A
UMUR 0 MENIT DENGAN CAPUT SUCCEDANEUM
Pembimbing Akademik:
Kartika Sari, S.SiT.,M.Keb
Oleh:
Elis Widyawati
152212018
A. Latar Belakang
tahun 2021 adalah 32 kematian per 1000 kelahiran hidup. AKB merupakan
jumlah kematian bayi (0-11 bulan) / 1000 kelahiran hidup dalam kurun waktu
Antenatal, status gizi ibu hamil, tingkat keberhasilan program KIA dan KB,
dari (asfiksia, ikterus, berat badan lahir rendah, caput succedaneum) 62%,
diare 17%, kelainan kongenital 6%, meningitis 5%, pneumoni 4%, tetanus
sepsis pada bayi baru lahir adalah caput succedaneum yaitu pembengkakan
difus jaringan lunak kepala, yang dapat melampaui sutura garis tengah,
benjolan yang difus kepala terletak pada presentasi kepala bayi baru lahir,
1
terjadi oedema di bawah kepala bayi sebagai akibat pengeluaran serum dari
lahir dengan caput succedaneum yaitu memberikan asuhan agar tidak terjadi
komplikasi, bidan harus dapat mengenali dengan baik tanda-tanda bayi baru
cara menjaga personal hygiene, perawatan tali pusat pada bayi dengan baik
“Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir Ny. A Umur 0 Menit dengan Caput
B. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
a. Penulis mampu :
teori dan praktek di lapangan pada bayi baru lahir Ny. A umur 0
TINJAUAN PUSTAKA
a. Definisi
Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dalam presentasi
belakang kepala melalui vagina tanpa memakai alat, yang pada usia
sampai 40x/menit.
8
9
sempurna.
c. Penatalaksanaan
dari kain.
daerah leher.
8) Memberikan Vitamin K
a) Pada alat atau gelang bayi tercantum : Nama (By. Ny. A),
Lengkap
1) Asfiksia
2) Ikterus
Keadaan yang dialami bayi baru lahir dengan berat badan lahir
4) Caput Succedaneum
5) Cephal Hematom
2. Caput Succedaneum
a. Definsi
segera tampak setelah bayi lahir, tak terbatas tegas dan melewati
b. Etiologi
d. Patofisiologi
e. Komplikasi
1) Anemia
2) Caput Hemoragik
3) Infeksi
4) Ikterus
Terjadi apabila bayi baru lahir dengan berat badan lahir rendah.
f. Penatalaksanaan
sinar matahari.
pasien.
Varney terdiri :
1) Data Subyektif
a) Identitas bayi
bayi.
bayi.
17
itu lahir.
perempuan.
tersebut.
bagaimana kita
memberikan dukungan
memberikan asuhan.
budaya.
bayi.
selama di RS.
pasien.
b) Keluhan utama
ibu.
bayi lahir.
penyuluhan sebelumnya.
(Varney, 2007).
(Varney, 2007)
20
kesulitan bernafas.
minggu.
berwarna kuning.
21
malam hari.
diastolik 90 mmHg.
(Varney, 2007).
(Varney, 2007).
i) Riwayat operasi
2) Data Obyektif
a) Pemeriksaan khusus
Keterangan :
caput succedaneum
(1) Suhu
(2) Pernafasan
fisik meliputi :
(1) Kepala
(3) Mata
(4) Telinga
(5) Hidung
(6) Mulut
(7) Leher
(8) Dada
(10) Punggung
(11) Ekstremitas
(12) Genetalia
(Dewi, 2010).
(13) Anus
d) Pemeriksaan reflek
berikut :
e) Pemeriksaan Antopometri
antopometri meliputi :
normal.
f) Nutrisi
(1) ASI
(2) PASI
g) Eliminasi
(1) Urine
(2) Mekonium
1) Diagnosa Kebidanan
succedaneum.
Data dasar
Subyektif :
Obyektif :
1) Keadaan Umum
2) Kesadaran
3) Apgar Score
garis tengkorak
2) Masalah
perawatan telah diberikan secara baik dan benar, pada bayi baru
3) Kebutuhan
bersih.
sinar matahari.
komplikasi.
3. Data Perkembangan
(2007), yaitu :
34
S : Subyektif
O : Obyektif
A : Assesment
rujukan.
P : Planning
C. Landasan Hukum
harus berdasarkan :
1. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia, No.
rujukan.
c. Perawatan bayi.
f. Pemberian imunisasi.
g. Pemberian penyuluhan.
BAB IV
Ruang : VK
Tanggal Masuk
:25November2022
A. TINJAUAN KASUS
I. PENGKAJIAN DATA
A. IDENTITAS
1) Identitas Bayi
b) Umur : 0 Menit
2) Identitas Orangtua
41
42
B. ANAMNESA ( DATA
1) Keluhan Utama
bulan.
pinggang.
gizi ibu hamil dan tanda bahaya kehamilan oleh bidan pada umur
f) Imunisasi TT
TT 2 : November 2020
TT 3 : Januari 2021
b) Penolong : Bidan.
4) Riwayat Penyakit
hari.
mulutnya.
Ibu mengatakan dari pihak suami dan ibu tidak ada penyakit
kembar.
e. Riwayat Operasi
C. PEMERIKSAAN FISIK
Respiration 2 2 2
(Pernafasan)
Jumlah 8 9 10
Sumber : Status pasien bayi Ny. A
2) Pemeriksaan Umum
b) Kesadaran : Composmentis
46
N : 144 x/ menit
ubun-ubun berdenyut.
labiopalatoskizis).
kelenjar limfe.
dan infeksi.
muda.
mekonium.
47
4) Refleks
5) Antopometri
a) Lingkar Kepala : 31 cm
b) Lingkar Dada : 31 cm
c) LILA : 10 cm
d) BB / PB : 3100 gram / 49 cm
6) Nutrisi
7) Eliminasi
D. PEMERIKSAAN PENUNJANG
A. DIAGNOSA KEBIDANAN
succedaneum.
Data Dasar
Data Subyektif :
09.55 WIB.
Data Obyektif :
2) Kesadaran : Composmentis
3) TT C R : 54 x/ menit
V
N : 144 x/ menit
49
4) Keaktifan : Aktif
6) Panjang Badan : 49 cm
7) Lingkar Kepala : 31 cm
8) Lingkar dada : 31 cm
9) LILA : 10 cm
tulang tengkorak.
B. MASALAH
Gangguan rasa tidak nyaman akibat dari benjolan yang ada di kepala dan
bayi rewel.
C. KEBUTUHAN
betadine.
V. RENCANA TINDAKAN
c. Berikan lingkungan yang baik dan pertahankan suhu bayi agar tetap hangat
e. Beri nutrisi yang adekuat dengan cara pemberian ASI dari ibu dengan cara
diperas.
VI. PELAKSANAAN
b. Pukul 11.00 WIB mengobservasi keadaan umum dan vital sign setiap 6
jam.
suhu tubuh bayi agar tetap hangat dengan meletakkan bayi dalam radiant
warmer.
betadine.
e. Pukul 11.15 WIB memberikan nutrisi yang adekuat dengan pemberian ASI
sebanyak ± 50 cc.
f. Pukul 11.20 WIB menganjurkan pada keluarga untuk tidak terlalu sering
mengangkat bayinya.
caput succedaneum adalah keadaan yang umum terjadi pada bayi yang
lahir, akan timbul benjolan di kepala yang akan hilang dalam waktu 2-3
VII. EVALUASI
kering.
52
c. Daerah caput sudah diusap dengan kassa air hangat sebanyak 3 kali.
e. Ibu dan keluarga sudah mengetahui untuk tidak terlalu sering mengangkat
bayinya.
f. Ibu dan keluarga sudah mengetahui tentang caput succedaneum pada bayi
baru lahir.
53
DATA PERKEMBANGAN I
Subyektif
Obyektif
Vital sign C
5. Pemeriksaan reflek moro baik, rooting baik, walking baik, grasping baik,
Assesment
Bayi Ny. A umur 1 hari jenis kelamin laki-laki dengan caput succedaneum
Planning
1. Pukul 10.05 WIB mengobservasi keadaan umum dan vital sign setiap 6 jam.
54
5. Pukul 10.25 WIB mengompres daerah caput succedaneum dengan kassa air
hangat.
8. Pukul 10.40 WIB menganjurkan ibu untuk tetap memerah ASI dan
Evaluasi
3. Ibu dan keluarga sudah tahu dan tidak akan terlalu sering mengangkat
bayinya.
6. Imunisasi Hb 0
DATA PERKEMBANGAN II
Subyektif
Obyektif
Vital sign : N C
Assessment
Bayi Ny. A umur 2 hari jenis kelamin laki-laki dengan caput sucedaneum
Planning
2. Pukul 08.40 WIB mengajarkan ibu cara merawat tali pusat di rumah yaitu
dengan cara mengganti kassa steril sesudah mandi atau dibiarkan saja.
56
3. Pukul 08.45 WIB mengajarkan cara merawat bayi sehari-hari yaitu dengan
mengganti popok bila sudah basah atau kotor dan memandikan bayi,
4. Pukul 08.50 WIB menganjurkan ibu untuk memberikan ASI eksklusif pada
bayinya.
Evaluasi
3. Ibu sudah tahu cara merawat bayinya sehari-hari dengan mengganti popok
B. PEMBAHASAN
Pada bab ini penulis akan membahas Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir Pada By.
1. Pengkajian
kebidanan pada pasien (Varney, 2007). Data subyektif adalah data yang
(2009), keluhan utama pada bayi baru lahir dengan caput succedaneum adalah
ibu mengatakan ada benjolan di kepala bayinya seteah lahir. Bayi dengan
2010).
Data obyektif adalah data yang dapat diobservasi dan diukur, selama pemeriksaan
fisik (Nursalam, 2009). Terlihat kepala terdapat benjolan yang teraba lunak,
bebatas tidak tegas, sutura melewati tulang tengkorak, benjolan berisi cairan
(Arief, 2009), reflek kejut positif baik, reflek menggenggam baik, reflek
menghisap baik, reflek mencari baik, reflek walking baik, reflek tonick neck
teraba lunak, batas tidak tegas dan sutura melewati tulang tengkorak, raflek
kejut positif, reflek mencari baik, reflek menggenggam baik, reflek menghisap
baik, reflek walking baik, reflek tonick neck baik, lingkar kepala 31 cm, lingkar
2. Interpretasi Data
Diagnosa : Bayi Ny. ... umur ... jam dengan caput succedaneum. Masalah yang
terjadi pada bayi dengan caput succedaneum adalah bayi akan mengalami
dan benar, pada bayi baru lahir dengan caput succedaneumbayi merasa tidak
nyaman seperti bayi menjadi rewel (Mufdlifah, 2012). Kebutuhan adalah suatu
hal yang dibutuhkan pasien dan belum teridenfikasikan dalam diagnosa dan
masalah didapat dengan analisa data (Varney, 2007). Menurut Dewi (2012),
kebutuhan yang diperlukan bayi baru lahir dengan caput succedaneum adalah
usahakan bayi untuk tidak diangkat, memberi ASI yang adekuat, menjaga
benjolan supaya tidak terjadi iritasi atau infeksi, pertahankan area caput
Pada langkah ini didapatkan diagnosa kebidanan bayi baru lahir Ny. A
masalah gangguan rasa tidak nyaman akibat benjolan yang ada dikepala dan
bayi rewel, kebutuhan yang diberikan yaitu usahakan bayi tidak terlalu sering
diangkat, memberi ASI yang adekuat, menjaga benjolan supaya tidak terjadi
iritasi atau infeksi dan pertahankan area caput succedaneum agar tetap kering
dan bersih.
Pada langkah ini penulis tidak menemukan adanya kesenjangan antara teori
3. Diagnosa Potensial
Masalah potensial pada bayi baru lahir dengan caput succedaneum adalah
Pada kasus bayi Ny. A diagnosa potensial tidak muncul setelah dilakukan
asuhan yang tepat dan menyeluruh. Pada langkah ini tidak ditemukan adanya
succedaneum adalah menjaga kebersihan dan menjaga agar kulit yang terluka
untuk diperhatikan dan dapat digunakan obat- obat antiseptik lokal(Arief dan
kristiyanasari, 2009).
kebersihan kulit yang terluka dengan kompres air hangat atau kassa betadine
Pada langkah ini penulis tidak menemukan adanya kesenjangan antara teori
5. Rencana Tindakan
Rencana tindakan adalah suatu hal tindakan yang akan diberikan kepada
Arief (2009) rencana asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan caput
succedaneum adalah :
matahari.
d. Pemberian ASI yang adekuat, ajarkan ibu cara menetekkan dengan tiduran
untuk mengurangi anak jangan sering diangkat, agar benjolan tidak meluas.
Pada kasus bayi Ny. A rencana yang dibuat meliputi : rawat bayi seperti
bayi normal, observasi keadaan umum dan vital sign setiap 6 jam, berikan
lingkungan yang baik, adanya ventilasi dan sinar matahari yang cukup,
pertahankan suhu bayi agar tetap hangat dengan membedong bayi tanpa ikatan
yg kuat dan selimuti, rawat tali pusat menggunakan kassa steril setiap 2 kali
menggunakan air hangat dan waslap setelah disibin, beri nutrisi yang adekuat,
ajarkan ibu teknik menyusui yang benar, observasi BAB dan BAK, anjurkan
Pada langkah ini penulis menemukan adanya kesenjangan antara teori dan
kasus yang ada di lahan praktek yaitu kompres daerah caput dengan
menjadi parah dan untuk menjaga supaya tidak terinfeksi dan pemberian obat
6. Pelaksanaan
dari perencanaan. Penatalaksanaan asuhan ini bisa dilakukan oleh klien atau
tenaga kesehatan lainnya (Varney, 2007). Pelaksanaan asuhan pada bayi baru
dibuat.
Pada langkah ini penulis menemukan adanya kesenjangan antara teori dan
kasus yang ada di lahan praktek yaitu kompres daerah caput dengan
7. Evaluasi
lahir dengan caput succedaneum adalah : keadaan umum bayi baik, bayi
tampak tenang dan nyaman, benjolan caput succedaneum bayi baru lahir
Pada kasus bayi Ny. A setelah dilakukan asuhan selama 3 hari didapatkan
hasil dari asuhan yaitu keadaan umum bayi baik, kesadaran composmentis,
benjolan yang ada dikepala sudah menghilang, berat badan / panjang badan :
Pada langkah ini tidak ada kesenjangan antara teori dan kasus yang ada
dilahan praktek.
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Setelah melaksanakan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir pada bayi Ny.
aktif, terdapat benjolan dikepala, teraba lunak, batas tidak tegas dan sutura
baik, reflek menghisap baik, reflek mencari baik, reflek walking baik,
reflek tonick neck baik, lingkar kepala 31 cm, lingkar dada 31 cm, LILA
masalah gangguan rasa tidak nyaman akibat dari bejolan yang ada di
kepala dan bayi rewel, kebutuhan yang diberikan yaitu usahakan agar bayi
benjolan supaya tidak terjadi iritasi atau infeksi dan pertahankan area
3. Diagnosa potensial tidak muncul setelah dilakukan asuhan yang tepat dan
menyeluruh.
kulit yang terluka dengan kompres air hangat pada daerah caput
5. Rencana yang dibuat meliputi : rawat bayi seperti bayi normal, observasi
keadaan umum dan vital sign bayi setiap 6 jam, berikan lingkungan yang
baik, adanya ventilasi dan sinar matahari yang cukup, pertahankan suhu
tubuh bayi agar tetap hangat dengan meletakkan bayi dalam radiant
warmer, rawat tali pusat menggunakan kassa steril setiap 2 kali setelah
menggunakan kompres air hangat atau kassa betadine, beri nutrisi yang
adekuat, ajarkan ibu teknik menyusui yang benar, observasi BAB dan
bayinya.
7. Setelah dilakukan asuhan selama 3 hari didapatkan hasil dari asuhan yaitu
sudah menghilang, berat badan / panjang badan : 3100 gram / 49 cm, tali
8. Penulis menemukan adanya kesenjangan antara teori dan kasus yang ada
B. SARAN
1. Bagi PMB
2. Bagi Pasien
Diharapkan ibu mampu merawat bayinya sendiri di rumah dengan baik dan
3. Pendidikan
Dewi, Vivian Nani Lia. 2010. Asuhan Neonatus Bayi Dan Anak Balita. Jakarta :
Salemba Medika.
Kusdhani, Nindya. 2014. Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir Pada Bayi Ny. Y
dengan Caput Succedaneum di RSUD Dr. Soehadi Prijonegoro Sragen.
Karya Tulis Ilmiah.
Marmi, Raharjo. 2012. Asuhan Neonatus Bayi, Balita dan Anak Prasekolah.
Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Matondang, dkk. 2013. Diagnosis Fisik Pada Anak. Jakarta : CV. Agung Seto.
Prasetyawati, A.E. 2012. Kesehatan Ibu dan Anak (KIA). Yogyakarta : Nuha
Medika.
6
8