DISUSUN OLEH :
UNIVERSITAS KADIRI
LEMBAR PENGESAHAN
ASUHAN KEBIDANAN
PADA BY. NY “Z” NCB SMK 1 MENIT DENGANASFIKSIA RINGAN
NIM : 202206091237
Pembimbing Institusi
1. Pengertian BBL
BBL disebut juga dengan neonatus merupakan individu yang sedang bertumbuh
dan baru saja mengalami trauma kelahiran serta harus dapat melakukan penyesuaian
Menurut Depkes RI, 2015 Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dengan
usia kehamilan 37 minggu sampai 42 minggu dan berat lahir 2.500 gram sampai
h) Kulit berwarna kemerahan dan licin karena jaringan sub kutan cukup
lemas.
j) Genetalia: Testis sudah turun (pada anak laki-laki) dan labia mayora
menggenggam)
m) Suhu 36,5-370C
(Sondakh, 2013) :
a) Sistem respirasi
Terjadinya pernapasan pertama pada bayi baru lahir disebabkan oleh dua
lingkungan luar rahim yang merangsang pusat pernapasan aktif, tekanan terhadap
pernapasan pertama ini bertujuan untuk mengeluarkan cairan pada paru-paru dan
b) Kardiovasular
Setelah lahir, bayi akan menggunakan paru untuk mengambil oksigen. Untuk
membuat sirkulasi yang baik terdapat dua perubahan adalah sebagai berikut:
(Rohani, 2014).
3. Denyut nadi berkisar 120-160 kali/menit saat bangun dan 100 kali/menit saat tidur.
Dengan penjepitan tali pusat saat lahir, bayi harus mulai mampu mempertahankan
kadar glukosa darahnya sendiri. Pada bayi baru lahir, glukosa akan turun dalam waktu
cepat (1-2 jam). Koreksi penurunan kadar gula darah dalam tubuh dapat dilakukan
dengan 3 cara, yaitu penggunaan ASI, melalui cadangan glikogen dan melalui
d) Sistem Gastrointestinal
Perkembangan otot dan refleks dalam menghantarkan makanan telah aktif saat
bayi lahir. Pengeluaran mekonium disekresikan dalam 24 jam pada 90% bayi baru
lahir normal. Beberapa bayi baru lahir dapat menyusu segera bila diletakkan pada
payudara dan sebagian lainnya memerlukan 48 jam untuk menyusu secara efektif
(Sondakh, 2013). Kemampuan BBL cukup bulan untuk menelan dan mencerna
makanan masih terbatas. Kapasitas lambung juga masih terbatas, kurang dari 30 cc
(Rohani, 2014).
e) Sistem Ginjal
Sebagian besar BBL berkemih setelah 24 jam pertama dan 2-6 kali sehari pada1-
2 hari pertama, setelah itu bayi berkemih 5-20 kali dalam 24 jam (Sondakh, 2013).
Beban kerja ginjal dimulai saat bayi lahir hingga masukan cairan meningkat, mungkin
urine akan tampak keruh termasuk berwarna merah muda. Hal ini disebabkan oleh
kadar ureum yang tidak banyak berarti. Intakecairan sangat mempengaruhi adaptasi
pada sistem ginjal. Oleh karena itu, pemberian ASI sesering mungkin dapat
f) Hati
Selama periode neonatus, hati memproduksi zat yang esensial untuk pembekuan
darah. Hati juga mengontrol kadar bilirubin tak terkonjugasi, pigemen berasal dari Hb
dan dilepaskan bersamaan dengan pemecahan sel-sel darah merah. Saat bayi lahir
enzim hati belum aktif total sehingga neonatus memperlihatkan gejala ikterus
fisiologis. Bilirubin tak terkonjugasi dapat mengakibatkan warna kuning yang disebut
jaundice atau ikterus. Asam lemak berlebihan dapat menggeser bilirubin dari tempat
(Sondakh, 2013).
g) Sistem Muskuloskletal
Otot-otot sudah dalam keadaan lengkap saat lahir, tetapi tumbuh melalui proses
hipertropi. Tumpang tindih (moulage) dapat terjadi pada waktu lahir karena
bulan berukuran ¼ panjang tubuhnya. Lengan lebih sedikit panjang dari tungkai
(Sondakh, 2013).
h) Sistem Saraf
Ada beberapa refleks yang terdapat pada BBL menandakan adanya kerjasama
antara sistem saraf dan sistem muskuloskeletal. Beberapa refleks tersebut adalah:
(Sondakh, 2013).
1) Refleks moro Pada refleks ini dimana bayi mengembangkan tangannya lebar-
memeluk seseorang. Kaki juga mengikuti gerakan serupa. Refleks ini biasanya akan
2) Refleks rootingRefleks ini timbul karena stimulasi taktil pipi dan daerah mulut.
Refleks rooting akan berkaitan dengan refleks menghisap. Refleks ini dapat dilihat
pada pipi atau sudut mulut bila disentuh dengan pelan, maka bayi akan spontan
melihat kearah sentuhan, mulutnya akan terbuka dan mulai menghisap. Refleks ini
obstruksi pernapasan.
5) Refleks grapsReflek ini timbul bila ibu jari diletakkan pada telapak tangan bayi
maka bayi akan menutup tangannya. Pada refleks ini bayi akan menggenggam jari
6) Refleks babinsky
Refleks ini muncul jika ada rangsangan pada telapak kaki. Ibu jari akan bergerak
keatas dan jari-jari membuka dan biasanya menghilang setelah 1 tahun.
Asuhan pada bayi baru lahir normal adalah asuhan yang diberikan kepada bayi
yang tidak memiliki indikasi medis untuk dirawat di rumah sakit, tetapi tetap berada
di rumah sakit karena ibu mereka membutuhkan dukungan. Asuhan normal diberikan
pada bayi yang memiliki masalah minor atau masalah medis yang umum (Williamson,
2014).
Pelayanan kesehatan bayi baru lahir di laksanakan minimal 3 kali dan sesuai
1. Pencegahan Infeksi Bayi baru lahir sangat rentan terhadap infeksi yang
2. Menilai Bayi Baru Lahir Penilaian Bayi baru lahir dilakukan dalam waktu 30
detik pertama. Keadaan yang harus dinilai pada saat bayi baru lahir sebagai berikut.
Penilaian bayi baru lahir juga dapat dilakukan dengan Apgar Score.
Setiap variabel diberi nilai 0, 1, atau 2 sehingga nilai tertinggi adalah 10. Nilai 7-
10 pada menit pertama menunjukkan bahwa bayi sedang berada dalam kondisi baik.
Nilai 4–6 menunjukkan adanya depresi sedang dan membutuhkan beberapa jenis
dekat benda-benda yang mempunyai suhu lebih rendah dari suhu tubuh
bayi.
Lakukan perawatan tali pusat dengan cara mengklem dan memotong tali
pusat setelah bayi lahir, kemudian mengikat tali pusat tanpa membubuhkan
apapun.
gunakan topi pada bayi di letakkan secara tengkurap di dada ibu kontak langsung
antara dada bayi dan kulit dada ibu. Bayi akan merangkak mencari puting susu
dan menyusu. Suhu ruangan tidak boleh kurang dari 26 0C. Keluarga memberi
terjadinya perdarahan karena defesiensi. BBL yang lahir normal dan cukup bulan
B. Asfiksia Neonatorium
1. Pengertian Asfiksia
secara spontan dan teratur setelah lahir (Ai yeyeh &Lia, 2013). Asfiksia neonatorum
adalah kegagalan nafas secara spontandan teratur pada saat lahir atau beberapa saat
setelah saat lahir yangditandai dengan hipoksemia, hiperkarbia, dan asidosis (Anik &
Eka,2013:296).
spontan dan teratur pada saat bayi baru lahir atau beberapa saat sesudah lahir. Bayi
mungkin lahir dalam kondisi asfiksia (Asfiksia Primer) atau mungkin dapat bernafas
tetapi kemudian mengalami asfiksia beberapa saat setelah lahir ( Asfiksia Skunder)
2. Klasifikasi Asfiksia
1) Vigorous baby Skor APGAR 7-10, bayi sehat kadang tidak memerlukan tindakan
istimewa
1) Bayi normal atau tidak asfiksia : Skor APGAR 8-10. Bayi normal tidak
2) Asfiksia Ringan : Skor APGAR 5-7. Bayi dianggap sehat, dan tidak
tindakan resusitasi.
3) Asfiksia Sedang : Skor APGAR 3-4. Pada Pemeriksaan fisik akan terlihat frekuensi
jantung lebih dari 100 kali/menit, tonus otot kurang baik atau baik, sianosis, refleks
iritabilitas tidak ada dan memerlukan tindakan resusitasi serta pemberian oksigen
4) Asfiksia Berat : Skor APGAR 0-3. Memerlukan resusitasi segera secara aktif dan
pemberian oksigen terkendali, karena selalu disertai asidosis, maka perlu diberikan
natrikus dikalbonas 7,5% dengan dosis 2,4 ml/kg berat badan, dan cairan glukosa
40% 1- 2 ml/kg berat badan, diberikan lewat vena umbilikus. Pada pemeriksaan
fisik ditemukan frekuensi jantung kurang dari 100 kali/menit, tonus otot buruk,
sianosis berat, dan kadang-kadang pucat, refleks iritabilitas tidak ada.
melahirkan atau periode segera setelah lahir. Janin sangat bergantung pada pertukaran
plasenta untuk oksigen, asupan nutrisi dan pembuangan produk sisa sehingga
gangguan pada aliran darah umbilical maupun plasental hampir selalu akan
Menurut ai yeyeh & Lia (2013:250). Beberapa faktor yang dapat menimbulkan
1) Gangguan sirkulasi menuju janin, menyebabkan adanya gangguan aliran pada tali
pusat seperti : lilitan tali pusat, simpul tali pusat, tekanan pada tali pusat, ketuban
telah pecah, kehamilan lewat waktu, pengaruh obat, karena narkoba saat persalinan.
2) aktor ibu misalnya, gangguan his: tetania uterihipertoni, turunnya tekanan darah
dapat mendadak, perdarahan pada plasenta previa, solusio plasenta, vaso kontriksi
Menurut Vidia & Pongki (2016:362), beberapa kondisi tertentu pada ibu hamil
tertentu diketahui dapat menjadi penyebab terjadinya asfiksia pada bayi baru lahir,
diantaranya adalah faktor ibu, tali pusat dan bayi berikut ini :
1) Faktor Ibu
3) Faktor Bayi
d. Patofisiologi
dijelaskan dalam dua tahap yaitu dengan mengetahui cara bayi memperoleh oksigen
sebelum dan setelah lahir, dan dengan mengetahui reaksi bayi terhadap kesulitan
a) Sebelum lahir, paru janin tidak berfungsi sebagai sumber oksigen atau jalan untuk
mengeluarkan karbondioksida.
(1) Pembuluh arteriol yang ada di dalam paru janin dalam keadaan konstriksi
(2) Hampir seluruh darah dari jantung kanan tidak dapat melalui paru karena
b) Setelah lahir, bayi akan segera bergantung pada paru-paru sebagai sumber
utama oksigen.
(1) Cairan yang mengisi alveoli akan diserap kedalam jaringan paru, dan alveoli akan
berisi udara.
(2) Pengisian alveoli oleh udara akan memungkinkan oksigen mengalir kedalam
c) Arteri dan vena umbikalis akan menutup sehingga menurunkan tahanan pada
udara
dan peningkatan kadar oksigen di alveoli, pembuluh darah paru akan mengalami
tekanan pada arteri pulmonalis lebih rendah dibandingkan tekanan sistemik sehingga
aliran darah paru meningkat sedangkan aliran pada duktus arteriosus menurun.
(1) Oksigen yang diabsorbsi dialveoli oleh pembuluh darah divena pulmonalis dan
darah yang banyak mengandung oksigen kembali ke bagian jantung kiri, kemudian
dipompakan keseluruh tubuh bayi baru lahir.
(2) Pada kebanyakan keadaan, udara menyediakan oksigen (21%) untuk menginisiasi
(3) Pada saat kadar oksigen meningkat dan pembuluh parumengalami relaksasi, duktus
(4) Darah yang sebelumnya melalui duktus arteriosus sekarang melalui paru-paru,
e) Pada akhir masa transisi normal, bayi menghirup udara dan menggunakanparu-
(1) Tangisan pertama dan tarikan nafas yang dalam akan mendorong cairan dari jalan
nafasnya.
(2) Oksigen dan pengembangan paru merupakan rangsang utama relaksasi pembuluh
darah paru.
(3) Pada saat oksigen masuk adekuat dalam pembuluh darah, warna kulit bayi akan
kedalamparu- parunya.
(1) Hal ini mengakibatkan cairan paru keluar dari alveoli ke jaringan insterstitial di
arteriol berelaksasi.
(2) Jika keadaan ini terganggu maka arteriol pulmonal akan tetap kontriksi, alveoli
tetap terisi cairan dan pembuluh darah arteri sistemik tidak mendapat oksigen.
b) Pada saat pasokan oksigen berkurang, akan terjadi kontriksi arteriol pada organ
seperti usus, ginjal, otot dan kulit, namun demikian aliran darah ke jantung dan otak
(1) Penyesuaian distribusi aliran darah akan menolong kelangsungan fungsi organ-
organ vital.
(2) Walaupun demikian jika kekurangan oksigen berlangsung terus maka terjadi
c) Sebagai akibat dari kekurangan perfusi oksigen dan oksigenasi jaringan, akan
menimbulkan kerusakan jaringan otak yang irreversible, kerusakan organ tubuh lain,
atau kematian.
(1) Keadaan bayi yang membahayakan akan memperlihatkan satu atau lebih tanda-
tanda klinis :
(a) Tonus otot buruk karena kekurangan oksigen pada otak, otot dan organ lain:
(b) Brakikardia (penurunan frekuensi jantung) karena kekurangan oksigen pada otot
(c) Tekanan darah rendah karena kekurangan oksigen pada otot jantung, kehilangan
darah atau kekurangan aliran darah yang kembali ke plasenta sebelum dan selama
proses persalinan.
(d) Takipnu (pernafasan cepat) karena kegagalan absorbsi cairan paru-paru dan
Menurut Vidia dan Pongki (2016:362), penafasan spontan BBL tergantung pada
kondisi janin pada masa kehamilan dan persalinan. Bila terdapat gangguan pertukaran
gas atau pengangkutan o2 selama kehamilan atau persalinan akan terjadi asfiksia yang
berat. Keadaan ini akan mempengaruhi fungsi sel tubuh dan bila tidak teratasi akan
menyebabkan kematian asfiksia yang terjadi dimulai suatu periode apnu disertai
dengan penurunan frekuensi. Pada penderita asfiksia berat, usaha bernafas tidak
tampak dan bayi selanjutnya berada pada periode apnu kedua. Pada tingkat ini terjadi
brakikardi dan penurunan tekanan darah. Pada asfiksia terjadi pula gangguan
metabolisme dan penurunan keseimbangan asam-basa pada tubuh bayi. Pada tingkat
pertama hanya terjadi asidosis respiratorik. Bila berlanjut dalam tubuh bayi akan
terjadi proses metabolisme anaerobic yang berupa glikolisis glikogen tubuh, sehingga
glikogen tubuh terutama pada jantung dan hati akan berkurang. Pada tingkat
keadaan diantaranya
3) Pengisian udara alveolus yang kurang adekuat akan mengakibatkan tetap tingginya
resistensi pembuluh darah paru sehingga sirkulasi darah ke paru dan ke sistem
c) Kejang
d) Penurunan kesadaran
e) DJJ lebih dari 100x/menit atau kurang dari 100x/menit tidak teratur
f) Mekonium dalam air ketuban pada janin letak kepala
4. Diagnosis
persalinan dengan ditemukannya tanda-tanda gawat janin. Tiga hal yang perlu
1) Denyut jantung janin : frekuensi normal ialah antara 120 dan 160
denyutan semenit. Apabila frekuensi denyutan turun sampai dibawah 100 permenit
diluar his dan lebih-lebih jika tidak teratur, hal itu merupakan tanda bahaya.
2) Mekonium dalam air ketuban : adanya mekonium pada presentasi kepala mungkin
menunjukkan gangguan oksigenasi dan gawat janin, karena terjadi rangsangan nervus
X, sehingga pristaltik usus meningkat dan sfingter ani terbuka. Adanya mekonium
dalam air ketuban pada presentasi kepala dapat merupakan indikasi untuk mengakhiri
PH itu turun sampai bawah 7,2 hal inidianggap sebagai tanda bahaya.
Menurut Anik dan Eka (2013:302), untuk menegakkan diagnosis, dapat dilakukan
berikut ini:
e) BBLR
3) Pemeriksaan penunjang
b) PaCO2 > 55 mm H2
5. Komplikasi
1) Pada keadaan hipoksia akut akan terjadi redistribusi aliran darah sehingga organ
vital seperti otak, jantung, dan kelenjar adrenal akan mendapatkan aliran yang lebih
banyak dibandingkan organ lain. Perubahan dan redistribusi aliran terjadi karena
penurunan resistensi vascular pembuluh darah otak dan jantung serta meningkatnya
2) Faktor lain yang dianggap turut pula mengatur redistribusi vascular antara lain
asam organik tubuh yang berakibat menurunnya pH darah sehingga terjadilah asidosis
menyebabkan kerusakan sel baik sementara ataupun menetap.( Anik dan Eka,2013)
2) Jantung dan Paru : Hipertensi pulmonal persisten pada neonatus, perdarahan paru,
edema paru
g. Penatalaksanaan
Asfiksia meliputi :
1) Tindakan Umum
a) Bersihkan jalan nafas : Kepala bayi diletakkan lebih rendahagar lendir mudah
2) Tindakan Khusus
a) Asfiksia Berat
Berikan o2 dengan tekanan positif dan intermenten melalui pipa endotrakeal. Dapat
dilakukan dengan tiupan udara yang telah diperkaya dengan o2. o2 yang diberikan
tidak lebih 30 cm H 20. Bila pernafasan spontan tidak timbul lakukan massage
jantung dengan ibu jari yang menekan pertengahan sternum 80-100 x/menit.
b) Asfiksia Sedang/Ringan
Pasang Relkiek pernafasan (hisap lendir, rangsang nyeri) selama 30 -60 detik. Bila
gagal lakukan pernafasan kodok (Frog Breathing) 1-2 menit yaitu kepala bayi
ekstensi
maksimal beri o2 1-21/menit melalui kateter dalam hidung, buka tutup mulut dan
h. Cara Resusitasi
dilaksanakan dengan cepat dan efektif, kedua faktor utama yang perlu dilakukan
adalah :
terjadi tanpa diduga, tetapi tidak jarang kelahiran bayi dengan depresi atau
(2) Tenaga kesehatan dikamar bersalin tidak hanya harus mengetahui apa yang harus
(3) Tenaga kesehatan yang terlibat dalam resusitasi bayi harus bekerjasama sebagai
(4) Prosedur resusitasi harus dilaksanakan dengan segera dan tiap tahapan berikutnya
(5) Segera seorang bayi memerlukan alat-alat dan resusitasi harus tersedia dan siap
pakai.
6.Langkah-langkah resusitasi :
(1) Letakkan bayi di lingkungan yang hangat kemudian keringkan tubuh bayi dan
(2) Sisihkan kain yang basah kemudian tidurkan bayi telentang pada alas yang datar.
(4) Hisap lendir dengan penghisap lendir de lee dari mulut, apabila mulut
(5) Lakukan rangsangan taktil dengan cara menyentil telapak kaki bayi dan
(6) Nilai pernafasan jika nafas spontan lakukan penilaian denyut jantung selama 6
detik, hasil kalikan 10. Denyu tjantung >100x/menit, nilai warna kulit jika
(b) Ventilasi tekanan positif/PPV dengan memberikan o2 100% melalui ambubag atau
masker, masker harus menutupi hidung dan mulut tetapi tidak menutupi mata,
jika tidak ada ambubag beri bantuandari mulut ke mulut, kecepatan PPV 40-60
x/menit.
(c) Setelah 30 detik lakukan penilaian denyut jantung selama 6 detik, hasil kalikan 10.
(d) Lakukan penilaian denyut jantung setiap 30 detik setelah kompresi dada
(f) Jika denyut jantung 0 atau < 10x/menit, lakukan pemberian epinefrin 1:10.000
(g) Lakukan penilaian denyut jantung janin, jika >100x/menit hentikan obat.
(h) Jika denyut jantung <80x/menit ulangi pemberian epineprin sesuai dosis
(i) Lakukan penilaian denyut jantung, jika denyut jantung tetap/tidak respons terhadap
di atas dan tanpa ada hiporolemi beri bikarbonat dengan dosis 2 MEQ/kg BB secara
IV selam 2 menit.
meliputi :
2.1 Bagan Alur Resusitasi
Dokumentasi asuhan bayi baru lahir merupakan bentuk catatan dari asuhan
kebidanan yang dilaksanakan pada bayi baru lahir sampai 24 jam setelah kelahiran
tindakan segera dan kolaborasi dengan dokter dan tenaga kesehatan lain , serta
penyusunan asuhan kebidanan dengan tepat dan rasional berdasarkan keputusan yang
Beberapa teknik penulisan dalam dokumentasi asuhan bayi baru lahir yaitu :
1. Mengumpulkan Data
Data yang dikumpulkan pada pengkajian asuhan bayi baru lahir : Adaptasi
hidung dan mulut seperti pada bibir dan langitan, ada tidaknya sumbing,
refleks hisap, pembengkakan dan benjolan pada leher, bentuk dada, putting
susu, bunyi nafas dan jantung, gerakan bahu, lengan dan tangan, jumlah jari,
refleks morro bentuk menonjolan sekitar tali pusat pada saat menangis,
perdarahan tali pusat, jumlah pembuluh pada tali pusat, adanya benjolan pada
perut, testis, penis, ujung penis, pemeriksaan kaki dan tungkai terhadap
warna kulit, pembengkakan atau bercak hiotam (tanda lahir), pengkajian faktor
ginetik, riwayat ibu mulai antenatal, intranatal sampai post partum, dll .
Interpretasi data dasasr yang akan dilakukan adalah beberapa data yang
mengantisipasi penanganannya
pada BBL
a. Rencanakan untuk mempertahankan suhu tubuh bayi agar tetap hangat dengan
melakukan kontak antara kulit ibu dan bayi ,periksa setiap 15 menit telapak
e. Segera kontak dengan ibu , kemudian dorong untuk melalukan pemberian ASI
f. Berikan vit k per oral 1mg/ hari selama 3 hari untuk mencegah perdarahan
pada bayi normal, bagi bayi beresiko tinggi, berikan melalui parental dosis
dengan IM 0.5-1mg I
6. Melaksanakan perencanaan
7. Evaluasi
mengatakan senang dengan kehadiran bayinya saat ini dan ingin mengetahui
O : Data objektif
Data yang didapat dari hasil observasi melalui pemeriksaan fisik pada BBL.
I. PENGKAJIAN
A. Data Subjektif
1. Biodata
Umur : 0 hari
No register : 51222
2. Alasan datang
3. Keluhan Utama
bayi tidak segera menangis kuat, warna kulit kebiruan, tonus otot lemah
4. Riwayat Kesehatan
Tidak Ada
c.Penyakit Keluarga
Tidak Ada
1) Pranatal
Jantung, dll.
minggu
TMI : Mual.
2) Natal
3) Post natal
VU : Kosong
a.Pertumbuhan
b. Perkembangan
Social personal : Kesel jika air susu ibu gak keluar dan akan menangis
7. Riwayat Imunisasi
Istirahat : Bayi lebih banyak tidur, bangun ketika lapar, BAK, dan
B. Data Objektif
1. Pemeriksaan Umum
Kesadaran : composmentis
TTV :
HR : 45x/menit
RR : 27x/menit
Suhu : 35,30C
Antropometri
BB : 3400 kg
PB : 50 cm
Lila : 11 cm
Lika : 30 cm
FO = 30 cm
MO = 31 cm
SOB = 31 cm
Lida : 32 cm
2. Pemeriksaan Khusus
cepal hematoma.
Hidung : Simetris, tidak ada polip, tidak ada pernapasan cuping hidung.
Mulut : Bibir tidak sumbing, simetris, reflek menghisap baik, tidak ada
gigi susu, lidah bersih.
vena jugularis.
Abdomen : Tidak ada pembesaran hepar, tali pusat basa, tidak ada
minora
Extremitas : Simetris, jumlah jari kaki dan tangan normal tidak adapolidaktil
syndaktil.
a. Refleks primitive
reflek.
b. Pemeriksaan Penunjang
Tidak Ada
:
K/U Bayi Lemah
B. Masalah: -
Terjadinya kematian
Lakukan HAIKAP
V. INTERVENSI
Tujuan : Asfiksia pada bayi baru lahir dapat teratasi dengan cepat.
Kriteria Hasil :
3. Gerakan aktif.
lahir.
1. Cuci tangan sebelum dan sesudah merawat bayi lalu gunakan sarung tangan
Rasional : dengan memotong tali pusat akan memutuskan hubungan bayi dengan
Rasional : suhu intrauterine dan ekstrauterine sangat berbeda dimana pada saat
5. Bersihkan jalan nafas dengan alat penghisap yang tersedia seperti deele.
8. Letakkan kembali bayi pada posisi yang benar, kemudian nilai : usaha
resusitasi diperlukan.
sebanyak 20 kali dalam 30 detik sampai bayi dapat bernafas spontan dan
11. Jika tindakan Ventilasi Tekanan Positif berhasil, hentikan ventilasi dan berikan
perdarahan.
17. Jika bayi tidak bernafas spontan sesudah 2 menit resusitasi, siapkan rujukan,
Rasional : agar bayi segera mendapat pertolongan dangan cepat dan tepat.
VI. IMPLEMENTASI
ringan
S:
1. Ibu melahirkan dengan normal tanggal 27 Februari 2023 Jam 18.00 WIB
2. Ibu mengatakan bayinya lahir tidak segera menangis dan saat ini sudah
bisa menangis.
O:
4. Tali pusat masih tampak basah dan tidak ada tanda-tanda infeksi.
5. Tanda-tanda vital:
c. Suhu : 36,8°c
P:
1. Memberitahu keluarga kondisi bayi saat ini bahwa bayi sudah mulai membaik.