Anda di halaman 1dari 76

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Adaptasi bayi baru lahir sangat penting sebagai persiapan untuk

perawatan bayi tambahan, pemahaman menyeluruh tentang fungsi

normal tubuh bayi sangat membantu dalam merawat bayi agar tetap

sehat. Masa ini dapat berlangsung selama satu bulan atau lebih

setelah lahir untuk sebagian kerangka tubuh bayi. Kemajuan yang

paling terkendali dan cepat terjadi pada sistem pernapasan dan

peredaran darah, dalam kemampuan mengatur suhu, dan dalam

kemampuan menyerap dan menggunakan glukosa. Transformasi

neonatus (bayi) adalah proses perubahan yang bermanfaat bagi bayi

dari kehidupan di dalam rahim ke kehidupan di luar rahim. (Astuti

Setiyani, 2016).

Data Word Health Organization (WHO) angka kematian bayi

secara global adalah 19 per 1000 kelahiran hidup. mayoritas dari

semua kematian neonatal (75%) tersebut terjadi selama minggu

pertama kehidupan, dan sekitar 1 juta bayi baru lahir meninggal dalam

24 jam pertama. Termasuk didalamnya kelahiran premature,

komplikasi terkait intrapartum (lahir dengan keadaan asfiksia atau

kegagalan bernafas), dan infeksi cacat lahir.

13
14

Berdasarkan data profil kesehatan Indonesia (2019) menunjukkan

penyebab tertinggi kematian neonatal adalah yaitu sebesar 7.150

(35,3%) kasus dan diikuti oleh bayi baru lahir. (Armina, 2022).

Berdasarkan data yang diperoleh di sulawesi selatan jumlah

kematian neonatal pada tahun 2020 sebesar 602 kasus dengan angka

kematian neonatal sebesar 3,89 per 1.000 kelahiran hidup.

(Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, 2020).

Berdasarkan data yang diperoleh di Kabupaten Maros kematian

neonatal/bayi pada tahun 2017 sebesar 83 kasus kematian. (Dinas

Pemberdayaan Perempuan Dan Perlindungan Anak, 2017).

Bayi pada masa adaptasi berisiko tinggi terhadap angka kematian

sekitar 59%, akibat asfiksia 30%, 5% sepsis, dan 6% faktor lainnya.

Berbagai upaya yang aman dan efektif untuk mencegah dan

mengatasi penyebab utama kematian bayi baru lahir (BBL) adalah

pelayanan antenatal yang berkualitas asuhan persalinan normal atau

dasar pelayanan kesehatan neonatal oleh tenaga profesional, dan

keterampilan manajemen bayi baru lahir. Kemampuan dan

keterampilan ini digunakan setiap kali menolong persalinan

(Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, 2020).

Dalam merawat bayi bar u lahir memerlukan dukungan dan kerja

sama keluarga. Inisiatif suami sangat diperlukan seperti membantu

mengganti popok bayi dan membantu memandikan bayi. Keterlibatan


15

peran ayah juga sangat membantu proses bounding attachment agar

terbentuk figure orang tua yang baik untuk bayi.

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, penulis tertarik untuk

melakukan studi kasus tentang “Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir

Pada Masa Adaptasi Awal Usia 0-7 hari”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian dalam latar belakang tersebut, penulis

merumuskan “Bagaimana Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir Pada

Masa Adaptasi Awal Usia 0-7 Hari di TPMB Asriyani S.Tr. Keb di

Kabupaten Maros?”

C. Tujuan

1. Tujuan Umum

Dalam studi kasus ini, tujuan umum adalah dapat melakukan

asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir Pada Masa Adaptasi Awal Usia

0-7 Hari dengan menggunakan asuhan kebidanan sesuai dengan

kewenangan kebidanan.

2. Tujuan Khusus

a. Melaksanakan pengkajian Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir

Pada Masa Adaptasi Awal Usia 0-7 Hari.

b. Merumuskan diagnose atau masalah Asuhan Kebidanan Bayi

Baru Lahir Pada Masa Adaptasi Awal Usia 0-7 Hari.

c. Melaksanakan perencanaan Asuhan Kebidanan Bayi Baru

Lahir Pada Masa Adaptasi Awal Usia 0-7 Hari.


16

d. Melakukan implementasi Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir

Pada Masa Adaptasi Awal Usia 0-7 Hari.

e. Melakukan evaluasi Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir Pada

Masa Adaptasi Awal Usia 0-7 Hari.

f. Melakukan pencatatan Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir

Pada Masa Adaptasi Awal Usia 0-7 Hari.

D. Manfaat

1. Bagi Institusi

Melaksanakan asuhan kebidanan, sebagai sumber, referensi,

dalam melakukan Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir Pada Masa

Adaptasi Awal Usia 0-7 Hari.

2. Bagi Penulis

Sebagai wadah pengembangan berpikir dalam menemukan

masalah dan pemecahannya. Serta dapat mengasah pemberian

pelayanan yang bermutu dan sesuai standar Asuhan Kebidanan

Bayi Baru Lahir Pada Masa Adaptasi Awal Usia 0-7 Hari.

3. Bagi Klien

Dapat menjadi media informasi dan motivasi bagi klien, keluarga

serta meningkatkan kualitas kesehatan klien dalam pemeriksaan

dan pemantauan kesehatan yang bermutu dan sesuai dengan

standar asuhan kebidanan.


17
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Dasar Kasus

1. Tinjuan Umum Tentang Bayi Baru Lahir

a. Pengertian Bayi Baru Lahir (Neonatus)

Bayi Baru Lahir atau dikenal dengan Neonatus adalah bayi

baru lahir sampai usia 4 minggu (0-28 hari), dengan berat

2500-4000 gram. (Siti Noorbaya, 2020).

Bayi Baru Lahir Normal adalah bayi yang baru lahir pada

usia kehamilan genap 37-41 minggu, dengan presentasi kepala

yang melewati vagina tanpa memakai alat. (Noamy Marie

Tando, 2022).

Bayi baru lahir atau neonatus adalah masa kehidupan (0-

28 hari), dimana terjadi perubahan yang sangat besar dari

kehidupan di dalam uterus ke kehidupan di luar uterus. Kriteria

bayi normal adalah dengan umur kehamilan genap 37-41

minggu, dengan berat badan lahir 2500-4000 gram.

b. Ciri-Ciri Bayi Baru Lahir Normal

1) Berat badan 2500-4000 gram.

2) Panjang badan 48-52 cm.

3) Lingkar dada 30-38 cm.

4) Lingkar kepala 33-35 cm.

17
18

5) Frekuensi denyut jantung 120-160x/menit.

6) Pernafasan ±40-60 x/menit.

7) Kulit kemerah-merahan dan licin karena jaringan subkutan

yang cukup.

8) Rambut lanugo tidak terlihat dan rambut kepala biasanya

telah sempurna.

9) Kuku agak panjang dan lemas.

10) Genitalia: pada perempuan, labia mayora sudah menutupi

labia minora : pada laki-laki, testis sudah turun, skrotum

sudah ada.

11) Bayi lahir langsung menangis kuat.

12) Refleks sucking (isap dan menelan) sudah terbentuk

dengan baik, Refleks morro (gerakan memeluk bila

dikagetkan) sudah terbentuk dengan baik, Refleks grasping

(menggenggam) sudah baik, Refleks rooting (mencari

puting susu dengan rangsangan taktil pada pipi dan daerah

mulut) sudah terbentuk dengan baik.

13) Eliminasi baik yang ditandai dengan keluarnya mekonium

dalam 24 jam pertama dan berwarna hitam kecokelatan.

(Imroatus Solehah, 2021).

c. Klasifikasi Bayi Baru Lahir

Klasifikasi bayi baru lahir (neonatus), dibedakan menurut tiga

kategori, yaitu :
19

1) Klasifikasi menurut masa gestasi

a) Neonatus kurang bulan : usia gestasi kurang dari 38

minggu.

b) Neonatus cukup bulan : usia gestasi 38 sampai 42

minggu

c) Neonatus lewat bulan : usia gestasi lebih dari 42 minggu.

2) Klasifikasi menurut berat lahir :

a) Neonatus berat lahir rendah, janin dengan berat badan

lahir < 2500 gram.

b) Neonatus berat badan cukup, janin dengan berat badan

lahir 2500-4000 gram.

c) Neonatus berat lahir lebih, janin dengan berat badan

lahir > 4000 gram.

3) Klasifikasi menurut usia gestasi dan berat lahir :

a) Klasifikasi Kecil Masa Kehamilan (KMK).

b) Sesuai Masa Kehamilan (SMK)

c) Besar Masa Kehamilan (BMK) (Varney, Halen, 2008)

d. Adaptasi Bayi Baru Lahir Terhadap Kehidupan Diluar Uterus

Adaptasi neonatal (bayi baru lahir) adalah proses

penyesuaian fungsional neonatus dari kehidupan di dalam

uterus ke kehidupan di luar uterus. Perubahan fisiologis yang

terjadi pada neonatus terbagi sebagai berikut :


20

1) Sistem pernapasan

Pernapasan pertama pada bayi normal terjadi dalam

waktu 30 detik pertama sesudah lahir. Rangsangan gerakan

pernfasan pertama terjadi karena beberapa hal sebagai

berikut :

a) Hipoksia pada akhir persalinan dan rangsangan fisik

lingkungan luar rahim yang merangsang pusat

pernafasan di otak.

b) Tekanan terhadap rongga dada, yang terjadi karena

kompresi paru-paru selama persalinan, yang

merangsang masuknya udara ke dalam paru - paru

secara mekanis.

2) Adaptasi paru

Paru-paru berasal dari titik tumbuh yang muncul dari

pharynx yang bercabang dan kemudian bercabang kembali

membentuk struktur percabangan bronkus. Paru-paru yang

tidak matang akan mengurangi kelangsungan hidup BBL

sebelum usia 24 minggu. Hal ini disebabkan karena

keterbatasan permukaan alveolus, ketidakmatangan sistem

kapiler paru-paru dan tidak tercukupinya jumlah surfaktan.

3) Perubahan pada sistem peredaran darah

Perubahan sistem peredaran darah yang terjadi yaitu

pada saat paru-paru mulai berfungsi sehingga proses


21

pengantaran oksigen keseluruh jaringan tubuh akan

berubah. Perubahan tersebut mencakup penutupan

foramen ovale pada atrium jantung serta penutupan ductus

venosis dan ductus arteriosus.

4) Perubahan suhu tubuh

Suhu tubuh bayi baru lahir harus dipertahankan antara

36,5°C dan 37°C. Hipotermia pada bayi baru lahir

didefinisikan sebagai suhu kurang dari 35°C. Bayi baru lahir

belum dapat mengatur suhu tubuhnya, sehingga bayi akan

mengalami stress dengan adanya perubahan perubahan

lingkungan dan dapat dengan cepat kedinginan jika

kehilangan panas tidak segera ditangani.

5) Perubahan sistem kekebalan tubuh

Sistem imunitas bayi baru lahir masih belum matang,

sehingga menyebabkan neonatus rentan terhadap berbagai

infeksi dan alergi. Sistem imunitas yang matang akan

memberikan kekebalan alami maupun yang di dapat.

Kekebalan alami terdiri dari struktur pertahanan tubuh yang

mencegah atau meminimalkan infeksi.

6) Perubahan sistem ginjal

Sebagian besar bayi baru lahir berkemih dalam 24 jam

pertama setelah lahir dan 2-6 kali sehari pada 1-2 hari
22

pertama setelah itu mereka berkemih 5-20 kali dalam 24

jam.

7) Perubahan mekanisme glukosa

Untuk memfungsikan otak memerlukan glukosa dalam

jumlah tertentu. seorang bayi harus mulai mempertahankan

kadar glukosa darahnya sendiri. Pada setiap bayi baru lahir,

glukosa darah akan turun dalam waktu cepat (1 sampai 2

jam). (Siti Noorbaya, 2020).

e. Perawatan Bayi Baru Lahir

Asuhan segera, aman dan bersih untuk bayi baru lahir ialah :

1) Pencegahan infeksi

Pencegahan infeksi merupakan bagian terpenting dari

setiap komponen perawatan bayi baru lahir yang sangat

rentan terhadap infeksi karena sistem imunitasnya yang

masih belum sempurna. Kewaspadaan pencegahan infeksi

dapat dibangun melalui hal-hal sebagai berikut :

a) Cuci tangan sebelum dan sesudah bersentuhan dengan

bayi.

b) Pastikan semua peralatan dan bahan yang digunakan,

terutama, klem, gunting, penghisap lender DeLee dan tali

pusat telah didesinfeksi tingkat tinggi atau steril.

c) Pastikan semua pakaian, handuk, selimut dan kain yang

digunakan untuk bayi sudah dalam keadaan, demikian


23

pula timbangan, pita pengukur, thermometer dan

stetoskop. (Prawirohardjo, 2016 hal).

2) Melakukan penilaian

Segera setelah lahir letakkan bayi diatas kain bersih dan

keringkan bayi diatas perut ibu kemudian lakukan penilaian

awal sebagai berikut :

a) Apakah bayi cukup bulan / tidak

b) Apakah air ketuban bercampur mekonium / tidak?

c) Apakah menangis kuat / bernafas tanpa kesulitan?

d) Apakah bergerak aktif atau lemas? Jika bayi tidak

bernafas atau megap-megap atau lemah maka segera

lakukan resusitasi bayi baru lahir.

Tabel 2.1 Nilai Apgar Score


No Nilai Apgar 0 1 2
Badan merah
Seluruh tubuh Seluruh tubuh
1 Appereance ekstremitas
biru atau putih kemerahan
biru
2 Pulse (Nadi) Tidak ada <100 / menit >100 / menit
Perubahan
3 Greemace Tidak ada mimic Bersin/menangis
(menyeringai)
Gerakan
Activity Ekstremitas
4 Tidak ada aktif/ekstremitas
(tonus otot) sedikit fleksi
fleksi
Respiratory Lemah / tidak Menangis
5 Tidak ada
(pernapasan) teratur kuat/keras
Sumber : (Prawiroharjo,2005:249)

3) Pencegahan kehilangan panas

Mekanisme kehilangan panas terbagi menjadi :


24

a) Konveksi

Hilangnya panas tubuh bayi karena aliran udara di

sekeliling bayi, missal BBL diletakkan dekat pintu atau

jendela terbuka.

b) Konduksi

Pindahnya panas tubuh bayi karena kulit bayi langsung

kontak dengan permukaan yang lebih dingin, misalnya

popok atau celana basah tidak langsung di ganti.

c) Radiasi

Panas tubuh bayi memancar ke lingkungan sekitar bayi

yang lebih dingin, missal BBL diletakkan ditempat dingin.

d) Evaporasi

Cairan/air ketuban yang membasahi kulit bayi dan

menguap, misalnya bayi baru lahir tidak langsung

dikeringkan dari air ketuban. (Elisabeth Siwi Walyani,

2020).

4) Membersihkan jalan nafas

Posisi bayi lahir adalah terlentang atau miring pada satu

sisi dan kepala pada posisi netral. Kemudian lender

dibersihkan dengan megusap mulut dan hidung dengan

menggunakan kasa dan kain. Bila lender banyak kepala bayi

dimiringkan kesamping dan lender dihisap dari jalan nafas.

(Ai Yeyeh Rukiyah, 2019).


25

5) Merawat tali pusat

a) Dengan menggunakan klem Desinfeksi Tingkat Tinggi

(DTT).

b) Lakukan penjepitan tali pusat dengan klem sekitar 3 cm

dari dinding perut (pangkal pusat) bayi dari titik

penjepitan.

c) Tekan tali pusat dengan dua jari kemudian urut isi tali

pusat kearah ibu (agar darah tidak terpencar pada saat

dilakukan pemotongan tali pusat). Lakukan penjepitan

kedua dengan jarak 2 cm dari tempat pertama.

d) Pegang tali pusat diantara kedua klem tersebut, satu

tangan menjadi landasan tali pusat sambal melindungi

bayi, tangan yang lain memotong tali menggunakan

gunting DTT atau steril.

e) Perawatan tali pusat, setelah dipotong lalu tali pusat

dijepit dengan umbilical chord (Andriani, 2019).

6) Mempertahankan suhu tubuh bayi

Mengeringkan bayi pada saat lahir membantu

mengurangi hilangnya panas melalui eveporasi, dan penting

untuk memastikan bahwa handuk yang basah diganti, dan

bayi dibungkus di dalam handuk yang telah dihangatkan.

Kontak antara kulit bayi dan kulit ibu, misalnya meletakkan

bayi di atas perut ibu ketika lahir, dapat menolong bayi


26

mempertahankan panas meskipun transfer panas dari ibu

ke bayi minimal. Namun kehilangan panas yang bermakna

terus terjadi melalui, konveksi, konduksi, dan radiasi ,

terutama kulit bayi yang terbuka. (Prawirohardjo, 2016).

7) Melakukan Inisiasi Menyusu Dini

Manfaat IMD bagi bayi adalah membantu stabilisasi

pernapasan, mengendalikan suhu tubuh bayi lebih baik

dibandingkan dengan incubator, kadar bilirubin bayi juga

lebih cepat normal karena pengeluaran meconium lebih

cepat sehingga dapat menurunkan insiden ikterus bayi baru

lahir, kontak kulit dengan kulit juga membuat bayi lebih

tenang sehingga didapat pola tidur yang baik. Bagi ibu IMD

dapat mengoptimalkan pengeluaran hormon oksitosin,

prolactin, dan secara psikologis dapat menguatkan ikatan

batin antara ibu dan bayi (Prawirohardjo, 2016).

8) Memberi salep mata antibiotika

Konjungtivitis pada bayi baru lahir sering terjadi

terutama pada bayi dengan ibu yang menderita penyakit

menular seksual seperti genore. Sebagian besar

konjungtivitis muncul pada 2 minggu pertama setelah

kelahiran. Pemberian antibiotik profilkasis pada mata terbukti

dapat mencegah terjadinya konjungtivitis. Profilaksis mata


27

yang sering digunakan yaitu tetes mata tetrasiklin 1%.

(Prawirohardjo, 2016).

9) Memberi Vitamin K

Pada semua bayi baru lahir diberikan suntikan vitamin

K1 (phytomenadione) sebanyak 1 mg dosis tunggal secara

intramuskular , pada anterolateral paha kiri untuk mencegah

terjadinya perdarahan akibat difisiensi vitamin K.

10) Memberi Imunisasi Hepatitis B

Imunisasi hepatitis B diberikan sebanyak 0,5 mL

intramuscular, di paha kanan anterolateral , diberikan kira kira

1-2 jam setelah pemberian vitamin K untuk mencegah infeksi

Hepatitis B terhadap bayi, terutama jalur penularan ibu-bayi.

11) Identitas Bayi

a) Alat pengenal untuk memudahkan identifikasi bayi perlu di

pasang segera pasca persalinan. Alat pengenal yang

efektif harus diberikan kepada bayi setiap bayi baru lahir

dan harus tetap ditempatnya sampai waktu bayi

dipulangkan.

b) Peralatan identifikasi bayi baru lahir harus selalu tersedia

di tempat penerimaan pasien, di kamar bersalin dan di

ruang rawat bayi.


28

c) Setiap tempat tidur harus diberi tanda dengan

mencantumkan nama, tanggal lahir, nomor identifikasi.

(Lusiana, 2019).

f. Pemeriksaan fisik pada Bayi Baru Lahir

Pemeriksaan fisik bayi baru lahir adalah pemeriksaan awal

yang dilakukan terhadap bayi setelah berada di dunia luar yang

bertujuan untuk mengetahui apakah bayi dalam keadaan

normal dan memeriksakan adanya penyimpangan / kelainan

pada fisik.

1. Pemeriksaan fisik

Langkah-langkah dalam pemeriksaan fisik bayi :

a) Pemeriksaan umum

Pengukuran antropometri yaitu pengukuran lingkar

kepala dalam keadaan normal berkisar 33-35 cm,

lingkar dada berkisar 30-38 cm, Panjang badan berkisar

48-52 cm, berat badan bayi berkisar 2500-4000 gram.

b) Pemeriksaan Tanda-Tanda Vital

Suhu tubuh, nadi, pernafasan bayi baru lahir bervariasi

dalam berespon terhadap lingkungan.

(1) Suhu bayi, dalam keadaan normal berkisar 36,5-37,5

pada pengukuran axila.

(2) Nadi, denyut nadi bayi yang normal berkisar 120-140

kali permenit.
29

(3) Pernafasan,pada bayi baru lahir tidak teratur

kedalaman, kecepatan, iramanya. Pernafasan

bervariasi dari 40 sampai 60 permenit.

c) Pemeriksaan secara sistematis (Head to toe)

(1) Kepala

Periksa ubun-ubun besar dan ubun-ubun kecil

dengan cara palpasi untuk mengetahui apakah ada

sutura, mulase, kaput suksedaneum,

sefalhematoma, dan hedrosefalus. Pemeriksaan ini

dilakukan dengan menilai lingkar kepala.

(2) Wajah

Periksa tanda paralisis pada wajah bayi.

Pemeriksaan ini dilakukan dengan menilai apakah

wajah simetris atau tidak.

(3) Mata

Periksa mata bayi dengan cara inspeksi untuk

mengetahui ukuran, bentuk, dan kesimetrisan mata,

mata kotor atau tidak, kekeruhan kornea, katarak

kongenital, mata keluar nanah, bengkak pada

kelopak mata, dan perdarahan kongjungtiva.


30

(4) Telinga

Periksa apakah telinga berada pada garis lurus

dengan mata, sudut pertikal lebih besar daripada

garis vertical lurus, dan tidak miring.

(5) Hidung

Periksa bentuk dan lebar hidung, pola napas, dan

kebersihan hdung. Pemeriksaan ini dilakukan

dengan menilai adanya kelainan bentu hidung dan

menentukan ada tidaknya epistaksis.

(6) Mulut

Pemeriksaan inspeksi mulut dilakukan untuk

mengetahui bentuk dan kesimetrisan mulut, mukosa

mulut kering/basah, memeriksa lidah dan palatum,

ada bercak putih atau tidak pada gusi, refleks

menghisap, kelainan, dan tanda abnormal lain.

(7) Leher

Periksa bentuk dan kesimetrisa leher, adanya

pembengkakan/benjolan, kelainan tiroid atau adanya

pembesaran kelenjar getah bening, dan tanda

abnormal lain.

(8) Klavikula dan lengan

Periksa adanya fraktur klavikula, gerakan, dan

apakah ada kelainan.


31

(9) Dada

Periksa bentuk dan kelainan dada, apakah ada

kelainan bentuk atau tidak, apakah ada retraksi

dinding dada atau tidak, dan gangguan pernapasan.

(10) Abdomen

Periksa bentuk abdomen bayi. Apabila abdomen

bayi cekung, kemungkinan terjadi hernia

diafragmatika. Apabila abdomen bayi kembung,

kemungkinan disebabkan oleh perforasi usus yang

biasanya akibat ileus mekonium.

(11) Genetalia

Pada wanita labia mayora normalnya menutupi

labia minora dan klitoris. Klitoris normalnya

menonjol. Pada laki-laki kedua testis turun kedalam

stratum dan penis memiliki lubang.

(12)Eksremitas atas dan bawah

Eksremitas bagian atas normalnya fleksi dengan

baik dengan Gerakan yang simetris. Refleks

menggenggam normalnya ada. Eksremitas bagian

bawah normalnya pendek, bengkok dan fleksi

dengan baik.
32

(13) Anus

Periksa apakah bayi mengeluarkan

mekonium/feses yang berarti bahwa bayi memiliki

lubang anus.

(14) Kulit

Kulit bayi kemerahan dan dilapisi verniks kaseosa

yang melindungi kulit bayi yang terdiri atas

campuran air dan minyak. Periksa apakah ada

lanugo, edema, bercak, tanda lahir, dan memar.

(Naomy Marie Tando, 2022).

g. Asuhan Bayi Usia 2-6 hari

1) Makan/minum

ASI merupakan makanan yang terbaik bagi bayi dan

mengandung zat gizi yang sesuai untuk pertumbuhan dan

perkembangan bayi, baik kualitas maupun kuantitas. ASI

diberikan sesuai dengan keinginan bayi, biasanya bayi akan

merasa lapar setiap 2-4 jam.

2) Defekasi (BAB)

Kotoran yang dikeluarkan bayi pada hari-hari pertama

disebut mekonium. Warna mekonium adalah hijau

kehitaman, lengket, bertekstur lembut, terdiri atas mucus,

sel epitel, cairan amnion yang tertelan, asam lemak, dan


33

pigmen empedu. Mekonium dikeluarkan seluruhnya 2-3 hari

setelah lahir.

3) Berkemih (BAK)

Bayi berkemih sebanyak 4-8 kali sehari. Pada awalnya,

volume urine sebanyak 0-30 ml/hari dan meningkat menjadi

100-00 ml/hari pada minggu pertama. Warna urine bayi

keruh/merah muda dan berangsur-angsur jernih karena

asupan cairan meningkat.

4) Tidur

Memasuki bulan pertama kehidupan, bayi

menghabiskan waktunya untuk tidur. Sebaiknya orang tua

menyediakan lingkungan yang nyaman, mengatur posisi,

dan meminimalkan gangguan agar bayi dapat tidur saat ibu

ingin tidur.

5) Kebersihan kulit

Kulit bayi masih sangat sensitive terhadap

kemungkinan terjadinya infeksi. Verniks kaseosa

bermanfaat untuk melindungi kulit bayi sehingga jangan

membersihkannya saat memandikan bayi. Pastikan semua

alat yang digunakan oleh bayi selalu dalam keadaan bersih

dan kering.
34

6) Tanda-tanda bahaya

a) Pernapasan sulit / lebih dari 60x/menit.

b) Terlalu hangat (>38°C ) atau terlalu dingin.

c) Isapan saat menyusu lemah, rewel, sering muntah, dan

mengantuk berlebihan.

d) Warna kuning (terutama pada 24 jam pertama), biru atau

pucat, memar.

e) Tali pusat merah,bengkak,keluar cairan,berbau

busuk,dan berdarah.

f) Tidak BAB dalam 3 hari, tidak BAK dalam 24 jam, feses

lembek atau cair, sering berwana hijau tua,dan terdapat

lendir atau darah.

g) Menggigil, rewel, lemas, mengantuk, kejang, tidak bisa

tenang, menangis terus menerus.

7) Penyuluhan sebelum bayi pulang

Penyuluhan kebidanan sebelum bayi dan ibu pulang

mencakup upaya pencegahan penyakit, pemeliharaan dan

peningkatan kesehatan, penyembuhan, dan pemulihan

kesehatan. Kegiatan penyuluhan sebelum bayi pulang

adalah antara lain sebagai berikut :

a) Penyuluhan dan nasihat tentang kesehatan ibu dan bayi

selama perawatan di rumah.


35

b) Cara menyusui yang baik dan benar. (Naomy Marie

Tando, 2022).

2. Tinjauan Umum Tentang Peran Keluarga

a. Pengertian Keluarga

Johnsons’s, 1992 Mengatakan Keluarga merupakan kumpulan

kumpulan dua orang atau lebih yang mempunyai hubungan

darah yang sama atau tidak, yang terlibat dalam kehidupan

yang terus menerus, yang tinggal dalam satu atap, yang

mempunyai ikatan emosional, dan mempunyai kewajiban

antara satu orang dengan orang lainnya terdiri dari ayah, ibu

dan anak. (Maria H. Bakri, 2020)

b. Peran Keluarga dalam Perawatan Bayi Baru Lahir

Perawatan bayi baru lahir adalah perawatan yang

dilakukan pada bayi baru lahir meliputi perawatan tali pusat,

memandikan bayi, dan mengganti popok. Perawatan bayi baru

lahir setelah pulang kerumah menjadi tanggung jawab istri

suami dan keluarga lainnya. Peran suami sangat diperlukan

agar perawatan bayi baru lahir lebih optimal sehingga dapat

menurunkan angka kesakitan dan kematian bayi.

Peran suami dalam perawatan bayi baru lahir adalah

perilaku suami dalam menyikapi beban atau kesulitan

ibu pasca partum. Hal dapat dilakukan suami dalam

perawatan bayi baru lahir adalah perawatan tali pusat,


36

memandikan bayi, mengganti popok. Manfaat dari suami

ikut berperan dalam perawatan bayi baru lahir adalah ibu

(istri) akan merasa terbantu dan teringankan bebannya

dalam perawatan bayi baru lahir, dan perawatan bayi dapat

dilakukan lebih baik. Selain itu, hal ini akan membina

ikatan emosional yang kuat antara suami dengan bayi

sejak dini (Emerensiana,2010).

B. Standar Asuhan Kebidanan

Standar asuhan kebidanan adalah acuan dalam proses

pengambilan keputusan dan tindakan yang dilakukan oleh bidan

sesuai dengan wewenang dan ruang lingkup praktik berdasarkan ilmu

dan kiat kebidanan. Mulai dari pengkajian, perumusan diagnosa

dan/atau masalah kebidanan, perencanaan, implementasi, evaluasi

dan pencatatan asuhan kebidanan. Standar Asuhan Kebidanan dalam

Panduan ini berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik

Indonesia no 938/Menkes/SK/VIII/2007 tentang Standar Asuhan

Kebidanan.

1. Standar I : Pengkajian

a. Pernyataan Standar

Bidan mengumpulkan semua informasi yang akurat, relevan

dan lengkap dari semua sumber yang berkaitan dengan kondisi

klien.
37

b. Kriteria Pengkajian

1) Data tepat, akurat dan lengkap.

2) Terdiri dari Data subjektif (hasil Anamnesa; biodata, keluhan

utama, riwayat obstetri, riwayat kesehatan dan latar

belakang sosial budaya).

3) Data objektif (hasil Pemeriksaan fisik, psikologis dan

pemeriksaan penunjang).

2. Standar II : Perumusan Diagnosa dan/atau Masalah Kebidanan.

a. Pernyataan Standar

Bidan menganalisis data yang diperoleh pada pengkajian,

menginterpretasikan secara akurat dan logis untuk

menegakkan diagnosa dan masalah kebidanan yang tepat.

b. Kriteria Perumusan Diagnosa dan/atau Masalah Kebidanan.

1) Diagnosa sesuai dengan nomenklatur kebidanan.

2) Masalah dirumuskan sesuai dengan kondisi klien.

3) Dapat diselesaikan dengan Asuhan Kebidanan secara

mandiri, kolaborasi dan rujukan.

3. Standar III : Perencanaan.

a. Pernyataan Standar

Bidan merencanakan asuhan kebidanan berdasarkan

diagnosa dan masalah yang ditegakkan.

b. Kriteria Perencanaan
38

1) Rencana tindakan disusun berdasarkan prioritas masalah

dan kondisi klien, tindakan segera, tindakan antisipasi dan

asuhan secara komprehensif.

2) Melibatkan klien/pasien dan/atau keluarga.

3) Mempertimbangkan kondisi psikologi, sosial budaya

klien/keluarga.

4) Memilih tindakan yang aman sesuai kondisi dan kebutuhan

klien berdasarkan evidence based dan memastikan bahwa

asuhan yang diberikan bermanfaat untuk klien.

5) Mempertimbangkan kebijakan dan peraturan yang berlaku,

sumber daya serta fasilitas yang ada.

4. Standar IV : Implementasi.

a. Pernyataan Standar

Bidan melaksanakan rencana asuhan kebidanan secara

komprehensif, efektif, efisien dan aman berdasarkan evidence

based kepada klien/pasien, dalam bentuk upaya promotif,

preventif, kuratif dan rehabilitatif. Dilaksanakan secara

mandiri, kolaborasi dan rujukan.

b. Kriteria Implementasi.

1) Memperhatikan keunikan klien sebagai makhluk bio-

psikososial-spiritual kultural.

2) Setiap tindakan asuhan harus mendapatkan persetujuan

dari klien dan/atau keluarganya (informed consent).


39

3) Melaksanakan tindakan asuhan berdasarkan evidence

based.

4) Melibatkan klien/pasien dalam setiap tindakan.

5) Menjaga privasi klien/pasien.

6) Melaksanakan prinsip pencegahan infeksi.

7) Mengikuti perkembangan kondisi klien secara

berkesinambungan.

8) Menggunakan sumber daya, sarana dan fasilitas yang ada

dan sesuai.

9) Melakukan tindakan sesuai standar.

10) Mencatat semua tindakan yang telah dilakukan.

5. Standar V : Evaluasi.

a. Pernyataan Standar

Bidan melakukan evaluasi secara sistematis dan

berkesinambungan untuk melihat keefektifan dari asuhan

yang sudah diberikan, sesuai dengan perubahan

perkembangan kondisi klien.

b. Kriteria Evaluasi.

1) Penilaian dilakukan segera setelah melaksanakan asuhan

sesuai kondisi klien.

2) Hasil evaluasi segera dicatat dan dikomunikasikan pada

klien dan/atau keluarga.

3) Evaluasi dilakukan sesuai dengan standar.


40

4) Hasil evaluasi ditindak lanjuti sesuai dengan kondisi

klien/pasien.

6. Standar VI : Pencatatan Asuhan Kebidanan.

a. Pernyataan Standar

Bidan melakukan pencatatan secara lengkap, akurat, singkat

dan jelas mengenai keadaan/kejadian yang ditemukan dan

dilakukan dalam memberikan asuhan kebidanan.

b. Kriteria Pencatatan Asuhan Kebidanan

1) Pencatatan dilakukan segera setelah melaksanakan

asuhan pada formulir yang tersedia (Rekam

Medis/KMS/Status Pasien/Buku KIA).

2) Ditulis dalam bentuk catatan perkembangan SOAP.

3) S adalah data subjektif, mencatat hasil anamnesa.

4) O adalah data objektif, mencatat hasil pemeriksaan.

5) A adalah hasil analisis, mencatat diagnosa dan masalah

kebidanan.

6) P adalah penatalaksanaan, mencatat seluruh perencanaan

dan penatalaksanaan yang sudah dilakukan seperti

tindakan antisipatif, tindakan segera, tindakan secara

komprehensif; penyuluhan, dukungan, kolaborasi,

evaluasi/follow up dan rujukan.


41

C. Kerangka Teori

Bagan 2.1 Kerangka Teori Bayi Baru Lahir Normal

Bayi Baru Lahir

Ciri-ciri BBL Asuhan Bayi Usia 2- Tinjauan Peran


6 Hari Keluarga

Klasifikasi BBL
1. Minum Peran keluarga
dalam perawatan
2. Defekasi (BAB)
BBL
3. Berkemih (BAK)
Adaptasi BBL 4. Tidur
5. Kebersihan Kulit
6. Tanda-tanda bahaya
7. Penyuluhan sebelum
Perawatan BBL
pulang

Pemeriksaan Fisik

Sumber : Siti Noorbaya, 2020, Naomy, 2022, Imroatus, 2021, Varney, 2008,
Prawirohardjo, 2016, Elisabeth, 2020, Ai yeyeh, 2019, Maria H. Bakri, 2020,
Emerensiana, 2010.
42

D. Kerangka Konsep

Bagan 2.2 Asuhan Kebidanan Pada Bayi Baru Lahir Normal

Input Proses Output

Bayi Baru Lahir 1. Pengkajian Kesehatan Bayi


Normal 2. Perumusan Baru Lahir
diagnose/masalah
3. Perencanaan
Asuhan
4. Implementasi
5. Evaluasi
6. Pencatatan
asuhan kebidanan
BAB III

METODOLOGI LAPORAN KASUS

A. Desain LTA

Metode yang digunakan dalam asuhan kebidanan pada bayi

baru lahir ini adalah metode penelaah kasus (Casus Study) yakni

dengan cara melaksanakan asuhan kebidanan meliputi pengkajian

data dasar, merumuskan diagnosa dan masalah, membuat

perencanaan, melakukan implementasi dan evaluasi, serta

melakukan pendokumentasian dalam bentuk SOAP.

B. Lokasi dan Waktu LTA

1. Lokasi Studi Kasus

Studi kasus dilakukan di TPMB Asriyani S. Tr. Keb. Kabupaten

Maros.

2. Waktu

Pelaksanaan studi kasus ini bulan Februari-Maret 2023

C. Subyek LTA

Subjek dalam asuhan kebidanan ini adalah bayi baru lahir usia 0-7

hari.

D. Instrumen Laporan Kasus

Pengumpulan data dilakukan atau menggunakan alat bantu

berupa format wawancara, lembar observasi dan dokumen-

dokumen penunjang, dan buku KIA.

43
44

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengambilan data yang digunakan dalam penulisan hasil

studi kasus ini, yaitu :

1. Data Primer

a. Wawancara

Wawancara dilakukan kepada orang tua bayi meliputi

biodata pasien secara lengkap, riwayat kesehatan ibu

sekarang dan lalu, riwayat kesehatan keluarga, riwayat

persalinan, hubungan social, dan data kebiasaan sehari-

hari.

b. Pemeriksaan fisik

Mulai dari kepala hingga kaki yang dilakukan dengan 3

cara:

1. Inspeksi

2. Palpasi

3. Auskultasi

2. Data sekunder diperoleh dari dokumentasi yang berasal dari

catatan medis pasien, dan buku KIA.

F. Triangulasi

Triangulasi diambil dari 3 sumber yaitu pasien/keluarga

pasien, petugas kesehatan dan rekam medik dan buku KIA pasien,

serta dilakukan pemeriksaan fisik sebagai data penunjang,

selanjutnya dilakukan pendokumentasian.


45

G. Alat dan Bahan Studi Kasus LTA

Alat dan bahan yang digunakan antara lain :

1. Stetoskop, pita ukur, thermometer dan timbangan untuk

melakukan observasi dan pemeriksaan fisik.

2. Format wawancara asuhan kebidanan pada bayi baru lahir usia

0-7 hari.

3. Catatan medik dan alat tulis studi dokumentasi.


BAB IV

TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Lokasi Penelitian

Secara geografis TPMB Asriyani, S.Tr. Keb. dapat digambarkan

sebagai berikut :

Gambar 1. Lokasi penelitian Sumber : Google Maps 2023

Berada pada daerah Desa Sambueja, Kecamatan Simbang, di

Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan. TPMB Asriyani, S.Tr. Keb.

didirikan pada tahun 2019 oleh bidan Asriyani, yang memiliki 1

pegawai.

B. Tinjauan Kasus

Pada bab ini membahas tentang asuhan kebidanan yang akan

diberikan kepada bayi baru lahir normal usia 0-7 Hari pada bayi Ny.

“N” di TPMB Asriyani pada tanggal 21 sampai 28 Februari 2023 yang

46
46
diberikan sesuai Standar Asuhan Kebidanan menurut Kepmenkes No.

938/MENKES/SK/VIII/007 sebagai berikut :

Tanggal Masuk : 21 Februari 2023, Pukul 14.25 Wita

Tanggal Lahir : 21 Februari 2023, Pukul 14.32 Wita

Tanggal Pengkajian : 21 Februari 2023, Pukul 14.45 Wita

Nama Pengkaji : Siti Nurhalizah

STANDAR I PENGKAJIAN DATA DASAR

1. Identitas bayi

Nama : Bayi Ny “N”

Tanggal lahir : 21 Februari 2023

Jenis kelamin : Perempuan

Anak ke : 3 (Ketiga)

2. Identitas Ibu/Ayah

Nama : Ny.”N” / Tn.”H”

Umur : 29 Tahun / 33 Tahun

Nikah/Lama : 1 Kali / ± 14 tahun

Suku : Makassar/ Makassar

Agama : Islam/ Islam

Pendidikan : SMA / SMA

Pekerjaan : IRT / Wiraswasta

Alamat : Dusun garangtiga, Desa Simbang

47
48

3. Data biologis/ fisiologis

a. Riwayat kehamilan ibu

GIIlPIlA0, HPHT tanggal 04 Juni 2022, Hari tafsiran

persalinan tanggal 11 Maret 2022, Ibu memeriksakan

kehamilannya 6 kali di TPMB Asriyani, Ibu mendapat imunisasi

TT sebanyak 2 kali, TT1 Tanggal 03 Desember 2022, TT2

Tanggal 21 Januari 2023, Ibu tidak ada riwayat penyakit

jantung, hipertensi, dan DM, Ibu tidak ada riwayat penyakit

menular HIV/AIDS, Ibu tidak ada riwayat ketergantungan obat

terhadap obat obatan, alkohol dan rokok, Ibu tidak ada riwayat

alergi terhadap makanan.

b. Riwayat kelahiran yang lalu

Ibu memberikan ASI esklusif pada anak pertama dan

kedua sampai usia 6 bulan.

c. Riwayat kelahiran sekarang

1) Ibu datang di TPMB Bidan Asriyani pada tanggal 21

Februari 2023 pukul 14.30 WITA dengan keluhan nyeri

perut tembus belakang disertai dengan pelepasan lendir

dan darah.

2) Bayi lahir spontan tanggal 21 Februari 2023 pukul 14.32

wita segera menangis, presentasi belakang kepala, jenis

kelamin perempuan, penolong persalinan adalah


49

mahasiswa dibantu oleh bidan, jenis persalinan adalah

spontan.

3) Penilaian APGAR SCORE

Tabel 4.1 Penilaian Apgar Score bayi Ny “N”


Tanda 0 1 2 Score
Frekuensi Tidak ada <100 >100 2 2
jantung
Usaha Tidak ada Lambat Menangis 2 2
bernafas
Refleks Tidak Ekstensi Reaksi 1 2
bereaksi melawan
Tonus Lumpu Gerak Gerakan aktif 1 2
otot sedikit
Warna Biru pucat Tangan Kemerahan 2 2
kulit pucat
Hasil 8 10

4) Riwayat IMD :

a) Bayi merangkak mecari puting susu dan berhasil

menemukannya.

b) saat berhasil menemukan puting susu, mulut bayi

menganga, sebagian besar areola terutama bagian

bawah masuk ke dalam mulut bayi, bibir atas dan

bawah membuka lebar, bayi terlihat mengisap dan

meneguk dengan kuat.

5) Potongan tali pusat masih basah dan terklem

6) Pemeriksaan TTV dan antropometri

a) Suhu : 36,7°C

b) Frekuensi jantung : 142kali/menit

c) Pernapasan : 50 kali/menit
50

d) BB : 3400 gram

e) Panjang badan : 51 cm

f) Lingkar kepala : 35 cm

g) Lingkar Dada : 33 cm

h) Lingkar perut : 32 cm

i) Lingkar lengan atas : 12 cm

7) Pemberian salep mata tetrasiklin 1%

8) Pemberian vitamin K1 sebanyak 0,5 mg pada paha kiri bayi

secara IM (intramuscular)

9) Pemberian imunisasi Hb0 0,5 ml jam setelah pemberian

vitamin K1 pada paha kanan bayi secara IM.

d. Riwayat Pemenuhan Kebutuhan Dasar

a. Nutrisi dan cairan

IMD berhasil, kemampuan menghisap dan telan bayi baik,

kebutuhan ASI tercukupi.

b. Eliminasi

a) Bayi BAK pada pukul 15.20 Wita

b) Bayi BAB pada pukul 18.10 Wita

c. Tidur dan istirahat

Lama bayi tidur setelah persalinan adalah 5 jam, bayi

terbangun pada saat lapar dan pakaiannya basah


51

d. Personal hygiene

Bayi belum dimandikan, tali pusat tampak bersih dan masih

basah, pakaian bayi diganti setiap kali basah.

e. Riwayat Sosial Ekonomi

Pengambil keputusan dalam keluarga adalah suami,

hubungan ibu dengan keluarga sangat harmonis, biaya selama

di TPMB ditanggung suami, Ibu dan keluarga senang dengan

kelahiran bayinya, Ibu sudah dapat berinteraksi dengan

bayinya. suami mengadzani bayi pada saat bayi lahir dan

memberikan asuhan sayang kepada bayi dengan mengajak

bayi berkomunikasi dan tersenyum.

f. Pemeriksaan fisik

1) Pemeriksaan fisik head to toe

a) Kepala dan wajah

Rambut bayi hitam dan lebat, tidak ada caput

succedonem, mata simetris kiri dan kanan, tidak ada

lendir pada hidung, konjungtiva merah muda, sklera

putih, telinga simetris kiri dan kanan.

b) Leher

Normal dan tidak ada kelainan, pergerakan leher bayi

menoleh kiri dan kanan baik.


52

c) Dada

Puting terbentuk dengan baik dan simetris kiri dan

kanan.

d) Perut

Perut datar, tali pusat tampak bersih dan basah, tidak

ada pembesaran, pergerakan perut bayi sesuai pola

nafas frekuensi jantung

e) Genetalia dan anus

labia mayora menutupi labia minora, terdapat lubang

vagina, terdapat lubang anus.

f) Ekstremitas

Simetris kiri dan kanan, pergerakan kuat , jari jari

lengkap.

g) Kulit

Warna kulit kemerahan, Kulit lembab dan hangat ketika

disentuh.

h) Pemeriksaan reflex

(1) Morro refleks (terkejut) : (+)

(2) Graps refleks (menggenggam) : (+)

(3) Rooting refleks (mencari) : (+)

(4) Sucking refleks (mengisap) : (+)


53

STANDAR II PERUMUSAN DIAGNOSA/ MASALAH KEBIDANAN

Bayi Cukup Bulan (BCB), Sesuai Masa Kehamilan (SMK)

STANDAR III PERENCANAAN

1. Sampaikan kepada orang tua/keluarga tentang keadaan bayinya.

2. Lakukan pemotongan dan perawatan tali pusat

3. Lakukan inisiasi menyusu dini (IMD) selama 1 jam pertama

kelahiran bayi.

4. Lakukan pengukuran antropometri bayi

5. Berikan salep antibiotik tetrasiklin 1% pada kedua mata bayi

6. Berikan suntikan vitamin K1 sebanyak 0,5 mg secara intramuskular

pada paha kiri bayi

7. Berikan suntikan Hb0 sebanyak 0,5 ml secara intramuskular pada

paha kanan

8. Berikan surat persetujuan bahwa orang tua bayi menyetujui

tindakan yang akan dilakukan

9. Beritahu ibu agar memberikan ASI esklusif sejak dini pada bayi

sebagai imunologi pertama bayi juga pemenuhan nutrisi pada bayi

dapat terpenuhi.

10. Anjurkan ibu menyusui bayinya sesering mungkin tanpa

dijadwalkan atau membangunkan bayi setiap 2 jam untuk disusui.

11. Ajarkan ibu teknik menyusui yang benar

12. Lakukan penimbangan berat badan bayi setiap hari

13. Beritahu ibu apa saja tanda bahaya pada bayi baru lahir
54

14. Jadwalkan kunjungan rumah pada tanggal 23 sampai 28 februari

2023 untuk memantau pertumbuhan dan perkembangan bayi.

STANDAR IV IMPLEMENTASI

Tanggal 21 Februari 2023, Pukul 14.45-15.00 WITA :

1. Menyampaikan kepada orang tua/keluarga tentang keadaan

bayinya.

Hasil : Keadaan umum bayi baik

Tanda-Tanda Vital

a. Suhu : 36,7°C (36,5-37,5°C)

b. Frekuensi jantung :142 kali/menit, Normal (120-160 kali/menit)

c. Pernapasan : 50 kali/menit, Normal (40-60 kali/menit)

2. Memotong dan merawat tali pusat dengan tidak memberikan

apapun pada tali pusat.

3. Melakukan inisiasi menyusu dini selama 1 jam kelahiran, yakni

membantu stabilisasi pernapasan, mengendalikan suhu tubuh bayi,

kadar bilirubin bayi juga lebih cepat normal karena pengeluaran

meconium lebih cepat sehingga dapat menurunkan insiden ikterus

bayi baru lahir. Ibu juga dianjurkan agar memberikan asi pertama

(colostrum) untuk pertahanan awal tubuh bayi serta meningkatkan

ikatan batin antara ibu dan bayi.

4. Melakukan pengukuran antropometri untuk menilai status gizi bayi

serta memprediksi komplikasi kesehatan jangka panjang.


55

Hasil : Berat badan lahir 3400 gram, Panjang badan 51 cm ,

Lingkar kepala 35 cm, Lingkar dada 33 cm, Lingkar perut 32 cm,

Lingkar lengan atas 12 cm.

5. Memberikan salep antibiotik tetrasiklin 1% pada kedua mata bayi

untuk menghindari terjadinya infeksi mata yang ditandai dengan

mata kemerahan dan nanah.

6. Memberikan suntikan vitamin K1 sebanyak 0,5 mg secara

intramuskular pada paha kiri bayi untuk mencegah perdarahan

akibat defesiensi vitamin K pada bayi.

7. Memberikan suntikan Hb0 sebanyak 0,5 ml secara intramuskular

pada paha kanan untuk mencegah penyakit hepatitis B, yaitu

infeksi hati yang dapat menimbulkan komplikasi berbahaya, seperti

sirosis dan kanker hati.

8. Memberikan lembar persetujuan atas tindakan yang akan dilakukan

pada bayinya dimana ini di tujukan pada ibu atau suaminya serta

keluarga dari bayi

9. Memberitahu ibu agar memberikan ASI esklusif sejak dini pada bayi

sebagai imunologi pertama bayi juga pemenuhan nutrisi pada bayi

dapat terpenuhi.

10. Menganjurkan ibu menyusui bayinya sesering mungkin tanpa

dijadwalkan atau membangunkan bayi setiap 2 jam untuk disusui.


56

11. Mengajarkan ibu teknik menyusui yang benar

a. Tengkuk kepala bayi terletak di lengkung siku ibu. Tahan

bokong bayi dengan telapak tangan. Usahakan perut bayi

menempel pada badan ibu dengan muka bayi menghadap

payudara. Untuk memasukkan payudara ke mulut bayi, pegang

payudara dengan ibu jari di atas. Empat jari yang lain

menopang di bawahnya. Jangan menekan puting susu atau

areola.

b. Beri bayi rangsangan membuka mulut (rooting reflek) dengan

cara menyentuhkan puting susu ibu pada bibir bayi, pastikan

mulut bayi menganga, bibir bawah dan atas membuka lebar

dengan dagu menempel pada payudara ibu

c. Memastikan sebagian besar areola masuk ke dalam mulut bayi,

tidak terasa nyeri saat bayi menyusui, tidak terdengar bunyi

berdecak tetapi yang terdengar adalah suara meneguk bayi

12. Menyampaikan pada ibu bahwa bayi akan ditimbang berat

badannya setiap hari sebagai deteksi dini untuk mengetahui

kemungkinan masalah masalah atau penyimpangan yang terjadi

terhadap pertumbuhan dan perkembangan bayi.

13. Memberitahu ibu apa saja tanda bahaya pada bayi baru lahir

dimana suatu keadaan atau masalah yang dapat mengakibatkan

kematian pada bayi yaitu, bayi tidak mau menyusu, kejang, bayi

lemah, merintih, pusar kemerahan, demam, kulit bayi kuning.


57

14. Memberitahu ibu akan dikunjungi rumahnya pada tanggal 23

sampai 28 Februari 2023 untuk memantau pertumbuhan dan

perkembangan bayinya.

STANDAR V EVALUASI

1. Ibu dan keluarga telah mengetahui kondisi bayinya bahwa keadaan

umum bayi baik, dengan TTV :

a. Suhu : 36,7°C

b. Frekuensi jantung : 142 kali/menit

c. Pernapasan : 50 kali/menit

d. APGAR Score : 8/10

2. Telah dilakukan pemotongan tali pusat serta perawatan tali pusat

3. Telah dilakukan Inisiasi Menyusu Dini (IMD)

4. Hasil pemeriksaan atropometri BB 3400 gram, PB 51 cm, Lk 35 cm,

LD 33 cm, LP 32 cm, LILA 12 cm.

5. Telah dilakukan tindakan pemberian salep antibiotik tetrasiklin 1%

pada kedua mata bayi

6. Telah dilakukan tindakan pemberian suntikan vitamin K1 sebanyak

0,5 mg secara intramuskular pada paha kiri bayi

7. Telah dilakukan tindakan pemberian suntikan HB 0 sebanyak 0,5

ml secara intramuskular pada paha kanan bayi

8. Ibu serta keluarga telah menyetujui lembar persetuuan yang

diberikan atas semua tindakan yang akan dilakukan pada bayinya.

9. Ibu bersedia memberikan ASI esklusif kepada bayinya


58

10. Ibu bersedia menyusui bayinya sesering mungkin

11. Ibu belum mengetahui teknik menyusui yang benar

12. Ibu bersedia bayinya ditimbang setiap hari

13. Ibu belum mengetahui apa saja tanda bahaya pada bayi baru lahir

14. Ibu bersedia untuk dikunjungi rumahnya untuk memantau

pertumbuhan dan perkembangan bayinya.


59

STANDAR VI PENDOKUMENTASIAN

Pendokumentasian Hasil Asuhan Kebidanan dalam bentuk SOAP

Tanggal Masuk : 21 Februari 2023, Pukul 14.25 Wita

Tanggal Lahir : 21 Februari 2023, Pukul 14.32 Wita

Tanggal Pengkajian : 21 Februari 2023, Pukul 14.45 Wita

Nama Pengkaji : Siti Nurhalizah

Identitas bayi dan orang tua

1. Identitas bayi

Nama : Bayi Ny “N”

Tanggal lahir : 21 Februari 2023

Jenis kelamin : Perempuan

Anak ke : 3 (Ketiga)

2. Identitas Ibu/Ayah

Nama : Ny.”N” / Tn.”H”

Umur : 29 Tahun / 33 Tahun

Nikah/Lama : 1 Kali / ± 14 tahun

Suku : Makassar/ Makassar

Agama : Islam/ Islam

Pendidikan : SMA / SMA

Pekerjaan : IRT / Wiraswasta

Alamat : Dusun garangtiga, Desa Simbang


60

DATA SUBJEKTIF (S)

Ibu melahirkan tanggal 21 Februari 2023, Pukul : 14.32 WITA di TPMB

Bidan Asriyani S. Tr. Keb., persalinan normal ditolong oleh mahasiswa

dan bidan, jenis kelamin perempuan.

DATA OBJEKTIF (O)

a. Berat badan lahir : 3400 gram

b. Panjang badan : 51 cm

c. Lingkar kepala : 35 cm

d. Lingkar dada : 33 cm

e. Lingkar perut : 32 cm

f. Lingkar lengan atas : 12 cm

g. Apgar Score : 8/10

h. Tanda-Tanda Vital

a. Suhu : 36,7°C

b. Frekuensi jantung :142 kali/menit

c. Pernapasan : 50 kali/menit

ANALISA (A)

Bayi Cukup Bulan (BCB), Sesuai Masa Kehamilan (SMK)

PENATALAKSANAAN (P)

1. Menyampaikan kepada orang tua/keluarga tentang keadaan

bayinya.

Hasil : Keadaan umum bayi baik

Tanda-Tanda Vital
61

a. Suhu : 36,7°C (36,5-37,5°C)

b. Frekuensi jantung :142 kali/menit, Normal (120-160 kali/menit)

c. Pernapasan : 50 kali/menit , Normal (40-60 kali/menit)

2. Memotong dan merawat tali pusat dengan tidak memberikan

apapun pada tali pusat.

Hasil : Telah dilakukan pemotongan tali pusat serta perawatan tali

pusat.

3. Mempertahankan suhu tubuh bayi dengan melakukan inisiasi

menyusu dini selama 1 jam kelahiran, yakni membantu stabilisasi

pernapasan, mengendalikan suhu tubuh bayi, kadar bilirubin bayi

juga lebih cepat normal karena pengeluaran meconium lebih cepat

sehingga dapat menurunkan insiden ikterus bayi baru lahir. Ibu juga

dianjurkan agar memberikan asi pertama (colostrum) untuk

pertahanan awal tubuh bayi serta meningkatkan ikatan batin antara

ibu dan bayi.

Hasil : Ibu bersedia melakukan Inisiasi Menyusu Dini (IMD) pada

bayinya

4. Melakukan pengukuran antropometri untuk menilai status gizi bayi

serta memprediksi komplikasi kesehatan jangka panjang.

Hasil : Berat badan lahir 3400 gram, Panjang badan 51 cm ,

Lingkar kepala 35 cm, Lingkar dada 33 cm, Lingkar perut 32 cm,

Lingkar lengan atas 12 cm


62

5. Memberikan salep antibiotik tetrasiklin 1% pada kedua mata bayi

untuk menghindari terjadinya infeksi mata yang ditandai dengan

mata kemerahan dan nanah.

Hasil : Telah dilakukan tindakan pemberian salep antibiotik

tetrasiklin 1% pada kedua mata bayinya

6. Memberikan suntikan vitamin K1 sebanyak 0,5 mg secara

intramuskular pada paha kiri bayi untuk mencegah perdarahan

akibat defesiensi vitamin K pada bayi.

Hasil : Telah dilakukan tindakan pemberian suntikan vitamin K1

sebanyak 0,5 mg secara intramuskular pada paha kiri bayinya

7. Memberikan suntikan Hb 0 sebanyak 0,5 ml secara intramuskular 1

jam setelah vitamin K pada paha kanan untuk mencegah penyakit

hepatitis B, yaitu infeksi hati yang dapat menimbulkan komplikasi

berbahaya, seperti sirosis dan kanker hati.

Hasil : Telah dilakukan tindakan pemberian suntikan HB 0

sebanyak 0,5 ml secara intramuskular pada paha kanan bayinya

8. Memberikan lembar persetujuan atas tindakan yang akan dilakukan

pada bayinya dimana ini di tujukan pada ibu atau suaminya serta

keluarga dari bayi

Hasil : Ibu serta keluarga telah menyetujui lembar persetuuan yang

diberikan atas semua tindakan yang akan dilakukan pada bayinya


63

9. Memberitahu ibu agar memberikan ASI esklusif pada bayi sebagai

imunologi pertama bayi juga pemenuhan nutrisi pada bayi dapat

terpenuhi.

Hasil : Ibu bersedia memberikan ASI esklusif kepada bayinya

10. Menganjurkan ibu menyusui bayinya sesering mungkin tanpa

dijadwalkan atau membangunkan bayi setiap 2 jam untuk disusui.

Hasil : Ibu bersedia menyusui bayinya sesering mungkin tanpa

dijadwalkan

11. Mengajarkan ibu teknik menyusui yang benar

a. Tengkuk kepala bayi terletak di lengkung siku ibu. Tahan

bokong bayi dengan telapak tangan. Usahakan perut bayi

menempel pada badan ibu dengan muka bayi menghadap

payudara. Untuk memasukkan payudara ke mulut bayi, pegang

payudara dengan ibu jari di atas. Empat jari yang lain

menopang di bawahnya. Jangan menekan puting susu atau

areola.

b. Beri bayi rangsangan membuka mulut (rooting reflek) dengan

cara menyentuhkan puting susu ibu pada bibir bayi, pastikan

mulut bayi menganga, bibir bawah dan atas membuka lebar

dengan dagu menempel pada payudara ibu

c. Memastikan sebagian besar areola masuk ke dalam mulut bayi,

tidak terasa nyeri saat bayi menyusui, tidak terdengar bunyi

berdecak tetapi yang terdengar adalah suara meneguk bayi


64

Hasil : Ibu belum mengetahui teknik menyusui yang benar

12. Menyampaikan pada ibu bahwa bayi akan ditimbang berat

badannya setiap hari sebagai deteksi dini untuk mengetahui

kemungkinan masalah masalah atau penyimpangan yang terjadi

terhadap pertumbuhan dan perkembangan bayi.

Hasil : Ibu bersedia bayinya ditimbang setiap hari

13. Memberitahu ibu apa saja tanda bahaya pada bayi baru lahir

dimana suatu keadaan atau masalah yang dapat mengakibatkan

kematian pada bayi yaitu, bayi tidak mau menyusu, kejang, bayi

lemah, merintih, pusar kemerahan, demam, kulit bayi kuning.

Hasil : Ibu belum mengetahui apa saja tanda bahaya pada bayi

baru lahir

14. Memberitahu ibu akan dikunjungi rumahnya pada tanggal 23

sampai 28 Februari 2023 untuk memantau pertumbuhan dan

perkembangan bayinya .

Hasil : Ibu bersedia untuk dikunjungi rumahnya untuk memantau

pertumbuhan dan perkembangan bayinya.


65

Tabel 4.2 Catatan perkembangan hari pertama

Nama : Bayi Ny. “N” Tanggal : 22 Februari 2023 Nama dan


Umur : 1 hari Tempat : TPMB Asriyani S.Tr. Keb. Paraf
Waktu Catatan Perkembangan (SOAP)
Pukul 16. 50 wita Subjektif (S) Siti
Ibu mengatakan bahwa bayi masih Nurhalizah
kesulitan menyusui serta ibu belum
mengetahui apa saja tanda bahaya pada
bayi baru lahir.

Objektif (O)
Keadan umum bayi baik, dengan hasil
pemeriksaan antropometri Berat badan
lahir 3400 gram, Panjang badan 51 cm ,
Lingkar kepala 35 cm, Lingkar dada 33 cm,
Lingkar perut 32 cm, Lingkar lengan atas
12 cm.
TTV :
Suhu : 36,7 oC
Frekuensi jantung : 144 kali/menit
Pernapasan : 49 kali/menit

Analisa (A)
Bayi umur 1 hari dengan keadaan umum
baik.

Penatalaksanaan (P)
1. Menyampaikan hasil pemeriksaan pada
ibu dan keluarga bahwa keadaan umum
bayi baik, dengan berat badan 3400
gram, panjang badan 51 cm, lingkar
kepala 35 cm, lingkar dada 33 cm,
lingkar perut 32 cm, lingkar lengan atas
12 cm dengan tanda tanda vital dalam
batas normal : frekuensi jantung : 144
kali/menit, pernapasan : 49 kali/menit,
suhu : 36,70C ; ibu mengerti.
2. Mengajarkan ibu teknik menyusui yang
benar
a. Tengkuk kepala bayi terletak di
lengkung siku ibu. Tahan bokong
bayi dengan telapak tangan.
Usahakan perut bayi menempel
pada abdan ibu dengan muka bayi
menghadap payudara. Untuk
memasukkan payudara kemulut
bayi, pegang payudara dengan ibu
jari di atas. Empat jari yang lain
menopang di bawahnya. Jangan
menekan puting susu atau areola.
b. Beri bayi rangsangan membuka
mulut (rooting reflek) dengan cara
menyentuhkan puting susu ibu
pada bibir bayi, pastikan mulut bayi
66

menganga, bibir bawah dan atas


membuka lebar dengan dagu
menempel pada payudara ibu.
c. Memastikan sebagian besar areola
masuk kedalam mulut bayi, tidak
terasa nyeri saat bayi menyusui,
tidak terdengar bunyi berdecak
tetapi yang terdengar adalah suara
meneguk bayi.
Hasil : ibu belum mengerti.
3. Menganjurkan ibu untuk menyusui
secara on demand, menyusui on
demand artinya ibu menyusui bila bayi
dijumpai tanda-tanda lapar sesuai
kebutuhan bayi tanpa memandang
waktu ; ibu bersedia.
4. Menjelaskan kepada ibu tentang ASI
esklusif yaitu memberikan ASI saja
sampai bayi berusia 6 bulan tanpa
makanan tambahan seperti madu, air,
bubur, lumatan pisang, karena ASI
merupakan nutrisi yang baik untuk bayi
karena ASI mengandung antibody yang
baik, ASI mudah dicerna, tidak
menyebabkan diare ; ibu mengerti.
5. Memberitahu ibu apa saja tanda bahaya
pada bayi baru lahir dimana suatu
keadaan atau masalah yang dapat
mengakibatkan kematian pada bayi
yaitu, bayi tidak mau menyusu, kejang,
bayi lemah, merintih, pusar kemerahan,
demam, kulit bayi kuning ; ibu sudah
mengerti.
67

Tabel 4.3 Catatan perkembangan hari kedua


Nama : Bayi Ny. “N” Tanggal : 23 Februari 2023 Nama&
Umur : 2 Hari Tempat : Dusun Garangtiga, Desa Simbang Paraf
Waktu Catatan Perkembangan (SOAP)
Pukul 15.20 wita Subjektif (S) Siti
Ibu mengatakan perlekatan antara perut ibu Nurhalizah
dan bayi belum tepat.

Objektif (O)
Keadan umum bayi baik, tampak sedikit
kuning dengan Berat Badan : 3200 gram,
panjang badan 51 cm, lingkar kepala 35 cm,
lingkar dada 33 cm, lingkar perut 32 cm,
lingkar lengan atas 11 cm.
TTV :
Suhu : 36,6 oC
Frekuensi jantung : 148 kali/menit
Pernapasan : 43 kali/menit

Analisa (A)
Bayi umur 2 hari dengan penurunan berat
badan.

Penatalaksanaan (P)
1. Menyampaikan hasil pemeriksaan pada
ibu dan keluarga bahwa keadaan umum
bayi baik, dengan berat badan 3200 gram,
panjang badan 51 cm, lingkar kepala 35
cm, lingkar dada 33 cm, lingkar perut 32
cm, lingkar lengan atas 11 cm. tanda
tanda vital normal : frekuensi jantung :
148 kali/menit, pernapasan : 43 kali/menit,
suhu : 36,60C, tali pusar kering, ASI
sedikit, bayi kuat menyusu, daya isap dan
telan bayi baik ; ibu mengerti.
2. Menjelaskan kepada ibu bahwa
penurunan berat badan bayi merupakan
hal yang fisiologis terjadi pada minggu
pertama kelahiran karena tubuh bayi
cukup banyak mengandung air yang ia
bawa dari dalam rahim kemudian cairan
yang ada dalam tubuh bayi sedikit demi
sedikit keluar melalui urine dan bisa
terjadi dehidrasi pada bayi, maka dari itu
dianjurkan ibu untuk menyesui sesering
mungkin ; ibu mengerti.
3. Mengajarkan ibu teknik menyusui yang
benar
a. Tengkuk kepala bayi terletak di
lengkung siku ibu. Tahan bokong
bayi dengan telapak tangan.
Usahakan perut bayi menempel
pada abdan ibu dengan muka bayi
menghadap payudara. Untuk
68

memasukkan payudara kemulut


bayi, pegang payudara dengan ibu
jari di atas. Empat jari yang lain
menopang di bawahnya. Jangan
menekan puting susu atau areola.
b. Beri bayi rangsangan membuka
mulut (rooting reflek) dengan cara
menyentuhkan puting susu ibu pada
bibir bayi, pastikan mulut bayi
menganga, bibir bawah dan atas
membuka lebar dengan dagu
menempel pada payudara ibu.
c. Memastikan sebagian besar areola
masuk kedalam mulut bayi, tidak
terasa nyeri saat bayi menyusui,
tidak terdengar bunyi berdecak
tetapi yang terdengar adalah suara
meneguk bayi.
Hasil : ibu sudah mengerti.
4. Mengingatkan kembali untuk menyusui
bayinya sesering mungkin dan
membangunkan bayi setiap 2 jam untuk
disusui, karena apabila bayi mengalami
penurunan berat badan perlu diwaspadai
terjadi tanda bahaya seperti dehidrasi,
hipoglikemia ; ibu mengerti dan bersedia.
5. Menjelaskan kepada ibu bahwa tubuh
bayi yang tampak sedikit kuning atau
biasa disebut dengan ikterus. tanda
ikterus fisiologis adalah kadar bilirubin
mencapai 12 mg/dl (nillai normal 1,8
mg/dl) dan timbul pada hari kedua atau
ketiga setelah bayi lahir. ikterus yang
dialami bayi Ny “N” bisa dikatakan
fisologis karena tampak pada hari kedua
dari kehidupan, tindakan dan pengobatan
untuk mengatasi ikterus fisiologi adalah
mengajarkan ibu dan keluarga cara
menyinari bayi dengan cahaya matahari
pada pukul 07.00-08.00 wita selama 30
menit, yaitu 15 menit dalam posisi
terlentang dan 15 menit dalam posisi
tengkurap dengan mengatur posisi kepala
bayi agar wajah tidak langsung
menghadap ke cahaya matahari, biarkan
bayi telanjang hanya memakai popok
serta dapat memberikan minum (ASI)
sedini mungkin dengan jumlah cairan dan
kalori yang cukup ; ibu mengerti dan
bersedia.
6. Memberitahu ibu kembali tanda bahaya
yang ibu ketahui pada bayi baru lahir ; ibu
mengerti
69

7. Mengingatkan ibu untuk ke fasilitas


kesehatan jika terjadi tanda bahaya pada
bayi ; ibu bersedia
70

Tabel 4.4 Catatan perkembangan hari ketiga


Nama : Bayi Ny. “S” Tanggal : 24 Februari 2023 Nama &
Umur : 3 hari Tempat : Dusun Garangtiga, Desa Simbang Paraf
Waktu Catatan Perkembangan (SOAP)
Pukul 16.00 wita Subjektif (S) Siti
Bayi kuat menyusu, daya isap dan telan bayi Nurhalizah
baik, ASI sedikit, tali pusat kering.

Objektif (O)
Keadan umum bayi baik, Berat Badan : 3200
Gram
TTV :
Suhu : 36,9 oC
Frekuensi jantung : 146 kali/menit
Pernapasan : 45 kali/menit

Analisa (A)
Bayi umur 3 hari dengan keadaan umum
baik.

Penatalaksaan (P)
1. Menyampaikan hasil pemeriksaan pada
ibu dan keluarga bahwa kondisi bayi
dalam keadaan normal yaitu tanda tanda
vital; frekuensi jantung : 146 kali/menit,
pernapasan : 45 kali/menit, suhu : 36,90C
. Berat badan bayi 3200 gram, tali pusat
terlepas pukul 07.00 wita, bayi kuat
menyusu, daya isap dan telan bayi baik,
ASI lancar ; ibu mengerti.
2. Mengingatkan ibu agar tetap menjaga
personal hygiene bayi ; Ibu bersedia.
3. Mengingatkan kembali untuk menyusui
bayinya sesering mungkin ; ibu bersedia.
4. Memberikan KIE tentang makanan yang
bergizi untuk menambah ASI, seperti biji-
bijian, ekstrak daun katuk, sayuran hijau
seperti bayam dan kelor ; ibu mengerti.
71

Tabel 4.5 Catatan perkembangan hari keempat


Nama : Bayi Ny. “N” Tanggal : 25 Februari 2023 Nama &
Umur : 4 hari Tempat : Dusun Garangtiga, Desa Simbang Paraf
Waktu Catatan Perkembangan (SOAP)
Pukul 15.30 wita Subjektif (S) Siti
Bayi kuat menyusu, daya isap dan telan bayi Nurhalizah
baik, tali pusar terlepas pukul 07.00 wita, ASI
lancar.

Objektif (O)
Keadan umum bayi baik, Berat Badan : 3200
Gram
TTV :
Suhu : 36,8 oC
Frekuensi jantung : 150 kali/menit
Pernapasan : 48 kali/menit

Analisa (A)
Bayi umur 4 hari dengan keadaan umum
baik.

Penatalaksanaan (P)
1. Menyampaikan hasil pemeriksaan pada
ibu dan keluarga bahwa kondisi bayi
dalam keadaan normal yaitu tanda tanda
vital; frekuensi jantung : 150 kali/menit,
pernapasan: 48 kali/menit, suhu : 36,80C .
bayi kuat menyusu, daya isap dan telan
bayi baik, ASI lancar ; ibu mengerti.
2. Memberitahu ibu bahwa setelah tali pusar
lepas, pusar bayi harus tetap di jaga
kebersihannya sehari sekali dengan
menggunakan kapas dan air hangat
hingga kering agar terhindar dari infeksi ;
ibu mengerti dan bersedia.
3. Mengingatkan kembali untuk menyusui
bayinya sesering mungkin ; ibu bersedia.
4. Mengingatkan kembali ibu untuk tetap
memberikan ASI kepada bayinya karena
ASI sangat penting bagi bayi untuk
menunjang pertumbuhan dan
perkembangannya, selain itu ASI memiliki
kandungan antibody yang tidak terdapat
pada susu formula yang dapat melindungi
bayi dari berbagai macam penyakit ; ibu
mengerti dan bersedia.
72

Tabel 4.6 Catatan perkembangan hari kelima


Nama : Bayi Ny. “N” Tanggal : 26 Februari 2023 Nama &
Umur : 5 hari Tempat : Dusun Garangtiga, Desa Simbang Paraf
Waktu Catatan Perkembangan (SOAP)
Pukul 17.05 wita Subjektif (S) Siti
Bayi kuat menyusu, daya isap dan telan bayi Nurhalizah
baik, ASI lancar.

Objektif (O)
Keadan umum bayi baik dengan Berat Badan
3300 Gram, Panjang badan 51 cm, lingkar
kepala 35 cm, lingkar dada 32 cm, lingkar
peurt 31 cm, lingkar lengan atas 12 cm.
TTV :
Suhu : 36,5 oC
Frekuensi jantung : 149 kali/menit
Pernapasan : 51 kali/menit

Analisa (A)
Bayi umur 5 hari dengan keadaan umum
baik.

Penatalaksanaan (P)
1. Menyampaikan hasil pemeriksaan pada
ibu dan keluarga bahwa kondisi bayi
dalam keadaan demam yaitu dengan
tanda tanda vital; frekuensi jantung 149
kali/menit, pernapasan: 51 kali/menit,
suhu : 36,50C . bayi mengalami
peningkatan berat badan sebelumnya
yaitu Berat badan bayi 3300 gram,
Panjang badan 51 cm, lingkar kepala 35
cm, lingkar dada 32 cm, lingkar peurt 31
cm, lingkar lengan atas 12 cm, bayi kuat
menyusu, daya isap dan telan bayi baik,
ASI lancar ; ibu mengerti.
2. Mengingatkan kembali untuk menyusui
bayinya sesering mungkin ; ibu bersedia
3. Mengingatkan ibu untuk menyusui
bayinya ; ibu bersedia.
4. Mengingatkan kembali ibu tentang
makanan yang bergizi untuk menambah
ASI ; ibu bersedia.
5. Memberitahu ibu agar tetap selalu
menjaga kebersihan pusar dan
mengganti pakaian bayi jika basah atau
lembab ; ibu mengerti.
6. Memberitahu suami ibu tentang peran
suami dalam perawatan bayi, yaitu peran
suami dalam perawatan bayi sangatlah
penting, mengingat mengasuh bayi bukan
hhanya tugas ibu, suami juga dapat
73

membantu menggantikan popok bayi,


memberi dukungan kepada ibu, dan
membantu pekerjaan rumah tangga ;
suami ibu mengerti.
7. Memberitahu ibu kembali bahwa bayi
akan ditimbang berat badannya setiap
hari untuk melakukan deteksi dini
terhadap pertumbuhan dan
perkembanggan bayi ; ibu mengerti.
74

Tabel 4.7 Catatan perkembangan hari keenam


Nama : Bayi Ny. “N” Tanggal : 27 Februari 2023 Nama &
Umur : 6 hari Tempat : Dusun Garangtiga, Desa Simbang Paraf
Waktu Catatan Perkembangan (SOAP)
Pukul 15.40 wita Subjektif (S) Siti
ASI lancar, bayi demam. Nurhalizah

Objektif (O)
BB : 3300 Gram, bayi mengalami demam
karena terlalu lama dibedong.
TTV :
Suhu : 38,3 oC
Frekuensi jantung : 153 kali/menit
Pernapasan : 54 kali/menit

Analisa (A)
Bayi umur 6 hari dengan keadaan demam.

Penatalaksanaan (P)
1. Menyampaikan hasil pemeriksaan pada
ibu dan keluarga bahwa kondisi bayi saat
ini dalam keadaan normal dengan tanda
tanda vital; frekuensi jantung: 153
kali/menit, pernapasan: 54 kali/menit,
suhu : 38,30C, berat badan 3300 gram,
bayi menyusu kuat, daya isap dan telan
bayi baik, ASI lancar ; ibu mengerti.
2. Menjelaskan kepada ibu bahwa dengan
memberikan ASI yang cukup merupakan
cara menurunkan panas bayi, dan
usahakan jangan menutupi badan anak
dengan selimut tebal ; ibu mengerti dan
bersedia.
3. Memberitahu ibu untuk melakukan
kompres hangat pada bayi ; ibu bersedia.
4. Memberitahu ibu bahwa suhu tubuh bayi
bisa meningkat karena terlalu lama
dibedong atau membedong terlalu ketat
terutama jika cuaca sedang panas ; ibu
mengerti dan bersedia.
5. Mengingatkan kembali untuk menyusui
bayinya sesering mungkin ; ibu bersedia.
6. Memberitahukan ibu untuk ke fasilitas
kesehatan jika terjadi tanda bahaya pada
bayi nya ; ibu bersedia.
75

Tabel 4.8 Catatan perkembangan hari ketujuh


Nama : Bayi Ny. “N” Tanggal : 28 Februari 2023 Nama &
Umur : 7 hari Tempat : Dusun Garangtiga, Desa Simbang Paraf
Waktu Catatan Perkembangan (SOAP)
Pukul 16.55 wita Subjektif (S) Siti
Bayi kuat menyusu, daya isap dan telan bayi Nurhalizah
ASI lancar.

Objektif (O)
Keadaan umum bayi baik dengan Berat
Badan : 3300 Gram, Panjang badan : 51 cm,,
lingkar kepala 35 cm, lingkar dada 32 cm,,
lingkar perut 31 cm, lingkar lengan atas 11
cm.
TTV :
Suhu : 37,5 oC
Frekuensi jantung : 150 kali/menit
Pernapasan : 49 kali/menit

Analisa (A)
Bayi umur 7 hari dengan keadaan umum
baik.

Penatalaksanaan (P)
1. Menyampaikan hasil pemeriksaan pada
ibu dan keluarga bahwa kondisi bayi
dalam keadaan normal yaitu tanda tanda
vital; frekuensi jantung : 150 kali/menit,
pernapasan: 49 kali/menit, suhu : 37,50C .
Berat badan bayi 3300 gram, Panjang
badan : 51 cm,, lingkar kepala 35 cm,
lingkar dada 32 cm,, lingkar perut 31 cm,
lingkar lengan atas 11 cm. bayi kuat
menyusu, daya isap dan telan bayi baik,
ASI lancar ; ibu mengerti.
2. Mengingatkan ibu kembali untuk
menyusui bayinya sesering mungkin ; ibu
bersedia.
3. Mengingatkan ibu kembali untuk tetap
memberikan ASI pada bayinya ; ibu
bersedia.
4. Mengingatkan kembali tentang peran
suami dalam perawatan bayi ; ibu dan
suami mengerti.
5. Memberitahu ibu kembali tanda bahaya
pada bayi yaitu kondisi bayi dalam
keadaan demam ditandai dengan suhu
diatas 37,5 oC, bayi hipotermi atau
76

kedinginan apabila suhu dibawah 36,5


o
C, kejang, bayi belum pernah BAK dan
BAB setelah dua hari bayi lahir, tidak mau
menyusu, dan apabila menyusu di
muntahkan, tarikan nafasnya cepat,
nanah yang banyak di mata, merintih,
pusar kemerahan, diare, penurunan berat
badan drastis ; ibu mengerti.
6. Memberitahukan ibu untuk ke fasilitas
kesehatan jika terjadi tanda bahaya pada
bayinya ; ibu mengerti dan bersedia.
7. Menganjurkan ibu untuk membawa
bayinya ke fasilitas kesehatan untuk
diimunisasi, karena untuk meningkatkan
kekebalan tubuh agar terhindar dari suatu
penyakit ; ibu mengerti dan bersedia.
77

C. Pembahasan

Pada bab ini penulis menyajikan pembahasan kasus mengenai

“Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir Pada Masa Adaptasi Awal Usia

0-7 Hari” di TPMB Asriyani S.Tr. Keb. Pada tanggal 21 Februari 2023

yang disusun menggunakan standar asuhan kebidanan dimulai dari,

pengkajian, perumusan diagnosa atau masalah kebidanan,

perencanaan, implementasi, evaluasi, dan didokumentasikan dalam

bentuk SOAP.

Pengkajian dilakukan pada tanggal 21 Februari 2023, Ny “N”

dengan usia kehamilan 37 minggu 3 hari datang di TPMB Asriyani

S.Tr.Keb. pada pukul 14.30 WITA dengan keluhan nyeri perut tembus

belakang disertai dengan pelepasan lendir dan darah, kemudian bayi

Ny “N” lahir normal pada pukul 14.32 WITA. Hasil yang didapatkan

setelah melakukan pengkajian adalah Bayi baru lahir 3400 gram,

Panjang badan 51 cm, lingkar kepala 35 cm, lingkar dada 33 cm,

lingkar perut 32 cm, lingkar lengan atas 12 cm, keadaan umum bayi

baik, kulit kemerahan, tonus otot bergerak aktif dengan apgar score

8/10, tanda-tanda vital dalam batas normal, Frekuensi jantung 142

kali/menit, suhu 36, 7⁰C, Pernapasan 50 kali/menit, pemeriksaan fisik

tidak ada kelainan, tali pusat terklem dan masih basah, refleks bayi

baik.
78

Berdasarkan hasil pengkajian dalam kasus ini di dapatkan

diagnosa bahwa bayi Ny “N” di TPMB Asriyani S.Tr.Keb. adalah Bayi

Cukup Bulan dan Sesuai Masa Kehamilan.

Berdasarkan analisis diatas menurut teori pada tinjauan pustaka

bayi baru lahir normal dibedakan menurut tiga kategori yaitu menurut

masa gestasi, apabila usia gestasi 37 sampai 42 minggu, menurut

berat lahir antara 2500 sampai 4000 gram, menurut usia gestasi dan

berat lahir dikatakan sesuai masa kehamilan (SMK) (Varney, Helen,

2008).

Menurut teori ciri-ciri bayi baru lahir normal antara lain BB 2500-

4000 gram, PB 48-52 cm, LD 30-38 cm, LK 33-35 cm, LILA 11-12 cm,

Frekuensi Jantung 120-160 kali/menit, pernapasan ± 40-60 kali/menit,

suhu 36,5⁰C-37,5⁰C, kulit kemerahan, menangis kuat, genetalia

berbentuk sempurna, refleks bayi baik (Imroatus Solehah, 2021).

Tidak ada kesenjangan antara kasus dan teori yaitu usia gestasi

37-42 minggu, pada kasus terdapat usia kehamilan ibu 37 minggu,

menurut berat lahir normal 2500-4000 gram, pada kasus terdapat

berat lahir bayi 3400 gram, Panjang badan 48-52 cm, pada kasus

Panjang badan bayi 51 cm, LD 30-38 cm, pada kasus terdapat lingkar

dada 33 cm, LK 33-35 cm, pada kasus terdapat lingkar kepala 35 cm,

LILA 11-12 cm, pada kasus terdapat LILA bayi 12 cm, Frekuensi

jantung 120-160 kali/menit, pada kasus terdapat frekuensi jantung

bayi 142 kali/menit, pernapasan ± 40-60 kali/menit, pada kasus


79

terdapat pernapasan bayi 50 kali/menit, suhu 36,5 ⁰C-37,5 ⁰C, pada

kasus terdapat suhu bayi 36,7⁰C, serta kulit kemerahan, menangis

kuat, genetalia berbentuk sempurna, dan refleks bayi baik.

Tindakan yang dilakukan selama memberikan asuhan pada bayi

Ny “N” telah dicatat dalam bentuk catatan perkembangan SOAP

selama 2 hari di TPMB pada tanggal 21 dan 22 Februari 2023 dan 6

kali kunjungan rumah dimulai pada tanggal 23 sampai 28 Februari

2023.

Pada tanggal 22 Februari 2023 di TPMB Asriyani S.Tr. Keb.

dilakukan pengkajian pada hari pertama, data yang diperoleh yaitu ibu

belum mengetahui teknik menyusui yang benar dan belum

mengetahui apa saja tanda bahaya pada bayi baru lahir dengan hasil

pemeriksaan keadaan umum bayi baik, BB 3400 gram, dan tanda-

tanda vital bayi dalam batas normal, Tindakan yang berikan yaitu

mengajarkan ibu Teknik menyusui yang benar, menjelaskan kepada

ibu tentang ASI eksklusif, dan memberitahu apa saja tanda bahaya

pada bayi baru lahir.

Kunjungan rumah pada hari kedua tanggal 23 Februari 2023

diperoleh data ibu belum mengerti mengenai teknik menyusui yang

benar dengan hasil pemeriksaan keadaan umum bayi baik, tampak

sedikit kuning, BB 3200 gram, bayi mengalami penurunan berat

badan, tanda-tanda vital bayi dalam batas normal, Tindakan yang

diberikan yaitu menjelaskan kepada ibu perubahan yang terjadi pada


80

minggu pertama kelahiran,mengajarkan kembali ibu teknik menyusui

yang benar, mengingatkan Kembali ibu untuk menyusui sesering

mungkin.

Kunjungan rumah pada hari ketiga tanggal 24 Februari 2023

diperoleh data bayi kuat menyusu, daya isap dan telan bayi baik, ASI

sedikit, tali pusat kering dengan hasil pemeriksaan BB 3200 gram,

keadaan umum bayi baik, tanda-tanda vital bayi dalam batas normal,

Tindakan yang diberikan yaitu mengingatkan agar tetap menjaga

personal hygiene, menyusui sesering mungkin, dan KIE tentang

makanan penambah ASI.

Kunjungan rumah pada hari keempat tanggal 25 Februai 2023

diperoleh data ASI lancar dan tali pusar terlepas, dengan keadaan

umum bayi baik, tanda-tanda vital bayi dalam batas normal, Tindakan

yang diberikan yaitu memberitahu ibu tetap menjaga kebersihan tali

pusar, mengingatkan ibu untuk menyusui sesering mungkin.

Kunjungan rumah pada hari kelima tanggal 26 Februari 2023

diperoleh data ASI lancar, BB 3300 gram, bayi mengalami

peningkatan berat badan, tanda-tanda vital bayi dalam batas normal,

dengan tindakan yang berikan mengingatkan ibu untuk menyusui

bayinya, memberitahu ibu membawa bayi ditimbang berat badannya

setiap hari.

Kunjungan rumah hari keenam pada tanggal 27 Februari 2023

diperoleh data dengan hasil pemeriksaan bayi dalam keadaan


81

demam, suhu 38,3⁰C, BB 3300 gram, Frekuensi jantung 153

kali/menit, pernapasan 54 kali/menit, tindakan yang diberikan yaitu

memberitahu ibu untuk melakukan kompres hangat, menjelaskan

kepada ibu dengan memberikan ASI yang cukup merupakan cara

menurunkan panas bayi, memberitahu ibu untuk ke fasilitas

Kesehatan jika terjadi tanda bahaya pada bayinya.

Kunjungan rumah hari ketujuh pada tanggal 28 Februari 2023

diperoleh data dengan keadaan umum bayi baik dengan berat badan

3300 gram, tanda-tanda vital : suhu 37,5 ⁰C, Frekuensi jantung 150

kali/menit, pernapasan 49 kali/menit, Tindakan yang diberikan yaitu

mengingatkan ibu untuk menyusui bayinya sesering mungkin,

memberikan ASI setiap 2 jam, memberitahu Kembali tanda bahaya

bayi baru lahir, memberitahu ibu untuk kefasilitas Kesehatan jika

terjadi tada bahaya pada bayi, menganjurkan ibu untuk membawa

bayinya imunisasi.

Terdapat beberapa faktor yang mendukung keberhasilan dalam

melakukan Asuhan pada bayi Ny “N” mulai dari kunjungan pertama

sampai kunjungan ketujuh, dalam tahap ini penulis tidak menemukan

hambatan ataupun masalah karena seluruh tindakan sudah

berorientasi pada kebutuhan klien, hal ini ditunjang pula oleh ibu yang

sangat kooperatif dalam menerima semua saran dan tindakan yang

diberikan, ibu memahami apa yang telah dijelaskan dari tidak tahu

menjadi tahu setelah diberikan penjelasan ibu bersedia bekerja sama


82

dalam memberikan informasi dan menerima semua saran dan

tindakan yang diberikan.


BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Setelah penulis melakukan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir

normal berdasarkan teori dan pengalaman praktik dengan melakukan

secara langsung studi kasus pada bayi Ny.”N” di TPMB Asriyani S. Tr.

Keb. tanggal 21 S/D 28 Februari 2023, maka dalam bab ini penulis

mengambil kesimpulan dan saran sebagai berikut :

A. Kesimpulan

1. Pada pengkajian data dasar yang dilakukan pada bayi Ny.”N”

sudah sesuai dengan standar.

2. Perumusan diagnosa atau masalah kebidanan berdasarkan data

subjektif dan objektif yang diperoleh dari pengkajian, maka

ditegakkan diagnosa BCB, SMK dengan keadaan baik, serta terjadi

penurunan berat badan pada hari kedua, dari diagnosa diatas

bahwa permasalahan yang terjdai pada bayi masih dalam batas

normal dan harus segera ditangani.

3. Perencanaan asuhan yang dilakukan pada bayi Ny ”N” mengacu

pada diagnosa yang ditegakkan.

4. Implementasi yang dilakukan pada bayi Ny ”N” mengacu pada

rencana asuhan yang telah dibuat. Semua asuhan yang dibuat

sudah terlaksana tanpa hambatan di karenakan ibu yang

82
83

kooperatif, cepat, tanggap dalam menerima semua saran dan

tindakan yang diberikan.

5. Evaluasi asuhan kebidanan pada bayi Ny ”N” didapatkan hasil

keadaan bayi dalam keadaaan normal.

6. Pendokumentasian sangat penting dilaksanakan pada setiap tahap

pada proses asuhan kebidanan, karena hal ini merupakan bukti

tanggung jawab dan tangggung gugat bidan terhadap asuhan yang

diberikan kepada klien. Pendokumentasian ditulis dalam bentuk

catatan perkembangan SOAP.

B. Saran

1. Perlu perhatian dan dukungan dari tenaga kesehatan yang

memadai terhadap ibu terutama pada tahap perencanaan guna

meningkatkan pengetahuan dan kesadaran ibu agar kondisi bayi

tetap dalam keadaan baik

2. Pada saat evaluasi ibu diharapkan dapat memahami apa yang

disampaikan dan mengikuti saran saran yang yang diberikan oleh

tenaga kesehatan

3. Dalam pembuatan dokumentasi, sebaiknya memperhatikann

prinsif, manfaat, serta syarat syarat dalam konsep dokumentasi

agar data bayi tepat dan akurat sesuai dengan aturannya.

4. Diharapkan kepada penulis dan tenaga Kesehatan menjelaskan

kepada pasien dan keluarganya mengenai rencana asuhan yang

diberikan dengan jelas.


84

5. Diharapkan kepada penulis dan tenaga Kesehatan untuk

melakukan evaluasi kembali kepada bayi baru lahir terkait asuhan

yang diberikan.

6. Diharapkan agar setiap proses asuhan yang telah diberikan

memiliki bukti yang ditulis oleh penulis maupun tenaga Kesehatan

yang berbentuk SOAP.


85

Anda mungkin juga menyukai