oleh :
SITI MASKUROH
210070300111058
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
2021
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah Yang Maha Esa, atas
rahmat dan karunia-Nya sehingga dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang
berjudul “Laporan Pendahuluan dan Asuhan Keperawatan Pada Kasus Bayi Baru Lahir
(BBL)”. Makalah ini disusun untuk memenuhi syarat salah satu mata kuliah profesi ners
yaitu Departemen Keperawatan Maternitas. Penyusun menyadari bahwa dalam
penyusunan makalah ini tidak terlepas dari bantuan, motivasi, dan doa dari semua pihak.
Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati dan ketulusan hati, penyusun
menyampaikan banyak-banyak terimakasih kepada:
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
Masa neonatal adalah bayi baru lahir yang berusia 0 sampai 28 hari,
dimana pada masa ini terjadi perubahan yang sangat besar dari kehidupan di
dalam rahim menjadi di luar Rahim (Azizah, 2017). Bayi baru lahir (BBL) adalah
bayi yang lahir selama satu jam pertama kelahiran bayi sampai usia 4 minggu,
bayi normal memiliki berat lahir antara 2500 – 4000 gram, cukup bulan dan lahir
langsung menangis (Donna, 2014). Angka Kematian Bayi (AKB) merupakan
salah satu indikator pembangunan kesehatan dalam Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019 dan Sustainable Development
Goals (SDGs). Survey Penduduk Antar Sensus (SUPAS) pada tahun 2015
melaporkan AKB sebesar 22,23/1000 kelahiran hidup dan pada tahun 2016
jumlah kematian bayi sebesar 32.007 jiwa dengan penyebab kematian bayi baru
lahir di Indonesia adalah asfiksia, Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR), tetanus
neonatorium (10%), masalah pemberian makan (10%), infeksi (6,7 %), gangguan
hematologik (5%) dan lain lainnya (27%) (WHO, 2015).
BBL perlu mendapatkan perhatian khusus karena permasalahan yang
sangat serius salah satunya adalah masalah infeksi. Perawatan BBL merupakan
asuhan yang diberikan untuk menjaga kesehatan bayi meliputi memandikan bayi
dengan tepat dan perawatan tali pusat yang dapat mencegah timbulnya infeksi dan
mempercepat pelepasan tali pusat (Nanny, 2011). Perawatan BBL yang lain yaitu
inisiasi menyusui dini (IMD), memandikan bayi, perawatan pencegahan
kehilangan panas pada bayi, melakukan kontak kulit antar ibu dengan bayi dan
memberi kehangatan pada bayi, mengenakan pakaian bayi, pencegahan infeksi
pada mata dengan cara pemberian salep mata, perawatan kuku dan pemberian
imunisasi Hepatitis-B (Herawati, 2015).
Kemampuan ibu dalam merawat BBL memerlukan dukungan dari petugas
pemberi layanan kesehatan professional yang telah terlatih tentang prosedur
perawatan BBL yang benar. Peran dan dukungan petugas kesehatan adalah orang
pertama yang membantu ibu dalam mencapai keberhasilannya. Dorongan dari
tenaga kesehatan sangat bermanfaat dan dapat memotivasu ibu untuk dapat
menggali kemampuannya dalam merawat bayinya dengan benar (Septian, 2014).
Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis ingin membagikan laporan
pendahuluan dan asuhan keperawatan pada kasus bayi baru lahir di salah satu
puskesmas yang berada Malang.
2. TUJUAN
a. Untuk mengetahui pengertian Bayi Baru Lahir
b. Untuk mengetahui laporan pendahuluan terkait topik Bayi Baru Lahir
c. Untuk mengetahui asuhan keperawatan pada kasus Bayi Baru Lahir
d. Untuk mengetahui implementasi apa saja yang dilakukan dalam
mengelola Bayi Baru Lahir
3. MANFAAT
a. Sebagai referensi bagi semua pembaca terkait topik dan asuhan
keperawatan pada Bayi Baru Lahir
b. Sebagai sumber dan bahan masukan bagi penulis lain untuk menggali
terkait topik Bayi Baru Lahir
c. Sebagai bahan pertimbangan bagi pembaca dalam menentukan asuhan
keperawatan pada kasus Bayi Baru Lahir
BAB II
LAPORAN PENDAHULUAN
PENGKAJIAN NEONATUS
Riwayat Persalinan
NILAI APGAR
TANDA NILAI JUMLAH
0 1 2
Denyut Jantung ○□ Tidak ada ○□ < 100 ○□ > 100 2
Usaha Nafas ○□ Tidak ada ○□ Lambat ○□ Menangis kuat 2
Tonus Otot ○□ Lumpuh ○□Extremitas ○□ Gerakan aktif 2
fleksi sedikit
Iritabilitas ○□ Tidak ○□ Gerakan sedikit ○□ Reaksi melawan 2
refleks Bereaksi
Warna ○□ Biru/pucat ○□ Tubuh ○□ Kemerahan 2
kemerahan, tangan
dan kaki biru
[ ] kembung [ √ ] Menghisap
[ ] benjolan
[ √ ] Babinski
Bising usus 25x/menit
Lanugo dahi [ √ ] Menggenggam
Vernix tidak terkaji
[ √ ] Menangis
Mekonium tidak terkaji
[ ] Berjalan
PUNGGUNG
[ √ ] Tonus leher
Keadaan [ √ ]simetris
Punggung [ ] Asimetris
NUTRISI
[ ] Pilonidal dimple
Jenis makanan [ √ ] ASI
Kelainan................
Fleksibilitas tulang [ ] PASI
punggung [ ] Lain-lain
[ √ ] Normal
GENETALIA [ ] Hypospadius
ELIMINASI
Laki-laki [ ] Epispadius
BAB Pertama: (tidak terkaji)
Testis ada
BAK Pertama: (tidak terkaji)
Diagnosa
No Implementasi Evaluasi
Keperawatan
1. Risiko - Mengukur suhu bayi selama 2 jam sekali sampai stabil S:
Hipotermia (36.5°C-37.5°C) - Ibu mengatakan akan mempertahankan suhu tubuh bayi
- Memantau adanya tanda dan gejala hipotermia sampai stabil dengan cara membedong bayi. Memakaikan
- Memonitor suhu tubuh bayi sampai stabil baju, sarung tangan dan kaki bayi, serta menggunakan topi
- Memonitor warna dan suhu kulit bayi untuk mencegah kehilangan panas bayi baru lahir
- Membedong bayi segera setelah lahir untuk mencegah O:
kehilangan panas - Warna kulit merah muda
- Memakaikan bayi dengan topi untuk mencegah kehilangan - Suhu: 36,5°C
panas - Bayi diletakkan di tempat yang hangat
- Menggunakan topi bayi untuk mencegah kehilangan panas - Bayi tampak dibedong dan menggunakan topi
bayi baru lahir A: Masalah risiko hipotermia teratasi sebagian
- Menghangatkan terlebih dahulu bahan-bahan yang akan Indikator Awal Target Hasil
kontak dengan bayi seperti selimut, bedongan dan stetoskop Suhu tubuh Cukup baik Membaik Membaik
- Menempatkan bayi baru lahir di bawah radiant warmer Suhu kulit Cukup baik Membaik Membaik
- Menghindari meletakkan bayi di dekat jendela terbuka atau
P: Anjurkan melanjutkan penghatan pasif dan anjurkan ibu
di area pendingin ruangan
melakukan perawatan BBL mandiri
- Menjelaskan cara pencegahan hipotermia karena terpapar
udara dingin dengan meletakkan bayi di tempat yang tertutup
2. Defisit - Mengidentifikasi kesiapan dan kemampuan menerima S:
Pengetahuan informasi - Ibu dapat mengulangi kembali topik pendidikan kesehatan
tentang - Menyediakan materi dan media pendidikan kesehatan mengenai cara perawatan tali pusat yang benar dan
perawatan bayi - Menjelaskan manfaat perawatan bayi memandikan bayi serta mampu menjelaskan manfaat
baru lahir - Mengajarkan perawatan tali pusat perawatan bayi.
- Mengajarkan memandikan bayi dengan memperhatikan suhu O:
ruangan dan dalam waktu 5-10 menit, sehari 2 kali - Ibu terlihat memahami materi pendidikan kesehatan yang
diberikan mengenai manfaat perawatan bayi, perawatan
tali pusat dan cara memandikan bayi dengan memperhati-
kan suhu air dan suhu ruangan
A: Masalah risiko hipotermia teratasi sebagian
B. Saran
Penting untuk dilakukan kunjungan rumah dan pemberian edukasi pada ibu untuk
melakukan kunjungan rutin di puskesmas atau tenaga kesehatan terdekat untuk
mengobservasi perkembngan bayi dan melakukan monitoring tentang perawatan
bayi baru lahir dengan tepat.
DAFTAR PUSTAKA
Azizah, I., Handayani, O.K. 2017. Kematian Neonata di Kabupaten Grobogan. Higeia
Journal Of Public Health Research And Development. 1(4): 72-85.
Buda, E. and Sajekti, S. (2011) ASUHAN KEBIDANAN PADA NEONATUS, BAYI DAN
BALITA.
Depkes RI.2020. Pedoman Bagi Ibu Hami, Nifas, Bersalin dan Bayi Baru Lahir di Era
Pandemic Covid-19. Direktorat Kesehatan Keluarga. Direktorat Jenderal
Kesehatan Masyarakat.
Elshazzly, M., Anekar, A. A., & Caban, O. (2020). Physiology, Newborn. StatPearls
[Internet].
Marmi. 2015. Asuhan Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Prasekolah. Yogyakarta : Pustaka
Pelajar
MNH, JNPK-KR dan DepKes. 2003. Buku Acuan Persalinan Normal . Jakarta :DepKes
PPNI. (2016). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia: Definisi dan Indikator
Diagnostik, Edisi 1. Jarkarta: DPP PPNI.
PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia: Definisi dan Tindakan
Keperawatan, Edisi 1, Jakarta: DPP PPNI.
PPNI. (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia: Definisi dan Kriteria Hasil
Keperawatan, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI.
Sondakh, J. J.2016. Asuhan Kebidanan Persalinan dan Bayi baru Lahir. Malang:
Penerbit Erlangga
Tekelab, T. et al. (2019) ‘The impact of antenatal care on neonatal mortality in sub-
Saharan Africa: A systematic review and meta-analysis’, PLOS ONE. Edited by
U. Simeoni. Public Library of Science, 14(9), p. e0222566. doi:
10.1371/journal.pone.0222566.
Widayati, A., Rohmatin, H. and Narsih, U. (2019) ‘Peran Kader Dalam Penerapan Sistem
Rujukan dan Pencegahan Komplikasi Pada Ibu Dan Bayi Terhadap Kematian
Neonatal’, Jurnal Kesehatan, 7(2), pp. 58–63. doi: 10.25047/j-kes.v7i2.106.
Yusuf, A. and Pakki, I. B. (2021) ‘Neonatal Death Incidence in Healthcare Facility in
Indonesia: Does Antenatal Care Matter?’, Article in Indian Journal of Forensic
Medicine and Toxicology. doi: 10.37506/ijfmt.v15i1.13590.