012.Diagnosa Keperawatan Definisi dan Klasifikasi. Jakarta : EGC
Prawirohardjo, Sarwono. 2005. Buku Acuan Nasional Pelayanan KesehatanMaternal dan
Neonatal.Jakarta :
Yayasan Bina PustakaRI DepKes. 2005.Pelayanan Kesehatan Neonatal Esensial Jakarta DepKes.
Saifuddin, abdul bari. 2002.Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal Dan Neonatal
. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka SarwonoPrawirohardjo

Anda mungkin juga menyukai